Oleh:
SALMA AYUDHONA TRIZULA
20170410084
ABSTRAK
This study aims to analyze the accuracy of the queuing models dan layout
that occur at Gas Station (SPBU) Ngasinan Wonosobo. The object of this study
was motorcyclist who were doing pertallite refueling at Gas Station (SPBU)
Ngasinan Wonosobo. The types of data used are quantitative data and qualitative
data. The sampling technique in this study used the Nonprobability Sampling
technique, namely Purposivel Sampling. The analysis method used is descriptive
analysis and Multi Channel Single Phase (M/M/S) queuing model analysis.
The results of research that queuing model show that at 15.00-16.00 there
are more consumers in the system than other hours and the time spent by
consumers to be at the service system is longer than the other hours. This resulted
in long queues that could interfere with the activities of other facility users at Gas
Station (SPBU) Ngasinan Wonosobo. Based on this research, Gas Station (SPBU)
Ngasinan Wonosobo is better to add fuel refilling service lines during peak hours.
Keywords: Queue Model; Layout; SPBU Ngasinan Wonosobo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model antrian dan ketepatan
tata letak (layout) yang terjadi di SPBU Ngasinan Wonosobo. Objek pada
penelitian ini adalah pengendara kendaraan bermotor roda 2 yang sedang
melakukan pengisian bahan bakar pertallite di SPBU Ngasinan Wonosobo. Jenis
data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Nonprobability
Sampling yaitu Purposive Sampling. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis deskriptif dan analisis model antrian Multi Channel Single Phase
(M/M/S).
Hasil penelitian pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada jam 15.00-
16.00 terdapat jumlah konsumen dalam sistem lebih banyak daripada jam lainnya
dan waktu yang dihabiskan konsumen untuk berada pada sistem pelayan lebih
1
lama dibanding periode jam lain. Hal ini mengakibatkan terjadinya barisan
antrian yang panjang sehingga dapat mengganggu aktivitas pengguna fasilitas
lain yang ada di SPBU Ngasinan Wonosobo. Berdasarkan penelitian ini maka
SPBU Ngasinan Wonosobo lebih baik menambah jalur pelayanan pengisian
bahan bakar pada saat jam sibuk.
Kata kunci: Model Antrian; Tata Letak (Layout); SPBU Ngasinan Wonosobo
2
PENDAHULUAN
Pada jaman modern sekarang ini, semua kegiatan harus dilakukan dengan
cepat dan tepat. Hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya jumlah
yang semakin banyak maka perusahaan di bidang jasa maupun manufaktur harus
mampu memberikan pelayanan yang baik dan cepat. Terdapat beberapa sektor
unggulan dalam perekonomian Indonesia yaitu sektor perdagangan dan sektor jasa
(Indriani & Mukhyi, 2013). Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin
Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa adalah SPBU. SPBU
atau sering disebut dengan nama Pom Bensin merupakan usaha Unit Migas
dengan kegiatan usaha menyalurkan dan menjual Bahan Bakar Minyak kepada
Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) menyatakan jumlah SBPU di Indonesia
tercatat sekitar 6.000 hingga 7.000 unit. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa
3
semakin meningkat , maka jumlah SPBU di banyak kota besar dan kota kecil telah
bermotor yang setiap hari makin meningkat, secara tidak langsung menuntut
handal.
tersebut.
SPBU merupakan salah satu tempat umum yang dapat menimbulkan antrian
waktu bersamaan akan membentuk suatu antrian (Bahar dkk, 2018). Antrian
adalah satu atau lebih pelanggan yang menunggu dalam suatu sistem untuk
4
salah satu bentuk contoh pelayanan yang kurang baik. Fenomena antrian yang
panjang pada SPBU dapat diatasi dengan menerapkan sistem antrian. Menurut
(Sitompul, 2014) sistem antrian adalah suatu kumpulan pelanggan, pelayan dan
suatu aturan yang mengantur kedatangan pelanggan. Dalam bisnis SPBU) antrian
yang lama dapat dikurangi dengan menambah pompa saluran pengisian bahan
bakar atau satu pompa bensin dilayani oleh dua orang pegawai dan memisahkan
untuk pengendara roda dua dan roda empat (Fahrian dkk, 2015).
mereka dapat memberikan waktu pelayanan dan fasilitas pelayanan yang terbaik
SPBU yang diteliti dengan hasil yang berbeda-beda. Kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian tersebut yaitu antrian yang panjang pada SPBU dapat
diatasi dengan menambah saluran pompa pengisian bahan bakar dan dengan
Model antrian pada SPBU juga dipengaruhi oleh ketepatan tata letak atau
layout saluran pompa pengisian bahan bakar. Tata letak atau layout adalah suatu
tatanan fisik berupa peralatan dan perlengkapan dari suatu komponen kerja yang
mengacu pada proses produksi dan merupakan susunan letak fasilitas dalam
proses produksi yang akan mengatur arus material, produktifitas dan hubungan
antara manusia (Sumayang, 2011). Penyusunan tata letak yang baik menjamin
keamanan dan kepuasan pekerja. Hal ini terjadi karena proses kerja disusun
dengan baik sehingga dapat menjalankan kegiatan dengan lebih ekonomis (Putri
5
& Ismanto, 2019). Menurut (Casban,2019) perencanaan tata letak fasilitas yang
baik dapat menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional dan juga
Wonosobo, Jawa Tengah. SPBU Ngasinan memiliki luas yang cukup besar dan
memiliki fasilitas yang lengkap dan memadai. Jumlah kendaraan yang melintas
pada jalan tersebut ramai dan padat sehingga dapat menarik para konsumen untuk
kualitas fasilitas yang ada dan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan oleh
operator.
mengisi bahan bakar kendaraan di SPBU tersebut lebih banyak daripada waktu
lainnya. Waktu yang memiliki jumlah kendaraan melonjang pada hari-hari biasa
yaitu pada pukul 15.00-17.00 WIB. Selain waktu tersebut, lonjakan jumlah
kendaraan yang ingin mengisi bahan bakar terdapat pada hari libur dan hari-hari
besar seperti hari raya idul fitri. Banyaknya jumlah pemudik dan orang yang ingin
bersilahturahmi pada hari raya idul fitri menjadikan jumlah kendaraan di SPBU
tersebut sering sekali terjadi suatu antrian yang panjang sehingga perlu melakukan
6
analisis model antrian untuk mengantisipasi terjadinya antrian panjang pada
SPBU Ngasinan.
Untuk mengetahui sistem antrian dan penataan tata letak yang tepat pada
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kinerja sistem antrian dan ketepatan
tata letak (layout) SPBU dengan tujuan untuk mengoptimalkan model antrian
waktu mengantri dan efektivitas jumlah saluran pompa pengisian bahan bakar.
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SPBU Ngasinan Wonosobo pada tanggal 16-18
penelitian ini yaitu seluruh kendaraan bermotor roda 2 dalam sistem antrian salah
satu saluran pompa pengisian bahan bakar pertalite SPBU Ngasinan Wonosobo.
mengamati dan mengukur jumlah rata-rata kedatangan konsumen (λ) dan jumlah
rata-rata konsumen yang dilayani (µ) dalam periode waktu (jam) pada sistem
lain-lain. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis
7
Analisis Deskriptif
Pada analisis deskriptif akan menganalisis tata letak pada SPBU Ngasinan
Wonosobo dengan menggambarkan penataan tata letak yang terdapat pada SPBU
tata letak dengan model antrian kendaraan dalam sistem pelayanan pengisian
bahan bakar.
satuan waktu, ruang atau isi dan luas dan untuk menghitung distribusi binomial
8
c. Waktu rata-rata yang dihabiskan dalam sistem (waktu menunggu ditambah
waktu pelayanan)
𝐿𝑠
Ws = 𝜆
𝜆
Lq = Ls - µ
Keterangan :
M : Jumlah jalur yang terbuka
𝜆 : Jumlah kedatangan rata-rata per satuan waktu
𝜇 : Jumlah rata-rata yang dilayani per satuan waktu
Hasil Penelitian
9
Tabel 2. Data Kedatangan Konsumen Per Jam
Periode Waktu (Per Kedatangan
No Hari/Tanggal
Jam) Konsumen/orang
06.00-07.00 88
Senin 07.00-08.00 56
1
16/11/2020 15.00-16.00 157
16.00-17.00 128
06.00-07.00 76
Selasa 07.00-08.00 42
2
17/11/2020 15.00-16.00 112
16.00-17.00 95
06.00-07.00 82
Rabu 07.00-08.00 67
3
18/11/2020 15.00-16.00 130
16.00-17.00 107
Jumlah 1140
Tabel 2 menunjukkan jumlah konsumen yang datang setiap hari dan setiap
jamnya dengan jumlah kedatangan konsumen tertinggi yaitu pada hari Senin
konsumen terendah yaitu pada hari Selasa pukul 07.00-08.00 WIB sebanyak 42
kendaraan.
Rata-rata Banyak
Periode Waktu (Jam)
Kedatangan (λ)
06.00-07.00 82
07.00-08.00 55
15.00-16.00 133
16.00-17.00 110
Jumlah 380
10
Hasil rata-rata tingkat kedatangan pada tabel 3 dapat diketahui bahwa
yang terendah terletak pada jam 07.00-08.00 WIB dengan jumlah rata-rata 55
meskipun jenis pelayanan yang diinginkan oleh konsumen sama. Hal tersebut
pelayanan (µ) per jam di SPBU Ngasinan Wonosobo dapat dihitung sebagai
berikut:
11
2. Karakteristik Antrian
Wonosobo:
b. Disiplin Antrian.
(First Come- First Served), dimana konsumen yang datang lebih dahulu
c. Pola Kedatangan.
dapat diramalkan.
terpenuhi.
12
Gambar 1. Hasil Uji Poisson
penelitian ini yaitu 0,174 dimana angka tersebut lebih besar dari α sehingga Ho
antrian.
Single Phase (M/M/S) dengan jumlah jalur pengisian bahan bakar adalah 2 dalam
periode tertentu. Hasil analisis sistem antrian dapat dilihat pada tabel berikut.
13
Tabel 5. Hasil Kinerja Sistem Antrian
pada SPBU Ngasinan Wonosobo
pelayanan pada jalur pengisian bahan bakar pertalite kendaraan roda 2 dimana
rata-rata konsumen yang berada pada sistem pelayanan pada jam tersebut
sebanyak 3,584 orang atau dapat dikatakan 4 kendaraan (Ls pada periode 15.00-
pelayanan tinggi sehingga konsumen menghabiskan waktu yang lebih lama untuk
pada jam paling sibuk yaitu 0,99 menit (Wq pada periode 15.00-16.00).
Hasil pada tabel 5 dapat diketahui bahwa jam 07.00-08.00 memiliki tingkat
pelayanan yang rendah dimana jumlah rata-rata konsumen yang berada pada
sistem pelayanan periode jam tersebut lebih sedikit dibanding jam-jam lainnya
yaitu 0,615 atau dapat dikatakan 1 kendaraan (Ls pada periode 07.00-08.00).
Waktu rata-rata konsumen dalam antrian untuk mendapat pelayanan pada jam
07.00-08.00 merupakan waktu paling singkat daripada jam lainnya yaitu 0,038
14
Hasil Penelitian Tata Letak (Layout)
tata letak (layout) dengan sistem antrian di jalur pengisian bahan bakar pertalite
Gambar 1. Tata Letak (Layout) dan Lintasan Antrian pada SPBU Ngasinan
Wonosobo
kendaraan yang ingin melakukan pengisian bahan bakar agar tidak tidak
mengganggu kenyamanan konsumen lain yaitu luas area SPBU dan penataan
fasilitas. Dengan area SPBU yang luas maka penataan fasilitas pada SPBU
Ngasinan Wonosobo dapat tertata dengan benar dan rapi sehingga tidak
Sampel diambil dari jumlah rata-rata konsumen dalam sistem sistem antrian
per jam pada channel 5 dan channel 6 yang merupakan jalur pengisian bahan
15
pengisian bahan bakar pertalite diarahkan untuk memasuki channel 5 atau channel
6, apabila salah satu channel tersebut terisi maka kendaraan akan diarahkan ke
channel yang kosong atau jumlah antrian yang lebih sedikit. Jalur yang digunakan
pada pengisian bahan bakar pertalite untuk kendaraan roda 2 memiliki 2 server
atau 2 channel dengan jenis pelayanan yang sama dan hanya melalui satu tahap
sebagai berikut:
channel 6 adalah 25 m.
Dengan parameter diatas maka dapat diketahui panjang total per kendaraan
yaitu:
= 2 + 0,5 m
= 2,5 m
Dari hasil perhitungan di atas maka dapat diketahui panjang total kendaran
pada sistem antrian berdasarkan hasil analisis model antrian di setiap jamnya.
= Ls x 2,5 m
16
Tabel 6. Hasil Panjang Total Kendaraan
pada sistem antrian setiap jamnya. Pada jam 06.00-07.00 jumlah rata-rata
kendaraan dalam sistem yaitu 2 kendaraan dengan panjang total kendaran dalam
sistem yaitu 1 kendaraan dengan panjang total kendaran dalam sistem sebesar 2,5
kendaraan dengan panjang total kendaran dalam sistem sebesar 10 m. Pada jam
panjang total kendaraan dalam sistem tidak melebihi panjang lintasan jalur antrian
pada channel 5 dan channel 6 (Pk < Pl), maka tata letak (layout) pada SPBU
Pembahasan
17
datang untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar setiap harinya berbeda sehingga
antrian yang terjadi pada sistem pelayanan memiliki panjang yang berbeda.
Masalah antrian ini dapat diatasi dengan menerapkan sistem antrian, karena
antrian yang sesuai dengan tata letak (layout) pada SPBU Ngasinan Wonosobo.
dapat diketahui bahwa kinerja sistem antrian pada jalur pengisian bahan bakar
kendaraan roda 2 di SPBU Ngasinan Wonosobo efektif. Hal ini terbukti dari hasil
perhitungan model antrian yang menunjukkan bahwa pada periode waktu 06.00-
08.00 WIB dan 15.00-17.00 memiliki jumlah rata-rata konsumen dalam sistem
antrian sebanyak 1-4 kendaraan. Jumlah tersebut masih termasuk jumlah standar
antrian yang terjadi pada suatu sistem pelayanan. Hasil kinerja sistem antrian pada
jalur pengisian bahan bakar kendaraan roda 2 di SPBU Ngasinan Wonosobo juga
memiliki waktu yang efisien untuk digunakan konsumen dalam sistem antrian.
Hal ini terbukti dengan adanya hasil yang menunjukkan waktu yang digunakaan
konsumen dalam sistem antrian terendah yaitu 0,038 menit dan tertinggi yaitu
0,99 menit. Waktu tersebut masih termasuk waktu standar yang digunakan dalam
sistem pelayanan.
Hasil kinerja sistem antrian menunjukkan bahwa tata letak (layout) pada
SPBU Ngasinan Wonosobo layak dan tidak beresiko mengganggu jalur kendaraan
lain yang melintas di area SPBU. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis
pada kinerja sistem antrian dan panjang total kendaraan pada sistem antrian di
SPBU Ngasinan Wonosobo jalur kendaraan roda 2. Hasil yang diperoleh yaitu
18
panjang total kendaraan pada sistem antrian tidak melebihi panjang lintasan jalur
antrian.
dengan penepatan tata letak (layout) yaitu terletak pada periode jam 15.00-16.00.
Pada jam 15.00-16.00 barisan antrian di jalur pengisian bahan bakar pertalite
kendaraan roda 2 memiliki panjang paling banyak daripada periode jam lain yaitu
Taman SPBU sehingga dapat mengganggu aktivitas konsumen lain yang berada di
Taman SPBU.
Kesimpulan
kinerja yang baik. Dengan hasil analisis antrian tersebut, maka dapat
diketahui bahwa panjang total kendaraan dalam sistem tidak melebihi panjang
kendaraan lainnya.
kinerja yang baik. Dengan hasil analisis antrian tersebut, maka dapat
kinerja cukup baik. Dengan hasil analisis antrian tersebut, maka dapat
19
diketahui bahwa panjang total kendaraan dalam sistem tidak melebihi
kinerja yang baik. Dengan hasil analisis antrian tersebut, maka dapat
diketahui bahwa panjang total kendaraan dalam sistem tidak melebihi panjang
kendaraan lainnya.
Saran
jalur pelayanan kendaraan roda 2 pada saat periode jam sibuk khususnya periode
jam 15.00 – 16.00 sebanyak 1 atau 2 jalur fasilitas supaya konsumen yang datang
mengalami antrian yang terlalu lama dan waktu pelayanan yang digunakan akan
konsumen dan pelayanan pada analisis data dapat dilakukan secara lebih rinci. Hal
konsumen.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ginting. 2014. "Analisis Sistem Antrian dan Optimalisasi Layanan Teller (Studi
Kasus pada Bank X Di Kota Semarang)".
https://doi.org/10.14710/jsmo.v11i1.13162. Diakses pada 25 April 2020
Casban, & Nelfiyanti. 2019. Analisis Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan
Metode FTC dan ARC untuk Mengurangi Biaya Material Handling. Jurnal
Penelitian dan Aplikasi Sistem & Teknik Industri (PASTI).
Daulay, I. 2014. Analisis Model Antrian Dan Kelayakan Layout Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) Di Pekanbaru. Jurnal Ekonomi Universitas
Riau.
Fahrian, F., Hasiolan, L. B., & Haryono, A. T. 2015. Pengaruh Citra Merek,
Lokasi, Kepercayaan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Membeli
BBM Di Spbu Gasindo Mekar Putra Semarang. Journal of Management.
Bahar, S., Mananohas, M. L., & Montolalu, C. 2018. "Model Sistem Antrian
dengan Menggunakan Pola Kedatangan dan Pola Pelayanan Pemohon SIM
di Satuan Penyelenggaraan Adminstrasi SIM Resort Kepolisian Manado".
D’CARTESIAN. https://doi.org/10.35799/dc.7.1.2018.19549. Diakses 25
April 2020.
Indriani, L., & Mukhyi, A. M. 2013. Sektor Unggulan Perekonomian Indonesia :
Pendekatan Input-Output. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra,
Arsitektur & Teknik Sipil.
Krajewski, Lee J., Larry, R., & Manoj, K.M. 2010. Operations Management
Process and Supply Chains 9th edition. New Jersey: Pearson Education, Inc
Putri, R. E., & Ismanto, W. 2019. "Pengaruh Perancangan Ulang Tata Letak
Fasilitas di Area Operasional Kerja Berbasis 5s untuk Pengajuan Modal
Usaha". JURNAL DIMENSI. https://doi.org/10.33373/dms.v8i1.1824.
Diakses pada 17 Mei 2020.
Ramseook-munhurrun, P., Lukea-bhiwajee, S. D., & Naidoo, P. 2010. Service
Quality in The Public Service. International Journal of Marketing and
Marketing Research.
Sitompul, L. 2014. Simulasi Antrian Pengisian Kartu Rencana Studi Model Single
Queue Mul Server Denganalgoritma First in First Out (Studi Kasus : STMIK
Budidarma Medan). Jurnal Pelita Informaka Budi Darma.
Sumayang, L. 2011. Manajemen Operasional Suatu Pendekatan Kuantitatif untuk
Pengambilan. Jakarta: Salemba Empat.
21