Anda di halaman 1dari 83

UNIVERSITAS BENGKULU

FAKULTAS HUKUM

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN


ANTARA PT.ANDISA KURNIA USAHA DENGAN USAHA
PERSEORANGAN TENTANG PENGADAAN LIQUIFIED
PETROLEUM GAS (LPG) 3KG BAGI MASYARAKAT
DI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Ujian dan Memenuhi
Persyaratan Guna Mencapai
Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

AHMAD IKHSAN

B1A013244

BENGKULU
2019
HALAMAN PENGESAHAN
PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN
ANTARA PT.ANDISA KURNIA USAHA DENGAN USAHA
PERSEORANGAN TENTANG PENGADAAN LIQUIFIED
PETROLEUM GAS (LPG) 3KG BAGI MASYARAKAT
DI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Ujian dan Memenuhi
Persyaratan Guna Mencapai
Sarjana Hukum

Oleh :

AHMAD IKHSAN
B1A013244

Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Candra Irawan, S.H, M.Hum Edi Hermansyah, S.H, M.H


NIP. 19731015199702 1 001 NIP.19720202198802 1 002

Mengetahui,
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu

Prof. Dr. Herawan S, S.H., M.S


NIP. 19641211 198803 1 001

ii
Skripsi Ini Dipertahankan Dalam Rangka Ujian Sarjana Hukum
Di Depan Tim Penguji Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu

Dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat :
Nilai :
Tim Penguji
Ketua Penguji Sekretaris Penguji

Hamdani Ma’akir, S.H, M.Hum Edytiwarman, S.H, M.Hum


NIP. 196008171987021010 NIP. 196304061989011002

Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Dr. Candra Irawan, S.H, M.Hum Edi Hermansyah, S.H, M.H


NIP. 197310151997021001 NIP.197202021988021002

Mengetahui,
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu

Prof. Dr. Herawan S, S.H., M.S


NIP. 19641211 198803 1 001

iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas Bengkulu
maupun di perguruan tinggi lainnya;

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan hasil penelitian saya sendiri, yang
disusun tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan dari tim pembimbing;

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftas pustaka;

4. Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari dapat
dibuktikan adanya kekeliruan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia untuk menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
akademik yang diperoleh dari karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma yang berlaku di Universitas Bengkulu.

Bengkulu, November 2019

Yang Membuat Pernyataan,

Ahmad Ikhsan
B1A013244

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya


sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”(QS. Alam Nasyrah: 1-8)

Persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta Sahabi dan Jarunis yang telah mendidik,

mendo’akan, dan mendukung sehingga aku dapat menyelesaikan studi dengan

baik.

2. Istri dan Anakku, Reppy Permatania dan M. Resan Albar yang selalu

mendukung dan memberi semangat juga nasehat serta selalu memberikan doa

dan kasih sayang sebagai penyemangatku hingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

3. Saudara-saudariku tercinta Abang Taufik, Kak Iyas, dan Ayuk Liza yang

telah memberikan doa dan semangat dalam untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Dosen Pembimbing Terbaik Bapak Dr. Candra Irawan, S.H., dan Edi

Hermansyah, S.H.,

5. Sahabatku seperjuangan yang selalu menemaniku di kampus maupun di luar

kampus. Terimakasih sahabatku dan semangat demi mencapai kesuksesan.

6. Almamaterku SD Negeri 05 Kota Bengkulu, SMP Negeri 2 Kota Bengkulu,

SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu dan Program Studi Ilmu Hukum Fakultas

Hukum Universitas Bengkulu sebagai tempatku menuntut ilmu.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas semua limpahan Rahmat

dan Karunia-Nya. Salawat beriring salam juga penulis hanturkan kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW karena berkat Baginda Rasulullah yang

membawa umat manusia pada zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan

akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penyelesaian

Wanprestasi antara PT. Andisa Kurnia Usaha dengan Usaha Perseorangan tentang

pengadaan Liqufied Petroleum Gas (LPG) 3KG Bagi Masyarakat di Bengkulu

Tengah”, penulisan skripsi ini dimaksud untuk melengkapi persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

Skripsi ini membahas tentang perjanjian kerjasama yang dilakukan antara

PT. Andisa Kurnia Usaha dengan Usaha Perseorangan tentang Pengadaan Gas

LPG 3KG di Bengkulu Tengah serta faktor-faktor penyebab terjadinya

wanprestasi dan penyelesaian dalam perjanjian tersebut.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan saran maupun kritik

yang bersifat membangun kepada penulis agar karya ini sempurna. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan dan

kesalahan yang masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dalam kesempatan

ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih setulusnya

kepada :

vi
1. Bapak Dr. Ridwan Nurazi, S.E., M.Sc., Rektor Universitas Bengkulu.

2. Bapak Prof. Herawan Sauni, S.H., M.S. Dekan Fakultas Hukum

Universitas Bengkulu.

3. Bapak Dr. Candra Irawan, S.H., M.Hum., Dosen pembimbing utama

dalam penulisan skripsi ini yang telah menyampaikan arahan dan

memberikan bimbingan penyempurnaan untuk karya tulis ini sehingga

tersusun menjadi skripsi.

4. Bapak Edi Hermansyah S.H., M.H., Dosen pembimbing pendamping

dalam penulisan skripsi ini yang telah bersedia menyediakan waktu,

memberi ilmu dan nasihat yang bermanfaat dalam penulisan skripsi.

5. Bapak Hamdani Ma’akir, S.H, M.Hum dan Edytiawarman, S.H.,

M.Hum Dosen penguji/pembahas skripsi yang telah memberikan saran

dan masukan yang sangat berguna untuk penyempurnaan penulisan

skripsi.

6. Ibu Dely Waryenti, S.H., M.Hum., pembimbing akademik dalam

membimbing dari pertama kuliah hingga sampai saat ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Universitas Bengkulu. Beliau-beliau adalah orang yang telah berjasa

dalam memberikan ilmu pengetahuan dan mendidik, terutama dalam

memberi pemahaman atas ilmu hukum yang selama ini penulis pelajari.

8. Ibu Andrina Wahyuni, S.E,. Direktur PT. Andisa Kurnia Usaha dan

para pelaku usaha yang telah bersedia menerima selama penelitian dan

vii
memberikan informasi serta data yang dibutuhkan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Kedua orang tuaku tercinta Sahabi dan Jarunis yang telah mendidik,

mendo’akan, dan mendukung setiap perjalanan penulis. Terimakasih

atas nasehat dan do’a yang tiada hentinya berikan kepadaku selama ini.

10. Saudara kandung tercinta yang telah memberikan dukungan dan tempat

berbagi cerita dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Istriku tercinta Reppy Permatania yang selalu sabar, menemani dan

berbagi cerita serta menjadi jam pengingat dalam menyelesaikan skripsi

ini.

12. Anakku tersayang Resan Albar yang menjadi semangatku untuk dapat

menyelesaikan studi ini.

13. Sahabat-sahabat seperjuanganku Yuhul, Sandika, Aik, Isra, Yazar,

Noto, Yoma, Kaza, Ramdan, Arif, David, Septian, Resty, dan Uci yang

telah memberikan semangat dan dorongan kepadaku dalam

penyelesaian skripsi ini

14. Teman seperjuangan almamater Fakultas Hukum angkatan 2013.

Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat berguna

dan bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, November 2019

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI........................................................... iii
HALAMAN PENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI......................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... v
KATA PENGANTAR......................................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ ix
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................
...............................................................................................................................
xiii
ABSTRAK............................................................................................................
...............................................................................................................................
xiv
ABSTRACT........................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................. 7
D. Kerangka Pemikiran.............................................................................. 8
E. Keaslian Penelitian................................................................................ 16
F. Metode Penelitian.................................................................................. 19
1. Jenis Penelitian.................................................................................. 20
2. Pendekatan Penelitian........................................................................ 20
3. Populasi dan Sampel.......................................................................... 21
4. Data dan Sumber Data....................................................................... 22

ix
5. Metode Pengumpulan Data................................................................ 22
6. Metode Pengolahan Data................................................................... 23
7. Metode Analisis Data......................................................................... 23
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................. 25

A. Hukum Perjanjian................................................................................. 25
1. Pengertian Perjanjian........................................................................ 25
2. Unsur Perjanjian............................................................................... 27
3. Asas-asas Hukum Suatu Perjanjian.................................................. 28
4. Syarat-syarat Sahnya Suatu Perjanjian............................................. 30
5. Prestasi.............................................................................................. 33
6. Wanprestasi....................................................................................... 34
7. Saat terjadinya Wanprestasi.............................................................. 35
8. Akibat Wanprestasi........................................................................... 36
9. Berakhirnya Perjanjian.................................................................... 38
B. Perusahaan.............................................................................................. 39
1. Pengertian Perusahaan....................................................................... 39
2. Unsur-unsur Perusahaan.................................................................... 41
3. Bentuk-bentuk Perusahaan................................................................ 42
4. Pembagian Perusahaan atau badan Usaha......................................... 42
5. Dasar Hukum Perseroan Terbatas...................................................... 43
6. Perusahaan Perorangan...................................................................... 44
7. Pengertian Agen dan Keagenan......................................................... 45
BAB III FAKTOR FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA
WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN ANTARA PT.
ANDISA KURNIA USAHA DENGAN USAHA
PERSEORANGAN TENTANG PENGADAAN GAS LPG 3KG
BAGI MASYARAKAT DI KABUPATEN BENGKULU
TENGAH
...............................................................................................................

x
...............................................................................................................
48

A. Isi Perjanjian antara PT. Andisa Kurnia Usaha dan Usaha


Perseorangan tentang Perjanjian pengadaan Gas LPG 3kg bagi
Masyarakat di Kabupaten Bengkulu Tengah
.................................................................................................................
.................................................................................................................
48
B. Sebab-sebab Terjadinya Wanprestasi dalam Perjanjian antara PT.
Andisa Kurnia Usaha dengan Usaha Perseorangan tentang pengadaan
Gas LPG 3kg bagi masyarakat di Kabupaten Bengkulu Tengah
.................................................................................................................
.................................................................................................................
51

BAB IV UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM


PERJANJIAN ANTARA PT. ANDISA KURNIA USAHA DENGAN
USAHA PERSEORANGAN TENTANG PENGADAAN GAS LPG
3KG BAGI MASYARAKAT DI KABUPATEN BENGKULU
TENGAH
......................................................................................................................
......................................................................................................................
59

BAB V PENUTUP...................................................................................................
......................................................................................................................
64

A. Kesimpulan............................................................................................. 64
B. Saran........................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 66

xi
DAFTAR SINGKATAN

ADR : Alternative Dispute Resolution


BW : Burgerlijk Wetboek
KUHPer : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
LPG : Liqufied Petroleum Gas
PT : Perseroan Terbatas
HET : Harga Eceran Tertinggi

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa


dan Politik Kabupaten Tengah
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah melakukan Penelitian dari
PT. Andisa Kurnia Usaha
Lampiran 3 Surat Perjanjian Kerjasama PT. Andisa Kurnia Usaha
Dengan Usaha Perseorangan yaitu Pangkalan Gas LPG
3 kg
Lampiran 4 Laporan Bulanan Pangkalan Gas LPG 3 kg
Lampiran 5 Berita Acara Kunjungan Pangkalan Gas LPG 3 kg

xiii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab

terjadinya wanprestasi dalam perjanjian antara PT. Andisa Kurnia Usaha dengan

Usaha Perseorangan tentang Pengadaan Gas LPG 3Kg bagi masyarakat di

kabupaten Bengkulu Tengah dan untuk mengetahui upaya penyelesaian

wanprestasi dalam perjanjian antara PT. Andisa Kurnia Usaha dengan Usaha

Perseorangan tentang Pengadaan Gas LPG 3kg bagi masyarakat di kabupaten

Bengkulu Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

penelitian hukum empiris dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil yang

didapat pada penelitian ini yaitu pada permasalahan pertama, bahwa perjanjian

yang dilakukan oleh para pihak tersebut merupakan perjanjian tertulis. Setiap

pihak mempunyai hak dan kewajiban masing-masing tetapi pihak kedua yaitu

Usaha Perseorangan telah melakukan wanprestasi dalam perjanjian tersebut yang

disebabkan karena lalai dan sengaja. Hasil penelitian pada permasalahan kedua

yaitu upaya penyelesaian dari wanprestasi yang di lakukan pihak kedua berupa,

surat teguran lisan, surat peringatan, negosiasi, serta pemutusan perjanjian

kerjasama. Bahwa sampai sekarang belum ada pihak kedua yaitu Usaha

Perseorangan yang diputuskan perjanjian kerjasamanya.

Kata Kunci : Perjanjian Kerjasama, Penyelesaian Wanprestasi.

xiv
ABSTRACT

This study aims to determine the factors that cause default in the agreement

between PT. Andisa Kurnia Usaha with an Individual Business on 3Kg LPG Gas

Procurement for the community in Bengkulu Tengah regency and to find out the

efforts to settle the default in the agreement between PT. Andisa Kurnia Usaha

with Individual Business on the Procurement of 3kg LPG Gas for the people in

Bengkulu Tengah regency. The method used in this study is the empirical legal

research method with a qualitative descriptive approach. The results obtained in

this study are the first problem, that the agreement made by the parties is a

written agreement. Each party has their respective rights and obligations, but the

second party, namely the Individual Business, has defaulted on the agreement due

to negligence and deliberation. The results of the research on the second problem

are efforts to resolve the default by the second party in the form of oral warning

letters, warning letters, negotiations, as well as termination of contract

agreements. That up to now there has not been a second party, namely the

Individual Business, whose contract has been terminated

Keywords: Cooperation Agreement, Default Settlement.

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang masyarakatnya memiliki

ketergantungan terhadap bahan bakar sangat tinggi, baik itu untuk keperluan

rumah tangga, transportasi, maupun industri, sehingga semakin hari kebutuhan

manusia pada bahan bakar sangat meningkat.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat membuat

pemerintah harus terus berupaya untuk meningkatkan perekonomian di

Indonesia, yaitu dengan melakukan beberapa kebijakan terhadap perekonomian

di Indonesia demi memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya dengan

melakukan konvensi dari minyak tanah ke Liquified Petroleum Gas (LPG).

Dalam Pasal 1 ayat 3 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

No.26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquified

Petroleum Gas, yang selanjutnya di singkat LPG yaitu gas hidrokarbon yang

dicairkan dengan tekanan untuk memudahkan penyimpanan, pengangkutan,

dan penanganan yang pada dasarnya terdiri atas propana, butana, atau

campuran keduanya.1

Peralihan konversi dari minyak tanah ke gas LPG sejak tahun 2007

merupakan kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam pembatasan

penggunaan minyak tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Oleh

karena itu pemerintah berupaya untuk mencari pengganti minyak tanah, apalagi
1
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.26 Tahun 2009 tentang
Penyediaan dan Pendistribusian Liquified Petroleum Gas, Pasal 1 ayat 3.

1
2

sampai sekarang kebutuhan rumah tangga terus meningkat dan jumlah minyak

tanah sudah berkurang dan bahkan sulit untuk didapatkan oleh masyarakat. 2

Konveksi minyak tanah ke gas LPG 3 kg diperuntukkan bagi rumah tangga dan

usaha mikro yang bertujuan untuk menjamin ketersediaan bahan bakar dan

mengurangi beban subsidi minyak tanah. Maka pemerintah menetapkan gas

LPG sebagai bahan bakar dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga untuk

kedepannya dan masyarakat harus beralih dari minyak tanah ke gas LPG,

penggunaan gas LPG dimaksudkan untuk menekan pemakaian bahan bakar

minyak tanah secara terus menerus. Gas LPG merupakan bahan bakar yang

diambil dari gas bumi yang terkandung didalam bumi dan diolah menjadi gas

yang dapat digunakan oleh masyarakat sebagai inovasi baru dalam

pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Indonesia, sehingga masyarakat

tidak terpaku hanya pada satu bahan bakar saja.

Kompor gas merupakan perlengkapan alat dapur yang modern pada saat

ini, pemakaian kompor gas di rasa sangat praktis dan juga cepat sehingga

banyak diminati oleh masyarakat. Pemakaian kompor gas menggunakan bahan

bakar gas yang dapat dibeli diberbagai distributor penyalur gas LPG 3 kg yang

disebut agen dan sub agen gas LPG 3 kg.

Dalam Pasal 1 angka 10 Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 22/M-

DAG/PER/3/2016 tentang Ketentuan Umum Distribusi Barang, agen yaitu

2
Ilham Kurniawan, “Pelaksanaan Pengawasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Pekanbaru Dalam Pendistribusian Gas Lpg 3 Kg Di Kota Pekanbaru”, skripsi, diakses dari
http://repository.uin-suska.ac.id/9194/1/2013_2013282ADN.pdf, pada tanggal 8 juni 2018, pukul
10.03.
3

pelaku usaha distribusi yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama

pihak yang menunjuknya berdasarkan perjanjian untuk melakukan kegiatan

pemasaran barang.3 Agen merupakan pelaku usaha distribusi yang bertindak

sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal yaitu PT. Pertamina

berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran gas LPG 3 kg kepada sub

agen.

Dalam Pasal 1 angka 11 Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 22/M-

DAG/PER/3/2016, sub agen yaitu pelaku usaha distribusi yang bertindak

sebagai perantara untuk dan atas nama agen yang menunjuknya berdasarkan

perjanjian untuk melakukan kegiatan pemasaran barang.4 Sub agen merupakan

usaha perseorangan yang di tunjuk oleh agen berdasarkan perjanjian untuk

melakukan penjualan barang yaitu gas LPG 3 kg. Agen dan sub agen keduanya

sama-sama merupakan pedagang perantara. Agen bertindak untuk dan atas

nama prinsipal yaitu PT. Pertamina yang menunjuknya, sedangkan sub agen

bertindak untuk dan atas namanya sendiri.

Hubungan hukum merupakan hubungan yang menimbulkan akibat hukum

yaitu hak (right) dan kewajiban (duty/obligation). Hubungan-hubungan hukum

yang berdasarkan perjanjian yaitu hubungan hukum yang terjadi karena

persetujuan atau kesepakatan para pihaknya. Sedangkan hubungan hukum yang

terjadi karena hukum yaitu hubungan hukum yang terjadi karena Undang-

undang atau hukum adat menentukannya demikian tanpa perlu ada persetujuan

3
Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 22/M-DAG/PER/3/2016 tentang Ketentuan
Umum Distribusi Barang, pasal 1 ayat 10
4
Ibid, Pasal 1 ayat 11
4

atau kesepakatan terlebih dahulu. Perikatan yang lahir dari hukum terbagi lagi

dalam :5

1. Perikatan karena hukum saja, misalnya perikatan antara anak


dengan orang tuanya;
2. Perikatan karena hukum sehubungan dengan perbuatan orang
(Pasal 1352 KUHPerdata).
Pada umumnya perjanjian berawal dari perbedaan kepentingan yang

dicoba dipertemukan melalui kesepakatan. Melalui perjanjian, perbedaan

tersebut diakomodir dan selanjutnya dibingkai dengan perangkat hukum

sehingga mengikat para pihak. Dalam perjanjian, pertanyaan mengenai sisi

kepastian dan keadilan justru akan tercapai apabila perbedaan yang ada di

antara para pihak terakomodir melalui mekanisme hubungan perikatan yang

bekerja secara seimbang.6

Suatu perjanjian yaitu suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada

seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan

suatu hal. Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang

tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan

antara dua orang yang membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa

suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang

diucapkan atau ditulis.7

Perjanjian secara tertulis merupakan salah satu cara yang dapat

digunakan para pihak sebagai dasar dalam melakukan suatu hubungan

5
Hardijan Rusli, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta, 1993, hlm. 28.
6
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak
Komersial, Kencana Predana Media Group, Jakarta, 2013, hlm.1.
7
Subekti, Hukum Perjanjian, PT Intermasa, Jakarta, 1987, hlm. 1.
5

kerjasama. Dalam hukum perjanjian yang diatur dalam Buku Ketiga Kitab

Undang-undang Hukum Perdata yang menganut sistem terbuka dan asas

kebebasan berkontrak, hal ini diatur dalam Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-

undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa :

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-


undang bagi mereka yang membuatnya.”

Hal ini mengandung arti bahwa setiap orang diperkenankan untuk

membuat perjanjian apa saja, baik yang sudah diatur maupun yang belum

diatur dalam Undang-undang sepanjang perjanjian itu tidak bertentangan

dengan norma kesusilaan dan ketertiban umum.

PT. Andisa Kurnia Usaha merupakan salah satu agen penyalur gas dari

PT. Pertamina yang menyediakan bahan bakar gas LPG 3 kg yang berada di

Kabupaten Bengkulu Tengah. Bengkulu Tengah merupakan sebuah Kabupaten

di Provinsi Bengkulu.  Ibukotanya yaitu Karang Tinggi. Kabupaten ini

dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2008 yang merupakan

pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Utara. PT. Andisa Kurnia Usaha

menjalin kerjasama dengan usaha perseorangan atau disebut pangkalan sebagai

mitra kerjanya. Untuk melanjutkan hubungan kerjasamanya diperlukan adanya

suatu perjanjian, agar terlaksananya hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Dalam perjanjian tertulis antara PT. Andisa Kurnia Usaha dengan usaha

perseorangan terdapat kelalaian yang dilakukan usaha perseorangan, dalam

poin 7 butir e dan h yaitu, usaha perseorangan harus menyediakan alat

pemadam kebakaran dan timbangan yang sesuai dan memenuhi syarat serta

memasang papan usaha perseorangan atau identitas usaha perseorangan yang


6

terdapat keterangan Harga Eceran Tertinggi (HET), tetapi belum terlaksana

dengan benar. Dalam praktik yang ditemui dari usaha perseorangan gas LPG 3

kg di Bengkulu Tengah yakni adanya perbedaan HET gas LPG 3 kg yang

dijual terkadang tidak sesuai dengan harga yang telah disepakati di dalam

perjanjian poin 7 butir o yaitu Rp.15.300 per tabung, dimana usaha

perseorangan menjual gas LPG 3 kg diatas HET yaitu Rp.17.000 sampai Rp.

20.000 per tabung. Usaha perseorangan juga menjual gas LPG 3 kg ke warung-

warung dimana di dalam perjanjian poin 7 butir i bahwa usaha perseorangan

hanya boleh menjual gas LPG 3 kg kepada pengguna rumah tangga dan usaha

mikro. Hal ini membuat PT. Andisa Kurnia Usaha mengalami kerugian

materil. Kerugian Materil ini yaitu penghentian sementara aktifitas penyaluran

dan pemotongan alokasi LPG 3 kg oleh PT. Pertamina.

Pelaksanaan perjanjian merupakan realisasi atau pemenuhan hak dan

kewajiban yang telah diperjanjikan oleh para pihak yang membuat perjanjian,

supaya perjanjian itu dapat mencapai tujuannya. Tujuan tidak akan terwujud

tanpa ada pelaksanaan dalam suatu perjanjian.

Dari permasalahan tersebut, adanya wanprestasi dalam perjanjian yang

dilakukan usaha perseorangan, sehingga menyebabkan keuntungan dan

kerugian dari berbagai pihak. Perbedaan harga eceran tertinggi yang telah di

tetapkan di dalam perjanjian akan merugikan konsumen, sebab harga eceran

tertinggi gas LPG 3 kg telah di tetapkan dalam perjanjian antara PT.Andisa

Kurnia Usaha dan usaha perseorangan agar terjangkau oleh konsumen.


7

Kedua belah pihak dapat membuat suatu perjanjian yang telah dibuat

oleh para pihak. Perjanjian sering batal, dikarenakan adanya perbedaan

pemahaman tentang isi perjanjian yang disebabkan pihak Usaha Perseorangan

yang tidak mengikuti persyaratan tentang prosedur penjualan sehingga

menimbulkan sengketa dalam perjanjian tentang pengadaan gas LPG 3kg.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

meneliti lebih lanjut tentang “Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian

Antara PT.Andisa Kurnia Usaha Dengan Usaha Perseorangan Tentang

Pengadaan Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kg Bagi Masyarakat Di

Kabupaten Bengkulu Tengah”

B. Identifikasi Masalah

1. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya wanprestasi dalam perjanjian antara

PT. Andisa Kurnia Usaha dengan usaha perseorangan tentang pengadaan

gas LPG 3 kg bagi masyarakat di Kabupaten Bengkulu Tengah ?

2. Bagaimana upaya penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian antara PT.

Andisa Kurnia Usaha dengan usaha perseorangan tentang pengadaan Gas

LPG 3 kg bagi masyarakat di Kabupaten Bengkulu Tengah ?

C. Tujuan dan Manfat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya wanprestasi dalam

perjanjian antara PT. Andisa Kurnia Usaha dengan usaha perseorangan

tentang pengadaan gas LPG 3 kg bagi masarakat di Kabupaten

Bengkulu Tengah.
8

b. Untuk mengetahui cara penyelesaian wanpestasi yang dilakukan usaha

perseorangan tentang pengadaan gas LPG 3 kg bagi masyarakat di

Kabupaten Bengkulu Tengah.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam

perkembangan ilmu pengetahuan hukum yang terkait dengan

penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian antara PT. Andisa Kurnia

Usaha dengan usaha perseorangan tentang pengadaan gas LPG 3 kg

bagi masyarakat di Kabupaten Bengkulu Tengah.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan bacaan dan

sumber informasi serta masukan bagi yang berkepentingan dan dapat

berkontribusi sebagai salah satu sumber informasi mengenai

penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian antara PT. Andisa Kurnia

Usaha dengan usaha perseorangan tentang pengadaan gas LPG 3 kg

bagi masyarakat di Kabupaten Bengkulu Tengah.

D. Kerangka Pemikiran

1. Teori Penyelesaian Sengketa

Frans Hendra Winarta mengatakan bahwa secara konvensional

penyelesaian sengketa dalam dunia bisnis, seperti dalam

perdagangan, perbankan, proyek pertambangan, minyak dan gas,

energi infrastruktur, dan sebagainya dilakukan melalui proses


9

litigasi. Dalam proses litigasi menempatkan para pihak saling

berlawanan satu sama lain, selain itu penyelesaian sengketa secara

non litigasi merupakan sara akhir setelah alternatif penyelesaian

sengketa lain tidak membuahkan hasil.8

Sengketa merupakan suatu situasi di mana ada pihak yang

merasa dirugikan oleh pihak lain. Pihak yang merasa dirugikan

menyampaikan ketidakpuasan ini kepada LPG dan apabila LPG

tidak menanggapi dan memuaskan LPG, serta menunjukan

perbedaan pendapat, maka terjadilah apa yang dinamakan dengan

sengketa. Akan tetapi, dalam konteks hukum khususnya hukum

kontrak yang dimaksud dengan sengketa yaitu perselisihan yang

terjadi antara para pihak karena adanya pelanggaran terhadap

kesepakatan kontrak, baik sebagian maupun keseluruhan. Dengan

perikatan lain telah terjadi wanprestasi oleh pihak-pihak atau salah

satu pihak. Bentuk wanprestasi sebagai berikut :9

1. Sama sekali tidak memenuhi prestasi ;


2. Tidak tunai memenuhi prestasi ;
3. Terlambat memenuhi prestasi ; dan
4. Keliru memenuhi prestasi.

Dalam menyelesaikan kasus perdata, biasanya terdapat dua jalur

yang menjadi penawaran bagi pihak yang bersengketa yaitu jalur

litigasi dan non-litigasi. Penyelesaian sengketa melalui litigasi

merupakan proses penyelesaian sengketa yang dilaksanakan melalui


8
Frans Hendra Winarta, Hukum Penyelesaian Sengketa, PT. Sinar Grafika, Jakarta, 2013,
hlm. 1-2
9
Riduan Syahrani dalam Nurmaningsih Amriani, Mediasi Alternatif Penyelesian
Sengketa Perdata di Pengadilan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 12-13.
10

pengadilan. Hasil akhir dari suatu penyelesaian sengketa melalui

litigasi yaitu putusan yang menyatakan pihak yang satu menang dan

pihak yang lain kalah.10

Penyelesian Sengketa melalui non-litigasi telah mengenal adanya

penyelesian sengeketa alternatif atau Alternative Dispute Resolution

(ADR), yang dalam perspektif Undang-Undang Nomor 30 Tahun

1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,

Alternative Dispute Resolution merupakan suatu pranata penyelesaian

sengketa di luar pengadilan berdasarkan kesepakatan para pihak

dengan mengesampingkan penyelesaian sengketa secara litigasi di

pengadilan. Penyelesaian masalah hukum di luar proses peradilan

pada umumnya dilakukan pada kasus perdata saja karena lebih

bersifat privat.

Non-litigasi mempunyai beberapa bentuk untuk menyelesaikan

sengketa, yaitu :

1. Konsultasi (Consultation)

Konsultasi yaitu suatu tindakan yang bersifat personal (pribadi

dan tertutup) antara satu pihak tertentu yang disebut klien

dengan pihak-pihak lain yang memiliki keahlian tertentu yang

disebut konsultan untuk mendapatkan nasihat atau

pendapat/pertimbangan mengenai sesuatu hal (masalah) agar

memperoleh jalan keluar.11


10
Ibid, hlm. 35.
11
Candra Irawan, Aspek Hukum dan Mekanisme Penyelesaian Sengketa di Luar
Pengadilan (Alternative Dispute Resolution) di Indonesia, CV. Mandar Maju, Bandung, 2010,
2. Negosiasi

Negosiasi merupakan kegiatan sehari-hari dari setiap orang,

baik dalam lingkungan keluarga, kantor, sekolah/kampus dan

dalam pergaulan sehari-hari. Negosiasi sebenarnya merupakan

kegiatan tawar-menawar untuk saling mendapatkan sesuatu.

Negosiasi di lakukan tidak hanya karena ada sengketa saja,

tetapi untuk banyak hal seperti jual beli, penentuan gaji pada

perusahaan, perumusan kontrak dan sebagainya.12

3. Mediasi

Mediasi merupakan suatu proses penyelesaian sengketa

alternatif di mana pihak ketiga yang dimintakan bantuannya

untuk membantu proses penyelesaian sengketa bersifat pasif

dan sama sekali tidak berhak atau berwenang untuk

memberikan masukan, terlebih lagi untuk memutuskan

perselisihan yang terjadi. Jadi dalam mediasi, mediator hanya

berfungsi sebagai penyambung lidah dari para pihak yang

bersengketa.13

4. Penilaian Ahli

hlm. 27.
12
Ibid, hlm. 30.
13
Gunawan Widjaja, Alternatif Penyelesaian Sengketa, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2002, hlm. 2.

11
12

Penilaian ahli merupakan cara penyelesaian sengketa oleh para

pihak dengan meminta pendapat atau penilaian ahli terhadap

perselisihan yang sedang terjadi.14

5. Arbitrase

Arbitrase merupakan suatu bentuk penyelesaian sengketa

alternatif yang melibatkan pengambilan keputusan oleh satu

atau lebih hakim swasta, yang disebut dengan arbiter. Di sini

seorang arbiter berperan sangat efektif sebagaimana halnya

seorang hakim. Ia dalam hal arbiter tunggal, maupun majelis

arbitrase berkewajiban untuk memutuskan sengketa yang

disampaikan kepadanya secara profesional, tanpa memihak

menurut kesepakatan yang telah tercapai di antara para pihak

yang bersengketa pada satu sisi dan arbiter itu sendiri pada

pihak lain. Arbiter haruslah independen dalam segala hal.15

2. Perjanjian

Suatu perjanjian yaitu suatu peristiwa di mana seorang

berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling

berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Dari peristiwa ini, timbullah

14
Takdir Rahmadi, Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat,
Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hlm.19
15
Ibid, hlm. 3.
13

suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan

perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua

orang yang membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa

suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau

kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Dengan demikian,

hubungan antara perikatan dan perjanjian yaitu bahwa perjanjian

itu menerbitkan perikatan. Perjanjian yaitu sumber perikatan, di

sampingnya sumber-sumber lain. Suatu perjanjian juga dinamakan

persetujuan, karena dua pihak itu setuju untuk melakukan sesuatu.

Dapat dikatakan bahwa dua perkataan (perjanjian dan persetujuan)

itu adalah sama artinya. Perkataan kontrak, lebih sempit karena

ditujukan kepada perjanjian atau persetujuan yang tertulis.16

3. Wanprestasi

Wanprestasi yaitu tidak memenuhi atau lalai melaksanakan

kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang

dibuat antara Pihak pertama dan pihak kedua. Seorang pihak kedua

baru dikatakan wanprestasi apabila ia telah diberikan somasi oleh

Pihak pertama. Somasi itu minimal telah dilakukan sebanyak tiga

kali oleh Pihak pertama.17

Wanprestasi seorang Pihak pertama dapat berupa empat macam :18

a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya;


16
Subekti, op.cit, hlm.1
17
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulus (BW), Sinar Grafika, Jakarta, 2005,
hlm.180
18
Subekti, Op.cit, hlm. 45
14

b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak


sebagaimana dijanjikan;
c. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat;
d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukannya.
4. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan terbatas merupakan suatu badan usaha yang

mempunyai kekayaan, harta serta kewajiban sendiri yang terpisah

dari kekayaan, hak serta kewajiban sendiri yang terpisah dari

kekayaan, hak serta kewajiban para pendiri maupun pemilik

perseroan. Hal ini selaras dengan pengertian perseroan terbatas

menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas yang menjelaskan bahwa perseroan terbatas

yaitu badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal

dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi

persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan

pelaksanaannya.19

Macam-macam Perseroan Terbatas (PT) yaitu :20

1. PT Tertutup

Perseroan Terbatas tertutup yaitu perseroan yang modalnya

berasal dari kalangan tertentu, misalnya pemegang sahamnya

19
Dijan Widijowati, Hukum Dagang, C.V Andi Offset, Yogyakarta, 2012, hlm.67.
20
Farida Hasyim, Hukum Dagang, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm.154.
15

hanya kerabat dan keluarga saja atau kalangan tidak dijual

kepada umum.

2. PT Terbuka

Perseroan Terbatas terbuka yaitu perseoran terbatas yang

menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal

(go public). Jadi, sahamnya ditawarkan kepada umum,

diperjualbelikan melalui bursa saham dan setiap orang berhak

untuk membeli saham perusahaan tersebut tertulis atas nama.

3. PT Kosong

Perseroan Terbatas kosong yaitu perseroan terbatas yang

sudah aktif menjalankan usahanya dan hanya nama saja.

Dari macam-macam Perseroan Terbatas di atas, PT. Andisa

Kurnia Usaha termasuk Perseoran Terbatas tertutup yang pemegang

sahamnya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja (saham atas nama).

5. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan dagang atau perusahaan perorangan merupakan

salah satu bentuk perusahaan swasta yang melakukan usaha, baik

di bidang perdagangan maupun di bidan perindustrian yang

dilakukan secara terus-menerus, bertindak ke luar guna

mendapatkan keuntungan dengan sistem pengelolaan yang bersifat


16

tunggal, yakni hanya berada dalam tangan satu orang yang

merangkap sebagai pemilik modal, pengusaha, dan pengurus

perusahaan serta sekaligus sebagai pemimpin perusahaan (single

ounership and management) dan dibantu oleh beberapa orang

buruh dalam menjalankan usaha.21 Contoh usaha perorangan yang

diteliti penulis yaitu Pangkalan gas LPG 3 kg di Kabupaten

Bengkulu Tengah.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini merupakan hasil karya peneliti

sendiri. Sepanjang yang diketahui, berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan baik penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas

Bengkulu maupun Perguruan tinggi yang ada di Indonesia melalui jejaring

internet, baik dari segi penelitian, skripsi dan informasi yang didapat,

bahwa belum ada ditemukan skripsi yang menekankan pada Penyelesaian

Wanprestasi dalam Perjanjian antara PT.Andisa Kurnia Usaha dengan

Usaha Perorangan tentang Pengadaan Gas LPG 3 kg Bagi Masyarakat Di

Kabupaten Bengkulu Tengah. Adapun terdapat beberapa judul penelitian

yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu:

Tabel 1. Keaslian Penelitian


No Nama/Universitas Judul Permasalahan

1. Aditya Restu Pelaksanaan Perlindungan 1. Bagaimana kesadaran


Wibowo Hukum Bagi Konsumen hukum masyarakat kota
(Mahasiswa Gas LPG 3kg di Kota semarang sebagai
Universitas Semarang konsumen gas LPG 3kg

21
Dijan Widiowati, op.cit, hlm.33.
17

Semarang )22 tentang hak-haknya


sebagai konsumen ?
2. Apakah kendala dalam
perwujudan kesadaran
hukum masyarakat
Kota Semarang akan
hak-haknya sebagai
konsumen gas LPG
3kg?
3. Bagaimana upaya untuk
mewujudkan
masyarakat yang sadar
hukum di Kota
semarang tentang hak
haknya sebagai
konsumen gas LPG 3
kg ?
2. Intan Rizki Diani Pelaksanaan Perjanjian 1. Bagaimana
(Mahasiswi Jual Beli Gas LPG 3kg pelaksanaan perjanjian
Universitas Bung antara PT.Sumber Guna jual beli gas LPG 3kg
Hatta)23 Alam dengan Pangkalan antara PT. Sumber
Edi Saputra Guna Alam dengan
pangkalan Edi
Saputra?
2. Apa sajakah kendala
yang di temui dalam
pelaksanaan jual beli
gas LPG 3kg di
Pangkalan Edi
Saputra?

3 Abdurahman zahid Penyelesaian Wanprestasi 1. Bagaimana pelaksanaan


(Skripsi Fakultas dalam perjanjian antara perjanjian antara
Hukum Pedagang dengan pemilik pemilik tanah dengan
Universitas tanah di Pasar Tradisional pedagang di pasar
Bengkulu) Kecamatan Muara tradisional Kecamatan
Bangkahulu Kota Muara Bangkahulu
Bengkulu Kota Bengkulu?
2. Bagaimana upaya
penyelesaian
22
Aditya Restu Wibowo “Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Gas LPG
3kg di Kota Semarang”,skripsi, Fakultas Hukum Universitas Semarang, Semarang 2013,
diunduhpada Minggu, 2 September 2018 dari http://lib.unnes.ac.id/18541/1/8111409137.pdf
23
Intan Rizki Diani “Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Gas LPG 3kg antara PT. Sumber
Guna Alam dengan Pangkalan Edi Saputra”,skripsi,Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta,
Padang 2017, diunduh pada Minggu, 2 September 2018 dari https://anzdoc.com/.../pelaksanaan-
perjanjian-jual-beli-gas-LPG-3-kg-antara-pt-s.html
18

wanprestasi dalam
perjanjian antara
pemilik tanah dengan
pedagang di pasar
tradisional Kecamatan
Muara Bangkahulu
Kota Bengkulu?24

Adapun perbedaan keaslian penelitian penulis dengan tiga penelitian di atas

yaitu penelitian pertama membahas mengenai pelaksanaan perlindungan hukum

bagi konsumen gas LPG 3 kg di kota semarang. Perbedaan penelitian pertama ini

dengan penelitian yang sedang penulis lakukan yaitu terletak pada masalah dalam

penelitian penulis yaitu membahas tentang penyelesaian wanprestasi dalam

perjanjian antara PT. Andisa kurnia usaha dengan usaha perseorangan gas LPG 3

kg di Kabupaten Bengkulu Tengah.

Pada penelitian yang kedua membahas tentang bagaimana pelaksanaan

perjanjian jual beli gas LPG 3 kg antara PT. Sumber Guna Alam dengan

pangkalan edi saputra. Bedanya dengan penelitian penulis yaitu dalam penelitian

kedua bahwa membahas tentang pelaksanaan perjanjian dan kendala yang terjadi

dalam perjanjian antara PT. Sumber Guna Alam dengan pangkalan edi saputra.

Pada penelitian ketiga membahas tentang Penyelesaian Wanprestasi dalam

perjanjian antara Pedagang dengan pemilik tanah di Pasar Tradisional Kecamatan

Muara Bangkahulu Kota Bengkulu. Perbedaan penelitian ketiga ini dengan

penelitian yang sedang penulis lakukan yaitu terletak pada objeknya dalam

penelitian penulis kali ini yang menjadi objek yaitu PT. Andisa Kurnia Usaha

24
Abdurahman zahid, “Penyelesaian Wanprestasi dalam perjanjian antara Pedagang
dengan pemilik tanah di Pasar Tradisional Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu” skripsi,
perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, 2017.
19

dengan usaha perseorangan tentang gas LPG 3 kg bagi masyarakat di Kabupaten

Bengkulu Tengah.

Jika dilihat dari latar belakang, permasalahan, dan tujuan yang hendak

dicapai, tidak terdapat kesamaan yang berarti antar ketiga penelitian diatas dengan

penelitian yang sedang penulis lakukan. Sehingga dapat dikatakan penulisan

skripsi ini adalah karya sendiri yang asli dan disusun berdasarkan referensi buku-

buku dan informasi dari media cetak maupun media lektronik. Oleh karena itu,

hasil penulisan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah atau secara

akademik.

F. Metode Penelitian

Metodologi penelitian sebagai ilmu selalu berdasarkan fakta empiris yang

ada di dalam masyarakat. Selanjutnya fokus penelitian diarahkan pada penemuan

hal-hal yang baru atau pengembangan ilmu yang sudah ada.25

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

penelitian hukum empiris. Menurut Abdulkadir Muhammad, penelitian

hukum empiris, memfokuskan pada perilaku (behavior) yang dianut

dan/atau berkembang dalam masyarakat.26Sesuai dengan penelitian ini,

maka yang diteliti yaitu Penyelesaian Wanprestasi dalam Perjanjian Antara

PT Andisa Kurnia Usaha Dengan Usaha Perorangan Tentang Pengadaan


25
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2004, hlm. 57.
26
Ibid, hlm. 157.
20

Gas LPG 3 kg Bagi Masyarakat Di Bengkulu Tengah, yang datanya

berdasarkan penelitian langsung ke lokasi penelitian. Sehingga diharapkan

mendapatkan data yang valid.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan

sosiologis bertujuan menggali atau membangun suatu proposisi atau

menjelaskan makna di balik realita. Peneliti berpijak dari realita atau

peristiwa yang berlangsung di lapangan.27 Apa yang di hadapi penelitian

yaitu dunia sosial kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, apa yang

dilakukan oleh peneliti selama di lapangan termasuk dalam suatu posisi

yang bedasar kasus yang mengarahkan perhatian pada spesifikasi kasus-

kasus tertentu.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada

pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan

dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit dan individu dalam

lingkup yang akan diteliti.28 Populasi dalam penelitian yaitu PT.

27
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2001, hlm. 124.
28
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2012, hlm. 118.
21

Andisa Kurnia Usaha dengan Usaha Perseorangan Gas LPG 3 kg di

Bengkulu Tengah.

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri

atau keadaan tertentu yang akan diteliti.29 Atau sampel dapat

didefinisikan sebagai anggota populasi yang dipilih dengan

menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili

populasi. Berdasarkan pengertian sampel di atas, maka yang menjadi

sampel dalam penelitian yaitu:

1. Direktur PT. Andisa Kurnia Usaha

2. 5 (lima) Usaha Perorangan, yaitu :

a. Sri Budiman, Desa Pasar Pedati, Kec. Pondok Kelapa


b. Muniratul Fatriah, Desa Kembang Seri, Kec. Talang Empat
c. Yandi, Desa Nakau, Kec. Talang Empat
d. Anda, Desa Pekik Nyaring, Kec. Pondok Kelapa
e. Vandera, Desa Pondok Kelapa, Kec. Pondok Kelapa

4. Data dan Sumber Data

Secara umum, data yang berfungsi untuk melengkapi suatu

penelitian biasanya dibedakan antara data yang diperoleh secara

langsung dari masyarakat dan bahan dari bahan pustaka, dalam

penelitian ini terdapat 2 (dua) jenis data yang digunakan yaitu data

primer dan data sekunder.

a. Data Primer

29
Ibid, hlm. 119.
22

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

sumber data primer merupakan informasi yang diperoleh dari

penelitian yang telah dilakukan. Data primer di dalam penelitian ini

yaitu hasil wawancara. 30

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu jenis data yang mencakup dokumen-

dokumen resmi, buku-buku hasil penelitian dalam bentuk laporan,

dan seterusnya.31 Dalam hal ini, penulis mengambil data sekunder

dari peraturan perundang-undangan, buku-buku, jurnal dan artikel-

artikel melalui internet terkait masalah penyelesaian wanprestasi

pada perjanjian.

5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian hukum empiris ini akan

digunakan teknik wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur

yaitu wawancara secara langsung dengan responden, yang

sebelumnya telah disusun pertanyaan yang akan diajukan sebagai

pedoman, tetapi tidak menutup kemungkinan dengan variasi

pertanyaan-pertanyaan lainnya sesuai dengan perkembangan yang

ada saat wawancara dilakukan. Selama wawancara berlangsung

peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan berpedoman kepada

daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelum penelitian,

sehingga penelitian dapat melakukan secara terfokus.


30
Rosadi Ruslan, Metode Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm. 29.
31
Soerjono Soejabto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1984, hlm.12.
23

6. Metode Pengolahan Data

Pengolahan yang dimaksud setelah data diperoleh baik data

primer maupun data sekunder, kemudian data tersebut diolah

sesuai dengan kebutuhan apa yang menjadi pokok pembahasan

dalam penelitian ini, yang kemudian data tersebut diklasifikasikan

hasil pada sub-bab sesuai dengan kegunaan dalam penulisan,

seperti pengelompokan hasil wawancara pada sub-bab tertentu.

7. Metode Analisis Data

Data diperoleh baik berupa data primer maupun data

sekunder dikelompokkan dan disusun secara sistematis, yang

menggunakan metode deduktif, yaitu kerangka berfikir dengan

cara menarik kesimpulan dari data yang bersifat umum ke dalam

data yang bersifat khusus dan data yang diperoleh responden

ditarik untuk menggambarkan populasi dengan menggunakan

metode induktif yaitu kerangka berpikir dengan menarik

kesimpulan dari data yang bersifat umum. Analisis data dilakukan

secara kualitatif, komperhensif dan lengkap. Analisis kualitatif

artinya menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat

yang teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih dan efektif,

sehingga memudahkan interprestasi data dan pemahaman

analisis.32

32
Abdulkadir Muhammad, op.cit., hlm. 127.
24
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hukum Perjanjian

1. Pengertian Perjanjian

Sampai saat ini istilah kontrak atau perjanjian seringkali

masih dipahami secara rancu dalam praktik bisnis. Pelaku bisnis

banyak yang memahami bahwa kedua istilah tersebut mempunyai

pengertian yang berbeda. Padahal, secara dogmatik, KUH Perdata

sebagai produk hukum kontrak warisan kolonial Belanda

menggunakan istilah overeenkomst dan contract untuk pengertian

yang sama.33

Dalam Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata

menyatakan sebagai berikut:

“Suatu Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan


mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap suatu orang lain atau lebih”

Oleh karenanya, perjanjian itu berlaku sebagai suatu

Undang-undang bagi pihak yang saling mengikatkan diri, serta

mengakibatkan timbulnya suatu hubungan antara dua orang atau dua

pihak tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan

suatu perikatan antara dua orang atau dua pihak yang membuatnya.

Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan


33
Muhammad Syaifuddin, Hukum Kontrak Memahamai Kontrak Dalam Prepektif
Filsafat, Teori, Dogmatik, Dan Praktik Hukum (Seri Pengayaan Hukum Perikatan), Mandar Maju,
Bandung, 2012, hlm. 15.

25
26

perjanjian yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang

diucapkan atau ditulis.34

Ada dua bentuk tindakan atau perbuatan manusia, yaitu

tindakan yang berakibat hukum dan yang tidak berakibat hukum.

Akibat hukum itu timbul karena pernyataan kehendak orang yang

ditujukan untuk terjadinya atau berakibat hukum. Timbulnya akibat

hukum tersebut merupakan tujuan dari kehendak orang. Tindakan

demikian dinamakan tindakan hukum atau perbuatan hukum.

Timbulnya suatu akibat hukum, baik merupakan maupun tidak

merupakan tujuannya, maka tindakan tersebut dikenal dengan

tindakan materil.35

Adapun definisi perjanjian menurut R. Subekti dalam

bukunya Hukum Perjanjian menjelaskan perjanjian merupakan suatu

peristiwa bahwa seseorang berjanji kepada orang lain atau dua orang

itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.36 Selanjutnya

pendapat lain mengartikan perjanjian atau kontra ini tidak harus

tertulis, akan tetapi bisa juga dilakukan dengan cara lisan, dimana

dalam perjanjian itu adalah merupakan perkataan yang mengandung

janji-janji yang diucapkan atau ditulis.37 Dari uraian mengenai


34
Ibid, hlm. 15.
35
Herlaien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang
Kenotariatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2011, hlm. 1.
36
Satrio Abdillah, Pendapat Para Ahli Hukum, diunduh pada tanggal 10 juli 2017 dari
http://satrioabdillah.blogspot.co.id/2012/03/pendapat-para-ahli-hukum-tentang-pasal.html
37
J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Laihir Dari Perjanjian Buku II, PT.Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm. 322.
27

perjanjian yang telah disebutkan diatas dapat dilihat bahwa dalam

suatu perjanjian itu akan menimbulkan suatu hubungan yang

berakibat hukum dari masing-masing pihak yang membuat suatu

perjanjian.

Pasal 1320 BW syarat (1) mensyaratkan adanya

kesepakatan sebagai salah satu syarat keabsahan kontrak.

Kesepakatan mengandung pengertian bahwa para pihak saling

menyatakan kehendak masing-masing untuk menutup suatu

perjanjian atau persyaratan pihak yang satu atau bersesuaian dengan

pihak yang lain.38

2. Unsur Perjanjian

Dalam suatu kontrak dikenal dengan tiga unsur, yaitu sebagai

berikut:39

a) Unsur esensiali

Unsur esensiali merupakan unsur yang harus ada dalam suatu

kontrak karena tanpa adanaya kesepakatan tentang unsur sesiali

ini maka tidak ada kontrak.

b) Unsur naturalia

Unsur naturalia merupakan unsur yang telah diatur dalam

Undang-undang sehingga apabila diatur oleh para pihak dalam

kontrak, Undang-undang yang mengaturya. Dengan demikian,

38
Agus Yudha Hernoko, op.cit., hlm. 162.
39
Ibid, hlm. 31.
28

unsur naturalia ini merupakan unsur yang selalu dianggap ada

dalam kontrak.

c) Unsur aksidentalia

Unsur aksidentalia merupakan uinsur yang nanti ada atau

mengikat para pihak jika para pihak memperjanjikannya.

3. Asas-asas Hukum Suatu Perjanjian

Hukum kontrak atau yang disebut dengan perjanjian memiliki asas-

asas yang dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Asas kebebasan berkontrak

Menurut Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata mengenai asas

kebebasan berkontrak yang menyatakan sebagai berikut:

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku


sebagai Undang-undang bagi mereka yang
membuatnya”

Sehingga kebebasan berkontrak memberikan jaminan

kepada para pembuat perjanjian secara bebas dalam beberapa

hal yang berkaitan dengan perjanjian, diantaranya adalah

sebagai berikut:40

1) Bebas menentukan apakah ia akan melakukan perjanjian atau


tidak,
2) Bebas menentukan dengan siapa ia akan melakukan
perjanjian,
3) Bebas menentukan isi atau klausul perjanjian,
4) Bebas menentukan bentuk perjanjian,
5) Kebebasan lainya yang dianggap tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.

b. Asas Konsensualisme

40
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata (BW), Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hlm. 9.
29

Asas ini termuat dalam Pasal 1320 KUH Perdata yang

menyatakan bahawa, untuk sahnya sebuah perjanjian diperlukan

adanya empat syarat yaitu sebagai berikut:

1) Kesepakatan dari mereka yang mengikatkan dirinya (de


toesteming),
2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan (de
bekwaamhing),
3) Suatu hal tertentu (een bepald onderwerp),
4) Suatu penyebab yang legak (een geoorloofde oorzaak).

Sehingga asas konsensual menganut paham dasar suatu

perjanjian itu sudah lahir sejak tercapainya kata sepakat.41

Suatu perjanjian timbul apabila ada konsensus atau

persesuaian kehendak antara para pihak. Dengan kata lain,

sebelum tercapainya kata sepakat, perjanjian tidak menikat.

Konsesus tersebut tidak perlu ditaati apabila salah satu pihak

menggunakan paksaan, penipuan, ataupun terdapat kekeliruan

akan objek kontrak.42

c. Asas pacta sun servanda

Asas pacta sunt servanda sangat berkaitan dengan akibat

dari sebuah perjanjian antar para pihak yang mebuatnya. Asas

pacta sun servanda ditentukan dalam Pasal 1338 KUH Perdata,

dalam Pasal tersebut menyatakan bahwa:

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku


sebagai Undang-undang bagi mereka yang
membuatnya”.

41
I.G. Rair Widjaya, Merancang Suatu Kontrak, Jakarta, Ksiant Blanc, 2008, hlm. 35.
42
Syahmin AK, Hukum Kontrak Internasional, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005,
hlm. 5.
30

Dalam sebuah perikatan atau perjanjian sudah termasuk

didalamnya kesepakatan dalam perjanjian yang telah dibuat oleh

para pihak. Jika salah satu dari pihak tidak bisa melaksanakan

kesepakatan akan melalui mekanisme hukum yang berlaku,

sesuai dengan Undang-undang yang berlaku. Hal ini dapat

diartikan bahwa, suatu kontrak telah terdapat didalamnya janji

yang mengikat para pihak sesuai dengan undang-undang. 43

d. Asas keperibadian (personalitas)

Merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yang

akan melakukan kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan

saja. Sehingga dalam Pasal 1315 KUH Perdata, yang

menyatakan bahwa:

“Pada umumnya seseorang dapat mengadakan


perikatan atau perjanjian selain untuk dirinya sendiri”

Sehingga asas personalitas menunjukan bahwa suatu

perjanjian yang dibuat oleh seseorang dalam kapasitasnya selaku

individu maupun sebagai subjek hukum pribadi, hanya berlaku

dan mengikat untuk dirinya sendiri.

4. Syarat-syarat Sahnya Perjanjian

Perjanjian atau kontrak secara umum lahir pada saat

tercapainya kesepakatan para pihak mengenai hal yang pokok atau

unsur esensial dari kontrak tersebut. walaupun dikatakan bahwa

kontrak lahir pada saat terjadinya kesepakatan mengenai hal pokok


43
Salim HS, op.cit., hlm. 158.
31

dalam kontrak tersebut, namun masih ada hal lain yang harus

diperhatikan, yaitu syarat sahnya kontrak sebagai mana diatur dalam

Pasal 1320 BW, yaitu :44

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya

Kesepakatan para pihak merupakan unsur mutlak untuk

terjadinya suatu kontrak. Kesepakatan ini dapat terjadi dengan

berbagai cara, namun yang paling penting adalah adanya

penawaran dan penerimaan atas penawaran tersebut. Cara-cara

untuk terjadinya penawaran tersebut dapat dilakukan dengan

cara teges maupun tidak tegas, yang penting dapat dipahamai

atau dimengerti oleh para pihak bahwa telah terjadi penawaran

dan penerimaan. Terjadinya penawaran dan penerimaan

meliputi:

1. Dengan cara tertulis,


2. Dengan cara lisan,
3. Dengan simbol-simbol tertentu, bahkan
4. Dengan berdiam diri.

b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

Untuk mengadakan kontrak, para pihak harus cakap namun

dapat saja terjadi bahwa para pihak atau salah satu pihak yang

mengadakan kontrak adalah tidak cakap menurut hukum.

Seseorang menurut hukum tidak cakap untuk melakukan

kontrak jika orang tersebut belum berumur 21 tahun, kecuali

jika ia telah kawin sebelum cukup berumur 21 tahun ke atas.


44
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perorangan dan Kontrak, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2007, hlm. 13.
32

c. Suatu hal tertentu

Dalam suatu kontrak objek perjanjian harus jelas dan

ditentukan para pihak, oleh perjanjian tersebut dapat berupa

barang maupun jasa, namun dapat juga berupa tidak berbuat

sesuatu.

d. Suatu sebab yang halal

Istilah kata halal bukanlah lawan kata haram dalam hukum

islam, tetapi yang dimaksud dengan halal adalah bahwa isi

kontrak tersebut tidak bertentangan dengan peraturan

Perundang-undangan.

Dua syarat pertama, disebut syarat subjektif, karena

menyangkut subjeknya atau para pihak yang mengadakan

perjanjian, sedangkan dua syarat terakhir adalah mengenai

objeknya disebut syarat objektif.45

Dengan sepakat atau juga dinamakan perizinan,

dimaksudkan bahwa kedua subyek yang mengadakan perjanjian

itu harus bersepakat, setuju atau seia-sekata mengenai hal-hal

yang pokok dari perjanjian yang diadakan itu.46

Menurut pasal 1329 KUHPerdata:

“ Tiap orang berwenang untuk membuat perikatan, kecuali jika


ia dinyatakan tidak cakap untuk hal itu.”47

45
Djaja s. meliala, Hukum Perdata Dalam Perspektif BW,Penerbit Nuansa Aulia, Bandung,
2013, h1m. 69.
46
Subekti,Op.Cit, hlm. 17.
47
KUHPerdata, WIPRESS, 2008
33

Menurut pasal 1330 KUHPerdata :


“ Yang tak cakap untuk membuat persetujuan adalah :
1. Anak yang belum dewasa;
2. Orang yang ditaruh dipengampuan;
3. Perempuan yang telah kawin dalam hal-hal yang ditentukan
undang-undang, dan semua orang kepada siapa Undang-
Undang telah melarang membuat perjanjian-perjanjian
tertentu.”48

5. Prestasi

Prestasi adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitor

dalam setiap perikatan. Menurut Pasal 1234 KUH Perdata,setiap

perikatan adalah untuk memberikan sesuatu,untuk berbuat

sesuatu,atau tidak berbuat sesuatu. Kewajiban memenuhi prestasi

dari debitor selalu disertai dengan tanggungjawab (liability), artinya

debitor mempertaruhkan harta kekayaannya sebagai jaminan

pemenuhan hutangnya kepada kreditor.

Dengan demikian,objek perikatan/perjanjian adalah :

1) Untuk memberi atau menyerahkan sesuatu

2) Berbuat sesuatu

3) Tidak berbuat sesuatu,contoh : tidak mendirikan perusahaan

sejenis.

6. Wanprestasi

Suatu perjanjian yang sudah saling disepakati sudah

selayaknya untuk dihormati dan dilaksanakan oleh para pihak.

48
KUHPerdata, WIPRESS, 2008
34

Prinsip melaksanakan perjanjian yaitu mewujudkan atau

melaksanakan apa yang menjadi isi dalam perjanjian, atau

mewujudkan prestasi dalam perjanjian. Adapun bentuk-bentuk

prestasi dalam perjanjian menurut ketentuan pasal 1234 KUH

Perdata adalah : memberi sesuatu, berbuat atau melakukan sesuatu

dan tidal berbuat sesuatu, dengan syarat prestasi tersebut harus

diperkenankan, harus tertentu atau dapat ditentukan dan harus

mungkin dilaksanakan.

Jika seseorang telah ditetapkan prestasi sesuai dengan

perjanjian itu, kewajiban bagi pihak-pihak untuk melaksanakan atau

jika tidak memenuhi atau melaksanakan kewajiban sebagaimana

ditetapkan dalam perikatan atau perjanjian tersebut sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang berlaku maka disebut wanprestasi.49

Selanjutnya mengenai pengertian wanprestasi dapat dikemukakan

disini, manurut Mariam Darus Badrulzaman, adalah :

1. Pihak kedua sama sekali tidak memenuhi perikatan.

2. Pihak kedua terlambat memenuhi perikatan, dan

3. Pihak kedua keliru atau tidak pantas memenuhi perikatan.

Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat dikatakan bahwa wanprestasi itu pada hakekatnya suatu

tindakan seseorang yang terikat suatu perjanjian yang tidak dapat

49
Djaja S. Meliala, Hukum Perdata dalam Perpektif BW, Nuansa Aulia, Bandung, 2012,
hlm. 168.
35

melaksanakan prestasinya sesuai dengan perjanjian yang telah

dibuat dan disepakati sebelumnya. Wanprestasi itu sendiri tentu

akan membawa kekecewaan bagi Pihak pertama, sebab

kewajiban pihak kedua atau prestasi yang diharapkan oleh pihak

Pihak pertama tidak dapat dipenuhi.

7. Saat Terjadinya Wanprestasi

Menurut Abdulkadir M, sesorang itu dikatakan lalai,

apabila pihak dalam perjanjian tersebut berada dalam tiga hal, yaitu :

1. Pihak kedua tidak memenuhi prestasi sama sekali.

2. Pihak kedua memenuhi prestasi, tetapi tidak baik atau keliru.

3. Pihak kedua memenuhi prestasi tetapi tidak tepat pada

waktunya.

Sedangkan menurut Subekti, seseorang itu dikatakan lalai

(wanprestasi), apabila ia tidak memenuhi kewajibannya, atau

terlambat memenuhi kewajibannya, tetapi tidak seperti yang telah

diperjanjikan. Untuk menyatakan salah satu pihak tersebut telah

melakukan wanprestasi, undang-undang telah menentukan terlebih

dahulu harus diperlukan suatu pernyataan lalai atau alpa. Pernyataan

lalai atau alpa ini merupakan hukum untuk sampai kepada suatu

tahap di mana misalnya pihak kedua dinyatakan ingkar janji atau

prestasi.

Wanprestasi terjadi disebabkan karena adanya kesalahan,

kelalaian, dan kesengajaan. Pihak kedua berkewajiban untuk


36

menyerahkan suatu barang, tidak ada kewajiban untuk memelihara

barang sebagaimana disyaratkan oleh undang-undang, bertanggung

jawab atas berkurangnya nilai harga barang tersebut karena

kesalahan.50

Untuk menentukan unsur kelalaian atau kealpaan tidaklah

mudah perlu dilakukan pembuktian, karena seringkali tidak

dijanjikan dengan tepat kapan sesuatu pihak diwajibkan melakukan

prestasi yang dijanjikan.51 Yang paling mudah untuk menetapkan

seorang melakukan wanprestasi ialah dalam perjanjian yang

bertujuan untuk tidak melakukan suatu perbuatan. Apabila orang itu

melakukannya berarti ia melanggar perjanjian, ia dapat dikatakan

melakukan wanprestasi.52

8. Akibat Wanprestasi

Terhadap kelalaian atau kealapaan pihak kedua untuk

melakukan sesuatu sebagaimana yang telah ditentukan dalam

perjanjian akan mempunyai akibat-akibat yang tidak enak bagi

pihak pihak kedua sebagaimana berikut ini.53

1. Pihak kedua harus membayar ganti kerugian yang telah diderita


oleh Pihak pertama (Pasal 1234 KUH Perdata).
2. Perikatan tetap ada, Pihak pertama masih menuntut kepada
pihak kedua pelaksanaan prestasi, apabila ia terlambat
memenuhi prestasi. Di samping itu, Pihak pertama berhak untuk
menuntut ganti rugi akibat keterlambatan melaksanakan
prestasinya, hal ini disebabkan Pihak pertama akan mendapat

50
Yahya, Op.Cit, hlm. 60
51
Yahman, Op.Cit, hlm. 84
52
Subekti, Op.Cit, hlm. 46
53
Salim HS, op.cit., hlm. 180.
37

keuntungan apabila pihak kedua melaksanakan prestasi tepat


pada waktunya.
3. Resiko beralih kepada pihak kedua sejak saat terjadi
wanprestasi (Pasal 1237 ayat (2) KUH Perdata). Ketentuan ini
hanya berlaku bagi perikatan untuk memberikan sesuatu.
4. Jika perikatan lahir dari perjanjian timbal balik, Pihak
pertama dapat membebaskan diri dari kewajibannya
memberikan kontra prestasi dengan menggunakan Pasal 1266
KUH Perdata.

Untuk menilai besarnya kerugian yang dialami oleh

Pihak pertama akibat wanprestasi ini ada dua teori yang dapat

dipergunakan:

1. Teori Conditio Sine Quanon, yan mengajarkan bahwa

seluruh akibat yang muncul, karena ditimbulkan oleh suatu

sebab, baik itu merupakan akibat yang langsung ataupun

sebagai akibat yang tidak langsung dari suatu sebab. Teori

ini tidak diikuti oleh para hakim dalam menilai kerugian

akibat wanprestasi.

2. Teori Adequate Veroozaking, yang mengajarkan bahwa suatu

peristiwa dianggap sebagai akibat dari suatu peristiwa yang lain,

apabila peristiwa yang pertama secara langsung diakibatkan

oleh peristiwa kedua dan menurut pengalaman dalam

masyarakat dapat diduga akan terjadi. Teori ini yang diikuti oleh

para hakim.

Selain dua teori tentang ajaran penggantian kerugian seperti di

atas, di dalam proses peradilan seorang hakim diberi kewenangan

“descrecionaire”, yaitu suatu kewenangan hakim untuk menilai


38

seberapa besar kerugian yang dialami pihak Pihak pertama sebagai

akibat dari wanprestasi tersebut.54

9. Berakhirnya Perjanjian

Hal-hal yang mengakibatkan berakhirnya perjanjian, dalam

KUHPerdata, terdapat dalam Pasal 1381, yaitu :

a) Karena pembayaran;
b) Karena penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan
penyimpanan atau penitipan;
c) Karena pembaharuan utang;
d) Karena perjumpaan utang atau konpensasi;
e) Karena pencampuran utang;
f) Karena pembebasan utangnya;
g) Karena musnahnya barang yang terutang;
h) Karena kebatalan atau pembatalan;
i) Karena berlakunya syarat batal, yang diatur dalam bab ke
satu buku ini;
j) Karena liwatnya waktu, hal mana akan diatur dalam suatu
bab tersendiri.

B. Perusahaan

1. Pengertian Perusahaan

Perusahaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan terus

menerus dengan tujuan untuk mencari keuntungan. Menurut

molengraff, perusahaan adalah Keseluruhan perbuatan yang dilakukan

secara terus menerus, bertindak keluar untuk mendapatkan

penghasilan dengan cara memperagakan barang-barang atau

mengadakan perjanjian perdagangan.55


54
Eka Suniarti, Tesis : Tanggung Jawab PT Pos Indonesia (Persero) dalam Perjanjian
Pengangkutan Paket Pos, Universitas Bengkulu, 2012, hlm. 22.
55
H.M.N. Purwosutjipto, 1981, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jilid I,
Jakarta, Djambatan, hlm 9.
39

Dalam pelaksanaannya perusahaan dalam dunia hukum

Indonesia dapat digolongkan menjadi dua macam yakni perusahaan

yang berbadan hukum dan tidak berbadan hukum, keduanya dapat

dibedakan melalui bentuk pertanggung jawaban perusahaan atas

gugatan dari pihak ketiga. Dimana pada perusahaan yang berbadan

hukum pertanggung jawabannya sebatas pada harta pengurus,

misalnya, Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer.

Di Negera Indonesia ini memiliki aturan tersendiri mengenai

Perseroan Terbatas ini karena merupakan salah satu subyek hukum.

Subyek hukum di Indonesia ada dua macam yaitu :

a) Individu atau orang-perorangan, yang dimaksud dengan

individu adalah setiap orang yang melakukan suatu perbuatan

hukum.

b) Badan hukum, yang dimaksud dengan badan hukum adalah

mempunyai pembatas yang jelas mengenai harta pribadi

(pendiri) dengan harta badan hukum tersebut.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib daftar

Perusahaan memberi difinisi perusahaan sebagai berikut :

“perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan


setiap jenis usaha yang bersifa tetap dan terus menerus dan
didrikan, bekerja serta kedudukan dalam wilayah negara
Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau
laba”
Definisi tersebut jika dibandingkan dengan definisi yang

dikemukan oleh molengraaff dan polak dapat dikatakan lebih


40

sempurna, karena dalam definisi tersebut terdapat tambahan adanya

bentuk usaha (badan usaha) yang menjalankan jenis usaha (kegiatan

dalam perekonomian), sedangkan unsur-unsur lain terpenuhi juga.56

Hukum perusahaan memiliki sumber hukum seperti yang

disebutkan di bawah ini :57

a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata),

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), dan

Undang-Undang PT,Undang-Undang Pasar Modal,

Undang-Undang Perbankan,

b) Peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh

pemerintah, misalnya: Peraturan pemerintah (PP),

Keputusan Presiden, Keputusan Menteri,

c) Kebiasaan dan Jurisprudensi,

d) Pendapat para ahli hukum.

2. Unsur-unsur perusahaan

Berdasarkan berbagai pengertian di penjelasan sebelumnya,

maka dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur sebuah perusahaan adalah

sebagai berikut :58

a) Adanya kegiatan terus-menerus dan tetap,

56
Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat,laut, Udara,Citra Aditya Bakti,
Bandung. hlm. 9.
57
Rai Wijaya, Hukum Perusahaan, Kesaint Blanc, Jakarta, 1998, hlm. 11.
58
Handri Raharjo, Hukum Perusahaan, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2013, hlm.2.
41

Hal ini bertujuan melindungi pihak lain (konsumen


maupun pihak ketiga),
b) Terang-terangan

Ini bertujuan untuk menghasilkan image yang kurang baik


dari perusahaan, disamping itu juga untuk menguntungkan
perusahaan yang bersangkutan dalam kepentingan
publikasi, promosi, dan perizinan.

c) Diadakan pembukuan
Hal ini agar tansparansi keuangan dan dalam hal
pemungutan pajak.
d) Dengan tujuan mencari keuntungan.
Hal demikian bermaksud target utama suatu perusahaan,
artinya bila tidak untung lebih baik perusahaan ditutup
saja.

e) Ada bentuk usaha yang jelas

Perusahaan tersebut apakah dijalankan oleh orang


perorangan atau dengan badan usaha dan apakah
perusahaan tersebut beerbadan hukum atau tidak berbadan
hukum.

3. Bentuk-bentuk perusahaan

Bentuk-bentuk perusahaan yang paling banyak dijumpai dalam

praktik di Indonesia antara lain :59

a) Perusahaan perseroan
b) Persekutuan perdata
c) Persekutuan firma

59
Ibid, hlm 3.
42

d) Persekutuan komanditer
e) Yayasan
f) Koperasi
g) Perusahaan Negara
h) Perusahaan Daerah

4. Pembagian perusahaan atau badan usaha

Perusahaan atau badan hukum dapat dibedakan beberapa kategori,

yaitu :60

a) Dilihat dari modalnya

1) Dalam Negeri (PMDN)


a. BUMN
b. Swasta Nasional

2) Asing (PMA) dan asing (campuran)


a. Joint Venture, joint enter prises, contractor
production sharing, and built oprator and tranfer.
b) Dilihat dari ada dan tidaknya badan hukum

1) Perusahaan berbadan hukum.

a. Badan hukum milik negara

b. Badan hukum milik swasta

1. Perseroan terbatas (PT), berdasarkan Undang-


Undang Nomor 40 Tahun 2007,
2. Koperasi berdasarkan Undang-Undang Nomor
28 tahun 1992,
3. Yayasan, berdasarkan Undang-Undang Nomor
28 tahun 20014 jo Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2001.

c. Badan hukum milik negara, berdasarkan Undang-

Undag Nomor 19 Tahun 2003 sudah tidak eksi lagi.

60
Ibid, hlm 4.
43

2. Perusahaan yang tidak berbadan hukum

a) Perusahaan Perseorangan
b) Persekutuan perdata, berdasarkan KUH Perdata,
c) Persekutuan Firma, berdasarkan KUHD dan KUH
Perdata,
d) Persekutuan Komanditer, berdasarkan KUHD dan
KUH Perdata.

5. Dasar Hukum Perseroan Terbatas

Semua badan usaha yang berdiri di Indonesia untuk dapat

menjalankan kegiatannya wajib untuk didaftarkan. Dalam proses

pendafatarannya suatu perseroan pasti memiliki pedoman ataupun

dasar hukum. Perseroan Terbatas (PT) merupakan badan usaha yang

berbadab hukum. Dalam mekanisme perseroan terbatas terdapat

beberapa orang yang bertindak sebagai pemegang modal atau saham

atas perusahaan. Nominal besaran saham atau modal yang dimiliki

menentukan seberapa besar tanggung jawabnya terhadap perusahaan.

Perseroan terbatas sebagai badan usaha yang berbadan hukum

secara teori hukum subjek hukum yang dapat melakukan perbuatan

hukum seperti pembuatan perjanjian kerjasama dan perbuatan hukum

lainnya. Dasar hukum dari eksistensi dari eksistensi perseroan terbatas

baik itu dari segi pengertian dan pengaturannya terdapat dalam

beberapa peraturan sebagai berikut:

a) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 wajib daftar

perusahaan;
44

b) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas yang semula diatur dalam Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas;

c) Pengaturan yang lebih spesifik mengenai perseroan

terbatas ini terdapat pada Undang-undang nomor 40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

6. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan dagang atau perusahaan perorangan merupakan salah

satu bentuk perusahaan swasta yang melakukan usaha, baik di bidang

perdagangan maupun di bidan perindustrian yang dilakukan secara

terus-menerus, bertindak ke luar guna mendapatkan keuntungan

dengan sistem pengelolaan yang bersifat tunggal, yakni hanya berada

dalam tangan satu orang yang merangkap sebagai pemilik modal,

pengusaha, dan pengurus perusahaan serta sekaligus sebagai

pemimpin perusahaan (single ounership and management) dan

dibantu oleh beberapa orang buruh dalam menjalankan usaha.61

7. Pengertian Agen dan Keagenan

Pengertian Agen dan Keagenan Agen adalah seseorang yang

melakukan suatu perbuatan hukum dan menciptakan akibat hukum

untuk kepentingan orang lain.62 Sedangkan keagenan atau jasa

keagenan adalah jenis usaha jasa perantara untuk melakukan suatu

61
Dijan Widiowati, op.cit, hlm.33.
62
Subekti, Op.cit., hlm. 158.
45

transaksi bisnis tertentu yang menjadi penghubung antara prinsipal

dengan konsumen dan agen adalah perantara dalam jasa keagenan ini.

Jenis-jenis keagenan adalah sebagai berikut:

a) Agen Manufaktur adalah agen yang berhubungan langsung

dengan pabrik untuk melakukan pemasaran atas seluruh atau

sebagian barang-barang hasil produksi tersebut.

b) Agen Penjualan adalah agen yang merupakan wakil dari pihak

penjual, yang bertugas untuk menjual barang-barang milik pihak

prinsipal kepada pihak konsumen.

c) Agen Pembelian adalah agen yang merupakan wakil dari pihak

pembeli, yang bertugas untuk melakukan seluruh transaksi atas

barang-barang yang telah ditentukan.

d) Agen umum adalah agen yang diberikan wewenang secara

umum untuk melakukan seluruh transaksi atas barang-barang

yang telah ditentukan.

e) Agen khusus adalah agen yang diberikan wewenang khusus

kasus per kasus atau melakukan sebagian saja dari transaksi

tersebut.

f) Agen Tunggal/Ekslusif adalah penunjukan hanya satu agen

untuk mewakili prisnsipal untuk suatu wilayah tertentu seperti

agen gas LPG.

Pihak lain dalam keagenan adalah prinsipal, yaitu orang atau

badan hukum yang memberi perintah kepada agen dan segala akibat
46

hukum dari perbuatan hukum yang akan dilakukan adalah menjadi

tanggung jawab dari prinsipal. Jadi, agen diberi kuasa oleh prinsipal

untuk bertindak untuk dan atas nama pihak prinsipal untuk

melaksanakan transaksi bisnis dengan pihak lain. Dalam hal nya

penelitian ini, PT. Andisa Kurnia Usaha yang merupakan agen

bertugas untuk menyalurkan dan memasarkan gas LPG 3 Kg kepada

masyarakat atas nama PT.Pertamina sebagai prinsipal.

Prinsipal membutuhkan jasa dari seorang agen karena

beberapa sebab, seperti:63

a. Prinsipal tidak menguasai area pemasaran untuk memasarkan

barang dan/ atau jasanya.

b. Prinsipal terlalu sibuk dengan pekerjaan pokoknya sehingga harus

melakukan pendelegasian pekerjaannya.

c. Prinsipal membutuhkan pihak lain yang memiliki koneksi atau

hubungan bisnis serta jaringan pemasaran yang luas sehingga

sasaran dan target pemasaran barang dan/ atau jasanya segera

terealisasi. Secara tidak langsung jasa keagenan tumbuh secara

signifikan.

Hal itu karena peran jasa keagenan dibutuhkan oleh berbagai

pelaku usaha yang memiliki hambatan dalam hal teritorial, koneksi

dan kesibukan dari pihak tersebut. Maka dari itu, diperlukannya

63
Levi Lana, “Problematika Hukum Dalam Jasa Keagenan”, Jurnal Hukum Bisnis, Vol.
13, April 2001.
47

seorang agen untuk mengerjakan tugas-tugas atau pendelegasian

pekerjaan dari prinsipal.

BAB III

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA WANPRESTASI DALAM


PERJANJIAN ANTARA PT. ANDISA KURNIA USAHA DENGAN
USAHA PERSEORANGAN TENTANG PENGADAAN GAS LPG 3KG
BAGI MASYARAKAT DI KABUPATEN BENGKULU TENGAH.

A. Isi Perjanjian Antara PT. Andisa Kurnia Usaha dan Usaha

Perseorangan tentang pengadaan Gas LPG 3kg bagi Masyarakat di

Kabupaten Bengkulu Tengah.


48

Pada isi perjanjian terdapat prestasi sebagaimana diatur dalam Pasal

1234 KUHPerdata yaitu memberikan sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak

berbuat sesuatu. Dalam perjanjian, pretasi terbentuk dalam kewajiban-

kewajiban para pihak khususnya dalam perjanjian ini, yaitu :

1. PT. Andisa Kurnia Usaha sebagai Pihak Pertama

2. Pangkalan Gas LPG 3kg sebagai Pihak Kedua

Perjanjian melibatkan sedikitnya dua pihak yang saling memberikan

kesepakatan mereka. Para pihak ini berdiri berhadap-hadapan dalam kutub-

kutub hak dan kewajiban. Pihak yang berkewajiban memenuhi isi perjanjian

dan pihak lain yang berhak atas pemenuhan kewajiban. Isi perjanjian

merupakan inti dari perjanjian dimana kesepakatan kedua belah pihak

kemudian dituangkan dalam klausula-klausula tertulis. Isi Perjanjian berisi

tentang hak dan kewajiban kedua belah pihak masing-masing. Hak

merupakan Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya

tergantung kepada kita sendiri. Sedangkan kewajiban merupakan sesuatu

yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab.

Adapun hak dan kewajiban para pihak antara PT.Andisa Kurnia

Usaha dengan pihak Perusahaan Perseorangan yaitu Pangkalan Gas LPG 3Kg

berdasarkan isi perjanjian yaitu sebagai berikut :

1. Hak PT Andisa Kurnia Usaha dan Pangkalan LPG 3Kg yaitu sebagai
berikut:64
a. Hak PT Andisa Kurnia Usaha
a) Berhak menerima pembayaran dari LPG atas Tabung Gas LPG 3
Kg Baru beserta isinya seharga Rp. 150.000/Tabung.

64
Berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama Pangkalan LPG 3 Kg, Nomor:
34/AKU-SPP/BT/2018.
49

b) Berhak melakukan peringatan dan mengakhiri perjanjian jika


Pangkalan Gas LPG 3 Kg melakukan wanprestasi.

b. Hak Pangkalan LPG 3 Kg


a) membeli tabung LPG 3Kg baru beserta isinya 150.000 (seratus
lima puluh ribu ) per tabung.
b) berhak menyalurkan Gas LPG 3Kg ke seluruh Desa yang ada di
daerah atau wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah.
c) berhak mengetahui segala bentuk pengurangan atau penambahan
volume kontrak oleh LPG
d) berhak atas volume kontrak 500 Tabung Gas/Bulan atau 20
Tabung Gas/hari, tergantung dengan alokasi yang diberikan oleh
PT. Pertamina (PERSERO).

2. Kewajiban PT. Andisa Kurnia Usaha dan Pangkalan Gas LPG 3kg
a. Kewajiban PT. Andisa Kurnia Usaha
a) Wajib menyerahkan rencana alokasi (Kitir) kepada Pangkalan Gas
LPG 3kg setiap bulan maksimal 1 hari sebelum memasuki bulan
berikutnya.
b) Segala bentuk pengurangan dan penambahan Volume Kotrak oleh
PT. Andisa Kurnia Usaha wajib di ketahui oleh Pangkalan Gas
LPG 3kg serta dilaporkan kepada PT. Pertamina.

b. Kewajiban Pangkalan Gas LPG 3kg


a) Melayani konsumen dengan baik dan sopan
b) Bekerjasama secara baik dengan PT. Andisa Kurnia Usaha untuk
kelancaran penyaluran dan ditribusi LPG 3 Kg untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
c) Aktif dan bertanggungjawab dalam pengusahaan dan pelayanan
kepada konsumen dan menjaga citra PT. Andisa Kurnia Usaha
terhadap masyarakat dengan menjamin pelayanan yang memuaskan
dan optimal bagi para konsumen.
d) mempunyai perizinan yang ditentukan oleh pemerintah daerah.
e) menyediakan alat pemadam kebakaran dan timbangan yang sesuai
dan memenuhi syarat.
f) menyediakan tempat atau gudang yang aman untuk penyimpanan
LPG 3 Kg.
g) mempunyai Tabung Gas LPG 3 Kg sendiri untuk perputarannya /
rolling.
h) Memasang papan pangkalan dan identitas pangkalan yang terdapat
keterangan HET, nama pangkalan, dan contact keluhan pelanggan
serta ditempatkan di lokasi yang terlihat dengan jelas oleh umum.
i) Menjual LPG dengan hanya kepada pengguna rumah tangga dan
usaha mikro (sesuai dengan peraturan Menteri ESDM No. 26
Tahun 2009 Pasal 18)
j) Mengisi Log Book sesuai dengan tata cara yang berlaku
50

k) Dilarang menimbun LPG 3Kg dengan tujuan untuk memperoleh


keuntungan pribadi, pihak lain yang dapat menyebabkan
kelangkaan LPG 3 Kg.
l) Dilarang mengurangi dan memindahkan / mengoplos isi LPG 3 Kg
ke tabung lain, apabila Pangkalan LPG 3 Kg melakukan hal
tersebut, maka menjadi tanggung jawab Pangkalan Gas LPG 3 Kg
tanpa melibatkan PT. Andisa Kurnia Usaha dan akan melakukan
pengehentian pasokan LPG 3 Kg serta dilakukan pemutusan
hubungan hubungan usaha.
m)Tidak boleh mengambil LPG 3 Kg dari Agen lain dan pangkalan
lain kecuali atas persetujuan PT. Andisa Kurnia Usaha atau PT
Pertamina
n) Tidak akan menjual atau memperdagangkan jatah alokasi
pangkalannya kepada pangkalan lain dan atau memindah
tangankan pangkalan pihak lain.
o) Menjual Gas LPG 3 Kg sesuai dengan harga ecerean tertinggi
(HET) Rp. 15.300 / Tabung (dan atau sesuai dengan ketentuan
yang berlaku).
p) Menerima dan menyimpannota transaksi pembelian, LPG 3 Kg
dengan lengkap dan rapih dan pihak PT Andisa Kurnia Usaha serta
harus dapat memperlihatkan apabila ada pemeriksaan dari PT
Pertamina.
q) Tidak diperbolehkan menunjuk pihak lain untuk mengelola
pangkalannya
r) Wajib mematuhi pertauran kode etik LPG 3 Kg
s) Pembayaran tunai atau non tunai sesuai dengan kebijakan PT.
Pertamina di Kabupaten/Kota yang ditunjuk
t) Dilarang mengambil Bright Gas 5,5 Kg dari Agen lain dan pihak
lain seain persetujuan pihak PT. Andisa Kurnia atau Pihak PT.
Pertamina.

Jika diperhatikan lebih lanjut, maka dapat dilihat bahwa kewajiban

isi perjanjian lebih banyak dibebankan kepada pangkalan Gas LPG 3 Kg

yang merupakan perusahaan perseorangan. Meskipun demikian setiap

kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pangkalan merupakan klausula-

klausula baku yang ditetapkan agar tercipta penyaluran Gas LPG 3 Kg

kepada masyarakat dengan lancar dan harga yang seimbang.


51

B. Sebab-Sebab Terjadinya Wanprestasi Dalam Perjanjian Antara

PT.Andisa Kurnia Usaha dengan Usaha Perseorangan tentang

pengadaan gas LPG 3kg bagi Masyarakat di Kabupaten Bengkulu

Tengah

Faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan

(mempengaruhi) terjadinya sesuatu.65 Tidak terkecuali ketika dalam

perjanjian terdapat pihak yang melakukan wanprestasi atau ingkar janji,

hal tersebut tentu disebabkan oleh beberapa hal. Secara umum wanprestasi

akibat tidak dipenuhinya kewajiban oleh pihak kedua disebabkan oleh tiga

kemungkinan alasannya, yaitu :

a. Karena kesalahan pihak kedua, tidak dipenuhi kewajiban karena

kelalaian;

b. Karena kesalahan pihak kedua, tidak dipenuhi kewajiban karena

kesengajaan;

c. Karena keadaan memaksa (overmacht), jadi diluar kemampuan

pihak kedua.

Kerugian itu dapat dipersalahkan kepadanya (pihak kedua) jika ada

unsur kesengajaan atau kelalaian dalam peristiwa yang merugikan itu pada

diri pihak kedua yang dapat dipertanggung jawabkan kepadanya. Kita

katakan pihak kedua sengaja kalau kerugian itu memang diniati dan

dikehendaki oleh pihak kedua, sedangkan kelalaian adalah peristiwa

65
Diunduh dari http://kbbi.web.id/faktor diakses pada tanggal 5 September 2019.
52

dimana seorang pihak kedua seharusnya tahu atau patut menduga, bahwa

dengan perbuatan atau sikap yang diambil olehnya akan timbul kerugian.66

Adapun dalam perjanjian pengadaan Gas LPG 3 Kg antara PT. Andisa

Kurnia Usaha dengan pangkalan Gas LPG 3 Kg, terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi pangkalan Gas LPG 3 Kg tidak melaksanakan apa

yang menjadi kewajibannya, beberapa faktor-faktor tersebut antara lain

sebagai berikut :

1. Wanprestasi Sebab Kelalaian

Ketidaktahuan Pangkalan Gas LPG 3kg untuk memperbarui alat

pemadam kebakaran yang kuadaluarsa.

Tindakan pihak pangkalan yang lalai terhadap mengganti tabung

pemadam kebakaran yang kuadaluarsa tidak sesuai dengan ketentuan

Butir 7 Huruf (e) pada perjanjian tertulis antara PT Andisa Kurnia

Usaha dengan Pangkalan LPG 3 Kg bahwa pangkalan wajib

menyediakan alat pemadam kebakaran dan timbangan yang sesuai dan

memenuhi syarat. Wanprestasi ini dilakukan oleh hampir semua

pangkalan yaitu Pangkalan Yandi, Pangkalan Sri Budiman, dan

Pangkalan Muniratul Fatriah. Keamanan dan keselamatan kerja

menjadi prioritas di tempat kerja, terutama Agen yang menjual Gas

LPG 3kg karena dengan risiko kebakaran sangat tinggi di himbau oleh

PT.Pertamina setiap Pangkalan dan Agen Gas LPG 3kg harus

memiliki Alat Pemadam Kebakaran. Hal ini bertujuan ketika terjadi

kebakaran di Pangkalan atau Agen Gas LPG 3kg dapat segera di


66 ?
J. Satrio, Hukum Perikatan, (Bandung : Alumni, 1999), hlm. 90
53

padamkan sehingga api tidak akan membesar dan menghabiskan aset

yang ada dan dapat membahayakan masyarakat sekitar.

Semua pangkalan Gas LPG 3Kg memiliki tabung pemadam

kebakaran, hanya saja tabung tersebut telah kadaluarsa dan tidak

berfungsi. Menurut Etik,67 alasan belum diperbaruinya tabung

pemadam kebakaran yang ada yaitu disebabkan pemilik pangkalan

lupa mengecek bahwa isi tabung pemadam kebakaran telah

kadaluarsa. Pangkalan Gas LPG 3kg juga beralasan bahwa harga

tabung yang mahal membuat mereka tidak menggantinya dengan yang

baru meskipun mengetahui isi telah kadaluarsa.

Selain itu Pangkalan Gas LPG 3kg juga tidak membaca dan kurang

memperhatikan perjanjian menjadi sebab pangkalan tidak

memperbarui alat pemadam kebakaran. Kelalaian dengan tidak

mengganti tabung pemadam kebakaran ini tentu akan berakibat pada

berbahayanya gudang yang digunakan, terutama jika jumlah Gas LPG

3kg yang tidak sedikit.

2. Wanprestasi Sebab Kesengajaan

a. Ketidakpedulian Pangkalan Gas LPG 3kg untuk memperbarui

papan nama yang telah pudar.

Tidak memperbarui papan nama yang telah pudar

merupakan Wanprestasi terjadi karena pihak pangkalan telah

ingkar terhadap kewajibannya sebagaimana disebutkan pada butir

67
Wawancara dengan Etik, pemilik pangkalan Muniratul Fatriah Gas LPG 3 Kg di Desa
Kembang Seri, Kecamatan Talang Empat Bengkulu Tengah pada tanggal 10 April 2019.
54

7 huruf (h) yang menyatakan bahwa pihak pangkalan wajib

memasang papan pangkalan atau identitas pangkalan yang

terdapat keterangan HET , nama pangkalan, dan kontak keluhan

pelanggan serta ditempatkan di lokasi yang terlihat dengan jelas

oleh umum. Wanprestasi ini dilakukan oleh Pangkalan Yandi dan

Pangkalan Sri Budiman. Kewajiban membuat papan nama bagi

pangkalan Gas LPG 3 Kg yaitu bertujuan untuk memberikan

informasi kepada konsumen tentang Identitas atau nama

pangkalan yang dimiliki, kemudian Harga Eceran Tertinggi

(HET), berisi nomor telephone atau kontak Pemerintah Daerah,

Kontak Pertamina, dan kontak Agen dalam hal ini yaitu

PT.Andisa Kurnia Usaha. Informasi tersebut berfungsi bagi

masyarakat jika ingin melakukan pengaduan tentang keluhan

terhadap gas yang dibeli. Menurut Megawati68, sebab tidak

diperbaruinya papan nama merupakan biaya yang dibutuhkan

untuk membuat papan nama serta anggapan pemilik pangkalan

yang menganggap bahwa masyarakat Desa sekitar telah banyak

mengenal pangkalan Gas tersebut sehingga merasa tidak perlu

untuk dibuat yang baru.

b. Keinginan untuk menghabiskan jumlah penjualan Gas LPG 3kg

dengan menjual Gas LPG 3kg ke warung-warung atau pengecer

sehingga dapat di isi kembali oleh PT. Andisa Kurnia Usaha.

68
Wawancara dengan Megawati, pemilik pangkalan Sri Budiman Gas LPG 3 Kg di Desa
Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa Bengkulu Tengah pada tanggal 10 April 2019.
55

Berdasarkan hasil laporan bulanan sub penyalur/pangkalan

LPG 3 Kg yang didapat dari keterangan bulan April 2019 yaitu :

1) Pangkalan Sri Budiman Menjual ke Rumah Tangga 983 tabung

isi, Usaha Mikro 280 tabung isi, dan Pengecer 267 tabung isi.

2) Pangkalan Muniratul Fatriah Menjual ke Rumah Tangga 550

tabung isi, Usaha Mikro 450 tabung isi, dan Pengecer 195

tabung isi.

3) Pangkalan Yandi Menjual ke Rumah Tangga 755 tabung isi,

Usaha Mikro 350 tabung isi, Pengecer 260 tabung isi.

4) Pangkalan Anda Menjual ke Rumah Tangga 1000 tabung isi,

Usaha Mikro 550 tabung isi, Pengecer 200 tabung isi.

5) Pangkalan Vandera Menjual ke Rumah Tangga 524 Tabung

isi, Usaha Mikro 189 tabung isi, Pengecer 110 tabung isi.

Di dalam Hasil Laporan Bulanan Sub Penyalur/Pangkalan

LPG 3kg bahwa Pangkalan Gas LPG 3kg masih menjual ke

warung-warung atau pengecer dimana tindakan ini tidak sesuai

dengan ketentuan butir 7 huruf (i) yang menyatakan bahwa LPG

atau pangkalan hanya boleh menjual Gas LPG 3 Kg kepada rumah

tangga dan usaha mikro. Faktor yang mempengaruhi pangkalan

LPG 3 Kg Menjual Gas LPG 3kg tidak hanya kepada pengguna

rumah tangga dan Usaha Mikro menurut Yandi69 yaitu karena

Pangkalan Gas LPG 3kg tidak memperdulikan siapa yang membeli

69
Wawancara dengan Yandi, pemilik pangkalan Gas LPG 3 Kg Desa Nakau Kecamatan
Talang Empat, pada tanggal 10 April 2019.
56

Gas LPG 3kg, sebab warung-warung membeli Gas LPG 3kg 1

hingga 3 isi tabung Gas LPG 3kg sehingga Pangkalan LPG 3kg

dapat menghabiskan penjualan Gas LPG 3kg sesuai dengan tabung

Gas yang dimiliki pangkalan Gas LPG 3kg sehingga dapat di isi

kembali secara penuh oleh Agen PT. Andisa Kurnia Usaha sesuai

Alokasi yang telah di tentukan.

c. Keinginan Pangkalan Gas LPG 3kg Untuk memperoleh

keuntungan yang lebih besar dari HET yang telah di tentukan

yaitu Rp. 15.300.

Berdasarkan Hasil Penelitian yang dilakukan penulis yang didapat

dari keterangan bulan April 2019 yaitu :

1) Pangkalan Sri Budiman Menjual Gas LPG 3kg dengan harga

Rp.17.000/Tabung.

2) Pangkalan Muniratul Fatriah Menjual Gas LPG 3kg dengan

harga Rp.16.000/Tabung

3) Pangkalan Yandi menjual Gas LPG 3kg dengan Harga

Rp.18.000/Tabung

4) Pangkalan Anda menjual Gas LPG 3kg dengan Harga

Rp.18.000/Tabung

5) Pangkalan Vandera menjual Gas LPG 3kg dengan Harga

RP.20.000/Tabung

Tindakan ini dinyatakan sebagai wanprestasi karena tidak

sesuai dengan ketentuan Butir 7 Huruf (o) yang hanya


57

membolehkan pangkalan menjual gas dengan Harga Eceran

Tertinggi (HET) yaitu sebesar RP. 15.300/Tabung. Penjualan di

atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang hal tersebut tentu dapat

merugikan masyarakat. Menurut Pangkalan Anda Faktor yang

mempengaruhi Pangkalan Gas LPG 3kg Menjual Gas LPG 3kg

di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) disebabkan oleh keinginan

pemilik Pangkalan untuk memperoleh keuntungan yang lebih

besar dari harga yang telah diperjanjikan dengan PT. Andisa

Kurnia Usaha.70

Berdasarkan faktor-faktor penyebab wanprestasi tersebut

dapat dilihat bahwa semua faktor merupakan wanprestasi yang

berasal dari kelalaian maupun kesengajaan dari pihak Pangkalan

yang mana tujuannya memang sengaja dilakukan untuk menambah

keuntungan.

Menurut Subekti, bentuk wanprestasi ada empat macam,

yaitu :71

1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan;


2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak
sebagaimana dijanjikannya;
3. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat;
4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukan.

70
Wawancara dengan Lukman Hakim, pemilik pangkalan Anda Gas LPG 3 Kg Desa
Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, pada tanggal 10 April 2019.
71 ?
J. Satrio, op.cit, hlm.86
58

Dalam Praktik yang ditemui wanprestasi yang dilakukan oleh

pihak kedua tersebut berbentuk tidak melakukan apa yang

disanggupi, melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak

sebagaimana dijanjikannya, dan melakukan sesuatu yang menurut

perjanjian tidak boleh dilakukan.

BAB IV
UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN
ANTARA PT. ANDISA KURNIA USAHA DENGAN USAHA
PERSEORANGAN TENTANG PENGADAAN GAS LPG 3 KG
BAGI MASYARAKAT DI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

Setiap pihak yang melakukan perjanjian pasti mengharapkan dalam

pelaksanaannya perjanjian tersebut dapat berjalan dengan lancar, akan tetapi

tetap saja suatu perjanjian tidak selalu berjalan mulus dan ada saja pihak-

pihak yang melakukan wanprestasi. Dengan adanya wanprestasi yang

dilakukan oleh salah satu pihak maka akan menimbulkan masalah atau

sengketa yang baru dan menyebabkan anggapan yang buruk oleh salah satu
59

pihak kepada pihak yang melakukan wanprestasi dalam suatu perjanjian.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1548 sampai dengan

Pasal 1600, sifat aturan tersebut mengikat para pihak yang menimbukan

konsekuensi diantara kedua belah pihak yang melakukan perjanjian tersebut.

Suatu perjanjian yang telah disepakati haruslah dilaksanakan oleh para

pihak sesuai dengan kewajiban dari masing-masing pihak tersebut. Akan

tetapi ada kalanya dalam suatu perjanjian, perjanjian tersebut tidak berjalan

sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, baik karena

kelalaian maupun kesengajaan salah satu pihak dalam perjanjian atau kedua

belah pihak.

Hak Pihak pertama dapat secara mandiri diajukan maupun

dikombinasikan dengan gugatan lain, meliputi :72

1. Pemenuhan (nakoming); atau

2. Ganti Rugi (vervangende vergoeding; schadeloosstelling); atau

3. Pembubaran, pemutusan atau pembatalan (ontbinding), atau

4. Pemenuhan ditambah ganti rugi pelengkap (nakoming en

anvullend vergoeding); atau

5. Pembubaran ditambah ganti rugi pelengkap (ontbinding en

anvullend vergoeding)

Adanya wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam

hal ini yaitu Pangkalan gas LPG 3Kg yang merupakan Usaha

Perseorangan tidak serta merta kemudian perjanjian menjadi berakhir.


72
Agus Yudha Hernoko. Op.cit, hal. 263
60

Pada perjanjian ini para pihak berusaha menyelesaikan sengketa dan

masalah dengan cara-cara yang telah disediakan oleh Hukum Perdata

dalam memperoleh penyelesaian yang lebih baik. Pada perjanjian

pengadaan Gas LPG 3 Kg antara PT Andisa Kurnia Usaha dengan

Pangkalan LPG 3 Kg, ketika pangkalan gas LPG 3Kg melakukan beberapa

wanprestasi terhadap beberapa isi perjanjian maka Agen Gas LPG 3kg PT.

Andisa Kurnia Usaha kemudian melakukan penyelesaian dengan tahapan-

tahapan sebagai berikut:73

1. Memanggil pemilik pangkalan ke kantor PT. Andisa Kurnia Usaha

untuk diberikan teguran lisan.

Memanggil pihak pangkalan Gas LPG 3 Kg yang melakukan

wanprestasi merupakan salah satu cara yang pertama sekali dilakukan

untuk menyelesaikan masalah. Pada tahap penyelesaian ini, pihak

kedua yaitu pangkalan Gas LPG 3 Kg diminta untuk datang ke kantor

Agen Gas LPG 3kg atau PT.Andisa Kurnia yang beralamat di Jalan

Raya Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Bengkulu Tengah.

Setelah datang ke kantor PT. Andisa Kurnia Usaha kemudian

Pangkalan Gas LPG 3 Kg mendapatkan teguran lisan dari pihak Agen

dengan cara memperlihatkan dan menjelaskan kembali perjanjian

kerjasama yang telah dibuat oleh kedua belah pihak yang berisi hak

73
Wawancara dengan Andrina Wahyuni Zikri, Direktur PT Andisa Kurnia Usaha di Jalan
Raya Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Bengkulu Tengah, pada tanggal 12 April 2019.
61

dan kewajiban PT. Andisa Kurnia Usaha dan hak dan kewajiban

pangkalan Gas LPG 3 Kg.

Adapun dalam proses menjelaskan isi perjanjian kembali

tersebut, pihak pertama PT.Andisa Kurnia Usaha telah memanggil

lima Pangkalan Gas LPG 3kg yang melakukan wanprestasi dan akan

menjelaskan kembali klausula-klausula mana yang telah dianggap

diingkari oleh pihak Pangkalan Gas LPG 3 Kg. Setelah dilakukan

pembinaan kemudian pihak pangkalan Gas LPG 3 Kg diminta untuk

melengkapi dan melaksanakan kewajiban yang tidak dilaksanakan

tersebut dan akan melakukan pengecekan kembali ke gudang

pangkalan Gas LPG 3 Kg secara langsung.

2. Memberikan Somasi (surat peringatan).

Jika setelah satu minggu kemudian hal-hal yang dijelaskan

pada saat pembinaan tidak dilaksanakan oleh pangkalan Gas LPG 3Kg

yang melakukan wanprestasi, maka kemudian akan diberikan surat

peringatan yang berisi tentang rekomendasi sesuai dengan perihal

yang tidak dilaksanakan oleh pihak pangkalan Gas LPG 3 Kg. Surat

peringatan ini juga disertai dengan pemotongan alokasi bulanan

terhitung sejak surat peringatan dibuat dan seterusnya. Dari kelima

Pangkalan Gas LPG 3kg, bahwa surat peringatan ini telah diberikan

kepada setiap Pangkalan yang telah melakukan wanprestasi.


62

3. Melakukan Negosiasi

Jika dalam kurun waktu tertentu pihak pangkalan Gas LPG 3

Kg yang sama kembali melakukan wanprestasi maka kemudian PT.

Andisa Kurnia Usaha selaku pihak Agen melakukan negosiasi dengan

pihak pangkalan Gas LPG 3 Kg yang melakukan wanprestasi.

Negosiasi ini juga telah dilakukan oleh PT. Andisa Kurnia Usaha

dengan Pangkalan. Negosiasi tersebut dilakukan dalam rangka

membahas tentang kelanjutan hubungan kerjasama jika pihak

pangkalan tetap melakukan ingkar janji terhadap isi perjanjian

kerjasama antara kedua belah pihak. Apabila perjanjian kerjasama

ingin tetap dilanjutkan maka pihak pangkalan untuk selanjutnya tidak

boleh melakukan waprestasi terhadap isi perjanjian.

4. Pemutusan perjanjian kerjasama

Pemutusan perjanjian kerjasama yang dimaksud yaitu

diakhirinya perjanjian oleh pihak pertama yaitu PT Andisa Kurnia

Usaha untuk tidak lagi melakukan kerjasama pengadaan Gas LPG 3

Kg dengan Pangkalan Gas LPG 3 Kg karena pangkalan yang telah

melakukan wanprestasi tersebut dianggap tidak serius melakukan

kerjasama dengan pihak Agen. Pemutusan perjanjian kerjasama

bahwa sampai saat ini belum pernah dilakukan oleh PT. Andisa

Kurnia Usaha.
63

Berdasarkan beberapa upaya penyelesaian wanprestasi di atas salah

satu upaya hukum yang digunakan oleh para pihak dalam menyelesaikan

wanprestasi yaitu dengan melakukan negosiasi. Negosiasi berkaitan

dengan upaya penyelesaian wanprestasi yang dilakukan sebelum kemudian

dilakukan pemutusan kerjasama oleh salah satu pihak yaitu PT. Andisa

Kurnia Usaha. Dalam penelitian ini hingga saat ini yaitu pada tahun 2019

belum pernah dilakukan pemutusan hubungan kerja yang dialkukan oleh

LPG yaitu pihak PT Andisa Kurnia Usaha.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dilapangan, dapat diambil kesimpulan, bahwa:

1. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya wanprestasi,

beberapa faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Ketidaktahuan Pangkalan Gas LPG 3kg untuk memperbarui alat

pemadam kebakaran yang kuadaluarsa.

b. Ketidakpedulian Pangkalan Gas LPG 3kg untuk memperbarui papan

nama yang telah pudar.


64

c. Keinginan untuk menghabiskan jumlah penjualan Gas LPG 3kg dengan

menjual Gas LPG 3kg ke warung-warung atau pengecer sehingga dapat

di isi kembali oleh PT. Andisa Kurnia Usaha.

d. Keinginan Pangkalan Gas LPG 3kg Untuk memperoleh keuntungan yang

lebih besar dari HET yang telah di tentukan yaitu Rp. 15.300.

2. Upaya penyelesaian yang dilakukan oleh para pihak dengan adanya

wanprestasi yaitu:

a. Teguran lisan merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh

PT.Andisa Kurnia Usaha;

b. Memberikan Somasi (surat peringatan);

c. Negosiasi dengan Pihak Pangkalan;

d. Pemutusan Perjanjian Kerjasama.

B. Saran
1. Sebaiknya PT. Andisa Kurnia Usaha rajin melakukan pengecekan terhadap

pelaksanaan pengeceran Gas LPG 3 Kg yang dilakukan oleh pihak kedua

yaitu pangkalan Gas LPG 3kg sehingga dapat memenuhi kewajibannya

dengan baik dan perjanjian terlaksana dengan lancar.

2. Untuk menjaga kelancaran dalam pelaksanaan perjanjian Perusahaan

Perseorangan Pangkalan Gas LPG 3 Kg seharusnya melaksanakan apa

yang telah menjadi kewajibannya sebagaimana tertuang dalam isi

perjanjian, karena dengan setuju untuk membuat dan menandatangani

perjanjian maka pangkalan dianggap setuju dengan isi perjanjian dan

bersedia melaksanakannya.
65
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2004
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Azas Proporsi
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perorangan dan Kontrak, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2007
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, PT.Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2012
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2001
Dijan Widijowati, Hukum Dagang, C.V Andi Offset, Yogyakarta, 2012
Djaja S. Meliala, Hukum Perdata dalam Perpektif BW, Nuansa Aulia, Bandung,
2012
Eka Suniarti, Tesis : Tanggung Jawab PT Pos Indonesia (Persero) dalam
Perjanjian Pengangkutan Paket Pos, Universitas Bengkulu, 2012
Farida Hasyim, Hukum Dagang, Sinar Grafika, Jakarta, 2013
Frans Hendra Winarta, Hukum Penyelesaian Sengketa, PT. Sinar Grafika, Jakarta,
2013
Gunawan Widjaja, Alternatif Penyelesaian Sengketa, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2002
Hardijan Rusli, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, 1993
Herlaien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang
Kenotariatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2011
I.G. Rair Widjaya, Merancang Suatu Kontrak, Jakarta, Ksiant Blanc, 2008
Levi Lana, “Problematika Hukum Dalam Jasa Keagenan”, Jurnal Hukum Bisnis,
Vol. 13, April 2001.
Muhammad Syaifuddin, Hukum Kontrak Memahamai Kontrak Dalam Prepektif
Filsafat, Teori, Dogmatik, Dan Praktik Hukum (Seri Pengayaan Hukum
Perikatan), Mandar Maju, Bandung, 2012

66
Nurmaningsih Amriani, Mediasi Alternatif Penyelesian Sengketa Perdata di
Pengadilan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011
Takdir Rahmadi, Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat,
Rajawali Pers, Jakarta, 2011
Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-asas Hukum Pedata, Alumni, Bandung,
2000
Rosadi Ruslan, Metode Penelitian , PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010
Salim H.S, Hukum Kontrak Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika,
Jakarta, 2003
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulus (BW), Sinar Grafika, Jakarta, 2005
J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Laihir Dari Perjanjian Buku II,
PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001
Soerjono Soejabto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1984
Subekti, Hukum Perjanjian, PT Intermasa, Jakarta, 1987
Syahmin AK, Hukum Kontrak Internasional, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2005

Peraturan Perundang-undangan :

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten


Bengkulu Tengah di Provinsi Bengkulu

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1990 Tentang Arbitrase dan Alternatif


Penyelesaian Sengketa

Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 1945 tentang Kitab Undang-Undang


Hukum Perdata

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.26 Tahun 2009
tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquified Petroleum Gas

Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 22/M-DAG/PER/3/2016


tentang Ketentuan Umum Distribusi Barang

Jurnal atau Skripsi :

Aditya Restu Wibowo “Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi


Konsumen Gas Elpiji 3kg di Kota Semarang”, skripsi, Fakultas Hukum

67
Universitas Semarang, Semarang 2013, diunduh pada Minggu, 2 September 2018
dari http://lib.unnes.ac.id/18541/1/8111409137.pdf
Intan Rizki Diani “Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Gas Elpiji 3kg antara
PT. Sumber Guna Alam dengan Pangkalan Edi Saputra”, skripsi, Fakultas Hukum
Universitas Bung Hatta, Padang 2017, diunduh pada Minggu, 2 September 2018
dari https://anzdoc.com/.../pelaksanaan-perjanjian-jual-beli-gas-elpiji-3-kg-antara-
pt-s.html

Abdurahman zahid, “Penyelesaian Wanprestasi dalam perjanjian antara


Pedagang dengan pemilik tanah di Pasar Tradisional Kecamatan Muara
Bangkahulu Kota Bengkulu” Skripsi, perpustakaan Fakultas Hukum Universitas
Bengkulu, 2017.

68

Anda mungkin juga menyukai