Rahvayana Ada Yang Tiada
Rahvayana Ada Yang Tiada
Trijata
Langit pucat
Sungai pucat
Waktu kau pilih mati
Hanuman:
Permisi, permisi
Moga-moga ku tak k’liru
menghaturkan selendang Sri Rama
Banyak banget yang cantik
Ribuan tawanan cantik-cantik
Kuyakin kau yang Sinta Dewi
Sinta Dewi
Junjunganku
Aku duta suamimu --- Hanuman!
Sinta:
O, Hanuman, baik hati
Rama, kok, sampai hati
Hanuman:
Yang ngutusku belum tiba
Bukan hati tak tega
Sinta:
Dia sakti mandraguna
Kok, tak nongol raganya
Mengusung sendiri tangis rindunya
Hanuman:
Ramamu sendiri tahu aturan perang
Sinta:
Mengantar sendiri ngiung kumbang di hutan
Hanuman:
Memulai perangnya melalui utusan
Ramacandra masih nyimpan
Koyak moyak kainmu
Sinta:
Koyak moyak
Selendangku
Koyakan di Rahwana
Rahwana menyentak selendangku melayang
Hanuman:
Ramamu menyimpan s’lalu menciuminya
Sinta:
Yakinkah, Hanuman, itu yakin kainku
Hanuman:
Yakinlah, sang Dewi, tiada lain wanita
Trijata:
O, lelaki Ayodyra kudengar setianya
Trijata:
Pasukan, eh, si jantung hati
Apa semuanya monyet
Hanuman:
Aku monyet yang tak monyet
Aku monyet bernama
Trijata:
Eh, sori, Hanuman, sampai lupa
Tak kupanggil Hanuman
Hanuman:
Sang Hanuman cukup satu
Hancur lebur Alengka
Trijata:
Kenapa bisanya laki cuma ngancurin
Hanuman:
Agar kau Trijata
Tak menganggapku monyet
Trijata:
Kenapa bisanya laki cuma ngancurin
Hanuman:
Itu Pak, Pakdemu, bukan Rama Gustiku
Sinta:
Selendang koyak moyak cabikan Rahwa’
Napa Rama suamiku tak datang sendiri
Hanuman:
Jebal jebol patung pohon tumbang
Taman Soka
Terjang jadi puing-puing
Choir:
Monyet norak slonang-slonong
Hanuman:
Tindak-tandukku maksud
Cuma tegur watak rajamu
Choir:
O, slonang-slonong maka lapor
Putranya, sang Indrajit
Panah Rahwana Putra Sang Indrajit
O, Nagapasa
Panah keluar ular membelitmu
O, menjeratmu
Oo
Wibisana:
Siapa kau
Hanuman:
Aku utusan Rama dari Ayodya
Wibisana:
Duta Rama
Choir:
Tapi, polah tingkahnya tingkah binatang
Hanuman:
Memang monyet
Wibisana:
Tapi, orang
Choir:
Orang tapi monyet
Rahwana:
Aku yang bersabda
O, Taman Asoka
O, taman buat Sinta
Choir:
Yang jauh-jauh, oh, indahnya jauh dari surga
Rahwana:
Kini kau hancurkan Taman Sinta
Choir:
Sulut bakar
Obong-obong
Obong obong obong obong bong obong
Wibisana:
Tak perlu diobong
Ampunilah
Kembalikan
Ampuni kembalikan
Hanuman:
Kobar-kobar dahana kubawa lompat-lompat
Mondar-mandir se-Alengka
Choir:
Kobar api s’luruh neg’ri
Hanuman:
Tapi, apiku nir membakar insan nan baik hati
Choir:
Mana baik mana buruk
Jikalau t’ah di Alengka
Duta Ramawijaya memuat Alengka, O, bergelora
Apa sedahsyat ini cinta Rahwana, O, bergelora
Api benci api cinta, O, dahana!
Wibisana:
Api rindu api dendam
Api benci apa cinta, O, dahana!
Sinta:
Burung pungguk merindukan sang rembulan
Bujuk rayu sangkanya tangga ke bulan
Dia sangka tangganya menjangkau
Dia sangka tangannya ‘kan menggapai
Rahwana:
Dua belas tahun Sinta
Kunanti lirih cintamu
Sinta:
Dua beas jangka singkat
Bandingkan jangka tapamu
Rahwana:
Kau bergeming tak beranjak
Seangkuh pohon asoka
Sinta:
Dulu sanggup kau bertapa
Lima puluh ribu tahun
Rahwana:
Sampai lima puluh ribu tahun pun
Cintamu ‘tap aku tunggu
Sinta:
Kau tunggu
Rahwana:
Sampai gunung laut babak belur
Pun aku akan tetap tunggu
Sinta:
Kau tunggu
Rahwana:
Sampai gempor bulan langit bintang-bintang
Pun aku akan tunggu
Sinta:
Kau tunggu
Rahwana:
Sinta dengar sampai kau mati, hidup lagi
Mati hidup, hidup lagi
Sinta:
Rahwana
Rahwana:
Dewi Sinta, Mirah Ingsun
Embun titik-titik embun
Tetes-tetes di Taman SOka
Kembang bakung fajar waktuku
Waktu hidup alam fana
Detak debar degub desir rasaku
Dewi Sinta, Mirah Ingsun
Sinta:
Ada burung pungguk merindukan rembulan
Choir:
Burung pungguk rindu bulan
Rahwana:
Aku bukan burung pungguk
Sinta:
Kalau bukan burung pungguk
Burungmu burung apakah
Choir:
Burung emprit burung gantil
Burung burung s’bangsa
Lebih sakit masih hidup padahal ‘dah mati
