Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR URUT KEPANGKATAN

(DUK)
DUK adalah suatu daftar yang memuat nama
pegawai Negeri Sipil dari suatu satuan
organisasi negara yang disusun menurut
tingkat kepangkatan
UU No. 43 tahun 1999 : Perubahan atas UU No. 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

UU No. 8 Tahun 1974 : Pokok-Pokok Kepegawaian

PP No. 15 Tahun 1979 : Daftar Urut Kepangkatan PNS

Surat Edaran Kepala BKN 03 Tahun 1980 : Petunjuk Daftar Urut Kepangkatan PNS
Fungsi DUK

DUK berfungsi sebagai salah satu bahan objektif untuk


melaksanakan pembinaan karir para pegawai negeri sipil yang
didasarkan pada sistem karir dan sistem prestasi kerja.
Karena dibuat untuk pembinaan karir dan prestasi, maka DUK
perlu dibuat dan dipertahankan secara terus-menerus.

Daftar urut kepangkatan ini dibuat setiap tahun secara


rutin. Tiap tahunnya, DUK harus sudah selesai dibuat pada
setiap akhir bulan Desember.
Penyusunan DUK

Daftar urut kepangkatan disusun secara berurutan, yang berdasarkan:

1) Pangkat
2) Jabatan
3) Masa kerja
4) Latihan jabatan
5) Pendidikan
6) Usia
PENGGUNAAN DUK

1. Salah satu bahan obyektif dalam


melaksanakan pembinaan karir untuk
para pegawai negeri sipil.
PENGGUNAAN DUK

2. Dengan DUK, pembinaan karir PNS dapat


dilakukan secara obyektif. Pembinaan karier
dalam hal ini, antara lain meliputi kepangkatan,
penempatan dalam jabatan, pengiriman untuk
mengikuti latihan jabatan, dan lain sebagainya.
PENGGUNAAN DUK

3. DUK juga berguna untuk bahan pertimbangan dalam mengisi


lowongan. Ketika ada lowongan, maka PNS yang menduduki DUK
lebih tinggi, wajib dipertimbangkan terlebih dahulu. Akan tetapi,
bila tidak mungkin diangkat untuk mengisi lowongan tersebut
karena tidak memenuhi syarat-syarat lain, seperti syarat
kecakapan, kepemimpinan, pengalaman, dan lainnya, maka
harus diberitahukan kepadanya, sehingga ia dapat berusaha
untuk memenuhi kekurangan tersebut untuk kepentingan masa
mendatang.
PEMBUATAN DUK

1.DUK dibuat untuk seluruh PNS dari satuan


organisasi Negara.
2.Daftar urut kepangkatan dibuat sekali dalam
setahun.
3.Pejabat pembuat DUK, harus memenuhi
ketentuan berikut :
a. Pejabat pembuat DUK termasuk : Menteri, jaksa agung, pimpinan
kesekretariasan lembaga tinggi Negara, pimpinan pemerintah
nondepartemen, gubernur, dan pejabat lain yang ditentukan oleh presiden,
membuat dan memelihara DUK dalam lingkungan masing-masing.

b. Para pejabat tersebut, selanjutnya dapat mendelegasikan sebagian


wewenangnya kepada pejabat lain, yang berada dalam lingkungan
kekuasaannya untuk membuat dan memelihara DUK dalam lingkungan
masing-masing.

c. Pejabat yang dapat diberi wewenang untuk membuat dan memlihara DUK
serendah-rendahnya setingkat dengan pejabat yang memangku jabatan
struktural eselon V, yang antara lain meliputi : penilik sekolah dasar, penilik
pendidikan agama, kepala sekolah dasar.
PEMBUATAN DUK
4. DUK untuk pegawai yang diperbantukan, dibuat oleh
: Instansi yang menerima bantuan dan Instansi yang
memberi bantuan
5. DUK untuk pegawai negeri sipil di luar jabatan
organik tetap, harus dicantumkan dalam DUK
instansi yang bersangkutan.
6. Calon pegawai negeri sipil tidak dicantumkan dalam
DUK.
DUK secara nasional dibuat oleh BAKN, yakni untuk golongan IV/a sampai dengan golongan IV/c
PENENTUAN NOMOR URUT DALAM DUK

Ukuran yang digunakan untuk menetapkan nomor urut di dalam DUK sudah ditentukan dan harus
dipatuhi. Ketentuan dalam penentuan nomor urut dalam DUK tersebut meliputi :

1. Berdasarkan pangkat Pegawai negeri sipil


PNS yang berpangkat lebih tinggi, dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
Apabila ada 2 orang atau lebih PNS dengan pangkat sama, semisal sama-sama berpangkat Pembina
Tk.I golongan ruang IV/b, maka di antara mereka yang lebih tua dalam pangkat tersebut dicantumkan
dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.

2. Berdasarkan Jabatan

Apabila ada lebih dari 2 orang PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat tersebut pada
waktu sama pula, maka di antara mereka yang memangku jabatan lebih tinggilah yang dicantumkan
dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
PENENTUAN NOMOR URUT DALAM DUK

3. Berdasarkan masa kerja

Apabila ada dua orang atau lebih PNS dengan pangkat sama yang memangku jabatan yang sama
pula, maka pegawai negeri sipil yang memiliki masa kerja lebih banyak yang dicantumkan dalam
nomor urut yang lebih tinggi. Masa kerja yang diperhitungkan di dalam penyusunan DUK ini adalah
masa kerja yang dapat diperhitungkan untuk penetapan gaji.

4. Berdasarkan Latihan jabatan


Apabila ada dua orang atau lebih PNS yang memiliki pangkat sama dan memangku jabatan yang sama
serta memiliki masa kerja yang sama, maka pegawai yang pernah mengikuti latihan jabatan yang
ditentukanlah yang dicantumkan pada nomor urut yang lebih tinggi. Jenis dan tingkat latihan jabatan
ditentukan lebih lanjut oleh menteri yang bertanggungjawab di dalam bidang penertiban dan
penyempurnaan aturan aparatur Negara. Jika jenis dan tingkat latihan jabatan yang dilakukan sama,
maka pegawai yang lebih dulu mengikuti latihan jabatan yang dicantumkan dalam nomor urut yang
lebih tinggi.
PENENTUAN NOMOR URUT DALAM DUK

3. Berdasarkan masa kerja

Apabila ada dua orang atau lebih PNS dengan pangkat sama yang memangku jabatan yang sama
pula, maka pegawai negeri sipil yang memiliki masa kerja lebih banyak yang dicantumkan dalam
nomor urut yang lebih tinggi. Masa kerja yang diperhitungkan di dalam penyusunan DUK ini adalah
masa kerja yang dapat diperhitungkan untuk penetapan gaji.

4. Berdasarkan Latihan jabatan


Apabila ada dua orang atau lebih PNS yang memiliki pangkat sama dan memangku jabatan yang sama
serta memiliki masa kerja yang sama, maka pegawai yang pernah mengikuti latihan jabatan yang
ditentukanlah yang dicantumkan pada nomor urut yang lebih tinggi. Jenis dan tingkat latihan jabatan
ditentukan lebih lanjut oleh menteri yang bertanggungjawab di dalam bidang penertiban dan
penyempurnaan aturan aparatur Negara. Jika jenis dan tingkat latihan jabatan yang dilakukan sama,
maka pegawai yang lebih dulu mengikuti latihan jabatan yang dicantumkan dalam nomor urut yang
lebih tinggi.
PENENTUAN NOMOR URUT DALAM DUK

5. Berdasarkan Pendidikan
Apabila terdapat dua orang atau lebih PNS yang memiliki pangkat sama, memangku
jabatan yang sama, memiliki jumlah masa kerja sama serta lulus dari latihan jabatan
yang sama pula, maka pegawai yang lulus dari pendidikan yang lebih tinggi yang
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi.

6. Berdasarkan Usia
Jika ada dua orang atau lebih PNS yang memiliki pangkat yang sama memangku
jabatan sama, mempunyai masa kerja yang sama, lulus dari latihan jabatan yang
sama pula, serta lulus dari pendidikan yang sama atau setingkat, maka pegawai yang
berusia lebih tinggi yang dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi.
FORMAT PENULISAN DUK
1. Penulisan Nomor Urut
Diisi dengan angka (value), tanpa tanda titik. Angka 1 sampai dengan jumlah PNS pada instansi yang
bersangkutan

2. Penulisan Nama

a) Diisi dengan nama lengkap beserta gelar yang dimiliki;


b) Setelah inisial gelar di depan nama, diberi tanda titik (.) dan 1 spasi. Contoh : Drs. Hardjanto
c) Antara gelar satu dan lainnya, diberi 1 spasi. Contoh : Drs. Ir. Prof. H. Hardjanto
d) Untuk inisial gelar di belakang nama, setelah huruf di akhir nama, diberi tanda koma (,) dan 1 spasi,
lalu inisial gelar. Contoh : Drs. Ir. Prof. H. Hardjanto, M.Si.
e) Untuk singkatan nama, yang ada di depan atau di belakang nama utama, diberi tanda titik dan 1
spasi (tanpa tanda koma). Contoh : Hardjanto W
f) Untuk nama singkatan yang menggunakan 2 atau lebih huruf besar atau gabungan dari huruf besar
dan kecil, maka cukup diberi 1 tanda titik setelah huruf terakhir. Contoh : Hardjanto W P.
g) Untuk nama dengan singkatan nama yang diikuti dengan inisial gelar, setelah tanda titik diberi tanda
koma, 1 spasi kemudian inisial gelar. Contoh : Hardjanto W P., M.Pd
FORMAT PENULISAN DUK
3. Penulisan NIP
Diisi dengan angka NIP yang terdiri dari 18 digit, tanpa tanda titik (.),
dengan Spasi
4. Penulisan Golongan / Ruang pangkat terakhir
Tanpa Spasi dan Tanpa Tanda Titik (.) Sesuai dengan SK Kenpa
yang terakhir
5. Penulisan TMT Kenpa
Terhitung Mulai Tanggal (TMT), Kenaikan Pangkat terakhir,
Sesuai dengan SK Kenpa terakhir, Format input data : dd-mm-
yyyy
6. Penulisan Nama Jabatan
Ditulis sesuai dengan NOMENKLATUR atau Struktur Organisasi instansi yang bersangkutan
Jika terlalu panjang, nama jabatan dapat disingkat dengan bentuk baku atau yang umum/ sering
digunakan, seperti berikut : Ka. Dinas; Ka. Badan; Wk. Ka; Karo; Kasubdin; Kabag; Kabid; Kasubbid;
Set. ; Sek. ; Dir. ; WK. Dir. ; Kasubbag; Kasubbid; Kasi; Ka. UPTD;
Jika ada Nama Jabatan Struktural Eselon IV (di bawah Eselon III) di dalam suatu instansi yang sama,
maka Nama Jabatan tersebut harus dilengkapi dengan Jabatan Struktural Eselon III nya. Misalnya:
Kasubbid
Istilah Staf untuk PNS yang tidak mempunyai Jabatan Struktural, sebaiknya tidak digunakan
Seperti contoh : Juru Ketik; Caraka; Sopir/Pengemudi
Gunakan istilah Pelaksana atau Peng-administrasi untuk PNS yang tidak mempunyai Jabatan
Struktural. Misalnya: Pelaksana Administrasi Kepegawaian; Pengadministrasi Data Kenaikan Pangkat;
Pelaksana Administrasi Keuangan; Pelaksana Pengawasan Lapangan.
Setelah Nama Jabatan Pelaksana … atau Pengadministrasi …, maka sebaiknya dilengkapi dengan
nama Jabatan Struktural tempat PNS tersebut bertugas. Seperti misalnya: Pelaksana Administrasi
Kepegawaian Subbag Umum; Pengadministrasi Data Kenaikan Pangkat Subbag Kenaikan Pangkat;
Pelaksana Administrasi Keuangan Subbag Keuangan; Pelaksana Pengawasan Lapangan Seksi Jalan
dan Jembatan.
7. Penulisan Eselon
Tanpa Spasi, di antara Tanda Titik Tengah, Tanpa titik, setelah karakter terakhir

8. Penulisan TMT Eselon


Terhitung Mulai Tanggal (TMT) Pelantikan pada Eselon yang bersangkutan.
Sesuai dgn Surat Pernyataan Pelantikan Eselon yang bersangkutan.
Input data : dd/mm/yy, Contoh: 1/3/02 atau 01/03/02

9. Penulisan Tahun Masa Kerja


Angka bulan Masa Kerja Golongan, terdiri dari 1 – 2, digit: 0 – 11
Sesuai dengan SK Pangkat/ Berkala atau SK lainn yang terakhir yang mencantumkan Masa Kerja
Golongan.

11. Penulisan Nama Diklat Jabatan, seperti :


Spati – Spama, Pim. I – Pim.II, Spamen – Spala, Sespa – Adumla, Sespanas – Sepada, Pim. II –
Adum, Sepadya – Pim.IV., Sepadyanas
12. Penulisan Tahun Diklat
Angka tahun Latihan Jabatan terdiri dari 4 digit: yakni, 1995/ 2002/ 2005

13. Penulisan Jumlah Jam Diklat


Diisi dengan jumlah jam Diklat yang bersangkutan. Contoh : 400/ 750/ 1000

14. Penulisan Nama Pendidikan


Nama pendidikan disingkat sesuai dengan bentuk baku atau yang umum digunakan, seperti antara
lain: Fekon/ Fisipol/ Poltek/ Faperta/ Fahutan/ Ak. Farmasi/ F. Kedokteran/ F. Teknik Unmul/ F.
Hukum/ ABA/ UI/ Akper/ SMA/ Unair/ SMU/ STM/ ITB/ SPMA/ SMP/ Untag/ SKKA/ SKKP/
ITS/ STN/ PGAN/ IPB/ SD/ FKIP/ UGM/ SR/ IKIP/ Unhas.
Penulisan Nama Pendidikan sesuai dengan urutan berikut :
– Fakultas, Jurusan, Universitas, Kota
– Akademi, Jurusan, Kota
– Sekolah, Jurusan, Kota
Contoh : Fekon, Akuntansi, Unmul, Banjarmasin
15. Penulisan Lulus Tahun
Angka tahun lulus Pendidkan terdiri dari 4 digit, seperti : 1995/ 2002/ 2005
16. Penulisan Tingkat Ijazah
Tanpa spasi di antara tanda titik tengah dan tanpa tanda titik setelah karakter terakhir, Contoh:
S.3 SM SLTA
S.2 D.III SLTP
S.1 D.II SD
D.IV D.I

17. Penulisan Tgl. Lahir


Diisi dengan mutasi terakhir dari atau ke instansi lain.

19. Penulisan Keterangan


Diisi keterangan yang penting atau perlu saja, seperti :
– TB : Tugas belajar
– CTN : Cuti di luar tanggungan Negara
– MD : Meninggal dunia
– PT : Purna Tugas (Pensiun)
– Keterangan lainnya yang perlu.
KEBERATAN ATAS NOMOR URUT DALAM DUK

Berikut ini adalah beberapa ketentuan terkait keberatan atas Daftar Urut Kepangkatan yang dibuat :
1.PNS yang bersangkutan berhak untuk mengajukan keberatan secara tertulis melalui hierarki jabatan.
2.Keberatan diajukan paling lambat 30 hari setelah pengumuman DUK .
3.Pejabat Pembuat DUK wajib mempertimbangkan keberatan yang diajukan
4.Apabila memiliki dasar yang kuat, maka Pejabat Pembuat DUK dapat menetapkan perubahan.
5.Apabila tidak ada dasar yang kuat, maka Pejabat Pembuat DUK dapat menolak secara tertulis
mengenai pengajuan keberatan DUK.
6.Perubahan atau penolakan harus sudah ditetapkan atau diberitahukan dalam jangka waktu
selambatnya 14 hari setelah diajukan keberatan.
7.Apabila PNS tidak puas dengan hasilnya, dapat mengajukan banding kepada atasan Pejabat
Pembuat DUK.
8.Perubahan atau penolakan setelah pengajuan keberatan banding, harus sudah ditetapkan atau
diberitahukan oleh atasan Pejabat (Pembuat DUK) dalam jangka waktu 14 hari.
PERUBAHAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR URUT

1.Setiap mutasi yang mengakibatkan perubahan nomor urut dalam DUK harus
dicatat.
2.Untuk memudahkan pemeliharaan DUK, maka cukup dicatat jenis mutasi
kepegawaian dan tanggal berlakunya saja.
3.Nama dalam DUK dapat dihapus, karena beberapa alasan, seperti :
Diberhentikan sebagai PNS, meninggal dunia, dan pindah instansi.
4.Penghapusan nama dapat dilakukan pada waktu penyusunan DUK di tahun
berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai