Jurnal Gradien Edisi Khusus Januari 2009
Jurnal Gradien Edisi Khusus Januari 2009
Abstrak - Penelitian ini bertujuan melihat struktur bawah permukaan daerah prospek air tanah berdasarkan nilai tahanan
jenis batuan bawah permukaan. Untuk mendapatkan nilai tahanan jenis ini digunakan metode geolistrik tahanan jenis
konfigurasi Wenner. Nilai tahanan jenis semu (ρa) yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan Software
Res2dinv ver. 3.53g for Win/Me sebagai nilai tahanan jenis yang sebenarnya (true resistivity). Hasil inversi terhadap ρa
diinterpretasikan sebagai struktur bawah permukaan yang dapat dikaitkan dengan daerah yang prospek mengandung air
tanah. Daerah prospek air tanah yang diperoleh memiliki jangkauan tahanan jenis 22,5-258 Ωm dengan kedalaman antara
0,625-15,9 m. Dari tiga lintasan yang disurvai, maka daerah lintasan 1 adalah yang paling prospek mengandung air tanah.
Kata Kunci : Sebaran air tanah, metode geolistrik tahanan jenis, konfigurasi Wenner.
mempelajari keadaan bawah permukaan bumi. Metode ini yang menunjukkan beda potensial di titik 0 dan potensial
dilakukan dengan menggunakan arus listrik searah yang pada jarak d. Pada kasus dua titik arus sebagai source dan
diinjeksikan melalui dua buah elektroda arus ke dalam sink dan dengan menganggap titik 0 adalah sama, maka
bumi, lalu mengamati potensial yang terbentuk melalui diperoleh persamaan:
dua buah elektroda potensial yang berada di tempat lain iρ 1 1
v = ir = − (5)
[10]. Karena efek usikan tersebut, maka arus akan 2π d
1 d 2
menjalar melalui medium bumi dan menjalar ke arah
dengan d1 dan d2 adalah jarak dari titik amat ke kedua
radial. Besarnya arus radial tersebut dapat diukur dalam
elektroda arus yang digunakan. Hukum Ohm merupakan
bentuk beda potensial pada suatu tempat tertentu di
deskripsi empirik dari sifat yang banyak dimiliki material
permukaan tanah, sehingga akan diperoleh informasi
[12].
tahanan jenis batuan bawah permukaan (Hartantya,
2000). Besaran inilah yang menjadi target utama dalam
Pendekatan sederhana untuk mendapatkan hambatan jenis
survai geolistrik. Tahanan jenis merupakan parameter
setiap batuan bawah permukaan dilakukan dengan
penting untuk mengkarakterisasikan keadaan fisis bawah
mengasumsikan bahwa bumi merupakan suatu medium
permukaan, yang diasoasiasikan dengan material dan
yang homogen isotropis yang dikenal dengan istilah
kondisi bawah permukaan [8]. Berdasarkan analisis
tahanan jenis semu. Jadi tahanan jenis semu (apparent
distribusi tahanan jenis ini nantinya dapat diinterpretasikan
resistivity) adalah tahanan jenis yang terukur di atas
keadaan bawah permukaan bumi tersebut.
medium berlapis yang mempunyai perbedaan resistivitas
dan ketebalan lapisan dianggap homogen isotropis. Untuk
Apabila ditinjau sebuah rangkaian sederhana yang terdiri
mendapatkan resistivitas yang sebenarnya dimana bumi
dari sumber arus (batere) yang terhubung seri dengan
mempunyai resistivitas yang heterogen diperoleh dengan
sebuah tahanan, maka arus yang mengalir dalam kawat
cara membuat model dan diturunkan hubungan antara
loop akan terhambat oleh keberadaan hambatan tersebut.
resistivitas semu dan resistivitas sebenarnya (metode
Pada ujung-ujung hambatan dapat diukur beda
inversi) [3]. Menurut [2] melalui pendekatan umumnya
potensialnya. Beda potensial besarnya dirumuskan [12]:
untuk numerikal inversinya digambarkan dengan model
V = IR (1)
atau titik dengan struktur bumi berlapis. Struktur yang
dengan V = beda potensial terukur (V), I = arus yang lebih umum dapat dimodelkan dalam struktur 2-D, yang
dilewatkan (A) dan R = hambatan (Ω). Apabila hambatan konduktifitas regional bervariasi dalam satu arah (strike
tersebut berbentuk balok dengan luas penampang A, direction) dan data diperkirakan memotong strike.
panjang l, dan hambatan r, maka dikenal parameter baru
yang disebut sebagai tahanan jenis sebagai [5]: Prinsip kerja metode geolistrik adalah mengalirkan arus
rA (2) listrik searah atau bolak-balik berfrekuensi rendah ke
ρ=
l
dalam bumi melalui dua elektroda arus, kemudian
yang bersatuan ohm-jarak (dapat berupa Ωm, Ωft maupun
mengukur beda potensial yang timbul melalui dua
Ωcm).
elektroda potensial, sehingga nilai resistivitasnya dapat
dihitung. Berdasarkan persamaan (5), maka akan terpenuhi
Apabila ditinjau bahwa media yang dipakai adalah
persamaan,
medium homogen setengah koordinat (half-space), garis-
iρ 1 1 dan iρ 1 1
garis arus akan menjalar radial dan membentuk setengah vP1 = − vP 2 = − (6)
2π d1 d 2 2π d3 d 4
bola. Apabila jarak titik pengukuran adalah d, maka
persamaan (2) menjadi : sedangkan berdasarkan penggabungan persamaan (6),
ρd ρ
1
maka beda potensial yang terukur pada kedua titik P1 dan
r= = (3)
2πd 2
2π
d P2 adalah:
sehingga beda potensialnya akan memberikan: iρ 1 1 1 1 (7)
vP1P2 = vP1 − vP2 = − − +
iρ 1 2π d1 d2 d3 d4
v = ir = = v0 − v d (4)
2π d
23
Arif Ismul Hadi / Jurnal Gradien, Edisi Khusus - Januari 2009 : 22-26
Persamaan (7) menunjukkan nilai beda potensial dari berdasarkan nilai resistivitas sebenarnya. Dengan
sebuah media dengan nilai resistivitas ρ yang seragam di demikian dapat diketahui nilai tahanan jenis sebaran air
seluruh medium. Pada medium tanah atau batuan, nilai tanah serta lapisan yang mengandung akuifer.
resistivitas di setiap titik berbeda dan bidang ekuipotensial
yang terbentuk dapat tidak beraturan, sehingga nilai 4. Hasil Dan Diskusi
resistivitas semu yang terukur di lapangan dapat dihitung
dengan membalik persamaan (7) menjadi [10], Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data kuat
v p1 p 2 1 1 1 1
−1
arus listrik (I) dan beda potensial (V) dari setiap lintasan
ρ a = 2π − − +
i d 1 d 2 d 3 d 4 pengukuran yang dihitung ke dalam nilai tahanan jenis
( ρ a ), selanjutnya diolah dengan menggunakan Software
v p1 p 2 (8)
ρ a = 2π p
i Res2dinv ver. 3.53g for Win/Me. Hal ini dilakukan untuk
menghasilkan penampang geolistrik tahanan jenis bawah
dengan p dikenal sebagai faktor geometri yang nilainya
permukaan. Berdasarkan penampang geolistrik ini dapat
bergantung dari susunan (konfigurasi) elektroda yang
diketahui kedalaman dan struktur lapisan tanah yang
digunakan. Karena pada penelitian ini menggunakan
potensial mengandung air tanah berdasarkan perbedaan
konfigurasi Wenner, maka faktor geometri untuk
nilai tahanan jenis yang divisualisasikan oleh warna
konfigurasi Wenner tersebut adalah [3]:
tertentu. Penampang geolistrik tahanan jenis bawah
p w = 2πa (9)
permukaan tersebut ditampilkan pada Gambar 1 s/d 3.
Penelitian ini bertujuan melihat struktur bawah permukaan
daerah prospek air tanah berdasarkan nilai tahanan jenis
batuan bawah permukaan.
3. Metode Penelitian
24
Arif Ismul Hadi / Jurnal Gradien, Edisi Khusus - Januari 2009 : 22-26
25
Arif Ismul Hadi / Jurnal Gradien, Edisi Khusus - Januari 2009 : 22-26
merupakan lapisan yang kedap air (impermeable). Lapisan [8] Sutarno, D. 1993. Metoda Magnetotellurik, Teori, dan
Aplikasinya. J. Kontribusi Fisika. 4: 333-352.
di bawahnya dengan tahanan jenis 30,7-258 Ωm [9] Syamsudin, Syafriwal, dan Natakusuma. 2006. Peta Potensi
diinterpretasikan sebagai lapisan krikil pasiran. Lapisan Sumber Daya Mineral dan Energi Propinsi Bengkulu, Skala
krikil pasiran memungkinkan terdapatnya air tanah sebab 1:250.000. ESDM, Bengkulu.
[10] Telford, W.M., Geldart, L.P. dan Sheriff, R.E. 1998.
pada lapisan ini terdapat krikil dan pasir yang memiliki Applied Geophysics. Second Edition. Cambridge
pori-pori dan air tanah berada di antara pori-pori pasir dan University Press, New York.
[11] Telford, W.M., Geldart, L.P., and Sheriff, R.E. 1990.
krikil tersebut, sehingga pada lapisan tersebut sangatlah Applied Geophisics: Second Edition. Cambridge
berpotensi terdapat air tanah. Di bawah lapisan krikil University Press, USA.
pasiran diinterpretasikan terdapat lapisan lempung dengan [12] Tipler, P.A. 1996. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jilid 2.
Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta.
kisaran tahanan jenis 4,65-16,5 Ωm. Lapisan lempung [13] Virgo, F., 2002. Pemodelan Fisis Metoda Tahanan Jenis
merupakan lapisan yang kedap air (impermeable), untuk Benda Berongga di Bawah Lapisan Mendatar. Tesis
S-2. Prog. Magister Geofisika Terapan. ITB, Bandung.
sehingga sangat sulit untuk terdapatnya air tanah (bukan
akuifer).
4. Kesimpulan
Daftar Pustaka
26