Pada dasarnya, kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang berkaitan dengan masalah harta dan benda, dengan kata
lain kegiatan ekonomi adalah kegiatan manusia untuk mencapai kemakmuran hidupnya. Kegiatan ekonomi bisa
terjalin apabila terjadi transaksi antara satu pelaku ekonomi dengan pelaku ekonomi lainnya. Namun dalam
pelaksanaan transaksi tersebut terkadang menimbulkan sengketa dikemudian hari.
Dalam hal penyelesaian sengketa bisnis yang dilaksanakan prinsip-prinsip syariah melalui mekanisme litigasi
pengadilan terdapat beberapa kendala, antara lain belum tersedianya hukum materil yang baik yang berupa
perundang-undangan maupun kompilasi sebagai pegangan hakim dalam memutuskan perkara. Di samping itu, masih
banyak para aparat hukum yang mengerti tentang ekonomi syariah atau hukum bisnis islam. Dalam hal ini
menyangkut sengketa, belum tersedianya Lembaga penyidik khusus yang berkompeten dan menguasai hukum
syariah.
Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah merupakan sengketa di bidang ekonomi syariah antara lembaga
pembiayaan syariah dengan nasabahnya. Nasabah mengajukan permohonan terhadap Bank syariah dengan akad
Murabahah. Akhirnya, setelah melakukan pertimbangan dan survey, Bank Syariah menyepakati untuk menyetujui
permohonan pembiayaan tersebut. Bank syariah dan nasabah bersepakat melakukan sebuah perrjanjian pembiayaan
dengan akad Murabahah. Namun suatu ketika, nasabah terlambat membayar, kemudian Bank Syariah mengirimkan
surat peringatan I, II dan III kepada nasabah, tetapi tidak ada respon oleh nasabah. Kemudian, Bank Syariah
menyelesaikan sengketa ini ke Lembaga Litigasi (Pengadilan Agama).