OLEH:
IRWAN AKBAR
B12113319
OLEH
IRWAN AKBAR
B 121 13 319
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
i
PENGESAHAN SKRIPSI
Disusundandiajukanoleh
IRWAN AKBAR
B121 13 319
PanitiaUjian
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Razak, S.H.,M.H. Prof. Dr. Hamzah Halim, S.H.,M.H
NIP:19571029 198303 1 002 NIP: 19731231 199903 1 003
A.n. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Pengembangan
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
iii
KATA PENGANTAR
besar, baik nikmat iman, kesehatan, dan kekuatan sehingga penulis dapat
Islam yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia
dimuka bumi.
bisa menunjukan siapa kita, dan apa saja yang telah kita peroleh selama
sekian tahun kuliah. Ide skripsi ini lahir ketika hidup saya sedang berada
makna kehidupan saya, siapa saya ini dan mau kemana. Awalnya saya
berfikir bahwa skripsi yang harus saya tulis harus sedapat mungkin
saat itu sudah sedemikian jenuh dan kehilangan minat dengan skripsi dan
pikir dengan itu hidup akan lurus kembali (ternyata disinalah amat
v
didatangkanNya untuk menasehati saya. Katanya, „agama‟ bukanlah
kau tangani dengan baik, akan bermakna pula shalatmu. Dan seandainya
yang disampaikan padamu dapat kau selesaikan dengan baik. Nasihat itu
itulah saya berusaha merubah hidup ini dengan berusaha sedikit lebih
serius dan ternyata teramat sangat tidak mudah. Semoga nasehat ini juga
vi
skripsi yang berjudul “ Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Pemilihan Kepala
satu syarat dalam menyelesaikan Studi Strata Satu (S1) pada Fakultas
1. Ucapan terima kasih yang tiada tara untuk kedua orang tua, adik
tercinta yang telah menjadi orang tua terhebat sejagad raya, yang
2. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A selaku Rektor
3. Ibu Prof. Dr. Farida Patitinggi, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas
M.H.
vii
4. Ketua Program Studi Hukum Administrasi Negara Bapak Prof. Dr.
7. Bapak Prof. Dr. Andi Pangerang, S.H., MH., DFM, Bapak Dr. Zulkifli
Aspan, S.H., M.H., dan Bapak Muh. Zulfan Hakim, S.H., MH.,
Universitas Hasanuddin.
menimbah ilmu.
viii
10. Bapak A. Agus Nongki, S.IP., M.SI selaku Kepala Dinas
dan Rahma.
McCarthy, Pak Alwi, Pak Budiasa, Pak Bahrul, Pak Arif Fadillah,
Pak yahya, Pak Yusuf, Pak Kuswanto, Pak Jo, Bang Reno, Bu
2014.
FORMAHAN.
ix
16. Teman-teman di Kampus Kedua khususnya kepada saudara Kahar
nikmat dunia dengan cara apapun dan jalan apapun Adi, Agung,
Yudi.
20. Kepada Pak Gunawan, Pak Roni, Pak Usman, Pak Baso, Pung
Muli, Pak Dulla, Pak Mail, Pak Ramalang, Kanda Rais “Soppenk
Penulis
x
ABSTRAK
xi
ABSTRACT
xii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegakan Hukum...................................................................... 11
xiii
B. Pengertian Desa ......................................................................... 14
F. Analis Data.................................................................................. 45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 92
xiv
B. Saran .......................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Soppeng .......................................................................... 90
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
dan kemauan rakyat atau dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas
1
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1
pengawasan yang superketat terhadap pemerintah, tetapi ada pula
saatnya rakyat bosan dengan para wakilnya yang terus bertingkah karena
2
Pasal 18 Ayat (2) UUD NRI
3
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
4
C.S.T. Kansil, & Christine S.T. Kansil, 2008, Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika,
Jakarta, hlm. 3-4.
2
ketiga asas di atas maka daerah dalam menjalankan pemerintahannya
Pengertian dari ketiga asas tersebut yakni asas dekonsentrasi adalah suatu asas yang menyatakan
pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat atau kepala wilayah atau kepala instansi vertikal
tingkat yang lebih tinggi kepada pejabat-pejabat daerah tetapi tanggung jawab tetap ada pada
Pemerintah Pusat;
Asas desentralisasi adalah asas yang menyatakan penyerahan sejumlah urusan pemerintahan
dari Pemerintah Pusat atau dari pemerintah daerah yang lebih tinggi ke pemerintah kepada
pemerintah daerah tingkat yang lebih rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu;
Asas tugas pembantuan adalah asas yang menyatakan tugas turut serta dalam pelaksanaan
urusan pemerintah yang ditugaskan kepada pemerintah daerah dengan kewajiban
mempertanggungjawabkannya kepada pemerintah yang memberi tugas.
