Anda di halaman 1dari 10

MATHunesa

Jurnal Ilmiah Matematika Volume 09 No 03


e-ISSN : 2716-506X | p-ISSN : 2301-9115 Tahun 2021

PENERAPAN SISTEM ANTREAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH JALUR


OPTIMAL PADA STASIUN BAHAN BAKAR UMUM BERDASARKAN BIAYA
OPERASIONAL LAYANAN DAN BIAYA TUNGGU CUSTOMER

Silvia Wijaya
Matematika, fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: silvia.18068@mhs.unesa.ac.id

Yuliani Puji Astuti


Matematika, fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: yulianipuji@unesa.ac.id

Abstrak
Jumlah sepeda motor yang terdapat di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 112.771.136 unit. Pengguna
sepeda motor di Indonesia bahkan mencapai 81,78% dibandingkan dengan jenis kendaraan lainnya. Jumlah
pengguna sepeda motor juga bisa dilihat dari banyaknya moda transportasi motor terutama ojek berbasis
aplikasi atau ojek online. Banyaknya pengguna sepeda motor dan meningkatnya popuaritas ojek online ini
juga mengakibatkan peningkatan dari penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Oleh karena itu diperlukan
suatu sistem pelayanan yang baik pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk melayani
peningkatan pembelian bahan bakar sehingga tidak terjadi antrean yang panjang. Menggunakan model
antrean atau queuing system untuk mengatasi dan mencari solusi dari permasalahan pada SPBU tersebut, di
mana pada kasus ini dicari jalur fasilitas optimal untuk menghindari penumpukan customer. Metode analisis
dengan menggunakan analisis teori antrean yang sesuai dengan model antrean yang diterapkan pada SPBU
yakni model antrean jalur berganda yang artinya terdapat lebih dari satu jalur pelayanan dan hanya terdapat
satu tahapan pelayanan yang harus dilalui oleh pelanggan untuk menyelesaikan pelayanan. Kedatangan
pelanggan dan waktu pelayanan mengikuti distribusi Poisson dan distribusi eksponensial. Hasil dari
penelitian diperoleh dua jalur optimal, berdasarkan hasil perhitungan biaya per fasilitas pelayanan dan lama
waktu menunggu customer yang datang ke SPBU. Penambahan jalur tidak diperlukan.
Kata Kunci: Antrean, Distribusi Poisson, SPBU

Abstract (Gunakan Style Penulis & Abstrak)


The number of motorcycles in Indonesia in 2020 reached 112,771,136 units. Motorcycle users in Indonesia even reached
81.78% compared to other types of vehicles. The number of motorcycle users can also be seen from the many modes of
motorcycle transportation, especially app-based motorcycle taxis or online motorcycle taxis. The number of motorcycle
users and the increasing popularity of online motorcycle taxis also increased the use of fuel oil. Therefore, a good service
system is needed at public fueling stations (gas stations) to serve the increase in fuel purchases so that there are no long
lines. Using the queue model or queuing system to overcome and find solutions to the problem of gas stations, wherein
in this case the optimal facility path is sought to avoid customer buildup. The method of analysis with the analysis of
queue theory following the queue model applied to the gas station is the double line queue model means that there is more
than one line of facilities and there is only one stage of service that must be passed by the customer to complete the service.
Arrival rate and service rate follow the Poisson distribution and exponential distribution. The results of the study
obtained two optimal paths, based on the results of calculating the cost per service facility and the length of waiting time
for customers who come to the gas station. Line addition is unnecessary.
Keyword: Queue, Poisson Distribution, Gas Station

PENDAHULUAN
Data pengguna kendaraan roda dua di Indonesia mana jumlah sepeda motor mencapai 112.771.136
meningkat pesat.. Berdasarkan data BPS Tahun 2010, unit, (Badan Pusat Statistik, 2021).
2015, dan 2019 jumlah pengguna sepeda motor Peningkatan jumlah pengguna sepeda motor ini
mencapai 79,41%, 81,45%, dan 84,39%. Angka ini juga dipengaruhi oleh banyaknya pengemudi ojek
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan berbasis aplikasi atau ojek online. Berdasarkan
dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun di penelitian yang berjudul “Analisa Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Konsumsi Bahan Bakar Minyak

