Anda di halaman 1dari 138

POLITIK HUKUM

Harry Purwanto
Hp.:08164265634
S-1 : Fakultas Hukum UGM
S-2 : Pascasarjana UNPAD
S-3 : Pascasarjana FH UGM

Politik Hukum
Politik

Hukum

Politik Hukum
Politik Hukum: bagian dari ilmu
politik atau bagian dari ilmu
hukum?

I. PENDAHULUAN

A.

Perkembangan Politik Hukum


1. Th. 1952 1961:
- Lemaire (1952)
- Bellefroid (1953)
- Utrecht (1961)
= tidak ada kelanjutannya dlm pengertian
2. Th. 1994 1998
- SK Dirjend Dikti No.165/DIKTI/Kep/1994
- SK Mendikbud RI No.002/U/1996
PH sbg salah satu MK wajib pada program pascasarjana ilmu
hukum tdk mengatur ttg pengertian dan silabusnya.
- SK Dirjend Dikti No.278/DIKTI/Kep/1998 PH sbg MK ujian
Negara
3. Akibatnya: ada perbedaan dlm materi pengajaran.
- Padmowahyono : Polt Hk = sistem pemerintahan neg.
- Mochtar K : Polt Hk = pembangunan hukum
- Soehardjo : Polt Hk = perubahan hukum
- Sugeng Istanto
: Polt Hk = proses pembentukan hukum

Politik Hukum

Perubahan
khdp masy

ius

ius

constitutum

/////////

proses

constituendum

Politiek
Politik = Kebijakan
Policy
+
Hukum
Politik (Kebijakan) Hukum = PH Nas

Pidana

Agraria

PH Pidana

PH Agraria

Kenot

dsb

PH Kenot

Pengertian Politik Hukum


1. Secara etimologis
2. Secara terminologis
3. Secara operasional

HUKUM
ETIMOLOGI

POLITIK

KEBIJAKAN/
KEBIJAKSANAAN

ARTI PH

POLITIEKRECHT
TERMINOLOGIS
RECHTPOLITIEK
LEGAL POLICY
Public Policy
OPERASIONAL

SUGENG ISTANTO

Pemahaman Politik Hukum Secara


Etimologis

Istilah/Kata-2:

Hukum (law) vs Etika (Etic)


Politik (Politic)
Kebijakan (Policy)
Kebijaksanaan (Wisdom)
Publik (Public)

Pengertian istilah/kata-2
Hukum:
Hans Kelsen: merupakan suatu perintah memaksa
terhadap tingkah-laku manusia. Hukum
merupakan kaidah primer yang menetapkan
sanksi-2
John Austin: seperangkat aturan tingkah laku yang
dibuat oleh penguasa yang berdaulat, yang
didalamnnya mengandung otoritas tertinggi
Leon Duguit: tingkah laku warga masyarakat, yg
merupakan aturan dimana daya penggunaanya
pd saat tertentu diindahkan oleh masyarakat sbg
jaminan dari kepentingan bersama thd orang yg
melakukan pelanggaran.
Holmes & Llewellyn: apa yg akan diputuskan oleh
pengadilan atau hakim ttg suatu persengketaan,
adalah hukum.

Oppenheim:
a body of rules for human conduct within a
community which by common consent this
community shall be enforced by external
power
Unsur-2 hukum:
- aturan tingkah laku
- dalam masyarakat
- adanya kesepakatan
- jaminan pelaksanaan berupa (e xternal
power
External power (=hukum) >< Internal power
(=moral)

Etika
Etika = pengetahuan tentang
moralitas (menilai baik buruknya sst)
Etika : - norma kesusilaan
- norma kesopanan
- dipengaruhi oleh norma
agama dan norma hukum.
Etika Profesi Notaris adalah
penerapan penalaran moral pada
masalah yang dihadapi Notaris dalam
berprofesi sbg Notaris.

Etika mempunyai sanksi moral; dan profesi


memiliki sanksi disiplin profesi atau disiplin
administratif.
Tujuan : Etik dan Hukum adalah untuk
mengatur tertib dan tenteramnya pergaulan
hidup dalam masyarakat.
Etika Notaris adalah pengetahuan tentang
perilaku profesional para notaris dalam
menjalankan pekerjaannya, sebagai mana
tercantum dalam lafal sumpah dan Kode
Etik.
Pelanggaran etik notaris tidak selalu berarti
pelanggaran hukum, dan pelanggaran
hukum belum berarti pelanggaran etik

Etik
vs
Hukum
----------------------------------------

Berlaku untuk
profesi
Disusun
bedasarkan
kesepakatan
anggota profesi
Etik bisa tertulis
dan tidak tertulis
Sanksi etik berupa
tuntunan

Berlaku untuk
umum
Disusun oleh
badan pemerintah
yang berkuasa
Hukum tersusun
rinci dalam
peraturan
perundangan
Sanksi hukum
berupa tuntutan

Pelanggaran etik
diselesaikan
oleh
Pengda/Wil/Pus &
DKD/DKW/DKP
MPD/MPW/MPP

Penyelesaikan
pelanggaran etik
tidak selalu
disertai bukti
fisik
Mengedepankan

Pelanggaran
hukum
diselesaikan oleh
aparat hukum /
pengadilan.

Penyelesaian
pelanggaran
hukum harus
dengan bukti
fisik.
Mengedepankan
hak

2. Politik (Politic):
a. penentuan pilihan guna mencapai tujuan yang
tlh
ditetapkan
b. Mathews : act of choice
c. Kelsen: politik sbg etik=memilih dan
menentukan
tujuan
Politik sbg teknik=memilih dan menentukan
cara dan sarana mencapai tujuan
d. Meriam B : penentuan tujuan dan cara
mencapai tujuan
Kaitan Politik dg Hukum
- hukum merupakan produk (keputusan) politik
- hukum mrpkn aturan permainan utk mencapai
tujuan
(kesepakatan politik) law as a political
instrument

3. Policy = Kebijakan
-

KLEIN : Tindakan secara sadar dan sistematis, dengan


menggunakan sarana yang cocok, tujuan yang jelas
sebagai sasaran, dan dilaksanakan secara bertahap.

KUYPERS: kebijakan adalah rangkaian dari tujuan yang


dipilih, sarana yang dipilih, dan saat melakukan pilihan.

CARL J FRIEDRICK: serangkaian yang disusulkan dalam


rangka mencapai tujuan tertentu.

JAMES E ANDERSON: serangkaian tindakan yang


mempunyai tujuan tertentu guna memecahkan suatu
masalah

- David Easton: sebuah proses pengalokasian nilai-2 secara


paksa kepada seluruh masyarakat yg dilakukan oleh
lembaga yang berwenang

KEBIJAKAN (Policy) vs KEBIJAKSNAAN


(Wisdom)

Kebijakan (Policy):
serangkaian tindakan atau kegiatan yang
direncanakan (bidang hukum) guna
mencapai tujuan dan sasaran yg
dikehendaki
Kebijaksanaan (Wisdom):
tindakan atau kegiatan seketika (instant
decision), melihat urgensi situasi yg
dihadapi berupa pengambilan keputusan
di bidang hukum

Hukum dan Kebijakan Publik


Dua konteks dasar hukum: Keadilan dan
Legalitas saling berbenturan
Hukum kurang menjamin Keadilan; rasa
Keadilan sering tidak memiliki kepastian
hukum kebijakan publik sbg instrumen
dlm mengendalikan masyarakat
Antara hukum dan kebijakan publik saling
mengisi/tdk dpt dipisahkan.
- produk hukum adalah hasil kebijakan
publik
- kebijakan publik memerlukan legalisasi

2. Secara terminologis

PH = Politiekrecht:
Belinfante:
obyek Hk Tata Negara mencakup
juga hal-2 yg diatur di luar hk (=
dlm hal ini PH)
Hence van Maarseveen:
Politiekrecht = hukum politik
atau Hk Tata Negara

PH = Rechtspolitiek
Bellefroid : polt hk adalah bagian dr ilmu
hk yg
mempelajari perubahan hk yg berlaku
utk
memenuhi tuntutan kehidupan masy.
Lemaire: polt hk mempelajari bgmn
penetapan
hukum yg seharusnya (ius
constituendum).
= bagian dr ilmu pength hk positif
= mrpk bagian dr kebijakan legislatif
= mrpk bagian dr ilmu polt pd umumnya

PH # Rechtspolitiek:

Moh Mahfud MD:


politik hukum mrpk konfigurasi politik
yg melahirkan hukum
= polt mengintervensi hukum
= polt mempengaruhi hukum
= sistem polt memngaruhi
lahirnya hk
(dulu) hukum mrpk produk politik
(kini) PH merupakan bagian dr ilmu
hk
Mochtar K :
polt hk mempelajari pembangunan
hukum

Kaitan Politik dan Hukum (Mahfud


MD)
Konfigurasi Politik

Demokratis

Otoriter

Karakter Hukum

Responsif/Populistik

Konservatif/Ortodoks

Kaitan Politik dan Kekuasaan


Kehakiman
Konfigurasi Politik

Kehakiman

Demokratis

Otoriter

Karakter Keks.

Independen/Otonom

Dependen/tdk Otonom

3. Politik Hukum = Legal Policy


PADMO WAHYONO: kebijakan dasar yang
menentukan arah, bentuk maupun isi dari hukum
yang akan dibentuk. Atau menghukumkan
sesuatu (membentuk, menerapkan, dan
menegakkan hukum). Ius constituendum
MOHAMMAD RADHIE: pernyataan kehendak dari
penguasa Negara mengenai hukum yang berlaku
di wilayahnya (ius constitutum), dan arah
perkembangan hukum yang dibangun (ius
constituendum)
SATJIPTO RAHARDJO: aktivitas memilih dan cara
yang hendak dipakai untuk mencapai suatu
tujuan sosial dan hukum tertentu dalam
masyarakat. Jadi kegunaan PH untuk
mencapaitujuan sosial dan hukum tertentu.

SUNARYATI HARTONO: PH merupakan alat atau


sarana dan langkah yg dpt digunakan oleh
pemerintah untuk menciptakan sistem hukum
nasional (hk yang dikendakai=ius
constituendum) utk mencapai cita-cita bangsa
dan tujuan negara
SUROJO WIGNJODIPURO: PH menyelidiki
perubahan-perubahan apa yg hrs diadakan dlm
hukum supaya lbh sesuai kebutuhan masyarakat.
MOH MAHFUD MD: PH mrpk arah hukum yg akan
diberlakukan oleh neg untuk mencapai tujuan
negara. Bentuknya dpt berupa pembuatan atau
penggantian hkm
Politik Hukum=Legal Policy
Penetapan hukum oleh pemerintah untuk
mencapai tujuan dan apa yg dicita-citakan (PH =
sbg alat)

Public Policy (Kebijakan Public)


-

KLEIN : Tindakan secara sadar dan sistematis, dengan


menggunakan sarana yang cocok, tujuan yang jelas
sebagai sasaran, dan dilaksanakan secara bertahap.

KUYPERS: kebijakan adalah rangkaian dari tujuan yang


dipilih, sarana yang dipilih, dan saat melakukan pilihan.

CARL J FRIEDRICK: serangkaian yang disusulkan dalam


rangka mencapai tujuan tertentu.

JAMES E ANDERSON: serangkaian tindakan yang


mempunyai tujuan tertentu guna memecahkan suatu
masalah

- David Easton: sebuah proses pengalokasian nilai-2 secara


paksa kepada seluruh masyarakat yg dilakukan oleh
lembaga yang berwenang

3. Pengertian Operasional PH
Sugeng Istanto
= bagian dr ilmu hukum positif (ius constitutum) yang
mengkaji kebijakan pemerintah dlm rangka
menetapkan hk yg seharusnya/ berlaku (ius
constituendum) guna memenuhi perubahan
kehidupan masy.
Unsur-2 PH:
1. bagian dr ilmu hk positif
Hk Positif tdk sama dg Positivisme
2. Kebijakan/aktivitas Pemerintah
Kebijakan (policy) beda dg Kebijaksanaan
(wisdom)
= pertimbangan yg menjadi dasar pembenaran
perbuatan (Politik mnrt Mathews = act of choice)
Isi : tujuan & cara dan sarana utk capai tujuan
(Politik mnrt H Kelssen arti etik dan teknik)
pemerintah dlm arti luas (legislatif, eksekutif,
yudicatif)

3. Penetapan Hukum:
= membuat keputusan yg menjadikan suatu ktt
menjadi ktt yg berlaku tetap, mempunyai akibat hk
ttu thd perstiwa ttu
PH Kenotariatan:
= bagian dr ilmu hukum positif (ius constitutum)
yang mengkaji kebijakan pemerintah dlm rangka
menetapkan hk yg seharusnya/ berlaku (ius
constituendum) guna memenuhi perubahan
kehidupan masy.
Unsur PH Kenotariatan:
- hukum positif (ius constitutum=peraturan
perundangan
kenotariatan yg berlaku)
- kebijakan/aktivitas pemerintah (pertimbangan yg
menjadi dasar pembenar perbuatan=isi)
- dalam rangka menetapkan hk kenotariatan yg
seharusnya
(ius constituendum), guna memenuhi perubahan
kehidupan masyarakat (proses perubahan)

Kebijakan (Hukum) Publik vs Politik Hukum


Kebijakan publik:
serangkaian tindakan yg dilakukan oleh pemerintah sec
sadar dan sistematis utk mencapai tujuan ttu.

Polt. Hukum:
bagian dr ilmu hukum yg membahas kebijakan pemerintah
dlm menetapkan hk yg berlaku
# Arti sempit: Politik hukum = Kebijakan (Hukum) Publik.
Rechtspolitiek = Legal Policy
yaitu merupakan Penetapan hukum yang berlaku:
- pembentukan hukum baru
- perubahan hukum yg sudah ada
- merumuskan kebiasaan/kaidah hukum lain

Fokus kajian PH
Satjipto Rahardjo
Tujuan apa yg hendak di capai dg sistem
hukum yg ada.
Cara dan mana yg dipakai utk mencapai tujuan
Kapan hukum harus diubah dan bagaimana
caranya
Proses pemilihan tujuan dan cara mencapai
tujuan.
Bagir Manan:
- Pembentukan hukum dan pelaksanaan hukum.

Dasar Pijakan PH

Politik Hukum

Ideologis

Normatif
sional

Konstitu-

Moral

Dasar Ideologis

Realisme
Politik
Hukum

Hukum
(yg Bermakna
dlm masy)

Idealisme
(nilai-2/

hakiki/konsep)

Dasar Normatif

Ideologis
Politik Hukum
(nilai benar,
baik, adil)
adil)

Hukum

(bermakna:
benar, baik.

Benar: berlaku sbg hukum


Baik : tdk menimbulkan penderitaan
Adil : Plato (diberikan sama & diberikan tidak sama)
Aristoteles: kesamaan numerik, proposional/distributif, &
korektif.

Konstitusional

Konstitusional
Politik
( Hk Dasar)
Hukum

- Tujuan negara
- Mengatur & membatasi keks
- kepentingan WN

Hukum
(sesuai dg
amanat konst

Moralitas

Moralitas
-Taat asas

Politik
Hukum

Hukum
Bermakna

-Kritis
-Nurani

Moralitas: lebih ditekankan pd pelaku Politik Hukum

II. KEDUDUKAN PH DALAM ILMU


HUKUM
1. ILMU HUKUM, POLITIK HUKUM dan
FILSAFAT HUKUM
Kaitan diantaranya:
= mengkaji HK dr dimensi Filsafat dan
dimensi Politik
Filsafat, menekankan pada ide-ide yg
abstrak dari pemikir-2 (hukum)
Politik mengarah pd perumusan konkrit
ttg apa dan bgmn ius constitutum
PH
Ilmu hukum berada diantara Filsafat
dan
ideologi politik (politik hukum)
= dimensi politik menjadi dasar berlakunya ide-2
= ide-2 spy dpt dipahami perlu
dirumuskan

Filsafat
Hukum

Ilmu
Hukum

Politik
Hukum

Ilmu Hk adl kajian ttg hk yg berada dalam kawasan


antara PH dan FH.
= ketiga-tiganya merupakan kerangka dasar ttg kajian
Hukum
=

Benarkah PH sbg dasar keberadaan hukum ?

Dasar berlakunya hukum ?

Politik
Hukum

Syarat ilmu
- ontologis
- epitimologis
Ilmu
- aksiologis
Hukum
Doktrin
- Bellefroid
- Kusumadi P
- Satjipto R
- Gijssels

Ilmu:

Syarat adanya Ilmu


- ontologis: obyek bahasan
membuahkan katahuan.
- epitimologis: cara
mendapatkan ketahuan, dhi.
Pengalaman dan akal sehat
dikaji secara ilmiah
(penelitian)
- aksiologis: nilai kegunaan
atau untuk apa ketahuan itu.
Apakah syarat-2 ilmu itu ada pd
Hukum ?

Hukum sebagai Ilmu

Unsur-2 Ilmu pd Hukum:


- ontologis: Hukum sbg
obyek bahasan (hak dan
kewajiban)
- epitimologis: cara
mendapatkan ketahuan,
dhi. Pengalaman dan akal
sehat dikaji secara ilmiah
(penelitian)
- aksiologis: Hukum
dibutuhkan dlm masyarakat
jo. tujuan hukum

Bagaimana dengan Politik Hukum ?


Bagaimana dg Politik Hukum
Kenotariatan ?

Dapatkah dikatakan Politik Hukum


(Kenotariatan) sebagai ilmu ?
Apakah Politik Hukum
(Kenotariatan) merupakan bagian
dari ilmu hukum ?

