Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN PERKARA

DI PENGADILAN AGAMA
Tomy Saladin
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon
Email :saladintomy@gmail.com

Abstrak
Mediator memiliki peran sangat penting akan keberhasilan mediasi. Oleh karena itu, mereka
harus memiliki kemampuan yang baik agar proses mediasi dapat berjalan lancar dan sesuai
dengan prosedur yang telah diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur
Mediasi di Pengadilan. Setiap pemeriksaan perkara perdata di pengadilan harus diupayakan
perdamaian dan mediasi sendiri merupakan kepanjangan upaya perdamaian. Mediasi akan
menjembatani para pihak dalam menyelesaikan masalah yang buntu agar
mencapai/memperoleh solusi terbaik bagi mereka. Selanjutnya ditegaskan bahwa peradilan
agama sebagai peradilan keluarga haruslah dimaksudkan tidak sebagai peradilan biasa.
Maknanya, hanya melaksanakan kekuasaan kehakiman secara tradisional dan kaku dalam
menyelesaikan sengketa keluarga yang diajukan kepadanya.

Kata Kunci: Penerapan, Mediasi dan Pengadilan

Abstract
Mediators have a very important role to the success of mediation. Therefore, they must have a
good ability to make the mediation process work smoothly and in accordance with the
procedures set forth in Perma Number 1 Year 2008 About Mediation Procedure in Court. Any
trial of civil cases in court should be pursued peace and mediation itself is an extension of the
peace effort. Mediation will bridge the parties in solving the deadlock problem in order to
achieve / obtain the best solution for them. Furthermore, it is emphasized that the religious
court as a family court should be intended not as an ordinary justice. Meaning, it only
exercises the traditional and rigid judicial authorities in settling family disputes filed against
it.

Keywords: Implementation, Mediation and Court

Mahkamah: Jurnal Kajian Hukum Islam 146


Vol.2, No.2, Desember 2017
E-ISSN: 2502-6593
Tomy Saladin 147

A. Pendahuluan yang tidak terpuji. Ketiga, sedikitnya


Sebagai metode penyelesaian jumlah perkara yang diajukan ke
sengketa secara damai, mediasi pengadilan tersebut juga akan membuat
mempunyai peluang yang besar untuk pemeriksaan perkara di pengadilan
berkembang di Indonesia. Dengan adat berjalan cepat.
ketimuran yang masih mengakar, Kewajiban mediasi bagi pihak
masyarakat lebih mengutamakan tetap yang berperkara bermakna sangat luas,
terjalinnya hubungan silaturahmi antar para pihak diwajibkan untuk
keluarga atau hubungan dengan rekan melakukan mediasi dalam
bisnis daripada keuntungan sesaat menyelesaikan segala perkara perdata
apabila timbul sengketa. sepanjang tidak dikecualikan dalam
Menyelesaikan sengketa di pengadilan Pasal 4. Kecuali perkara yang
mungkin menghasilkan keuntungan diselesaikan melalui prosedur
besar apabila menang, namun pengadilan niaga, pengadilan hubungan
hubungan juga menjadi rusak. industrial, keberatan atas putusan
Menyelamatkan muka (face saving) Badan Penyelesaian Sengketa
atau nama baik seseorang adalah hal Konsumen, dan keberatan atas putusan
penting yang kadang lebih utama Komisi Pengawasan Persaingan Usaha,
dalam proses penyelesaian sengketa di semua sengketa perdata yang diajukan
Negara berbudaya Timur, termasuk ke Pengadilan Tingkat Pertama wajib
Indonesia. lebih dulu diupayakan penyelesaian
Mediasi merupakan salah satu melalui perdamaian dengan bantuan
instrumen efektif penyelesaian mediator.
sengketa non-litigasi yang memiliki Tindakan hakim dalam
banyak manfaat dan keuntungan. mendamaikan para pihak yang
Manfaat dan keuntungan menggunakan bersengketa adalah untuk
jalur mediasi antara lain adalah bahwa menghentikan persengketaan dan
sengketa dapat diselesaikan dengan mengupayakan agar perceraian tidak
win-win solution, waktu yang terjadi. Hakim yang mempunyai andil
digunakan tidak berkepanjangan, biaya dalam mengupayakan perdamaian
lebih ringan, tetap terpeliharanya adalah hakim dalam sidang perkara
hubungan antara dua orang yang perceraian ketika sidang perkara
bersengketa dan terhindarkannya dimulai, sedangkan mediator
persoalan mereka dari publikasi yang merupakan seorang hakim yang
berlebihan. ditunjuk oleh hakim majelis untuk
Mediasi tidak hanya bermanfaat mengupayakan perdamaian bagi para
bagi para pihak yang bersengketa, pihak di luar sidang pengadilan
melainkan juga memberikan beberapa berdasarkan kesepakatan para pihak.
manfaat bagi dunia peradilan. Pertama, Mediator meiliki peran menentukan
mediasi mengurangi kemungkinan dalam suatu proses mediasi. Gagal
menumpuknya jumlah perkara yang tidaknya mediasi juga sangat
diajukan ke pengadilan. Banyaknya ditentukan oleh peran yang ditampilkan
penyelesaian perkara melalui mediasi, mediator. Mediator berperan aktif
dengan sendirinya akan mengurangi dalam menjembatani sejumlah
penumpukan perkara di pengadilan. pertemuan antara para pihak.
Kedua, sedikitnya jumlah perkara yang B. Hukum Islam
diajukan ke pengadilan akan 1. Pengertian dan Prinsip-prinsip
memudahkan pengawasan apabila Hukum Islam
terjadi kelambatan atau kesengajaan Istilah hukum Islam terdiri dari
untuk melambatkan pemeriksaan suatu dua buah kata yang berasal dari bahasa
perkara untuk suatu tujuan tertentu Arab yaitu kata Hukum dan kata Islam.
147
148 Mahkamah, Vol. 2, No.2, Desember 2017

Kata Hukum berarti ketentuan atau manusia (Khablumminannaas). Hukum


ketetapan, sedangkan kata Islam yang mengatur hubungan antara
berasal dari kata “aslama” menjadi manusia dengan Penciptanya termasuk
“salama” selanjutnya menjadi Islam dalam tataran hukum ibadah,
yang artinya, selamat, damai, sejahtera, sedangkan hukum yang mengatur
atau penyerahan diri sepenuhnya hubungan antara manusia dengan
kepada Tuhan. Dari kedua pengertian sesama manusia masuk dalam tataran
tersebut maka dapatlah ditarik hukum muamalaat.
kesimpulan bahwa yang diartikan Mengenai prinsip-prinsip hukum
dengan hukum Islam secara etimologis Islam, Hasbi as-Shiddiqy
ialah segala macam ketentuan atau menegemukakan beberapa prinsip yang
ketetapan mengenai suatu hal dimana disebutnya dengan Mabadi‟ al-ahkam,
ketentuan itu telah diatur dan yaitu:
ditetapkan oleh agama Islam. a. Prinsip ketauhidan.
Hukum Islam adalah hukum yang b. Prinsip masing-masing hamba
dibangun berdasarkan pemahaman berhubungan langsung dengan
manusia atas nash Al-Qur’an maupun Allah.
Al-Sunnah untuk mengatur kehidupan c. Prinsip menghadapi kitab dengan
manusia yang berlaku secara universal. akal.
Keuniversalan hukum ini sebagai d. Prinsip memagari akidah dengan
kelanjutan langsung dari hakikat Islam akhlak.
sebagai agama universal, yakni agama e. Prinsip menjadikan beban hukum
yang substansi-substansi ajaranNya untuk kewajiban jiwa dan
tidak dibatasi oleh ruang dan waktu kesuciannya.
manusia, melainkan berlaku bagi f. Prinsip agama dengan dunia dalam
semua orang Islam di manapun, masalah hukum.
kapanpun, dan kebangsaan apa pun. g. Prinsip persamaan.
Adapun hukum Islam biasanya disebut h. Prinsip menyerahkan masalah
dengan beberapa istilah atau nama ta‟zir pada pertimbangan penguasa
yang masing-masing menggambarkan tahkim.
sisi atau karakteristik tertentu hukum i. Prinsip tahkim (penyelesaian
tersebut. Setidaknya ada empat nama perkara sesuai dengan prosedur
yang sering dikaitkan kepada hukum hukum)
Islam yaitu syariah, fiqih, hukum j. Prinsip amar ma‟ruf nahi
syarak, dan qanum. mungkar.
Di dalam buku Pengantar Hukum k. Prinsip tasamuh.
Indonesia, juga dijelaskan mengenai l. Prinsip kemerdekaan.
pengertian hukum Islam bahwa hukum Azhar Basyir mengemukakan beberapa
Islam atau (syariat Islam) ialah kaidah- prinsip umum Hukum Islam, sebagai
kaidah hukum yang mengatur berikut:
perbuatan dan sikap manusia terhadap a. Prinsip akidah yang benar.
dua arah, yaitu mengatur hubungan b. Prinsip meniadakan perantara
manusia dengan Tuhannya antara manusia dengan Tuhan.
(Khaliknya), dan mengatur hubungan c. Prinsip menengah dalam segala
manusia dengan manusia lainnya. hal.
Bertolak dari pengertian tersebut, d. Prinsip tolong menolong.
jelaslah bahwa hukum Islam e. Prinsip keadilan dan persatuan.
merupakan hukum yang sangat lengkap f. Prinsip musyawarah.
mengatur hubungan manusia dengan g. Prinsip kebebasan.
menciptanya (Khablumminallah), dan h. Prinsip toleransi.
hubungan manusia dengan sesama i. Prinsip solidaritas.
Tomy Saladin 149

2. Tujuan Hukum Islam d. Memelihara kemaslahatan harta


Tujuan hukum Islam tidak benda.
terbatas pada lapangan materiel saja Secara substansial, teori
yang sifatnya sementara, tidak pula maqashid al-syariah adalah untuk
kepada hal-hal yang sifatnya formil mewujudkan kebaikan sekaligus
belaka, akan tetapi lebih dari itu hukum menghindarkan keburukan atau
Islam memperhatikan pelbagai faktor menarik manfaat dan menolak
seperti faktor Individu, faktor mudharat. Inilah yang biasa disingkat
masyarakat dan faktor kemanusiaan dengan istilah maslahat atau
dalam hubungannya satu dengan yang kemaslahatan. Karenanya setiap
lain demi terwujudnya keselamatan di penetapan dan pengembangan hukum
dunia dan kebahagiaan di hari Islam senantiasa bermuara pada basis
kemudian. kemaslahatan itu. Imam al-Haramainal-
Dalam lapangan ibadat (shalat, Juwaini dalam buku Amir Mualim,
puasa, zakat, dan naik haji) menekankan pentingnya teori
dimaksudkan: Maqashid al-syariah itu sebagai
a. Membersihkan jiwa manusia dan persyaratan utama yang harus dimiliki
mempertemukan dirinya dengan oleh seorang mujtahid (ahli hukum
Tuhan. Tujuan ini menyangkut Islam). karena dengan memahami teori
kesehatan rohani; itu berarti mujtahid telah memahami
b. Kesehatan jasmani; pula tujuan Allah menitahkan perintah-
c. Kebaikan individu dan masyarakat perintah demikian pula larangan-
dan pelbagai seginya. laranganNya, sehingga ia mampu
Dalam lapangan Muamalat, tujuan- mengeluarkan hukum secara benar.
tujuan tersebut di atas juga nampak Kemudian Imam tersebut
jelas antara lain pada prinsip yang mengelaborasi Maqashid al-syariah
mengatakan: dengan mengaitkannya dengan illat
a. Menolak bahaya didahulukan (motif), asl (tujuan syariat), dan
daripada mendatangkan kebaikan. membedakan menjadi tiga kategori, (1)
b. Kepentingan umum ditempatkan di dharuriyyah (primer), (2) al-hajjah al-
atas kepentingan pribadi dan ammah (sekunder), (3) makramat
golongan. (tersier).
Dengan berpegang pada prinsip- 3. Ruang Lingkup Hukum Islam
prinsip tadi, maka beberapa bentuk Menurut Ahmad Azhar Basyir,
perikatan atau kontrak dilarang seperti hukum Islam mengatur perikehidupan
kontrak pinjam-meminjam uang manusia secara menyeluruh, mencakup
dengan bunga (riba), kawin kontrak, segala macam aspeknya. Hubungan
dan lain-lain. manusia dengan Allah diatur dalam
Hukum Islam sesuai substansial bidang ibadat dan hubungan manusia
selalu menekankan perlunya menjaga dengan sesamanya diatur dalam bidang
kemaslahatan manusia. Hukum Islam muamalat dalam arti luas, baik yang
senantiasa memperhatikan kepentingan bersifat perorangan maupun bersifat
dan perkembangan kebutuhan manusia umum, misalnya perkawinan,
yang pluralistik. Secara praktis pewarisan, hukum perjanjian,
kemaslahatan itu tertuju kepada tujuan- ketatanegaraan, kepidanaan, peradilan,
tujuan, yaitu: dan seterusnya. Dalam pandangan
a. Memelihara kemaslahatan agama. Azhar Basyir, jika dihubungkan dengan
b. Memelihara kemaslahatan jiwa. Ilmu Hukum dikenal adanya klasifikasi
c. Memelihara kemaslahatan hukum privat dan hukum publik, dalam
keturunan. hukum Islam pun dikenal adanya
pembagian tersebut dengan
149
150 Mahkamah, Vol. 2, No.2, Desember 2017