474
SILVIA WIJAYA, YULIANI PUJI ASTUTI

Pada Masyarakat di Surabaya”, (Priyatno, 2009) Airport Using Queuing Theory Model and Linear
jumlah kendaraan bermotor berpengaruh signifikan Programming the Practice Case: A.I.M.H.B”, (Mehri
terhadap konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Oleh et al., 2008). “Improving queuing service at
karena itu diperlukan suatu sistem pelayanan yang McDonald's”, (Koh et al., 2014). “Model Optimasi
baik pada Stasiun Pengisisan Bahan Bakar Umum Pelayanan Nasabah Berdasarkan Metode Antrean
(SPBU) dalam menghadapi jumlah konsumen yang (Queuing System), (Hasan, 2011). “Application Of
besar. Queueing Theory in Optimization of Service Process,
Menurut Ma’arif dan Tanjung (dalam Manalu & A Case Study of Gt Plaza Fast Food”, (Sule & Ugboya,
Palandeng, 2019) antrean adalah keadaan barisan 2019). Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat
tunggu di mana kuantitas pendatang yang ada disimpulkan bahwa teori antrean dapat diterapkan
melakukan usaha untuk mendapatkan service dari dalam berbagai bidang jasa seperti layanan SPBU,
pemberi layanan, maka customer harus menunggu bandara, bank, dan rumah makan.
beberapa saat dalam barisan agar mendapat Melihat dari permasalahan pada sistem
pelayanan. Dewasa ini segala kegiatan dituntut pelayanan antrean SPBU yang ada, maka digunakan
untuk dilakukan dengan cepat dan efisien, sehingga model antrean atau queuing system untuk
diperlukan juga pelayanan yang cepat dalam bidang memberikan solusi dari permasalahan antrean
jasa. Oleh karena itu perlu ada pemecahan terhadap tersebut. Tujuannya adalah agar pelayanan lebih
masalah antrean yang sering dijumpai di berbagai optimal melalui mengetahui jumlah fasilitas atau
pelayanan bidang jasa. stasiun yang optimal di SPBU. Pembahasan artikel ini
Sistem antrean adalah salah satu di antara faktor akan mencari jumlah fasilitas optimal berdasarkan
penting yang mempengaruhi kualitas pelayanan biaya operasional dan biaya menunggu customer.
kepada konsumen. Waktu tunggu yang lama dalam
TINJAUAN PUSTAKA
antrean panjang bisa disebabkan oleh kurangnya
loket atau jumlah fasilitas untuk melayani customer A. Definisi Antrean
“Teori antrean diutarakan oleh A.K Erlang
atau masyarakat yang datang, juga bisa isebabkan
seorang insinyur Denmark pada tahun 1909. Proses
oleh kurangnya kesigapan pelayan atau pemberi jasa
antrean adalah proses yang berhubungan dengan
untuk melayani konsumen atau masyarakat, (Kopkar
datangnya customer pada fasilitas layanan, kemudian
et al., 2015).
menunggu di dalam suatu barisan (antrean) untuk
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan Ketika
memperoleh pelayanan. Sistem antrean merupakan
menganalisis sistem antrean seperti disiplin antrean,
suatu himpunan customer, pelayanan serta suatu
asal customer, tingkat kedatangan dan tingkat
aturan mengatur tentang kedatangan para customer
pelayanan customer. Disiplin antrean merujuk kepada
dan pelayanannya. Sistem antrean merupakan suatu
urutan pelayanan customer yang memasuki fasilitas
proses dari kelahiran-kematian dari suatu populasi
layanan. Menurut masalah ini, customer yang
yang terdiri dari customer yang tengah menunggu
memasuki antrean lebih dahulu mendapat pelayanan
untuk memperoleh service atau yang sedang dilayani.
pertama atau lebih dahulu. Asal customer yang
Suatu kelahiran akan terjadi bila customer sampai di
datang ke SPBU adalah popupasi customer atau
salah satu fasilitas pelayanan dan apabila
sumber di mana jumlah customer yang datang
customernya telah meninggalkan fasilitas pelayanan
diasumsikan tidak terhingga. Tingkat kedatangan
tersebut maka akan terjadi sebuah kematian”, (A. H.
merupakan tingkat customer datang ke fasilitas
Sugito, 2013).
pelayanan selama periode waktu tertentu. Service rate
Analisis proses antrean dengan menggunakan
mengacu kepada banyaknya customer yang dilayani
waiting line method benar-benar bermanfaat untuk
per satuan waktu.
menganalisis bentuk panjang antrean, rata-rata
Permasalahan dalam antrean ini juga sudah
service time, rata-rata waiting time, (Wati, 2017).
dibahas oleh beberapa peneliti terdahulu, seperti
Menggunakan metode waiting line ini maka akan
“Analisis Metode Antrean Untuk Mengoptimalkan
diperoleh pelayanan customer.
Pelayanan Server Pertamax-Pertalite Pada SPBU
34.451.61 Waled Cirebon”, (Febi Firman Saputra, B. Distribusi Waktu Kedatangan
2019). “Solving Of Waiting Lines Models in The

475
PENERAPAN SISTEM ANTREAN

Distibusi waktu kedatangan customer dihitung 1. Bentuk series, berbentuk melingkar atau
dari waktu antar kedatangan customer, yakni waktu straight line.
kedatangan dari dua kendaraan secara berturut- 2. Bentuk paralel, berbentuk straight line yang
turut. Kedatangan customer dianggap datang satu saling paralel.
demi satu apabila tidak disebutkan secara spesifik. 3. Bentuk network station, berbentuk baik
Distribusi kedatangan pelanggan yang sering dipakai series maupun paralel. Bila dibentuk secara
merupakan distribusi Poisson sebab kedatangannya series maka pelayanan lebih dari satu di
bersifat random dan tidak tergantung kedatangan setiap
sebelumnya atau kedatangan sesudahnya dan 4. Stasiun. Bila dilakukan secara paralel maka
mempunyai rata- rata kedatangan sebesar 𝜆, (M. A. stasiun harus berbeda-beda.
M. Sugito, 2011).
E. Disiplin Pelayanan
C. Distribusi Waktu Pelayanan Urutan dalam melayani customer yang memasuki
Distribusi dari waktu pelayanan ditentukan oleh fasilitas pelayanan merupakan bagian dari disiplin
lamanya waktu yang diperlukan untuk melayani pelayanan. Disiplin pelayanan dibagi menjadi empat
seorang customer. Customer akan memasuki tempat macam, yaitu:
pelayanan kemudian memperoleh pelayanan dari 1. First come first service (Pertama datang,
awal sampai akhir dari petugas pelayanan. Bentuk pertama dilayani)
pelayanan bila tidak dikatakan secara spesifik maka 2. Last come first service (Terakhir datang
dapat diasumsikan dapat menyelesaikan pelayanan pertama dilayani)
customer dari awal sampai akhir dan konstan dari 3. Service in random order (Pelayanan dalam
waktu ke waktu, (M. A. M. Sugito, 2011). Ditribusi urutan random)
Eksponensial paling sering digunakan dalam sistem 4. Priority service (Pelayanan dilakuka khusus
antrean, distribusi ini bersifat random yang kepada customer utama (VIP customer)
variabelnya bebas tidak terikat masa lalu.
F. Ukuran dalam Antrean
D. Karakteristik Antrean Banyaknya antrean customer yang masuk ke
Sistem antrean memiliki beberapa elemen basis, dalam fasilitas pelayanan terbagi menjadi dua:
ada faktor-faktor yang terkait erat terhadap sistem 1. Infinite queue (Ukuran kedatangan tidak
antrean ini, (Kakiay, 2004). Faktor tersebut terdiri terbatas)
dari: 2. Finite queue (Ukuran kedatangan terbatas)

D.1. Distribusi Kedatangan G. Notasi Antrean


Distribusi kedatangan dalam sistem antrean Sistem antrean menggunakan notasi Kendall
merupakan salah satu faktor yang penting, ini yaitu V/W/X/Y/Z, di mana:
menyangkut kelancaran dari pelayanan. Terdapat V : Pola kedatangan
dua distribusi pelayanan yaitu: W : Pola kedatagan
1. Single arrivals (Kedatangan secara individu) X : Jumlah fasilitas pelayanan
2. Bulk arrivals (Kedatangan secara kelompok) Y : kapasitas sistem
Z : Disiplin antrean
D.2. Distribusi Waktu Pelayanan
Distribusi service time ditentukan oleh kuantitas Jika Y tidak dinyatakan maka Y adalah tak
fasilitas pelayanan yang tersedia. Distribusi service terhingga (∞), sedangkan jika Z tidak dinyatakan
time dibagi menjadi dua kategori: maka Z adalah first come first service.
1. Single service (Pelayanan secara individu) METODE PENELITIAN
2. Bulk service (Pelayanan secara kelompok)
A. Metode Pengumpulan Data
D.3. Fasilitan Pelayanan Data yang diperoleh untuk penelitian ini
Barisan antrean yang dibentuk ditentukan oleh berdasarkan hasil studi pustaka, di mana penulis
fasilitas pelayanan yang disediakan. Terdapat tiga menggunakan beberapa artikel dan buku untuk
bentuk rancangan fasilitas pelayanan, yaitu: memperoleh informasi yang diperlukan. Data
antrean SPBU yang digunakan adalah berdasarkan

476
SILVIA WIJAYA, YULIANI PUJI ASTUTI

penelitian terdahulu “Simulasi Antrian Pengisian ei : Banyaknya kedatangan yang diharapkan


Bahan Bakar di SPBU Pucangsawit”, (expected frequency)
(Kusumaningtyas et al., 2018). Data yang digunakan K : Jumlah baris atau subinterval
adalah hasil penelitian pada tahun 2018 di Surakarta
tepatnya SPBU Pucangsawit dengan teknik random Dengan derajat kebebasan 𝑑𝑓 = 𝑘 − 𝑝 − 1, dimana
sampling. Hasil perhitungan data ini kemudian akan p adalah jumlah parameter dari data yang digunakan
dikembangkan untuk mencari jumlah server optimal untuk membuktikan hipotesis distribusi.
berdasarkan biaya operasional layanan dan biaya
 Pengujian data waktu kedatangan berdistribusi
menunggu customer di daerah SPBU Pucangsawit,
Poisson, (Kuswara, 2021)
Surakarta.
Langkah-langkah uji distribusi Poisson:
B. Pengujian Data
1. Membuat hipotesis
Distribusi dari kedatangan customer biasanya
H0 : Data sesuai dengan distribusi Poisson
sudah dibentuk dengan terurut dalam proses
H1 : Data tidak sesuai dengan distribusi
Poisson. Oleh karena itu distribusinya akan memiliki
Poisson
nilai parameter yang berasal dari distribusi Poisson.
2. Mencari nilai expected frequency tiap kelas,
Proses Poisson juga akan didapati dalam proses
untuk nilai expected frequency yang terlalu kecil,
pelayanan dengan demikian hal ini juga berarti
dapat dikombinasikan dengan kelas lainnya
bahwa proses Poisson juga berlaku pada proses
3. Mengambil keputusan, tolak 𝐻0 jika 𝑋 2 ≥
pelayanan, (Kakiay, 2004). Berdasarkan pengujian
𝑋 2𝑎,𝑘−𝑝−1 ; dimana a = 5%
data ini, bila dataterbukti terdistribusi poisson dan
terdistribusi eksponensial maka data dapat  Pengujian data waktu kedatangan berdistribusi
digunakan. Poisson, (Kuswara, 2021)
B.1. Distribusi Probabilitas Poisson Langkah-langkah menguji distribusi eksponensial:

𝒆−𝝀 𝝀𝒏 1. Membuat hipotesis


𝑷𝒏 =
𝒏! H0 : Data sesua dengan distribusi
Eksponensial
n : Banyak kedatangan
H1 : Data tidak sesuai dengan distribusi
λ : Arrival rate rata-rata
Eksponensial
e : 2,7183
2. Menentukan Range Data
B.2. Distribusi Eksponensial 3. Menentukan banyak kelas interval
4. Menentukan lebar kelas interval
𝐹(𝑡) = 𝑒 −µ𝑡1 −𝑒 −µ𝑡2
5. Mencari expected frequency
Dimana 𝑡1 dan 𝑡2 adalah batas bawah dan batas atas 6. Mengambil keputusan, tolak 𝐻0 jika 𝑋 2 ≥
dari waktu pelayanan 𝑋 2𝑎,𝑘−𝑝−1 ; dimana a = 5%

F(t) : Probability density yang terhubung dengan t C. Metode Analisis


µ : service rate rata-rata Sistem antrean multiple channel di mana ada dua
e : 2,7183 atau lebih dari dua jalur pelayanan atau fasilitas yang
tersedia untuk melayani customer yang masuk dalam
B.3. Pengujian Hipotesis sistem pelayanan, di mana pada kasus SPBU ini
Untuk menguji apakah data dari kedatangan
terdapat dua stasiun pelayanan. Waktu antar
maupun data dari pelayanan mengikuti proses
kedatangan pelanggan menggunakan distribusi
poisson atau tidak, maka perlu melakukan uji dengan
Poisson sedangkan waktu pelayan menggunakan
pengujian Chi-Square:
distribusi eksponensial negatif. Pelayanan
𝑘 (𝑒𝑖 − 𝑜𝑖 )2 dilaksanakan berdasarkan prinsip first-come, first-
𝑥2 = ∑ served, dan bagi semua fasilitas atau stasiun
𝑖=1 𝑒𝑖
pelayanan dianggap mempunyai service rate yang
oi : Banyaknya kedatangan yang diamati sama. Berdasarkan pada karakteristik dari sistem

477
PENERAPAN SISTEM ANTREAN

antrean yang terjadi di SPBU maka bisa disimpulkan


bahwa model antrean yang paling tepat adalah 𝜆 𝑠
𝜆𝜇 ( ) 𝜆
𝜇
M/M/S/GD/∞. Berdasarkan notasi yang ada 𝐿𝑠 = 2
𝑃0 +
(𝑠 − 1)(𝑠𝜇 − 𝜆) 𝜇
diketahui bahwa:
M : Distribusi poisson Ls : Jumlah customer rata-rata dalam sistem
M : Distribusi poisson atau eksponensial S : Jumlah fasilitas yang terbuka.
S : Jumlah fasilitas pelayanan λ : Arrival rate dari customer
GD : First come first service µ : Service rate dari tiap server
∞ : Antrean tak terhingga n : Jumlah customer
P0 : Probabilitas tidak terdapat customer dalam
Rumus antrean untuk model M/M/S/GD/∞ sistem
sebagai berikut:
 Jumlah customer rata-rata dalam antrean
 Probability tidak terdapat customer dalam sistem
Banyaknya customer rata-rata dalam antrean (Lq)
Probabilitas tidak terdapat customer dalam sistem merupakan jumlah dari permintaan pelayanan yang
(P0) merupakan peluang tidak ada customer yang masuk untuk menunggu dari customer untuk
menunggu untuk dilayani dalam sistem. dilayani.
Penyebab dari terdapatnya customer dalam
𝑠−1 𝜆 𝑛 𝜆 𝑠 antrean adalah karena adanya keterbatasan atau
( ) ( )
𝜇 𝜇
𝑃0 = ∑ + ketidakmampuan dalam pelayanan di mana arrival
𝑛! 𝜆
𝑛=0 𝑠! (1 − ) rate permintaan pelayanan dari customer bersifat
𝑠𝜇
random.
P0 : Probabilitas tidak terdapat customer dalam
sistem λ
𝐿𝑞 = 𝐿𝑠 −
S : Jumlah fasilitas yang terbuka. 𝜇
λ : Arrival rate dari customer
Lq : Jumlah customer rata-rata dalam antrean
𝜇 : Service rate dari tiap server
N : Jumlah customer. λ : Arrival rate dari customer

µ : Service rate dari tiap server


 Jumlah customer rata-rata dalam sistem
Ls : Jumlah customer rata-rata dalam sistem
Banyaknya customer rata-rata di dalam sistem
antrean (Ls) adalah banyaknya rata-rata customer
 Waktu rata-rata yang dihabiskan customer untuk
yang sedang menanti untuk menerima pelayanan
menunggu dalam antrean
dari fasilitas pelayanan dan termasuk customer yang
sedang menerima pelayanan. Banyaknya customer Waktu rata-rata yang digunakan customer yang
yang terhitung adalah customer yang sedang menunggu di dalam antrean (Wq) adalah durasi
menunggu untuk mendapatkan giliran melakukan waktu yang digunakan oleh customer yang masuk
pengisian BBM dan customer yang sedang mendapat dan antre untuk mendapat pelayanan.
pelayanan di dalam fasilitas pelayanan. Waiting time dihitung mulai dari customer
Banyaknya customer rata-rata dalam sistem adalah mengantre hingga mendapat pelayanan oleh petugas
tanda banyaknya customer yang dilayani oleh SPBU fasilitas. Penyebab adanya waiting time adalah karena
sepanjang jam operasional dan banyaknya antrean beberapa faktor, seperti: service rate yang terdapat
customer yang sedang dalam proses menunggu untuk pada SPBU kurang memenuhi atau tidak seimbang
mendapat pelayanan. Fakta ini bisa digunakan jika dibanding dengan banyaknya customer yang
sebagai acuan untuk menentukan jalur fasilitas yang berdatangan untuk menerima pelayanan dan arrival
optimal agar antrean yang ada tidak menumpuk pattern para customer hanya pada waktu tertentu.
sehingga customer dapat dengan segera memperoleh
𝐿𝑞
pelayanan. 𝑊𝑞 =
λ

478
SILVIA WIJAYA, YULIANI PUJI ASTUTI

Wq : Waktu rata-rata yang digunakan customer Data waktu kedatangan pelanggan dan lama

untuk menunggu dalam antrean

λ : Arrival rate dari customer

Lq : Jumlah customer rata-rata dalam antrean

 Waktu rata-rata yang dihabiskan customer dalam


sistem

Waktu rata-rata yang dihabiskan customer dalam


sistem (Ws) adalah rata-rata total waktu dari customer
yang sedang menunggu untuk dilayani dan average
time yang diperlukan oleh fasilitas pelayanan dalam
melayani customer.
Total waktu dalam sistem terhitung ketika
customer mulai mengantre, menunggu sampai
menerima pelayanan, saat menerima pelayanan
hingga customer selesai menerima pelayanan. Total
waktu rata-rata dalam sistem adalah penanda
tentang service rate dari SPBU di dalam
menyelesaikan pelayanan pengisian BBM dari Gambar 1. Struktur dan Jumlah Stasiun pada Sistem
customer. pelayanan di SPBU Pucangsawit.

𝐿𝑠 Tabel 1.Data Waktu Kedatangan dan Waktu Pelayanan


𝑊𝑠 =
λ No Waktu antar Kedatangan Lama Pelayanan
Ws : Waktu rata-rata yang dihabiskan customer (dalam menit) (dalam menit)
1 0 2
dalam sistem
2 0 2
λ : Arrival rate dari customer 3 1 1
Ls : Jumlah customer rata-rata dalam sistem 4 0 1
5 0 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
6 1 1
A. Struktur dan Jumlah Stasiun pada Sistem 7 0 1
8 1 2
Pengguna sepeda motor mulai memasuki tempat 9 0 3
pelayanan, lalu membentuk suatu antrean pada 10 0 1
setiap fasilitas pelayanan yang ada. Pengguna sepeda 11 2 1
motor menunggu hingga saatnya untuk dilayani 12 1 2
pada stasiun, bagian ini adalah waktu yang 13 2 2
diperhitungkan sebagai waiting time customer di 14 0 2
dalam tempat pengisian bahan bakar. Setelah proses 15 2 2
selesai, pengguna sepeda motor meninggalkan 16 1 1
tempat pelayanan. Waktu yang diperlukan setiap 17 1 3
stasiun dalam mengisi bahan bakar tidak sama, 18 0 2
tergantung banyaknya customer mengisi bahan 19 1 2
bakar untuk kendaraannya. 20 1 2
B. Waktu Kedatangan 21 0 1
Waktu antar kedatangan dan Waktu Pelayanan 22 3 2
23 0 1

479
PENERAPAN SISTEM ANTREAN

24 1 1 Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel


25 0 3 berikut:
26 0 2 Tabel 2. Perhitungan Distribusi Poisson
27 1 2 𝑋𝑛 𝑓𝑛 Σ𝑋𝑛 𝑓𝑛 𝑃𝑛 𝑒𝑖 𝓍2
28 0 2 0 16 0 0,43667 15,28346 0,033594
29 1 3 1 12 12 0,361812 12,66344 0,034757
30 1 2 2 4 8 0,149894 5,246281 0,29606
31 2 2 3 3 9 0,041399 1,448973 1,660269
32 3 3 35 29 2,024681
33 0 2
34 2 2 Tabel Chi-Square dengan 𝛼 = 5% dan df = 1, adalah
35 0 2 3,8415

Hasil yang diperoleh dari perhitungan menunjukkan


bahwa 𝑥 2 < 𝑥 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka hipotesis H0 diterima,
Waktu antar kedatangan dan Waktu Pelayanan
artinya data waktu kedatangan berdistribusi Poisson.
Pengujian dari distribusi waktu kedatangan
C. Waktu Pelayanan
kendaraan
H0 : Service time kendaraan terdistribusi
H0 : Arrival time kendaraan terdistribusi
eksponensial
Poisson
H1 : Service time kendaraan tidak
H1 : Arrival time kendaraan tidak
terdistribusi eksponensial
terdistribusi Poisson
Hitung probability eksponensial pada masing-
∑ 𝑋𝑛 𝑓𝑛 = 29, ∑ 𝑓𝑛 = 35
masing kelas interval

Σ𝑋𝑛 𝑓𝑛 𝐹(𝑡) = e−µ𝑡1 − e−µ𝑡2


λ= = 0,828571429 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Σ𝑓𝑛
Di mana,
Contoh hasil perhitungan, diambil untuk sample 2
menit (n=2) 1 1
µ= = = 0,538461538
Menghitung probabilitas distribusi Poisson: 𝑦 1,857142857

𝑒 −λ λ𝑛 dan
𝑃𝑛 =
𝑛! 65
𝑦= = 1,857142857
𝑒 (−.,828571429) . (0,828571429)2 35
𝑃2 =
2! Contoh hasil perhitungan, diambil untuk sample
= 0,149894 kelas kedua (t1=0, t2=1)

Menghitung frekuensi yang diharapkan: 𝐹(𝑡) = e−(0,538461538)0 − e−(0,538461538)1

𝑒𝑖 = Σ𝑓𝑛(𝑃2 ) = 35(0,149894) = 0,416356623

= 5,246281 Menghitung frekuensi yang diharapkan:

Menghitung Chi-Square (𝑥 2 ) 𝑒𝑖 = 𝐹(𝑡). ∑ 𝑓𝑛

(𝑒𝑖 − 𝑓𝑛 )2 (5,246281 − 4)2


𝓍2 = = = 0,416356623(35)
𝑒𝑖 5,246281
= 14,5724818
= 0,29606

480
SILVIA WIJAYA, YULIANI PUJI ASTUTI

Menghitung Chi-Square ( 2 ) Perhitungan nilai parameter antrean:


a. Probabilitas tidak ada pelanggan menunggu
(𝑒𝑖 − 𝑓𝑛 )2 (14,5724818 − 10)2
2 = =
𝑒𝑖 14,5724818 𝑠−1 λ 𝑛 λ 𝑠
( ) ( )
𝜇 𝜇
𝑃0 = ∑ +
= 1,43473089 𝑛! λ
𝑛=0 𝑠! (1 − )
𝑠𝜇
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada tabel berikut: 0,3222 0 0,3222 1
( ) ( )
0,5384 0,5384
𝑃0 = +
Tabel 3. Perhitungan Distribusi Eksponensial 0! 1!
T 𝑓𝑛 F(t) 𝑒𝑖 2
2
0,3222
0<T≤1 10 0,416357 14,57248 1,434731 0,5384
+( ) = 0,539385
0,3222
2! (1 − )
2(0,5384)
1<T≤2 20 0,65936 23,07761 0,410428
b. Jumlah kendaraan dalam sistem
2<T≤max 5 0 0 0
λ 𝑠
λ𝜇 ( ) λ
35 1,845159 𝜇
𝐿𝑠 = 2
𝑃0 +
(𝑠 − 1)(𝑆𝜇 − λ) 𝜇
Tabel Chi-Square dengan 𝛼 = 5% dan df = 1,
adalah 3,8415. 0,3222 2
(0,3222)(0,5384) ( )
0,5384
Hasil yang diperoleh dari perhitungan 𝐿𝑠 = ( )
(2 − 1)(2(0,5384) − 0,0,3222)2
menunjukkan bahwa 2 < 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka hipotesis
H0 diterima, artinya data waktu kedatangan
berdistribusi Eksponensial. 0,3222
(0,539385) + = 0,65735
0,5384
Perhitungan Parameter Antrean
c. Jumlah Kendaraan dalam Antrean
Berdasarkan kondisi yang telah disebutkan di
atas, sehingga model antrean yang dipakai dapat λ
𝐿𝑞 = 𝐿𝑠 −
dinotasikan dengan M/M/S/GD/∞, di mana model 𝜇
antrean ini menggunakan asumsi kedatangan
0,3222
pelanggan sesuai proses Poisson dengan parameter  𝐿𝑞 = 0,65735 − = 0,05886
0,5384
adalah rata-rata kedatangan, sedangkan waktu
pelayanan mengukuti distribusi eksponensial d. Waktu Rata-Rata Kendaraan dalam Antrean
dengan  sebagai rata-ratanya. Data yang digunakan
sudah di uji sesuai dengan asumsi. 𝐿𝑞
𝑊𝑞 =
Memakai model antrean tersebut didapat λ
karakteristik operasi pada pelayanan sebagai berikut:
0,05886
𝑊𝑞 = = 0,18268
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 0,3222
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛

29
= = 0,3222 e. Waktu Rata-Rata Kendaraan dalam Sistem
1𝑥90 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐿𝑠
𝑊𝑠 =
λ
1 0,65735
= 𝑊𝑠 = = 2,04004
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛/𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 0,3222

1
= = 0,538461538/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
65/35

481
PENERAPAN SISTEM ANTREAN

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel


berikut:  C2: Biaya menunggu per satuan waktu per
Tabel 4. Perhitungan Parameter Antrean customer

S 𝑃0 Ls Lq Wq Ws Biaya menunggu customer diperoleh dari rata-rata


pendapatan perkapita kota Surakarta, yaitu sebesar
1 0,40156 0,83881 0,24033 0,74584 2,60319 Rp. 91.430.000.
Biaya menunggu customer per menit adalah
2 0,53939 0,65735 0,05886 0,18268 2,04004

𝑅𝑝. 91.430.000
3 0,54881 0,60251 0,00403 0,01251 1,86987 = 𝑅𝑝. 529,1087
12𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑥 30ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 8 𝑗𝑎𝑚𝑥60𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4 0,5496 0,59939 0,00091 0,00281 1,86017
Perhitungan Jumlah server optimum:
5 0,54966 0,59879 0,00031 0,00097 1,85833
𝐶1
𝐿𝑠 − 𝐿𝑠(𝑠+1) ≤ ≤ 𝐿𝑠(𝑠−1) − 𝐿𝑠
𝐶2
S : saluran
P0 : Jumlah kendaraan dalam Antrean Tabel 5. Perhitungan Jalur Optimal
Lq : Jumlah Kendaraan dalam Antrean 𝐶1
S 𝑳𝒔 − 𝑳𝒔(𝒔+𝟏) 𝑳𝒔(𝒔−𝟏) − 𝑳𝒔 Keterangan
Ls : Jumlah Kendaraan dalam Sistem 𝐶2
Wq : Average time Kendaraan dalam Antrean 1 0,18146 0,11060 0,00000 Tidak Optimal
Ws : Average time Kendaraan dalam Sistem
2 0,05483 0,11060 0,18146 Optimal

Perhitungan Jumlah Server Optimal


3 0,00313 0,11060 0,05483 Tidak Optimal
 C1: Biaya per fasilitas pelayanan per satuan
waktu 4 0,00059 0,11060 0,00313 Tidak Optimal
a. Biaya Tenaga Kerja
5 0,00000 0,11060 0,00059 Tidak Optimal
Biaya tenaga kerja diasumsikan mengikuti
UMK Surakarta 2021 yaitu sebesar
Rp.2.013.810/ bulan. Perhitungan Jumlah server optimal berdasarkan
Biaya tenaga kerja per menit yang biaya per fasilitas per satuan waktu dan biaya untuk
diperlukan jika menambahkan satu unit server menunggu per satuan waktu per customer,
pelayanan adalah sebesar menunjukkan bahwa diperlukan dua server
pelayanan pada SPBU Pucangsawit, Surakarta.
1𝑥2.013.810 Jalur optimal yang diperoleh berdasarkan biaya
= 𝑅𝑝. 46,6159/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
30𝑥24𝑥60 operasional dan biaya menunggu lebih terukur
dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang
b. Baya Operasional Fasilitas Tambahan
hanya berdasarkan waktu menunggu pelanggan di
Biaya listrik Rp.714,07/kWh dalam sistem yang lebih menguntungkan pelanggan,
Biaya operasional bila yang digunakan sedangkan bila menggunakan biaya operasional dan
adalah biaya penggunaan listrik/menit biaya menunggu customer maka hasil yang
diperoleh lebih objektif dan juga dapat dibuktikan
𝑅𝑝. 714,07 berdasarkan perhitungan.
= 𝑅𝑝. 11,9011/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
PENUTUP
Biaya total bila menambahkan satu fasilitas jalur
SIMPULAN
pelayanan Berdasarkan hasil perhitungan data pada
= 𝑅𝑝. 46,6159 + 𝑅𝑝. 11,9011 pengolahan data dapat disimpulkan kedatangan
kendaraan yang datang ke SPBU berdistribusi
= 𝑅𝑝. 58,5170/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 Poisson dengan arrival rate 0,3222 kendaraan per

482
SILVIA WIJAYA, YULIANI PUJI ASTUTI

menit. Waktu pelayanan kendaraan berdistribusi Medan. 14–34.


eksponensial dengan service rate 0,5384 menit per Kusumaningtyas, Fikri, M. I., & Liquiddanu, E.
kendaraan. (2018). Simulasi Antrian Pengisian Bahan Bakar
di SPBU Pucangsawit. Seminar Dan Konferensi
Jumlah jalur yang sudah tersedia yaitu sebanyak
Nasional Idec, 1–11.
2 jalur sudah optimal. Banyaknya kendaraan yang
Https://Idec.Ft.Uns.Ac.Id/Wp-
sedang menunggu dalam sistem adalah sebanyak Content/Uploads/2018/05/Id012.Pdf
0,05886 kendaraan/menit. Lama kendaraan Kuswara, S. (2021). Model Optimasi Pencucian Mobil
menunggu dalam sistem juga yang sedang (Pribadi) Berdasarkan Metode Antrian
memperoleh pelayanan adalah selama 0,65735 (Queueing) di Perusahaan Jasa Pencucian
kendaran per menit. Waktu rata-rata mengantre Mobil “Sekneg Buana Motor Service” Kebon
Nanas Tangerang. Angewandte Chemie
kendaraan adalah selama 0,18268 menit per
International Edition, 6(11), 951–952.
kendaraan. Waktu rata-rata menunggu dalam sistem Manalu, C., & Palandeng, I. (2019). Analisis Sistem
kendaraan adalah selama 2,04004 menit per Antrian Sepeda Motor pada Stasiun Pengisian
kendaraan. Bahan Bakar Umum (Spbu) 74.951.02
Malalayang. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(1), 551–560.
SARAN https://doi.org/10.35794/emba.v7i1.22444
Peningkatan dari kinerja dalam melayani customer Mehri, H., Djemel, T., Kammoun, H., & Sfax-tunisia,
sangat pentig selama proses pengisian BBM di SPBU, L. G. B. P. (2008). Solving Of Waiting Lines
maka saran yang dapat diberikan adalah dengan Models In The Airport Using Queuing Theory
tidak menambah jalur fasilitas di SPBU Pucangsawit Model And Linear Programming History :
karena jalur yang sudah ada sudah optimal. Laboratoire GIAD-FSEG-Sfax B.P.1081-3018 Sfax-
TUNISIA.
Priyatno, B. (2009). Analisa Faktor-Faktor Yang
DAFTAR PUSTAKA Mempengaruhi Konsumsi Bahan Bakar
Badan Pusat Statistik. (2021). Perkembangan Jumlah Minyak pada Masyarakat di Surabaya.
Kendaraan Bermotor Menurut Jenis. Journal.Uwks.Ac.Id.
Https://Jatim.Bps.Go.Id/Statictable/2021/09 Sugito, A. H. (2013). Proses Antrian dengan
/04/2202/Rata-Rata-Upah-Gaji-Bersih- Kedatangan Berdistribusi Poisson dan Pola
Sebulan-Pekerja-Formal-Menurut-Kabupaten- Pelayanan Berdistribusi General. Media
Kota-Dan-Lapangan-Pekerjaan-Utama- Statistika, 6(1), 51–60.
Rupiah-2020.Html Sugito, M. A. M. (2011). Distribusi Poisson Dan
Febi Firman Saputra, dkk. (2019). Analisis Metode Distribusi Eksponensial Dalam Proses
Antrian Untuk Mengoptimalkan Pelayanan Stokastik. 19–24.
Server Pertamax-Pertalite Pada Spbu 34.451.61 Sule, O. K., & Ugboya, A. P. (2019). Application Of
Waled Cirebon. Вестник Института Геологии Queueing Theory In Optimization Of Service
Коми Научного Центра Уральского Отделения Process , A Case Study Of Gt Plaza Fast Food. 6(1),
Ран, 5 (293), 155–163. 9320–9327.
Hasan, I. (2011). Model Optimasi Pelayanan Nasabah Wati, R. (2017). Kelurahan Setiabudi Jakarta Selatan
Berdasarkan Metode Antrian (Queuing Dengan Waiting Line. Jurnal Techno Nusa
System). Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 15(1), Mandiri, 14(2), 15–20.
151–158.
Http://Jurnal.Unmer.Ac.Id/Index.Php/Jkdp/
Article/View/1009
Kakiay, T. J. (2004). Dasar Teori Antrian Untuk
Kehidupan Nyata (1st Ed.). Penerbit Andi.
Koh, H. L., Teh, S. Y., Wong, C. K., Lim, H. K., &
Migin, M. W. (2014). Improving Queuing
Service At Mcdonald’s. Aip Conference
Proceedings, 1605(February 2015), 1073–1078.
Https://Doi.Org/10.1063/1.4887740
Kopkar, S., Tiga, N., & Sunggal, J. L. (2015). Analisis
Sistem Antrian pada Stasiun Pengisian Bahan
Bakar (SPBU) Kopkar Nusa Tiga Jl. Sunggal

483

Anda mungkin juga menyukai