Anda di halaman 1dari 13

NASKAH KARYA PERORANGAN

TEMA:
“PELAKSANAAN TUGAS POLRI GUNA
MENDUKUNG PENERAPAN PROTOKOL
KESEHATAN SELAMA PANDEMI COVID-19
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA SITUASI
KAMTIBMAS YANG KONDUSIF”

JUDUL:
OPTIMALISASI PERAN BHABINKAMTIBMAS
POLRES CILEGON GUNA MENDUKUNG
PEMERINTAH KOTA CILEGON
MENERAPKAN PROTOKOL KESEHATAN
DALAM RANGKA TERCIPTANYA
KESELAMATAN RAKYAT

DISUSUN DAN DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN


SELEKSI SEKOLAH INSPEKTUR POLISI (SIP) DARI BINTARA KE PERWIRA
T.A. 2021 BERDASARKAN KEP KAPOLRI NOMOR: KEP /4/I/2021
TANGGAL 4 JANUARI 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN SELEKSI
PENDIDIKAN SEKOLAH INSPEKTUR POLISI (SIP) ANGKATAN KE-5- T.A. 2021

1
2

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya peradaban sosial,
masalah yang dihadapi oleh masyarakat pun semakin kompleks.
Kompleksitasnya masalah tersebut telah berimbas langsung pada
semua aspek kehidupan masyarakat sehingga dapat meresahkan
masyarakat dan terjadi tuntutan untuk melakukan suatu perubahan dan
menemukan solusi dalam menghentikan permasalahan yang terjadi
tersebut. Salah satu masalah sosial yang saat ini sedang dihadapi oleh
bangsa Indonesia bahkan oleh seluruh dunia adalah merebaknya
pandemi Covid-19 atau Virus Corona yang setiap hari memakan jumlah
korban yang terus bertambah. Tidak dipungkiri dengan semakin
meningkatnya wabah pandemi Covid-19 ini, telah berimbas kepada
kondisi kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat, bahkan telah
meluluhlantakan seluruh persendian negeri, mulai dari aktifitas
masyarakat sampai ekonomi dan juga gangguan psikologis.
Di Kota Cilegon, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah
untuk meredam dampak pandemi covid-19. Namun, upaya yang
dilakukan dirasa belum cukup efektif. Pertumbuhan ekonomi yang terus
melambat seakan membawa Pemerintah Kota Cilegon pada pilihan
tatanan kenormalan baru sebagai jalan keluar sementara hingga vaksin
Covid-19 ditemukan. Pandemi Covid-19 khususnya di Kota Cilegon
menuntut respons Polres Cilegon sebagai aparat penegak hukum
dalam memainkan perannya dalam upaya pengendalian penyakit,
edukasi kepada masyarakat, dan penindakan kejahatan yang melihat
wabah sebagai kesempatan melakukan berbagai tindak kejahatan.
Upaya pencegahan dan pemutusan rantai penyebaran COVID-19
di Kota Cilegon membutuhkan kedisiplinan pada banyak aspek,
terutama kehidupan sosial masyarakat. Dalam situasi
pandemi, diperlukan disiplin yang sangat ketat terhadap kehidupan
sosial masyarakat dalam bentuk physical distancing. Metode ini
dianggap sebagai upaya yang paling efektif untuk mencegah dan
mengurangi angka penyebaran virus ini. Pemerintah Pusat
3

memperkuat kewajiban physical distancing melalui Peraturan


Kementerian Kesehatan No. 9 Tahun 2020. Aturan ini harus dipatuhi
dan untuk memastikan kepatuhan tersebut, Polri menjadi garda
terdepan. Dalam konteks inilah, selain tenaga medis, Polri dapat
disebut sebagai garda terdepan pencegahan penyebaran COVID-19.
Peran Polri yang demikian krusial dan signifikan untuk mencegah
penyebaran COVID-19 tentu menjadi tugas “tambahan” yang tidak
pernah diduga sebelumnya. Polri, pada satu sisi memiliki tugas-tugas
rutin sebagai aparat penegak hukum dan penjaga ketertiban umum,
sementara di sisi lain menjadi pihak yang diandalkan untuk
menegakkan aturan PSBB. Pada saat yang sama, seluruh personel
Polri di lapangan juga harus meningkatkan kewaspadaan bagi dirinya
masing-masing karena kemungkinan tertular virus ini juga besar.
Apalagi angka rasio polisi di Indonesia dengan jumlah masyarakatnya
masih belum ideal. Selain itu, yang paling utama adalah daya dukung
personel kepolisian yang berkurang akibat virus ini. Banyak personil
kepolisian yang terpapar sehingga berdampak pada pelaksanaan
teknis di lapangan. Inilah yang mendasari penulis menulis Naskah
Karya Perorangan berjudul “Optimalisasi Peran Bhabinkamtibmas
Guna Mendukung Pemerintah Menerapkan Protokol Kesehatan
Dalam Rangka Terciptanya Keselamatan Rakyat.”

2. Permasalahan
Dari penjelasan latar belakang tersebut diatas, maka yang
menjadi permasalahan adalah “Bagaimana mengoptimalkan peran
Bhabinkamtibmas Polres Cilegon guna mendukung pemerintah Kota
Cilegon menerapkan protokol kesehatan dalam rangka terciptanya
keselamatan rakyat.”

3. Pokok-pokok Persoalan
Adapun pokok-pokok persoalan yang diangkat sebagai berikut :
a. Bagaimana kompetensi personil yang dimiliki Sat Binmas Polres
Cilegon khususnya yang mengemban tugas Bhabinkamtibmas?
b. Bagaimana upaya Sat Binmas Polres Cilegon mendukung
pemerintah Kota Cilegon menerapkan protokol kesehatan dalam
rangka menciptakan keselamatan rakyat?
4

c. Bagaimana sinergitas antara Sat Binmas Polres Cilegon dengan


Pemerintah Kota Cilegon dalam penerapan protokol Kesehatan
dalam rangka menciptakan keselamatan rakyat?

4. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Untuk memberikan gambaran dan penjelasan tentang
kegiatan Sat Binmas Polres Cilegon dalam dalam mendukung
Pemerintah Kota Cilegon Menerapkan Protokol Kesehatan untuk
menciptakan keselamatan rakyat di tengah pandemi Covid-19.
b. Tujuan
Penulisan Naskah Karya Perorangan (NKP) ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam seleksi Sekolah
Inspektur Polisi (SIP) Tahun Anggaran 2021 dan sekaligus
sebagai sumbangsih penulis bagi Polri pada umumnya dan Polres
Cilegon pada khususnya dalam mengoptimalkan kinerja Sat
Binmas dalam penerapan protokol kesehatan guna mewujudkan
keselamatan rakyat di tengah situasi pandemi Covid-19.

5. Metode dan Pendekatan


a. Metode
Metode dalam penulisan ini adalah melalui pengamatan
secara langsung serta studi kasus, sehingga diperoleh sebuah
analisis yang komprehensif.
b. Pendekatan
Pendekatan dalam penulisan NKP ini adalah melalui
pendekatan pengalaman empiris yaitu berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki penulis yang pernah bertugas
sebagai Bhabinkamtibmas Polsek Cilegon dan bertanggungjawab
atas Kelurahan Jombang Wetan pada tahun 2012.

6. Landasan Teori
Dalam penulisan NKP ini dibutuhkan teori-teori sebagai alat
analisis yang digunakan disesuaikan dengan pokok bahasan.
a. Teori Analisis SWOT
5

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara


sistematis. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
b. Teori Sumber Daya
Setiap oganisasi memerlukan sumber daya untuk mencapai
tujuannya. Sumber daya merupakan sumber energi, tenaga,
kekuatan (power) yang diperlukan untuk menciptakan daya,
aktivitas, kegiatan, dan tindakan. Sumber daya tersebut antara
lain terdiri atas sumber daya finansial, sumber daya manusia,
sumber daya ilmu pengetahuan, dan sumber daya teknologi.

BAB II
KONDISI FAKTUAL

1. Analisis Perkembangan Covid-19 di Kota Cilegon


Dalam situasi darurat kesehatan belakangan ini akibat pandemi
COVID-19, hampir semua orang menghadapi persoalan, tanpa
persiapan sebelumnya, mau tidak mau, suka tidak suka semua
masyarakat harus mengikuti dan mematuhi berbagai aturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka penyelamatan dari ancaman
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang sangat berbahaya bagi
kesehatan dan nyawa manusia. Di Kota Cilegon sendiri, dari awal
pandemi hingga 1 Februari 2021 tercatat ada 411 pasien positif Covid-
19 yang dirawat, 2.993 pasien sembuh dan 123 orang meninggal. Ini
tentunya angka yang sangat memprihatinkan.

2. Kondisi Kompetensi Personil Polres Cilegon


Sesuai dengan Perkap Nomor 23 tahun 2012, Polres Cilegon
seharusnya diawaki oleh 1.187 personel, namun secara riil Polres
Cilegon saat ini hanya diawaki oleh 775 personel anggota Polri dan 13
PNS Polri. Dengan melihat jumlah penduduk di wilayah hukum Polres
Cilegon yang dewasa ini berjumlah 588.322 jiwa, maka perbandingan
jumlah Polisi dengan jumlah penduduk (police ratio) adalah 1 : 750.
Kota Cilegon terdiri dari 8 kecamatan dan 43 kelurahan dengan luas
6

wilayah 175,50 km² dengan kepadatan 2.304 jiwa/km², dengan


kepadatan yang sedemikian, tiap kelurahan hanya diawaki oleh 1 (satu)
orang personel Bhabinkamtibmas yang menempel pada Polsek-Polsek
yang ada di tiap kecamatan. Untuk Jumlah tersebut masih dirasakan
sangat kurang, apalagi dengan melihat kondisi bahwa Kota Cilegon
merupakan kota industri yang sangat tinggi permasalahan di bidang
kamtibmas, apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19.
1. Pengetahuan (knowledge)
Disamping keterbatasan kuantitas, ternyata kompetensi
personel Polres Cilegon, khususnya pengemban tugas
Bhabinkamtibmas juga masih belum mencapai kondisi ideal,
terlihat dari 43 personel, yang sudah menjalani Pendidikan
kejuruan Binmas hanya 14 personel saja. Dengan masih
banyaknya personel yang belum memiliki pendidikan kejuruan
binmas, mengakibatkan ketidakmampuan untuk
mengembangkan taktik dan teknik pembinaan masyarakat
dengan maksimal.
2. Kemampuan (skill)
Kemampuan personil Polres Cilegon khususnya yang
mengemban tugas Bhabinkamtibmas sebenarnya cukup
memadai terlihat dari berjalan lancarnya Pilkada Kota Cilegon
2020 kemarin. Namun dalam kenyataannya, pelaksanaannya
masih dihadapkan hambatan yakni :
1) Personil yang mengemban tugas Bhabinkamtibmas mas
kesulitan untuk mengembangkan cara deteksi, hanya 1
(satu) personel saja yang ditempatkan di tiap kelurahan,
apalagi di tengah situasi pandemi.
2) Beberapa pelaku kriminal yang sudah pernah terungkap di
Kota Cilegon, menjadikan pengalaman bagi para pelaku
lainnya sehingga para pelaku ini sangat berhati-hati.
3. Sikap (attitude)
Masih ada personel yang memaklumkan adanya keramaian
atau kumpul-kumpul di wilayah kelurahan yang diembannya,
asalkan ada “amplop” yang diberikan. Disamping itu, masih ada
7

anggapan bahwa tugas Bhabinkamtibmas adalah tugas yang


tidak menarik dan tidak menantang.

