Anda di halaman 1dari 7

RESUME

MANAJEMEN TRAUMA SPINAL

Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat I

Dosen Pengampu : Ns. Gatot Suparmanto, M.Sc

Disusun Oleh :

AZIZAHTUN RAHMAH

S18222/S18E

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2019/2020
PROSEDUR PEMASANGAN CERVICAL COLLAR/COLLAR NECK

A. Pengertian
Pemasangan neck collar adalah memasang alat neck collar untuk immobilisasi leher
(mempertahankan tulang servikal). Salah satu jenis collar yang banyak digunakan
adalah SOMI Brace (Sternal Occipital Mandibular Immobilizer). Namun ada juga
yang menggunakan Xcollar Extrication Collar yang dirancang untuk mobilisasi
(pemidahan pasien dari tempat kejadian kecelakaan ke ruang medis). Namun pada
prinsipnya cara kerja dan prosedur pemasangannya hampir sama.

B. Tujuan
1. Mencegah pergerakan tulang servik yang patah (proses imobilisasi serta
mengurangi kompresi pada radiks saraf)
2. Mencegah bertambahnya kerusakan tulang servik dan spinal cord
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mengurangi pergerakan leher selama proses pemulihan

C. Indikasi
1. Digunakan pada pasien yang mengalami trauma leher, fraktur tulang servikal.
2. C collar di pasangkan untuk pasien 1 kali pemasangan. Penggunaan ulang C collar
tidak sesuai dengan standar kesehatan dan protap.

D. Persiapan Alat :
1. Neck collar sesuai ukuran
2. Bantal pasir
3. Handschoen

E. Persiapan pasien
1. Informed Consent
2. Berikan penjelasan tentang tindakan yang dilakukan
3. Posisi pasien : terlentang, dengan posisi leher segaris/ anatomi
4. Petugas : 2 orang
F. Pelaksanaan Prosedur
1. Petugas menggunakan masker, handschoen
2. Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian kanan kepala mulai dari
mandibula kearah temporal, demikian juga bagian sebelah kiri dengan tangan
yang lain dengan cara yang sama
3. Petugas lainnya memasukkan neck collar secara perlahan ke bagian belakang
leher dengan sedikit melewati leher.
4. Letakkan bagian neck collar yang bertekuk tepat pada dagu
5. Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain
6. Pasang bantal pasir dikedua sisi kepala pasien

G. Pendokumentasian
1. Catat seluruh tindakan yang dilakukan dan respon pasien
2. Pemasangan jangan terlalu kuat atau terlalu kendor

H. Efek Samping
1. Atrofi otot
2. Kontraktur
HEAD IMMOBILIZER

A. Head Immobilizer
Head Immobilizer biasa digunakan bersama tandu Stretcer yang berfungsi untuk
imobilisasi kepala (terkunci dari gerakan kesamping dan kedepan/belakang)
(Carvalho et at, 2013). Idealnya Head immobilizer dapat menyesuaikan bentuk
kepala pasien.
Alat ini dibuat dari bahan yang kuat yang terdiri dari bantal tipis yang
ketebalannya sekitar 1 cm dan di bawahnya ada papan yang berfungsi sebagai
penyangga. Di samping kanan kirinya terdapat block yang menjaga gerak kepala
agar tidak bergeser ketika diangkat.
B. Cara Menggunakan Head Immobilizer

Langkah 1 :

Jika papan tempat kepala diletakkan memang memiliki lubang pusat yang
terletak dibagian ujung kepala tarik tali atas melalui lubang loop kebelakang
melalui gesper dan kencangkan. Jika tidak ada lubang pusat, maka ikat tali
ditempatnya dengan kencang untuk memperkuat cengkramannya agar tidak mudah
lepas.

Langkah 2 :

Kencangkan tali dengan menariknya melalui slot sepanjang sisi belakang


papan dan tempatkan tali- tali itu dengan baik pada strip pengaman. Jika tidak ada
slot, maka tarik saja tali bawahnya yang ada dibagian belakang papan kemudian
kencangkan.

Langkah 3 :

Pastikan bahwa semua tali dikencangkan dan pelat dasar berada pada bagian
yang tepat dipapan. Tempatkan bantal kepala pada bagian bawah kepala dan bantal
telinga pada sisi kiri dan kanan telinga dengan benar agar saat diangkat tidak
bergeser.

Langkah 4 :

Setelah bantal dukungan diikat, pasang tali pada dahi dahi dan dagu lalu tarik
dengan kuat dan benar. Tapi, jangan terlalu kuat. Pastikan saja tali itu akan
menjaga gerak kepala tapi tidak juga menimbulkan rasa sakit dikepala pasien.
Amankan setiap sisi dengan memasang setiap ujung tali melalui cincin “D” dan
ulangi lagi pengikatan hingga benar- benar kuat dan sampai tali habis. Proses
pengikatan tali ini harus dilakukan oleh para professional yang sudah mahir
melakukannya agar tidak membahayakan pasien atau menambah cidera yang sudah
ada. Tapi ingat, tidak semua orang bisa melakukan pemasangan head immobilizer.

C. Hal yang harus diperhatikan adalah :

Ketepatan dan kecepatan yang tentunya hanya bisa dilakukan oleh para
professional yang telah berpengalaman atau sudah berulangkali melakukan
tindakan penyelamatan semacam ini. Jangan sembarangan mempercayakan
penyelamatan nyawa seseorang dengan menyerahkan tugas penting ini kepada
seseorang yang amatir bahkan orang yang sama sekali tidak berpengalaman karena
akan fatal akibatnya.
IMOBILISASI PELVIS

 Fraktur Pelvis
Fraktur pelvis yang serius disebut juga dengan open book fracture, yaitu
fraktur yang menyebabkan pelvic ring terbuka seperti buku, biasaya pada cedera
yang mengenai simfisis pubis. Tanda khas pada open book fracture ini adalah
asimetri kedua tungkai, nyeri pada area pelvis, nyeri saat menggerakkan pinggang,
dan edema serta nyeri tekan pada simfisis (pada fraktur pelvis anterior).
Pada fraktur pelvis dapat digunakan pelvic binder. Pelvic binder akan
“membalut” pelvis untuk stabilisasi fragmen fraktur sementara, sebelum pasien
dirujuk atau dievaluasi oleh dokter spesialis.

 Gejala Patah Pelvik

Fraktur pelvic hampir selalu menyakitkan. Rasa nyeri ini diperparah dengan
menggerakkan pinggul atau mencoba berjalan sehingga terdapat limitasi dalam
pergerakan. Seringkali, pasien akan mencoba untuk memosisikan pinggul atau
lututnya dengan posisi ditekuk dalam posisi tertentu untuk menghindari
memperburuknya rasa sakit. Beberapa pasien mungkin mengalami pembengkakan
atau memar di daerah pinggul.

 Penanganan Patah Pelvik

Perawatan didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk :

 Pola spesifik dari fraktur


 Berapa banyak tulang yang keluar dari garisnya
 Kondisi pengidap secara keseluruhan dan cedera terkait
 Perawatan Non- surgical
 Pencegahan Patah Pelvik

Kesehatan tulang yang baik tetap merupakan pilihan pencegahan yang utama
dalam fraktur apapun, ditambah lebih hati- hati dan selalu menghindari risiko
terjadinya trauma.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/339255312/PEMASANGAN-neck-collar-docx

Anda mungkin juga menyukai