Anda di halaman 1dari 36

POLITIK HUKUM

Prof. Dr. H. Abdul Latif, SH.,MH.


H. Hasbi Ali, SH.,MS
OLEH:
MAHASISWA PROGRAM PASCA SARJANA ILMU HUKUM
BAETY ADHAYATI
SUKMAYADI
DIMAS SUSENO

PENGERTIAN
* POLITIK
Politik berasal dari bahasa Yunani Polis yang berarti City State

dengan demikian berati sesuatu yang berhubungan dengan


negara, yakni kekuasaan negara.
Aristoteles politik adalah usaha yang ditempuh warga negara
untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles).

* HUKUM
Maria

Farida : ukuran yang harus dipatuhi oleh seseorang


dalam
hubungan
dengan
sesama
ataupun
dengan
lingkungannya.
Wiryono: Rangkaian peraturan mengenai tingkah laku orangorang(masyarakat) atau badan-badan (badan hukum dsb)
sebagai anggota suatu.
Masyarakat :
Kumpulan norma yang berisi aturan tingkah laku bagi suatu
kelompok orang/masyarakat.

PENGERTIAN
*Politik Hukum Menurut BELLEFROID
Politik hukum adalah bagian ilmu hukum
yang menelaah perubahan ketentuan
hukum yang berlaku dengan memilih dan
menentukan ketentuan hukum tentang
tujuan beserta cara dan sarananya untuk
mencapai
tujuan
tersebut
dalam
memenuhi
perubahan
kehidupan
masyarakat sbg hukum yg di cita-citakan.

PENGERTIAN
*Politik Hukum Menurut Utrech :
Politik hukum berusaha membuat kaidah-kaidah yang akan
menentukan bagaimana seharusnya manusia bertindak.
Politik hukum menyelidiki perubahan-perubahan apa yang
harus diadakan dalam hukum yang sekarang berlaku
supaya sesuai dengan kenyataan sosial. Boleh dikatakan,
politik hukum meneruskan perkembangan hukum dengan
berusaha melenyapkan sebanyak-banyaknya ketegangan
antara posivitas dan realitas sosial. Politik hukum
membuat suatu ius constituendum (hukum yang akan
berlaku), dan berusaha agar ius constituendum itu pada
hari kemudian berlaku sebagai ius constitum.

PENGERTIAN
*Menurut Mochtar Kusumaadmadja:
Politik hukum adalah kebijakan hukum dan
perundang-undangan, dalam rangka pembaharuan
hukum.

*Menurut Sunaryati Hartono:


bahwa cukup banyak peraturan dan kebijakan
hukum kita bukanlah semata-mata ditentukan oleh
kehendak bangsa kita sendiri, akan tetapi terjadi
akibat pengaruh kaidah hukum atau kebijakan yang
ditentukan dalam forum internasional atau oleh
negara asing.

PENGERTIAN
*Kesimpulan politik hukum
Dari pengertian yang diberikan oleh para
pakar-pakar di atas dapat dikatakan bahwa
Politik Hukum itu selalu ditentukan oleh
sifat negara dan sistem politik yang dianut,
dan dipengaruhi oleh lingkungannya baik
dari dalam maupun dari luar sistem politik
yang berlaku itu.

Tabel: Kerangka Kerja Suatu Sistem Politik


TUNTUTAN
TUNTUTAN
II
N
N
P
P
U
U
T
T

ASPIRASI
ASPIRASI
RAKYAT
RAKYAT

LINGKUNGAN
LINGKUNGAN

Sistem
Sistem politik
politik
Konversi
Konversi
Input
Input

Output
Output

KEPUTUSAN
KEPUTUSAN

LINGKUNGAN
LINGKUNGAN

SISTEM POLITIK DAN


POLITIK HUKUM

O
U
T
P
U
T

* PENJELASAN

1.

Hukum yang merupakan output dari sistem politik diatas


mengikat dan mempengaruhi masyarakat (rakyat) dan
pada gilirannya dipengaruhi oleh lingkungannya.
Feedback (umpan balik) berlangsung dalam pelaksanaan
hukum itu, dimana hukum (output) kembali menjadi input
baru yang mengalami pengaruh-pengaruh lingkungannya,
sehingga terjadi perubahan atau penggantian hukum itu,
tetapi bisa juga dalam konversi oleh sistem politik hukum
yang berlaku itu diputuskan tidak mengalami perubahan
atau tetap dipertahankan.

2.

Politik hukum itu adalah kebijakan yang diambil oleh


lembaga (pejabat) yang berwenang untuk merubah,
mengganti atau mempertahankan hukum yang ada, agar
tata hukum dekat dengan realitas sosial. Dengan
demikian tujuan dari negara yang telah ditentukan itu
secara bertahap dapat terwujudkan.

* Hukum

variabel terpengaruh
(dependent variable)
Peraturan
perundang-undangan
* Hukum
merupakan kristalisasi dari kehendak-kehendak
politik yang saling berinteraksi dan bersinggungan.
variabel berpengaruh
* Politik
(independent variable)

*Hukum sebagai
produk politik

* MENURUT ALFIAN :
Dua pengalaman traumatis dalam zaman Demokrasi
Liberal dan Demokrasi Terpimpin telah mendorong para
pendukung Orde Baru buat membangun sistem politik
yang lain dari keduanya itu. Pilihan mereka jatuh pada
sistem politik yang dikehendaki oleh undang-undang
dasar yaitu mengembangkan suatu sistem politik yang
sesuai dengan tuntutan Demokrasi Pancasila. Proses
perpolitikan ke arah mencapai tujuan itulah yang kita
sebut di sini sebagai format baru politik Indonesia.
Politik Hukum Orde Baru dalam mendukung sistem
politik berdasar UUD 1945 adalah dengan mengganti
hukum tentang pertahanan dan keamanan negara yang
ada yang dianggap sudah tidak sesuai.

*Menurut Mahfud MD
Hukum sebagai produk Politik diposisikan sebagai
alat untuk mencapai sebuah tujuan, sehingga
secara otomatis Politik Hukum juga menjadi
sebuah alat atau saran dan langkah yang dapat
digunakan oleh Pemerintah untuk mencapai
sistem hukum Nasional guna mencapai cita-cita
Bangsa dan tujuan Negara.
Semua ini berdasarkan dengan kenyataan bahwa
memang Negara Indonesia ini untuk mencapai
tujuan itu menggunakan hukum sebagai alatnya.

NEGARA DAN
PEMERINTAHANNYA
* Negara adalah suatu sistem politik:
Pada negara hukum yang demokratis,
umumnya sistem politiknya adalah
sistem politik yang demokratis, sedang
pada negara kekuasaan (machtsstaat)
sistem politik yang dianut adalah sistem
politik yang otoriter atau autokrasi atau
non-demokratis

Konfigurasi Politik dan


Politik Hukum
Regime Types

Karakterisk
Produk Hukum

Mekanisme

Democratic

> Populist
Pluralistic/
> Progressive
Competitive
> Limited Interpretation

Non
Democratic

> Elitist
Centralistic/
> Conservative
Non
> Open to Interpretation Competitive

PENJELASAN
* Konfigurasi

politik demokratis adalah susunan sistem politik yang


membuka kesempatan bagi partisipasi rakyat secara penuh untuk ikut
aktif menentukan kebijaksanaan umum. Partisipasi ini ditentukan atas
dasar mayoritas oleh wakil-wakil rakyat dalam pemilihan-pemilihan
berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalamsuasana terjadinya kebebasan politik.

* Konfigurasi

politik otoriter adalah susunan sistem politik yang lebih


memungkinkan negara berperan sangat aktif serta mengambil hampir
seluruh inisiatif dalam pembuatan kebijaksanaan negara. Konfigurasi
ini ditandai oleh dorongan elit kekuasaan untuk memaksakan
persatuan, penghapusan oposisi terbuka, dominasi pimpinan negara
untuk menentukan kebijaksanaan negara, dan dominasi kekuasaan
politik oleh elit politik yang kekal, serta ada suatu doktrin yang
membenarkan konsentrasi kekuasaan.

Karakter
produk
reponsif/populistik
konservatif/ortodoks/elitis

hukum
dan

v Produk hukum responsif/populistik adalah


produk
hukum
yang
mencerminkan
rasa
keadilan dan memenuhi harapan masyarakat.
Dalam
proses
pembuatannya
memberikan
peranan besar dan partisipasi penuh kelompokkelompok sosial atau individu-individu dalam
masyarakat.
Hasilnya
bersifat
responsif
terhadap tuntutan-tuntutan kelompok-kelompok
sosial atau individu- individu dalam masyarakat.
v Produk hukum konservatif/ortodoks/elitis
adalah produk hukum yang isinya lebih
mencerminkan visi sosial elit politik, keinginan
pemerintah,
dan
bersifat
positivis-

Hipotetis tentang kaitan antara konfigurasi politik


dan karakter produk hukum

1. Konfigurasi

politik suatu negara akan melahirkan


karakter produk hukum tertentu di negara tersebut.
2. Di dalam negara yang konfigurasi politiknya
demokratis,
maka
produk
hukumnya
akan
berkarakter responsif/populistik.
3. Di negara yang konfigurasi politiknya otoriter, maka
produk
hukumnya
akan
berkarakter
ortodoks/konservatif/elitis.
4. Perubahan konfigurasi politik dari otoriter ke
demokratis atau sebaliknya akan berimplikasi
kepada perubahan karakter produk hukum.

Permasalahan dalam penerapan hipotesis :

1.Tidak

bisa diberlakukan secara mutlak, karena


dalam kenyataannya tidak ada satu negara pun
yang konfigurasi politiknya sepenuhnya demokratis
atau otoriter.
2.Tidak ada satu negara pun yang memproduk
hukumnya dengan karakter yang mutlak responsif
atau mutlak konservatif.
3.Di negara-negara yang dikualifikasi sebagai negara
demokratis ada kalanya terjadi tindakan-tindakan
yang bersifat otoriter.
4.Di negara-negara otoriter kadangkala juga ditemui
tindakan-tindakan yang demokratis.

LANJUTAN
*

Politik Hukum suatu Pemerintahan dapat


dilihat dari :

1. Program kabinet yg dibentuk


2. Konsideran UU yang dihasilkan
3. Penjelasan umum UU yang dihasilkan
4. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah/negara

pada saat itu yang merupakan garis pokok arah


pembentukan hukum, Prolegnas dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang
berlaku pada saat ini (GBHN pada masa
pemerintahan orde baru).

POLITIK HUKUM REFORMASI


* Tuntutan Reformasi tahun 1998
1.Demokratisasi
2.Keterbukaan
3.Peningkatan Perlindungan HAM
4.Pemberantasan KKN
5.Amendemen UUD 1945
6.Otonomi Daerah

POLITIK HUKUM REFORMASI


(Dalam Bentuk Ketetapan TAP MPR)

1. Tap

MPR No. XII/1998 Tentang Pencabutan


Tap MPR No. V/1998 Tentang wewenang
Presiden selaku mandataris MPR utk
mengamankan pembangunan.

2. Tap

MPR No XIII/1998 Tentang Pembatasan


Presiden / wapres maksimal 2 periode.

3. Tap

MPR
manusia.

No.

XVII

tentang

Hak

asasi

Politik Hukum Reformasi


(Untuk penguatan Demokrasi)
1. UU

No. 2/1999 tentang Partai Politik yg


memberikan kebebasan mendirikan partai
politik.

2. UU

No. 9/1998 ttg Kemerdekaan menyampaikan


pendapat dimuka umum.

3. UU

No. 21/2000 ttg Serikat Pekerja yg


memberikan kebebasan mendirikan serikat
pekerja.

Politik Hukum Reformasi


(untuk mencegah maraknya KKN)

1. UU No. 5/1999 ttg larangan praktek monopoli


dan persaingan usaha yg tdk sehat.

2. UU

No. 28/1999 ttg Penyelenggaraan Negara


yang bebas KKN.

3. UU No. 31/1999 ttg Pemberantasan TIPIKOR.


4. UU

No. 32/1999 ttg BI yang mencegah BI


sebagai Keuangannya Pemerintah.

Politik Hukum Reformasi


(Di bidang otonomi daerah)

1.UU

No.
22/1999
ttg
Pemerintahan
Daerah
yang
memberikan otonomi
daerah
penuh.
2.UU No. 25/1999 ttg Keuangan
keuangan
antara
Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah

Lanjutan
*Politik hukum 1999 adalah mendekatkan tata
hukum dg realitas sosial.

*Melakukan perubahan mendasar tata hukum


1.Kedaulatan bukan di tangan MPR akan tetapi

berada di tangan Rakyat.


2.Presiden tidak bertanggung jawab kepada MPR
3.Presiden dipilih Rakyat maksimal dua periode.
4.DPR pemegang pembentuk UU
5.Hapusnya DPA dan lahir MK, DPD, KY, KPK

*Politik

hukum nasional diarahkan pada


upaya mengatasi berbagai permasalahan
dalam penyelenggaraan sistem dan
politik
hukum
yang
meliputi
pembenahan:
- substansi hukum;
- struktur hukum; dan
- budaya hukum.
(Friedsment)

Kebijakan Politik
Hukum Nasional

Pembenahan substansi hukum dimaksudkan


untuk menata kembali substansi hukum
melalui peninjauan dan penataan kembali
peraturan
perundang-undangan
untuk
mewujudkan
tertib
perundang-undangan
dengan memperhatikan asas umum dan hirarki
perundang-undangan dan menghormati serta
memperkuat kearifan lokal dan hukum adat.

1. Substansi Hukum (Legal


Substance)

*Menumbuhkan

kembali
kepercayaan
masyarakat pada sistem hukum dan
kepastian hukum.
*Penyelenggaraan proses hukum secara
transparan
dan
dapat
dipertanggungjawabkan (akuntabilitas).
*Pembenahan dan peningkatan sumber daya
manusia di bidang hukum.

2. Pembenahan
Struktur
Hukum (Legal Structure)

*Meningkatkan

budaya hukum
antara lain melalui pendidikan
dan
sosialisasi
berbagai
peraturan perundang-undangan.

*3. Budaya Hukum

(Legal Culture)

KESIMPULAN
*

Pemerintah yang demokratis adalah


Pemerintahan
berdasarkan
sistem
Presidensial yang dikontrol oleh DPR dan
Masyarakat
(Pemerintah
berdasarkan
Konstitusi)

Tata hukum dibangun memperhatikan


pengaruh lingkungan baik dari dalam maupun
luar negeri, untuk mencegah hukum yang
elitis karena kekuasaan adalah alat untuk
mencapai tujuan Negara (Kesejahteraan).

1.

2.

Hukum merupakan produk dari proses politik


tanpa perlu membedakan apakah proses
tersebut diolah para pemeran politik yang
mempunyai kekuatan berimbang atau
dijalankan melalui dominasi suatu pihak.
Dalam titik temu politik dan hukum ada dua
kemungkinan dampak politik terhadap hukum,
yaitu peluang bagi pertumbuhan hukum atau
justru menghambat maupun memperlemah
kekuatan hukum

*Pengaruh Politik

Terhadap Kekuatan
Hukum

3. Sebagaimana perkembangan politik,


perkembangan hukum juga menunjukkan
adanya kesenjangan diantara pertumbuhan
struktur dengan fungsinya, yaitu struktur
hukum memperlihatkan kemajuan yang relatif
cepat sedangkan fungsi-fungsinya tertinggal.

*Pengaruh Politik

Terhadap Kekuatan
Hukum

4. Positif tidaknya pengaruh politik terhadap


hukum ditentukan oleh kombinasi diantara
pemeran politik, pola tingkah laku politik
mereka dan unsur hukum itu sendiri.

*Pengaruh Politik

Terhadap Kekuatan
Hukum

1.
2.

Sebagai alasan mengapa diperlukan


pembentukan suatu peraturan perundangundangan.
Untuk menentukan apa yang hendak
diterjemahkan kedalam kalimat hukum dan
menjadi perumusan pasal

*Peran Politik Hukum

* Politik hukum satu negara berbeda dengan

negara lainnya, karena adanya perbedaan :

* Latar belakang sejarah


* Pandangan dunia
* Sosio-kultural
* Political will
Politik hukum bersifat lokal dan
tetapi tidak berarti mengabaikan
politik hukum internasional

partikular,
realitas dan

* Politik hukum meneruskan perkembangan

hukum dengan berusaha menghilangkan


pertentangan antar hukum yang berlaku dan
kenyataan sosial
* Untuk memenuhi perubahan kehidupan
masyarakat dalam merumuskan suatu
peraturan perundang-undangan.

SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai