Anda di halaman 1dari 7

Phyllanthus amarus Schum Dan Bioaktivitasnya

Abstrak: Phyllantus amarus Schum (PA) merupakan salah satu tumbuhan obat yang telah lama digunakan
untuk mengatasi gangguan ginjal khususnya sebagai peluruh batu ginjal. Berbagai penelitian telah dilakukan
untuk melihat hubungan pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional berhubungan dengan senyawa
bioaktif dan bioaktivitasnya. Penulisan artikel ini didasarkan pada studi literatur pada berbagai artikel ilmiah,
buku yang terbit secara online maupun offline, kemudian disintesis untuk menjelaskan bioaktivitas PA. PA
merupakan salah satu spesies dari famili Phyllantaceae, yang sangat mudah ditemukan diberbagai habitat di
Indonesia dan cenderung dianggap sebagai gulma.Walupun PA mudah ditemukan, namun PA juga telah
diperjual-belikan oleh pedagang tumbuhan obat di pasar Kabanjahe, Sumatera Utara.Secara etnobotani PA
digunakan untuk mengatasi diabetes mellitus, hipertensi, analgesik, malaria, mengatasi batu ginjal, dan
diare.PA mengandung senyawa filantin, hipofilantin, filantenol, nirantin, nirurin, kuersetin, rutin, asam galat,
isokuersetin dan asam lemak.PA memiliki bioaktivitas sebagai hepetoprotektor, anti disentri, antioksidan, anti
kanker dan tumor, dan anti batu ginjal. Pemanfaatan PA sebagai antikanker perlu diteliti lebih lanjut terutama
dosis dan cara pemanfaatannya, sehingga dapat digunakan sebagai obat alternatif dalam penyembuhan
penyakit kanker.
Kata Kunci: Phyllanthus amarus; filantin; anti kanker.

Abstract: Phyllantus amarus Schum (PA) is a medicinal plant that has long been used to treat kidney disorders
especially as a peluruh kidney stones. A lot of the research have been conducted to know the relationship
between the uses to bioactive compounds and its bioactivity. This article is based on review of the various
scientific articles, books published online and offline, then synthesized to explain of PA bioactivity. PA is a
species belonging Phyllantaceae, which is very easily found in some habitats in Indonesia and considered a
weed. Although PA is easy to found, the PA has also been traded by traders of medicinal plants in Kabanjahe
market, North Sumatra. Ethnobotany of PA have been used to cure of diabetes mellitus, hypertension,
analgesic, malaria, kidney stones, and diarrhea. PA has the filantin, hypophilantin, philanthenol, nirantin,
nirurin, quercetin, routine, gallic acid, isoku citrine and fatty acids. PA has bioactivity as hepetoprotector, anti
diabetes mellitus, anti dysentery, antioxidant, analgesic, anti cancer and tumor, and anti kidney stone. The use
of PA as an anticancer needs to be further investigated, especially the dosage and method of its use, so that it
can be used as an alternative medicine to cure cancer.
Keywords: Phyllanthus amarus; filantin; anti-cancer.

1. PENDAHULUAN 80% pengembangan obat modern didasarkan


Phyllanhtus amarus (PA) atau yang lebih pada pemanfaatannya oleh masyarakat lokal.
dikenal dengan nama Phyllanthus niruri Bila ditelusur lebih lanjut memang berbagai
merupakan salah satu tumbuhan obat yang telah bukti ilmiah pemanfaatan tumbuhan obat sering
lama digunakan untuk mengatasi gangguan terpisah satu sama lain, sehingga untuk
ginjal khususnya sebagai peluruh batu ginjal. mendapatkan informasi yang komprehensif
Secara empirik terlihat bahwa PA sangat mudah dibutuhkan waktu yang lama.
ditemukan diberbagai habitat di Indonesia dan Phyllanthus amarus mudah dan banyak
cenderung dianggap sebagai gulma. Oleh etnis ditemukan di daerah tropis(Asare et al., 2012)
Batak PA disebut sebagai siraprap dan telah termasuk Indonesia. Sebagai obat tradisional PA
lama digunakan untuk mengatasi hipertensi dan digunakan untuk mengatasi hiperglikemia,
batu ginjal (Silalahi, 2014; Silalahi et al., 2015), hipertensi (Asare et al., 2012; Bagalkotkar et al.,
dan merupakan salah satu jenis tumbuhan obat 2006), mengurangi rasa sakit, malaria (Asare et
yang telah diperjual-belikan di pasar Kabanjahe al., 2012), dan anti hepetitis B (Bagalkotkaret
Sumatera Utara (Silalahi et al., 2015). al., 2006; Calixto et al., 1998)), anti-
Walaupun tumbuhan telah lama hepatotoksik, anti-lithik, anti-HIV (Bagalkotkar
dimanfaatkan sebagai obat tradisional, namun et al., 2006), infeksi usus (Calixto et al., 1998),
berbagai kelompok masyarakat masih terutama ginjal, liver dan berbagai penyakit kelamin,
dari pengobatan modern masih meragukan ekspektorat dan mengatasi diare (de Padua et al.,
khasiatnya karena dianggap belum memiliki 1999).
bukti ilmiah yang memadai.Fabricant dan Khasiat tumbuhan dalam pengobatan
Fansworth (2001) menyatakan bahwa sekitar berhubungan dengan kandungan senyawa
bioaktifnya yang terlibat secara langsung P. niruri, sehingga diberbagai buku maupun
maupun tidak langsung dalam proses artikel ilmiah lebih banyak menuliskan dengan
metabolisme tubuh. Sebagai contoh senyawa P. niruri, sehingga dalam kajian ini P. niruri
yang berfungsi sebagai anti diabetes melitus disamakan dengan PA karena tanaman tersebut
merupakan senyawa yang menghambat merupakan sinonim. Bagi masyarakat lokal
metabolisme karbohidrat sedangkan Indonesia PA dikenal dengan nama antara lain
hepatoprotektor merupakan senyawa yang dapat meniran (Sunda), meniran (Jawa), gasou ma
memperbaiki fungsi hati (Munim dan Hanani, dungi (Ternate) (de Padua et al., 19), sidukung
2010). Khasiat tumbuhan obat sangat anak (Mandailing), siraprap (Karo) (Silalahi
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain 2014). Vernaculer name untuk Pn antara lain
dosis dan ketepatan bahan. Anggapan bahwa dukung anak (Malaysia), manjinimbi (Papua
obat tradisional lebih aman dibandingkan obat Nugini), herbe au chagin (Francis),
sintetis diperlukan dosis yang tepat, karena pada sampasampalukan (Tagalok) (de Padua et al.,
dosis yang berlebihan akan bersifat toksik. 1999).
Pengetahuan toksisitas sangat penting untuk Berdasarkan asal-usulnya PA merupakan
mengetahui keamanan dari tumbuhan obat yang tanaman native Amerika (de Padua et al., 1999),
digunakan. Untuk memberikan informasi yang namun sudah ditemukan di seluruh kawasan
komprehensif mengenai pemanfaatan tumbuhan Malesia dan sangat mudah ditemukan di
sebagai obat tradisional perlu didukung dengan Indonesia.Masyarakat lokal Indonesia telah lama
bukti imiah khususnya hubungan kandungan memanfaatkan PA sebagai obat tradisional dan
metabolit sekundernya maupun bioaktivitasnya. telah terdaftar dalam Materia Medica Jilid II dan
digunakan sebagai anti diuretik (Achmad et al.,
2. METODOLOGI PENELITIAN 2010), bahkan telah diperjual-belikan oleh
Artikel ini ditulis berdasarkan studi literatur pedagang tumbuhan obat di pasar Kabanjahe
yang diperoleh secara on-line maupun off- sebagai obat untuk mengatasi batu ginjal
line.Artikel on-line didasarkan pada jurnal ilmiah (Silalahi et al., 2015).Beberapa spesies yang
yang diunduh dari google scholar, jurnal, termasuk dalam genus Phyllanthus telah
maupun scopus, sedangkan off line didasarkan digunakan sejak 2000 tahun oleh India dan telah
pada buku ataupun tesis maupun karya ilmiah tercatat dalam sistem pengobatan tradisional
lainnya.Hasil yang diperoleh disintesis sehingga Ayurveda, Siddha dan Unani (de Padua et al.,
diperoleh informasi sesuai dengan tujuan 1999).
penulisan artikel.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Botani
Phyllanthus amarus Schum sinonim dengan
P. swarzii Kostel.(1836), P. nanus Hook f.
(1887), P. niruri L. merupakan salah satu
anggota dari famili Euphorbiaceae (de Padua et
al., 1999). Sinonim merupakan spesies yang
sama namum memiliki nama ilmiah yang
berbeda. Famili Euphorbiaceae memiliki sekitar
300 genus dengan 7500 spesies yang tersebar di
daerah tropis dan sub tropis (de Padua et al.,
1999; Congruist 1981).Phylanthus merupakan
salah satu genus utama dalam famili
Euphorbiaceae yang memilki sekitar 400 spesies
(Congruist, 1981) - 700 spesies (de Padua et al.,
1999).Di Indonesia PA sangat mudah ditemukan
dan menjadi salah satu gulma yang dilahan
pertanian bahkan ditemukan di pinggir jalan, dan
pekarangan.
Phyllanthus amarus sinonim dengan P.
niruri, namun oleh berbagai masyarakat ilmiah
di Indonesia lebih sering dikenal dengan nama
Gambar 1.Phyllanthus amarus Schum. 1. menyebabkan: kondensasi kromatin, desintegrasi
Habitus, 2. Katafil dan stipula, 3. Daun dengan nukleus, reduksi volume sel dan meningkatnya
pembungaan, 4. Bunga jantan, 5.Bunga betina, 6. densitas sel (Junior et al., 2012).
Buah, 7. Biji (de Padua et al. 1999). Cara penghambatan atau perusakan sel oleh
senyawa anti kanker berbeda-beda, namun
Secara morfologi PA memiliki ciri-ciri biasanya hanya toksik pada sel kanker dan tidak
antara lain herba monoecius, annual dan tegak. toksik pada sel normal lainnya seperti yang
Tinggi PA dapat mencaai 60 cm dengan ditunjukkan oleh ekstrak Phyllanthus (Tang et
percangan phylantoid, cataphyll subulate dengan al., 2010; Junior et al., 2012).Phyllanthus telah
stipula triangular yang dapat berubah menjadi lama digunakan secara tradisional sebagai anti
warna hitam.Cabang bersifat deciduous dengan tumor (Zheng et al., 2016) karena dapat
panjang 4-12 cm dengan jumlah daun 15-30. menginduksi apostosis (Tang et al.,
Daun subsesil berbentuk elliptical-oblong denga 2010).Ekstrak PA mampu menghambat
ukuran 5-11 mm x 3-6 mm dengan bagian basal pertumbuhan sel kanker melanoma, prostat
obtuse atau rounded dan bagia apeks apiculata. (Tang et al., 2010), sel karsinoma hepatoselluler,
Bunga bewarna merah muda sering juga bewarna sel karsinoma korektal dan keratinosit (Junior et
kemerahan dengan 5-6 kalis berlobus. Buah al., 2012).Ekstrak Phylanthus menyebabkan
merupakan buah kapsul dengan ukuran 1,8-2,5 pembentukan sebuah clear ‘‘ladder’’
mm, obtusely trigonomous, halus dengan biji fragmentation apoptotic DNA pada gel agarose
yang berbentuk longitudinal. Tanaman ini bisa yang ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas
ditemukan hingga ketinggian 1000 m dpl (de caspase-3 dan -7.Phyllanthus menginduksi
Padua et al., 1999) (Gambar 1). penahan (arrest) fase Go/G1 pada sel PC-3 dan
Bioaktivitas penahanan fase S dan disertai dengan akumulasi
Secara etnobotani PA digunakan untuk sel pada fase sub-G1 (apoptosis) (Tang et al.,
mengatasi berbagai penyakit seperti 2010).
hiperglikemia, hipertensi (Asare et al., 2012; Ethyl brevifolincarboxylate dan corilagin
Bagalkotkar et al., 2006; de Padua et al., 1999), merupakan senyawa anti tumor yang telah
hepatoprotektor (Bagalkotkar et al., 2006; de berhasil diioslasi dari PA memiliki spektrum luas
Padua et al., 1999; Amin et al., 2011) sebagai anti tumor dan toksistas yang lebih
mengurangi rasa sakit, malaria (Asare et al., rendah pada sel normal (Zheng et al.,
2012), anti hepetitis B (Bagalkotkar et al., 2006; 2016).Phyllanthus menghambat pertumbuhan sel
Calixto et al., 1998), hepatoprotektor, anti-HIV kanker secara selektif melalui modulasi siklus sel
(Bagalkotkar et al., 2006), infeksi usus (Calixto dan induksi apostosis melalui aktivasi caspases
et al., 1998), penyakit kelamin, ekspektorat, dan di dalam sel kanker melanoma dan prostat (Tang
diare (de Padua et al., 1999). Berdasarkan kajian et al., 2010). Sel colorectal carcinoma (HT29)
yang kami lakukan PA memiliki bioaktivitas dan human hepatocellular carcinoma (HepG2)
sebagai hepetoprotektor, anti diabetes mellitus, ditreatmen dengan spray-dried extracts PN
anti disenteri, antioxidant, analgesik, anti kanker, (SDEPN) saja atau kombinsai dengan cisplatin
tumor, dan anti batu ginjal. dengan konsentrasi (0.5 mg/mL dan 1 mg/mL)
Anti Kanker dan Tumor memiliki aktivitas sebagai anti kanker dengan
Kanker merupakan penyakit yang efek yang berbeda-beda. Pada sel HT29, yang
disebabkan pertumbuhan sel yang tidak pretreatment dengan SDEPN dan selanjutnya
terkendali, oleh karena itu senyawa anti kanker dengan cisplatin menghasilkan lebih keatian sel.
merupakan senyawa yang berfungsi menghambat Sel HepG2 menunjukkan kematian sel yang
pertumbuhan atau mengganggu pembelahan sel. signifikan dengan treatmen SDEPN dan
Kemampuan senyawa untuk menginduksi dikombinasikan dengan cisplatin. SDEPN dan
apostosis merupakan marker penting senyawa kombinasinya dengan cisplatin menginduksi
yang bersifat sebagai agent anti tumor (Junior et peningkatan sinergis dalam kematian sel sel
al., 2012). Penghambatan pertumbuhan sel dapat HT29 dan HepG2 (Júnior et al., 2012)
dilakukan dengan menghambat pembentukan Gangguan Ginjal
benang spindel mitosis dan mengakibatkan Ginjal merupakan organ yang berfungsi
kematian sel (apostosis) (Tang et al., 2010; untuk menyaring sennyawa yang tidak
Junior et al., 2012). Apoptosis merupakan proses diperlukan oleh tubuh dan mengaur
selluler yang mengakibatkan kematian sel tanpa keseimbangan cairan tubuh (Munin dan Hanani,
inflamasi dengan serangkaian proses yang 2010), dan berbagai senyawa yang masuk ke
dalam tubuh dapat mengakibatkan gangguan dengan dengan kemapuannya sebagai
pada ginjal.Batu ginjal merupakan salah satu antioksidan (Harish dan Shivanandappa
gangguan pada ginjal yang sering ditemukan 2006).Aktivitas PA sebagai hepatoprotektif telah
pada manusia terutama laki-laki.PA disebut juga dilaporkan (Amin et al., 2012) dan Harish dan
sebagai ‘stone breaker’ oleh indogenous etnis di Shivanandappa (2006). PA mengandung
Amazone karena sangat efektif sebagai obat senyawa filantin, hipofilantin, filantenol,
untuk menghilangkan batu empedu dan batu nirantin, nirurin, kuersetin, rutin, asam galat,
ginjal (Júnior et al., 2012). Beberapa kondisi isokuersetin dan asam lemak.Filantin dan
yang dapat menyebabkan batu ginjal antara lain hipofilantin diduga sebagai seyawa yang bersifat
hiperkalsiuria, penyakit gout atau asam urat, sebagai hepatoprotektor oleh karena itu filantin
peradangan usus besar dan komsumsi antasida dijadikan sebagai marker pada sediaan yang
(Munim dan Hanani 2010). Pemberian ekstrak mengandung meniran (Munin dan Hanani 2011).
air PA melalui oral selama 30 hari dengan dosis Thioacetamide (TAA) (Amin et al., 2012)
50, 150, atau 250 mg/kgtidak menunjukkan dan senyawa CCl4 (Harish dan Shivanandappa
aktvitas genotoksik, antigenotoksis, dan 2006) merupakan senyawa yang digunakan
sitotoksik (de Queiroz et al., 2013). dalam laboratorium sebagai hepatoksikan pada
Tikus yang diberi ekstrak air PA (1,25 liver.TAA yang mengakibatkan konversi
mg/mL/hari) secara oral selama 42 hari metabolik liver ke arah metabolik yang
menunjukkan creatinine clearance atau menghasilkan radikal bebas seperti
konsentrasi urinari dan Na+, K+, Ca2+, oksalat, thioacetamide sulfoxide, thioacetamide-S, dan S-
posfat dan asam urat tidak dideteksi atau dioxide (Amin et al., 2012), sedangkan senyawa
menginduksi lithiasis. Pemberian PA CCl4 menginduksi hepatoksisitas melalui
menghambat pertumbuhan matrix calculus dan peningkatan aktivitas enzim glutamate
mereduksi jumlah stone satellites (Freitas et al., oxaloacetate transaminase (GOT) dan glutamate
2002) dan sebagian besar senyawa anti batu pyruvate transaminase (GPT) (Harish dan
ginjal bersifat diuretik (Munim dan Hanani Shivanandappa 2006).Ekstrak PA memiliki
2011). Ektrask PA tidak menghambat presipitasi aktivitas melawan sirosis hati yang diinduksi
kalsium oksalat dan jumlah kristal diperoleh oleh TAA pada tikus (Amin et al., 2012). Hasil
semakin banyak, namun secara signifikan lebih penelitian menunjukkan bahwa lima kelompok
kecil dibanding urine kontrol. Pertumbuhan tikus diberi perlakuan yang berbeda yaitu
kristal CaOx sebagai tahap awal dari kontrol, TAA, silymarin, PA dosis tinggi, dan
pembentukan batu ginjal, untuk mencegahnya PA dosis rendah memiliki perbedaan signifikan
dapat digunakan ekstrak PA (Barros et al., antara kelompok TAA dan kelompok lainnya
2003). dalam level atau tingkatan berat badan, berat
Hepatoprotektor liver, parameter biokimia liver, kapasitas total
Hati atau liver merupakan organ vital yang antioksidan, peroksidasi lipid, enzim stres
berfungsi tempat pembentukan asam empedu, oxidative (Amin et al., 2012). Secara visual
menjaga ketersediaan gula darah, tempat terindikasi granula kasar pada permukaan liver
metabolisme senyawa yang masuk ke dalam tikus hepatoksik dan sangat berbeda permukaan
tubuh, dan pembentukan lemak (Munin dan halus liver pada tikus yang diberi silymarin dan
Hanani, 2011), oleh karena liver berperan untuk PA.Histopathologi liver yang hepatooksik
metabolisme zat yang berasal dari eksogen, menunjukkan adanya necrosis, infiltrasi limposit
mengatur proteksi dan detoksifikasi tubuh dari pada daerah centrilobular, dan poliferasi jaringan
substansi asing yang masuk ke dalam tubuh ikat fibrous pada liver tikus hepatotoksik (Amin
(Salem et al., 2010). Hepatoprotektor merupakan et al., 2012).Liver yang ditreatment dengan PA
istilah yang digunakan untuk obat atau senyawa menunjukkan inflammation minimum dan
yang melindungi atau memulihkan fungsi hati bentuk lobular liver normal (Amin et al., 2012).
seperti perlemakan, sirosis dan kanker hati Pemberian ekstrak PA pada tikus yang
(Munin dan Hanani, 2011). mengalami hepatatoksik (ditreatment dengan
Gangguan liver seperti sirosis dapat diobati senyawa CCl4) dapat mencegah aktivitas enzim
dengan berbagai jenis tumbuhan obat termasuk glutamate oxaloacetate transaminase (GOT) dan
PA (Amin et al., 2012). Hati dapat beregenarasi glutamate pyruvate transaminase (GPT) (Harish
melalui sel hepatosit, sel epitel biliari, dan sel dan Shivanandappa 2006). Amin et al., (2013)
endotel (Munin dan Hanani 2011). Aktivitas menyatakan bahwa ektrak PA dapat
sebagai hepatoprotektor sebagian dihubungkan menormalkan ROS yang disebabkan adanya
senyawa 4-O-caffeoylquinic acid dan quercetin radical generating and radical-scavenging yang
3-O-rhamnoside yang dihasilkan PA. Tikus meningkatkan produksi reactive oxygen species
diinjeksi secara intraperitonal dengan TAA (ROS) atau mereduksi aktivitas pertahanan
dengan konsentrasi, 200 mg/kg dengan frekuensi antioxidant (Maritim et al., 2003).
tiga kali seminggu) selama 8 minggu dan Kemampuan PA sebagai antioksidan telah
kemudian setiap hari diberi dengan ekstrak PA dilaporkan oleh Harish dan Shivanandappa
(200 mg/kg) secara oral selama 8 minggu (2006), Sarkar dan Sil (2010), Amin et al.,
menurunkan efek toksik dari TAA (Amin et al., (2011), dan Raphael dan Kuttan
2013). 2003).Kemampuan PA sebagai antioksidan
Anti Disentri dihubungkan dengna kandungan senyawa
Disentri merupakan salah satu jenis penyakit fenoliknya (Harish dan Shivanandappa 2006),
diare akut yang disebabkan oleh bakteri Shigella polyphenols (Giribabu et al., 2014) dan tannin
dysentriae. Berbagai kasus menunjukkan (Raphael dan Kuttan 2003). Sarkar et al., (2010)
resistensi S. dysenteria eterhadap beberapa melaporkan bahwa fraksi kasar ekstrak air P.
antibiotik semakin meningkat, oleh karena itu niruri memiliki aktivitas antioksidan dan
mencari senyawa bioaktif yang menghambat pemberian oral pada konsentrasi yang sama
pertumbuhan bakteri karena dianggap lebih memiliki aktivitas yang lebih baik dibandingkan
efektif, efisien, dan aman. Phyllanthus niruri secara intraperitonal (Sarkar et al., 2008). Harish
memiliki aktivitas antibakteri (Munfaati et al., dan Shivanandappa (2006) menyatakan bahwa
2011). Pemberian ekstrak PA dengan konsentrasi penghambatan ROS ekstrak air dan buah dari PA
20%, 40%, 60%, 80%, 100%, kontrol negatif lebih tinggi dibandingkan ekstrak
(akuades), dan kontrol positif (kloramfenikol) metanol.Ekstrak air dan metanol PA memiliki
menunjukkan bahwa ekstrak etanol PA dapat potensi sebagai inhibitor dari microsomal lipid
menghambat pertumbuhan S. dysentriae secara peroxidation yang diinduksi oleh Fe2+ dan
signifikan. Terdapat hubungan antara ascorbate secara in vitro.
peningkatan konsentrasi ekstrak P. niruri dengan Perbedaan aktivitas antioksidan PA
penurunan jumlah koloni S. dysenteriae. Nilai berhubungan dengan kandungan flavonoidnya.
MIC (minimum inhibitory concentration) ekstrak Kadar flavonoid PA dipengaruhi oleh pelarut
etanol PA terhadap S. dysenteriae adalah 20% yang digunakan. Ekstrak etanol PA
dan nilai MBC (minimum bactericidal menunjukkan kadar flavonoid (123,9 ± 0,002 mg
concentration) adalah 60% (Munfaati et al., g−1) (Amin et al., 2011). Kandungan senyawa
2011). fenolik yang diperoleh dengan menggunakan
Antioksidan ekstrak air buah Pn (360 mg/g) lebih tinggi
Senyawa antioksidan merupakan senyawa dibandingkan dengan ekstrak metanol (31,8
yang dapat menghambat pembentukan radikal mg/g) (Harish dan Shivanandappa 2006). Kadar
bebas atau menghambat stress oksidatif. Stres fenolik ekstrak metanol daun (105 mg/g) Pn
oksidatif merupakan gangguan keseimbangan hampir sama dengan ektrak air (97 mg/g) (Harish
antara prooksidan dan antioksidan yang dan Shivanandappa 2006).
meningkat di berbagai organ, jaringan, dan sel Ekstrak air daun P. niruri menunjukkan
yang muncul sebagai hasil dari peningkatan aktivitas antioksidan secara in vitro dengan IC50
produksi reaktif oksigen spesies (ROS) atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan asam
penurunan tingkat antioksidan pertahanan askorbat. Scerening fitokimia P. niruri
(Sarkar et al., 2010). Pada kondisi fisiologis mengandung polyphenols (Giribabu et al., 2014)
normal, sekitar 1-4% oksigen seluler yang dan tannin (Raphael dan Kuttan 2003) yang
dikonsumsi mitokondria, diubah menjadi anion memiliki aktivitas sebagai antioksidan.
superoksida (O-2), hidrogen peroksida (H2O2), Kemampuan ekstrask P. niruri sebagai
dan hidroksil radikal (OH) (Sarkar et al., 2010). antiokasidan dapat melindungi ginjal dari stress
Radikal bebas akan bereaksi dengan oksitatif yang sehingga dapat mencegah diabetes
makromolekul seluler dan menyebabkan mellitus (Giribabu et al., 2014). Ekstrak metanol
kerusakan jaringan peroksidatif (Dalle-Donne et dari P. amarus 50, 200, and 1000 mg/kg berat
al., 2003). Ketika produksi ROS melebihi yang badan secara signifikan menghambat lesi
digunakan, tubuh membutuhkan suplemen lambung, yang diinduksi dengan pemberian
antioksidan dari luar, untuk mengatasi kelebihan ethanol absolut ke dalam lambung (8 ml/kg).
ROS (Sarkar et al., 2010). Oxidative stress Analisis biokimia menunjukkan reduksi
dihasilkan dari ketidakseimbangan antara sistem glutathione (GSH) pada mukosa lambung yang
dihasilkan dari pemberian etanol secara Journal of Pharmacy and Pharmacology.
signifikan dihambat dengan pemberian ekstrak 58: 1559-1570
PA. Ekstrak air dan metanol PA menghasilkan Barros, M.E., N. Schor, andM.A.Boim. 2003.
penghambatan odema tikus hingga 42% Effects of an aqueous extract from
dibandingkan dengan kontrol pada jam ke 3 dan Phyllanthus niruri on calcium oxalate
terus meningkat hingga jam ke 8. Aktivitas crystallization in vitro. Urol Res 30: 374-
antioksidan dari ekstrak diduga berhubungan 379.
dengan senyawa tanin yang bertanggung jawab Calixto, J.B., A.R.S. Santos, V.C. Filho, and
dalam aktivitas ini (Raphael dan Kuttan 2003). R.A. Yunes. 1998. A review of the plants of
Sejauh penelusuran saya efek samping dari PA the genus Phyllanthus: their chemistry,
belum ada dilaporkan, oleh karena itu perlu pharmacology, and therapeutic potential.
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Res Rev 18(4):, 225-258.
toksisitas dari PA. Dalle-Donne, I., D. Giustarini, R. Colombo, R.
Rossi, and A. Milzani. 2003. Protein
carbonylation in human diseases. Trends in
4. SIMPULAN Molecular Medicine 9: 169-176.
Secara etnobotani PA digunakan untuk de Padua, L.S., and Bunyapraphatsara, R.H.M.J.
mengatasi diabetes mellitus, hipertensi, Lemmens. 1999. Plant resources of South
analgesik, malaria, mengatasi batu ginjal, dan East Asia no 12(1). Backhuys Publishers,
diare.PA mengandung senyawa filantin, Leiden: 21-70.
hipofilantin, filantenol, nirantin, nirurin, de Queiroz, F.M., K.W.D.O. Matias, M.M.F. da
kuersetin, rutin, asam galat, isokuersetin dan Cunha, and A. Schwarz. 2013. Evaluation
asam lemak.PA memiliki bioaktivitas sebagai of (anti)genotoxic activities of Phyllanthus
hepetoprotektor, anti disentri, antioksidan, anti niruri L. in rat bone marrow using the
kanker dan tumor, dan anti batu ginjal. micronucleus test. Brazilian Journal of
Pharmaceutical Sciences 49(1): 135-148.
. Fabricant, D.S., and N.R. Farnsworth. 2001. The
5. REFERENSI value of plant used medicine for drug
Amin, Z.A., M. Bilgen, M.A. Alshawsh, H.M. discovery. Enviromental Health Perspective
Ali, A.H.A. Hadi, and M.A. Abdulla. 2012. 109(1): 69-75.
Protective role of Phyllanthus niruri extract Freitas, A.M., N. Schor, and M.A. Boim. 2002.
against thioacetamide-induced liver The effect of Phyllanthus niruri on urinary
cirrhosis in rat model. Evidence-Based inhibitors of calcium oxalate crystallization
Complementary and Alternative Medicine 9 and other factors associated with renal stone
pages doi:10.1155/2012/241583: 1-10. formation. BJU International 89: 829-834.
Amin, Z.A., M.A. Alshawsh, M. Kassim, H.M. Giribabu, N., P.V. Rao, K.P. Kumar, S.
Ali, and M.A. Abdulla. 2013. Gene Muniandy, S.S. Rekha, and N. Salleh. 2014.
expression profiling reveals underlying Aqueous Extract of Phyllanthus niruri
molecular mechanism of hepatoprotective Leaves Displays In Vitro Antioxidant
effect of Phyllanthus niruri on Activity and Prevents the Elevation of
thioacetamide-induced hepatotoxicity in Oxidative Stress in the Kidney of
Sprague Dawley rats. BMC Complementary Streptozotocin-Induced Diabetic Male Rats.
and Alternative Medicine 13(160): 1-10. Evidence-Based Complementary and
Asare, G.A., K. Bugyei, A. Sittie, E.S. Yahaya, Alternative Medicine 10 pages
B. Gyan, S. Adjei, P. Addo, E.K. Wiredu, doi.org/10.1155/2014/834815: 1-11.
D.N. Adjei, and A.K. Nyarko. 2012. Harish, R., and T. Shivanandappa. 2006.
Genotoxicity, cytotoxicity and toxicological Antioxidant activity and hepatoprotective
evaluation of whole plant extracts of the potential of Phyllanthus niruri. Food
medicinal plant Phyllanthus Chemistry 95: 180-185.
niruri(Phyllanthaceae).Genetics and Júnior, R.F.D.A., L.A.L. Soares, C.R.D.S. Porto,
Molecular Research 11(1): 100-111. R.G.F. de Aquino, H.G. Guedes,
Bagalkotkar, G., S.R. Sagineedu, M.S.Saad, and P.R.Petrovick, T.P. de Souza, A.A. de
J. Stanslas. 2006. Phytochemicals from Araújo, and G.C.B. Guerra. 2012a. Growth
Phyllanthus niruriLinn. and their inhibitory effects of Phyllanthus niruri
pharmacological properties: a review. extracts in combination with cisplatin on
cancer cell lines.World J induced oxidative impairment and cell death
Gastroenterol18(31): 4162-4168 by a novel antioxidant protein molecule
Junior, R.F.D.A.J., T.P. de Souza, J.G.L. Pires, isolated from the herb, Phyllanthus niruri.
L.A.L. Soares, A.A. de Araujo, P.R. Toxicology in Vitro 24: 1711–1719.
Petrovick, H.D.O. Macedo, A.L.C.D.S. Silalahi, M. 2014. The ethnome- dicine of the
Oliveira, and G.C.B. Guerra. 2012b. A dry medicinal plants in sub-ethnic Batak, North
extract of Phyllanthus niruri protects normal Sumatra and the conservation perspective,
cells and induces apoptosis in human liver [Dissertation]. Indonesia, Universitas
carcinoma cells. Experimental Biology and Indonesia.
Medicine 237: 1281–1288. Silalahi, M., Nisyawati, E.B. Walujo, J.
Maritim, A.C., R.A. Sanders, and J.B. Watkins. Supriatna, and W. Mangunwardoyo. (2015).
2003. Diabetes, oxidative stress, and The localknowledge of medicinal plants
antioxidants: a review. Journal of trader anddiversity of medicinal plantsin the
Biochemicaland Molecular Toxicology Kabanjahe traditional market, North
17(1): 24-38. Sumatra, Indonesia. Journal of
Munim, A., and E.Hanani. 2011. Fisioterapi Ethnopharmacology 175: 432-443.
Dasar. Dian Rakyat. Jakarta. viii + 356 Tang, Y.Q., I.B. Jaganath, and S.D. Sekaran.
hlm. 2010. Phyllanthus spp. induces selective
Raphael, K.R., and R. Kuttan. 2003. Inhibition of growth inhibition of PC-3 and MeWo
experimental gastric lesion and human cancer cells through modulation of
inflammation by Phyllanthus amarus cell cycle and induction of apoptosis. Plos
extract. Journal of Ethnopharmacology 87: One 5(9): e12644 PLoS ONE |
193-197. www.plosone.org
Sarkar, M.K., and C.S. Parames. 2010.
Prevention of tertiary butyl hydroperoxide

Anda mungkin juga menyukai