SKRIPSI
SKRIPSI
INTISARI
Sistem antrian adalah suatu himpunan pelanggan, pelayan dan aturan yang
mengatur kedatangan para pelanggan. Antrian terjadi karena banyaknya
pelanggan yang membutuhkan jasa pelayanan pada waktu yang bersamaan. Salah
satu sistem antrian yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah sistem antrian
di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis proses kedatangan pelanggan, waktu pelayanan
pelanggan dan menentukan model yang sesuai pada SPBU PT. Fikri Darmawan
Kabupaten Melawi. Model antrian yang sesuai pada SPBU PT. Fikri Darmawan
Kabupaten Melawi adalah model antrian (G/G/1):(FIFO/ / ). Berdasarkan
hasil penelitian disimpulkan bahwa, selama lima hari dengan waktu penelitian dari
jam 08.00 sampai 09.30 yaitu rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian sebanyak
7 pelanggan. Rata-rata jumlah pelanggan dalam sistem sebanyak 8 pelanggan,
rata-rata waktu yang dihabiskan pelanggan dalam antrian adalah 3 menit 22 detik,
dan untuk rata-rata waktu yang dihabiskan pelanggan dalam sistem adalah 3 menit
42 detik.
Kata Kunci: Antrian, Model Antrian, FIFO.
i
QUEUE ANALYSIS SYSTEM REFUELLING MOTORCYCLE
AT PT. FIKRI DARMAWAN MELAWI REGENCY
ABSTRACT
Queuing system is a set of customers, waiters and rules governing the arrival
of customer. Queue occurs because the large numbers of customers who require
services at the same time. One of the queuing system that occur in everyday life is
the queuing system at the general fuel filling stations (gas station). The purpose of
this study was to analyze the process arrival of the customer, customer service
time and determining the appropriate model at PT. Fikri Darmawan Melawi gas
station. Model appropriate queue at PT. Fikri Darmawan Melawi gas station is
queue model (G/G/1): (FIFO/ / ). Based on the results of the study concluded
that, for five days with research time from 08.00 to 09.30 which is the average
number of customers in the queue as many as 7 customers. The average number
of customers in the system as much as 8 customers, the average time spent in the
queue of customers is 3 minutes 22 seconds, and for the average time spent in the
system subscribers is 3 minutes and 42 seconds.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul Analisis Sistem Antrian Pengisian Bahan Bakar Sepeda Motor
Pada SPBU PT. Fikri Darmawan Kabupaten Melawi. Skripsi ini dibuat
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program
Studi Matematika di Universitas Tanjungpura. Penulis menyadari bahwa, selama
proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan saran dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Helmi, M.Si sebagai pembimbing pertama dalam penulisan
skripsi ini, yang telah membimbing dan memberikan arahan selama penulisan
skripsi ini. Bapak Hendra Perdana, M.Sc sebagai pembimbing kedua dalam
penulisan skripsi ini, yang telah membimbing dan memberikan arahan selama
penulisan skripsi ini.
2. Keluarga dan teman-teman tercinta terutama kedua orang tua, adik-adik M.
Hidayatullah Saputra dan M. Fitrah Kurniawan yang telah memberikan
banyak dukungan selama penulisan skripsi ini. Sahabat yang selalu
mensupport dalam penulisan skripsi ini Lulu Dwi Lestari dan Reni Unaeni.
Penulis sangat berharap skripsi ini dapat berguna untuk menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Analisis Sistem Antrian Pengisian Bahan
Bakar Sepeda Motor Pada SPBU PT. Fikri Darmawan Kabupaten Melawi.
Penulis mengucapkan terimakasih atas partisipasi dan dukungan dari semua
pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk
memaksimalkan skripsi ini demi perbaikan di masa depan.
Pontianak 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
INTISARI ............................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL .................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah .......................................................................................... 3
1.5 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 3
1.6 Metodologi Penelitian ................................................................................. 4
iv
BAB III ANALISIS SISTEM ANTRIAN PENGISIAN BAHAN BAKAR
SEPEDA MOTOR PADA SPBU PT. FIQRI DARMAWAN
KABUPATEN MELAWI.......................................................................... 26
3.1 SPBU PT Pertamina Fikri Darmawan Kabupaten Melawi ....................... 26
3.2 Analisis Data ............................................................................................. 26
3.2.1 Uji Hipotesis Distribusi Proses Kedatangan ...................................... 26
3.2.2 Uji Hipotesis Distribusi Waktu Pelayanan ......................................... 29
3.3 Model Antrian Pada SPBU PT Fikri Darmawan Kabupaten Melawi ....... 32
LAMPIRAN ......................................................................................................... 46
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.4 Waktu Pelayanan Pelanggan dengan Interval Waktu 5 Detik ............ 30
Tabel 3.5 Waktu Pelayanan Pelanggan yang Diharapkan .................................. 30
Tabel 3.6 Nilai Chi Square Hitung ( hitung
2
) Distribusi General ........................ 31
Tabel 3.7 Hasil Kinerja Sistem Antrian SPBU PT. Fikri Darmawan Kabupaten
Melawi Pada Tanggal 14 Maret 2016 sampai 20 Maret 2016 ........... 42
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL
: Tingkat ketelitian
2 : Chi-Square
dk : Derajat kebebasan
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Pertamina adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak dan gas
bumi yang dimiliki pemerintah Indonesia yang berdiri sejak tanggal 10 Desember
1957 dengan nama PT Pertamina. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
merupakan prasarana umum yang disediakan oleh PT.Pertamina untuk masyarakat
luas guna memenuhi kebutuhan bahan bakar.
Pada penelitian ini SPBU Fikri Darmawan 64-786.07 merupakan salah satu
stasiun pengisian bahan bakar umum yang terletak pada Jalan Provinsi Kabupaten
Melawi. SPBU ini mulai berdiri pada tanggal 22 Juni 2007 dan mulai beroperasi
pada tanggal 29 Maret 2008. SPBU tersebut hanya terdapat satu server yang
ditempatkan pada sistem antrian yang bertugas untuk melayani pelanggan sepeda
motor dalam pengisian bahan bakar.
Pelayanan merupakan hal penting yang harus diperhatikan, karena pelayanan
mempengaruhi kenyamanan para pelanggan dalam melakukan pengisian bahan
bakar. Masalah antrian merupakan hal yang tidak bisa terlepas dari sebuah sistem
pelayanan. Hal ini terjadi karena jumlah fasilitas pelayanan yang tersedia tidak
sebanding dengan jumlah pelanggan yang datang sehingga pelayanan tertunda
yang selanjutnya menyebabkan proses menunggu dan menimbulkan antrian.
Proses antrian adalah proses yang berhubungan dengan kedatangan seorang
pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, kemudian menunggu dalam suatu
barisan untuk mendapatkan pelayanan. Antrian timbul karena banyaknya individu
yang membutuhkan jasa pelayanan pada waktu yang bersamaan. Sistem antrian
adalah himpunan pelanggan, pelayan, dan aturan yang mengatur kedatangan para
pelanggan (Dimyati, 2005).
Semakin bertambahnya jumlah pelanggan kendaraan bermotor, maka
kebutuhan pelanggan akan bahan bakar secara otomatis akan mengalami
peningkatan. Hal ini karena hampir semua masyarakat membutuhkan sepeda
1
2
motor sebagai sarana transportasi produktif, efektif, dan efisien untuk aktivitas
harian. Hal ini mengakibatkan terjadi penumpukan antrian yang cukup banyak dan
pelanggan membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu giliran mendapatkan
pelayanan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis antrian untuk mengukur
kinerja antrian. Tujuan dari analisis sistem antrian yaitu untuk mengetahui model
dan kinerja sistem yang sudah dijalankan. Selain itu, sistem antrian juga
digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dan sebagai
pedoman dalam menentukan kebijakan bagi perusahaan. Untuk mengatasi
masalah ini dapat digunakan suatu model antrian untuk masalah tersebut.
Model antrian dapat membantu manager untuk membuat keputusan dengan
cara menganalisis antrian. Dengan analisis antrian diperoleh banyak ukuran
kinerja dari antrian, seperti rata-rata waktu yang dihabiskan oleh pelanggan dalam
antrian, rata-rata panjang antrian, waktu yang dihabiskan pelanggan dalam sistem,
peluang fasilitas pelayanan kosong, faktor utilisasi sistem serta peluang sejumlah
pelanggan dalam berada dalam sistem (Heizer dan Rander, 2005).
penelitian jumlah nasabah dalam sistem tiap harinya setiap jam rata-rata 10,809
orang, sedangkan rata-rata jumlah nasabah dalam antrian sebanyak 5,1602 orang
dengan rata-rata waktu menunggu dalam antrian selama 9,1579 menit dan rata-
rata waktu menunggu dalam sistem selama 13,4613 menit. Kinerja sistem antrian
sudah efektif dengan diperoleh nilai faktor utilasasi 1 sehingga
c
memenuhi kondisi steady state. Nilai utilisasi yang diperoleh 0,8248. Artinya
dalam satu hari kerja teller rata-rata sibuk 82,48% dari jam kerja, dan waktu
menganggur teller tiap harinya lebih sedikit.
Taha (1997) dalam bukunya membahas tentang teori antrian, unsur-unsur
dasar dari model antrian, antrian Poisson khusus seperti model: (M/M/c): (GD/ /
), (M/M/1): (GD/ / ), (M/M/c): (GD/N/ ), (M/M/1): (GD/N/ ).
