Daftar Urut Kepangkatan atau DUK sangat penting dalam kepegawaian. DUK dibuat sebagai
salah satu upaya untuk menjamin objektifitas dalam pembinaan para pegawai negeri sipil
yang berdasarkan sistem karir dan sistem prestasi kerja.
Landasan hukum DUK
Daftar Urut Kepangkatan (DUK) PNS ini dibuat berdasarkan landasan hukum berikut :
1) Pasal 18 ayat 5 dan pasal 20 UPK 1974.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1979 tentang daftar Urut Kepangkatan
Pegawai Negeri Sipil
Pengertian DUK
Pengertian DUK atau Daftar Urut Kepangkatan (DUK) pegawai negeri sipil adalah suatu
daftar yang di dalamnya memuat nama pegawai sipil dan satuan organisasi Negara yang
disusun menurut tingkat kepangkatannya.
Daftar Urut Kepangkatan yang telah ditetapkan, diumumkan dengan cara yang jelas
sedemikian rupa, sehingga PNS yang bersangkutan dapat dengan mudah membaca.
Nama Pegawai Negeri Sipil di dalam DUK juga dapat dihapus. Nama PNS dihapus dalam
DUK, apabila :
1) Diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil;
2) Meninggal dunia
3) Pindah instansi
Fungsi DUK
DUK berfungsi sebagai salah satu bahan objektif untuk melaksanakan pembinaan karir para
pegawai negeri sipil yang didasarkan pada sistem karir dan sistem prestasi kerja. Karena
dibuat untuk pembinaan karir dan prestasi, maka DUK perlu dibuat dan dipertahankan
secara terus-menerus.
Daftar urut kepangkatan ini dibuat setiap tahun secara rutin. Tiap tahunnya, DUK harus
sudah selesai dibuat pada setiap akhir bulan Desember.
Penyusunan DUK
Daftar urut kepangkatan disusun secara berurutan, yang berdasarkan:
1) Pangkat
2) Jabatan
3) Masa kerja
4) Latihan jabatan
5) Pendidikan
6) Usia
Urutan ukuran tersebut tidak boleh berubah atau tetap
Penggunaan DUK
Penyusunan DUK ini dapat digunakan sebagai :
1. Salah satu bahan obyektif dalam melaksanakan pembinaan karir untuk para pegawai
negeri sipil.
2. Dengan DUK, pembinaan karir PNS dapat dilakukan secara obyektif. Pembinaan
karier dalam hal ini, antara lain meliputi kepangkatan, penempatan dalam jabatan,
pengiriman untuk mengikuti latihan jabatan, dan lain sebagainya.
3. DUK juga berguna untuk bahan pertimbangan dalam mengisi lowongan. Ketika ada
lowongan, maka PNS yang menduduki DUK lebih tinggi, wajib dipertimbangkan
terlebih dahulu. Akan tetapi, bila tidak mungkin diangkat untuk mengisi lowongan
tersebut karena tidak memenuhi syarat-syarat lain, seperti syarat kecakapan,
kepemimpinan, pengalaman, dan lainnya, maka harus diberitahukan kepadanya,
sehingga ia dapat berusaha untuk memenuhi kekurangan tersebut untuk
kepentingan masa mendatang.
Pembuatan DUK
Dalam pembuatan DUK, ada berbagai ketentuan yang perlu diketahui. Berikut ini adalah
ketentuan -ketentuan dalam pembuatan DUK :
1. DUK dibuat untuk seluruh PNS dari satuan organisasi Negara.
2. Daftar urut kepangkatan dibuat sekali dalam setahun.
3. Pejabat pembuat DUK, harus memenuhi ketentuan berikut :
a. Pejabat pembuat DUK termasuk : Menteri, jaksa agung, pimpinan
kesekretariasan lembaga tinggi Negara, pimpinan pemerintah nondepartemen,
gubernur, dan pejabat lain yang ditentukan oleh presiden, membuat dan
memelihara DUK dalam lingkungan masing-masing.
b. Para pejabat tersebut, selanjutnya dapat mendelegasikan sebagian
wewenangnya
kepada pejabat lain, yang berada dalam lingkungan kekuasaannya untuk
membuat dan memelihara DUK dalam lingkungan masing-masing.
c. Pejabat yang dapat diberi wewenang untuk membuat dan memlihara DUK
serendah-rendahnya setingkat dengan pejabat yang memangku jabatan
struktural eselon V, yang antara lain meliputi : penilik sekolah dasar, penilik
pendidikan agama, kepala sekolah dasar.
4. DUK untuk pegawai yang diperbantukan, dibuat oleh : Instansi yang menerima
bantuan dan Instansi yang memberi bantuan
5. DUK untuk pegawai negeri sipil di luar jabatan organik tetap, harus dicantumkan
dalam DUK instansi yang bersangkutan.
6. Calon pegawai negeri sipil tidak dicantumkan dalam DUK.
DUK secara nasional dibuat oleh BAKN, yajni untuk golongan IV/a sampai dengan
golongan IV/c.
Penentuan Nomor Urut dalam DUK
Ukuran yang digunakan untuk menetapkan nomor urut di dalam DUK sudah ditentukan dan
harus dipatuhi. Ketentuan dalam penentuan nomor urut dalam DUK tersebut meliputi :
2. Berdasarkan Jabatan
Apabila ada lebih dari 2 orang PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat
tersebut pada waktu sama pula, maka di antara mereka yang memangku jabatan lebih
tinggilah yang dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
5. Berdasarkan Pendidikan
Apabila terdapat dua orang atau lebih PNS yang memiliki pangkat sama, memangku jabatan
yang sama, memiliki jumlah masa kerja sama serta lulus dari latihan jabatan yang sama pula,
maka pegawai yang lulus dari pendidikan yang lebih tinggi yang dicantumkan dalam nomor
urut yang lebih tinggi.
6. Berdasarkan Usia
Jika ada dua orang atau lebih PNS yang memiliki pangkat yang sama memangku jabatan
sama, mempunyai masa kerja yang sama, lulus dari latihan jabatan yang sama pula, serta
lulus dari pendidikan yang sama atau setingkat, maka pegawai yang berusia lebih tinggi yang
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi.
Format Penulisan DUK
2. Penulisan Nama
a) Diisi dengan nama lengkap beserta gelar yang dimiliki;
b) Setelah inisial gelar di depan nama, diberi tanda titik (.) dan 1 spasi. Contoh : Drs.
Hardjanto.
c) Antara gelar satu dan lainnya, diberi 1 spasi. Contoh : Drs. Ir. Prof. H. Hardjanto
d) Untuk inisial gelar di belakang nama, setelah huruf di akhir nama, diberi tanda koma
(,) dan 1 spasi, lalu inisial gelar. Contoh : Drs. Ir. Prof. H. Hardjanto, M.Si.
e) Untuk singkatan nama, yang ada di depan atau di belakang nama utama, diberi
tanda titik dan 1 spasi (tanpa tanda koma). Contoh : Hardjanto W
f) Untuk nama singkatan yang menggunakan 2 atau lebih huruf besar atau gabungan
dari huruf besar dan kecil, maka cukup diberi 1 tanda titik setelah huruf
terakhir. Contoh : Hardjanto W P.
g) Untuk nama dengan singkatan nama yang diikuti dengan inisial gelar, setelah tanda
titik diberi tanda koma, 1 spasi kemudian inisial gelar. Contoh : Hardjanto W P.,
M.Pd.
3. Penulisan NIP
Diisi dengan angka NIP yang terdiri dari 9 digit.
Tanpa tanda titik (.)
Tanpa Spasi
7. Penulisan Eselon
Tanpa Spasi, di antara Tanda Titik Tengah
Tanpa titik, setelah karakter terakhir
2. Jabatan
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat itu
dalam waktu yang sama, maka dari mereka yang memangku jabatan yang lebih tinggi
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dan dilihat yang lebih dahulu diangkat
dalam jabatan yang sama tingkatannya.
3. Masa Kerja
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat itu
dalam waktu yang sama dan memangku jabatan yang sama, maka dari mereka yang
memiliki masa kerja sebagai PNS yang lebih banyak dicantumkan dalam nomor urut yang
lebih tinggi
4. Latihan Jabatan
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat itu
dalam waktu yang sama dan memangku jabatan yang sama dan memiliki masa kerja yang
sama, maka dari mereka yang pernah mengikuti latihan jabatan yang ditentukan,
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
5. Pendidikan
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat itu
dalam waktu yang sama dan memangku jabatan yang sama dan memiliki masa kerja yang
sama, dan pernah mengikuti latihan jabatan yang ditentukan, maka dari mereka yang lulus
dari pendidikan yang lebih tinggi dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam
DUK
Referensi:
Mursiat, https://www.portal-ilmu.com/2016/09/penjelasan-lengkap-daftar-urut_28.html
Sudiman. 1998. Bahan Diklat Prajabatan Golongan III: Kepegawaian. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara – Republik Indonesia.