SENGKETA BANK
SYARIAH”
Disusun Oleh :
Kelompok 12
Sariati 3320237
Muhammad Fadhil Ifwan 3320238
Dosen pengampu :
Dewi Manda Anggraini
3
Lanjutan....
» Shulh (perdamaian)
secara harfiah mengandung pengertian memutus pertengkaran atau
perselisihan. Dalam perumusan syariah islam dirumuskan “suatu jenis akad
(perjanjian) untuk mengakhiri perlawanan (perslisihan) antara dua orang
yang berlawanan”
perdamaian dalam syariah islam sangat dianjurkan, sebab dengan
adanya perdamaian diantara pihak yang bersengketa, maka akan
terhindarlah kehancuran silaturrahmi diantara pihak, dan sekaligus
permusuhan diantara para pihak akan dapat diakhiri.
6
Lanjutan....
Qadha (pengadilan)
secara harfiah, al-qadha berarti memutuskan atau menetapakan. Menurut itilah fikh,
kata ini berarti menetapkan hukum syara’ pada suatu peristiwa atau sengketa untuk
menyelesaikan secara adil dan mengikat. Lembaga pengadilan semacam ini
berwenang menyelesaikan perkara-perkara tertentu yang mencakup masalah
keperdataan.
Tahkim (Abitrase)
pengertian tahkim secara etimologis erat kaitanya dengan pengertian secara
terminologisnya. Secara terminologi, tahkim dapat diartikan dengan bersandarnya dua
orang yang bertikai (bersengketa) kepada seorang yang mereka ridhoi keputusanya
untuk menyelesaikan pertikaian mereka .
7
Syariah
» Pada awalnya yang menjadi kendala hukum bagi penyelesaian sengketa perbankan
syariah adalah hendak dibawa kemana penyelesaiannya. Pengadilan negeri tidak
menggnakan syariah sebagai landasan hukum bagi penyelesaian perkara, sedangkan
wewenang pengadilan agama dalam pasal 49 UU No. 7 tahun 1989 hanya terbatas
mengadili perkara perawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf, dan sedekah. Sehingga
mengantisipasi kondisi darurat maka didirikan Badan Arbritrase Muamalah Indonesia
(BAMUI) yang didiran secara bersama oleh kejaksaan Agung RI dan MUI
» Kemudian lahirnya UU No. 7 tahun 1992, UU No. 10 tahun 1998 dan UU No. 23 tahun 1990
sebenarnya sudah menjadi dasar hukum yang kuat bagi terselenggaranya perbankan
syariah di indonesia walaupun masih ada beberapa hal yang masih perlu disempurnakn
9
Dalam pasal 10 PBI No. 7/7/PBI/2005 disebutkan bahwa bank wajib menyelesaikan
pengaduan paling lambat 20 hari kerja setelah tanggal penerima pengaduan tertulis, kecuali
terdapat kondisi tertentu yang menyebabkan bank dapat memperpanjang jangka waktu.
Oleh pemerintah indonesia secara umum telah dilkukan dalam UU No. 30 tahun 1999
tentang arbritrase dan alternatif penyelesaian sengketa. Dalam UU ini dikemukakan bahwa
negara memberi kebebasan kepada masyarakat untuk menyelesaikan masalah sengketa
bisnisnya diluar pengadilan, baik melaluivkonsultasi, mediasi, negoisasi, konsilasi, atau
penilaian para ahli.
untuk APS debgan mediasi, secara khusus Bank Indonesia telah memiliki aturan tentang
mediasi perbankan melalui mediasi perbankan sebagaimana peraturan Bank Indonesia (PBI)
N0. 8/5/PBI/2006 yang kemudian dirubah dengan PBI No. 10/1/PBI/2008 tentang mediasi
perbankan, termasuk didalamnya adalah sengketa perbankan syariah.
10