Mulai
Data Antrian
SPBU
Banyak Server : 1
Jumlah populasi : Inf
Jumlah Sampel : Inf
ya
Waktu antar Waktu antar
Kedatangan kedatangan poisson (M)
Poisson?
tidak
Waktu antar
kedatangan General (G)
A
6
Waktu ya
Waktu pelayanan
pelayanan Eksponensial (M)
Eksponensial?
tidak
Waktu pelayanan
General (G)
Model Antrian
selesai
Teori antrian diciptakan pada tahun 1909 oleh ahli matematika dan insinyur
berkebangsaan Denmark yang bernama A.K. Erlang (Marwan dkk, 2000). Antrian
adalah garis-garis tunggu dari pelanggan yang memerlukan layanan dari satu atau
lebih pelayan (fasilitas pelayanan). Proses antrian adalah suatu proses yang
berhubungan dengan kedatangan seorang pelanggan pada suatu fasilitas
pelayanan, kemudian menunggu dalam suatu baris (antrian), dan akhirnya
meninggalkan fasilitas pelayanan tersebut setelah dilayani (Taha, 1997). Sistem
antrian adalah suatu himpunan pelanggan, pelayan, dan suatu aturan yang
mengatur pelayanan kepada pelanggan.
Antrian timbul karena adanya ketidakseimbangan antara yang dilayani
dengan pelayanannya yaitu disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi
kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas pelayanan yang disebabkan
kesibukan layanan. Dalam proses antrian, banyaknya populasi dibedakan menjadi
dua, yaitu populasi terbatas (finite) dan populasi tidak terbatas (infinite). Populasi
terbatas dapat ditemukan pada suatu perusahaan yang mempunyai jumlah mesin
yang memerlukan perawatan atau perbaikan pada periode tertentu. Populasi yang
tidak terbatas merupakan pelanggan yang tidak terhingga, setiap hari melayani
pelanggan yang datang secara random dan tidak dapat ditentukan berapa
jumlahnya, karena jumlah pelanggan yang datang tidak ditentukan dengan pasti.
2.2 Tujuan Teori Antrian
7
8
Sumber kedatangan
1. Kedatangan
Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil atau
panggilan telepon untuk dilayani. Proses kedatangan dapat diketahui secara pasti
atau berupa suatu variabel acak yang distribusi peluangnya dianggap telah
diketahui. Karakteristik dan populasi yang dilayani dapat dilihat menurut
ukurannya, proses kedatangan, serta prilaku dari populasi yang dilayani. Menurut
ukurannya, populasi yang dilayani bisa terbatas (finite) dan tidak terbatas
(infinite).
Pada popuasi terbatas, dapat diketahui jumlah pelanggan yang datang karena
menyesuaikan dengan kapasitas pelayanan yang ada, misalnya jumlah tempat
parkir. Sedangkan pada populasi tidak terbatas, jumlah pelanggan yang datang ke
fasilitas pelayanan tidak dapat diketahui dengan pasti, misalnya pada loket
pengambilan obat di apotek dan banyaknya resep dokter yang datang tidak dapat
diduga jumlahnya.
2. Pelayanan
Pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan dalam satu atau lebih
fasilitas pelayanan. Contoh, jalan tol dapat memiliki beberapa pintu tol. Pelayanan
dapat terdiri dari satu pelayan dalam satu fasilitas pelayanan. Dalam mekanisme
9
pelayanan ada tiga aspek yang harus diperhatikan yaitu tersedianya pelayanan,
kapasitas pelayanan, dan lama pelayanan.
3. Antrian
Inti dari analisa antrian adalah antri itu snediri. Timbulnya antrian terutama
tergantung dari proses kedatangan dan waktu pelayanan. Jika tidak ada antrian
berarti terdapat pelayan yang menganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan.
2.3.1 Disiplin Antrian
Disiplin antrian adalah aturan antrian yang terdapat pada peraturan pelanggan
yang ada didalam barisan untuk menerima pelayanan. Ada 4 bentuk disiplin
antrian yaitu:
1. First Come First Served (FCFS) atau First In First Out (FIFO) yaitu
pelanggan yang datang pertama akan dilayani terlebih dahulu. Disiplin antrian ini
biasa digunakan pada loket pembelian tiket bioskop.
2. Last Come First Serve (LCFS) atau Last In First Out (LIFO) yaitu pelanggan
yang datang terakhir dilayani terlebih dahulu. Contohnya antrian pada satu
tumpukan barang digudang, barang yang terakhir masuk akan berada
ditumpukkan paling atas sehingga harus diambil pertama.
3. Service In Random Order (SIRO) atau Random Selection for Service (RSS)
yaitu pelayanan berdasarkan pada peluang secara random atau pelayanan
dilakukan secara acak. Contoh kertas-kertas undian yang menunggu untuk
ditentukan pemenangnya yang diambil secara acak dan pada saat arisan, dimana
pelayanan dilakukan berdasarkan undian (random).