3
dalam penyelenggaraan pemilihan kepala desa yang selanjutnya disingkat
rakyat, bersifat langsung umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dan
6
Juliantara, Dadang . 2003. Pembahuruan Desa, Bertumpu Pada Angka Terbawah. Yogyakarta.
Lappera Pustaka Utama.hlm.116.
4
dalam penyelenggaraan otonomi desa harus tetap mengunjunjung nilai-
masyarakat, hak asal - usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan
7
Prof. Drs. Widjaja, HAW. 2003. Pemerintahan Desa/Marga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
hlm. 166.
8
Pasal 1 angka 1 Undang – undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
9
Pasal 18B ayat (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
5
berfungsi dengan baik, maka akan sangat memberikan pengaruh
secara khusus mengenai desa yaitu Undang – undang No. 6 Tahun 2014
tentang Desa atau juga yang sering disebut UU Desa. Undang – undang
10
Pasal 31 ayat (1) Undang-undang Nomor 6 tentang Desa
6
kepala desa, karena di dalam Undang-undang Desa mengatur bahwa
peraturan perundang – undangan yang lebih tinggi, dalam fungsi ini perda
pemilihan kepala desa yang telah ada sebelumnya harus ditinjau ulang
7
keberadaannya dan harus disesuaikan dengan peraturan yang lebih
raperda pilkades sehingga sampai saat ini masih banyak daerah yang
masalah dana pilkades yang saat ini sesuai dengan ketentuan dari
desa itu sendiri. Di daerah Sulawesi Selatan sendiri pemilihan kepala desa
8
berlangsung di beberapa kabupaten. Salah satunya di Kabupaten
serentak serta apa saja yang menjadi kendala atau hambatan hukum
9
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
pemilihan kepala desa secara serentak dapat berjalan lancar dan baik
kedepannya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penegakan Hukum
membuat keputusan yang tidak secara ketat diatur oleh kaidah hukum
konsepsional, maka inti dan arti penegakan hukum terletak pada kegiatan
kaidah yang mantap dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai
11
Chaerudin, Syaiful Ahmad Dinar, Syarif Fadillah, 2008. Strategi Pencegahan Dan Penegakan
Hukum Tindak Pidana Korupsi, Refika Editama, Bandung, hlm. 87
12
Soerjono Soekanto, 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT.
Rajagrafindo Persada, Jakarta, hlm. 5.
11
Akan tetapi penegakan hukum yang dilakukan sampai saat ini sangat
berikut13 :
1. Faktor Hukum;
penegak hukum kurang baik, ada masalah. Oleh karena itu, salah satu
13
Ibid,Soejono Soekanto, 2012.hlm 7-8.
12
kunci keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas atau
hukum
hukum yang berlaku, serta menaati hukum yang berlaku dengan penuh
5. Faktor Budaya.
13
Efektif atau tidaknya itu hukum harus diawali dengan
terbangun
B. Pengertian Desa
Sansekerta yang berarti wilayah, tempat atau bagian yang mandiri dan
(sansekerta), yang artinya tanah air, tanah asal, tanah kelahiran”. Ateng
negoriy, manoa, banjar dan penanian14. Berikut definisi tentang desa dari
1. H.A.W. Widjaja
14
Sirajuddin, Anis Ibrahim, Shinta Hadiyantina, Catur Wido Haruni,2016.Hukum Administrasi
Pemerintahan Daerah, Setara Press, Malang, hlm.329
14
keanekaragaman,partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan
pemberdayaan masyarakat15.
batas-batasnya; memiliki ikatan lahir dan batin yang kuat, baik karena
3. Sutoro Eko
4. Geertz
mengenai desa.
5. Y Zakaria
15
Ibid.Prof. Drs. Widjaja, HAW. 2003.hlm. 3.
16
Josef Mario Monteiro, S.H. , M.H., 2016, Hukum Pemerintahan Daerah, Pustaka Yustisia,
Yogyakarta, hlm. 122
17
Ni’matul Huda, 2015, Hukum Pemerintahan Desa, Setara Press, Malang, hlm 34.
18
Ibid.Ni’matul Huda, 2015. hlm.34.
15
Desa adalah negara kecil, karena sebagai masyarakat hukum, desa
wilayah hukumnya19.
