Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
NPM : 10040002065
Dibawah Bimbingan :
Pembimbing
Diketahui oleh :
Dekan
Fakultas Hukum
i
Motto
Artinya :
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
(Q.S. Al-Araaf : 56)
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. karena atas berkat
TENTANG KEPOLISIAN
Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu tugas akhir
penulis. Oleh karena itu penulis sangat berterima kasih dan menghargai atas saran
serta kritik dari semua pihak yang ditujukan untuk melakukan koreksi atau kritik
rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada Ibunda
kasih sayang, perhatian dan doa restu, serta pengorbanan baik moriil maupun
iv
materiil yang begitu tulus ikhlas kepada penulis, sehingga penulis dapat
terima kasih, terutama kepada yang terhormat Bapak Chepi Ali Firman, Z,
S.H,M.H yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk
akhir penulisan skripsi ini, sehingga akhirnya penulis dapat meyelesaikan skripsi
ini.
yang terhormat:
Islam Bandung.
2. Bapak Husni Syam, S.H., LL.M., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Islam Bandung.
3. Ibu Lina Jamilah, S.H., M.H., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum
4. Ibu Dini Dewi Heniarti, S.H., M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas
5. Bapak Chepi Ali Firman, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana
6. Ibu Ayi Suprihati, S.H., selaku Sekretaris Bagian Hukum Pidana Fakultas
v
7. Bapak Arinto Nurcahyo, Drs.,M.HUM Selaku Bagian Kemahasiswaan
10. Bapak H.Andang Furqon, S.H, M.H selaku Dosen Fakultas Hukum
12. Segenap Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas Islam
Bandung.
13. Kakak Laqni Mardiani, Amd. dan Adik Nurul Faujiah Mardiani yang
14. Keluarga tercinta keluarga besar H.Idi Sutardi (Alm) Hj.Maryana, , Bapak
Drs.Atang Sahiri dan Ibu Pupu Maryana Bapak H.Gumilar, RE dan Ibu
Hj.Dewi, Bapak Dudin dan Ibu Wiwin Maryana, dan Keluarga Besar Nenek
semangatnya,
Iyang, Wendy, Neng Lina, Widi, Yunik, Novi , dan adikku tersayang Zenzay
yang telah memberikan motivasi agar penulis senantiasa dapat berkarya serta
berprestasi.
16. Sahabat-sahabatku anak-anak Pupan : A.BB, Cule, Boaf, Iwok Sadeuli, Haji,
A.lfin, Kopa, Weah, Awong, Om Nanank, Cep Kacank, Cuxex AU, Suker,
Ule, Tigip, Iim, Parson, Salas, Agah, Remod, Radizh, Ozla, Opik, Dani,
vi
Bohim, Iman, Gaban, Tuweuw, Bongsor, Iron, Emed, Ucox, Aif, terima
anak BTB BOX: Wahyu K, SH, (Yg telah banyak membantu dalam
pembuatan skripsi ini. Nuhun Bos..). Gyn-Gyn, SH, Fawaz SH, Umank, SH,
Elva, SH, Ogah ,SH, R-Z, SH, BL ,SH, Idoy, SH, Sohib, SH, Reza Omeng,
SH, Aul, SH, Azis ,SH, Cungek, SH, Niky, SH, Dimas, SH, Chiwok, SH,
Ferdi Toge, SH, Sheblu, SH, Juhaeri, SH, Arin, SH, Wiky, SH, Moko, SH,
Iyan Gendon SH, Guruh SH, Dudy SH, Odonk SH, Angga Dlep, SH, Jali
SH, Aris SH, Alex SH, Tile SH, Mang Eza SH,
Babakan Ciparay, Polsek Bojongloa Kaler terima kasih atas motivasi dan
20. Keluarga Besar Olahraga Tarung Derajat.! Aku Ramah Bukan Berarti Takut
Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk , Dan Pelatih Saya di Satlat Unisba
Damar Mukti Nalar, SH, terima kasih telah meluangkan waktu untuk melatih
Bykers!!
vii
22. Buat Bobotoh Persib Se Jawa Barat!! Bagimu Persib Jiwa Raga Kami
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......... i
MOTTO........................................ ii
ABSTRAK.................................... iii
KATA PENGANTAR................. iv
DAFTAR ISI ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Tindak Pidana
ix
Babinkamtibmas..................................................... ... 28
undangan........................................................... ... 34
Kamtibmas.............................................................. ... 40
Ciparay............................................................................ .. 41
Ciparay............................................................................ .. 42
Babakan Ciparay............................................................. .. 42
KEPOLISIAN
x
A. Peran Anggota Babinkamtibmas Dalam Menangani
Ciparay............................................................................... 53
BAB V PENUTUP
A. Simpulan.. 57
B. Saran .. 58
DAFTAR PUSTAKA
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
berani dalam melakukan segala tindakan tanpa memperdulikan akibat yang akan
kelurahan tertentu.
1
Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang
tujuan yang menggambarkan adanya rasa bebas dari gangguan dan ancaman fisik
maupun fisikis, adanya rasa kepastian, rasa bebas dari kekhawatiran, keragu-
1
UU No 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Pasal (2)
2
Ibid.
3
Buku Petunjuk Lapangan No. POL :Bujuklap/17/VII/1997 Tentang Bintara Polri Pembina
Kamtibmas Di Desa/Kelurahan
2
raguan dan ketakutan, adanya rasa dilindungi dari segala macam, bahaya, adanya
sangat diharapkan untuk dapat singgah disuatu tempat pada saat dia melakukan
tindakan preventif dan persuasif, musyawarah terlebih dahulu dan apabila masalah
tersebut tidak dapat diselesaikan, maka dilanjutkan dengan membuat laporan dari
pihak korban.
seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat, sedangkan pada sisi yang lain
situasi kamtibmas yang aman dan dinamis justru merupakan suatu kebutuhan
rangka memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini, mendorong polisi untuk selalu
yang handal merupakan tuntutan sekaligus harapan masyarakat atas peran Polri
masyarakat. 5
mengatur tata tertib serta sebagai pedoman prikelakuan manusia dalam pergaulan
4
Ibid.
5
Tugas, Fungsi, Peran dan Kegiatan Babinkamtibmas di Desa dan Kelurahan.Gadik
Babinkamtibmas Polda Jabar, 2003. hal 1.
3
hidup di masyarakat, baik secara individu maupun secara kolektifitas yang
yang berdasarkan atas hukum bukan kekuasaan, sejalan dengan itu maka hak asasi
manusia telah dijunjung tinggi dan mendapat perhatian serta pengayoman dari
Negara 6 . Hal ini lebih jelas dalam Undang-undang Dasar 1945 dalam
pemerintahan dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia harus tunduk pada hukum
yang berlaku.
Hukum yang baik dan benar adalah hukum yang menghormati hak asasi
kewajiban dan tanggung jawab seluruh warga Negara. 7 . Apabila dalam rangka
6
Mochtar Kusumaatmadja, Pembinaan Hukum Dalam Rangka Pembangunan Nasional. Bina
Cipta, Bandung, 1976. Hal 22
7
A. Manshur Effendi, Tempat Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Internasional/Nasional,
Alumni, Bandung, 1980. Hal 18.
4
keseimbangan lain antara tuntutan keadilan tersebut dengan tuntutan ketertiban
Cara kerja Babinkamtibmas tidak dibatasi oleh waktu oleh karena itu
keamanan dilingkungan itu sendiri, guna menciptakan situasi yang kondusif pada
masyarakat.
B. Identifikasi Masalah
8
Subekti, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Imdomesia, P.N. Balai Pustaka, Jakarta. 1979.
Hal 39.
9
Buku Petunjuk Lapangan, No.Pol : Bujuklap/17/VII/1997,Hal 1.
5
2. Bagaimana upaya Babinkamtibmas dalam menurunkan tingkat gangguan
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis :
Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi sumbang saran dan dapat
pidana
b. Secara Praktis :
6
di Indonesia serta dapat memberi masukan bagi kalangan praktisi hukum
E. Kerangka Pemikiran
Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan
melaksanakan hukum.
diterapkan.
5. Faktor kebudayaan , yakni sebagian hasil karya, cipta, dan karsa yang
Kelima faktor diatas saling berkaitan erat karena merupakan esensi dari
7
Kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) adalah suatu kondisi
terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegak hukum, serta
8
Desa terbagi dalam beberapa tipe yaitu
a. Desa Binaan yaitu suatu desa/kelurahan dalam wilayah hukum Polsekta yang
Polri, disamping itu anggota Polri pun memakai KUHP untuk menjerat tersangka
agar dalam penjatuhan sanksi sesuai dengan tindak pidana yang dilakukanya.
9
F. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
normatif adalah suatu penelitian yang menekankan pada ilmu hukum dan
2. Spesifikasi Penelitian
3. Sumber Data
10
Roni Hari Tijo,Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri,Ghalia Indonesia, 1988, Hlm 32.
10
sarjana dan hasil karya para ilmuwan yang berbentuk makalah atau karya
tulis.
primer dan bahan hukum sekunder, misalnya majalah, Koran dan media
media lainya.
dan pendapat dari para tokoh terkait guna mendapatkan landasan teoritis berupa
peraturan perundang-undangan yang berlaku, pendapat atau tulisan para ahli atau
pihak yang berwenang, serta memperoleh informasi secara formal, sehingga hasil
5. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
dan angka.
11
Winarno Surachmad, Pengantar Ilmu Dasar Metode Dan Teknik, Tarsito, Bandung, 1999, Hlm
32.
11
G. Sitematika Penulisan
Penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab dan tiap-tiap bab dikaji dalam
Kamtibmas.
12
Polsekta Babakan Ciparay serta Langkah Operasional penugasan
anggota Babinkamtibmas.
BAB IV : Bab ini membahas analisis peran anggota bintara polri pembina
13
BAB II
A. Tindak pidana
yaitu strafbaar feit. Selain dari istilah strafbaar feit dalam bahasa Belanda dipakai
juga istilah lain, yaitu delict yang berasal dari bahasa latin delictum, dalam bahasa
terjemahan strafbaar feit itu, dalam bahasa Indonesia terdapat juga istilah lain
yang dapat ditemukan dalam beberapa buku hukum pidana dan perundang-
yang boleh dihukum, perbuatan yang dapat dihukum, dan pelanggaran pidana. 12
pidana. Beliau berpendapat bahwa perbuatan itu adalah keadaan yang dibuat oleh
seseorang atau barang sesuatu yang dilakukan. Perbuatan itu menunjuk baik pada
abstrak. 13
Pengertian strafbaar feit yaitu suatu perbuatan tertentu yang dilarang dan
diancam dengan pidana tidak hanya memuat suatu petunjuk tingkah laku yang
12
Sofjan Sastrawidjaja, Hukum Pidana I, Armico, Bandung, 1990. hlm. 111.
13
Roeslan Saleh, Asas-asas Hukum Pidana, Yayasan Badan penerbit Gajah Mada, Jogjakarta,
1959, hlm. 83.
14
dilarang (tindakan) delik yang sebenarnya, akan tetapi sekaligus biasanya juga
(handeling) yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang
berhubungan dengan kesalahan, dan yang dilakukan oleh orang yang bertanggung
jawab. 15 Kemudian Van Hamel telah mengartikan strafbaar feit sama dengan
perumusan dari Simons, tetapi ditambah dengan kalimat, bahwa kelakuan itu
atau dapat dihukum. Pompe memberikan istilah peristiwa pidana (strafbaar feit)
untuk tindak pidana. Pengertian dari strafbaar feit tersebut dibedakan sebagai
berikut :
Menurut J.E Jonkers Definisi strafbaar feit menjadi 2 (dua) pengertian yaitu :
14
Ibid
15
Simons dalam buku Sofjan Sastrawidjaja, Hukum Pidana I. hlm. 113.
16
Ibid.
17
Pompe dalam buku Bambang Poernomo, Asas-asas Hukum Pidana, PT. Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1982, hlm. 91.
15
a. Defenisi pendek memberikan pengertian adalah suatu kejadian (feit) yang
feit adalah suatu kelakuan yang melawan hukum berhubung dilakukan dengan
delik karena telah lazim dipakai kebanyakan orang yang berati pelanggaran
lahir oleh karena perbuatan, yang mengandung kelakuan dan akibat yang
ditimbulkan karenanya, adalah suatu kejadian dalam alam lahir. Menurut Atang
sebagai berikut :
1. Suatu perbuatan manusia, akibat unsur ini adalah peristiwa dan pembuat tidak
18
Jonkers dalam buku bambang Poernomo, Ibid.
19
Satochid Kartanegara, Hukum Pidana, Balai Lektur, Bandung, 1971. hlm. 4.
16
2. Suatu kelakuan manusia yang oleh peraturan perundang-undangan dilarang
3. Perjanjian (overeenkomst).
1. Unsur Objektif
Unsur objektif adalah unsur yang terdapat di luar diri si pelaku tindak
pidana, menurut Lamintang, unsur objektif itu dalah unsur yang ada hubungannya
20
Atang Ranoemihardja, Hukum Pidana:Asas-asas Pokok, Pengertian dan Teori, Transito,
Bandung, 1984. hlm. 33-34.
21
Zamhari Abidin, Pengertian dan Asas-asas Hukum Pidana, PT. Ghalia, Jakarta, 1986. hlm. 21.
22
Ibid, hlm. 22
23
Sofjan Sastrawidjaja, Op,cit, hlm. 117-123.
17
dengan keadaan-keadaan, yaitu di dalam keadaan-keadaan mana tindakan-
Perbuatan atau kelakuan manusia itu ada yang aktif (berbuat sesuatu),
misalnya : membunuh (Pasal 338 KUHP); mencuri (Pasal 362 KUHP); dan lain-
lain, ada pula yang pasif (tidak berbuat sesuatu), misalnya : tidak melaporkan
kepada yang berwajib atau kepada yang terancam, sedangkan ia mengetahui ada
suatu permufakatan jahat, adanya niat untuk melakukan suatu kejahatan tertentui
penganiayaan (Pasal 351 KUHP); penipuan (Pasal 351 KUHP); penipuan (Pasal
Setiap perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana itu harus
tidak dinyatakan dengan tegas dalam perumusannya. Ternyata sebagian besar dari
perumusan delik dalam KUHP tidak menyebutkan dengan tegas unsur melawan
hukum ini, hanya beberapa delik saja yang menyebutkan dengan tegas, seperti :
18
dengan melawan hukum merampas kemerdakaan (Pasal 333 KUHP); untuk
Ada beberapa tindak pidana yang untuk dapat memperoleh sifat tindak
pengemisan (Pasal 504 KUHP); penghasutan (Pasal 160 KUHP); mabuk (Pasal
536 KUHP). Tindak pidana tersebut harus dilakukan di muka umum. Selain itu
ada pula tindak pidana yang untuk dapat memperoleh sifat tindak pidananya
harus dilakukan oleh pegawai negeri; pembunuhan anak sendiri (Pasal 341-342
KUHP), harus dilakukan oleh ibunya. Unsur-unsur tersebut di atas harus ada pada
waktu perbuatan dilakukan, oleh karena itu maka disebut dengan yang
tahun (Pasal 333 ayat (1) KUHP), jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka
berat ancaman pidananya diperberat menjadi paling lama 9 tahun (Pasal 333 ayat
(2) KUHP), dan apabila mengakibatkan mati ancaman pidananya diperberat lagi
menjadi penjara paling lama 12 tahun (Pasal 333 ayat (3) KUHP).
19
f) Unsur tambahan yang menentukan tindak pidana.
Hal ini misalnya : tidak melaporkan kepada yang berwajib atau kepada
pelakunya hanya dapat dipidana jika kejahatan itu jadi dilakukan, Dalam tindak
strafbaarheid) tersebut diatas, apabila unsur-unsur tambahan itu tidak ada, maka
tindak pidana pun tidak akan terjadi, demikian juga percobaan tindak pidana,
2. Unsur Subjektif.
Unsur Subjektif adalah unsur yang terdapat dalam diri si pelaku tindak pidana,
a) Kesengajaan (dolus)
Hal ini terdapat seperti dalam : melanggar kesusilaan (Pasal 281 KUHP);
b) Kealpaan (Culpa)
Hal ini terdapat seperti dalam : dirampas kemerdekaan (Pasal 334 KUHP);
c) Niat (voormemen)
d) Maksud (oogmerk)
Hal ini terdapat seperti dalam : pencurian (Pasal 362 KUHP); pemerasan
20
Hal ini terdapat seperti dalam : pembunuhan dengan rencana (Pasal 340
KUHP); membunuh anak sendiri dengan rencana (Pasal 342 KUHP); dan lain-
lain.
Hal ini terdapat seperti dalam : membunuh anak sendiri (Pasal 341
KUHP); membuang anak sendiri (Pasal 308 KUHP); membunuh anak sendiri
golongan, yaitu : 24
b. Pelanggaran (overtredingen).
Jenis-jenis tindak pidana menurut doktrin atau ilmu hukum pidana terdiri dari : 25
Delik formal yaitu delik yang terjadi dengan dilakukannya suatu perbuatan
24
Ibid, hlm. 127.
25
Ibid, hlm. 135-144.
21
Delik materiel yaitu delik yang baru dianggap terjadi setelah timbulnya akibat
contoh Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dimana delik ini dainggap
Delik komisi yaitu delik yang berupa pelanggaran terhadap larangan di dalam
Undang-undang yang dapat berupa delik formel seperti Pasal 362 KUHP
tentang pencurian, dan dapat pula berupa delik materiel seperti Pasal 338
Delik omisi yaitu delik yang berupa pelanggaran terhadap keharusan di dalam
omissie delict) seperti Pasal 164 dan 165 KUHP tentang keharusan
delict);
Delik berdiri sendiri yaitu delik yang hanya terdiri atas satu perbuatan tertentu
22
Delik lanjutan yaitu delik yang terdiri atas beberapa perbuatan yang masing-
Delik rampung adalah delik yang terdiri atas satu atau beberapa perbuatan
tertentu yang selesai dalam suatu waktu tertentu yang singkat, misalnya Pasal
338 KUHP tentang pembunuhan, delik ini selesai dengan matinya korban.
Delik berlanjut adalah delik yang terdiri atas satu atau beberapa perbuatan
Pasal 261 KUHP yaitu menyimpan barang-barang yang dapat dipakai untuk
Delik tunggal adalah delik yang hanya satu kali perbuatan sudah cukup
Delik bersusun adalah delik yang harus beberapa kali dilakukan untuk
Delik sederhana adalah delik dasar atau delik pokok (grond delict) misalnya
Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, Pasal 362 KUHP tentang pencurian.
23
Delik dengan pemberatan atau delik berkualifikasi adalah delik yang
mempunyai unsur-unsur yang sama dengan delik dasar atau delik pokok,
berat daripada delik dasar, misalnya Pasal 339 KUHP tentang pembunuhan
dengan delik dasar atau delik pokok, tetapi ditambah dengan unsur-unsur lain
sehingga ancaman pidananya lebih ringan daripada delik dasar, misalnya Pasal
Delik politik adalah delik yang ditujukan terhadap keamanan Negara dan
24
Delik umum adalah delik yang tidak ditujukan kepada keamanan Negara dan
Delik khusus adalah delik yang hanya dapat dilakukan oleh orang tertentu saja
karena suatu kualitas, misalnya Bab XXIX Buku II, Pasal 437-Pasal 439
KUHP tentang kejahatan pelayaran, hanya dapat dilakukan oleh nahkoda dan
Delik umum adalah delik yang dapat dilakukan oleh setiap orang, misalnya
Delik aduan adalah delik yang hanya dapat dituntut jika diadukan oleh orang
yang merasa dirugikan. Delik aduan meliputi delik aduan absolut yaitu delik
yang disebabkan oleh sifat kejahatannya maka delik ini hanya dapat dituntut
apabila diadukan, misalnya Pasal 284 KUHP tentang perzinahan, dan delik
aduan relatif yaitu delik yang pada dasarnya merupakan delik biasa tetapi
disebabkan oleh adanya hubungan keluarga yang dekat sekali antara korban
dengan pelaku maka delik ini hanya dapat dituntut jika diadukan oleh pihak
korban.
Delik biasa adalah delik yang bukan delik aduan dan untuk menuntut tidak
25
A.4. Subjek Tindak Pidana
Dalam sistem KUHP, yang dapat menjadi subjek tindak pidana adalah
pidana dalam KUHP, yang menampakkan daya berpikir sebagai isyarat bagi
subjek tindak pidana itu, juga terlihat pada wujud hukuman atau pidana yang
termuat dalam pasal-pasal KUH Pidana yaitu hukuman penjara, kurungan dan
denda.
adalah :
barang siapa, seorang ibu, seorang pejabat, seorang nakoda, dan lain-lain. Ini
2. Jenis- jenis pidana yang ditentukan dalam pasal 10 KUHP hanya ditujukan
terhadap manusia.
3. Dalam hukum pidana yang berlaku sekarang menganut asas kesalahan seorang
(individuele schud).
pidana itu diperluas, bukan saja hanya manusia, tetapi juga badan hukum atau
26
Perkembangan di dalam perundang-undangan hukum pidana baru ternyata
bagi badan hukum dapat juga di pidana dengan penetapan sebagai tindakan, dan
di dalam undang-undang fiscal dapat dipidana badan hukum dengan reele execuie
atas harta kekayaan. Pada waktu sekarang hanya undang-undang di luar KUH
Didalam pasal 59 dan pasal 169 KUH Pidana menentukan badan hukum sebagai
subjek hukum yang dapat dikenai pidana, namun ternyata yang dapat dikenakan
pidana hanya manusia yang ikut perkumpulan bukan badan hukum. Dengan
demikian berdasarkan ketentuan yang ada di dalam KUH Pidana badan hukum
tidak dapat di pidana, yang dapat dikenakan pidana hanyalah pengurus dari badan
diarahkan kepada wujud dari perbuatan sebagai unsur dari tindak pidana.
Perbuatan dari tindak pidana dapat dilihat dari perumusan tindak tidana yang
wujud dari suatu gerakan tertentu dari badan seorang manusia. Sedangkan
rumusan secara materiil memuat penyebutan suatu akibat yang disebabkan oleh
perbuatannya.
Perbedaan perumusan formal dan materiil ini, tidak berarti bahwa dalam
perumusan formal tidak ada suatu akibat sebagai unsur tindak pidana. Juga dalam
tindak pidana dengan perumusan formal selalu ada akibat yang merupakan alasan
27
diancamkannya hukuman pidana. Akibat ini adalah selalu sesuatu kerugian pada
didesa/kelurahan dan hal itu sesuai dengan pasal 13 (mengenai tugas dan
28
b. Membina kesadaran, keamanan dan ketertiban masyarakat desa/kelurahan
tentang
1. Masalah-masalah Kamtibmas;
swakarsa didesa/kelurahan.
a. Mengumpulkan data;
masyarakat;
29
g. Melaksanakan tugas dibidang pembangunan dan kegiatan
masyarakat setempat 26
didesa/kelurahan;
dimasyarakat.
kepentingannya.
aspek Kamtibmas.
masyarakat;
26
Buku Petunjuk Lapangan, No. Pol : Bujuk lap/17/VII/1997, opcit, hlm 7-8
30
b. Tatap muka dengan tokoh-tokoh masyarakat;
f. Pelatihan PKS/Pramuka
31
j. Peragaan pengamanan TKP
4. Kenakalan remaja
bencana alam.
b. Observasi
c. Penyebaran angket
d. Wawancara
masyarakat seperti:
32
a. Tindakan pertama pada kasus tertangkap tangan
1. Musyawarah desa
2. Rapat teknis
3. Temu wicara
Masyarakat secara Optimal, sebagai agen terdepan dalam mengemban peran Polri
terwujudnya stabilitas Kamtibmas yang aman dan dinamis, maka harapan yang
masyarakat
pengamanan lingkungan.
33
3. Menyelenggarakan upaya pemeliharaan dan peningkatan ketaatan, kepatuhan
lainnya.
5. Mengutamakan tindakan persuasif terhadap aksi unjuk rasa yang terjadi dan
Republik Indonesia
Pemerintahan Daerah.
34
b. Keputusan Kapolri No. Pol : Kep/14/XII/1993 tanggal 31 desember 1993
a. Kenakalan remaja.
dilakukan oleh mereka yang belum dewasa (belum cukup 21 tahun dan belum
pernah menikah).
35
b. Penyalahgunaan narkotika, obat dan minuman keras.
undang No. 9 tahun 1976 dan Undang-undang tentang obat dan minuman
keras.
e. Pomografi.
Adalah gambaran bergerak atau tanpa suara dan disajikan sebagai tontonan
36
g. Tertib lalu lintas.
h. Ex G.30.S/PKI.
agama, antar ras, antar golongan baik secara langsung maupun tidak langsung
bermusuhan.
j. Bahaya kebakaran.
Adalah adanya suatu musibah dari suatu peristiwa kebakaran baik karena
perbuatan tindak pidana (adanya unsur kesengajaan) atau unsur kelalaian dan
k. Bencana alam.
menimbulkan kerugian besar berupa harta benda dan jiwa manusia secara
37
l. Bencana wabah penyakit
meninggal dunia.
m. Pencemaran lingkungan.
n. Sengketa tanah.
Adalah ketidaksesuaian sikap dan pandangan dari dua pihak atau lebih
terhadap sebidang atau beberapa bidang tanah yang diikuti misalnya kasus
perdata/pidana.
Adalah kejahatan yang dilakukan dengan atau alat yang sifatnya sedemikian
(perhatikan KUHP).
38
p. Kelompok-kelompok masyarakat yang menganut aliran kepercayaan
kebatinan.
Adalah orang-orang yang menganut suatu agama atau tidak menganut agama
tetapi mengaku berKetuhanan yang Maha Esa, pada umumnya berlainan atau
q. Transmigrasi.
masyarakat sendiri).
r. Pariwisata.
s. Perbankan.
masyarakat dengan adanya bank yang tidak sehat, serta persaingan dalam
27
Teknik-teknik Kegiatan Bimmas. No. Pol : Skep/03/V/1993. hlm 12-14
39
E. Cara Bertindak Dalam Menghadapi Gangguan Kamtibmas
A. Preventif.
B. Edukatif.
yang taat pada hukum (Law abiding citizens) dan mendidik masyarakat agar
C. Rehabilitasi.
pelaku seperti remaja nakal, bebas terhukum, serta rehabilitasi sosial yakni
bencana alam, perang atau bantuan sosial kadar tinggi seperti SARA. 28
28
Ibid.
40
BAB III
dan pengendali segala kegiatan yang ada diwilayahnya dan diwakili oleh seorang
Wakapolsek yang dalam hal ini harus mewakili kegiatan Kapolsek apabila
SPK, Kanit Intel, Kanit Serse, Babinkamtibmas, Kanit Patroli dan Kanit Lantas.
41
Jadi apabila kita melihat bagan di atas, bahwa posisi Babinkamtibmas
adalah sejajar dengan para Kanit yang pangkatnya rata-rata perwira, dan dalam
Kapolsek.
masyarakat.
opsnal dan untuk administrasi Polsek yang terpilih dan disiapkan serta
29
Ibid. hlm 28.
42
juklak No. Pol. : Juklak/14/X/1990 harus memperkenalkan diri terlebih dahulu
kepada kepala desa beserta perangkatnya, kepada pembina desa dari koramil
b. Persuasif artinya dilakukan dengan cara yang baik, memikat hati, bujukan,
yang ramah, sopan, sesuai norma yang berlaku di wilayah tugas masing-
4. Kegiatan-kegiatan:
a. Fungsi Intelpampol
43
1). Melakukan pendataan tentang faktor-faktor Korelatif kriminologen,
b. Fungsi Reserse
polsek.
kamtibmas.
d. Fungsi Bimmas
44
1) Komunikasi sosial
Polri.
pencegahannya.
peradilan.
polisi.
b). Membina hubungan baik dan rasa simpatik masyarakat pada Polri
kelompok masyarakat.
45
2) Pelayanan dan bantuan masyarakat.
masyarakat.
kamtibmas.
46
5) Mekanisme pelaksanaan tugas.
1. Minimal tiap tiga hari dan maksimal tujuh hari harus berada di
kelurahan, maka kelurahan tersebut digilir tiap tiga hari atau tujuh
dilaksanakan.
masyarakat.
30
Ibid. hlm 31
47
D. Langkah Operasional Penugasan Babinkamtibmas
berpegang pada prosedur yang telah ada, sesuai dengan Petunjuk, Perintah dan
a. Tatap muka dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, ormas-ormas yang ada,
kamtibmas.
masyarakat.
swakarsa di kelurahan.
