Anda di halaman 1dari 6

Penyelesaian Sengketa

Ekonomi Syariah dalam


Hukum Islam
Yamani Naufal 210102040003
Muhammad Rafly 210102040071
Muhammad Hafidz Nugraha 210102040136
Ryaas Mahendra 210102040233
Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah

 Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah merupakan sengketa di bidang


ekonomi syariah antara lembaga pembiayaan syariah dengan nasabahnya.
Nasabah mengajukan permohonan terhadap Bank syariah dengan akad
Murabahah. Akhirnya, setelah melakukan pertimbangan dan survey, Bank
Syariah menyepakati untuk menyetujui permohonan pembiayaan tersebut.
Bank syariah dan nasabah bersepakat melakukan sebuah perrjanjian
pembiayaan dengan akad Murabahah. Namun suatu ketika, nasabah terlambat
membayar, kemudian Bank Syariah mengirimkan surat peringatan I, II dan III
kepada nasabah, tetapi tidak ada respon oleh nasabah. Kemudian, Bank
Syariah menyelesaikan sengketa ini ke Lembaga Litigasi (Pengadilan Agama).
Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah
Secara Litigasi
 Penyelesaian sengketa secara kontroversional dilakukan melalui suatu badan
pengadilan sudah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, akan
tetapi lama kelamaan badan pengadilan ini semakin terpasung dalam tembok yuridis
yang sukar ditembusi oleh pencari keadilan khususnya apabila pelaku pencari
keadilan adalah pebisnis dengan sengketa menyangkut bisnis sehingga mulailah
dipikirkan suatu alternative lain untuk menyelesaikan sengketa di luar pengadilan.
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah merupakan kompetensi dan kewenangan
Pengadilan Agama yang didasarkan pada Penjelasan point (1) Pasal 49 Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1989 tentang Peradilan Agama, serta ditegaskan kembali dalam Pasal 55 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang menyatakan
apabila terjadi sengketa di bidang perbankan syariah, maka peyelesaian sengketa
diajukan ke Pengadilan Agama. Dalam hal ini Pengadilan agama mempunyai hak dan
wewenang untuk menerima, mengadili, dan menyelesaikannya.
Penyelesaian Sengeketa Ekonomi Syariah
dalam Hukum Islam
 Al Sulh (Perdamaian)
Secara Bahasa “Sulh” berarti meredam pertikaian, sedangkan menurut istilah
“Sulh” berarti suatu jenis akad atau perjanjian untuk mengakhiri
perselirihan/pertengkaran antara dua pihak yang bersengketa secara damai.
 Tahkim (Arbitrase)
 Dalam perpsektif islam “Arbitrase” dapat dipandakan dengan istilah “Tahkim”. Tahkim
sendiri berasal dari kata “Hakkama”. Secara etimologi, tahkim berarti menjadikan
orang sebagai pencegah suatu sengketa. Secara umu, tahkim memiliki pengertian yang
sama dengan arbitrase yang dikenal dewasa ini yakni pengangkatan seseorang atau
lebih sebagai wasit oleh dua orang yang berselisih, guna menyelesaikan perselisihan
secara damai, orang yang meneyelsaikan disebut dengan ”Hakam”.
Penyelesaian Ekonomi Syariah dalam
Hukum Islam
 Al-Qadha
Menurut arti Bahasa, al-qadha berarti memutuskan atau
menetapkan. Menurut istilah berarti “menetapkan hukum syara’
pada suatu peristiwa atau sengketa untuk menyelesaikannya secara
adil dan mengikat”. Adapun kewenangan yang dimiliki oleh
Lembaga ini adalah menyelesaikan perkara tertentu yang
berhubungan dengan masalah al ahwal asy syakhsiyah (masalah
keperdataan, termasuk di dalamnya hukum keluarga) dan masalah
jinayat (yakni hal-hal yang menyangkut pidana).
Kesimpulan

 Pada dasarnya, kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang berkaitan dengan masalah harta dan benda, dengan kata
lain kegiatan ekonomi adalah kegiatan manusia untuk mencapai kemakmuran hidupnya. Kegiatan ekonomi bisa
terjalin apabila terjadi transaksi antara satu pelaku ekonomi dengan pelaku ekonomi lainnya. Namun dalam
pelaksanaan transaksi tersebut terkadang menimbulkan sengketa dikemudian hari.
Dalam hal penyelesaian sengketa bisnis yang dilaksanakan prinsip-prinsip syariah melalui mekanisme litigasi
pengadilan terdapat beberapa kendala, antara lain belum tersedianya hukum materil yang baik yang berupa
perundang-undangan maupun kompilasi sebagai pegangan hakim dalam memutuskan perkara. Di samping itu, masih
banyak para aparat hukum yang mengerti tentang ekonomi syariah atau hukum bisnis islam. Dalam hal ini
menyangkut sengketa, belum tersedianya Lembaga penyidik khusus yang berkompeten dan menguasai hukum
syariah.
Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah merupakan sengketa di bidang ekonomi syariah antara lembaga
pembiayaan syariah dengan nasabahnya. Nasabah mengajukan permohonan terhadap Bank syariah dengan akad
Murabahah. Akhirnya, setelah melakukan pertimbangan dan survey, Bank Syariah menyepakati untuk menyetujui
permohonan pembiayaan tersebut. Bank syariah dan nasabah bersepakat melakukan sebuah perrjanjian pembiayaan
dengan akad Murabahah. Namun suatu ketika, nasabah terlambat membayar, kemudian Bank Syariah mengirimkan
surat peringatan I, II dan III kepada nasabah, tetapi tidak ada respon oleh nasabah. Kemudian, Bank Syariah
menyelesaikan sengketa ini ke Lembaga Litigasi (Pengadilan Agama).

Anda mungkin juga menyukai