Anda di halaman 1dari 16

FORMAT DRAF PROPOSAL PTK

JUDUL Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa kelas 7.1 di SMPN 1 Afulu tahun 2021
IDENTITAS Ari Gitariani Pajriati (1813071006)
PENULIS Rinda Mawar Rianti Waruwu (1813071014)
Poniah (1813071018)
PENDAHULUA Latar Belakang
N Pendidikan adalah kunci kemajuan dan perkembangan yang
berkualitas karena pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi
dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Untuk
mewujudkannya, manusia harus melewati proses pendidikan yang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Seseorang dapat
mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku di dalam
masyarakat tempat mereka hidup jika mereka melewati proses
pendidikan. (Fattah, 2013:14).
Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta
didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam
lingkungan tertentu. Keberhasilan proses pendidikan akan berdampak
pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan adalah
tempat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang salah
satunya dilakukan di sekolah tepatnya di kelas (Sukmadinata, tanpa
tahun:3).
Pendidik harus mampu menumbuhkan motivasi peserta didik dan
mampu merencanakan serta melaksanakan proses pembelajaran yang
efektif, kreatif, dan menyenangkan. Sedangkan dalam pelaksanaannya
perlu memperhatikan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Model
pembelajaran adalah serangkaian antara pendekatan, strategi, metode,
teknik, dan taktik pembelajaran. Sedangkan mengajar adalah proses atau
upaya pendidik agar peserta didik mau belajar dan menjadi pelajar yang
aktif, kritis dan kreatif (Sanjaya, 2009). Jadi tugas guru adalah dapat
menumbuhkan motivasi kepada peserta didik agar mau belajar.

0
Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMP Negeri 1 Afulu, terdapat
masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran yaitu rendahnya hasil
belajar siswa disekolah. Hal ini disebabkan karena kurangnya antusias
belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA yang dibuktikan dengan hasil
nilai evaluasi yang berada di bawah kkm yaitu 65. Pembelajaran
disekolah tersebut masih berpusat pada guru, sehingga pada proses
pembelajarannya hanya beberapa siswa yang aktif di kelas.
Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk mengatasi permasalahan
tersebut dengan menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada
siswa untuk berpikir dan analitis. Salah satunya dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri. model pembelajaran inkuiri terbukti
bermanfaat bagi pembelajaran siswa dalam banyak hal. Pendekatan
pembelajaran inkuiri telah terbukti berdampak positif pada hasil afektif
siswa.
Pembelajaran inkuiri adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Pembelajaran inkuiri dibangun dengan asumsi bahwa sejak lahir manusia
memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa
ingin tahu tentang keadaan alam di sekililingnya tersebut merupakan
kodrat sejak ia lahir ke dunia, melalui indra penglihatan, pendengaran,
dan indra-indra yang lainnya. Keingintahuan manusia terus menerus
berkembang hingga dewasa dengan menggunakan otak dan pikirannya.
Pengetahuan yang dimilikinya akan menjadi bermakna manakala didasari
oleh keingintahuan tersebut (Sanjaya, 2006:194).
Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri, diharapkan siswa
mampu mengembangkan keterampilan sehingga mampu meningkatkan
hasil belajar dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah.
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, peneliti akan menjelaskan
tentang masalah yang timbul dalam penelitian ini, antara lain:

1
1. Kurangnya antusias belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA
2. Kurangnya motivasi siswa untuk belajar IPA
3. Siswa cenderung diam dan enggan bertanya kepada guru ketika
mengalami kesulitan mengerjakan soal.
4. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang
disampaikan guru.
Pembatasan masalah
Agar masalah ini dapat dikaji secara menyeluruh, maka perlu adanya
pembatasan masalah pada kurangnya antusias belajar siswa terhadap
mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran inkuiri. Sehingga
diharapkan permasalahan yang dialami berupa hasil belajar siswa di kelas
7.1 di SMP Negeri 1 Afulu bisa diatasi.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan yaitu
Bagaimana penerapan model pembelajaran inkuiri pada siswa kelas 7.1 di
SMPN 1 Afulu dalam meningkatkan hasil belajar siswa?
Tujuan
Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah yaitu:
Untuk menjelaskan penerapan model inkuiri pada siswa kelas 7.1 di
SMPN 1 Afulu dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini dapat memberikan manfaat, yaitu:
a) Bagi Guru
1) Sebagai pertimbangan guru untuk memperbaiki dan
menyempurnakan proses pembelajaran melalui model
pembelajaran inkuiri.
2) Melalui hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
b) Bagi Siswa
Membantu siswa meningkatkan hasil belajar IPA melalui model
pembelajaran inkuiri.

2
c) Bagi Peneliti
1) Dapat mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh sehingga dapat
memotivasi peneliti untuk lebih meningkatkan kreatifitas dalam
proses dan hasil dari belajar mengajar.
KAJIAN Kajian Teori
PUSTAKA 1. Pembelajaran IPA
IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai
hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.
Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga
perkembangan teknologi, menurut Poedijadi (2010) bahwa sains juga
dapat berperan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
penggunaan sumber daya alam atau meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang gejala alam dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari.
Toharudin, dkk (2011), menyatakan tujuan dari pendidikan sains
adalah meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan peserta didik untuk
dapat memenuhi kebutuhan dalam berbagai situasi. Pembelajaran sains
juga dituntut untuk menyiapkan siswa agar memiliki kemampuan berpikir
tingkat tinggi sehingga akan terbentuk sumber daya manusia yang dapat
berpikir kritis, berpikir kreatif, inovatif, membuat keputusan dan
memecahkan masalah (Liliasari, 2011).
Kecenderungan pembelajaran IPA saat ini peserta didik hanya
mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan konsep, prinsip, hukum,
dan teori. Keadaan ini ditambah oleh pembelajaran yang berpusat pada
guru (teacher center) yang mana akibatnya IPA yang harusnya sebagai
sikap, proses, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran.

3
Rendahnya prestasi akademik siswa Indonesia ditunjukkan dari
hasil tes belajar dan survey PISA (Programme for International Stundent
Assesment) tahun 2015 Indonesia menduduki peringkat 10 terbawah dari
69 negara yang berpartisipasi, dengan rincian: 1) prestasi literasi
membaca siswa Indonesia menduduki peringkat 61 dari 69 negara, 2)
prestasi literasi Sains/IPA siswa Indonesia menduduki peringkat 62 dari
69 negara, 3) prestasi literasi Matematika siswa Indonesia menduduki
peringkat 63 dari 69 negara yang berpartisipasi (Irwadi,2016). Hal serupa
juga terlihat dari hasil Trend in International Mathematics and Science
Study (TIMSS) tahun 2015, Indonesia berada pada rangking 36 dari 49
negara yang berpartisipasi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
pendidikan di Indonesia masih masih rendah, khususnya pada bidang
sains/IPA dan matematika.
2. Model Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri merupakan suatu proses kegiatan
pembelajaran yang lebih ditekankan untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari hasil berpikir siswa (Hamdayama, 2014). Adapun
Djuanda (2009) model inkuiri yaitu suatu model pembelajaran yang
memberikan kebebasan kepada siswa untuk menemukan informasi dari
suatu konsep atau materi sehingga siswa bisa belajar mandiri tidak hanya
dari guru saja yang memberikan materi tersebut dan siswa bisa lebih
memahami konsep materi dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
Model pembelajaran berbasis inkuiri mengutamakan proses pe
mbelajaran melalui pengalaman. Inkuiri secara umum memiliki
makna untuk menemukan informasi, bertanya, dan mengin-vestigasi
fenomena yang terjadi di lingkungan (Heng et al., 2002, p.12). Pemb
elajaran inkuiri terjadi ketika siswa terlibat dalam proses kegiat-an mene
mukan suatu konsep ataupun prinsip (Sund & Trowbridge, 1973, p.72).
Inkuiri adalah proses menemukan dan menyelidiki masalah, merumusk
an hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, dan menari

4
k kesimpulan (Trowbridge & Bybee, 1990, p.208).
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu
setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan
tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan
siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar
merupakan salah satu indikator dari proses belajar. Hasil belajar adalah
perubahan perilaku uyang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas
belajar. Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses
pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh
siswa.
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh
siswa dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono, Dapat dipahami bahwa
yang dimaksud dengan hasil belajar merupakan suatu proses untuk
melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah
mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, atau keberhasilan yang
dicapai seorang siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang
ditandai dengan bentuk angka, huruf, atau simbol tertentu yang disepakati
oleh pihak penyelenggara pendidikan.
4. Kalor dan Perpindahannya
Kalor adalah energi dalam bentuk panas yang dapat mengalami
perpindahan dari tempat bersuhu tinggi ke tempat yang suhunya lebih
rendah. Kalor memiliki satuan internasional Joule (J). Satuan lain dari
kalor adalah kalori (kal). Satu kalori berarti banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air sampai suhunya naik 1 0C.
Untuk mengonversi satuan dari joule ke kalori atau sebaliknya, gunakan
persamaan berikut.

5
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan besarny
a energi kalor suatu zat. Prinsip kerja kalorimeter didasarkan pada azas Bl
ack, yaitu campuran antara benda berbeda suhu, akan mengakibatkan tran
sfer kalor. Benda bersuhu tinggi akan melepaskan kalor, sedangkan bend
a bersuhu lebih rendah akan menerima kalor.  
Dalam kasus ini, berlaku hukum kekekalan energi, yaitu energi tida
k dapat diciptakan dan dimusnahkan, melainkan hanya berubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain. Kalorimeter harus berupa sistem tertutup aga
r tidak ada kalor yang lepas ke lingkungan.

Perpidahan Kalor
Perpindahan kalor dibedakan menjadi tiga, yaitu konduksi, konve
ksi, dan radiasi. Adapun perbedaan ketiganya adalah sebagai berikut.
1. Konduksi adalah perpindahan kalor dari tempat bersuhu tinggi ke te
mpat bersuhu lebih rendah dan tidak disertai perpindahan zat peranta

6
ranya. Artinya, terjadi pertukaran energi kalor secara langsung. Cont
ohnya saat kamu meletakkan sendok di atas tutup panci yang sedang
dipanaskan. Semakin lama, sendok akan ikut menjadi panas karena a
da aliran kalor dari tutup panci ke sendok.
2. Konveksi adalah perpindahan atau aliran kalor yang disertai perpinda
han zat perantaranya. Contohnya terbentuknya angin darat dan angin
laut.
3. Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Conto
hnya sinar Matahari yang sampai ke Bumi tidak membutuhkan medi
um apapun untuk merambat.
Kajian Studi Relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan antara lain
sebagai berikut.
Penelitian Alexius Dewa (2020) yang berjudul “Penerapan Model
Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IXA pada Konsep
Bioteknologi Pangan di SMP Negeri Kewapante” menyimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IXA pada pokok bahasan bioteknologi pangan di SMP
Negeri Kewapante tahun ajaran 2019/2020.
Penelitian Salfilla Juliana (2018) yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas VIII Semester II SMPN 5 Siak Kecil Kecamatan Siak Siak
Kecil Kabupaten Bengkalis” menyimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas VIII SMP N 5 Siak Kecil.
Penelitian Roma Yunita (2016) yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Sinaboi Tahun Pelajaran
2015/2016” menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
Inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas
VII SMPN 3 sinaboi Tahun Pelajaran 2015/2016.

7
Kerangka Berpikir
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti menggunakan model
inkuiri untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada permasalaahn
tersebut siswa cenderung kurang antusias dalam belajar sehingga
menyebabkan siswa kurang memahami materi yang dijelaskan. Untuk itu,
model inkuiri memperkenalkan model belajar yang berpusat kepada
siswa sehingga siswa diharapkan akan antusias dalam mempelajari materi
yang dijelaskan melalui model inkuiri.
Keberhasilan dalam proses pembelajaran salah satunya dengan
menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
diajarkan kepada siswa. Karena dari keberhasilan tersebut dapat
menghasilkan hasil belajar siswa yang meningkat disetiap akhir
pembelajaran yang telah dilakukan.
Pada kondisi awal siswa kurang antusias dalam proses
pembelajaran yang ditandai dengan kurangnya respon dari siswa,
sehingga mengkibatkan rendahnya hasil belajar yang dibuktikan dari
hasil evaluasi siswa selama proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti menerapkan model
inkuiri yang dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah. Model
pembelajaran inkuiri merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran
yang lebih ditekankan untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari hasil berpikir siswa. Model pembelajaran berbasis inkuiri menguta
makan proses pembelajaran melalui pengalaman. Inkuiri secara
umum memiliki makna untuk menemukan informasi, bertanya, dan
mengin-vestigasi fenomena yang terjadi di lingkungan.
Dengan penerapan model inkuiri, diharapkan dapat meningkat hasil
belajar siswa terhadap materi Kalor dan Perpidahannya serta dapat
menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran secara aktif.

8
Hasil Belajar
Kognitif Siswa

Model
Penerapan Model
Pembelajaran
Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri dapat
dengan Hasil Belajar meningkatkan
IPA Siswa Hasil Belajar
IPA Siswa
Model
Pembelajaran
Inkuiri

Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian Tindakan kelas adalah model
pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 7.1 di
SMP Negeri 1 Afulu pada materi kalor dan perpindahannya
METODE Jenis Penelitian
PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas
secara lebih profesional
Setting Penelitian
a.Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini kami mengambil lokasi di SMPN 1 Afulu, Nias
Utara. Kami mengambil lokasi atau tempat tersebut dengan
pertimbangan mudah dijangkau, sehingga memudahkan kami dalam
mencari data.
b.Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2020/2021.

9
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 7.1 SMPN 1 Afulu
tahun pelajaran 2020/2021 dengan jumlah siswa 28 orang. Dan subjek
pelaku tindakan yaitu guru peneliti.
Variabel yang diselidiki
Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini variabel-variabel yang akan
diselidiki yaitu sebagai berikut:
a) Variabel input : Siswa kelas VII SMPN 1 Afulu, Nias utara
b)Variabel proses : Menggunakan inkuiri learning
c)Variabel output : Meningkatkan hasil belajar
Rancangan Penelitian
Terdapat 4 tahapan yang dilalui pada Penelitian Tindakan Kelas,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi.
Adapun model dan penjelasan untuk maisng-masing tahap adalah sebagai
berikut (Arikunto, 2010).
Gambar 1

Model Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan
Siklus I

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II
Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan
?

Siklus I
1) Perencanaan

10
a) Merencanakan proses pelaksanaan inkuiri learning pada mata
pelajaran IPA
b) Mengembangkan skenario model pembelajaran dengan membuat
RPP.
c) Menyusun tes
2) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini yaitu melaksanakan
proses pembelajaran inkuiri learning pada mata pelajaran IPA materi
kalor yang telah direncanakan diantaranya:
a. Guru membuka pelajaran
b. Guru menyampaikan materi pokok kalor
c. Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
telah disampaikan dan masing-masing peserta didik menulisnya
dalam buku tulis mereka.
d. Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa yang lain
untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap pertama.
e. Guru meminta kepada pasangan untuk melaporkan secara bergiliran
hasil diskusi yang telah mereka lakukan.
f. Guru mengulang tahap pertama sampai tahap ketiga agar pertanyaan
yang telah disiapkan guru bisa diselesaikan.
g. Guru memberikan klarifikasi jawaban atau menambahkan penjelasan
mengenai pertanyaan tadi.
h. Penutup.
3) Observasi
Kolaborator mengamati keaktifan peserta didik pada proses
pelaksanaan inkuiri learning pada mata pelajaran IPA materi pokok
Kalor.
4) Refleksi
a) Meneliti hasil kerja siswa terhadap tes yang diberikan.
b) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan
sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I.

11
c) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada
pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II.
Siklus II
Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan
II. Langkah-langkah siklus II adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
a)Mengidentifikasi masalah-masalah khusus yang dialami pada siklus
sebelumnya.
b)Membuat RPP.
c)Menyusun tes
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu Pengembangan
rencana tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih
meningkatkan semangat belajar siswa dalam proses pelaksanaan
inkuiri learning pada mata pelajaran IPA materi pokok Kalor yang
telah direncanakan.
3. Observasi
Kolaborator mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan
model pembelajaran, mendiskusikan tentang tindakan II yang telah
dilakukan mencatat kelemahan baik ketidaksesuaian antara skenario
dengan respon dari siswa yang mungkin tidak diharapkan.
4. Refleksi
a) Meneliti hasil kerja siswa terhadap kuis yang diberikan.
b) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan
sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus II.
c) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada
pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus berikutnya.
Teknik Pengumpulan data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yaitu data tentang evaluasi hasil belajar peserta didik

12
2. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Kami melakukan wawancara secara random terhadap 10 siswa.
Metode wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data-data tentang
permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sebelum pemberian
tindakan, diantaranya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajarn IPA, aktivitas dan hasil belajar peserta didik sebelum
pemberian tindakan.
2. Tes
Tes dipakai untuk mengukur kemampuan peserta didik baik
kemampuan awal, perkembangan atau peningkatan kemampuan selama
dikenai tindakan, dan kemampuan peserta didik pada akhir tindakan.
Metode ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam
belajar dan pembelajaran IPA, tes dilaksanakan pada setiap pembelajaran
dan akhir siklus
Teknik Analisis data
Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif persentase dengan rumus
sebagai berikut:
Skor yang dicapai
Persentase = × 100%
Jumlaℎ siswa
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan peserta didik
adalah :
1. Instrumen Evaluasi
Instrumen evaluasi adalah alat untuk memperoleh data hasil belajar yang telah
diberikan kepada siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis berupa
soal pilihan ganda sebanyak 20 soal, dimana setiap soal yang benar diberi nilai
5, dan salah 0.
Tabel 1.
Tabel Model Penilaian Hasil Belajar
No Nama Nilai Ketuntasan

13
Indikator Ketercapaian
Adapun indikator ketercapaian pada penelitian tindakan kelas ini
yaitu adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan Model Pembelajaran
Inkuiri pada peserta didik kelas 7.1 SMPN 1 Afulu dalam mata pelajaran
IPA yang ditandai rata-rata hasil belajar adalah 70 dengan ketuntasan
belajar 85%.
DAFTAR Arikunto, Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.
PUSTAKA Bumi Aksara
Dewa, A. (2020). Penerapan Model Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas IXA Pada Konsep Bioteknologi Pangan Di SMP
Negeri Kewapante. Ed-Humanistics: Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(2),
733-739.
Fattah, Nang. 2013. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif
dan Berkarakter. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Iswatun, I., Mosik, M., & Subali, B. (2017). Penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan KPS dan hasil
belajar siswa SMP kelas VIII. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3(2),
150-160.
Juliana, S. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII Semester II
SMPN 5 Siak Kecil Kecamatan Siak Kecil Kabupaten
Bengkalis. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan pengajaran), 2(4), 530-539.
Muslich, Masnur. (2012). Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Patoni, Achmad. 2004. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT
Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar

14
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Toharudin, Uus. 2011. Membangun Literasi Sains Peserta Didik.
Bandung: Humaniora.

15

Anda mungkin juga menyukai