48
BAB IV
kepolisian yang beraneka ragam yang didasarkan pada bidang kesatuan yang ada
49
dalam kepolisian. Salah satu bidang kesatuan dalam kepolisian adalah
Babinkamtibmas.
tentang
1. Masalah-masalah Kamtibmas;
swakarsa didesa/kelurahan.
50
kamtibmas di desa/kelurahan. Sebagai pelindung, pengayom dan pelayan
menjalankan tugas dan wewenang sehari-hari yaitu Letak wilayah yang akan
dikontrol susah dijangkau, dalam arti bahwa jalan yang dilaluinya susah untuk
dilewati oleh kendaraan bermotor, cara berpikir masyarakat yang bersifat kolot,
dalam arti bahwa dalam penyelesaian masalah masih menggunakan otot atau
mencari penyelesaian.
Selain itu Masih adanya sifat masyarakat yang takut apabila didatangi
oleh Polisi padahal cuma untuk diminta informasinya dan kadang masyarakat
kasus tersebut.
lambat dalam menyelesaikan suatu kasus yang sedang dihadapi, media tersebut
contohnya adalah komputer. Hal ini terjadi di Polsekta Babakan Ciparay, padahal
51
Babinkamtibmas dalam menyelesaikan masalahnya haruslah bersifat
persuasif yaitu dilakukan dengan cara yang baik, memikat hati, bersifat bujukan,
baik.
ditangani oleh pihak yang berwenang atau dalam hal ini dilanjutkan kedalam
guna kelancaran dalam penugasan fungsi-fungsi lain yang ada di tubuh Polri. Oleh
52
B. Upaya Babinkamtibmas Dalam Menurunkan Tingkat Gangguan
b. menegakkan hukum
53
1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap
peraturan perundang-undangan;
swakarsa;
54
12. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
kepada warga, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, ormas yang ada dan LSM
menjaga daerahnya supaya tentram, aman dan tidak terjadi tindak kriminalitas.
sekecil apapun kepada pihak Kepolisian agar segala kejadian dapat terawasi dan
kepada anggota Linmas mengenai cara penjagaan dan patroli apabila sedang
melaksanakan siskamling tiap malam, agar terwujudnya daerah yang aman dan
tentram.
hal terutama masalah api yang pada akhir-akhir ini sering terjadi kebakaran, agar
55
tidak lupa mematikan kompor karena itu merupakan sumber kebakaran yang
terbesar.
tamu yang tak dikenal/tamu pendatang, karena banyak kasus yang terjadi dengan
cara si pelaku ngontrak satu rumah atau kos satu kamar dengan tujuan bahwa ia
mengincar salah satu rumah dan dianjurkan untuk melapor kepada RT/RW dalam
waktu 1X24 jam. Memberikan pengarahan agar jangan sampai lupa mengunci
pintu rumah dan apabila bepergian agar keadaan rumah terkunci dengan rapih
serta dititipkan kepada tetangga terdekat supaya mendapat perhatian dari tetangga
telah diatur dalam Undang-undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian dan
dalam proses pemeriksaan terhadap tersangka dan saksi juga telah diatur dalam
56
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
yaitu membina masyarakat supaya hidup tentram dan aman, sesuai dengan
57
pakaian yang sedang dijemur, sepatu, bahkan yang belum lama terjadi
daerah yang aman dan tentram tidak mudah, karena diperlukan waktu
yang sangat lama dan membutuhkan pengorbanan yang sangat besar pula.
malam hari untuk menutup kiosnya lebih awal supaya keamanan dan
B. Saran
Saran yang ingin dikemukakan oleh penulis yang berkenaan dengan peran
58
2. Karena pengetahuan masyarakat sekarang lebih maju, maka untuk
3. Segala tindakan aparat jangan sampai ceroboh dan harus berdasarkan prosedur
yang telah ada, agar tidak ada kasalahan yang dapat merugikan segala pihak
yang layak, karena kalau dilihat dari kerjanya Babinkamtibmas adalah yang
ada di masyarakat.
59
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku
Rony Hani Tijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia
Indonesia, 1988.
Rajawali, 1986.
Subekti dalam Kansil c.s.t, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Imdomesia,
Bandung, 1999.
Praturan Perundang-undangan