Politik Hukum sebagai ilmu


Syarat ilmu (pengetahuan) bg PH:
- obyek ontologis, yaitu PH. PH menelaah adanya
hukum sbg hasil kebijakan (politik) pemerintah.
- landasan epitimologis, bg PH, yaitu landasan
kebijakan berupa pengalaman dan proses
kebijakan
dlm menetapkan hukum
- landasan aksiologis, bhw PH diperlukan guna
mengatahui kebijakan pemerintah dlm proses
penetapan hukum
PH = kebijakan di bidang hukum, memenuhi
syarat-2 ilmu PH sbg ilmu yg obyeknya hukum
ilmu hukum

2. Posisi Politik Hukum dalam Ilmu Hukum

Bellefroid:
dogmatika hukum
sejarah hukum
Ilmu Pength.
perbandingan
Hukum
politik hukum
teori hukum umum

Kusumadi Pudjosewojo
Ilmu pengetahuan Hk Positif
Ilmu Pengetahuan Sosiologi Hk
Ilmu pengetahuan Sejarah Hk
Ilmu Pengetahuan Hukum

Ilmu Pengetahuan Perbandingan Hk


Ilmu Hukum
Ilmu Pengetahuan Filsafat Hukum
Ilmu Pengetahuan Politik Hukum

Satjipto Rahardjo, Riduan Syahrani :

=
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

ada 7 bidang studi hukum, yaitu:


Sosiologi hukum
Antropologi hukum
Perbandingan hukum
Sejarah hukum
Politik hukum
Psikologi hukum
Filsafat hukum

W Zevenbergern

Politik Hukum
Filsafat Hukum
Ilmu Hukum

Perbandingan Hk

Sejarah Hukum
Dogmatik Hukum

E Utrecht
Sejarah Hukum
Sosiologi Hukum
Ilmu Hk Positif
(Positieve rechtswetenscap) Perbadingan Hukum
Pelajaran Hk Umum

Politik Hukum

Filsafat Hukum

Gijssels:
filsafat hk: preskriptif = ttpkn hk/norma yg

baru

Ilmu Hk
teori hk: eksplikatif = jelaskan data yg tlh
dikumpulkan dan disitematisir
dogmatika hk: deskriptif
= menggambarkan sst yg hendak diketahui, dg
cara mengumpulkan dan mensistematisir
PERSAMAAN:
- Baik Bellefroid maupun Gijssels: penetapan ius
constituendum
PERBEDAAN:
- Bellefroid: bertitik tolak pd ius constitutum
- Gijssels : tdk bertitik tolak pd ius constitutum, namun
menetapkan hk yg blm ada/ktt baru

III. Politik Hukum Nasional


(Indonesia)
1.

1. Pengertian:
Sugeng Istanto:
bagian dr ilmu hukum positif
(ius constitutum) yang mengkaji
kebijakan pemerintah Indonesia
dlm rangka menetapkan hk yg
seharus-nya/berlaku di Ind. (ius
constituendum) guna memenuhi
perubahan kehidupan masy.
Abdul Hakim Garuda Nusantara:
PHN merupakan kebijakan
hukum (legal policy) yg hendak
diterapkan atau dilaksanakan
secara nasional oleh pemerintah

PHN dlm arti luas meliputi:


1.
2.
3.
4.

Pelaksanaan hk secara
konsisten
Pembangunan hukum
(pembaharuan dan
penciptaan)
Penegasan fungsi lembaga
penegak hk
Meningkatkan kesadaran hk

Wilayah kerja/lingkup politik


hukum:
- teritorial berlakunya PH
- proses pembangunan hukum yg
berdimensi ius constitutum
menuju dimensi ius
constituendum

2. Politik Hukum Nasional sebagai Kajian HTN

Politik Hukum: kebijakan dasar pemerintah (penyelenggara


negara) dalam bidang hukum yang akan, sedang dan telah
berlaku, yg bersumber dari nilai-2 yg berlaku di masyarakat
utk mencapai tujuan yg dicita2-kan

Hence van Maarseveen: Politiekrecht = hukum politik = HTN


?
Alfian: titik pertemuan antara hukum dan politik ada pada
HTN

Pemerintah:
meliputi bdn legislatif, eksekutif, dan yudikatif

Tujuan negara (pembukaan UUD 1945):


- melindungi segenap bangsa Ind dan seluruh tumpah darah
Ind
- memajukan kesejahteraan umum
- mencerdaskan kehidupan bangsa
- ikut melaksanakan ketertiban dunia

Kedua unsur (Pemerintah & Tujuan Negara) tsb merupakan

3. Kajian Politik Hukum Nasional

Polt. Hukum (S.I.):


= bagian ilmu hk yg mengkaji kebijakan
pemerintah (isi) dlm menetapkan hk yg
seharusnya berlaku (proses) guna
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Termasuk tujuan hk dan cara dan sarana
utk mencapai tujuan hk
Kebijakan atau arah PHN (GBHN 1999):
menyusun sistem hukum nasional yg
menyeluruh dan terpadu dg mengakui
dan menghormati hk agama dan hk adat
serta memperbaharuhi perundangundangan kolonial dan hk nasional yg

Bab V Tap MPR No. IV/MPR/1999


1.

Mengembangkan budaya hukum dlm kerangka hkm


demi tegaknya hkm,
2. Menata sistem hukum nasional
3. Menegakkan hukum secara konsisten
4. Melanjtkan ratifikasi konvensi internasional
5. Meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan
aparat penegak hukum
6. Mewujudkan lembaga peradilan yg mandiri
7. Mengembangkan peraturan perundangan yg
mendukung kegiatan ekonomi
8. Menyelenggarakan proses peradilan secara tepat,
mudah dan terbuka, bebas KKN
9. Meningkatkan perlindungan HAM
10. Menuntaskan proses peradilan.

Politik Hukum Nasional


A HGaruda Nusantara:
PHN merupakan
kebijakan hukum
(legal policy) yg
hendak diterapkan
atau dilaksanakan
secara nasional oleh
pemerintah
1.
2.
3.
4.

Pelaksanaan hk
Pembangunan hukum
Penegasan fungsi
lembaga penegak hk
Meningkatkan kesadaran
hk

Sugeng Istanto:
bagian ilmu hk yg mengkaji
kebijakan pemerintah (isi)
dlm menetapkan hk yg
seharusnya berlaku
(proses) guna memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Termasuk tujuan hk dan
cara dan sarana utk
mencapai tujuan hk
1. PHN Materiel = kebijakan
pemerintah
2. PHN Formil = proses/cara
penetapan hk yg
seharusnya

Politik
Hk. Nas.

Isi kebijakan pemerintah


PHN
Materiel 1. Tujuan negara
2. Ide/Cita-2 yg melatarbelakangi ditetapkannya Hk
3. Sistem Hk
4. Arah kebijakan

Cara/Proses penetapan Hk yad


PHN
Formil 1. Ius Constitutum
2. Perubahan kehidupan masy
3. Ius Constituendum
4. Proses ius cttm ius cttdm

Politik Hukum Materiel = isi


kebijakan
1. Tujuan Negara
2. Ide/Cita-cita yang
melatarbelakangi
ditetapkannya hk nasional
3. Sistem hukum nasional
4. Arah kebijakan yang ditempuh

1. Tujuan Negara
Polt. Hk. Nas.
Neg

Cara

Tujuan

melindungi segenap bangsa dan


tumpah darah Indonesia
memajukan kesejahteraan umum
Tujuan
Negara

mencerdaskan kehidupan bangsa


ikut melaks. ketertiban dunia bdsk
kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial

2. Pemikiran yg melatar belakangi


(ide/cita-2) Hk
Pembukaan UUD (Pancasila)
Dasar pijakan PHN
UUD 45 (Pasal-2/cita-2 Hk)

Pancasila

Sila
Sila
Sila
Sila
Sila

1
2
3
4
5

:
:
:
:
:

basis moral
basis HAM dan non-diskriminasi
mempersatukan bangsa
basis demokrasi
basis keadilan

Cita-cita Hk:
- mewujudkan integritas bangsa = hk sbg perekat bangsa
- wujudkan keadilan sosial = menjembatani perbedaan
sosial
dan ekonomi
- mewujudkan kedaulatan rakyat = menjamin ketrlibatan
rakyat
dlm penyelenggaraan negara
- mewujudkan toleransi = saling menghormati

Pancasila
Pembukaan &
UUD 1945

Hk Pancasila/

Pendangan hdp
bangsa
Cita-2 Hukum
Nilai-2 sosial

Hoogvelt

Nilai Sosial:
- Paguyuban (Kebersamaan)
- Patembayan (individual)

PHN

Hk Prismatik
(FW Riggs)

Fred W Riggs

Nilai Sosial Prismatik

Hukum Prismatik, Nilai Kepentingan dlm hukum

Kapitalis individualis
hak milik mempunyai fungsi sosial
neg menguasai sumberdaya alam
Komunis kebersamaan

Hukum Prismatik Negara Hukum

Rechtsstaat civil law (Eropa K): hukum = hk tertulis


- kebenaran hk & keadilan ada pd hk tertulis
(kodifikasi)
- hakim yg baik bila dpt menerapkan bunyi UU
- Lebih bersifat administratif kepastian hk
The Rule of Law common law (Anglo S) hk tdk
tertulis
- kebenaran & keadilan tdk terletak pd hk tertulis, ttp
pd putusan pengadilan (yurisprudensi)
- hakim terikat pd putusan pengadilan terdahulu
(precedent)
- pemenuhan hk ditekankan utk memenuhi rasa
keadilan (hakim hanya sbg wasit)
prinsip kepastian hk dan keadilan dipadukan ?
istilah Rechtsstaat dlm penjelasan UUD 45 pasca
amandemen ditiadakan Neg Indonesia adalah
negara hukum

3.

