Daftar Urut Kepangkatan atau DUK sangat penting dalam kepegawaian. DUK dibuat sebagai
salah satu upaya untuk menjamin objektifitas dalam pembinaan para pegawai negeri sipil yang
berdasarkan sistem karir dan sistem prestasi kerja.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1979 tentang daftar Urut Kepangkatan Pegawai
Negeri Sipil
Pengertian DUK
Pengertian DUK atau Daftar Urut Kepangkatan (DUK) pegawai negeri sipil adalah suatu daftar
yang di dalamnya memuat nama pegawai sipil dan satuan organisasi Negara yang disusun
menurut tingkat kepangkatannya.
Daftar Urut Kepangkatan yang telah ditetapkan, diumumkan dengan cara yang jelas sedemikian
rupa, sehingga PNS yang bersangkutan dapat dengan mudah membaca.
Nama Pegawai Negeri Sipil di dalam DUK juga dapat dihapus. Nama PNS dihapus dalam DUK,
apabila :
2) Meninggal dunia
3) Pindah instansi
Fungsi DUK
DUK berfungsi sebagai salah satu bahan objektif untuk melaksanakan pembinaan karir para
pegawai negeri sipil yang didasarkan pada sistem karir dan sistem prestasi kerja. Karena dibuat
untuk pembinaan karir dan prestasi, maka DUK perlu dibuat dan dipertahankan secara terus-
menerus.
Daftar urut kepangkatan ini dibuat setiap tahun secara rutin. Tiap tahunnya, DUK harus sudah
selesai dibuat pada setiap akhir bulan Desember.
Penyusunan DUK
Daftar urut kepangkatan disusun secara berurutan, yang berdasarkan:
1) Pangkat
2) Jabatan
3) Masa kerja
4) Latihan jabatan
5) Pendidikan
6) Usia
Penggunaan DUK
Penyusunan DUK ini dapat digunakan sebagai :
1. Salah satu bahan obyektif dalam melaksanakan pembinaan karir untuk para pegawai
negeri sipil.
2. Dengan DUK, pembinaan karir PNS dapat dilakukan secara obyektif. Pembinaan karier
dalam hal ini, antara lain meliputi kepangkatan, penempatan dalam jabatan, pengiriman
untuk mengikuti latihan jabatan, dan lain sebagainya.
3. DUK juga berguna untuk bahan pertimbangan dalam mengisi lowongan. Ketika ada
lowongan, maka PNS yang menduduki DUK lebih tinggi, wajib dipertimbangkan terlebih
dahulu. Akan tetapi, bila tidak mungkin diangkat untuk mengisi lowongan tersebut
karena tidak memenuhi syarat-syarat lain, seperti syarat kecakapan, kepemimpinan,
pengalaman, dan lainnya, maka harus diberitahukan kepadanya, sehingga ia dapat
berusaha untuk memenuhi kekurangan tersebut untuk kepentingan masa mendatang.
Pembuatan DUK
Dalam pembuatan DUK, ada berbagai ketentuan yang perlu diketahui. Berikut ini adalah
ketentuan -ketentuan dalam pembuatan DUK :
a. Pejabat pembuat DUK termasuk : Menteri, jaksa agung, pimpinan kesekretariasan lembaga
tinggi Negara, pimpinan pemerintah nondepartemen, gubernur, dan pejabat lain yang ditentukan
oleh presiden, membuat dan memelihara DUK dalam lingkungan masing-masing.
c. Pejabat yang dapat diberi wewenang untuk membuat dan memlihara DUK serendah-
rendahnya setingkat dengan pejabat yang memangku jabatan struktural eselon V, yang antara
lain meliputi : penilik sekolah dasar, penilik pendidikan agama, kepala sekolah dasar.
4. DUK untuk pegawai yang diperbantukan, dibuat oleh : Instansi yang menerima bantuan dan
Instansi yang memberi bantuan
5. DUK untuk pegawai negeri sipil di luar jabatan organik tetap, harus dicantumkan dalam DUK
instansi yang bersangkutan.
DUK secara nasional dibuat oleh BAKN, yajni untuk golongan IV/a sampai dengan golongan
IV/c.
PNS yang berpangkat lebih tinggi, dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam
DUK. Apabila ada 2 orang atau lebih PNS dengan pangkat sama, semisal sama-sama berpangkat
Pembina Tk.I golongan ruang IV/b, maka di antara mereka yang lebih tua dalam pangkat
tersebut dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
2. Berdasarkan Jabatan
Apabila ada lebih dari 2 orang PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat tersebut
pada waktu sama pula, maka di antara mereka yang memangku jabatan lebih tinggilah yang
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
Apabila ada dua orang atau lebih PNS yang memiliki pangkat sama dan memangku jabatan yang
sama serta memiliki masa kerja yang sama, maka pegawai yang pernah mengikuti latihan jabatan
yang ditentukanlah yang dicantumkan pada nomor urut yang lebih tinggi. Jenis dan tingkat
latihan jabatan ditentukan lebih lanjut oleh menteri yang bertanggungjawab di dalam bidang
penertiban dan penyempurnaan aturan aparatur Negara. Jika jenis dan tingkat latihan jabatan
yang dilakukan sama, maka pegawai yang lebih dulu mengikuti latihan jabatan yang
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi.
5. Berdasarkan Pendidikan
Apabila terdapat dua orang atau lebih PNS yang memiliki pangkat sama, memangku jabatan
yang sama, memiliki jumlah masa kerja sama serta lulus dari latihan jabatan yang sama pula,
maka pegawai yang lulus dari pendidikan yang lebih tinggi yang dicantumkan dalam nomor urut
yang lebih tinggi.
6. Berdasarkan Usia
Jika ada dua orang atau lebih PNS yang memiliki pangkat yang sama memangku jabatan sama,
mempunyai masa kerja yang sama, lulus dari latihan jabatan yang sama pula, serta lulus dari
pendidikan yang sama atau setingkat, maka pegawai yang berusia lebih tinggi yang dicantumkan
dalam nomor urut yang lebih tinggi.
Pelajari juga: Pengertian Diklat PNS serta Penggolongan Pendidikan dan Latihan PNS
Diisi dengan angka (value), tanpa tanda titik. Angka 1 sampai dengan jumlah PNS pada instansi
yang bersangkutan.
2. Penulisan Nama
b) Setelah inisial gelar di depan nama, diberi tanda titik (.) dan 1 spasi. Contoh : Drs. Hardjanto.
c) Antara gelar satu dan lainnya, diberi 1 spasi. Contoh : Drs. Ir. Prof. H. Hardjanto
d) Untuk inisial gelar di belakang nama, setelah huruf di akhir nama, diberi tanda koma (,) dan 1
spasi, lalu inisial gelar. Contoh : Drs. Ir. Prof. H. Hardjanto, M.Si.
e) Untuk singkatan nama, yang ada di depan atau di belakang nama utama, diberi tanda titik dan
1 spasi (tanpa tanda koma). Contoh : Hardjanto W
f) Untuk nama singkatan yang menggunakan 2 atau lebih huruf besar atau gabungan dari huruf
besar dan kecil, maka cukup diberi 1 tanda titik setelah huruf terakhir. Contoh : Hardjanto W P.
g) Untuk nama dengan singkatan nama yang diikuti dengan inisial gelar, setelah tanda titik diberi
tanda koma, 1 spasi kemudian inisial gelar. Contoh : Hardjanto W P., M.Pd.
3. Penulisan NIP
Tanpa Spasi
Ditulis sesuai dengan NOMENKLATUR atau Struktur Organisasi instansi yang bersangkutan.
Jika terlalu panjang, nama jabatan dapat disingkat dengan bentuk baku atau yang umum/ sering
digunakan, seperti berikut : Ka. Dinas; Ka. Badan; Wk. Ka; Karo; Kasubdin; Kabag; Kabid;
Kasubbid; Set. ; Sek. ; Dir. ; WK. Dir. ; Kasubbag; Kasubbid; Kasi; Ka. UPTD;
Jika ada Nama Jabatan Struktural Eselon IV (di bawah Eselon III) di dalam suatu instansi yang
sama, maka Nama Jabatan tersebut harus dilengkapi dengan Jabatan Struktural Eselon III nya.
Misalnya: Kasubbid
Istilah Staf untuk PNS yang tidak mempunyai Jabatan Struktural, sebaiknya tidak digunakan.
Seperti contoh : Juru Ketik; Caraka; Sopir/Pengemudi
Gunakan istilah Pelaksana atau Peng-administrasi untuk PNS yang tidak mempunyai Jabatan
Struktural. Misalnya: Pelaksana Administrasi Kepegawaian; Pengadministrasi Data Kenaikan
Pangkat; Pelaksana Administrasi Keuangan; Pelaksana Pengawasan Lapangan.
Setelah Nama Jabatan Pelaksana ... atau Pengadministrasi ..., maka sebaiknya dilengkapi dengan
nama Jabatan Struktural tempat PNS tersebut bertugas. Seperti misalnya: Pelaksana Administrasi
Kepegawaian Subbag Umum; Pengadministrasi Data Kenaikan Pangkat Subbag Kenaikan
Pangkat; Pelaksana Administrasi Keuangan Subbag Keuangan; Pelaksana Pengawasan Lapangan
Seksi Jalan dan Jembatan.
7. Penulisan Eselon
Baca Juga
Masa Kerja pada kolom ini, adalah MASA KERJA GOLONGAN dalam satuan Tahun,
berdasarkan SK Pangkat/ Berkala atau SK lain yang terakhir, yang di dalamnya mencantumkan
Masa Kerja Golongan.
Spati - Spama
Pim. I - Pim.II
Spamen - Spala
Sespa - Adumla
Sespanas - Sepada
Pim. II - Adum
Sepadya - Pim.IV.
Sepadyanas
Angka tahun Latihan Jabatan terdiri dari 4 digit: yakni, 1995/ 2002/ 2005
Diisi dengan jumlah jam Diklat yang bersangkutan. Contoh : 400/ 750/ 1000
Nama pendidikan disingkat sesuai dengan bentuk baku atau yang umum digunakan, seperti
antara lain:
Fekon/ Fisipol/ Poltek/ Faperta/ Fahutan/ Ak. Farmasi/ F. Kedokteran/ F. Teknik Unmul/ F.
Hukum/ ABA/ UI/ Akper/ SMA/ Unair/ SMU/ STM/ ITB/ SPMA/ SMP/ Untag/ SKKA/ SKKP/
ITS/ STN/ PGAN/ IPB/ SD/ FKIP/ UGM/ SR/ IKIP/ Unhas.
- SMPN 2, Bandung
Angka tahun lulus Pendidkan terdiri dari 4 digit, seperti : 1995/ 2002/ 2005
Tanpa spasi di antara tanda titik tengah dan tanpa tanda titik setelah karakter terakhir, Contoh:
S.1 D.II SD
D.IV D.I
Diisi tanggal lahir yang bersangkutan, sesuai dengan yang tercantum dalam SK CPNS- nya.
- TB : Tugas belajar
- MD : Meninggal dunia
PNS yang berpangkat lebih tinggi dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK,
Jika ada dua orang/lebih yang memiliki pangkat yang sama maka dari mereka yang lebih tua
dalam pangkat tersebut dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi.
2. Jabatan
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat itu dalam
waktu yang sama, maka dari mereka yang memangku jabatan yang lebih tinggi dicantumkan
dalam nomor urut yang lebih tinggi dan dilihat yang lebih dahulu diangkat dalam jabatan yang
sama tingkatannya.
3. Masa Kerja
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat itu dalam
waktu yang sama dan memangku jabatan yang sama, maka dari mereka yang memiliki masa
kerja sebagai PNS yang lebih banyak dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi
4. Latihan Jabatan
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat itu dalam
waktu yang sama dan memangku jabatan yang sama dan memiliki masa kerja yang sama, maka
dari mereka yang pernah mengikuti latihan jabatan yang ditentukan, dicantumkan dalam nomor
urut yang lebih tinggi dalam DUK.
5. Pendidikan
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat itu dalam
waktu yang sama dan memangku jabatan yang sama dan memiliki masa kerja yang sama, dan
pernah mengikuti latihan jabatan yang ditentukan, maka dari mereka yang lulus dari pendidikan
yang lebih tinggi dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK
Keberatan tersebut, sudah harus diajukan dalam jangka waktu 30 hari terhitung mulai
diumumkannya DUK. Apabila keberatan yang diajukan melebihi jangka waktu 30 hari, maka
pengajuannya tidak akan dipertimbangkan.
Berikut ini adalah beberapa ketentuan terkair keberatan atas Daftar Urut Kepangkatan yang
dibuat :
1. PNS yang bersangkutan berhak untuk mengajukan keberatan secara tertulis melalui
hierarki jabatan.
2. Keberatan diajukan paling lambat 30 hari setelah pengumuman DUK .
3. Pejabat Pembuat DUK wajib mempertimbangkan keberatan yang diajukan
4. Apabila memiliki dasar yang kuat, maka Pejabat Pembuat DUK dapat menetapkan
perubahan.
5. Apabila tidak ada dasar yang kuat, maka Pejabat Pembuat DUK dapat menolak secara
tertulis mengenai pengajuan keberatan DUK.
6. Perubahan atau penolakan harus sudah ditetapkan atau diberitahukan dalam jangka waktu
selambatnya 14 hari setelah diajukan keberatan.
7. Apabila PNS tidak puas dengan hasilnya, dapat mengajukan banding kepada atasan
Pejabat Pembuat DUK.
8. Perubahan atau penolakan setelah pengajuan keberatan banding, harus sudah ditetapkan
atau diberitahukan oleh atasan Pejabat (Pembuat DUK) dalam jangka waktu 14 hari.
Demikian artikel mengenai Daftar Urut Kepangkatan dalam Kepegawaian. Semoga artikel ini
dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dan menambah wawasan kalian.
Referensi:
Sudiman. 1998. Bahan Diklat Prajabatan Golongan III: Kepegawaian. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara – Republik Indonesia.
*Penulis: Mursiati