Oleh:
W ILLIAM HALASHON SINAGA
NPM. MH.20.08.008
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM
UMEL MANDIRI
JAYAPURA
2022
I
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Menyetujui
Pembimbing I, Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Jurusan Magister Hukum
II
DAFTAR ISI
B. Pendekatan ............................................................................... 45
1
G. Analisis Data ............................................................................. 54
2
BAB I
PENDAHULUAN
adalah mediasi.
3
konflik atau perkara hendaknya diselesaikan melalui prosedur
yang tepat, efektif, dan dapat membuka akses yang lebih luas
1
Rahadi Wasi Bintoro, “Kajian Ontologis Lembaga Mediasi di Pengadilan,” Jurnal Yuridika, Vol. 31,
No.1, (Januari-April, 2016), hal. 72
4
Akar konflik adalah perbedaan. Perbedaan ras, kulit, suku,
hidup.
peradilan.
2
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman
5
Terdapat dua bentuk mediasi, bila ditinjau dari waktu
murah.3
secara damai. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor baik dari
pencari keadilan itu sendiri dan dari hakim itu sendiri yang tidak
3
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Pasal 2 ayat (4)
6
mengupayakan langkah-langkah yang tepat untuk upaya
4
Ainal Mardhiah, “Penyelesaian Sengketa Melalui Mediasi Berdasarkan Perma No. 1 tahun 2008,”
Kanun Jurnal Ilmu Hukum, No. 53, (April, 2011), hlm. 155-156
7
dilakukan di luar pengadilan maka keduanya akan dilakukan secara
ada pengukuhan dari hakim dan Acte Van Vergelijk adalah akta
dimana akta itu dibuat oleh para pihak di hadapan hakim atau
8
2. Akta perdamaian tanpa persetujuan hakim yang dilakukan
sebagai berikut :
7
R. Subekti dan R. Tjitrosudjibjo, Kitab Undang Undang Hukum Perdata, (Jakarta: Pradnya
Paramita, 2003) Pasal 1858.
9
1. Kuat dugaan Penerapan Mediasi terhadap penyelesaian
B. Rumusan Masalah
IA Jayapura?
C. Tujuan Penelitian
10
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas
2016 dan kendala apa saja yang dihadapi oleh Hakim Mediator
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
masyarakat.
2. Manfaat Praktis.
11
b. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan
E. Orisinalitas Penelitian
12
pada Nomor 1
Perceraian Tahun
melainkan 2016.
semua
perkara
yang
masuk
dalam
kewenanga
n
Pengadilan
Negeri
terkhusus
Pengadilan
Negeri Klas
IA
Jayapura
2. Nurhikmah, Tesis Membahas Pada Tesis Sama
Universitas Medan mediasi Nurhikmah, halnya
Area, 2016. Mediasi sebagai pembahasa dengan
sebagai Alternatif alternatif n hanya Tesis
Penyelesaian penyelesai terbatas diatas,
Sengketa Perdata di an pada hasil putusan
Pengadilan (Analisis sengketa mediasi tersebut
Putusan No. pada pada terbit pada
52/Pdt.G/2015/Pn.R Pengadilan putusan Tahun
ap) Negeri sebagaima 2015,
na artinya
disebutkan dasar huku
dan juga Proses
proses Mediasi
pemilihan juga masih
mediator, menggunak
sedangkan an PERMA
pada tesis No. 1 Tahun
ini tidak 2008.
mengacu
pada satu
putusan,
dan tidak
meneliti
terkait
pemilihan
mediator,
tetapi lebih
kepada
hasil
mediasi
13
dan
bagaimana
kekuatan
hukum
pada hasil
mediasi
tersebut.
3. Daniel Jusari, Tesis Membahas Letak objek Tesis ini
Universitas mediasi penelitian tidak
Andalas. 2017. sebagai jelas terbatas
Efektivitas Mediasi salah satu berbeda, pada
dalam Penyelesaian bentuk pada tesis sengketa
Sengketa pada penyelesai tersebut konsumen,
Badan an lembaga melainkan
Penyelesaian sengketa. yang di lebih luas
Sengketa teliti adalah karena
Konsumen (BPSK) BPSK, perkara
Kota Padang. sedangkan pada
pada tesis Pengadilan
ini letak Negeri bisa
objek berupa
penelitian Pidana,
adalah PHI,
mediasi Perdata.
pada
Pengadilan
Negeri
Jayapura
4. Kliwon, Tesis Membahas Mediasi Tesis ini
Sekolah Tinggi Ilmu Mediasi dilihat dari tidak
Hukum Umel sebagai non litigasi, terbatas
Mandiri, 2021. penyelesai sedangkan pada
Analisis an pada tesis sengketa
Penyelesaian sengketa ini mediasi kontrak
Sengketa Kontrak kontrak pada kerja
Kerja Konstruksi kerja pengadilan, kontruksi
Proyek Pemerintah konstruksi jadi dapat pemerintah
Melalui Non Litigasi, Pemerintah dikatakan tetapi pada
non litigasi sengketa
tapi masuk yang ada
dalam pada
tahapan pengadilan
litigasi. terutama
sengketa
perdata
umum.
14
Terkait judul yang serupa tetapi berbeda permasalahan dan
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum
lebih.
perselisihan yang ada pada persepsi mereka saja. Dengan kata lain
8
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit
Balai Pustaka, 1990), Hal 643.
9
John.M. Echlos dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia dan Indonesia Inggris, (Jakarta:
Penerbit Gramedia, 1996), hal. 138.
16
yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang saling
hukum.
(adjudication).
undangan.
10
Laura Nader dan J.Tood dalam Kadir Katjong, S.H., M.H., Op Cit. Hal.111
17
pilihan hukum dalam penyelesaian sengketa, dewasa ini telah
penyelesaian sengketa.
11
Kadir Katjong, S.H., M.H. Op Cit. hal.113
12
Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Penyelesaian Sengketa
Alternatif, Pasal 1 angka 10.
18
Dispute Resolution, menjelaskan bahwa penyelesaian alternative
1. Arbitrase
sebagai arbiter.
“Arbiter adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak
19
mengenai sengketa tertentu yang diserahkan penyelesaiannya
melalui arbitrase”.
2. Negosiasi
3. Mediasi
4. Konsiliasi
20
yang mendasar yaitu konsiliasi pihak ketiga aktif bahkan
2. Mediasi
kemudian.
a) Prinsip-Prinsip Mediasi
13
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998), Hal. 569
21
pemberdayaan (empowerment), prinsip netralitas (neutrality),
penyelesaian”
14
Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional
(Jakarta: Kencana, 2009) Hal. 28.
15
Takdir Rahmadi, Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat, (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2011). Hal.154
22
diselenggarakan oleh Mahkamah Agung atau lembaga yang
16
Gatot Soemartono, Arbitrase dan Mediasi Di Indonesia. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2006) Hal. 134
23
3. Pengadilan Negeri Klas IA Jayapura
yang dahulu ibu kotanya disebut kota baru/Port Numbay dan kini
Mambramo Raya.
Kabupaten Genyem.
pencari keadilan;
24
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan di Pengadilan Negeri
Klas IA Jayapura;
B. Landasan Teori
1. Teori Keadilan
dari nilai (value) yang bersifat abstrak sehingga memiliki banyak arti
dan konotasi.
fakta-fakta,
validitas,
17
Noach Webster, dalam H.M. Erfan Helmi Juni, Filsafat Hukum, (Bandung: Pustaka Setia, 2012),
Hal. 397.
25
6. Penggunaan kekuasaan untuk mempertahankan yang benar
wenang.
sebaliknya.18
Keadilan yang berakar dari kata adil yang berarti tidak berat
18
Karen Lebach, Teori-teori Keadilan, (Bandung: Penerbit Nusa Media, 2011), Hal.1.
26
benar atau berpegang pada kebenaran serta tidak berbuat
Romawi.19
19
Muh.Suarif, Prinsip-Prinsip Keadilan Dalam Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial di
Indonesia, (Surabaya: Disertasi PPS Unair, 2002), Hal.10.
27
melahirkan suatu keadilan yang lazimnya dinamakan keadilan
prosedural. 20
Jadi prinsip keadilan ini merupakan apa yang benar, baik dan tepat
yang demikian itu, seperti bahwa: adil adalah tegak, tidak berat
sebelah, oleh karena itu juga bisa diberi arti lurus atau benar,
sedangkan benar itu juga berarti nyata, dan nyata itu adalah jujur.22
20
Achmad Ali dan Wiwie Heryani, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, (Jakarta: Kencana,
2012), Hal.143.
21
Frans Magnis Suseno, dalam Harimanto dan Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2012). Hal.135.
22
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000), Hal.166.
23
John Rawls, A Theory Of Justice – Teori Keadilan (terjemahan Uzair Fauzan) (Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Pelajar, 2006), Hal.3.
28
sama yang paling luas sesuai dengan sistem kebebasan serupa
bagi semua".24
24
Ibid,
25
John Rawls, A Theory Of Justice, (London: Oxford University Press, 1973), Hal.9.
29
2. Teori Peranan
tindakan yang dimiliki setiap individu memiliki arti penting untuk Sebagian
orang.
30
Penjelasan diatas dapat diketahui bahwa peran dan status
a. Persepsi Peran
b. Ekspetasi Peran
c. Konflik Peran
a. Peran aktif
31
dapat dilihat atau diukur dari kehadirannya dan
b. Peran partisipasif
c. Peran pasif
masyarakat.
32
mengkoordinasikan kepentingan-kepentingan yang bisa
perlindungan,
27
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000), Hal. 53.
28
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000), Hal.54.
33
Di dalam peraturan perundang-undangan telah ditentukan
martabatnya.29
29
Lili Rasjidi dan B. Arief Sidharta, Filsafat Hukum Madzab dan Refleksi, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 1994), Hal. 64.
34
perlindugan terhadap hak-hak asasi manusia diarahkan ekpada
30
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Rakyat Bagi Rakyat di Indonesia, (Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1987), Hal. 38.
31
Ibid.
32
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum di Indonesia, (Surakarta: Disertasi Fakultas
Hukum, Universitas Sebelas Maret, 2003), Hal. 14.
33
Harjono, Konstitusi sebagai Rumah Bangsa, (Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi, 2008), Hal. 357.
35
Dalam setiap perundang-undangan yang menjadi salah satu
perlindungan,
34
Ibid, Hal. 45.
36
keseimbangan kepentingan”. Sehingga apa yang menjadi tujuan
seimbang.35
Hubungan antara variable atau sering dikenal hubungan antar dua variable
35
Ibid, Hal. 48
37
Dinamakan variable bebas karena bebas dalam mempengaruhi variable
lain. Variable ini berfungsi untuk membuat suatu dampak pada variable
Aspek Hukum
1. PERMA dan
Aturan terkait
Prosedur 2. Pelaksanaan
Mediasi di aturan
Pengadilan (X1)
menyeleng
ditinjau dari garakan
PERMA No. peradilan
1 Tahun yang
2016 serta sederhana,
kedudukan cepat, dan
dan peran berbiaya
hakim Aspek SDM ringan.
mediator 1. Kualitas
Mediator
2. Pengetahuan
masyarakat
(X2)
38
Keterangan :
X = Variabel Bebas
Y = Variabel Terpengaruh
E. Definisi Operasional
a. Kajian
sebagai berikut.
39
berbobot karena hanya merupakan hasil dari pemikiran tanpa
dasar.
permasalahan.
4. Perancangan program
40
b. Yuridis
beberapa ketentuan:
41
penyelenggaraan peradilan yang berkaitan dengan hukum acara;
d. Mediasi
mediasi.
42
Pertama, terkait batas waktu mediasi yang lebih singkat dari 40
mediasi.
I’tikad baik dalam proses mediasi dan akibat hukum para pihak yang
dengan I’tikad baik. 2) salah satu pihak atau para pihak dan/atau
43
C. Ketidakhadiran berulang-ulang yang menganggu jadwal
dan/atau
44
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
penyelesaiannya
b. Pendekatan
45
Pendekatan Hukum Normatif (yuridis normative) dan Pendekatan
37
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), Hal. 13 -14
38
Soetandjo Wignjosoebroto, Sebuah Pengantar Ke Arah Perbincangan Tentang Penelitian Hukum
Dalam PJP II, (Jakarta: BPHN Departemen Kehakiman, 1995), Hal.5
46
tersebut dilakukan dengan mempergunakan bahan hokum 39primer,
39
Ade Saptono, Pokok-Pokok Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Trisakti, 2009).
Hal. 34.
40
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji., Ibid, Dalam deskripsi Soedono Soekanto dan Sri
Mamudji,apabila dilihat dari sudut informasi yang diberikannya, maka bahan pustaka dapat dibagi
ke dalamdua kelompok. sebagai berikut: (1) bahan/sumber primer, dan (2) bahan/sumber
sekunder.Bahan/sumber sekunder ialah bahan pustaka yang berisikan pengetahuan ilmiah yang
baru ataumutakhir, ataupun pengertian baru tentang fakta yang diketahui maupun mengenai suatu
gagasan(idea). Bahan/sumber primer tersebut mencakup: (a) buku-, (b) kertas kerja konferensi,
lokakarya,seminar, symposium dan sebagainya; (c) laporan penelitian; (d) laporan teknis; (e)
majalah; (f)disertasi atau tesis dan (g) paten. Sedangkan bahan/sumber sekunder adalah bahan
pustaka yangberisikan informasi tentang bahan primer, yang antara lain mencakup: (a) abstrak; (b)
indeks; (q)bibliografi; (d) penerbitan pemerintah; dan (e) bahan acuan lainnya. Disamping kedua
bahantersebut, terdapat pula bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang, yang pada
dasarnyamencakup: (1) bahan-bahan yang memberikan petunjuk terhadap bahan hukum primer
dan bahanhukum sekunder, yang lebih dikenal sebagai bahan acuan bidang hukum atau bahan
rujukanbidang hukum. Misalnya adalah abstrak perundang-undangan, bibliografi hukum,
direktoripengadilan, ensiklopedia hukum, indeks majalah hukum, kamus hukum dan sebagainya;
dan (2)bahan-bahan primer, sekunder, dan tersier di luar bidang hukum, misalnya yang berasal
darisosiologi, ekonomi, ilmu politik, filsafat, dan lain sebagainya. Lihat Soerjono Soekanto dan
SriMamudji,Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat (Jakarta: CV Rajawali, 1985),
Hal.34-35 dan 41.
41
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, Jakarta, 2007), Hal., 57-61.
42
Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Jawa Timur: Bayumedia
Publishing, 2008, Hal. 24.
43
Lawrence M. Fridman, American Law, (New York: W.W. Norton & Company, 1984), page. 47
47
menganalisis tentang aspek proses, misalnya proses pengambilan
normative, yang dalam hal ini yaitu berbagai bahan hukum yang
44
Johnny Ibrahim, Op Cit, Hal. 299-301.
48
c. Lokasi Penelitian
Klas IA Jayapura.
a. Populasi
ini adalah para pihak yang terlibat sengketa yang terjadi di Kota
Jayapura.
b. Sampel
45
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1990), Hal. 44.
46
Ibid, Hal.145.
49
keseluruhan, sehingga populasi tersebut hanya cukup diambil
diteliti.
1. Jenis Data
50
2. Sumber Data
48
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press, 1986), Hal. 12.
51
lainnya seperti: artikel; majalah ilmiah; surat kabar; dan
ini, baik itu data primer maupun data sekunder dilakukan melalui:
penelitian ini.
52
Bahan hukum utama, berupa peraturan perundang-
dari:
1 Tahun 2002.
perdamaian.
53
3) Bahan Hukum Tersier
g. Analisis Data
penelitian ini.
54
Adapun langkah - langkah analisis dilakukan, melalui
penerapan pasal.
49
Uber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Refika Aditama, 2009). Hal. 339.
55
angka serta tidak dapat disusun dalam kategori – kategori atau
56
DAFTAR PUSTAKA
HS. H. Salim dan Septiana Nurbani, Erlis. 2013. Penerapan Teori Hukum
pada Penelitian Tesis dan Disertasi. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
57
Ibrahim, Johnny. 2008. Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif.
Jawa Timur: Bayumedia Publishing.
Magnis Suseno, Frans. Dalam Harimanto dan Winomo. 2012. Ilmu Sosial
dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
58
Muchsin. 2003. Perlindungan dan Kepastian Hukum di Indonesia.
Surakarta: Disertasi Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.
Rasjidi, Lili dan Sidharta, B. Arief. 1994. Filsafat Hukum Madzhab dan
Refleksi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
59
Soekanto, Soerjono. 1984. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI
Press.
Webster, Noach. Dan Helmi Juni, Erfan. 2012. Filsafat Hukum. Bandung:
Pustaka Setia.
60