4. Priority Service (PS) yaitu pelayanan diberikan kepada pelanggan yang
mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang
mempunyai prioritas yang lebih rendah, misalnya seseorang dengan keadaan
penyakit yang lebih berat dibanding dengan orang lain didalam sebuah rumah
sakit.
Kedatangan M S Keluar
Sistem Antrian
Gambar 2. 2 Struktur Antrian Single Channel-Single Phase
Keterangan:
M : Antrian
S : Fasilitas Pelayanan (server)
2. Single Channel-Multi Phase
Single Channel Multi Phase yaitu sistem antrian jalur tunggal dengan tahapan
berganda atau menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan
secara berurutan. Contohnya pada pencucian mobil. Model ini ditunjukkan pada
Gambar 2.3.
11
Kedatangan M S M S Keluar
Phase 1 Phase 2
Sistem Antrian
Gambar 2. 3 Struktur Antrian Single Channel-Multi Phase
3. Multi Channel-Single Phase
Sistem Multi Channel-Single Phase terjadi di mana ada dua atau lebih
fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Contohnya adalah pembelian tiket
yang dilayani oleh beberapa loket, nasabah mengantri di bank dengan beberapa
teller. Model ini ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Kedatangan M Keluar
S
Sistem Antrian
Gambar 2. 4 Struktur Antrian Sistem Multi Channel-Single Phase
4. Multi Channel-Multi Phase
Sistem Multi Channel-Multi Phase menunjukkan bahwa setiap sistem
mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap sehingga terdapat lebih
dari satu pelanggan yang dapat dilayani pada waktu bersamaan. Contoh pelayanan
yang diberikan kepada pasien di rumah sakit dimulai dari pendaftaran, diagnosa,
tindakan medis sampai pembayaran. Model ini ditunjukkan pada Gambar 2.5.
S M S
Kedatangan M Keluar
S M S
Phase 1 Phase 2
Sistem Antrian
Gambar 2. 5 Struktur Antrian Multi Channel-Multi Phase
12
Steady State adalah keadaan yang stabil dimana laju kedatangan kurang dari
laju pelayanan. Jika S 1 maka kedatangan terjadi dengan laju yang lebih cepat
dibandingkan dengan jumlah yang dapat dilayani. Panjang antrian yang
diharapkan bertambah tanpa batas sehingga tidak terjadi Steady State. Demikian
juga apabila laju kedatangan sama dengan laju pelayanan S 1 maka tidak akan
terjadi antrian, dengan kata lain Steady State tidak tercapai. Steady State dapat
tercapai apabila :
1
S . 1
c
13
dengan S adalah Steady State dari antrian, adalah tingkat kegunaan fasilitas
pelayanan, dan c adalah jumlah fasilitas pelayanan.
2.6 Asumsi-asumsi Teori Antrian
t = waktu pelayanan
= rata-rata tingkat pelayanan
e = bilangan natural, yaitu 2,71828
2.7 Notasi Model Antrian
a / b / c : d / e / f
dengan:
a = distribusi kedatangan.
b = distribusi waktu pelayanan.
c = jumlah saluran pelayanan paralel dalam sistem.
d = disiplin pelayanan.
e = jumlah maksimum pelanggan yang berada dalam sistem (antri dan dilayani).
f = besarnya populasi kedatangan.
Keterangan:
1. Untuk a dan b dapat digunakan kode-kode berikut sebagai pengganti:
M = banyaknya kedatangan berdistribusi Poisson atau pelayanan distribusi
Eksponensial, juga sama dengan distribusi waktu antar kedatangan
Ekponensial atau distribusi satuan yang dilayani Poisson.
D = waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan konstan.
G = waktu pelayanan berdistribusi umum (General).
Ek = waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan berdistribusi Erlang atau
gamma.
2. Untuk c digunakan bilangan bulat positif yang menyatakan jumlah pelayanan
paralel.
3. Untuk d digunakan kode-kode pengganti:
a. First In First Out (FIFO) atau First Come First Served (FCFS).
b. General Service Disciplint (GD).
c. Last In First Out (LIFO) atau Last Come First Served (LCFS).
d. Service In Random Order (SIRO).
4. Untuk e dan f digunakan kode N (untuk menyatakan jumlah terbatas) atau
(tak terhingga satuan-satuan dalam sistem antrian dan populasi kedatangan).
2.8 Antrian Khusus Poisson
n = jumlah pelanggan
c. Jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam sistem
n 1
n 0
n
0 1 0 11 1 ... 1 1
= 1 1 2 1 3 2 ...
d n
1
d n 0
d 1
1
d 1
1
1
1
2
Ls
1
ini adalah N dan panjang antrian maksimum adalah ( N 1) . Ini berarti bahwa
terdapat N pelanggan dalam sistem, pelanggan yang baru tiba membatalkan
untuk n 0,1, 2,..., N 1 sama dengan 1, diperoleh:
P0 1 2 ... N 1
Dengan menggunakan deret geometri diperoleh:
1 N 1 1
P0 1 atau P0
1 1 N 1
Nilai tidak perlu kurang dari 1, karena jumlah pelanggan yang diijinkan
dengan,
19
dengan,
Pn = peluang pelanggan untuk tidak dapat bergabung dalam sistem
= tingkat kegunaan fasilitas pelayanan
N = jumlah kedatangan yang dibatasi ditambah jumlah fasilitas pelayanan
n = jumlah pelanggan yang dibatasi
c. Jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam sistem
1 1 1
0 0 1 1 ... N N
1 1 1
N 1 N 1 N 1
1
1 N 1
1 2 3 2 ... N N 1
1 d N n
1 N 1 d n 1
1 d 1 N 1
1 N 1 d 1
1 N 1 N 1 1 N 1
1 N 1
2
1
N 1 N 1 1 N 1
1 1 N 1
20
N N N N 1 N N 1 1 N 1
Ls
1 1 N 1
1 N 1 N N N 1
Ls
1 1 N 1
dengan,
Ls = jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam sistem
= tingkat kegunaan fasilitas pelayanan
N = jumlah kedatangan yang dibatasi ditambah jumlah fasilitas pelayanan
n = jumlah pelanggan yang dibatasi
d. Jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam antrian
eff (1 Pn )
eff
Lq Ls
(1 Pn )
Lq Ls
Lq = jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam antrian
Lq
Wq
(1 Pn )
dengan,
Wq = waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrian
Lq = jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam antrian
= rata-rata tingkat kedatangan pelanggan
Pn = peluang pelanggan untuk tidak dapat bergabung dalam sistem
dengan,
P0 = peluang tidak ada pelanggan dalam sistem
= tingkat kegunaan fasilitas pelayanan
n = jumlah kedatangan yang dibatasi
c = jumlah fasilitas pelayanan
b. Peluang pelanggan untuk tidak dapat bergabung dalam sistem
n
Pn P0 , n > c
c !c n c
dengan,
P0 = peluang tidak ada pelanggan dalam sistem
= tingkat kegunaan fasilitas pelayanan
n = jumlah kedatangan yang dibatasi
c = jumlah fasilitas pelayanan
c. Jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam antrian
j c
Lq n c Pn jPj c j P0
n c j 0 j 0 c !c j
j 1
c
P0
c! c
j 0
j
c
c 1
P0
c ! c 1 c 2
c 1
P0
c 1! c
2
dengan,
Lq = jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam antrian
dengan,
Ls = jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam sistem
dengan,
Ws = waktu menunggu yang diperkirakan dalam sistem
= jumlah rata-rata tingkat pelayanan
2.8.4 Model Antrian (G/G/c): (GD/ / )
c 1 2 v t 2 v t '
P0
c ! c 1 c 2 2
dengan,
P0 = peluang tidak adanya pelanggan dalam sistem
Lq = jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam antrian
= tingkat kegunaan fasilitas pelayanan
= jumlah rata-rata tingkat kedatangan pelanggan
= jumlah rata-rata tingkat pelayanan
Var t = Variansi untuk waktu pelayanan
dengan,
24
Dengan
2 = nilai dari Chi-Square
untuk mencari kedatangan dan waktu pelayanan yang diharapkan (Cij ) sebagai
berikut:
K j Bi
Eij (2.2)
M
dengan
Eij = banyaknya data yang diharapkan pada baris i, kolom j.
Data yang dianalisis adalah data yang telah diperoleh dari waktu kedatangan
pelanggan, dan waktu pelayanan pelanggan dari hari Senin sampai dengan hari
Minggu pada tanggal 14, 15, 18, 19, 20 maret 2016. Berikut adalah tahapan-
tahapan menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian.
3.2.1 Uji Hipotesis Distribusi Proses Kedatangan
26
27
(dk) (18 1)(5 1) 68 dan tingkat kesalahan 5% maka Chi-Square tabel adalah
2
88,25 karena X hitung X tabel
2
, sesuai hipotesis yang telah ditetapkan maka H 0
137,61. Dengan derajat kebebasan (dk) (12 1)(5 1) 44 dan tingkat kesalahan
5% maka harga Chi-Square tabel adalah 60,48. Berdasarkan hipotesis diperoleh
2
X hitung X tabel
2
, sesuai hipotesis yang telah ditetapkan maka H 0 ditolak, artinya
lama waktu pelayanan pelanggan sepeda motor pada SPBU PT Fikri Darmawan
berdistribusi General.
Dari hasil analisis uji Chi-Square pada data hasil pengamatan yang telah
dilakukan, pelanggan sepeda motor memasuki sistem antrian mengikuti pola
kedatangan berdistribusi General dengan parameter dan waktu pelayanan
berdistribusi General dengan parameter .
32
1 1
c 1 n c 0, 62831
P0 1 0,3717
n 0 n ! c !1 1!1 0, 6283
c 1
Peluang terdapat tidak adanya pelanggan dalam sistem sebesar 37,17%, yang
berarti bahwa kemungkinan adanya konsumen yang membutuhkan pelayanan
adalah 62,83%.
3. Rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian di hitung dengan menggunakan
rumus:
c 1
LqM / M / c P0
c 1! c
2
0, 6283
2
0,3717
0!1 0, 6283
2
1, 0619
u 2v t v t ' 2
Lq LqM / M / c
2
2 2
1 1
0,5753 2
0.3615
2 2
2
1, 0619 0,5753 0,3615
2
5, 6679
jadi rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian adalah 5.6679 6 pelanggan per
menit.
4. Rata-rata jumlah pelanggan dalam sistem dihitung dengan menggunakan
rumus:
Ls Lq
5, 6679 0, 6282
6, 2962
jadi rata-rata jumlah pelanggan yang menunggu dalam sistem adalah 6,2962 7
pelanggan per menit.
5. Rata-rata waktu yang dihabiskan seorang pelanggan untuk menunggu dalam
antrian dihitung dengan menggunakan rumus:
34
Lq
Wq
5, 6679
2,1688
2, 6134
sehingga rata-rata yang dihabiskan seorang pelanggan untuk menunggu dalam
antrian adalah 2,6134 atau 2 menit 37 detik.
6. Rata-rata waktu yang dihabiskan seorang pelanggan dalam sistem dihitung
dengan menggunakan rumus:
1 1
Ws Wq 2, 6134 2,9031
3, 4520
sehingga rata-rata waktu yang dihabiskan seorang pelanggan dalam sistem adalah
2,9031 atau 2 menit 54 detik.
b. Senin, 14 Maret 2016 Pukul 08.00 WIB - 09.30 WIB
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh bahwa:
= 1, 6667
= 2,8571
c = 1
1. Tingkat kegunaan fasilitas pelayanan
1,6667
0,5878
2,8571
0,5878
S 0,5878 1 (steady state)
c 1
Berdasarkan faktor tingkat kegunaan fasilitas pelayanan, kinerja sistem
antrian memenuhi kondisi steady state. Nilai utilasi yang diperoleh 0,5878 artinya
dalam satu hari kerja pelayanan rata-rata sibuk 58,78% dari jam kerja.
2. Peluang tidak ada pelanggan dalam sistem
1 1
c 1 n c 0,5878 0, 2919
1
P0 1
n 0 n ! c !1 1!1 0,5878
c 1
35
Peluang terdapat tidak adanya pelanggan dalam sistem sebesar 29,19%, yang
berarti bahwa kemungkinan adanya konsumen yang membutuhkan pelayanan
adalah 70,81%.
3. Rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian di hitung dengan menggunakan
rumus:
c 1
LqM / M / c P0
c 1! c
2
0,5878
2
0, 4122
0!1 0,5878
2
0,8381
u 2v t v t ' 2
Lq LqM / M / c
2
2 2
1 1
2,8622 2
1, 6824
2 2
2
0,8381 2,8622 1, 6824
2
7,1716
jadi rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian adalah 7,1716 7 pelanggan per
menit.
4. Rata-rata jumlah pelanggan dalam sistem dihitung dengan menggunakan
rumus:
Ls Lq
7,1716 0,5878
7, 7593
jadi rata-rata jumlah pelanggan yang menunggu dalam sistem adalah 7,7593 8
pelanggan.
5. Rata-rata waktu yang dihabiskan seorang pelanggan untuk menunggu dalam
antrian dihitung dengan menggunakan rumus:
Lq
Wq
7,1716
1, 6824
4, 2628
36
Peluang terdapat tidak adanya pelanggan dalam sistem sebesar 47,44%, yang
berarti bahwa kemungkinan adanya konsumen yang membutuhkan pelayanan
adalah 52,56%.
3. Rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian di hitung dengan menggunakan
rumus:
37
c 1
LqM / M / c P0
c 1! c
2
0,5256
2
0, 4744
0!1 0,5256
2
0,5824
u 2v t v t ' 2
Lq LqM / M / c
2
2 2
1 1
0, 4823 2
0, 2535
2 2
2
0,5824 0, 4823 0, 2535
2
5, 7839
jadi rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian adalah 5,7839 6 pelanggan per
menit.
4. Rata-rata jumlah pelanggan dalam sistem dihitung dengan menggunakan
rumus:
Ls Lq
5, 7839 0,5256
6,3095
jadi rata-rata jumlah pelanggan yang menunggu dalam sistem adalah 6,3095 7
pelanggan.
5. Rata-rata waktu yang dihabiskan seorang pelanggan untuk menunggu dalam
antrian dihitung dengan menggunakan rumus:
Lq
Wq
5, 7839
1,5210
3,8028
jadi rata-rata yang dihabiskan seorang pelanggan untuk menunggu dalam antrian
adalah 3,8028 atau 3 menit 48 detik.
6. Rata-rata waktu yang dihabiskan seorang pelanggan dalam sistem dihitung
dengan menggunakan rumus:
38
1
Ws Wq
1
3,8028
2,8936
4,1484
jadi rata-rata waktu yang dihabiskan seorang pelanggan dalam sistem adalah
4,1484 atau 4 menit 9 detik.
d. Jumat, 18 Maret 2016 Pukul 08.00 WIB - 09.30 WIB
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh bahwa:
= 1, 9355
= 3, 000
c = 1
1. Tingkat kegunaan fasilitas pelayanan
1,9355
0,6496
3,0000
0, 6496
S 0, 6496 1 (steady state)
c 1
Berdasarkan faktor tingkat kegunaan fasilitas pelayanan, kinerja sistem
antrian memenuhi kondisi steady state. Nilai utilasi yang diperoleh 0,6496 artinya
dalam satu hari kerja pelayanan rata-rata sibuk 64,96% dari jam kerja.
2. Peluang tidak ada pelanggan dalam sistem
1 1
c 1 n c 0, 64961
P0 1 0,3504
n 0 n ! c !1 1!1 0, 6496
c
1
Peluang terdapat tidak adanya pelanggan dalam sistem sebesar 35,04%, yang
berarti bahwa kemungkinan adanya konsumen yang membutuhkan pelayanan
adalah 64,96%.
3. Rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian di hitung dengan menggunakan
rumus:
39
c 1
LqM / M / c P0
c 1! c
2
0, 6496
2
0,3504 1, 2042
0!1 0, 6496
2
u 2v t v t ' 2
Lq L
qM / M / c
2
2 2
1 1
0, 4917 2
0,3194
2 2
0, 4917 0,3194
2
1, 2042
2
8,3918
jadi rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian adalah 8,3918 9 pelanggan per
menit.
4. Rata-rata jumlah pelanggan dalam sistem dihitung dengan menggunakan
rumus:
Ls Lq
8,3918 0, 6496
9, 0413
jadi rata-rata jumlah pelanggan yang menunggu dalam sistem adalah 9,0413 10
pelanggan.
5. Rata-rata waktu yang dihabiskan seorang pelanggan untuk menunggu dalam
antrian dihitung dengan menggunakan rumus:
Lq 8,3918
Wq 4,3788
1,9164
sehingga rata-rata waktu yang dihabiskan seorang pelanggan untuk menunggu
dalam antrian adalah 4,3788 atau 4 menit 23 detik.
6. Rata-rata waktu yang dihabiskan seorang pelanggan dalam sistem dihitung
dengan menggunakan rumus:
1
Ws Wq
1
4,3788
2,9503
4, 7178
40
sehingga jadi rata-rata waktu yang dihabiskan seorang pelanggan dalam sistem
adalah 4,7178 atau 4 menit 43 detik.
e. Sabtu, 19 Maret 2016 Pukul 08.00 WIB - 09.30 WIB
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh bahwa:
= 2, 0202
= 3, 7280
c = 1
1. Tingkat kegunaan fasilitas pelayanan
2,0202
0,5419
3,7280
0,5419
S 0,5419 1 (steady state)
c 1
Berdasarkan faktor tingkat kegunaan fasilitas pelayanan, kinerja sistem
antrian memenuhi kondisi steady state. Nilai utilasi yang diperoleh 0,5419 artinya
dalam satu hari kerja pelayanan rata-rata sibuk 54,19% dari jam kerja.
2. Peluang tidak ada pelanggan dalam sistem
1 1
c 1 n c 0,54191
P0 1 0, 4581
n 0 n ! c !1 1!1 0,5419
c
1
Peluang terdapat tidak adanya pelanggan dalam sistem sebesar 45,81%, yang
berarti bahwa kemungkinan adanya konsumen yang membutuhkan pelayanan
adalah 54,19%.
3. Rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian di hitung dengan menggunakan
rumus:
c 1
LqM / M / c P0
c 1! c
2
0,5419
2
0, 4581 0, 6410
0!1 0,5419
2
41
u 2v t v t ' 2
Lq LqM / M / c
2
2 2
1 1
3, 7280 2
2, 0202
2 2
3, 7280 2, 0202
2
0, 6410
2
3, 6575
jadi rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian adalah 3,6575 4 pelanggan per
menit.
4. Rata-rata jumlah pelanggan dalam sistem dihitung dengan menggunakan
rumus:
Ls Lq
3, 6575 0,5419
4,1994
jadi rata-rata jumlah pelanggan yang menunggu dalam sistem adalah 4,1994 5
pelanggan.
5. Rata-rata waktu yang dihabiskan seorang pelanggan untuk menunggu dalam
antrian dihitung dengan menggunakan rumus:
Lq
Wq
3, 6575
2, 0202
1,8104
jadi rata-rata yang dihabiskan seorang pelanggan untuk menunggu dalam antrian
adalah 1,8104 atau 1 menit 49 detik.
6. Rata-rata waktu yang dihabiskan seorang pelanggan dalam sistem dihitung
dengan menggunakan rumus:
1
Ws Wq
1
1,8104
3, 7280
2, 0787
jadi maka rata-rata waktu yang dihabiskan seorang pelanggan dalam sistem adalah
2,0787 atau 2 menit 5 detik.
42
waktu yang dihabiskan pelanggan dalam antrian (Wq ) adalah 4 menit 23 detik
untuk setiap pelanggan dan untuk rata-rata waktu yang dihabiskan pelanggan
dalam sistem (Ws ) adalah 4 menit 43 detik untuk setiap pelanggan. Pada hari
dan dalam sistem ( Ls ) 8 pelanggan tiap menitnya, untuk rata-rata waktu yang
dihabiskan pelanggan dalam antrian (Wq ) adalah 4 menit 16 detik untuk setiap
pelanggan dan untuk rata-rata waktu yang dhabiskan pelanggan dalam sistem
(Ws ) adalah 4 menit 37 detik untuk setiap pelanggan.
Untuk hari lainnya dapat dikatakan bahwa pelanggan datang dengan jumlah
yang tidak terlalu besar, peristiwa tersebut dapat dilihat dari rata-rata banyaknya
pelanggan yang ada pada hari Selasa, Sabtu dan Minggu. Pada hari Selasa 16
Maret 2016 jumlah pelanggan dalam antrian ( Lq ) 6 pelanggan tiap menitnya dan
dihabiskan pelanggan dalam antrian (Wq ) adalah 3 menit 48 detik untuk setiap
43
pelanggan dan untuk rata-rata waktu yang dhabiskan pelanggan dalam sistem
(Ws ) adalah 4 menit 9 detik untuk setiap pelanggan. Selanjutnya untuk hari Sabtu
20 Maret 2016 jumlah pelanggan dalam antrian ( Lq ) 4 pelanggan tiap menitnya
dan dalam sistem ( Ls ) 5 pelanggan tiap menitnya, untuk rata-rata waktu yang
dihabiskan pelanggan dalam antrian (Wq ) adalah 1 menit 49 detik untuk setiap
pelanggan dan untuk rata-rata waktu yang dhabiskan pelanggan dalam sistem
(Ws ) adalah 2 menit 5 detik untuk setiap pelanggan.
Terakhir untuk hari Minggu 14 Maret 2016 jumlah pelanggan dalam antrian
( Lq ) 6 pelanggan tiap menitnya dan dalam sistem ( Ls ) 7 pelanggan tiap
menitnya, untuk rata-rata waktu yang dihabiskan pelanggan dalam antrian (Wq )
adalah 2 menit 37 detik untuk setiap pelanggan dan untuk rata-rata waktu yang
dhabiskan pelanggan dalam sistem (Ws ) adalah 2 menit 54 detik untuk setiap
pelanggan.
BAB IV
KESIMPULAN
pelanggan dalam antrian (Wq ) 3 menit 22 detik, dan untuk rata-rata waktu
44
DAFTAR PUSTAKA
Artiguna, P.P dkk., 2014, Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Pengurusan
Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Semarang, Jurnal Gaussian., 3:801-810.
Asri, Marwan dkk., 2000, Dasar - Dasar Operation Research, BPFE, Yogyakarta.
Chowdhury, M., Rahman, M., & Kabir, M., 2013, Solving Of Waiting Lines
Models in the Bank Using Queuing Theory Model the Practice Case:
Islami Bank Bangladesh Limited, Chawkbazar Branch, Chittagong.
Journal of Business and Management., 10:22-29.
Harahap, S.A.R., 2014, Analisis Sistem Antrian Pelayanan Nasabah di PT. Bank
Negara Indonesia (Persero) TBK Kantor Cabang Utama USU. Jurnal
Matematika ., 2:277-287.
Taha, A. Hamdy., 1997, Riset Operasi (Suatu pengantar), Jilid 2, Edisi kelima,
Binarupa Aksara, Jakarta.
45
LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambar
Gambar 1 Pelanggan sepeda motor menunggu dalam antrian
46
Gambar 2 Situasi pada saat pengisian bahan bakar
Gambar 3
a. Foto bersama manager di kantor SPBU PT. Fikri Darmawan Kabupaten
Melawi.