3. Kondisi upaya penerapan protokol kesehatan


Di masa pandemi COVID-19, peran Polri lebih ditekankan pada
pengertian kedua karena pada masa PSBB, Polri mengemban fungsi
penegakan hukum yang ditegaskan kembali melalui Maklumat Kapolri
No. Mak/2/III/2020 tentang Kepatuhan Kebijakan Pemerintah dalam
Penanganan Virus Corona. Maklumat tersebut merupakan inisiatif Polri
dalam mendukung PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang PSBB dan
Permenkes No. 9 Tahun 2020. Maklumat Kapolri ini menyatakan
bahwa Polri mendukung penuh kebijakan pemerintah terkait
penanganan COVID-19 dan memutus mata rantai wabah di Indonesia
melalui penindakan kepada masyarakat yang masih berkumpul.
Selain masalah kedisiplinan, minimnya pengetahuan sebagian
masyarakat mengenai Covid-19 juga menjadi permasalahan tersendiri
dalam penanganan Covid-19. Seperti, kasus pengambilan jenazah
pasien Covid-19 secara paksa di rumah sakit yang sempat viral baru-
baru ini. Kasus penolakan pemakaman jenazah pasien Covid-19 juga
dapat menjadi representasi akan kondisi tersebut. Belum lagi stigma
negatif dan diskriminasi sosial pasien Covid-19 dan tenaga medis,
mengarah pada pentingnya edukasi masyarakat. Mengatasi hal
tersebut, Polri melalui Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) yang ada di setiap desa dan
kelurahan dapat menjalankan fungsi edukasi tersebut.

4. Sinergitas Polres Cilegon dengan Pemerintah Kota Cilegon


Berkolaborasi dengan Satpol PP Kota Cilegon melakukan razia
dan pengawasan terhadap tempat-tempat yang sering digunakan untuk
berkumpul-kumpul di tengah situasi pandemi seperti tempat hiburan
malam, warnet, kos-kosan, hotel dan apartemen. Namun sayangnya
kegiatan ini belum dilaksanakan dengan berkesinambungan.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi


Dari berbagai substansi permasalahan yang telah dijelaskan
sebagaimana pada bab sebelumnya, maka selanjutnya akan dilakukan
8

analisis SWOT yaitu sebuah teori yang memberikan penilaian terhadap


kondisi organisasi berdasarkan kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang (opportunities) dan kendala (threat) yang ada.
• Faktor Internal
a. Kekuatan (strenght)
1) Adanya pedoman kerja dalam penyelenggaraan tugas
pokok Polri dibidang Binmas baik berupa Perkap, SOP,
maupun kebijakan-kebijakan strategis lainnya.
2) Pendidikan kejuruan yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh
personel Polri untuk meningkatkan kemampuan teknis,
akademis maupun kepribadiannya akan menjadikan sosok
yang cerdas, kompeten, humanis dan modern.
3) Adanya prestasi yang menonjol Bhabinkamtibmas se
wilayah hukum Polres Cilegon melalui lancar dan amannya
pelaksanaan Pilkada Kota Cilegon 2020.
4) Adanya peran dan kewenangan Polri yang sangat luas
sebagai aparat penegak hukum.
b. Kelemahan (weakness)
1) Masih adanya keterbatasan kuantitas sumber daya manusia
pada Polres Cilegon, khususnya Sat Binmas.
2) Masih adanya sikap perilaku personel yang tidak baik
berdasarkan etika kepolisian.
3) Belum optimalnya tehnik pembinaan masyarakat.
4) Kurangnya koordinasi yang dilakukan oleh Polres Cilegon
dengan Pemkot Cilegon.
• Faktor Eksternal
a. Peluang (opportunity)
1) Adanya harapan masyarakat Cilegon terhadap Polri agar
dapat melakukan pemberantasan terhadap semua jenis
penyakit masyarakat di tengah pandemi dan mendukung
penerapan protokol kesehatan.
2) Semakin aktifnya kontrol masyarakat secara eksternal, baik
lembaga swadaya masyarakat, media massa dan sosial.
3) Adanya keterkaitan tugas antara Kepolisian dengan instansi
pemerintahan lainnya di daerah.
9

b. Ancaman (threat)
1) Kejahatan di pengaruhi oleh aspek kehidupan dalam
masyarakat seperti ekonomi, sosial budaya, apalagi di
tengah situasi pandemi.
2) Kemiskinan, kondisi ini yang telah memaksa banyak pihak
untuk menghalalkan segala cara.
3) Perkembangan tehnologi dan informasi melahirkan modus-
modus baru kejahatan.

BAB III
KONDISI YANG DIHARAPKAN

1. Situasi Umum yang yang diharapkan


Diharapkan dapat dilakukan pencegahan secara komprehensif
oleh Polri, pemerintah dan seluruh steakholder yang terkait. Di tengah
situasi pandemi ini, seluruh elemen masyarakat dapat berkegiatan
positif dan saling mendukung dalam penanggulangan pandemi.
Masyarakat diharapkan dapat turut berperan besar sebagai mitra Polri
dan pemerintah untuk menciptakan keselamatan rakyat.

2. Kompetensi personil yang di harapkan


Kondisi ideal terhadap kompetensi personil Polres Cilegon
khususnya Bhabinkamtibmas dalam pembinaan masyarakat diulas
dengan menggunakan tiga aspek meliputi pengetahuan (knowledge),
kemampuan (skill) dan sikap perilaku (attitude) sebagai berikut :
a. Pengetahuan (Knowledge)
Disamping pemenuhan personel dari segi kuantitas
diharapkan kondisi pengetahuan personel yang diharapkan
dalam pembinaan masyarakat ini minimal 80% personil memiliki
pendidikan kejuruan binmas.
b. Kemampuan (Skill)
Saat ini, sebenarnya personil Polri telah memiliki
kemampuan dalam pembinaan masyarakat, namun masih ada
beberapa kendala. Disamping itu terkait sarana dan prasarana
pendukung pembinaan masyarakat diharapkan adanya
10

peningkatan peralatan yang lebih modern guna menyesuaikan


dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
c. Sikap perilaku (Attitude)
Sikap dan perilaku yang diharapkan adalah personil Polres
Cilegon khususnya yang mengemban tugas Bhabinkamtibmas
memiliki rasa empati dan kepedulian yang tinggi dalam penerapan
protokol kesehatan. Memahami serta menyadari bahaya Covid-
19 ini mengancam keselamatan rakyat yang pada akhirnya
mempengaruhi situasi kamtibmas.

3. Sinergitas Polres Cilegon dengan Pemerintah Kota Cilegon


Permasalahan penerapan protokol kesehatan harus dilihat secara
menyeluruh dari hulu hingga ke hilir. Di hulu, diharap aktif Pemerintah
Daerah hingga unsur Muspika untuk pencegahan terjadinya
kerumunan. Sedangkan di hilir ada peran aparat Kepolisian. Keseluruh
steakholder harus bersinergi dalam penerapan protokol kesehatan.

BAB IV
UPAYA PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan kondisi faktual, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta


kondisi ideal di atas, dirumuskan konsepsi pemecahan masalah terkait
optimalisasi peran Bhabinkamtibmas Polres Cilegon dalam mendukung
penerapan protokol kesehatan guna menciptakan keselamatan rakyat
sebagai hukum tertinggi di tengah situasi pandemi Covid-19. Rumusan
strategi yang dilakukan dengan menyusun strategi jangka pendek, strategi
jangka sedang dan strategi jangka panjang sebagai berikut :
a. Jangka pendek (0-1 tahun)
1) Menguatkan prestasi personel Polres Cilegon khususnya yang
mengemban tugas Bhabinkamtibmas, tindakannya dengan cara
Kasat Binmas mengusulkan kepada Kapolres agar personel yang
telah berprestasi diberikan reward.
2) Meningkatkan penggunaan dan penerapan tehnik dan taktik
pembinaan masyarakat, tindakannya adalah :
Kasat Binmas memberikan pengarahan tentang :
(1) bagaimana penerapan tehnik pembinaan masyarakat.
11

(2) bagaimana penerapan deteksi dini di masyarakat.

b. Jangka sedang (0-3 tahun)


