Anda di halaman 1dari 7

”Evaluasi dan Upaya Peningkatan Kinerja Keselamatan

Pertambangan”

KESIMPULAN MATERI PERTEMUAN


PENGELOLA KESELAMATAN
2020
1. Pemegang IUP dalam membuat Kebijakan pengelolaan
kesehatan agar mengacu kepada peraturan perundangan.
2. Pemegang IUP dalam melakukan penempatan pekerja
berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan, aktivitas pekerjaan,
Materi 1 dan bahaya tempat kerja maupun pekerjaannya.
“Evaluasi 3. Pemegang IUP agar menyediakan organisasi dan personil yang
berkompeten untuk mengelola dan menganalisis data Kesehatan
Kejadian Penyakit serta tenaga teknis yang kompeten di bidang lingkungan kerja
4. Pemegang IUP agar Meningkatkan kesadaran pola hidup sehat
Akibat Kerja” bagi seluruh pekerja.
5. Pemegang IUP dalam memberikan sebagian kerjanya kepada
perusahaan jasa pertambangan dengan mempertimbangkan
pengelolaan kesehatan kerja dan agar dilakukan monitoring serta
evaluasi
1. Agar dalam melaksanakan dan melaporkan Tindak Lanjut
dari tindakan koreksi/perbaikan tepat waktu berdasarkan
berita acara, buku tambang dan surat tindak lanjut
Materi 2 Inspeksi dari KAIT
2. Mengevaluasi dan Merencanakan Program KP Berdasarkan
“Evaluasi Inspeksi Hasil Inspeksi
3. KTT/PTL agar melaksanakan program pencegahan sedini
Aspek mungkin terjadinya Kecelakaan dan PAK berdasarkan hasil
Keselamatan inspeksi
4. Meningkatkan Kompetensi Pengawas dalam Kegiatan
Pertambangan” Pertambangan terutama dalam melakukan inspeksi
sehingga didapatkan hasil yang detil
1. Faktor Pribadi: Motivasi Keliru
• Menerapkan teknologi dalam pengawasan (CCTV, kamera,dll)
• Prosedur disusun dengan mempertimbangkan perilaku pekerja

2. Faktor Pekerjaan: Manajemen Risiko


Materi 3 • Manajemen risiko bersifat dinamis, maka jika ada pergantian atau
perubahan pada peralatan, orang dan metode maka risk map juga
“Evaluasi seharusnya juga berubah dengan memperhatikan kemampuan dari orang
Kejadian maupun peralatan tersebut.
• Menyusun manajemen risiko jangan hanya terfokus pada satu risk cause,
Kecelakaan mengingat terjadi interaksi antara safe dan unsafe condition.

Tambang” 3. Faktor Pekerjaan: Komunikasi Kerja


• Menyediakan sarana komunikasi yang baik
• Memberikan instruksi kerja yang tidak berbenturan dengan
kebijakan/tuntutan lain mengenai K3
1. Evaluasi kejadian berbahaya digunakan dalam membuat dan
menetapkan program Keselamatan Pertambangan Evaluasi kejadian
berbahaya digunakan dalam pertimbangan penyusunan Tujuan
Sasaran Program Keselamatan Pertambangan
2. Evaluasi Kejadian berbahaya menjadi bagian dari pelaksanaan
manajemen risiko (penetapan konteks risiko terkait dengan penentuan
Materi 4 batasan-batasan risiko yang akan dikelola dan menentukan lingkup
“Evaluasi proses manajemen risiko, salah satunya faktor eksternal yaitu faktor
alam)
Kejadian 3. Evaluasi Kejadian Berbahaya masuk dalam pembahasan Komite
Keselamatan Pertambangan dan Komunikasi keselamatan
Berbahaya” pertambangan
4. Minimnya data penyebab kejadian dalam pelaporan kejadian
berbahaya oleh pemegang IUP dapat berakibat ketidakakuratan dalam
melakukan evaluasi program yang dilakukan oleh pemerintah
1. Pengembangan SMKP harus disesuaikan dengan skala, kompleksitas usaha,
karakteristik dan profil risiko, sumber daya, budaya, dan kebutuhan organisasi, dengan
melibatkan pemangku kepentingan. Fokus pada kedisiplinan penerapan sistem bukan
hanya pada kelengkapan dokumentasi saja.
2. Sesuai amanat Kepdirjen Minerba 185.k/37.04/DJB/2020, perusahaan perlu
menyiapkan auditor internal kompeten yang dibuktikan dengan nomor registrasi dari
KaIT. Selain untuk pemenuhan legal, auditor kompeten akan membantu perusahaan
untuk meningkatkan reliabilitas hasil audit, sehingga kegiatan audit semakin banyak
Materi 5 nilai manfaatnya dan perusahaan dapat membangun fondasi continuous improvement
dari hasil audit.
“Evaluasi SMKP” 3. Pelaporan Audit Internal SMKP harus disampaikan tepat waktu (paling lambat 30 hari
setelah triwulan keempat) dengan format yang sesuai peraturan perundangan, isi
yang sesuai hasil audit. 2021 diharapkan tidak ada lagi pemberian sanksi administratif
karena permasalahan dalam pelaporan.
4. Bagian K3 dan KO harus dapat membantu perusahaan beradaptasi dalam perubahan-
perubahan yang terjadi, berpartisipasi membangun sistem manajemen yang resilient.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai