Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

BIOKIMIA DAN BIOLOGI MOLEKULAR


ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF PROTEIN

KELOMPOK :6
ANGGOTA :

Natasya Parameswari 260110200036 Prosedur - Perhitungan


Alya Puteri A. P. 260110200040 Pendahuluan - Alat &
Bahan
Husna Muharram A. 260110200042 Pembahasan - Simpulan

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2020
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF PROTEIN

Natasya Parameswari036, Alya Puteri 040, Husna Muharram042


Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang

Abstrak
Protein merupakan bioplymer polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino yang dihubungkan
oleh ikatan peptida. Analisis kualitatif pada protein ini dilakukan untuk mengetahui adanya gugus
benzena (cincin fenil), sedangkan dalam analisis kuantitatif pada protein dilakukan untuk mengetahui
kadar protein total. Dalam analisis kualitatif dan kuantitatif protein ini dilakukan dengan metode uji
xantoprotein dan uji biuret terhadap sampel. Hasil yang didapatkan dari analisis ini adalah adanya
gugus benzena yang terdapat dalam sampel dan kadar yang terdapat dalam sampel.
Kata Kunci: kualitatif, kuantitatif, protein, uji biuret, uji xantoprotein

Abstract
Proteins are polypeptide bioplymers composed of a number of amino acids connected by peptide
bonds. Qualitative analysis of this protein is done to determine the formation of benzene groups
(phenyl rings), while in quantitative analysis of proteins is carried out to find out the total protein
levels. In qualitative and quantitative analysis of this protein is carried out by xantoprotein test
method and biuretic test against the sample. The results obtained from this analysis are the absence
of benzene clusters found in the sample and the levels contained in the sample.
Keywords: biuret test, protein, qualitative, quantitative xanthoprotein test

PENDAHULUAN biologisnya, berdasarkan sifat kelarutannya


dan gugus prostetiknya (Katili, 2009).
Protein merupakan bioplymer polipeptida yang
tersusun dari sejumlah asam amino yang Dalam percobaan analisis kualitatif dan
dihubungkan oleh ikatan peptida. Ikatan kuantitatif dalam protein ini memiliki tujuan
peptida terbentuk ketika atom karbon pada untuk menganalisis protein secara kualitatif
gugus karboksil suatu molekul berbagi dan menganalisis kadar protein total. Prinsip
elektron dengan atom nitrogen pada gugus yang digunakan dalam analisis ini adalah
amina molekul lainnya (Nugroho, 2016). xantoprotein dan biuret.

Pembagian tingkat organisasi struktur protein Uji xantoprotein digunakan untuk menunjukan
ada empat kelas yakni struktur primer, struktur keberadaan gugus benzena pada protein.
sekunder, dan struktur tersier. Sedangkan Metode analisis protein ini menggunakan
klasifikasi protein dibagi berdasarkan sifat larutan asam nitrat pekat. Hasil positif pada
xantoprotein adalah munculnya gumpalan atau CuSO4 0.1 % dikotak. Reaksi positif
cincin warna kuning (Sumardjo, 2006). ditunjukkan dengan terbentuknya warna ungu
(Andayani, 2011).
Metode biuret adalah mengukur absorbansi
cahaya kompleks berwarna ungu dari protein Uji Xantoprotein merupakan uji kualitatif
yang bereaksi dengan reagen biuret. Protein protein yang positif untuk protein yang
dengan ion Cu2+ yang terdapat dalam reagen mengandung asam amino dengan inti benzen,
biuret membentuk kompleks dalam suasana yaitu tirosin, triptofan, dan fenilalanin. Pada
basa. Semakin tinggin intensitas cahaya yang uji Xantoprotein ini, larutan asam nitrat pekat
diserap oleh larutan maka semakin tinggi pula digunakan sebagai pereaksi. Reaksi yang
kandungan protein yang terdapat dalam terjadi ialah nitrasi atau reaksi substitusi atom
sampel tersebut (Herdyastuti, 2006). H pada benzena yang terdapat pada molekul
protein oleh gugus nitro. Proses nitrasi adalah
Reaksi uji xantoprotein menggunakan asam
masuknya gugus nitro ke dalam zat-zat
amino tirosin, triptofan, dan fenilalanin. Di
organik atau kimia lainnya dengan
asam amino tirosin dan triptofan menunjukkan
menggunakan asam nitrat dan asam sulfat
hasil positif dengan berubahnya warna larutan
sebagai katalisator (Purnawan, 2010).
menjadi kuning, sedangkan dalam fenilalanin
tidak terjadi reaksi. Ketika dipanaskan dengan Uji xantoprotein akan menghasilkan warna
asam nitrat pekat, larutan berubah menjadi orange pada reaksi yang menghasilkan turunan
kuning. Larutan mengalami alkalinisasi benzena dengan penambahan basa. Uji
dengan ditambahkannya NaOH dan berubah xantoprotein digunakan untuk asam amino
menjadi warna jingga (Sumardjo, 2006). yang mengandung inti benzene. Reaksi ini
positif untuk triptofan, fenilalanin, dan tirosin.
Protein didalam tubuh berguna sebagai zat
Warna hasil reaksi dengan asam nitrat pekat
pembangun atau pertumbuhan karena protein
adalah kuning tua, sedangkan warna orange
merupakan pembentuk jaringan baru dalam
muncul ketika reaksi ditambahkan dengan
tubuh. Protein juga berfungsi sebagai pengatur
NaOH sebagai basa. Orange pekat pada fenol
dalam metabolism tubuh. Selain itu juga
menunjukkan adanya inti benzene pada gugus
protein merupakan komponen pembentuk
fenol. Hal itu memang sangatlah tepat karena
antibodi untuk pertahanan daya tahan tubuh.
fenol memang memiliki gugus benzene
Karena fungsi protein bagi tubuh sangat
(Harper, 1980).
penting, maka perlu adanya uji secara
kuantitatif. Salah satunya dengan metode Reaksi xantoprotein terjadi pada saat larutan
biuret. Dalam metode biuret disiapkan masing asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-
– masing larutan sampel 2 % dalam air diambil hati ke dalam larutan protein. Setelah
1 ml sampel ditambahkan 1 ml NaOH 10 %, dicampur terjadi endapan putih yang dapat
kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan berubah menjadi kuning apabila dipanaskan.
Reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada inti Pertama-tama masukkan 1 mL larutan sampel
benzena yang terdapat pada molekul protein. ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 3 tetes
Jadi reaksi ini positif untuk protein yang larutan HNO3 pekat. Panaskan campuran
mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan. hinga warna kuning muncul. Dinginkan
Kulit kita bila kena asam sitrat berwarna campuran di atas dan tambahkan 10 tetes
kuning, itu juga karena reaksi xantoprotein ini larutan NH4OH pekat dan kemudian amati
(Poedjiadi, 2005). perubahan warnanya.

Dalam uji biuret ini, sampel harus dalam Prosedur Pengujian Biuret
suasana basa agar polipeptida sampel dapat
Timbang 50 mg kasein, masukkan dalam labu
bereaksi dengan Cu2+ dari biuret. Uji ini
takar 50 mL, larutkan dengan aquades
sendiri didasarkan pada reaksi pembentukan
(konsentrasi 1 mg/mL). Buat larutan kasein
kompleks Cu2+ yang dihasilkan oleh CuSO4,
konsentrasi 50, 100, 200, 400, 800 μg/mL. Ke
dengan gugus –CO dan –NH pada ikatan
dalam 0,5 mL sampel dan 0,5 mL kasein,
peptida dalam larutan bersuasana basa dan
tambahkan masing-masing 2,5 mL pereaksi
menghasilkan senyawa kompleks berwarna
Biuret. Inkubasi selama 30 menit pada suhu
biru keunguan (Azhar, 2010).
ruang. Sampel dan standar harus dibuat dalam
Alat waktu yang bersamaaan. Ukurlah absorbansi
standar dan sampel pada 550 nm. Blanko
Alat yang digunakan dalam analisis kualitatif
adalah 0,5 mL air ditambah 2,5 mL pereaksi
dan kuantitatif protein ini, yaitu beaker glass,
Biuret. Tentukan konsetrasi protein dengan
bulb, bunsen, gelas ukur, kertas saring, labu
menggunakan kurva standar
ukur, mortar dan pestle, neraca analaitik,
penangas air, penjepit kayu, pipet tetes, pipet
ukur, rak tabung reaksi, tabung reaksi,
HASIL
sentrifugasi, dan spektrofotometer.
Hasil pembacaan sebagai berikut:

Pada uji xanthoprotein, larutan di teteskan


Bahan
HNO3 kemudian dipanaskan diatas bunsen.
Bahan yang digunakan dalam analisis Ternyata larutan berubah menjadi kuning.
kualitatif dan kuantitatif protein ini, yaitu apel, Kemudian larutan pun didinginkan dan
aquades, buncis, CuSO4.5H2O, kasein, kubis diteteskan NH4OH, larutan pun berubah
KI, N-Ka Tartrat, larutan 10% NaOH, larutan menjadi oranye pada untuk kubis, wortel,
HNO3 pekat, larutan NH4OH pekat, dan apel, buncis, jeruk. Hal ini menunjukkan
wortel. bahwa kubis, wortel, apel dan buncis memiliki
gugus benzena
Prosedur Pengujian Xanthoprotein
Kemudian untuk uji biuret. Setelah larutan uji
telah ditetesi biuret dan diinkubasi selama 30 No. Sampel Absorbansi Konsentrasi
menit, akan terbentuk larutan berwarna ungu. sampel protein total
Untuk mengukur kadar protein, terlebih dahulu
ukur kadar larutan standar yaitu kasein dengan 1. Apel 0,467 367.9

menggunakan spektrofotometer dan


2. Alpukat 0,845 745.9
didapatkan hasil absorbansi sebagai berikut

3. Jeruk 0,371 271.9


No. Konsentrasi Absorbansi
kasein (µg/mL) 4. Buncis 0,736 636.9

1. 50 0,0881 5. Wortel 0,523 423.9

2. 100 0,1793
PERHITUNGAN

3. 200 0,3777 1. Volume Larutan Kasein


Kasein dengan konsentrasi 1 mg/mL yang
4. 400 0,5421 dibutuhkan untuk pengenceran menjadi larutan
dengan konsentrasi 50, 100, 200, 400, 800
5. 800 0,8772
μg/mL.
1. Larutan stok
Data tersebut kemudian diplot ke dalam suatu 1 mg/mL= 1000 μg/mL
kurva baku dengan absis berupa konsentrasi 2. Pengenceran pertama menjadi 50
baku dan ordinat berupa nilai intensitas. Kurva μg/mL
baku yang didapatkan adalah sebagai berikut: M1. V1 = M2. V2
1000 μg/mL. V1 = 50 μg/mL. 10 mL
V1= 0,5 mL
3. Pengenceran kedua menjadi 100
μg/mL
M1. V1= M2. V2
1000 μg/mL. V1 = 100 μg/mL. 10 mL
V1= 1 mL

Sementara itu, pengukuran absorbansi pada 4. Pengenceran ketiga menjadi 200

sampel didapatkan data sebagai berikut μg/mL


M1. V1= M2. V2
1000 μg/mL. V1 = 200 μg/mL. 10 mL
V1= 2 mL x = (y- 0.0991) / 0.001
5. Pengenceran keempat menjadi 400 x= ( 0.371- 0.0991)/ : 0.001
μg/mL x = 271.9
M1. V1= M2. V2
1000 μg/mL. V1 = 400 μg/mL. 10 mL 4. Kadar Protein Buncis

V1= 4 mL y= 0,001x + 0.0991

6. Pengenceran keempat menjadi 400 x = (y- 0.0991) / 0.001

μg/mL x= ( 0.736- 0.0991)/ : 0.001

M1. V1= M2. V2 x = 636.9

1000 μg/mL. V1 = 400 μg/mL. 10 mL


5. Kadar Protein Wortel
V1= 4 mL
y= 0,001x + 0.0991
7. Pengenceran keempat menjadi 400
x = (y- 0.0991) / 0.001
μg/mL
x= ( 0.523- 0.0991)/ : 0.001
M1. V1= M2. V2
x = 423.9
1000 μg/mL. V1 = 800 μg/mL. 10 mL
V1= 8 mL