Desa dilihat dari sudut pandang hukum dan politik yang telah
19
Y Zakaria, 2005, Pemulihan Kehidupan Desa dan UU No 22 Tahun 1999, Dalam Desentralisasi,
Globalisasi, dan Demokrasi Lokal, LP3S, Jakarta, hlm. 332.
20
Suhartono, 2001, Politik Loca, Parlemen Desa Awal Kemerdekaan Sampai Jaman Otonomi
Daerah, Lapera: Yogyakarta, hal. 9.
21
Kartohadikoesoemo, 1984, Desa,PN Balai Sartika:Jakarta, hlm, 16.
16
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah Pasal 1, Desa adalah Desa dan adat atau yang disebut dengan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
Indonesia22.
Desa adalah Desa dan adat atau yang disebut dengan nama lain,
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
Indonesia23.
1,Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
22
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
23
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
17
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
Indonesia24.
kondisi dan sosial budaya setempat, maka posisi desa yang memiliki
Kewenangan Desa25.
24
Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2015
25
Permendagri Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Kewenangan Desa
18
Desa juga memiliki hak dan kewajiban yang tertuang dalam
asalusul,
Desa berkewajiban;
masyarakat
Republik Indonesia;
pertama, faktor penduduk, minimal 2500 jiwa atau 500 kepala keluarga,
19
kedua, faktor luas yang terjangkau dalam pelayanan dan pembinaan
pencaharian masyarakat.
C. Pemerintahan Desa
20
25 bahwa Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut
dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat desa. Selanjutnya
21
pemerintahan dengan baik. Dengan demikian susunan organisasi
pemerintah desa yang ada saat ini perlu dikembangkan sesuai dengan
Republik Indonesia
Perundang-undangan27.
27
Ibid.Ni’matul Huda, 2015. hlm. 122.
22
Republik Indonesia dalam daerah besar dan kecil yang berhak mengatur
kembali UUD 1945 berdasarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Oleh sebab
1950 menjadi tidak sesuai lagi. Untuk mengatasi hal ini, pada 7 November
ini tidak sesuai dengan jiwa dan semangat dari Pasal 18 UUD 1945
alasan29.
28
Pasal 1 ayat (4) UU. No. 18 Tahun 1965 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah
29
Sirajuddin, Anis Ibrahim, Shinta Hadiyanti , Catur Wido Haruni. 2016, Hukum Administrasi
Pemerintahan Daerah, Setara Press, Malang, hlm. 333.
23
terabaikan. Terbukti pada rezim tersebut, pemerintahan terlalu berfokus
daerah masih sangat minim. Pada masa itu fokus perhatian terlalu
sejalan dengan apa yang tertuang dalam common platform dalam konteks
30
kehidupan berbangsa dan bernegara . Seharusnya landasan
wilayahnya.
dirasakan mayoritas warga negara, rezim Orde Baru runtuh pada tahun
1998. Era berikutnya dikenal dengan istilah era Reformasi. Dimana dalam
30
Jimly Asshiddiqie., 2015, Konstitusi Bernegara, Setara Press, Malang, hlm. 22.
24
1999 Tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintahan yang terlalu
31
sentralistik kemudian diubah menjadi desentralistik. Pemberian
31
Moh. Mahfud MD. 2014, Politik Hukum di Indonesia, Rajawali Pres, Jakarta, hlm. 344.
25
2) Pemerintahan Desa Dilihat Dari Pengaturan Undang – undang No.
2014, Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
pemerintahan desa tidak hanya terdiri dari kepala desa beserta perangkat-
26
dan mempertegas penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
(a) Rekognisi;
(b) Subsiadiaritas;
(c) Keberagaman;
(d) Kebersamaan;
(e) Kegotongroyongan;
(f) Kekeluargaan;
(g) Musyawarah;
(h) Demokrasi;
(i) Kemandirian;
(j) Partisipasi;
(k) Kesetaraan;
(l) Pemberdayaan;dan
(m) Keberlanjutan;
33
Pengaturan Desa bertujuan :
32
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
33
Pasal 4 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
27
2. Memberikan kejelasan dan kepastian hukum atas desa dalam system
desa;
D. Kepala Desa
34
Ibid.Ni’matul Huda, 2015. hlm.218.
28
a. Sebutan kepala desa disesuaikan dengan sebutan local;
basis
partai politik sehingga kepala desa dilarang untuk menjadi partai politik.
anggaran;dan
35
Josef Mario Monteiro, S.H. , M.H., 2016, Hukum Pemerintahan Daerah, Pustaka Yustisia,
Yogyakarta, hlm. 127-128.
29
b. Menetapkan peraturan desa;
masyarakat desa;
perundang-undangan dan;
36
Pasal 26,Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
30
b. Mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa;
tepat guna;
perundang-undangan;
perundang-undangan
31
E. Prosedur dan Mekanisme Pemilihan Kepala Desa
berikut37 :
a. Persiapan;
b. Pencalonan;
(sembilan) Hari;
37
Pasal 41,Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Desa
32
2) Penelitian kelengkapan persyaratan administrasi, klarifikasi, serta
Desa;
dan
c. Pemungutan Suara;
d. Penetapan.
pemungutan suara;
33
3) Bupati/walikota menerbitkan keputusan mengenai pengesahan dan
Selama ini Pilkades tidak pernah kering dari pembicaraan mulai dari
mulut kemulut, dari pena ke pena, dan dari otak ke otak. Hal ini terjadi
sirkulasi elit dan transfer kekuasaan ditingkat lokal. Dalam konteks ini
politik di desa tersebut. Dimana terjadi proses interaksi antara rakyat dan
hajat hidup dan kepentingan orang banyak. Mulai dari proses, hasil hingga
pasca kegiatan Pilkades adalah satu kesatuan yang utuh dan erat terkait
34
desa tersebut akan dibawa.Berikut uraian singkat mengenai sejarah
Indonesia.
amandemen tidak ada satu ketentuan pun yang secara eksplisit mengatur
Baru pada tahun 1979 pada masa orde baru pemerintah mulai mengatur
kepala Desa justru dipilih secara langsung oleh rakyat. Dari sinilah akar
35
undangan yang lahir setelah Undang-undang Nomor 5 tahun 1979 tapi
desa dan menjadi dasar hukum secara normatif. Dijelaskan pada Pasal 46
bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Dan dengan
lahirnya Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa ada hal baru
yang diatur didalamnya terkait dengan pemilihan kepala desa yaitu pasal
31 ayat (1) Undang- undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa yang
38
Pasal 2, Permendagri Nomor 112 tahun 2014 Tentang Pemilihan Kepala Desa
36
perdanya terkait adanya otonomi daerah termasuk perda mengenai
Pilkades.
desa dalam rangka memilih kepala desa yang bersifat langsung, umum,
bebas,rahasia, jujur, dan adil 39. Pemilihan Kepala Desa (pilkades) yang
itu penting adanya hal ini dikarenakan proses pilkades sangat panjang
dan saling terkait, mulai dari pendaftaran untuk mendapatkan bakal calon,
dan adat istiadat setempat, desa merupakan suatu wilayah yang diakui
serta dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Kepala Desa dalam memimpin
39
Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa
37
adalah yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa yang
oleh BPD yang keanggotaannya terdiri dari anggota BPD dan pamong
Dalam Negeri Nomor 112 tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa
38
lingkup daerah seperti Perda atau Peraturan Bupati/ Wali Kota, dari
tahun 2014 tentang Desa, juga tidak mengatur lebih lanjut bagaimana
39
perolehan suara merupakan penentu keterpilihan kandidat kepala desa
sebagai kepala desa. Dari sudut pandang ini, jelas sekali bahwa sengketa
sifat putusan panitia pemilihan tersebut bersifat “final dan mengikat” (final
hasil suara diselesaikan oleh bupati/wali kota dalam jangka waktu 30 (tiga
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Kabupaten Soppeng”.
B. Lokasi Penelitian
bahwa :
41
C. Jenis dan Sumber Data
tersebut disebut juga sebagai data asli, data baru yang memiliki sifat up
dari :
Tahun 1945;
c. Peraturan Perundang-undangan:
4) Peraturan Daerah.
42
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan penulis
dari berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder ini,penulis peroleh
1. Populasi
2. Sampel
mewakili jumlah populasi atau bagian dari jumlah dan karakteristik yang
43
wewenang atau kedudukan sampel yang telah mewakili dengan masalah
Jumlah : 15 orang
berikut:
penelitian ini. Disamping itu juga data yang diambil penulis ada yang
44
F. Analisis Data
yang telah diuraikan diatas, maka untuk menyelesaikan sebuah karya tulis
Kabupaten Soppeng.
45
BAB IV
dari Kota Makassar Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan Ibu kota
dengan luas daratan ± 700 km2 serta berada pada ketinggian rata-rata
salah satu kabupaten dari 21 kabupaten dan 3 kota yang ada di Sulawesi
40
Website id.wikipedia.org diakses pada Selasa, 25 Juli 2017 Pukul 23.47 Wita
46
Tabel 1
47
9.Kel. Cabbenge
10.Kel. Pajalesang
11.Kel. Macanre
12.Kel. Ujung
5. Ganra 1.Desa Belo
2.Desa Enrekeng
3.Desa Ganra
4.Desa Lompulle
6. Donri-donri 1.Desa Donri-Donri
2.Desa Kessing
3.Desa Labokong
4.Desa Lalabata Riaja
5.Desa Leworeng
6.Desa Pesse
7.Desa Pising
8.Desa Sering
9.Desa Tottong
7. Citta 1.Desa Citta
2.Desa Kampiri
3.Desa Labae
4.Desa Tinco
8. Lalabata 1.Desa Maccile
2.Desa Mattabulu
3.Desa Umpungeng
4.Kel. Bila
5.Kel. Botto
6.Kel. Lalabata Rilau
7.Kel. Lapajung
8.Kel. Lemba
9.Kel. Ompo
10.Kel. Salo Karaja
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Soppeng 2017
48
proporsional kepada masyarakat dalam pengambilan keputusan dalam
daerah terlepas dari peran serta pemerintah daerah itu sendiri. Sumber
Tabel 2
Jumlah Penduduk
2. Lalabata 44.549
3. Ganra 11.421
4. Liliriaja 27.164
5. Lilirilau 38.589
6. Citta 8.055
8. Marioriawa 28.071
41
Website BPS Kabupaten Soppeng diakses pada hari Rabu, 26 Juli 2017 pukul 01.01 Wita
49
Tabel 3
Data Pemilih Kabupaten Soppeng
Soppeng
50
Mekanisme pemilihan kepala desa secara serentak masih
Sebagai contoh terkait dengan masalah dana pilkades yang saat ini
sesuai dengan ketentuan dari undang – undang berasal dari dana APBD
kepala desa yang diatur dalam Undang-undang Desa merupakan hal yang
Maka haruslah segera disusun perda sesuai dengan amanat dari Undang-
51
undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Pemerintah daerah
Tabel 4
Soppeng
52
Ma.
Soppeng
42
Wawancara dengan A. Zulfan selaku Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Soppeng pada hari Senin, 19 Juni 2017 pukul 14.00 Wita
53
A. Zulfan selaku Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1. Tahap Persiapan;
2. Tahap Pencalonan;
4. Tahap Penetapan.
1. Persiapan Pemilihan
43
Wawancara dengan A. Zulfan selaku Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Soppeng pada hari Senin, 19 Juni 2017 pukul 14.00 Wita
54
bulan sebelum masa jabatan kepala desa akan berakhir. Demikian pula
secara tertulis kepada BPD dan Bupati secara tertulis dalam jangka waktu
Desa pada akhir masa jabatan secara tertulis kepada BPD dan Bupati
dimaksud pada ayat (2) merupakan syarat administrasi bagi Kepala Desa
55
menjabat dan kembali mencalonkan diri. Bahkan berhasil kembali
menduduki kembali jabatan Kepala Desa44.
dari panitia pemilihan dan panita pemilihan kabupaten 45. Panitia pemilihan
di bentuk oleh BPD yang berjumlah paling sedikit 5 orang dan paling
yang ditetapkan oleh BPD berasal dari unsur perangkat Desa, pengurus
44
Wawancara dengan A. Zulfan selaku Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Soppeng pada hari Senin, 19 Juni 2017 pukul 14.00 Wita
45
Pasal 5 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Peberhentian Kepala Desa
46
Wawancara dengan A. Juhamzah selaku wakil Ketua BPD Desa Goarie pada hari Rabu, 16
Agustus 2017 pukul 13.41 Wita
47
Pasal 9 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Peberhentian Kepala Desa
56
sekretaris merangkap anggota, bendahara merangkap anggota dan
beberapa anggota dengan jumlah panitia paling sedikit 5 orang dan paling
desa mengangkat ketua dan dan petuga TPS dalam bentuk surat
48
Wawancara dengan H. Dammare selaku Ketua BPD Desa Soga pada hari Rabu, 16 Agustus 2017
Pukul 11.57 Wita.
49
Pasal 6 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
50
Pasal 7 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
51
Pasal 8 Ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
57
b. Merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada Bupati melalui
camat;
pemungutan suara;
hasil pemilihan;
pelaksanaan pemilihan.
58
Pemilihan juga bertanggung jawab kepada BPD 52 . Panitia Pemilihan
Kabupaten;
52
Pasal 8 Ayat (2), (3) Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
53
Pasal 9 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
59
h. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
berikut54 :
Pemerintahan
Kabupaten Soppeng
54
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Soppeng
60
3. Kepala Sub Bagian Perundang-undangan dan
Kabupaten Soppeng.
5. Suriani, S.sos
6. A. Irwansyah, SE.
8. Jumasniati, S.Sos
9. Adi Swandi
2. Tahap Pencalonan
55
Pasal 11 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
61
c. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945;
sederajat;
tindak pidana yang diancam penjara paling singkat 5 tahun atau lebih,
secara jujur dan terbuka kepada public serta bukan sebagai pelaku
kejahatan berulang-ulang;
jabatan;
62
PNS yang akan mencalonkan diri mendapatkan izin cuti sejak
Kepala Desa tanpa kehilangan hak sebagai PNS, dan berhak pula
sah 56 . Begitu pula dengan Kepala Desa dan Perangkat Desa harus
calon terpilih dan Kepala Desa yang mencalonkan diri digantikan oleh
Desa dalam waktu bersamaan maka Kepala Desa ditunjuk oleh Bupati
dari PNS. Anggota BPD yang mencalonkan diri dalam Pemilihan Kepala
56
Pasal 12 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
57
Pasal 13 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
63
Pemilihan dengan tembusan surat kepada BPD, Camat dan Bupati. Surat
dan penjaringan ulang selama 20 hari. Dan apabila masih tetap kurang
calon tidak lebih dari 5 orang dan tidak boleh mengundurkan diri sebagai
calon 60 . Dalam hal 2 calon dan salah satunya meninggal dunia maka
undi) yang disiapkan oleh Panitia Pemilihan secara terbuka dan tidak
58
Pasal 16 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
59
Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
60
Pasal 20 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
61
Pasal 22 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
64
juga selaku Anggota pada Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat
wawancaranya65:
62
Wawancara dengan A. Muhammad Qisthim selaku Kepala bidang Pemerintahan Desa Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Soppeng Senin, 19 Juni 2017 jam 15.00 Wita
63
Wawancara dengan Rappe selaku Kepala Desa Gattareng pada hari Senin, 21 Agustus 2017
pukul 09.00 Wita.
64
Wawancara dengan Muhammad Nur selaku Kepala Desa Gattareng Toa pada hari Senin, 21
Agustus 2017 pukul 10.13 Wita.
65
Wawancara dengan Tawiruddin Selaku Ketua BPD Desa Gattareng Toa pada hari Senin, 21
Agustus 2017 pukul 12.05 Wita.
65
pelaksanaan pengundian nomor urut calon berjalan aman dan
tertib.
Tabel 5
1. Goarie Guliling 1
A.Heryulis, S.Sos 2
Pammu 3
A.sillang 4
2. Tinco Mannahawu 1
Agusman, S.sos 2
Wahyuddin 2
Asriadi 3
Juhari, SE, MM 4
Rusdi, SE 3
Haeruddin 2
Amri, S.Sos 3
Sudarman 4
Darwis 5
66
6. Gattareng Rappe 1
Joni Efendi 2
7. Soga H. Budiman 1
Sunardi. H 2
8. Leworeng Kahar, SE 1
Rusdi, S.Sos 2
Nur Syamsi 3
Andi Junaidi 2
Herman 3
Sumardin, S.pd 2
Drs. A. Herman 2
Toa
Irwansa, S.IP 2
Suhardi, S.Sos 2
67
Selanjutnya setiap calon Kepala Desa wajib menyampaikan tim
pemasangan alat peraga di tempat yang sudah ditentukan oleh panitia 66.
Berikut hasil wawancara dengan A. Sillang selaku Kepala Desa Goarie 67:
66
Pasal 30 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
67
Wawancara dengan A. Sillang selaku Kepala Desa Goarie pada hari Jumat, 16 Juni 2017 pukul
19.00 Wita
68
Wawancara dengan Abu selaku Tokoh Masyarakat Desa Goarie pada hari Jumat, 18 Agustus
pukul 15.00 Wita
68
Kabupaten Soppeng dan juga selaku Anggota pada Panitia Pemilihan
sebagai berikut70:
69
e. Tidak sedang terganggu jiwa dan ingatannya ; dan
adalah72 :
71
Pasal 25 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
72
Pasal 25 ayat (4) Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
70
Pemilihan memberikan surat panggilan kepada pemilih yang terdaftar
201674 :
Tabel 6
Desa Parenring 77
Desa Leworeng 73
73
Pasal 28 Ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
74
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Soppeng
71
Sumber : Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Soppeng
pemungutan suara dimulai pada pukul 07.00 Wita sampai dengan pukul
75
Wawancara dengan A. Muhammad Qisthim selaku Kepala bidang Pemerintahan Desa Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Soppeng Senin, 19 Juni 2017 jam 15.00 Wita
76
Wawancara dengan Bapak A. Muhammad Qisthim selaku Kepala bidang Pemerintahan Desa
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Soppeng pada hari Senin, 19 Juni 2017
pukul 15.00 Wita
72
Demikian pula yang disampaikan oleh Kepala Bagian Hukum dan
berikut 77:
TPS berada pada setiap Dusun atau lebih dari 1 TPS pada
Tabel 7
77
Wawancara dengan Bapak A. Bakri Alam selaku Kepala Bagian Hukum dan Perundang-
Undangan Sekretariat Kabupaten Soppeng pada hari Rabu, 21 Juni Pukul 11.00 Wita
78
Wawancara dengan A. Sillang selaku Kepala Desa Goarie pada hari Jumat, 16 Juni 2017 pukul
19.00 Wita
79
Pasal 33 Ayat (4) Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
73
Desa Gattareng Toa 3
Desa Gattareng 3
Desa Soga 3
Desa Watu 4
Desa Masing 3
Desa Parenring -
Desa Leworeng -
Jumlah 33
Soppeng
sebagai berikut:80
Dari jumlah TPS yang ada pada setiap Desa yang jumlahnya
bervariasi disesuaikan dengan jumlah Dusun ataupun jumlah
warga/DPT yang ada. Misalkan di Desa Goarie dengan Jumlah 7
TPS dikarenakan terdapat 7 dusun dan banyaknya jumlah DPT
disetiap Dusun.
80
Wawancara dengan A. Muhammad Qisthim selaku Kepala bidang Pemerintahan Desa Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Soppeng Senin, 19 Juni 2017 jam 15.00 Wita
74
Masih banyak warga masyarakat yang tidak datang memberikan
suaranya pada hari pemilihan, dikarenakan sebagian warga
masyarakat banyak bermata pencaharian di luar kota, menempuh
pendidikan di luar kota dan tidak datang pada saat pemilihan.
digantikan dengan menempelkan foto dan nomor urut pada kursi yang
81
Wawancara dengan Juhari selaku Kepala Desa Watu pada hari senin, 21 Agustus 2017 pukul
13.00 Wita.
82
Pasal 34 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
83
Pasal 35 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
84
Pasal 36 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
75
mengeluarkan seluruh isi kotak suara, mengidentifikasi jenis dan
yang telah dicoblos. Kotak suara yang telah dibuka tadi kembali ditutup,
dikunci dan di segel dengan kertas yang telah dibubuhi cap stempel
Ketua Panitia atau Petugas TPS atau yang mewakili bersama dengan
serta dapat ditanda tangani oleh saksi dari calon. Selama pelaksanaan
dahulu memeriksa atau meneliti surat suara agar surat suara yang akan
dicoblos tidak cacat atau rusak, apabila cacat atau rusak Panitia
atau ruang dalam kotak calon yang terdapat dalam surat suara
85
Pasal 37 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
76
menggunakan alat yang telah disediakan oleh Panitia Pemilihan atau
Petugas TPS didalam bilik suara. Jika terjadi kekeliruan dalam proses
tunadaksa atau mempunyai halangan fisik lain) dapat dibantu oleh Panitia
suara yang tidak terpakai dan menghitung jumlah surat suara yang
dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos jika ada.
86
Pasal 38 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
77
suara, membuka kotak suara dan memulai perhitungan surat suara.
Setiap lembar surat suara dari dalam kotak suara diperlihatkan kepada
saksi dan diteliti satu demi satu untuk mengetahui kondisi surat suara,
dan surat suara yang telah dihitung dimasukkan kedalam kotak suara.
TPS;
c. Tidak terdapat tambahan tulisan atau tanda-tanda lain selain yang telah
ditetapkan;
d. Tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat yang
e. Tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak atau garis segi empat
yang memuat nomor, foto dan nama calon yang telah ditentukan;
f. Tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah satu kotak
87
Pasal 40 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
88
Pasal 41 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
78
g. Tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang
Pemilihan/Petugas TPS.
TPS membuat berita acara perhitungan surat suara yang ditanda tangani
/Petugas TPS serta dapat ditanda tangani oleh saksi atau calon. Berita
peralatan pemungutan suara yang pada bagian luar kotak suara di temple
89
Pasal 41 Ayat (1), (2) Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
79
kepada BPD dan di simpan di Kantor Desa atau tempat lain yang terjamin
keamanannya90.
sebagai berikut :
adalah :
90
Pasal 42 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
91
Wawancara dengan A. Muhammad Qisthim selaku Kepala bidang Pemerintahan Desa Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Soppeng Senin, 19 Juni 2017 jam 15.00 Wita
92
Pasal 58 Ayat ( 1) Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
80
Penjabat Kepala Desa paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga
terbentuk;
paling lama dalam jangka waktu (tiga puluh) hari terhitung sejak
Kepala Desa antarwaktu paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling
81
2. Pengesahan calon Kepala Desa antarwaktu yang berhak dipilih oleh
pemungutan suara;
musyawarah Desa;
Desa;
terpilih;
Desa antarwaktu;
calon Kepala Desa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
82
9. Pelantikan Kepala Desa oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk
undangan.
yakni Desa Leworeng, Desa Pising dan Desa Parenring. Berikut hasil
Pelaksanaan PAW93:
93
Wawancara dengan Sukardi selaku Ketua BPD Desa Leworeng pada hari Selasa, 22 Agustus
2017 Pukul 10.05 Wita.
94
Wawancara dengan A. Mahmud Ismail selaku Tokoh Masyarakat Desa Leworeng pada hari
Selasa, 22 Agustus 2017 Pukul 11.17 Wita.
83
4. Tahap Penetapan
(1) Calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah
Desa terpilih.
(2) Dalam hal jumlah calon Kepala Desa terpilih yang memperoleh suara
terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada Desa dengan TPS
(3) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak
yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada Desa dengan TPS hanya 1
(4) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak
yang sama sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3),
pendidikan paling tinggi, dan usia paling muda. Ketentuan lebih lanjut
95
Pasal 43 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
84
pemungutan suara. Selanjutnya BPD menyamapaikan laporan hasil
Kepala Desa dilantik oleh Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk
oleh Bupati atau pejabat lain paling 30 hari setelah ditetapkan dengan
calon terpilih jatuh pada hari libur maka pelantikan dilaksanakan pada hari
berikut100:
Kepala Desa
96
Pasal 44 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
97
Pasal 45 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
98
Pasal 46 Ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
99
Pasal 47 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
100
Pasal 46 Ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
85
2. Pengambilan Sumpah / Janji Jabatan oleh Bupati atau Pejabat yang
ditunjuk.
5. Penyematan tanda jabatan oleh Bupati atau pejabat lain yang ditujuk.
8. Pembacaan Doa.
lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia”.
101
Pasal 46 Ayat (4) Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
86
Selanjutnya Pelantikan Desa terpilih sebagaimana hasil wawancara
Wakil Ketua Tim Pengawas Pemilihan Kepala Desa sebagai berikut 102:
Desa Soga103:
Saya selaku Kepala Desa terpilih baru dilantik pada bulan April
2017 berbeda dengan Kepala Desa terpilih lainnya yang dilantik
pada akhir bulan Desember tahun 2016 sehubungan juga masa
jabatan Kepala Desa periode sebelumnya baru berakhir.
102
Wawancara dengan A. Zulfan selaku Wakil Ketua Tim Pengawas Pemilihan Kepala Desa
Kabupaten Soppeg pada hari Senin, 19 Juni 2017 Pukul 14.10 Wita
103
Wawancara dengan H. Budirman Aziz selaku Kepala Desa Soga pada hari Rabu, 16 Agustus
2017 Pukul 09.38 Wita
104
Wawancara dengan Rappe selaku Kepala Desa Gattareng pada hari Senin, 21 Agustus 2017
Pukul 09.00 Wita
87
C. Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
daerah, maka diatur lagi dalam bentuk Peraturan Bupati yakni Peraturan
88
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Serentak memang baru
Serentak.
89
pemilihan kepala desa secara serentak di Kabupaten Soppeng. Hal itu di
Desa Watu, Desa Soga, Desa Gattareng dan Desa Gattareng Toa. Berikut
uraian data DPT Pemilihan Kepala Desa Kabupaten Soppeng tahun 2016:
Tabel 8
90
10. Gattareng 1744 1142 602 34,5 %
Toa
daerah dan tidak datang pada saat pemilihan kepala desa untuk
memberikan suaranya.
91
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
penulis, yakni:
92
2. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa secara
Serentak ini adalah letak TPS yang tidak strategis sedangkan banyak
warga yang bertempat tinggal jauh dari tempat pemungutan suara atau
B. SARAN
desa.
93
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
1
Peraturan Perundang-undangan:
Desa
Internet :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Soppeng#Geografis
https://soppengkab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/12