Fungsi Hukum dlm masyarakat


- alat perubahan (a tool of social engineering) Hk = UU
> hk sbg alat perubahan masyarakat (menegakkan
ketertiban)
> paham positivisme, Hk = UU
- sebagai patokan/cermin living law
> hk sbg cermin budaya (mengarahkan) masyarakat
> mazhab sejarah, hk positif yg baik yi bila sesuai dg
living law
= pasal 18 B ayat 2 UUD 1945 pasca amandemen
Negara mengakui dan menghormati hukum adat yg
msh hidup

4.

Negara dan Agama


> Indonesia bukan negara agama negara kebangsaan
yg
religius (religious nation state)
> Negara menghormati/mengatur kebebasan beragama

Pancasila hasil kristalisasi nilai-nilai dlm


masyarakat

Nilai-nilai menurut Notonagoro:


- nilai materiel
- nilai vital
- nilai rohaniah:
- nilai kebenaran/kenyataan
cttdm
- nilai estetika/keindahan
- nilai moral/etika
- nilai relegius/ketuhanan

baik ius cttm. maupun ius


mengandung nilai-2

Hubungan Nilai-2, Realitas, dan Kebijakan

Nilai-nilai
Dasar Pembenar
Realitas Empiris

Kebijakan

Nilai dioperasikan dlm bentuk Norma:


- nilai positif diopersionalkan menjadi perintah
- nilai negatif dioperasionalkan menjadi larangan
- sanksi sbg sarana penegakan norma
Apakah UUJN mengandung nilai-nilai tsb

# Kegunaan PHN:
= sbg arah yg harus ditempuh dlm pembuatan
dan
penegakan hk guna mencapai cita-2 dan tujuan
neg.
# Kerangka dasar pemikiran PHN
- mengarah pd cita-2 bangsa, yi masy adil dan
makmur bdsk PS
- mengarah pd pencapaian tujuan negara
- berbasis pd nilai-2 PS
- mengarah pd sistem hukum nasional (pancasila)
- tidak menyimpang dr cita-cita hukum

3. Sistem Hukum

Politik Hukum: kebijakan dasar pemerintah dalam


bidang hukum meahirkan sistem hukum
nasional
Sistem
- Blacklaw Dictionary: an orderly arrangement of
elements into a whole
(komponen/bagian yang terjalin secara teratur
dalam satu keseluruhan)
= sehimpunan bagian atau komponen yang
saling
berhubungan secara teratur dan merupakan
satu
keseluruhan (a whole)
- Satjipto R: suatu kesatuan yg bersifat kompleks,
terdiri dari bagian-bagian yg berhubungan dan
bekerja secara aktif untuk mencapai tujuan.

Ada 3 hal:
1. adanya susunan/tatanan dari komponen-2
(dhi.: pemerintah, lembaga neg,
masyarakat,
alam semesta, dsb)
2. adanya jalinan atas komponen-2, shg mrpk
satu
kesatuan yang saling tergantung
interrelationship between parts) (dhi.:perencanaan,
metode,
alat, dsb).
3. mengarah pd satu tujuan.

Sistem Hukum (Friedmann):


Pembentukan Hukum harus mengindahkan
kerangka dlm sistem hukum ( Friedmann):
1. Struktur Hukum = mekanisme yg
terkait dg
kelembagaan
2. Substansi hukum = landasan-2, aturan2
dan tatanan yg mendasari
3. Kultur = keseluruhan sisitem nilai, serta
sikap
yg mepengaruhi hukum

Hukum Nasional:
peraturan perundangan yg dibentuk dan
dilaksanakan utk mencapai tujuan, dasar, dan
cita-2 hukum suatu negara
- Hk nasional Ind. Dibentuk & ditegakkan bdsk PS
dan
UUD 45 (ideologi dan konstitusi negara)
- Hukum nasional Ind.: merupkn suatu sistem
hukum
yg bersumberkan pada nilai-nilai bangsa.
Sistem hukum nasional : sistem hukum yg
berlaku di seluruh Indonesia yg meliputi semua
unsur hukum yg antara yg satu dg yg lain saling
bergantung dan bersumber pd Pembukaan dan
UUD 1945

Unsur Hukum:
- Friedman: substansi, struktur, dan budaya hukum
- Dlm GBHN : isi, aparat, budaya, dan sarana-prasarana

Unsur Sistem Hukum mnrt Sunaryati H


1. Filsafat
10. Perangkat lunak
2. Substansi
11. SIJDH
3. Lembaga/struktur hukum
12. Kesadaran hukum
4. Proses dan prosedur
13. APBN utk pelaks. Hk.
5. Pendidikan hukum
6. SDM
7. Susunan dan sistem koordinasi antar lembaga
8. Peralatan perkantoran
9. Perangkat lunak

Adakah sistem hukum nasional Indonesia ?

Sistem Hukum Nasional ?


masyarakat
asli/adat

hukum adat/
agama

Hindia
Belanda

Jepang

Kemerdekaan

civil law/ civil law


hk tertulis

civil law

Sistem Hukum Nasional. ?


Kemerdekaan

Civil law

Materi /isi
Sistem Hukum
Nasional . ?

4. Arah kebijakan

Politik Hukum

Hukum

tujuan neg, cita-2 hk

Prolegnas (disusun oleh DPR ber-sama-2 Pemth)


= wadah PH (Ps.15 UU No.12-2012:
perencanaan UU dilakukan dlm Prolegnas
arah kebijakn
rencana materi
Potret PHN
prioritas
mekanisme/instrumen

Prolegnas = Program Legislatif


Nasional

Prolegnas UU No.12-2011
= instrumen perencanaan program
penyusunan /pembentukan UU yg
disusun secara berencana, terpadu,
dan sistemetis, dimana penyusunannya
dilakukan oleh Pemerintah dan DPR (Ps.
1(9), 16, 20).
Prolegnas merpk skala prioritas
pembentukan UU dlm mewujudkan
sistem hk nasional

PROLEGNAS

PHN

- legal substance
- mekanisme

HUKUM NASIONAL

TUJUAN NEGARA

Tahap Penyusunan Prolegnas


1.

2.
3.
4.
5.

Kompilasi dan Konsep Relegnas


Panjahar menerima masukan RUU dr Dept
dan LPDN. Kmd diadakan kmpilasi dan
konseptualisasi
Klasifikasi dan sinkronisasi Relegnas
Konsultasi dan Komunikasi
Penyusunan Naskah
Koordinasi dan penetapan Prolegnas

Prolegnas sbg Rencana Materi PH

Penysunan Prolegnas:
DPR
Pemerintah
Prolegnas

Keputusan DPR

DPD

- Kepts. DPR RI No.41A/DPR RI/I/2009-2010 : 247 Prolegnas


- Kepts. DPR RI No.02B/DPR RI/II/2010-2011 : 21 dari 70
Prolegnas
- Dlm keadaan ttu DPR atau Pemerintah dpt ajukan RUU di
luar Prolegnas

Arah kebijakan:
- membentuk peraturan perundangan sbg amanat UUD 45
- mengganti peraturan perundangan kolonial
- mempercepat proses penyelesaian UU
- membentuk peraturan perundangan guna mempercepat
reformasi pemulihan ekonomi, perlindungan HAM,
pemberantasan KKN
- meratifikasi perjanjian internasional
- membentuk peraturan perundangan baru sesuai dengan
tuntunan masyarakan dan kemajuan zaman
- memberikan landasan yuridis bg penegakan hukum
- menjadikan hk sbg sarana pembaharuan dlm segala
bidang yg mengabdi pd kepentingan bangsa, rakyat,dan
negara guna mewujudkan prinsip keseimbangan antara
ketertiban, legitimasi, dan kedilan

Prioritas:

RUU perintah UUD 1945


RUU perintah Tap MPR-RI
RUU sbg pelaksanaan UU
RUU yg mendorong reformasi
RUU warisan Prolegnas 2000-2004
RUU yg mrpk revisi/amandemen antar UU yg kurang
sinkron
RUU ratifikasi perjanjian internasional
RUU yg berorientasi pd HAM
RUU yg mendukung pemulihan perekonomian
RUU yg langsung menyentuh kepentingan rakyat

Prolegnas sbg mekanisme/instrumen:


Prolegnas hasil kerjasama antara DPR dan
Pemerintah dikoordinasikan oleh DPR
Prolegnas di lingkungan DPR dikoordinasikan oleh
alat kelengkapan DPR
Prolegnas di lingkungan Pemerintah
dikoordinasikan oleh Menteri yg tugas dan
tanggung jawabnya meliputi bidang peraturan
perundang-undangan

V. POLITIK HUKUM (NASIONAL) FORMIL


= Cara (proses) pemerintah menentukan
kebijakan yg dipilih dalam menetapkan hk yg
berlaku Politik Hukum Formal
Sejalan dg pengertian PH dari Bellefroid.
dlm hal ini: proses perubahan ius constitutum
(hk yg berlaku) menjadi ius constituendum (hk
yg akan ditetapkan) utk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Meliputi:
- ius constitutum
- perubahan kehidupan masyarakat
- ius constituendum
- proses perubahan ius constitutum ius
constituendum

Politik Hukum Formil:


= cara (proses) pemerintah menentukan
kebijakan yang
dipilih berlaku dalam menetapkan hukum yg
berlaku

Unsurnya:
- ius constitutum
- perubahan kehidupan
- ius constituendum
- proses perubahan dr ius cttm ius
cttdm

1. Ius Constitutum:
Ada 3 hal yg perlu dilihat:
1. apakah suatu ktt mrpk ktt hk yg berlaku ?
Kita berhadapan dg Sumber Hukum ada 2
arti:
a. Ajaran ttg ukuran utk menentukan apakah
suatu ktt
mrpkn ktt hk atau bukan
- dilihat dari isi ktt hukum (SH materiel)
- dilihat dari proses pembentukan (SH
formil)
bisa melalui proses per-undang-2an, atau
kebiasaan
b. Kumpulan ktt yg dpt diterapkan oleh
pengadilan:
mis: - UU, Perjanjian, Kebiasaan, Kpt
Pengadilan, Ajaran

2. Kedudukan ktt hukum yg berlaku

melihat apakah suatu ktt hk itu mrpk suatu


sistem
Sistem: an orderly arrangement of elements into
a whole

Kdd ktt hk dalam sisitem hukum ditentukan oleh:


1. hakikat ktt hk :
- prinsip hukum : bersifat umum/pokok. Lbh
tinggi dr ktt hk biasa
- hukum biasa : bersifat terinci (specified).
Lebih
siap utk diterapkan
2. sistem peraturan perundangan negara.
mis.: Ps. 7 UU No.12 th. 2011 : ttg tata
urutan peraturan

3. Arti Ktt Hk yg berlaku

= memahami isi/arti ktt hk, mempunyai akibat hk atau tdk


Terkait disini masalah penafsiran Ktt Hk:
- gramatikal
- obyek dan konteks ktt hk
- reasonable dan konsisten
- prinsip efektivitas
- penggunaan bahan ekstrinsik
Menurut Sudikno M:
= penafsiran hk mrpk salah satu metode penemuan
hukum. Metode yg lain, yaitu metode argumentasi dan
penemuan hukum bebas
= metode penemuan hukum = pembentukan hukum.
Atau proses konkritisasi atau indiviualisasi ktt hk pd
peristiwa konkrit = politik hukum

Menurut Sudikno M, macam-2 penafsiran/intepretasi:


- menurut bahasa
- teleologis atau sosiologis
- sistematis atau logis
- historis
- komparatif
- futuristis
- restriktif dan ekstensif
Catatan:
1. Metode Argumentasi:
- argumentum per analogiam = mencari persamaan
- argumentum a contrario = perbedaan peristiwa
2. Metode bebas : tdk berpijak pd ktt hk yg ada, namun
menggali
ktt hukum yg ada

2. Perubahan Kehidupan
Masyarakat

Perubahan:
= suatu keadaan yg berbeda dr keadaan semula.
= masyarakat terdiri dari unsur-2. Perubahan
masyarakat,
berarti terjadinya perubahan unsur-2 dlm
masyarakat.
Penyebab perubahan: - krn peristiwa alam, atau
- krn keinginan manusia
Kehidupan:
= keberadaan yg dinamik: - mungkin berkembang,
atau
- mungkin berubah.
Perubahan dlm kehidupan dpt berupa:
- perubahan positif (menjadi lbh baik), atau
- perubahan yg negatif (surut menjadi lbh buruk).

Masyarakat:
- Oppenheim: hubungan yg ajeg (constant) dri
para individu
- Logemann: masyarakat adalah suatu verkeer
tussen mensen
(skema koordinasi hub antar
manusia yg ajeg).
Hubungan ajeg = institusi/lembaga
= sekmpulan perbuatan yg berkaitan dg
akibat
ttu yg diterima dan dipatuhi dlm
kehidupan
masy.
Mis.: jual beli, gadai, perkawinan, warisan.
Masyarakat / hubungan Perubahan: yi perubahan
pernilaian dalam menerima atau mematuhi
* Masyarakat mengalami perubahan, karena adanya
perubahan nilai dan ini tak dpt dihindari (Astrid
Susanto) atau Penta rei = mengalir.

Peran Hukum dlm Perubahan


Droir: Mengarahkan, yi mengarahkan
perubahan (directed social change).
Hukum mrpk salah satu instrumen
perubahan kehidupan masy. yg mempunyai
kelebihan, yaitu external power.
Sifat Perubahan Hukum dalam Masyarakat :
1. Pasif :Sejauh mana perubahan masyarakat
mendapatkn penyesuaian oleh hukum.
Hukum
menyesuaikan diri dg perubahan
2. Aktif: Sejauh mana hukum berperan
menggerakan masyarakat menuju
perubahan yg terencana. Sejalan dg a tool
of social engineering.

Perubahan masyarakat dan perubahan hukum


kadang tdk seimbang kesenjangan
mis.: hukum ketinggalan dari perubahan
masyarakat
masyarakat ketinggalan dari perubahan
hukum
Tanda-2 perubahan:
- kesenjangan antara keadaan, peristiwa, serta
hubungan dlm masyarakat dg hukum
- masyarakat merasakan tdk adanya kewajiban-2
yg
dituntut oleh hukum
Solusi:
- Berpegang pd hk yg ada, dg merubah tingkah
laku
- Merubah hk disesuaikan dg perubahan masy

Hukum menyesuaikan thd perubahan

Grossman, kaidah sosial yg mengalami


perubahan:
- kaidah-2 pd individu (tingkah laku
individu)
- kaidah-2 pd kelompok (subsistem
politik)
- kaidah-kaidah pd masyarakat
(perubahan nilai)

Das Sollen sudah jauh berbeda dengan


Das Sein.
Hukum perlu menyesuaikan dg
perubahan masyarakat

Law is a tool of social engineering


Alat menggerakkan perubahan secara tdk
langsung
Melalui lembaga yudikatif
- progresif: hk sbg alat utk perubahan-2 sosial
- konservatif: hk utk mencegah kemerosotan
moral/nilai
Contoh:
- Putusan MA Th. 1960: Janda sbg ahli waris
- Putusan MA Th. 1975: menghapus lembaga
sandera
- Putusan MA Th. 1967: adanya uang paksa
- Putusan MK No.009/PU-III/2005 : Ps. 82 UUJN
- Putusan MK No.009-014/PU-III/2005: Ps. 16 (1) k

3. Ius Constituendum
1. Pengertian:
- Arti Harafiah: hk yg hrs
ditetapkan
- Arti teknik (=polt Hk) : hasil
analisis dari ius constitutum
dan perubahan kehidupan
masy.
2. Bentuk ius constitundum: RUU
3. Penetapan menurut Van der Pot:
i. organ neg yg berwenang (leg.,
eks., yud.)
ii. tanpa cacat kehendak
iii. bentuknya sesuai dg ktt yg
menjadi dasar
iv. isinya sesuai dg ktt yg menjadi
dasar
4. Kekuatan hukum (bila tlh
ditetapkan):
= tlh mempunyai akibat hk yg
definitif (materiel) dan telah
dilalui proses (formil)

Proses dari Ius Constitutum Ius Constituendum

Proses: rangkaian kegiatan yg


membentuk suatu kejadian atau utk
mencapai tujuan.
Dalam konteks Polt Hukum:
rangkaian kegiatan menetapkan ius
constituendum, yakni:
1. menguraikan unsur-unsur ius
constitutum
2. menguraikan unsur-2 perubahan
3. menentukan trauble dlm ius
constitutum
4. merumuskan permasalahan
5. menentukan data yg diperlukan
6. menganalisis data hingga
menemukan alternatif penyelesaian
7. menetapkan filter utk memilih
satu alternatif
8. menetapkan kesimpulan berupa
ius constituendum

Contoh Proses penetapan ius constituendum:

Indonesia menyatakan kemerdekaannya pd


tgl.17 Agustus 1945. Dengan kemerdekaan
tersebut telah merubah ketentuan hukum yg
berlaku atas wilayah Hindia Belanda. Sebelum
17 Agustus 1945 ktt hukum yg berlaku bagi
penyelenggaraan pemerintahan adalah
Indische Staatsregeling (IS). Ps.1 ay.1 :
pelaksanaan pemerintahan umum HB
dilakukan oleh Gubernur Jendral atas nama
Raja, dilakukan sesuai dg ktt IS dan dg
memperhatikan petunjuk Raja. Setelah 17
Agustus 1945, ktt hukum yg berlaku adalah
UUD 1945, ps.1 ay 2: kedaulatan adalah
ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR (sblm amandemen)
Uraikan Proses penetapan UUD 1945 dari IS,
sesuai dg bekerjanya Politik Hukum Formil

1.

Menguraikan unsur-2 ius Constitutum


- IS mrpkn ktt hukum sbg pedoman dlm
penyelenggaraan pemerintahan
- pelaksanaan pemerintahan dilakukan oleh
Gubernur Jendral atas nama Raja
Kedaulatan ada di tangan Raja

2.

Menguraikan unsur perubahan


- peristiwa proklamasi merupakan perubahan
kehidupan yaitu adanya keinginan
masyarakat
Indonesia untuk merebut kedaulatan dari
Belanda.
- rakyat indonesia ingin menjalankan
kedaulatannya

3. Menguraikan ketidak sesuaian


(trouble)
- berdasarkan IS Belanda berdaulat
di
Indonesia (HB). Sbg yang
menjalankan
roda pemerintahan
- berdasarkan proklamasi, bangsa
Indonesia berdaulat. Sbg yang
menjalankan roda pemerintahan
tidak mungkin dlm satu wilayah

4.

Merumuskan permasalahan
bagaimana pengaruh proklamasi terhadap
berlakunya IS di Indonesia ?

5.

Data yang dicari


- keputusan hukum (IS berikut pelaksanaannya dan
Proklamasi berikut pelaksanaannya)
- fakta
. Peristiwa proklamasi, keinginan rakyat atau
bukan
. Keberadaan Belanda di Indonesia

6.

Menganalisis data
menemukan bagaimana seharusnya. Ada 3
kemungkinan
- tetap memberlakukan IS (ius constitutum)
- mengadakan perubahan sesuai dg tuntutan
perubahan
- mengadakan perubahan sebagian atas ius
constitutum

7.

Menetapkan filter
memilih salah satu alternatif dlm point 6 dg
berlandaskan pd prinsip/ktt hukum
mis; - dipilih alternatif 1 krn faktor sejarah
- dipilih alternatif 2 krn hak menentukan
nasib sendiri
- dipilih alternatif 3 krn hasil kompromi
- filternya keadilan, kepastian hukum,
kedaulatan, dsb

8.

Kesimpulan
Memilih satu dari tiga alternatif dg
menggunakan filter yang ada (ius
constituendum) kemudian menetapkan pilihan

Contoh PH Kenotariatan Formil


Patrio adalah notaris senior di kota X, di Indonesia.
Banyak kegiatan Patrio yang tidak bisa dilakukan
berdasarkan Peraturan Jabatan Notaris yg ada
(Stb.1860 No.3), karena peraturan tsb sdh tdk
sesuai lg dg keadaan dan kondisi Indonesia saat ini.
Seperti adanya jabatan Gubernur Jendral, nilai uang
menggunakan Golden, Pengawasan Notaris oleh
Pengadilan, dsb. Untuk menampung kepentingan
Patrio tsb dan berdasarkan kebutuhan dari notaris
pada umumnya di Indonesia, maka pada menjelang
akhir tahun 2004 ditetapkanlah UU No.30 Th.2004,
ttg UUJN. Dalam UUJN tsb pemberian ijin cuti dan
pengawas notaris diberikan dan dilakukan oleh
Majelis Pengawas, nilai mata uang adalah Rupiah,
dsb.

Politik Hk Nasional atas Konstitusi


(UUD 1945)

kajian terhadap kebijakan pemerintah dalam penetapan


Konstitusi (UUD 1945) pasca reformasi guna memenuhi
kebutuhan masyarakat (masyarakat berubah).

UUD asli
Reformasi
amndmn

UUD kemdian

(ius consttm) (perubahan)


baru)

(ius constdum)

UUD

(ius consttm

UUD Asli
1. Kedltn ada di tangan rakyat dan dilakukan oleh
sepenuhnya MPR
2. MPR melakukan sepenuhnya Kedltn Rakyat:
- menetapkan UUD (Ps.3)
- menetapkan GBHN (Ps.3)
- memilih Presidan dan Wk Presiden (Ps. 6 ay. 2)
- merubah UUD (Ps. 37)
3. Presiden memegang kekuasaan:
- pemerintahan (Ps. 4 ay1)
- membentuk UU (Ps. 5 ay1)
- Kepala Negara (Ps.10 15)
= selaku Kepala Neg dibantu DPA, Menteri, Pemth Da
4. DPR dibantu BPK mengawasi Presiden:
- membentuk UU (Ps.5 ay 1)
- menetapkan Perpu (Ps.22 ay 2)
- menetapkan APBN (Ps.23)
5. Kekuasaan kehakiman ada pd MA (Ps.24) dibantu bdn
lain.

Keadaan masyarakat pd masa


Reformasi
Pd masa Orba terjadi penyalahgunaan
wewenang negara (KKN) yg dilakukan oleh
organ negara tertinggi sampai organ
negara rendahan, di segala bidang
Keinginan masyarakat : mengembalikan
kehidupan bernegara bdsk hukum yg
berlaku dan menghapuskan KKN.
Tuntutan reformasi, yi pembaharuan
disegala bidang, sistem kenegaraan yg
demokratis, hapuskan sentralisasi
kekuasaan, penegakan hukum

Ius Constituendum
Merubah UUD
- sistem kenegaraan yg demokratis
- hapuskan sentralisasi kekuasaan
> antar organ di pusat
> antar organ pusat dan daerah
- penegakan hukum (jaminan penghormatan &
perlindungan HAM)
- penegasan negara hukum
- menambah peran DPR (realisasi kedaulatan
rakyat)
- pelaksanaan otonomi daerah
- pengambangan kekuasaan kehakiman
Cara dan sarana yg dipilih utk mencapai tujuan
negara adalah merubah UUD. Perubahan
dilakukan sebagian demi sebagian

Amandemen I Th.1999
Intinya:
- mengurangi kekuasaan Presiden:
~ sbg pembentuk UU
~ sebagai kepala negara
~ sbg kepala pemerintahan
- memperkuat kekuasaan DPR menghapus
supremasi eksekutif menjadikan supremasi
parlemen
Pasal-Pasal yg diamandemen:
- Ps. 5 ay 1; 13 ay 2 & 3; 14 ay 1 & 2, dan Ps 20
ay 1, 2, 3,
4 UUD

Amandemen II Th. 2000


Intinya:
- mengurangi kekuasaan pemerintah pusat
- memperkuat supremasi parlemen
- pertegas pengakuan & penghormatan
HAM
- memperluas & meningkatkan partisipasi
rakyat
(Daerah, DPD, HAM)
Pasal-pasal yg diamandemen:
Ps. 18 ay 1- 6; Ps. 18 A 1; Ps. 18 B 1 & 2;
Ps. 20 A 1 & 2; Ps. 28 A-J UUD

Amandemen III Th.2001


Intinya:
- menghapus wewenang MPR sbg pemegang Kedaltn
rakyat
- memperkuat demokrasi (Presiden dan Wkl Presiden
dipilih
langsung)
- mengurangi wewenang Presiden sbg Kepala Negara
dan Kepala Pemerintahan
- memperkuat kedudukan DPR (tak dpt dibekukan)
- penetapan DPD sbg perwakilan propinsi
- penetapan BPK sbg badab yg mendiri. Hasil
pemeriksaannya
diserahkan pd DPR, DPR, DPRD utk ditindak lanjuti
- Pengembangan Keksan kehakiman menjadi MA, MK,
dan KY
Pasal-pasal yg amandemen:
Ps. 1 ay 2 3; Ps. 3 ay 1, 3, 4; Ps. 6 A 1; Ps. 7 A; Ps. 7
B 1; Ps. 7 C; Ps. 17 C 1-2; Ps. 22 D 1-3; Ps. 23 E 1 3;

Amandemen IV Th. 2002


Intinya:
- MPR terdiri dari DPR dan DPD
- bila Presiden dan Wapres berhalangan dilakukan
oleh
Menlu, Mendagri, dan Men Han
- Pembentukan Dewan Pertimbangan oleh
Presiden
- Penetapan Bank sentral
Pasal-pasal yg diamandemen:
Ps. 2; Ps. 8; Ps. 11 1; Ps. 16; Ps. 23 D

VI. Politik Hukum


Kenotariatan

Politik
Hk.

Isi kebijakan pemerintah


PHN
Materiel 1. Tujuan negara
2. Ide/Cita-2 yg melatarbelakangi ditetapkannya Hk
3. Sistem Hk
4. Arah kebijakan

Cara/Proses penetapan Hk yad


PHN
Formil 1. Ius Constitutum
2. Perubahan kehidupan masy
3. Ius Constituendum
4. Proses ius cttm ius cttdm

Pengertian dan Ruang lingkup Hk.


Kenotariatan
Istilah:
- Notarius
= orang yg menjalankan pekerjaan menulis
= orang yg mencatat dg tulisan cepat
= sebutan bg penulis pribadi Raja (Notarii)
= sebutan untuk pegawai istana yg melaksanakan
pekerjaan administratif
- Notarii pejabat yg menjalankan tugas utk
pemerintah namun tdk melayani umum (publik)
- Tabelliones: yg menjalankan pekerjaan sbg penulis
utk publik yg membutuhkan keahliannya
tdk mempunyai sifat jabatan Negeri
surat yg dibuatnya tdk mempunyai sifat otentik
di bawah pengawasan Kehakiman.
Latar Belakang sejarah
- Pada masa Pemerintahan Paus:
- Tebelliones, mengalami kemunduran
- Notarii, mengalami kemajuan. Tugasnya, bekerja utk
gereja dan diangkat oleh gereja utk melayani publik.

Pd masa Lombardia (Itali):


- Notarii kerajaan dipilih dari tabelliones tabellio diganti
notarius
- notarius = cancellarius = scabini ditempatkan pd
Pengadilan
derah Graaf (Bupati), dg tugas pokok mencatat sgl
sesuatu di
pengadilan
Syarat pengangkatan: - nama baik
- cakap hukum
- tdk akan membuat surat rahasia/palsu
- Notarii dan tabellanot tergabung dlm Corporatie yg
diangkat oleh
Pemerintah mrk diberi wewenang membuat akta-2
pengadilan
maupun akta-2 di luar pengadilan.
- kekuatan pembuktian akta-2 tsb didasarkan pd hk
kebiasaan (=

Latar belakang sejarah di Indonesia


- Perancis: Loi organique du notariat, 1810 jadi sumber
De Wet
op het Notarisambt, 1842 (Nederland) asas
concordantie
melahirkan Reglement op het Notarisambt 1860 (Stb.
1860 No.3),
untuk HB atau Indonesia
- Sejarah Notariat di Indonesia mengikuti Hukum Notariat di
Nederland (asas concordantie). Sdgkn hukum Notariat di
Nederland mengoper hukum notariat dari Perancis.
- Notariat di Indonesia dikenal sejak jaman Belanda, bg mrk
yg
tunduk pd hk Eropa (B.W).
- bg pribumi yg buat perjanjian di hadapan notaris, berarti
tunduk pd
BW.
- setelah Indonesia merdeka, lembaga notariat secara

Peraturan perundangan yg (pernah) ada di bidang Notariat:


- 1822, Instructie voor de Notarissen
= notaris adalah Pejabat umum (publiek ambtenaar)
yg bertugas utk membuat akta-2 dan kontrak-2
- Stb. 1860 No.3 Reglement op het notarisambt=Peraturan Jabatan Notaris
- Ordonantie 16 September 1931 ttg Honorarium Notaris
- UU No. 33 1954, ttg Wakil Notaris dan Wakil Notaris
Sementara
- UU No.5 Th. 2004 ttg perubahan atas UU No.14
Th.1985 ttg MA
- UU No.8 Th.2004 ttg perubahan atas UU No.2 Th.1986
ttg Peradilan Umum
- PP No.11 Th.1949 ttg Sumpah/janji Jabatan Notaris

Pengertian Hukum Notariat

Arti sempit (Soegondo Notodisoerjo):


= pd dasarnya mengatur kekuatan pembuktian dari akta
Notaris, sebagaimana trdpt dlm pasal 1868 dan pasal 1870 BW

Psl. 1868: Akta otentik adl akta dlm bentuk yg dittkn UU, dibuat oleh
atau dihadapan pegawai-2 umum yg berkuasa utk itu di tempat
dmn akta dibuatnya.
Psl. 1870: akta otentik memberikan di antara para pihak beserta ahli
warisnya atau orang yg mendapat hak dr mrk, suatu bukti yg
sempurna ttg apa yg dimuat di dlmnya

Arti luas:
keseluruhan dari ketentuan/peraturan yang mengatur tugas dan
kewenangan Notaris
Bagaimana dg ke-PPAT-an:
= pada dasarnya bukan mrpk bagian tugas notaris (PPAT khusus
utk jual-beli dg obyek tanah)

Politik Hk (Kenotariatan) materiel


A.

Tujuan:
= guna menjamin kepastian hukum ttg kedudukan,
tugas,
wewenang, hak dan kewajiban, formasi, serta
produk dari
Notaris
> Kedudukan: sbg pejabat umum negara
> tugas: melaksanakan sebagian tugas
negara/pemerintah
dlm bidang hukum
> wewenang : membuat akta otentik dan
kewenangan lainnya
sebagaimana diberikan oleh UU (Ps.1 ay.1 jo. Ps.
15 UUJN)
akta Otentik: - dibuat dan diresmikan dlm bentuk
hk/uu

Akta Otentik Vs Dibawah tangan


Akta Otentik:
- dijamin kepastian
tanggalnya
- memiliki minute
akta. Bila salinan
hilang,
notaris bisa
membuatkan
salinannya.

Akta Dibawah Tangan:


- tdk ada kepastian
tanggalnya, kecuali
bila tlh dilegalisir
oleh notaris
- yg tlh dilegalisir bila
hilang, notaris tdk
bisa membuatkan
salinannya

Kewenangan Notaris (Pasal 15 UUJN)


Ayat 1:
wenang membuat akta otentik mengenai:
- semua perbuatan, perjanjian, dan
- ketetapan sebagaimana diharuskan undang-2
atau atas
kehendak para pihak
- menjamin kepastian tanggal pembuatan akta,
- menyimpan akta
- memberikan grosse, salinan dan kutipan akta
Ayat 2
semuanya itu sepanjang tidak ditugaskan atau
dikecualikan kpd pejabat lain, sbgmn ditetapkan
UU

Pasal 15 Ayat 3: UUJN


mengesahkan tanda tangan dan
menetapkan kepastian tanggal surat di
bawah tangan, dg mendaftar dlm buku
khusus,
Membukukan surat di bawah tangan dg
mendaftar dlm buku khusus,
Membuat kopi dari asli surat-2 di bawah
tangan berupa salinan
Mengesahkan kecocokan fotokopi dg surat
aslinya
Memberikan penyuluhan hukum
sehubungan pembuatan akta
Membuat akta berkaitan dg pertanahan
(khusus SKMHT ?)
Membuat akta risalah lelang

Legalisasi: pengesahan oleh pejabat umum yg


berwenang
(Notaris) thd. Akta di bawah tangan
Pengesahan meliputi:
- kebenaran tanda tangan para pihak
- kebenaran ttg tanggal yang tertera
- jaminan bhw pihak-2 tlh mengetahui isi surat
tsb.
- Notaris ikut bertanggung jawab atas isi surat
tsb

Akta di bawah tangan yg telah dilegalisir


akankah berubah menjadi akta otentik ?
Akta yg tdk dilegalisir:
- tetap dpt sbg alat bukti, sepanjang tdk
disangkal
kebenarannya
- masih dibutuhkan adanya pengakuan dr para

Waarmerking (pendaftaran):
- Notaris hanya mendaftar surat yang diajukan
padanya
- Surat tersebut sudah dibuat dan ditandatangani oleh
pihak-2
- Notaris tdk bertanggung jawab atas apa yg
telah
didaftar (isi surat, pihak-2, dan tanggal
pembuatan)
Arti pentingnya:
- pembuktian, sbg alat bukti yg kuat
- bila belum didaftar dapat disangkal
keberadaannya

>

Produk: akta notaris (akta verbal dan akta partij)


Relaas Acte/Akta Pejabat:
- akta yang dibuat oleh notaris, bdsk keterangan, kesaksian
atau
alat bukti yg ada
- sah, apabila ada salah satu pihak yg tdk tanda-tangan dan
disebutkan alasannya oleh notaris
Yg bertanda tangan dibawah ini . (Surat keterangan
waris).
SayaNotaris di berada ditempat.atas permintaan
dr
(berita acara dlm RUPS).
Partij Acte/Akta partij:
- akta yang dibuat dihadapan notaris, bdsk keterangan dan
kemauan para pihak dan kesepakatan para pihak
- tdk sah, apabila salah satu pihak tdk menanda tangani, dg
alasan
yg tdk kuat
Menghadap kepada saya, ..Notaris di.bertempat di

B. Ide/Cita-cita:
Ide/Cita-2 Hukum kenotariatan harus sejalan dg
cita-cita hukum, yaitu:
- mewujudkan integritas bangsa
- wujudkan keadilan sosial
- mewujudkan kedaulatan rakyat
- mewujudkan toleransi
= terciptanya alat bukti (dlm hal ini akta
otentik) yang
kuat dalam lalu lintas hukum
= terciptanya kepastian hukum, ketertiban
masyarakat,
dan terpenuhi perlindungan hukum
= terciptanya kepastian hak dan kewajiban para
pihak