1) Menguatkan pendidikan kejuruan dan pengembangan yang dapat
dimanfaatkan oleh seluruh personel Polri :
a) Kabag Sumda menginventarisir personel yang belum
memiliki kejuruan untuk di ajukan mengikuti pelatihan.
b) Kasat Binmas mengajukan personelnya yang belum
memiliki pendidikan kejuruan kepada Kabag Sumda.
3) Mewujudkan harapan dari masyarakat terhadap Polri.
Kegiatannya adalah :
a) Kabag Binops melakukan analisa keluhan masyarakat
dengan membuat pusat pengaduan masyarakat.
4) Wakapolres melakukan analisa dan evaluasi terhadap
kegiatan yang telah dilakukan oleh Sat Binmas khususnya
personel yang mengemban tugas Bhabinkamtibmas dalam
mengimplementasikan strategi jangka sedang.

c. Jangka panjang (0-5 tahun)


1) Menghilangkan lemahnya penegakan hukum dan kurang
tegasnya aparat penegak hukum. Kegiatannya adalah :
a) Kasat Binmas berkolaborasi dengan fungsi kepolisian
lainnya seperti Sat Intelkam dan Sat Reskrim dalam
pendeteksian dan penindakan permasalahan di masyarakat.
c) Kasat Binmas melakukan publikasi terhadap hasil kinerja
Bhabinkamtibmas, baik melalui media cetak, elektronik
maupun applikasi media sosial.
4) Wakapolres menganalisa dan evaluasi terhadap kegiatan yang
telah dilakukan oleh Sat Binmas khususnya pengemban tugas
Bhabinkamtibmas dalam implementasi strategi jangka panjang.
12

BAB V
PENUTUP

1. Simpulan
a. Kondisi kompetensi personil Bhabinkamtibmas Polres Cilegon
dalam pembinaan masyarakat belum optimal, baik dari aspek
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), maupun sikap
perilaku (attitude).
1) Dari aspek pengetahuan, dapat dilihat bahwa personel
masih banyak yang belum memiliki latar belakang
pendidikan kejuruan binmas. Oleh karena itu perlu perlu
adanya kebijakan prioritas pemenuhan kualitas SDM.
2) Dari aspek keterampilan, dapat dilihat bahwa keterampilan
personel cukup memadai terlihat dari keberhasilan
pelaksanaan Pilkada Kota Cilegon 2020. Namun pada
kenyataanya masih terdapat hambatan. Perlu dilakukan
langkah-langkah nyata dalam peningkatan keterampilan.
3) Dari aspek sikap perilaku, personel perlu ditanamkan untuk
memiliki rasa empati dan kepedulian yang tinggi dalam
mendukung penerapan protokol kesehatan.
b. Kondisi sinergitas antara Polres Cilegon dengan Pemerintah Kota
Cilegon dalam penerapan protokol kesehatan belum optimal.
Oleh karena itu perlu dilakukan :
1) Sinergitas dengan Pemkot Cilegon, melalui kegiatan :
(a) Perangkat Pemkot Cilegon hingga satuan terkecil
RT/RW bersama-sama dengan aparat kepolisian di
tingkat Polsek melakukan monitoring kegiatan
masyarakat dan melakukan upaya pencegahan.
(b) Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) bersama
dengan Sat Binmas melakukan patrol dan Razia
terhadap tempat-tempat yang disinyalir menjadi tempat
kumpul-kumpul masyarakat.
(c) Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker), mendorong
pemerintah membuka banyak lapangan pekerjaan
untuk menekan angka kemiskinan.
13

2. Rekomendasi
a. Merekomendasikan kepada Kapolda Up. Karo SDM untuk
menambah personil Bhabinkamtibmas di Polres Cilegon.
b. Merekomendasikan kepada Kapolda untuk mengadakan alsus
yang mengikuti perkembangan jaman dan teknologi, sehinggga
memudahkan personel dalam melakukan deteksi dini.
c. Merekomendasikan kepada Kapolda Up. Karo SDM untuk
menyelenggarakan pelatihan peningkatan kemampuan fungsi
Binmas dengan mengundang ahli terkait pembinaan masyarakat
sebagai narasumber.
d. Merekomendasikan kepada Kapolres Cilegon untuk bersinergi
dengan Pemerintah Kota Cilegon bekerjasama dalam penerapan
protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19, karena
membahayakan keselamatan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai