Anda di halaman 1dari 22

NASKAH PUBLIKASI

MODEL ANTRIAN DAN EVALUASI TATA LETAK (LAYOUT)


PADA SPBU NGASINAN WONOSOBO

QUEUE MODEL AND LAYOUT EVALUATION AT GAS


STATION (SPBU) NGASINAN WONOSOBO

Oleh:
SALMA AYUDHONA TRIZULA
20170410084

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2020
MODEL ANTRIAN DAN EVALUASI TATA LETAK (LAYOUT)
PADA SPBU NGASINAN WONOSOBO

Ika Nurul Qamari1, Salma Ayudhona Trizula2


1
Dosen Program Studi Manajemen FEB UMY, 2Mahasiswa Program Studi
Manajemen FEB UMY.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,


Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183
Telp: 0274 387656, Fax: 0274 387646.
E-mail : ikanq@yahoo.com, salmazula@gmail.com

ABSTRAK
This study aims to analyze the accuracy of the queuing models dan layout
that occur at Gas Station (SPBU) Ngasinan Wonosobo. The object of this study
was motorcyclist who were doing pertallite refueling at Gas Station (SPBU)
Ngasinan Wonosobo. The types of data used are quantitative data and qualitative
data. The sampling technique in this study used the Nonprobability Sampling
technique, namely Purposivel Sampling. The analysis method used is descriptive
analysis and Multi Channel Single Phase (M/M/S) queuing model analysis.
The results of research that queuing model show that at 15.00-16.00 there
are more consumers in the system than other hours and the time spent by
consumers to be at the service system is longer than the other hours. This resulted
in long queues that could interfere with the activities of other facility users at Gas
Station (SPBU) Ngasinan Wonosobo. Based on this research, Gas Station (SPBU)
Ngasinan Wonosobo is better to add fuel refilling service lines during peak hours.
Keywords: Queue Model; Layout; SPBU Ngasinan Wonosobo

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model antrian dan ketepatan
tata letak (layout) yang terjadi di SPBU Ngasinan Wonosobo. Objek pada
penelitian ini adalah pengendara kendaraan bermotor roda 2 yang sedang
melakukan pengisian bahan bakar pertallite di SPBU Ngasinan Wonosobo. Jenis
data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Nonprobability
Sampling yaitu Purposive Sampling. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis deskriptif dan analisis model antrian Multi Channel Single Phase
(M/M/S).
Hasil penelitian pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada jam 15.00-
16.00 terdapat jumlah konsumen dalam sistem lebih banyak daripada jam lainnya
dan waktu yang dihabiskan konsumen untuk berada pada sistem pelayan lebih

1
lama dibanding periode jam lain. Hal ini mengakibatkan terjadinya barisan
antrian yang panjang sehingga dapat mengganggu aktivitas pengguna fasilitas
lain yang ada di SPBU Ngasinan Wonosobo. Berdasarkan penelitian ini maka
SPBU Ngasinan Wonosobo lebih baik menambah jalur pelayanan pengisian
bahan bakar pada saat jam sibuk.
Kata kunci: Model Antrian; Tata Letak (Layout); SPBU Ngasinan Wonosobo

2
PENDAHULUAN
Pada jaman modern sekarang ini, semua kegiatan harus dilakukan dengan

cepat dan tepat. Hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya jumlah

populasi penduduk di dunia. Perkembangan teknologi dan pembangunan disegala

bidang juga berlangsung dengan cepat. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan

yang semakin banyak maka perusahaan di bidang jasa maupun manufaktur harus

mampu memberikan pelayanan yang baik dan cepat. Terdapat beberapa sektor

unggulan dalam perekonomian Indonesia yaitu sektor perdagangan dan sektor jasa

(Indriani & Mukhyi, 2013). Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin

banyak maka perusahaan di sektor manufaktur maupun jasa harus mampu

memberikan pelayanan yang baik dan cepat (Ginting, 2014).

Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa adalah SPBU. SPBU

atau sering disebut dengan nama Pom Bensin merupakan usaha Unit Migas

dengan kegiatan usaha menyalurkan dan menjual Bahan Bakar Minyak kepada

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar kendaraan. Badan Pengatur

Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) menyatakan jumlah SBPU di Indonesia

tercatat sekitar 6.000 hingga 7.000 unit. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa

meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia akan berdampak pada jumlah SPBU

yang ada di Indonesia.

Jumlah penduduk di Indonesia yang semakin meningkat setiap tahunnya

menyebabkan konsumsi akan kendaraan bermotor terus meningkat. Oleh

karenanya berakibat pada meningkatnya permintaan pasar untuk bahan bakar

kendaraan. Untuk memenuhi permintaan konsumen akan bahan bakar yang

3
semakin meningkat , maka jumlah SPBU di banyak kota besar dan kota kecil telah

berlipat ganda. Dengan semakin berkembangnya konsumsi akan kendaraan

bermotor yang setiap hari makin meningkat, secara tidak langsung menuntut

setiap perusahaan untuk mampu melakukan pembenahan dan peningkatan

efektivitas dalam kinerja dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang

handal.

Dalam meningkatkan jumlah konsumen, maka perlu adanya peningkatan

fasilitas dan penciptaan kemudahan dan kecepatan dalam pelayanan terhadap

konsumen, SPBU harus memberikan kualitas layanan yang baik kepada

konsumennya. Tingkat kualitas layanan dapat dinilai dari kesesuaian harapan

konsumen dengan apa yang diberikan oleh perusahaan atau organisasi

(Ramseook-munhurrun et al., 2010). Pelayanan terbaik merupakan hal utama yang

harus diberikan oleh produsen kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan

sehingga konsumen merasa puas (costumer satisfaction). Pelayanan yang

diberikan pegawai SPBU kepada konsumen seperti menyalurkan bahan bakar ke

kendaraan dan mengarahkan untuk menggunakan fasilitas yang ada di SPBU

dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan konsumen saat berada di SPBU

tersebut.

SPBU merupakan salah satu tempat umum yang dapat menimbulkan antrian

panjang kendaraan bermotor. Konsumen yang membutuhkan pelayanan dalam

waktu bersamaan akan membentuk suatu antrian (Bahar dkk, 2018). Antrian

adalah satu atau lebih pelanggan yang menunggu dalam suatu sistem untuk

memperoleh pelayanan (Krajewski et al, 2010). Terjadinya antrian merupakan

4
salah satu bentuk contoh pelayanan yang kurang baik. Fenomena antrian yang

panjang pada SPBU dapat diatasi dengan menerapkan sistem antrian. Menurut

(Sitompul, 2014) sistem antrian adalah suatu kumpulan pelanggan, pelayan dan

suatu aturan yang mengantur kedatangan pelanggan. Dalam bisnis SPBU) antrian

yang lama dapat dikurangi dengan menambah pompa saluran pengisian bahan

bakar atau satu pompa bensin dilayani oleh dua orang pegawai dan memisahkan

untuk pengendara roda dua dan roda empat (Fahrian dkk, 2015).

Dengan sistem antrian maka perusahaan akan mengetahui bagaimana

mereka dapat memberikan waktu pelayanan dan fasilitas pelayanan yang terbaik

kepada pelanggan. Dalam penelitian sebelumnya yang berjudul “Analisis Model

Antrian dan Kelayakan Layout SPBU di Pekanbaru” menunjukkan terdapat 3

SPBU yang diteliti dengan hasil yang berbeda-beda. Kesimpulan yang dapat

diambil dari penelitian tersebut yaitu antrian yang panjang pada SPBU dapat

diatasi dengan menambah saluran pompa pengisian bahan bakar dan dengan

panjang antrian yang kecil maka layout dapat dikatakan tepat.

Model antrian pada SPBU juga dipengaruhi oleh ketepatan tata letak atau

layout saluran pompa pengisian bahan bakar. Tata letak atau layout adalah suatu

tatanan fisik berupa peralatan dan perlengkapan dari suatu komponen kerja yang

mengacu pada proses produksi dan merupakan susunan letak fasilitas dalam

proses produksi yang akan mengatur arus material, produktifitas dan hubungan

antara manusia (Sumayang, 2011). Penyusunan tata letak yang baik menjamin

keamanan dan kepuasan pekerja. Hal ini terjadi karena proses kerja disusun

dengan baik sehingga dapat menjalankan kegiatan dengan lebih ekonomis (Putri

5
& Ismanto, 2019). Menurut (Casban,2019) perencanaan tata letak fasilitas yang

baik dapat menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional dan juga

menentukan keberhasilan suatu perusahaan. SPBU harus merancang tata letak

ruang (layout) yang tepat agar dapat meningkatkan.

Penelitian ini dilakukan pada SPBU 44.563.02 Ngasinan Wonosobo.

Lokasi SPBU tersebut berada di jalan Mayjend Bambang Sugeng KM 2

Wonosobo, Jawa Tengah. SPBU Ngasinan memiliki luas yang cukup besar dan

memiliki fasilitas yang lengkap dan memadai. Jumlah kendaraan yang melintas

pada jalan tersebut ramai dan padat sehingga dapat menarik para konsumen untuk

mengisi bahan bakar kendaraan di SPBU Ngasinan. Jumlah konsumen yang

banyak menjadi perhatian khusus bagi manajer SPBU untuk meningkatkan

kualitas fasilitas yang ada dan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan oleh

operator.

Terdapat waktu-waktu tertentu dimana jumlah konsumen yang ingin

mengisi bahan bakar kendaraan di SPBU tersebut lebih banyak daripada waktu

lainnya. Waktu yang memiliki jumlah kendaraan melonjang pada hari-hari biasa

yaitu pada pukul 15.00-17.00 WIB. Selain waktu tersebut, lonjakan jumlah

kendaraan yang ingin mengisi bahan bakar terdapat pada hari libur dan hari-hari

besar seperti hari raya idul fitri. Banyaknya jumlah pemudik dan orang yang ingin

bersilahturahmi pada hari raya idul fitri menjadikan jumlah kendaraan di SPBU

tersebut menjadi meningkatkan dibanding hari-hari biasanya. Pada waktu-waktu

tersebut sering sekali terjadi suatu antrian yang panjang sehingga perlu melakukan

6
analisis model antrian untuk mengantisipasi terjadinya antrian panjang pada

SPBU Ngasinan.

Untuk mengetahui sistem antrian dan penataan tata letak yang tepat pada

SPBU Ngasinan maka perlu melakukan sebuah penelitian yang mendalam.

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kinerja sistem antrian dan ketepatan

tata letak (layout) SPBU dengan tujuan untuk mengoptimalkan model antrian

multi channel–single phase yang berpengaruh terhadap waktu tunggu, probabilitas

waktu mengantri dan efektivitas jumlah saluran pompa pengisian bahan bakar.

METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SPBU Ngasinan Wonosobo pada tanggal 16-18

November 2020 pukul 06.00-08.00 WIB 15.00-17.00 WIB. Populasi dalam

penelitian ini yaitu seluruh kendaraan bermotor roda 2 dalam sistem antrian salah

satu saluran pompa pengisian bahan bakar pertalite SPBU Ngasinan Wonosobo.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik

sampling yang dilakukan dengan nonprobability sampling yaitu purposive

sampling. Metode pengumpulan data dengan melakukan observasi yaitu dengan

mengamati dan mengukur jumlah rata-rata kedatangan konsumen (λ) dan jumlah

rata-rata konsumen yang dilayani (µ) dalam periode waktu (jam) pada sistem

antrian SPBU. Kemudian melakukan wawancara dengan manajer SPBU untuk

mendapat data perusahaan seperti struktur organisasi, manajemen operasional dan

lain-lain. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis

deskriptif dan analisis model antrian Multi Channel Single Phase.

7
Analisis Deskriptif

Pada analisis deskriptif akan menganalisis tata letak pada SPBU Ngasinan

Wonosobo dengan menggambarkan penataan tata letak yang terdapat pada SPBU

Ngasinan Wonosobo. Dengan analisis ini dapat menjelaskan kesesuaian penataan

tata letak dengan model antrian kendaraan dalam sistem pelayanan pengisian

bahan bakar.

Analisis Model Antrian

Sistem pelayanan pada SPBU Ngasinan Wonosobo menggunakan model

antrian Multi Channel Single Phase. Kedatangan pelanggan dianalisis

menggunakan Kolmogorov Smirnov untuk mengecek data tersebut terdistribusi

poisson. Distribusi poisson ini digunakan untuk menghitung probabilitas menurut

satuan waktu, ruang atau isi dan luas dan untuk menghitung distribusi binomial

apabila n-besar (n ≥ 30) dan p relatif kecil (p ˂ 0,1).

Setelah terbukti terdistribusi poisson, dilanjutkan dengan mengoptimalkan

proses pelayanan menggunakan perhitungan model B atau model antrian jalur

ganda (M/M/S) dengan rumus sebagai berikut :

a. Probabilitas terdapat 0 unit dalam sistem (unit pelayanan kosong)


1
Po = 1 𝜆 𝑛 1 𝜆 𝑀 𝑀µ
[∑𝑀−1
𝑛=0 𝑛! (µ) ]+ 𝑀!(µ) 𝑀𝜆− µ

b. Jumlah rata-rata pelanggan dalam sistem


𝜆
𝜆 µ ( )𝑀 𝜆
Ls = (𝑀−1)!(𝑀µ µ− 𝜆)2 Po + µ

8
c. Waktu rata-rata yang dihabiskan dalam sistem (waktu menunggu ditambah

waktu pelayanan)
𝐿𝑠
Ws = 𝜆

d. Jumlah rata-rata pelanggan yang menunggu dalam antrian

𝜆
Lq = Ls - µ

e. Waktu rata-rata yang dihabiskan pelanggan untuk menunggu antrian


𝐿𝑞
Wq = 𝜆

Keterangan :
M : Jumlah jalur yang terbuka
𝜆 : Jumlah kedatangan rata-rata per satuan waktu
𝜇 : Jumlah rata-rata yang dilayani per satuan waktu

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

1. Kinerja Sistem Antrian

Berikut data kedatangan konsumen yang melakukan pengisian bahan bakar

pertalite pada kendaraan roda 2 di SPBU Ngasinan Wonosobo selama 3 hari.

Tabel 1. Data Kedatangan Konsumen


Kedatangan Total jam
No Hari Tanggal
Konsumen/orang kerja
1 Senin 16/11/2020 429
2 Selasa 17/11/2020 325 4 jam
3 Rabu 18/11/2020 386
Jumlah 1140 4 jam

9
Tabel 2. Data Kedatangan Konsumen Per Jam
Periode Waktu (Per Kedatangan
No Hari/Tanggal
Jam) Konsumen/orang
06.00-07.00 88
Senin 07.00-08.00 56
1
16/11/2020 15.00-16.00 157
16.00-17.00 128
06.00-07.00 76
Selasa 07.00-08.00 42
2
17/11/2020 15.00-16.00 112
16.00-17.00 95
06.00-07.00 82
Rabu 07.00-08.00 67
3
18/11/2020 15.00-16.00 130
16.00-17.00 107
Jumlah 1140

Tabel 2 menunjukkan jumlah konsumen yang datang setiap hari dan setiap

jamnya dengan jumlah kedatangan konsumen tertinggi yaitu pada hari Senin

pukul 15.00-16.00 WIB sebanyak 157 kendaraan dan jumlah kedatangan

konsumen terendah yaitu pada hari Selasa pukul 07.00-08.00 WIB sebanyak 42

kendaraan.

Cara menghitung rata-rata tingkat kedatangan konsumen per jamnya yaitu

dengan menggunakan rumus berikut ini:

𝑩𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒖𝒎𝒆𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒋𝒂𝒎 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂 𝟑 𝒉𝒂𝒓𝒊


λ=
𝑩𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒊 (𝟑𝒉𝒂𝒓𝒊)

Tabel 3. Rata-rata Tingkat Kedatangan Konsumen

Rata-rata Banyak
Periode Waktu (Jam)
Kedatangan (λ)
06.00-07.00 82
07.00-08.00 55
15.00-16.00 133
16.00-17.00 110
Jumlah 380

10
Hasil rata-rata tingkat kedatangan pada tabel 3 dapat diketahui bahwa

tingkat kedatangan konsumen tertinggi terletak pada jam 15.00-16.00 WIB

dengan jumlah rata-rata 133 kendaraan, sedangkan tingkat kedatangan konsumen

yang terendah terletak pada jam 07.00-08.00 WIB dengan jumlah rata-rata 55

kendaraan. Jumlah keseluruhan rata-rata tingkat kedatangan selama melakukan

penelitian yaitu 380 kendaraan.

Tingkat kemampuan pelayanan pada setiap konsumen tidaklah sama

meskipun jenis pelayanan yang diinginkan oleh konsumen sama. Hal tersebut

disebabkan oleh waktu pelayanan yang berbeda setiap konsumen. Tingkat

pelayanan (µ) per jam di SPBU Ngasinan Wonosobo dapat dihitung sebagai

berikut:

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒌𝒆𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒖𝒎𝒆𝒏 𝟑𝟖𝟎


µ= = = 95
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒋𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝟒

Tabel 4. Rata-rata Tingkat Pelayanan


Periode Waktu Rata-rata Banyak Total Jam Tingkat
(Jam) Kedatangan Kerja Pelayanan
06.00-07.00 82 4 95
07.00-08.00 55
15.00-16.00 133
16.00-17.00 110
Jumlah 4 jam 95 per jam

11
2. Karakteristik Antrian

Berikut beberapa karakteristik dari sistem antrian pada SPBU Ngasinan

Wonosobo:

a. Populasi Tak Terbatas.

Jumlah konsumen yang datang untuk melakukan pengisian bahan bakar

pertalite pada kendaraan roda 2 tidak terbatas.

b. Disiplin Antrian.

Disiplin yang diterapkan pada SPBU Ngasinan Wonosobo yaitu FCFS

(First Come- First Served), dimana konsumen yang datang lebih dahulu

untuk melakukan pengisian bahan bakar akan dilayani terlebih dahulu.

c. Pola Kedatangan.

Penyebaran kedatangan konsumen dilakukan secara acak dan tidak

dapat diramalkan.

d. Panjang Antrian Tak Terbatas.

Panjang antrian pada pelayanan pengisian bahan bakar di SPBU

Ngasinan tidak dibatasi. Jumlah konsumen dengan antrian yang panjang

akan tetap mendapatkan pelayanan sampai kebutuhan konsumen

terpenuhi.

Hasil Penelitian Model Antrian

Pada penelitian di SPBU Ngasinan Wonosobo untuk mengetahui laju

pelayanan terdistribusi poisson menggunakan Kolmogrove-Smirnov. Hasil uji

poisson pada penelitian ini yaitu :

12
Gambar 1. Hasil Uji Poisson

Ho : Ukuran kedatangan berdistribusi Poisson

H1 : Ukuran kedatangan tidak berdistribusi Poisson

Ho ditolak jika angka signifikan < α (α=0,05)

Hasil uji poisson di atas menunjukkan bahwa angka signifikan pada

penelitian ini yaitu 0,174 dimana angka tersebut lebih besar dari α sehingga Ho

ditolak atau ukuran kedatangan berdistribusi poisson. Setelah terbukti data

penelitian berdistribusi poisson maka dilanjutkan melakukan analisis sistem

antrian.

Analisis sistem antrian menggunakan model jalur ganda Multi Channel

Single Phase (M/M/S) dengan jumlah jalur pengisian bahan bakar adalah 2 dalam

periode tertentu. Hasil analisis sistem antrian dapat dilihat pada tabel berikut.

13
Tabel 5. Hasil Kinerja Sistem Antrian
pada SPBU Ngasinan Wonosobo

Periode Waktu Hasil Kinerja Sistem Antrian


(Jam) Po Ls Ws Lq Wq
06.00-07.00 0,3475 1,03 0,75 0,17 0,12
07.00-08.00 0,3658 0,615 0,66 0,035 0,038
15.00-16.00 0,2865 3,584 1,62 2,184 0,99
16.00-17.00 0,3135 1,851 1,01 0,69 0,38

Tabel 5 menunjukkan bahwa jam 15.00-16.00 merupakan jam sibuk

pelayanan pada jalur pengisian bahan bakar pertalite kendaraan roda 2 dimana

rata-rata konsumen yang berada pada sistem pelayanan pada jam tersebut

sebanyak 3,584 orang atau dapat dikatakan 4 kendaraan (Ls pada periode 15.00-

16.00). Jumlah konsumen pada sistem yang banyak mengakibatkan tingkat

pelayanan tinggi sehingga konsumen menghabiskan waktu yang lebih lama untuk

menunggu pelayanan. Waktu rata-rata konsumen untuk menunggu pelayanan

pada jam paling sibuk yaitu 0,99 menit (Wq pada periode 15.00-16.00).

Hasil pada tabel 5 dapat diketahui bahwa jam 07.00-08.00 memiliki tingkat

pelayanan yang rendah dimana jumlah rata-rata konsumen yang berada pada

sistem pelayanan periode jam tersebut lebih sedikit dibanding jam-jam lainnya

yaitu 0,615 atau dapat dikatakan 1 kendaraan (Ls pada periode 07.00-08.00).

Waktu rata-rata konsumen dalam antrian untuk mendapat pelayanan pada jam

07.00-08.00 merupakan waktu paling singkat daripada jam lainnya yaitu 0,038

menit (Wq pada periode 07.00-08.00).

14
Hasil Penelitian Tata Letak (Layout)

Hasil pengamatan pada SPBU Ngasinan Wonosobo dapat menggambarkan

tata letak (layout) dengan sistem antrian di jalur pengisian bahan bakar pertalite

untuk kendaraan roda 2 yaitu sebagai berikut:

Gambar 1. Tata Letak (Layout) dan Lintasan Antrian pada SPBU Ngasinan
Wonosobo

Gambar 1 menunjukkan penataan fasilitas yang terdapat pada SPBU

Ngasinan Wonosobo. Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi kapasitas

kendaraan yang ingin melakukan pengisian bahan bakar agar tidak tidak

mengganggu kenyamanan konsumen lain yaitu luas area SPBU dan penataan

fasilitas. Dengan area SPBU yang luas maka penataan fasilitas pada SPBU

Ngasinan Wonosobo dapat tertata dengan benar dan rapi sehingga tidak

mengganggu kenyaman konsumen lain untuk melakukan pengisian bahan bakar.

Sampel diambil dari jumlah rata-rata konsumen dalam sistem sistem antrian

per jam pada channel 5 dan channel 6 yang merupakan jalur pengisian bahan

bakar pertalite untuk kendaraan roda 2. Kendaraan yang akan melakukan

15
pengisian bahan bakar pertalite diarahkan untuk memasuki channel 5 atau channel

6, apabila salah satu channel tersebut terisi maka kendaraan akan diarahkan ke

channel yang kosong atau jumlah antrian yang lebih sedikit. Jalur yang digunakan

pada pengisian bahan bakar pertalite untuk kendaraan roda 2 memiliki 2 server

atau 2 channel dengan jenis pelayanan yang sama dan hanya melalui satu tahap

pelayanan sehingga pada penelitian ini menggunakan model antrian Multi

Channel Single Phase.

Gambar 1 memiliki beberapa parameter berdasarkan pengukuran di lapangan

sebagai berikut:

• Panjang lintasan sistem antrian (PI) pada channel 5 adalah 22 m dan

channel 6 adalah 25 m.

• Asumsi bahwa panjang rata-rata kendaraan roda 2 adalah 2 m.

• Asumsi jarak antar kendaraan pada barisan antrian adalah 0,5 m.

Dengan parameter diatas maka dapat diketahui panjang total per kendaraan

yaitu:

Panjang total per kendaraan = P rata-rata + Jarak antar kendaraan

= 2 + 0,5 m

= 2,5 m

Dari hasil perhitungan di atas maka dapat diketahui panjang total kendaran

pada sistem antrian berdasarkan hasil analisis model antrian di setiap jamnya.

Rumus perhitungan panjang total kendaraan dalam sistem antrian yaitu :

Panjang total kendaraan dalam sistem (Pk) = Ls x panjang total perkendaraan

= Ls x 2,5 m

16
Tabel 6. Hasil Panjang Total Kendaraan

Panjang Lintasan (PL) Panjang Total


Periode Waktu
Kendaraan Keterangan
(Jam) Channel 5 Channel 6 (PK)
06.00-07.00 WIB 5m Layak (PK < PL)
07.00-08.00 WIB 2,5 m Layak (PK < PL)
22 m 25 m
15.00-16.00 WIB 10 m Layak (PK < PL)
16.00-17.00 WIB 5m Layak (PK < PL)

Hasil yang diperoleh adalah terdapat perbedaan panjang total kendaraan

pada sistem antrian setiap jamnya. Pada jam 06.00-07.00 jumlah rata-rata

kendaraan dalam sistem yaitu 2 kendaraan dengan panjang total kendaran dalam

sistem sebesar 5 m. Pada jam 07.00-08.00 jumlah rata-rata kendaraan dalam

sistem yaitu 1 kendaraan dengan panjang total kendaran dalam sistem sebesar 2,5

m. Pada jam 15.00-16.00 jumlah rata-rata kendaraan dalam sistem yaitu 4

kendaraan dengan panjang total kendaran dalam sistem sebesar 10 m. Pada jam

16.00-17.00 jumlah rata-rata kendaraan dalam sistem yaitu 2 kendaraan dengan

panjang total kendaran dalam sistem sebesar 5 m.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa

panjang total kendaraan dalam sistem tidak melebihi panjang lintasan jalur antrian

pada channel 5 dan channel 6 (Pk < Pl), maka tata letak (layout) pada SPBU

Ngasinan dinyatakan layak dan tidak beresiko mengakibatkan jalur kendaraan

pada channel lain terganggu.

Pembahasan

Pelayanan pada pengisian bahan bakar di SPBU Ngasinan Wonosobo

memiliki kondisi yang selalu berubah setiap harinya.Jumlah konsumen yang

17
datang untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar setiap harinya berbeda sehingga

antrian yang terjadi pada sistem pelayanan memiliki panjang yang berbeda.

Masalah antrian ini dapat diatasi dengan menerapkan sistem antrian, karena

dengan perhitungan sistem antrian dapat digunakan untuk mengetahui panjang

antrian yang sesuai dengan tata letak (layout) pada SPBU Ngasinan Wonosobo.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan model antrian jalur berganda maka

dapat diketahui bahwa kinerja sistem antrian pada jalur pengisian bahan bakar

kendaraan roda 2 di SPBU Ngasinan Wonosobo efektif. Hal ini terbukti dari hasil

perhitungan model antrian yang menunjukkan bahwa pada periode waktu 06.00-

08.00 WIB dan 15.00-17.00 memiliki jumlah rata-rata konsumen dalam sistem

antrian sebanyak 1-4 kendaraan. Jumlah tersebut masih termasuk jumlah standar

antrian yang terjadi pada suatu sistem pelayanan. Hasil kinerja sistem antrian pada

jalur pengisian bahan bakar kendaraan roda 2 di SPBU Ngasinan Wonosobo juga

memiliki waktu yang efisien untuk digunakan konsumen dalam sistem antrian.

Hal ini terbukti dengan adanya hasil yang menunjukkan waktu yang digunakaan

konsumen dalam sistem antrian terendah yaitu 0,038 menit dan tertinggi yaitu

0,99 menit. Waktu tersebut masih termasuk waktu standar yang digunakan dalam

sistem pelayanan.

Hasil kinerja sistem antrian menunjukkan bahwa tata letak (layout) pada

SPBU Ngasinan Wonosobo layak dan tidak beresiko mengganggu jalur kendaraan

lain yang melintas di area SPBU. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis

pada kinerja sistem antrian dan panjang total kendaraan pada sistem antrian di

SPBU Ngasinan Wonosobo jalur kendaraan roda 2. Hasil yang diperoleh yaitu

18
panjang total kendaraan pada sistem antrian tidak melebihi panjang lintasan jalur

antrian.

Permasalahan kinerja sistem antrian pada SPBU Ngasinan Wonosobo

dengan penepatan tata letak (layout) yaitu terletak pada periode jam 15.00-16.00.

Pada jam 15.00-16.00 barisan antrian di jalur pengisian bahan bakar pertalite

kendaraan roda 2 memiliki panjang paling banyak daripada periode jam lain yaitu

sebesar 10 m. Hal ini mengakibatkan terjadinya antrian kendaraan mencapai

Taman SPBU sehingga dapat mengganggu aktivitas konsumen lain yang berada di

Taman SPBU.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Sistem antrian pada jam 06.00-07.00 di SPBU Ngasinan Wonosobo memiliki

kinerja yang baik. Dengan hasil analisis antrian tersebut, maka dapat

diketahui bahwa panjang total kendaraan dalam sistem tidak melebihi panjang

lintasan antrian sehingga sistem antrian tersebut tidak mengganggu jalur

kendaraan lainnya.

2. Sistem antrian pada jam 07.00-08.00 di SPBU Ngasinan Wonosobo memiliki

kinerja yang baik. Dengan hasil analisis antrian tersebut, maka dapat

diketahui bahwa panjang total kendaraan dalam sistem tidak melebehi

panjang lintasan antrian sehingga sistem antrian tersebut tidak mengganggu

jalur kendaraan lainnya.

3. Sistem antrian pada jam 15.00-16.00 di SPBU Ngasinan Wonosobo memiliki

kinerja cukup baik. Dengan hasil analisis antrian tersebut, maka dapat

19
diketahui bahwa panjang total kendaraan dalam sistem tidak melebihi

panjang lintasan antrian sehingga sistem antrian tersebut tidak mengganggu

jalur kendaraan lainnya. Namum panjang antrian dapat mencapai taman

SPBU sehingga dapat mengganggu pengguna fasilitas Taman SPBU yang

berada di sebelah jalur pengisian.

4. Sistem antrian pada jam 16.00-17.00 di SPBU Ngasinan Wonosobo memiliki

kinerja yang baik. Dengan hasil analisis antrian tersebut, maka dapat

diketahui bahwa panjang total kendaraan dalam sistem tidak melebihi panjang

lintasan antrian sehingga sistem antrian tersebut tidak mengganggu jalur

kendaraan lainnya.

Saran

Saran yang dapat disampaikan bagi SPBU adalah penambahan jumlah

jalur pelayanan kendaraan roda 2 pada saat periode jam sibuk khususnya periode

jam 15.00 – 16.00 sebanyak 1 atau 2 jalur fasilitas supaya konsumen yang datang

untuk mendapatkan pelayanan dari jalur pelayanan kendaraan roda 2 tidak

mengalami antrian yang terlalu lama dan waktu pelayanan yang digunakan akan

lebih cepat sehingga kemampuan pelayanan akan menjadi lebih optimal.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan pengukuran waktu pelayanan antara

konsumen dan pelayanan pada analisis data dapat dilakukan secara lebih rinci. Hal

tersebut dilakukan agar kualitas kinerja pelayanan SPBU Ngasinan Wonosobo

tidak mengalami penurunan, sehingga dapat meminimalisir terjadinya kehilangan

konsumen.

20
DAFTAR PUSTAKA
Ginting. 2014. "Analisis Sistem Antrian dan Optimalisasi Layanan Teller (Studi
Kasus pada Bank X Di Kota Semarang)".
https://doi.org/10.14710/jsmo.v11i1.13162. Diakses pada 25 April 2020
Casban, & Nelfiyanti. 2019. Analisis Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan
Metode FTC dan ARC untuk Mengurangi Biaya Material Handling. Jurnal
Penelitian dan Aplikasi Sistem & Teknik Industri (PASTI).
Daulay, I. 2014. Analisis Model Antrian Dan Kelayakan Layout Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) Di Pekanbaru. Jurnal Ekonomi Universitas
Riau.
Fahrian, F., Hasiolan, L. B., & Haryono, A. T. 2015. Pengaruh Citra Merek,
Lokasi, Kepercayaan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Membeli
BBM Di Spbu Gasindo Mekar Putra Semarang. Journal of Management.
Bahar, S., Mananohas, M. L., & Montolalu, C. 2018. "Model Sistem Antrian
dengan Menggunakan Pola Kedatangan dan Pola Pelayanan Pemohon SIM
di Satuan Penyelenggaraan Adminstrasi SIM Resort Kepolisian Manado".
D’CARTESIAN. https://doi.org/10.35799/dc.7.1.2018.19549. Diakses 25
April 2020.
Indriani, L., & Mukhyi, A. M. 2013. Sektor Unggulan Perekonomian Indonesia :
Pendekatan Input-Output. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra,
Arsitektur & Teknik Sipil.
Krajewski, Lee J., Larry, R., & Manoj, K.M. 2010. Operations Management
Process and Supply Chains 9th edition. New Jersey: Pearson Education, Inc
Putri, R. E., & Ismanto, W. 2019. "Pengaruh Perancangan Ulang Tata Letak
Fasilitas di Area Operasional Kerja Berbasis 5s untuk Pengajuan Modal
Usaha". JURNAL DIMENSI. https://doi.org/10.33373/dms.v8i1.1824.
Diakses pada 17 Mei 2020.
Ramseook-munhurrun, P., Lukea-bhiwajee, S. D., & Naidoo, P. 2010. Service
Quality in The Public Service. International Journal of Marketing and
Marketing Research.
Sitompul, L. 2014. Simulasi Antrian Pengisian Kartu Rencana Studi Model Single
Queue Mul Server Denganalgoritma First in First Out (Studi Kasus  : STMIK
Budidarma Medan). Jurnal Pelita Informaka Budi Darma.
Sumayang, L. 2011. Manajemen Operasional Suatu Pendekatan Kuantitatif untuk
Pengambilan. Jakarta: Salemba Empat.

21

Anda mungkin juga menyukai