(Tapi, matimu tak mati bunuh diri
Hidup lebih lebih mati tanpa cinta)
Rahwana:
Aji Pancasonya-ku ternyata mengekalkan hidupku
Tanpa cinta sang Dewi Sinta
Hmmmm
Sinta:
Hidup lebih mati tanpa sinta
19. Bayanganku
Sinta:
Bayanganku kini terjadi
Di antara rintihan yang t’lah terjadi
Reruntuhan kisah hidupku
Kutemui cinta Rahwana
Rama:
Bayanganku kau masih padaku
Kubayang kau SInta s’lalu padaku
Cinta kita fajar abadi
Usah kau terpukau Rahwana
Sinta:
Cinta kita fajar abadi
Di Hutan Dandaka dan daun-daun
Sinta:
Jika kisah Rama Sinta masih
mana rasaku
Rama:
Jika usai kisah Rama Sinta
mana kuburan kita
Sinta:
Bayanganku suara raksasa
Rasa gurun ngarai dan guntur-guntur
Rama:
Perangai Rahwana nyata berbeda
Dari bayanganmu mulai semula
Nyata Rahwana begitu lembutnya
Rama:
Bayangku kau cuma terlena
Bayanganku Sinta terlena
Bayanganku
Bayanganku
Rama: Anji
Sinta: Putri Ayu
Composer: Sujiwo Tejo
Arranger: Sekar Melati
20. Kumbakarna
Nyenyak tidur
Enak dengkur
Kau gugah aku
Engkau suruh
Suruh bertempur
Tempur musuh Rama
Musuh monyet-monyet
Monyet putih
Monyet merah
‘Nyet warna-warni
Apa b’rani
‘Pa punya nyali
Nyali lawan aku
Lawan Kumbakarna
Lawanlah kekosongan
21. Wibisana
Wibisana:
Menyusur kali ke gunung
Menyeb’rang diri ke musuh
Prajurit serdadu Rama
Mudur maju mundur
Maju pun miris
Wibisana:
Tapi, jikalau mati
Rahwana pasti menikahi Sinta
Jikalau kita s’lamat
S’lamat orang yang khianat
Choir:
Hidup orang berkihanat
Daripada hidupnya menyokong raja diraja
Culik istri orang
Wibisana:
Yang tak mencinta
Wibisana:
Wanti-wanti Wisrawa
Aku pengakhir derita Kakanda
Mencinta Dewi Sinta
Membuat kakakku sungguh menderita
Choir:
Mencintai Sinta
Dukana
22. War
Rama:
Juwitaku saat itu
Juwitaku kini tiba
Sinta:
Rama kondangnya pemaaf
Rama kondangnya pengampun
Sinta:
Bolehkah aku wakilnya
Mohon ampunan padamu
Rahwana:
Sinta, aku akan mohon ampunan suamimu
Namun, caraku ksatria
Choir:
Banjir darah tulang-tulang usus-usus amburadul
Dari puncak S’wela Giri
Ke lereng-lereng Alengka
Ringkik kuda selompret gajah
Dan macan-macan
Tunggangannya para raksasa
Tak gentar darah
Tak gentar tangisan bocah-bocah
Dur pantang mundur
Rahwana ajalmu tiba
All:
Ada perang menghancurkan
Ada perang membangkitkan
Ada perang mohon ampun
Ada perang tanpa ampun
Ada ampun mengampuni
Ada mulai dan akhirnya!
Sinta:
Ooooo ...
Rama:
Gugur bulan, gugur ke samudera
Gugur cinta, ke lautan rindu
Rama: Anji
Sinta: Putri Ayu
Choir: Bianglala Voices, Paduan Suara Gereja Sanctuary pimpinan Rita Silalahi
Composer & Rahwana: Sujiwo Tejo
Arranger: Sekar Melati
Rahwana:
Dewi Sinta kau tawaku
Dewi Sinta kau tangisku
Sinta:
Rahwana mimpikah aku
Rahwana:
Engkau sedang tak mimpi
Engkau sedang menangis
Sedang di hening malam usai Rama
Membuangmu ke hutan
Sinta:
Di hutan perut bunting
Berteman bintang-bintang
Angin gunung mana s’milir yang membawamu hadir
Padaku
Rahwana:
Angin yang mengusungku tersenyum
Pada matiku
Sinta:
Angin yang menghapus air mata
Mengembun di bintang-bintang
Rahwana:
Api unggun di tubuhmu di Ayodya
Sinta:
Kobar api tak ingat aku panasnya
Lantaran yang kuingat cuma satu-satunya
Rahwana:
Cuma siapa yang kau ingat
Sinta:
Cuma satu ingatanku
Rahwana:
Apa kijang warnanya ‘mas keperakan
Sinta:
Sedianya akan kuboyong ke Ayodya
Rahwana:
Agar kekal kau kenang janji-janjiku
Sinta:
Rahwana jangan kau mendesakku
Apa kisah cinta usai, usai perang
Rahwana:
Adakah nan menang megah
Dari kisah bersamamu
Sinta:
Masih pentingkah semesta
Bikin kisah cinta lagi
Rahwana:
Adakah, Sinta, kalimat akan kudengar abadi
Sinta:
Kubisikkan kepada janin Sri Rama di rahimku
Rahwana:
Berbisik apakah tawananku
Sinta:
Agar punya
Rahwana:
Punya apa
Sinta:
Mata bagai
Rahwana:
Bagai apa
Sinta:
Bagai mata
Rahwana:
Rajawali
Sinta:
Sepertimu
Sinta & Rahwana:
Sirna melenyap kedekatan
Hati kita t’lah menyatu
Sinta:
Kualami rasa cinta