ditambahkan satu kelompok lagi, yaitu Pemerintahan sebagaimana dikenal


hukum ibadat. Dengan demikian dalam dewasa ini.
hukum Islam dikenal klasifikasi e. Hukum-hukum yang berhubungan
tersendiri, yaitu hukum privat Islam, dengan kepidanaan, seperti macam-
hukum publik Islam dan hukum ibadat. macam perbuatan pidana dan
Klasifikasi yang disebutkan terakhir ancaman pidana. Kelompok hukum
menunjukkan bahwa hukum Islam itu ini disebut al-„Uqubat, dan sering
mencakup dua dimensi, dunia dan hari disebut juga al-JinAyat (Hukum
kemudian. Pidana).
Berkaitan dengan pembagian f. Hukum-hukum yang mengatur
hukum Islam tersebut, Mushthafa hubungan antara negara Islam
Ahmad Az-Zarqa‟ mengemukakan dengan negara-negara lain, yang
beberapa aspek hukum Islam ke dalam terdiri dari aturan-aturan hubungan
tujuh bidang, yaitu: pada waktu damai dan pada waktu
a. Hukum-hukum yang berhubungan perang. Kelompok hukum ini
dengan peribadatan kepada Allah, disebut as-Sair (Hukum Antar
seperti shalat, puasa, haji, bersuci Negara).
dari hadas dan sebagainya. g. Hukum-hukum yang berhubungan
Kelompok hukum ini disebut dengan budi pekerti, kepatutan, nilai
Hukum Ibadat. baik dan buruk seperti: mengeratkan
b. Hukum-hukum yang berhubungan hubungan persaudaraan, makan
dengan tata kehidupan keluarga, minum dengan tangan kanan,
seperti: perkawinan, perceraian, mendamaikan orang yang berselisih
hubungan keturunan, nafkah dan sebagainya. Kelompok hukum
keluarga, kewajiban anak terhadap ini disebut al-Adab (Hukum Sopan
orang tua dan sebagainya. Santun). Kelompok terakhir dalam
Kelompok hukum ini disebut praktik tidak menjadi materi
Hukum Keluarga (al-Ahwal Asy- pelajaran hukum Islam, tetapi
Syakhshiyyah). merupakan materi akhlak.
c. Hukum-hukum yang berhubungan Pengelompokan cakupan hukum
dengan pergaulan hidup dalam Islam tersebut sekaligus berupaya
masyarakat mengenai kebendaan mendetailkan ruang lingkup hukum
dan hak-hak serta penyelesaian Islam seperti halnya sistem-sistem
persengketaan-persengketaan, hukum lainnya. Lain halnya menurut
seperti perjanjian jual beli, sewa- Amir Syarifuddin, ruang lingkup
menyewa, utang-piutang, gadai, dalam hukum dalam hukum Islam baik
hibah, dan sebagainya. Kelompok yang terdapat Al-qur’an dan Hadis
hukum ini disebut Hukum secara garis besarnya dapat
Muamalat. dikelompokkan menjadi tiga bagian,
d. Hukum yang berhubungan dengan yaitu:
tata kehidupan bernegara, seperti a. Hukum I‟tiqadiyah yaitu yang
hubungan penguasa dengan rakyat, mengatur hubungan rohaniah antara
pengangkatan kepala negara, hak manusia dengan Tuhan dan hal-hal
dan kewajiban penguasa dan rakyat yang menyangkut dengan keimanan.
timbal balik dan sebagainya. Hukum dalam bidang kemudian
Kelompok hukum ini disebut Al- berkembang menjadi ilmu-ilmu
Ahkam as-Sulthaniyah atau as- Ushuluddin.
Siyasah as-Syar‟iah, yang yang b. Hukum-hukum khuluqiah yang
mencakup hal-hal yang dibahas menyangkut tingkah laku dan moral
dalam Hukum Tata Negara lahir manusia dalam kehidupan
beragama dan bermasyarakat.
Tomy Saladin 151

Hukum ini berkembang kemudian menjalankan kegiatan mediasi. Kedua


menjadi ilmu Akhlak. ahli ini menyatakan bahwa
c. Hukum-hukum amaliyah yang penyelesaian sengketa melalui jalur
manyangkut hubungan lahiriah mediasi dilakukan secara bersa-sama
antara manusia dengan Tuhannya, oleh pihak yang bersengketa dan
dengan sesama manusia dan dengan dibantu oleh pihak yang netral.
alam sekitarnya. Hukum ini Mediator dapat mengembangkan dan
berkembang menjadi ilmu Syariah. menawarkan pilihan penyelesaian
C. Mediasi, Konsep dan sengketa, dan para pihak dapat pula
Penerapannya mempertimbangkan tawaran mediator
1. Pengertian, Landasan Hukum, dan sebagai suatu alternatif menuju
Ruang Lingkup Mediasi kesepakatan dalam penyelesaian
Secara etimologi, istilah mediasi sengketa.
berasal dari bahasa Latin, mediare yang Garry Goopaster memberikan
berarti berada di tengah. Makna ini defenisi mediasi sebagai proses
merujuk pada peran yang ditampilkan negosiasi pemecahan masalah di mana
pihak ketiga sebagai mediator dalam pihak luar yang tidak memihak
menjalankan tugasnya menengahi dan (imparsial) bekerja sama dengan pihak-
menyelesaikan sengketa antara para pihak yang bersengketa untuk
pihak. Berada di tengah‟ juga membantu mereka memperoleh
bermakna mediator harus berada pada kesepakatan perjanjian untuk
posisi netral dan tidak memihak dalam memuaskan. Goopaster mencoba
menyelesaikan sengketa. Ia harus mengeksplorasi lebih jauh makna
mampu menjaga kepentingan para mediasi tidak hanya dalam pengertian
pihak yang bersengketa secara adil dan bahasa, tetapi ia juga menggambarkan
sama, sehingga menumbuhkan proses kegiatan mediasi, kedudukan
kepercayaan dari para pihak yang dan peran pihak ketiga, serta tujuan
bersengketa. dilakukan suatu mediasi.
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Menurut Takdir Rahmadi,
Indonesia, kata mediasi diberi arti mediasi adalah suatu proses
sebagai proses pengikutsertaan pihak penyelesaian sengketa antara dua pihak
ketiga (sebagai mediator atau atau lebih melalui perundingan atau
penasihat) dalam penyelesaian suatu cara mufakat dengan bantuan pihak
perselisihan. Pengertian mediasi yang netral yang tidak memiliki kewenangan
diberikan Kamus Lengkap Bahasa memutus. Pihak netral tersebut disebut
Indonesia mengandung tiga unsur mediator dengan tugas memberikan
penting. Pertama, mediasi merupakan bantuan prosedural dan substansial.
proses penyelesaian perselisihan atau Lain halnya dengan pengertian mediasi
sengketa yang terjadi antara dua pihak oleh Jimmy Joses Sembiring bahwa
atau lebih. Kedua, pihak yang terlibat mediasi adalah proses penyelesaian
dalam penyelesaian sengketa adalah sengketa dengan perantara pihak
pihak-pihak yang berasal dari luar ketiga, yakni pihak yang memberi
pihak yang bersengketa. Ketiga, pihak masukan-masukan kepada para pihak
yang terlibat dalam penyelesaian untuk menyelesaikan sengketa mereka.
sengketa tersebut tersebut bertindak Di Indonesia, pengertian mediasi
sebagai penasihat dan tidak memiliki secara lebih konkret dapat ditemukan
kewenangan apa-apa dalam dala Peraturan Mahkamah Agung RI
pengambilan keputusan. No. 02 Tahun 2003 tentang Prosedur
J. Folberg dan A. Taylor lebih Mediasi di Pengadilan. Mediasi adalah
menekankan konsep mediasi pada penyelesaian sengketa melalui proses
upaya yang dilakukan mediator dalam perundingan para pihak dengan dibantu
151
152 Mahkamah, Vol. 2, No.2, Desember 2017

oleh mediator (Pasal 1 butir 6). “Sesungguhnya orang-orang mukmin


Mediator adalah pihak yang bersifat adalah bersaudara karena itu
netral dan tidak memihak, yang damaikanlah antara kedua saudaramu
berfungsi membantu para pihak dalam dan bertakwalah kepada Allah supaya
mencari berbagai kemungkinan kamu mendapat rahmat.” yakni bahwa
penyelesaian sengketa (Pasal 1 butir 5) jika dua golongan orang beriman
Pengertian mediasi dalam Peraturan bertengkar maka damaikanlah mereka,
Mahkamah Agung RI Tahun 2003 perdamaian itu hendaklah dilakukan
tidak jauh berbeda dengan esensi dengan adil dan benar sebab Allah
mediasi yang dikemukakan oleh para sangat mencintai orang yang berlaku
ahli resolusi konflik. Namun, adil.
pengertian ini menekankan pada satu Adapun landasan hukum dalam
aspek penting yang mana mediator penerapan mediasi di Indonesia
proaktif mencari berbagai diantaranya:
kemungkinan penyelesaian sengketa. a. HIR Pasal 130 dan Rbg Pasal 154
Mediator harus mampu menemukan telah mengatur lembaga
alternatif-alternatif penyelesaian perdamaian. Hakim wajib terlebih
sengketa. Ia tidak hanya terikat dan dahulu mendamaikan para pihak
terfokus pada apa yang dimiliki oleh yang berperkara sebelum perkaranya
para pihak dalam penyelesaian diperiksa.
sengketa mereka. Mediator harus b. SEMA No. 1 tahun 2002 tentang
mampu menawarkan solusi lain, ketika pemberdayaan lembaga perdamaian
para pihak tidak lagi memiliki alternatif dalam Pasal 130 HIR/154 Rbg.
penyelesaian sengketa, atau para pihak c. PERMA Nomor 2 tahun 2003
sudah mengalami kesulitan atau bahkan tentang prosedur mediasi di
terhenti (deadlock) dalam penyelesaian Pengadilan.
sengketa mereka. Di sinilah peran d. PERMA Nomor 1 tahun 2008
penting mediator sebagai pihak ketiga tentang prosedur mediasi di
yang netral dalam membantu Pengadilan.
penyelesaian sengketa. Oleh e. Mediasi atau APS di luar Pengadilan
karenanya, mediator harus memiliki diatur dalam Pasal 6 UU Nomor 30
sejumlah skill yang dapat memfasilitasi tahun 1999 tentang Arbitrase dan
dan membantu para pihak dalam Alternatif Penyelesaian Sengketa.
penyelesaian sengketa mereka. Mediasi sekarang ini telah
Dalam upaya perdamaian, tahap berkembang ke hal-hal yang lain
pertama yang harus dilakukan oleh sepanjang masalah perdata. Oleh
hakim dalam menyidangkan karena itu cakupan yurisdiksinya
perdamaian kepada pihak-pihak yang sangat luas. Yurisdiksi tersebut juga
bersengketa adalah mengadakan sampai kepada masalah perceraian
perdamaian kepada pihak-pihak yang dalam arti mendamaikan para pihak
bersengketa. Kewajiban hakim dalam supaya jangan cerai dan masalah
mendamaikan pihak-pihak yang sengketa perdata lainnya. Pengadilan
berperkara adalah sejalan dengan Agama mempunyai jurisdiksi untuk
tuntunan ajaran Islam. Ajaran Islam melakukan perdamaian dalam arti agar
memerintahkan agar menyelesaikan para pihak yang berperkara tidak
setiap perselisihan yang terjadi di bercerai. Biasanya para pihak yang
antara manusia sebaiknya dengan jalan datang ke pengadilan agama telah
perdamaian (islah), ketentuan ini berkonsultasi kepada BP4 (Badan
adalah sejalan dengan firman Allah Penasehat Perkawinan dan
SWT dalam Al-Qur’an Surah Al- Penyelesaian Perkara). Namun
Hujurat Ayat (9) yang berbunyi, meskipun para pihak langsung datang
Tomy Saladin 153

ke pengadilan agama tanpa melalui merupakan bagian dari rentetan proses


BP4, perkara tetap di periksa. Para hukum di pengadilan, sedangkan bila
pihak yang datang ke Pengadilan mediasi dilakukan di luar pengadilan,
agama baik yang sudah melalui BP4 maka proses mediasi tersebut
maupun yang belum, Hakim agama merupakan bagian tersendiri yang
yang memeriksa dan mengadili perkara terlepas dari prosedur hukum acara
tersebut tetap diwajibkan untuk pengadilan.
melakukan upaya agar para pihak yang Dalam perundang-undangan Indonesia
bersengketa mendapat perdamaian. ditegaskan ruang lingkup sengketa
Dalam hal terjadi kesepakatan, maka yang dapat dijalankan kegiatan
pihak penggugat mencabut perkaranya. mediasi. Dalam UU No. 30 Tahun
Dalam wilayah hukum privat, titik 2000 tentang Arbitrase dan Alternatif
berat kepentingan terletak pada Penyelesaian Sengketa disebutkan
kepentingan perorangan (pribadi). bahawa sengketa atau beda pendapat
Dimensi privat cukup luas cakupannya perdata dapat diselesaikan oleh para
yang meliputi dimensi hukum keluarga, pihak melalui alternatif penyelesaian
hukum kewarisan, hukum kekayaan, sengketa yang didasarkan pada itikad
hukum perjanjian (kontrak) bisnis, dan baik dengan menyampingkan
lainnya. Dalam dimensi hukum privat penyelesaian secara litigasi di
atau perdata, para pihak yang Pengadilan Negeri (Pasal 6). Ketentuan
bersengketa dapat melakukan dalam Pasal ini memberi ruang gerak
penyelesaian sengketanya melalui jalur cukup luas, yaitu seluruh perbuatan
hukum di pengadilan maupun di luar hukum yang termasuk dalam ruang
jalur pengadilan. Hal ini sangat lingkup perdata. Bahkan undang-
dimungkinkan karena hukum privat undang ini memberikan penegasan
atau perdata, titik berat kepentingannya ruang lingkup yang berbeda antara
terletak pada para pihak yang arbitrase dan mediasi.
bersengketa, bukan negara atau Hal senada juga ditegaskan
kepentingan umum. Oleh karena itu, dalam Peraturan Mahkamah Agung RI
tawar-menawar dan pembayaran No. 2 Tahun 2003 tentang Prosedur
sejumlah kompensasi untuk Mediasi di Pengadilan. Dalam Pasal 2
menyelesaikan sengketa dapat terjadi Perma No.2 Tahun 2003 disebutkan
dalam dimensi ini. Dalam hukum bahwa semua perkara perdata yang
Islam, dimensi perdata mengandung diajukan ke pengadilan tingkat pertama
hak manusia (Haqqul ibad) yang dapat wajib terlebih dahulu diselesaikan
dipertahankan melalui kesepakatan melalui perdamaian dengan bantuan
damai antara para pihak yang mediator. Ketentuan Pasal ini
bersengketa. menggambarkan bahwa ruang lingkup
Mediasi sebagai salah satu sengketa yang dapat dimediasi adalah
bentuk penyelesaian sengketa memiliki seluruh perkara perdata yang menjadi
ruang lingkup utama berupa wilayah kewenangan peradilan umum dan
privat atau perdata. Sengketa-sengketa peradilan agama pada tingkat pertama.
perdata berupa sengketa keluarga,
waris, kekayaan, kontrak, perbankan, 2. Tujuan dan Manfaat Mediasi
bisnis, dan lingkungan hidup serta Mediasi merupakan salah satu
berbagai jenis sengketa perdata lainnya bentuk dari alternatif penyelesaian
dapat diselesaikan melalui jalur sengketa di luar pengadilan. Tujuan
mediasi. Penyelesaian sengketa melalui dilakukannya mediasi adalah
jalur mediasi dapat ditempuh menyelesaikan sengketa antara para
pengadilan maupun di luar pengadilan. pihak dengan melibatkan pihak ketiga
Mediasi yang dijalankan di pengadilan yang netral dan imparsial. Mediasi
153
154 Mahkamah, Vol. 2, No.2, Desember 2017

dapat mengantarkan para pihak ketiga cepat dan relatif murah


pada perwujudan kesepakatan damai dibandingkan dengan membawa
yang permanen dan lestari, mengingat perselisihan tersebut ke pengadilan
penyelesaian sengketa melalui mediasi atau ke lembaga arbitrase.
menempatkan kedua belah pihak pada b. Mediasi akan memfokuskan
posisi yang sama, tidak ada pihak yang perhatian para pihak pada
dimenangkan atau pihak yang kepentingan merekan secara nyata
dikalahkan (win-win solution). Dalam dan pada kebutuhan emosi atau
mediasi para pihak yang bersengketa psikologis mereka, sehingga mediasi
proaktif dan memiliki kewenangan bukan hanya tertuju pada hak-hak
penuh dalam pengambilan keputusan. hukumnya.
Mediator tidak memiliki kewenangan c. Mediasi memberikan kesempatan
dalam pengambilan keputusan, tetapi ia para pihak untuk berpartisipasi
hanya membantu para pihak dalam secara langsung dan secara informal
menjaga proses mediasi guna dalam menyelesaikan perselisihan
mewujudkan kesepakatan damai mereka.
mereka. d. Mediasi memberikan para pihak
Penyelesaian sengketa melalui kemampuan untuk melakukan
jalur mediasi sangat dirasakan kontrol terhadap proses dan
manfaatnya, karena para pihak telah hasilnya.
mencapai kesepakatan yang e. Mediasi dapat mengubah hasil, yang
mengakhiri persengketaan mereka dalam litigasi dan arbitrase sulit
secara adil dan saling menguntungkan. diprediksi, dengan suatu kepastian
Bahkan dalam mediasi yang gagal pun, melalui konsensus.
di mana para pihak belum mencapai f.Mediasi memberikan hasil yang tahan
kesepakatan, sebenarnya juga telah uji dan akan mampu menciptakan
merasakan manfaatnya. Kesediaan para saling pengertian yang lebih baik di
pihak bertemu di dalam proses mediasi, antara para pihak yang bersengketa
paling tidak telah mampu karena mereka sendiri yang
mengklarifikasikan akar persengketaan memutuskannya.
dan mempersempit perselisihan di g. Mediasi mampu menghilangkan
antara mereka. Hal ini menunjukkan konflik atau permusuhan yang
adanya keinginan para pihak untuk hampir selalu mengiringi setiap
menyelesaikan sengketa, namun putusan yang bersifat memaksa
mereka belum menemukan format tepat yang dijatuhkan oleh hakim di
yang dapat disepakati oleh kedua belah pengadilan atau arbiter pada
pihak. lembaga arbitrase.
Model utama penyelesaian Dalam kaitan dengan keuntungan
sengketa adalah keinginan dan iktikad mediasi, para pihak dapat
baik para pihak dalam mengakhiri mempertanyakan pada diri mereka
persengketaan mereka. Keinginan dan masing-masing, apakah mereka dapat
iktikad baik ini, kadang-kadang hidup dengan hasil yang dicapai
memerlukan bantuan pihak ketiga melalui mediasi (meskipun
dalam perwujudannya. Mediasi mengecewakan atau lebih buruk
merupakan salah satu bentuk daripada yang diharapkan). Bila
penyelesaian sengketa yang melibatkan direnungkan lebih dalam bahwa hasil
pihak ketiga. Mediasi dapat kesepakatan yang diperoleh melalui
memberikan sejumlah keuntungan jalur mediasi jauh lebih baik, bila
antara lain: dibandingkan dengan para pihak terus-
a. Mediasi diharapkan dapat menerus berada dalam persengketaan
menyelesaikan sengketa secara yang tidak pernah selesai, meskipun
Tomy Saladin 155

kesepakatan tersebut tidak seluruhnya juga sang mediator harus menjaga


mengakomodasikan keinginan para kerahasiaan dari ini mediasi tersebut,
pihak. Pernyataan win-win solution serta sebaiknya ia lakukan. Mediator
pada mediasi, umumnya datang bukan juga tidak dapat dipanggil sebagai saksi
dari istilah penyelesaian itu sendiri, di pengadilan dalam kasus yang ia
tetapi dari kenyataan bahwa hasil prakarsai penyelesaiannya melalui
penyelesaian tersebut memungkinkan mediasi. Masing-masing pihak yang
kedua belah pihak meletakkan bertikai diharapkan saling
perselisihan di belakang mereka. menghormati kerahasiaan tiap-tiap isu
Pertemuan secara terpisah dengan dan kepentingan masing-masing pihak.
para pihak dapat lebih meyakinkan Jaminan ini harus diberikan masing-
pihak yang lemah akan posisi mereka, masing pihak, sehingga mereka dapat
sehingga mediator dapat berupaya mengungkapkan masalahnya secara
mengatasinya melalui saran dan langsung dan terbuka. Hal ini penting
pendekatan yang dapat melancarkan untuk menemukan kebutuhan dan
proses penyelesaian sengketa. Proses kepentingan mereka secara nyata.
mediasi dan keahlian mediator menjadi Prinsip kedua, volunteer
sangat penting dalam kaitannya dengan (sukarela). Masing-masing pihak yang
pencegahan dan penyalahgunaan bertikai datang ke mediasi atas
kekuasaan. keinginan dan kemauan mereka sendiri
secara sukarela dan tidak ada paksaan
3. Prinsip-prinsip dan Model-model dan tekanan dari pihak-pihak lain atau
Mediasi di Pengadilan pihak luar. Prinsip kesukarelaan ini
Dalam berbagai literatur dibangun atas dasar bahwa orang akan
ditemukan sejumlah prinsip mediasi. mau bekerja sama untuk menemukan
Prinsip dasar (basic principle) adalah jalan keluar dari persengketaan mereka,
landasan filosofis dari bila mereka datang ke tempat
diselenggarakannya kegiatan mediasi. perundingan atas pilihan mereka
Prinsip atau filosofi ini merupakan sendiri.
kerangka kerja yang harus diketahui Prinsip ketiga, pemberdayaan
oleh mediator, sehingga dalam atau empowerment. Prinsip ini
menjalankan mediasi tidak keluar dari didasarkan pada asumsi bahwa orang
arah filosofi yang melatarbelakangi yang mau datang ke mediasi
lahirnya institusi mediasi. David sebenarnya mempunyai kemampuan
Spencer dan Michael Brogan merujuk untuk menegosiasikan masalah mereka
pada pandangan Ruth Carlton tentang sendiri dan dapat mencapai
lima prinsip tersebut adalah prinsip kesepakatan yang mereka inginkan.
kerahasiaan (confidentiality), prinsip Kemampuan mereka dalam hal ini
sukarela (volunteer), prinsip harus diaku dan dihargai, dan oleh
pemberdayaan (empowerment), prinsip karena itu setiap solusi atau jalan
netralitas (neutrality), dan prinsip penyelesaian sebaiknya tidak
solusi yang unik (a unique solution). dipaksakan dari luar. Penyelesaian
Prinsip pertama mediasi adalah sengketa harus muncul dari
kerahasiaan atau confidentiality. pemberdayaan terhadap masing-masing
Kerahasiaan yang dimaksudkan di sini pihak, karena hal itu akan lebih
adalah bahwa segala sesuatu yang memungkinkan para pihak untuk
terjadi dalam pertemuan yang menerima solusinya.
diselenggarakan oleh mediator dan Prinsip keempat, netralitas
pihak-pihak yang bersengketa tidak (neutrality). Di dalam mediasi, peran
boleh disiarkan kepada publik atau pers seorang mediator hanya memfasilitasi
oleh masing-masing pihak. Demikian prosesnya saja, dan isinya tetap
155
156 Mahkamah, Vol. 2, No.2, Desember 2017

menjadi milik para pihak yang hakim meyakini kemampuan sendiri


bersengketa. Mediator hanyalah untuk menyelesaikan.
berwenang mengontrol proses berjalan Judicial settlement hanya dilakukan di
atau tidaknya mediasi. Dalam mediasi, pengadilan dan dilakukan oleh hakim
seorang mediator tidak bertindak yang sama yang akan memeriksa
layaknya seorang hakim atau juri yang perkara. Jadi hakim tersebut berperan
memutuskan salah atau benarnya salah ganda sebagai pendamai dan pemutus
satu pihak atau mendukung pendapat perkara. Dalam prakteknya, bentuk ini
dari salah satunya, atau memaksakan mempunyai gaya direktif, legalistik,
pendapat dan penyelesaiannya kepada dan diselenggarakan dalam waktu
kedua belah pihak. singkat, walaupun akhir-akhir ini sudah
Prinsip kelima, solusi yang unik banyak mengalami variasi. Namun
(a unique solution). Bahwasanya solusi peran ganda hakim dalam model ini
yang dihasilkan dari proses mediasi menimbulkan kekhawatiran tentang
tidak harus sesuai dengan standar legal, perlakuan yang adil kepada para pihak.
tetap dapat dihasilkan dari proses b. Judicial mediation.
kreativitas. Oleh karena itu, hasil Model ini dilakukan oleh hakim
mediasi mungkin akan lebih banyak yang bukan pemeriksa perkara setelah
mengikuti keingingan kedua belah para pihak yang bersengketa sepakat
pihak, yang terkait erat dengan konsep untuk mencoba mediasi. Apabila tidak
pemberdayaan masing-masing pihak. berhasil mencapai kesepakatan, maka
Dalam pelaksanaan mediasi di berbagai mediator yudisial tersebut dilarang
negara di dunia, proses pendamaian untuk ikut serta dalam proses
perkara di pengadilan yang dilakukan pemeriksaan perkara. Semua dokumen
oleh hakim terbagi menjadi beberapa yang ada pada mediator yudisial
bentuk yang dipengaruhi oleh siapa tersebut dimusnahkan setelah proses
yang menjadi mediator, gaya mediasi mediasi selesai. Pemisahan yang tegas
dilakukan, apakah hakim boleh antara tugas hakim sebagai pendamai
berperan menjadi mediator dalam kasus dan pemutus perkara diberlakukan.
yang sama, serta jenis kesepakatan Judicial mediation telah dilaksanakan
yang dihasilkan. Empat bentuk atau dengan sukses di Quebec, Kanada. Di
model tersebut adalah: Amerika Serikat, model ini lebih
a. Judicial settlement. mengutamakan peran pensiunan hakim
Model ini lebih banyak dipakai di sebagai mediator karena dianggap
negara bersistem hukum Eropa memiliki waktu yang lebih banyak
Kontinental dimana hakim hingga bisa fokus memediasi. Di
diamanatkan oleh hukum tertulis untuk Jerman, model ini fokus pada
mencoba mendamaikan sengketa penyelesaian sengketa dengan batas
sebelum memeriksa perkara. Namun waktu yang ketat dan gaya yang
belakangan, hakim di negara Anglo- direktif.
Saxon mulai memakai model ini c. Judicial moderation.
berdasarkan diskresi mereka tanpa Di negara bagian Bavaria-Jerman,
diwajibkan oleh peraturan yang model ini mulai dicoba dengan
mengatur. Dalam sistem hukum Anglo- mengembangkan peran fasilitatif hakim
Saxon, model ini banyak dilakukan untuk mendamaikan perkara. Selain itu,
dalam pemeriksaan perkara oleh juri model ini juga dipakai di Calgary-
(jury trial), ketika hakim merahukan Kanada dan Australia. Berbeda dengan
kemampuan pengacara para pihak Bavaria, dua negara terakhir ini
melakukan negosiasi untuk membolehkan hakim yang sama untuk
kepentingan klien mereka, atau ketika menjadi mediator menganalisa sebuah
kasus cocok untuk dimediasi, maka dia
Tomy Saladin 157

kemudian menghubungi para pihak dan 4. Tahapan dan Proses Mediasi


menawarkan perannya sebagai Mengenai tahapan proses
moderator. Bila berhasil mencapai mediasi, belum terdapat keseragaman
kesepakatan, maka judicial mediator dan pedoman yang baku di antara para
menyusun drfat kesepakatan. Bila sarjana dan praktisi mediasi. Pada
gagal, kasus tersebut dikembalikan umumnya, para sarjana atau praktisi
kepada majelis hakim pemeriksa mediasi, mengemukakan tahapan
perkara dan tidak ada upaya lagi untuk proses mediasi berdasarkan
menyelesaikan perkara secara damai. pengalaman mereka menjadi mediator.
Judicial moderation dikenal juga Berikut ini akan dikemukakan beberapa
dengan nama conferencing atau pendapat mengenai proses mediasi.
judicial dispute resolution. Teknik Ada beberapa tahapan mediasi secara
yang digunakan lebih luas umum, yaitu:
dibandingkan dengan yang ditawarkan a. Tahap Pendahuluan (Preliminary)
oleh juducial settlement atau judicial a) Dibutuhkan suatu proses
mediation, meliputi investigasi perkara, “pemahaman‟ yang cukup
memberikan arah dan nasehat, menata sebelum suatu proses mediasi
sengketa, dan intervensi fasilitatif. dimulai misalnya; apa yang
Model ini tidak terbatas pada satu menjadi sengketa?
proses. Moderator melakukan b) konsultasi dengan para pihak
intervensi berdasarkan diskresi mereka tentang tempat dan waktu mediasi,
disesuaikan dengan kebutuhan para identitas pihak yang hadir, aturan
pihak. tempat duduk, dan sebagainya.
d. Facilitative judging. b. Sambutan Mediator
Dalam model ini, hakim tidak a) Menerangkan urutan kejadian.
hanya dilatih keahlian pengambilan b) Meyakinkan para pihak yang
keputusan dan proses adjudikasi masih ragu.
tradisional, tetapi mereka juga dibekali c) Menerangkan peran mediator dan
kemampuan komunikasi dan fasilitasi. para pihak.
Semua keahlian ini diberikan untuk d) Menegaskan bahwa para pihak
membantu hakim dalam menyelesaikan yang bersengketalah yang
kasus. Model ini disebut juga mediative berwenang untuk mengambil
adjudication, circle sentencing atau keputusan.
problem-solving courts. Tidak ada e) Menyusun aturan dasar dalam
pemisahan antara tugas hakim yang menjalankan tahapan.
sama bisa memediasi dan memeriksa f) Memberi kesempatan mediator
perkara. Facilitative judging untuk membangun kepercayaan
mempunyai sejarah yang panjang di dan menunjukkan kendali atas
negara China dan negara Asia lainnya. proses.
Model ini juga semakin banyak dipakai g) Mengonfirmasi komitmen para
di Australia dan Amerika Serikat. pihak terhadap proses.
Berdasarkan empat kategori di atas, c. Presentasi Para Pihak
terminologi yang digunakan sesuai a) Setiap pihak diberi kesempatan
dengan kondisi Indonesia adalah untuk menjelaskan
judicial mediation, dimana proses permasalahannya kepada mediator
mediasi secara tegas memisahkan peran secara bergantian.
ganda hakim yaitu sebagai pendamai, b) Tujuan dari presentasi ini adalah
dan pemutus perkara. untuk memberikan kesempatan
kepada para pihak untuk
mendengan sejak dini, dan juga
memberi kesempatan setiap pihak
157
158 Mahkamah, Vol. 2, No.2, Desember 2017

mendengarkan permasalahan dari proses ini dan mempertimbangkan


pihak lainnya secara langsung. akibat bila tidak tercapai
c) Who first? Who desides? kesepakatan.
d. Identifikasi Hal-hal yang Sudah h. Pembuatan Keputusan Akhir
Disepakati a) Para pihak dikumpulkan kembali
Salah satu peran penting bagi guna mengadakan negosiasi akhir,
mediator adalah mengidentifikasi dan menyelesaikan beberapa hal
hal-hal yan telah disepakati antara dengan lebih rinci.
para pihak sebagai landasan untuk b) Mediator berperan untuk
melanjutkan proses negosisasi. memastikan bahwa seluruh
e. Mendefinisikan dan Mengurutkan permasalahan telah dibahas, di mana
Permasalahan para pihak.
Mediator perlu membuat suatu i. Mencatat Keputusan
“struktur” dalam pertemuan mediasi a) Pada kebanyakan mediasi,
yang meliputi masalah-masalah yang perjanjian akan dituangkan ke dalam
sedang diperselisihkan dan tulisan, dan ini bahkan menjadi
sedangberkembang. Dikonsultasikan suatu persyaratan dalam kontrak
dengan para pihak, sehingga tersusun mediasi.
daftar permasalahan menjadi suatu b) Pada kebanyakan kasus, cukup
agenda. pokok-pokok kesepakatan yang
f. Negosiasi dan pembuatan Keputusan ditulis dan ditandatangani, untuk
a) Tahap negosiasi yang biasanya kemudian disempurnakan oleh pihak
merupakan waktu alokasi terbesar. pengacara hingga menjadi suatu
b) Dalam model klasik (Directing the kesepakatan akhir.
traffic), mediator berperan untuk c) Pada kasus lainnya yang tidak
menjaga urutan, struktur mencatat terlalu kompleks, perjanjian final
kesepahaman, reframe dan dapat langsung.
meringkas, dan sekali-kali j. Kata Penutup
mengintervensikan membantu a) Mediator biasanya memberikan
proses komunikasi. ucapan penutup sebelum
c) Pada model yang lain (Driving the mengakhiri mediasi.
bus), mediator mengatur arah b) Ini dilakukan untuk memberikan
pembicaraan, terlibat dengan penjelasan kepada pihak atas apa
mengajukan pertanyaan kepada para yang telah mereka capai,
pihak dan wakilnya. meyakinkan mereka bahwa hasil
g. Pertemuan Terpisah tersebut merupakan keputusan
a) Untuk menggali permasalahan mereka sendiri, serta
yang belum terungkap dan dianggap mengingatkan tentang hal apa
penting guna tercapainya yang perlu dilakukan di masa
kesepakatan. mendatang.
b) Untuk memberikan suasana c) Mengakhiri mediasi secara
dinamis pada proses negosiasi bila formal.
ditemui jalan buntu. Adapun prosedur dan tahapan
c) Menjalankan tes realitas terhadap mediasi di pengadilan diatur
para pihak. dalam Pasal 3 sampai Pasal 14
d) Untuk menghindarkan Peraturan Mahkamah Agung RI
kecenderungan mempertahankan Nomor 2 Tahun 2003 tentang
pendapat para pihak pada join Prosedur Mediasi di Pengadilan.
sessions. Mediasi di pengadilan dibagi
e) Untuk mengingatkan kembali atas dalam dua tahap yaitu tahap pra
hal-hal yang telah dicapai dalam mediasi dan tahapan pelaksanaan
Tomy Saladin 159

mediasi. Tahap pramediasi diharapkan saling memberikan


adalah tahap di mana para pihak dokumen atau surat-surat yang
mendapatkan tawaran dari hakim berkaitan dengan pokok sengketa,
untuk menggunakan jalur mediasi sehingga para pihak sama-sama saling
dan para pihak menunjuk mempelari berkas satu sama lain.
mediator sebagai pihak ketiga Jika mediator merasakan cukup atas
yang akan membantu informasi yang diperoleh dari jumlah
menyelesaikan sengketa mereka. dari sejumlah dokumen dan surat dari
Dalam pra mediasi, hakim para pihak, maka tugas mediator adalah
memberikan waktu satu hari kerja menentukan jadwal pertemuan denga
kepada pihak setelah sidang pertama para pihak yang bersengketa, guna
untuk memilih dan menunjuk mediator menyelesaikan proses mediasi. Pada
di luar pengadilan. Dalam tahap saat itulah mediator memberikan
pelaksanaan mediasi, Peraturan penjelasan mengenai posisi dirinya
Mahkamah Agung Nomor 2 tahun dalam rangka membantu para pihak
2003 memberikan batas waktu yang menemukan solusi terhadap sengketa
berbeda antara mediasi yang mereka, mengemukakan aturan mediasi
menggunakan mediator yang yang dapa disepakati bersama dan
disediakan pengadilan dengan mediasi menekankan bahwa otoritas
yang menggunakan mediator di luar pengambilan keputusan tetap berada di
pengadilan. Bagi para pihak yang tangan para pihak. Dalam proses
menggunakan mediator di pengadilan mediasi tersebut para pihak dapat
diberikan waktu penyelenggaran didampingi oleh kuasa hukumnya.
mediasi paling lama 22 hari kerja sejak Keberadaan kuasa hukum dalam suatu
pemilihan atau penetapan penunjukan proses mediasi harus mendapatkan
mediator. Bagi para pihak yang persetujuan para pihak lain, karena
menggunakan mediator diluar daftar kalau tidak akan mempersulit langkah
mediator yang dimiliki oleh mediasi dan bahkan dapat terancam
pengadilan, berlangsung paling lama gagalnya mediasi. Jelasnya keberadaan
30 hari kerja untuk menyelenggarakan orang lain selain para pihak dan
mediasi. Dalam waktu paling lama mediator dalam proses mediasi
tujuh hari kerja setelah pemilihan atau mendapat persetujuan bersama para
penunjukan mediator, para pihak wajib pihak.
menyerahkan fotokopi dokumen yang Dalam menjalankan proses
memuat duduk perkara, fotokopi surat- mediasi, mediator diberikan kebebasan
surat yang diperlukan, dan hal-hal yang untuk menciptakan sejumlah peluang
terkait dengan sengketa kepada yang memungkinkan para pihak
mediator (Pasal 8). menemukan kesepakatan yang dapat
Dokumen ini sangat penting bagi mengakhiri sengketa mereka. Mediator
mediator untuk mempelajari duduk harus sungguh-sungguh mendorong
perkara, sehingga ia dapat menentukan para pihak untuk memikirkan sejumlah
faktor penyebab terjadinya sengketa kemungkinan yang dapat dibicarakan
antar para pihak. Mediator harus guna mengakhiri persengketaan. Jika
mempelajari secara sungguh-sungguh dalam proses mediasi terjadi
seluruh dimensi yang berkaitan dengan perundingan yang menegangkan,
perkara yang menjadi pokok sengketa mediator dapat menghentikan mediasi
para pihak. Para pihak harus untuk beberapa saat guna meredam
menyerahkan seluruh dokumen dan suasana agak lebih kondusif. Bahkan
surat-surat penting yang berkaitan Pasal 9 Ayat (1) Perma memberikan
dengan perkaranya kepada mediator. kesempatan bagi mediator untuk
Di samping itu, sesama para pihak juga melakukan kaukus. Kaukus adalah
159
160 Mahkamah, Vol. 2, No.2, Desember 2017

pertemuan antara mediator dengan keretakan rumah tangga sehingga


salah satu pihak tanpa dihadiri oleh keutuhan rumah tangga tetap terjaga.
pihak lainnya.
Keputusan melakukan kaukus DAFTAR PUSTAKA
berada di tangan mediator, dan Abdul Manan, Penerapan Hukum
sebaiknya juga harus mendapat tujuan Acara Perdata di Lingkungan
dengan para pihak. Mediator harus Peradilan Agama, Jakarta:
mempertimbangkan sisi positif dan sisi Kencana Prenada Media, 2005
negatif bila kaukus diselenggarakan, Abdullah Marlang, Irwansyah, dan
karena penyelenggaran kaukus kadang- Kaisaruddin Kamaruddin,
kadang juga menimbulkan kecurigaan Pengantar Hukum Indonesia,
salah satu pihak kepada mediator atau Makassar: A.S. Center, 2009
kepada pihak lain. Namun, pada sisi Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas
lain kaukus diperlukan, karena dapat Hukum Muamalat (Hukum
mengantisipasi situasi di mana para Perdata Islam), Yogyakarta: UII
pihak tidak dapat saling dipertemukan Press, 2000
secara berhadapan. Amir Mualim dan Yusdani, Ijtihad dan
D. Kesimpulan Legislasi Muslim Kontemporer,
Penerapan mediasi di pengadilan Yogyakarta: UII Press, 2005
dalam proses penyelesaian sengketa Amir Syarifuddin, Pembaharuan
perkawinan sejalan dengan hukum Pemikiran dalam Hukum Islam,
Islam, di mana perceraian adalah suatu Padang: Angkasa Raya, 1990
perbuatan yang dimurkai oleh Allah Fatahillah A. Syukur, Mediasi Yudisial
SWT, sebagaimana dalam hadist yang Di Indonesia Bandung: Mandar
diriwAyatkan oleh Ibnu Umar ra., Maju, 2012
“Rasulullah SAW bersabda, perbuatan Gary Goopaster, Negosiasi dan
yang halal yang paling dibenci Allah Mediasi: Sebuah Pedoman
adalah thalaq (cerai).” Negosiaisi dan Penyelesaian
Bahkan Pasal 7 Ayat (1) Perma telah Sengketa Melalui Negosiasi,
mewajibkan hakim untuk Jakarta: ELIPS Project, 1993
menyelesaikan sengketa tersebut Jimmy Joses Sembiring, Cara
melalui mekanisme mediasi. Selain itu, Menyelesaikan Sengketa di Luar
Pasal 2 Ayat (4) mengharuskan hakim Pengadilan, Jakarta: Visimedia,
memasukkan hasil mediasi ke dalam 2011
pertimbangan hukumnya dan jika tidak John Michael Hoynes, Cretchen L.
menempuh prosedur mediasi dianggap Haynes dan Larry Sun Fang,
sebagai pelanggaran terhadap Pasal 130 Mediation: Positive Conflict
HIR/154 RBg yang berakibat putusan Management, New York: SUNY
batal demi hukum sebagaimana Pasal 2 Press, 2004
Ayat (3) Perma. Dengan demikian, M. Arfin Hamid, Hukum Islam
mediasi sebagai alternatif penyelesaian Perspektif Keindonesiaan (Sebuah
sengketa di luar persidangan menjadi Pengantar dalam Memahami
suatu keharusan dalam penyelesaian Relaitas di Indonesia), Makassar:
sengketa perdata. PT. Umitoha Ukhuwah Grafika,
Diwajibkan mediasi khususnya dalam 2011
sengketa perkawinan seperti perceraian Mahkamah Agung RI, Peraturan
membawa manfaat yang besar bagi Mahkamah Agung Republik
para pihak, karena melalui mediasi Indonesia Nomor 1 Tahun 2008
akan dicapai kesepakatan dan solusi tentang Prosedur Mediasi di
yang memuaskan dan terselesaikannya Pengadilan
problem yang menjadi penyebab
Tomy Saladin 161

Mustofa dan Abdul Wahid, Hukum


Islam Kontemporer, Jakarta: Sinar
Grafika, 2009
Nurnaningsih Amriani, Mediasi
Alternatif Pennyelesaian Sengketa
Perdata di Pengadilan, Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2011
Said Agil Husin Al-Munawar, Hukum
Islam & Pluralitas Sosial, Jakarta:
Penamadani, 2004
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara
Perdata Indonesia, Yogyakarta:
Liberty Yogyakarta, 2009
Susanti Adi Nugroho, Mediasi Sebagai
Alternatif Penyelesaian Sengketa,
Jakarta: Telaga Ilmu Indonesia,
2009
Syahrizal Abbas, Mediasi dalam
Hukum Syariah, Hukum adat, dan
Hukum Nasional, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011
Syahrizal Abbas, Mediasi dalam
Hukum Syariah, Hukum Adat, dan
Hukum Nasional, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011
Takdir Rahmadi, Mediasi Penyelesaian
Sengketa Melalui Pendekatan
Mufakat, Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2010

161

Anda mungkin juga menyukai