C. Keberadaan Sistem hukum

Politik Hukum: kebijakan dasar pemerintah dalam


bidang hukum melahirkan sistem hukum
nasional
Sistem: an orderly arrangement of elements into
a whole
Hukum Nasional: UUJN mrpk peraturan
perundangan yg dibentuk dan dilaksanakan utk
mencapai tujuan, dasar, dan cita-2 hukum suatu
negara
Sietem hukum nasional : sistem hukum yg
berlaku di seluruh Indonesia yg meliputi semua
unsur hukum
Hk Kenotariatan (akta notaris) bagian sistim
HN:
- UUJN mrpkn bagian dr HN (dlm kerangka sistem
HN)

Fakta yang ada dalam masyarakat:


- adanya dualisme hukum
Anglo-Saxon: notaris hanya sbg legalisator
saja
Eropa Kontinental : notaris dibekali dg
pengetahuan
hukum
- pluralisme hukum:
hukum adat, hukum islam, hukum barat
terdapatnya berbagai peraturan perundangan
di bidang kenotariatan, yg sebagian produk
kolonial
perlu diciptakan unifikasi hukum kenotariatan
Hk nasional, yang dewasa ini adalah UU
No.30 Th.2004 Ttg Jabatan Notaris
# Peraturan perundangan di bidang
kenotariatan mrpkn bagian dr Hukum Nasional
Hukum Prismatik

D. Arah kebijakan yg ditempuh

Politik Hukum

Hukum

tujuan neg, cita-2 hk

Prolegnas (disusun oleh DPR ber-sama-2 Pemth)


= wadah PH (Ps.15 UU No.10-2004: perencanaan UU dilakukan dlm Prolegnas
arah kebijakn
rencana materi
Potret PHN
prioritas
mekanisme/instrumen

Arah kebijakan yang di tempuh dlm PH


Kenotariatan:

- mewujudkan unifikasi hukum di bidang


kenotariatan,
yaitu mengadakan pembaharuan dan
pengaturan
kembali ttg jabatan notaris
- menggantikan peraturan perundangan produk
kolonial
dg produk hukum nasional UUJN
- mengatur secara rinci tentang kedudukan
notaris
sebagai pejabat umum
- mengatur secara rinci tentang tugas dan
wewenang
notaris
- mengatur secara rinci tentang bentuk, sifat, dan
macam akta notaris

Politik Hukum Formil Kenotariatan


Cara atau proses pemerintah menentukan
kebijakan yg dipilih dalam menetapkan hk yg
berlaku
Sejalan dg pengertian PH dari Bellefroid.
dlm hal ini: proses perubahan ius constitutum (hk
yg berlaku) menjadi ius constituendum (hk yg
akan ditetapkan) utk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Meliputi:
- ius constitutum
- perubahan kehidupan masyarakat
- ius constituendum
- proses perubahan ius constitutum ius
constituendum

Ius Constitutum
=

ketentuan hukum yang berlaku


- 1822, Instructie voor de Notarissen
= notaris adalah Pejabat umum (publiek ambtenaar)
yg bertugas utk membuat akta-2 dan kontrak-2
- Stb. 1860 No.3 Reglement op het notarisambt = PJN
- Ordonantie 16 September 1931 ttg Honorarium Notaris
- UU No. 33 1954, ttg Wakil Notaris dan Wakil Notaris
Sementara
- UU No.5 Th. 2004 ttg perubahan atas UU No.14
Th.1985 ttg MA
- UU No.8 Th.2004 ttg perubahan atas UU No.2 Th.1986
ttg Peradilan Umum
- PP No.11 Th.1949 ttg Sumpah/janji Jabatan Notaris
RUU ttg Jabatan Notaris sblm th 2004 mrpkn ius
constituendum, namun saat ini mrpk ius constitutum.

Perubahan Kehidupan
Sejak jaman HB kemerdekaan
Berkaitan dg:
Proklamasi atau reformasi
Kebutuhan akan kepastian hukum
Kebutuh alat bukti yang kuat
Kebutuhan jaminan perlindungan hk
Perkembangan dalam bidang dunia usaha

Ius Constituendum

1. Pengertian:
- Arti Harafiah: hk yg hrs ditetapkan
- Arti teknik (=polt Hk) : hasil analisis dari ius
constitutum dan pertubahan kehidupan masy.
2. Bentuk ius constituendum: Rancangan
peraturan perundangan
3. Penetapan ius constituendum sahnya, menurut
Van
der Pot:
i. organ neg yg berwenang (legislatif, eksekutif,
yudikatif)
ii. tanpa cacat kehendak
iii. bentuknya sesuai dg ktt yg menjadi dasar
iv. isinya sesuai dg ktt yg menjadi dasar
4. Kekuatan hukum:
= mempunyai kekuatan hukum bila tlh
mempunyai akibat hk yg definitif (materiel) dan
telah dilalui proses pembentukannya (formil)

Ius Constituendum Kenotariatan


Pada masa HB Stb. 1860 No.3 Reglement op
het notarisambt=Peraturan Jabatan Notaris
Pada masa kemerdekaan:
Stb. 1860 No.3 Perubahan
RUUJN
(ius constitutum)
(ius constituendum)

UUJN

- Bentuknya
- Yg menetapkan
Ekstf)
- Statusnya
- Akibat Hukum

: R Undang-Undang (RUU JN)


: organ negara yg berwenang (Legs &

Ius Constitutum

: UU No.30 Th.2004 = UUJN

: Peraturan-perundangan yg sah
: dipenuhi syarat materiel dan formil

Proses Perubahan Ius Constitutum Ius


Constituendum
Proses: rangkaian kegiatan yg membentuk suatu
kejadian atau utk mencapai tujuan.
Dalam konteks Polt Hukum: rangkaian kegiatan
menetapkan ius constituendum, yakni:
1. menguraikan unsur-unsur ius constitutum
2. menguraikan unsur-2 perubahan
3. menentukan trauble dlm ius constitutum
4. merumuskan permasalahan
5. menentukan data yg diperlukan
6. menganalisis data hingga menemukan alternatif
penyelesaian
7. menetapkan filter utk memilih satu alternatif
8. menetapkan kesimpulan berupa ius constituendum

Contoh PH Kenotariatan Formil


Patrio adalah notaris senior di kota X, di
Indonesia. Banyak kegiatan Patrio yang tidak bisa
dilakukan berdasarkan Peraturan Jabatan Notaris
yg ada (Stb.1860 No.3), karena peraturan tsb sdh
tdk sesuai lg dg keadaan dan kondisi Indonesia
saat ini. Seperti adanya jabatan Gubernur Jendral,
nilai uang menggunakan Golden, Pengawasan
Notaris oleh Pengadilan, dsb. Untuk menampung
kepentingan Patrio tsb dan berdasarkan
kebutuhan dari notaris pada umumnya di
Indonesia, maka pada menjelang akhir tahun
2004 ditetapkanlah UU No.30 Th.2004, ttg UUJN.
Dalam UUJN tsb pemberian ijin cuti dan pengawas
notaris diberikan dan dilakukan oleh Majelis
Pengawas, nilai mata uang adalah Rupiah, dsb.

1.

Menguraikan unsur-2 ius Constitutum


- Stb. 1860 No. 3 mrpkn ktt hukum dlm
penyelenggaraan
tugas-tugas notaris
- Stb. 1860 No. 3 mrpkn ktt hukum produk HB

2.

Menguraikan unsur perubahan


- peristiwa proklamasi merupakan perubahan
kehidupan
yaitu adanya keinginan masyarakat Indonesia untuk
membentuk hukum sendiri di bidang kenotariatan.
- pemerintah Indonesia ingin membentuk peraturan
kenotariatan disesuaikan dg sistem hukum Indonesia

3.

Menguraikan ketidak sesuaian (truble)


- beberapa ketentuan dlm Stb.1860 No.3 tidak sesuai
dg
sistem hk nasional
- beberapa ketentuan dlm Stb.1860 No.3 tdk sesuai
dengan
kondisi sosial masyarakat Indonesia

4.

Merumuskan permasalahan
bagaimana pengaruh reformasi/proklamasi terhadap
berlakunya Stb.1860 No.3 di Indonesia ?

5.

Data yang dicari


- keputusan hukum (Stb.1860 No.3 berikut
pelaksanaannya
berikut pelaksanaannya)
- fakta, misal
. Pengawasan terhadap notaris oleh pengadilan
dirasa
kurang efektif, kurang bisa menampung aspirasi
masyarakat
. Usia dewasa kurang mencerminkan keadaan yg
senyatanya

6.

Menganalisis data
menemukan bagaimana seharusnya. Ada 3
kemungkinan
- tetap memberlakukan Stb.1860 No.3 (ius

7.

Menetapkan filter
memilih salah satu alternatif dlm point 6 dg
berlandaskan pd prinsip/ktt hukum
mis; dipilih alternatif 1 krn faktor sejarah
- dipilih alternatif 2 krn disesuaikan
dg
tuntutan/kebutuhan masyarakat
- dipilih alternatif 3 krn hasil
kompromi
filternya keadilan, kepastian
hukum,
kedaulatan, dsb

8.

Kesimpulan
Memilih satu dari tiga alternatif dg
menggunakan filter yang ada (ius
constituendum) kemudian menetapkan
pilihan

Anda mungkin juga menyukai