2. Kadar Protein
Kadar protein dari sampel di hitung dengan
PEMBAHASAN
memasukkan nilai absorbansi dari sampel ke
persamaan regresi linear kurva standar yang Protein merupakan zat yang sangat penting
telah didapat dibutuhkan oleh manusia karena protein bukan
1. Kadar Protein Apel hanya sekedar bahan struktural, seperti lemak
y= 0,001x + 0.0991 dan karbohidrat. Protein merupakan kelompok
x = (y- 0.0991) / 0.001 dari makromolekul organik kompleks yang
x= ( 0.467- 0.0991)/ : 0.001 diantaranya terkandung hidrogen, okisgen,
x = 367.9 nitrogen, karbon, fosfor dan sulfur serta terdiri
dari satu atau beberapa rantai dari asam amino.
2. Kadar Protein Alpukat Protein berperan penting dalam pembentukan
y= 0,001x + 0.0991 struktur, fungsi, regulasi sel-sel makhluk hidup
x = (y- 0.0991) / 0.001 dan virus. Protein juga bekerja sebagai
x= ( 0.845- 0.0991)/ : 0.001 neurotransmiter dan pembawa oksigen dalam
x = 745.9 darah (hemoglobin). Protein juga berguna
sebagai sumber energi tubuh. Protein juga
3. Kadar Protein Jeruk dapat digunakan sebagai bahan bakar apabila
y= 0,001x + 0.0991 keperluan energi tubuh tidak dapat terpenuhi
oleh karbohidrat dan lemak. Saat kita protein yang mengandung cincin benzena
mengkonsumsi makanan berprotein, maka dipanaskan dengan HNO3 pekat, maka larutan
perut akan mengeluarkan asam pencernaan akan berwarna kuning yang kemudian menjadi
yang membantu proses pemecahan struktur warna jingga ketika suasana dibuat basa. Uji
kimia. Selanjutnya pencernaan berlangsung xantoprotein menekankan pada pembuktian
di usus kecil dimana sebagian besar adanya gugus asam amino dan cincin fenil
pemecahan unsur senyawa protein terjadi di benzena dalam sampel yang diuji.
sini. Pada akhirnya, protein dikembalikan lagi
ke struktur asam amino dasar sehingga bisa Dalam praktikum ini, terbukti bahwa pepaya
diserap oleh tubuh melalui usus dan diserap mengandung protein berupa asam amino
lewat aliran darah. Dari usus dan darah, asam aromatik, dengan kata lain asam amino yang
amino mengalir ke hati yang mengatur mengandung gugus benzena karena ditandai
penggunaan asam amino. Selain itu, asam dengan adanya endapan putih yang terbentuk
amino kadang-kadang juga digunakan untuk ketika ditambahkan HNO3 pekat, penambahan
mensintesis protein dalam hati dan kadang HNO3 pekat ini bermaksud untuk memecah
dikirim ke bagian tubuh lain untuk digunakan. protein menjadi gugus benzena, kemudian
mengalami perubahan warna menjadi kuning
Pada praktikum kali ini dilakukan uji kualitatif tua setelah dipanaskan selama beberapa menit.
dan uji kuantitatif protein. Praktikum uji Reaksi perubahan yang terjadi tersebut
kualitatif protein ini dimaksudkan untuk dinamakan reaksi nitrasi yaitu reaksi yang
mengetahui adanya keberadaan kandungan Reaksi nitrasi adalah reaksi substitusi atom H
protein dalam sampel serta membuktikan pada inti benzena yang terdapat pada molekul
terdapatnya asam amino yang memiliki cincin protein oleh gugus nitro.
benzena dengan melakukan uji xantoprotein.
Senyawa menjadi warna jingga terbentuk
Prinsip ini menggunakan prinsip nitrasi inti karena asam amino yang direaksikan dengan
benzena oleh asam nitrat pekat, sehingga HNO3 teroksidasi sehingga membentuk
larutan nantinya dapat berwarna. Fungsi dari endapan kuning yang merupakan endapan
uji xantoprotein ini adalah untuk menguji protein dari sampel tersebut, kemudian
keberadaan asam amino yang mengandung inti endapan tersebut direaksikan lagi dengan
benzena pada gugus sampingnya, seperti: NaOH sehingga terbentuklah senyawa yang
tirosin, triptofan dan fenilalanin. Uji berwarna jingga yang menunjukkan adanya
xantoprotein ini dapat di gunakan dalam asam amino aromatik pada sampel yang diuji.
menguji kandungan asam amino tirosin, Hakikatnya protein ialah amfoter, yaitu dapat
triptofan dan fenilalanin atau asam amino yang bereaksi dengan asam atau basa, namun pada
mengandung inti benzena pada gugus uji xantoprotein hanya akan terjadi ketika
sampingnya dalam suatu protein. Apabila berada dalam suasana basa sehingga dilakukan
penambahan NaOH. Adapun alasan NaOH akibat adanya persenyawaan antara Cu++ dari
ditambahkan setelah pemanasan adalah agar reagen biuret dengan NH dari ikatan peptida
bereaksi sempurna, karena apabila dan O dari air. Semakin panjang ikatan peptida
penambahan dilakukan di awal, maka tidak (banyak asam amino yang berikatan) akan
akan terionisasi. memunculkan warna ungu, semakin pendek
ikatan peptida (sedikit asam
Pada praktikum kali ini dilakukan juga analisis amino yang berikatan) akan memunculkan
kuantitatif protein terhadap sampel warna merah muda. Uji biuret biasa digunakan
menggunakan spektofotometer UV-Vis single untuk uji protein secara umum. Uji biuret akan
beam dengan metode uji biuret. menunjukkan hasil negatif pada asam amino
Spektrofotometer itu sendiri merupakan teknik bebas karena tidak memiliki ikatan peptida.
analisis yang bertujuan untuk mengetahui
jumlah (konsentrasi) zat dalam suatu bahan Pada tes biuret ini penambahan NaOH 10%
berdasarkan spektroskopi khusus untuk pada protein menyebabkan terjadinya hidroisis
panjang gelomabang UV-Visible. Uji biuret ikatan peptida dari polimer protein. Hidrolisis
digunakan untuk mengetahui absorbansi ini menghasilkan monomer-monomer asam
cahaya kompleks berwarna ungu pada protein amino dan ada sebagian gugus asam amino
apabila direaksikan dengan reagen biuret yaitu yang berubah menjadi amonia. Akibatnya
dari CuSO4. hidrolisis itu jumlah gugus asam amino
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan berkurang dan pengukuran serapan cahaya
adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang oleh ikatan kompleks yang berwarna ungu
diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan dapat terjadi oleh sebab itu protein bereaksi
adanya protein, karena asam amino berikatan dengan tembaga dalam ingkungan alkali.
dengan asam amino yang lain melalui ikatan
peptida membentuk protein. Ikatan peptida
merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom SIMPULAN
karbon dari gugus karboksil suatu molekul
Berdasarkan data hasil pengamatan dapat
berikatan dengan atom nitrogen dari gugus
disimpulkan bahwa:
amina molekul lain. Reaksi tersebut
melepaskan molekul air sehingga disebut 1. Protein dapat dianalisis secara
reaksi kondensasi. Dua molekul asam amino kualitatif menggunakan metode
yang berikatan dengan ikatan peptida dan xantoprotein dan sampel positif
membentuk molekul protein. Ikatan peptida mengandung protein.
tersebut yang akan bereaksi dengan reagen 2. Kadar protein total pada sampel dapat
biuret menghasilkan perubahan warna. Reaksi ditentukan dengan menggunakan
positif uji biuret ditunjukkan dengan metode biuret.
munculnya warna ungu atau merah muda
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, R. 2011. Pengaruh Lama


Penyimpanan pada Suhu Kamar dan Lemari
Pendingin terhadap Kandungan Protein pad
Dadih Kerbau dengan Metode Kjedahl.
Scientia. Vol. 1 (1).

Azhar, A. 2010. Dasar-Dasar Biokimia.


Banda Aceh: Ar-Raniry Press.

Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of


Physiological Chemistry) Edisi 17. Jakarta:
EGC.

Herdyatuti, N. 2013. Isolasi dan Karakterisasi


Ekstrak Kasar Enzim Bromelin dari Batang
Nanas (Ananas comusus L. merr). Jurnal
Berkala Penelitian Hayati. Vol. 12 (1).

Kataliti, A.S. 2009. Struktur dan Fungsi


Protein Kolagen. Jurnal Penelitian. Vol. 2 (5):
19 - 29.

Nugroho, R. 2016. Ikatan Peptida. Tersedia


online di http://websains.com/ikatan-peptida
[Diakses Pada 30 September 2020]

Poedjiadji, A. 2005. Dasar-Dasar Biokimia.


Jakarta: Universitas Indonesia.

Purnawan. 2010. Optimasi Proses Nitrasi pada


Pembuatan Nitro Selulosa Serat Limbah
Industri Sagu. Jurnal Rekayasa Proses. Vol. 4
(2).

Sumardjo, D. 2006. Pengantar Kimia: Buku


Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan
Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai