Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS FALETEHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : KONSEP OKSIGENASI

KONSEP DASAR PROFESI (KDP)

MIRA LISTIANTI MULIANI


(1016031071)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2020
A. KONSEP DASAR KEBUTUHAN MANUSIA
Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan.
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak telepas dari kondisi system pernafasan secara
fungsional.
1. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah suatu proses untuk mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2.
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya dan
untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak
mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat
diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal. Oksigen memegang peranan penting
dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan
menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat
menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan
yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak
terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional.

Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen
akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya
oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak
kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi
ini, individu merasakan pentingnya oksigen.

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Pernafasan


a. Usia
Perubahan- perubahan usia yang mempengaruhi sistem pernafasan lanjut usia
terutama menjadi penting jika system terganggu oleh perubahan-perubahan seperti
infeksi, stress fisik atau semosional, dll.
b. Lingkungan
Ketinggian tempat tinggal, hawa dingin, panas, dan polusi udara mempengaruhi
oksigenasi.

1 |U n i v e r s i t a s f a l e t e h a n
c. Pola Hidup / Gaya Hidup
Aktivitas fisik meningkatkan denyut dan kedalaman pernafasan, serta suplai
oksigen dalam tubuh. Dalam hal ini, latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat
meningkatkan denyut jantung dan respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap
oksigenasi sangat tinggi.
d. Status Kesehatan
Pada orang sehat, system pernafasan dan sistem kardiovaskuler yang berfungsi
baik dapat memberikan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
e. Obat-obatan
f. Stres
Takut, cemas, marah, dan stress akan mempercepat denyut jantung sehingga
kebutuhan oksigen meningkat. Jika stress dan stressor dialami oleh seseorang maka
respon psikologis maupun fisiologis dapat mempengaruhi oksigen.

3. Sistem Tubuh yang berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi


Sistem tubuh yang berperan dalam membantu pemenuhan kebutuhan oksigenasi
adalah saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah.
a. Saluran pernapasan bagian atas, terdiri atas :
1) Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung.
2) Esophagus.
3) Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring.
4) Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat
proses menutup.

b. Saluran pernapasan bagian bawah, terdiri atas:


1) Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian
vertebrae torakalis kelima.
2) Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi
bronchus kanan dan kiri.
3) Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus.
4) Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen
dengan karbondioksida.

1 |U n i v e r s i t a s f a l e t e h a n
5) Paru-Paru (Pulmo), paru-paru merupakan organ utama dalam sistem
pernapasan.

Secara anatomi, sistem respirasi terbagi menjadi dua, yaitu saluran pernafasan
dan parenkim paru. Saluran pernafasan dimulai dari organ hidung, mulut, trakea,
bronkus sampai bronkiolus. Didalam rongga toraks, bronkus bercabang menjadi
dua kanan dan kiri. Bronkus kemudian bercabang-cabang menjadi bronkiolus.
Bagian parenkim paru berupa kantong-kantong yang menempel di ujung
bronkiolus yang disebut alveolus (bila 1) atau alveoli (bila banyak).

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN


1. Anatomi Pernafasan
a. Lubang Hidung (Nares Anterior)
Adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara
kedalam bagian yang dikenal sebagai rongga hidung (vestibulum). Vestibulum itu
dilapisi dengan epitelium organ yang bersambung dengan kulit. Lapisan ini
memuat sejumlah kelenjar sebasea yang ditutupi oleh buluh kasar. Kelenjar-
kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.
b. Hidung
Secara normal udara masuk kedalam sistem pernapasan melalui hidung. Ujung hidung
ditunjang oleh tulang rawan dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis. Kedua
lubang hidung menghubungkan atmosfer dengan rongga hidung. Rongga hidung dibatasi
oleh dua tipe mukosa, yaitu mukosa respirasi hangat dan jalannya masuk udara dan
mukosa olfaktory yang berisi receptor-receptor saraf pembau. Rongga hidung dibagi
menjadi dua, kanan dan kiri oleh septum nasalis.

 Fungsi hidung, terdiri dari :

- Bekerja sebagai saluran udara pernapasan


- Sebagai penyaring udara pernapasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
- Menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa
- Membunuh kuman-kuman yang masuk bersama-sama udara pernapasan oleh
leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa).

c. Tekak (Faring)
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong,

1 |U n i v e r s i t a s f a l e t e h a n
yang besar dibagian atas dan sempit dibagian bawah. Kantong ini mulai dari dasar
tengkorak terus menyambung ke esofagus setinggi vertebra servikal ke-6. Bagian
atas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, bagian depan
berhubungan dengan rongga mulut malalui ismus orofaring, sedangkan dengan
laring di bawah berhubungan melalui aditus laring dan bagian bawah berhubungan
dengan esofagus. Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih
14 cm. bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. Dinding
faring dibentuk oleh (dari dalam keluar) selaput lendir, fasia faringobasiler,
pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal. Faring terbagi atas nasofaring,
orofaring dan laringofaring (hpofaring). Unsur- unsur faring meliputi mukosa,
palut lendir (mucous blanket) dan otot.
d. Pangkal Tenggorok (Laring)
Laring merupakan bagian yang terbawah dari saluran napas bagian atas.
Bentuknya menyerupai limas segitiga terpancung, dengan bagian atas lebih besar
daripada bagian bawah. Batas atas adalah aditus laring sedangkan batas bawah
adalah kaudal kartilago krikoid. Bangunan kerangka laring tersusun dari satu
lubang yaitu tulang hioid dan beberapa buah tulang rawan. Tulang hioid berbentuk
seperti huruf U, yang permukaan atasnya dihubungkan dengan lidah, mandibula
dan tengkorak oleh tendo dan otot-otot. Sewaktu menelan, kontraksi otot- otot ini
akan menyebabkan laring tertarik keatas, sedangkan bila laring diam maka otot-
otot ini bekerja unuk membuka mulut dan membantu menggerakkan lidah.
Laring berfungsi untuk proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, menelan, emosi
serta fonasi. Fungsi laring sebagai fonasi yaitu dengan membuat suara serta
menentukan tinggi rendahnya nada. Tinggi rendahnya nada diatur oleh peregangan
plika vokalis dalam aduksi, maka muskulus Krikotiroid akan merotasikan kartilago
tiroid ke bawah dan ke depan, menjauhi kartilago aritenoid. Pada saat yang
bersamaan muskulus Krikoaritenoid posterior akan menahan atau menarik
kartilago aritenoid ke belakang. Plika vokalis kini dalam keadaan yang efektif
untuk berkontraksi. Sebaliknya kontraksi muskulus Krikoaritenoid akan
mendorong kartilago ke depan, sehingga plika vokalis akan mengendor. Kontraksi
serta mengendornya plika vokalis akan menentukan tinggi rendahnya nada.
e. Batang Tenggorok (Trakea)
Trakea adalah pipa terbuka yang mempunyai diameter 2.5 cm dan

1 |U n i v e r s i t a s f a l e t e h a n
panjang 10 sampai 12 cm. Trakea terletak dibawah laring dan diatas paru-
paru dimana terbagi menjadi dua cabang utama, bronkus kanan dan kiri,
yang masing-masing masuk ke paru kanan dan kiri. Cabang terkecil dikenal
sebagai bronkiolus. Trakea disokong oleh cincin tulang rawan yang
berbentuk seperti sepatu kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inci. Struktur
trakea dan bronkus dianalogkan dengan sebuah pohon, dan oleh karena itu
dinamakan pohon trakeobronkial. Permukaan posterior trakea agak pipih
(karena cincin tulang rawan di situ tidak sempurna), dan letaknya tepat di
depan esophagus. Cincin tersebut dihubungkan oleh jarinan elastis yang
menghubungkan jaringan dan otot halus longitudinal yang membuat trakea
lebih fleksibel. Tempat di mana trakea bercabang menjadi bronkus utama kiri
dan kanan dikenal sebagai karina. Karina memiliki banyak saraf dan dapat
menyebabkan bronkospasme dan batuk yang kuat jika dirangsang.
Disamping permukaan trakea terdapat epithel columna berlapis yang
memproduksi mukus. Epithel columna berlapis ini mengandung silia.
Partikel-partikel debu yang tidak dapat dibatukkan melaui hidung dan
pharink dapat dikeluarkan dari trakea dan dibawa ke pharink oleh silia untuk
ditelan atau dikeluarkan.
f. Bronkus
Bronkus merupakan lanjutan dari trakea ada dua buah yang terdapat
pada ketinggian vertebra torakalis ke IV dan ke V. Bronkus kanan lebih
pendek dan lebih lebar dan merupakan kelanjutan dari trakea yang arahnya
hampir vertikal dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3
cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan,
terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang dan merupakan kelanjutan
dari trakea dengan sudut yang lebih tajam.
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi
bronkus lobaris dan kemudian bronkus segmentalis. Percabangan ini berjalan
terus menjadi bronkus yang ukurannya semakin kecil sampai akhirnya
menjadi bronkiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak
mengandung alveoli (kantung udara). Bronkiolus terminalis memiliki garis
tengah kurang lebih 1 mm. Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang
rawan, tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah.

1 |U n i v e r s i t a s f a l e t e h a n
Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkiolus terminalis disebut
saluran penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
g. Lobus-lobus pada Paru-paru
Paru-paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut dan
letaknya di dalam rongga dada atau thoraks. Kedua paru-paru saling terpisah
oleh mediatinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah
besar. Setiap paru-paru mempunyai apeks (bagian atas paru-paru) dan basis.
Pembuluh darah paru-paru dan bronkial, saraf dan pembuluh limfe
memasuki tiap paru-paru pada bagian hilus dan membentuk akar paru-paru.
Paru-paru kanan lebih besar daripada paru- paru kiri dan dibagi menjadi tiga
lobus oleh fisura interlobaris. Paru-paru kiri dbagi menjadi dua lobus.

2. Fisiologi Pernafasan
a. Pernapasan Paru-paru (Pernapasan Pulmoner)
Merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada
paru-paru.Pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen
diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernapas dimana oksigen
masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam
kapiler pulmonary, alveoli memisahkan aksigen dari darah, O2 menembus
membrane, diambil oleh sel darah merah di bawa ke jantung dipompakan
keseluruh tubuh.
Fungsi utama pernapasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat
digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO2 yang dihasilkan oleh
sel. Proses fisiologi pernapasan dimana oksigen dipindahkan dari udara ke
dalam jaringan-jaringan, dan karbondioksida dikeluarkan ke udara
ekspirasi.
- Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer yang terjadi saat respirasi (inspirasi-ekspirasi).

Ventilasi paru dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1) Tekanan oksigen di atmosfer


Tekanan udara atmosfir merupakan jumlah tekanan berbagai gas yang
terkandung dalam udara. Saat inspirasi udara atmosfir akan masuk ke dalam
alveoli, sehingga tekanan udara atmosfir yang rendah akan menyebabkan
1 |U n i v e r s i t a s f a l e t e h a n
tekanan oksigen yang masuk ke dalam alveolipun rendah. Hal ini akan
dijumpai pada dataran tinggi dimana makin tinggi suatu tempat tekanan udara
makin rendah dan ini berbanding lurus dengan tekanan O2. Oleh karena itu saat
seseorang berada dalam ketinggian tertentu diperlukan suplemen oksigen pada
udara inspirasinya.

2) Keadaan saluran napas


Selama inspirasi udara akan melewati saluran nafas, mulai hidung, pharynx,
laring, trachea, bronchus, bronchioles, sampai ke alveoli dan sebaliknya saat
ekspirasi. Ada beberapa keadaan yang menyebabkan jalan nafas ini menjadi
lebih sempit atau tersumbat, misalnya secret yang berlebihan atau kental,
spasme atau konstriksi, ada benda asing atau ada masa baik pada saluran nafas
sendiri atau diluar saluran nafas yang mendesak saluran nafas sehingga
mempersulit ventilasi.
3) Complience dan Recoil
Yaitu daya pengembangan dan pengempisan paru dan thorak.
4) Pengaturan Nafas
Pusat pernafasan terdapat pada Medulla oblongata dan Pons. Area bilateral dan
bagian ventral di dalam Medulla oblongata sangat sensitive terhadap perubahan
konsentrasi hydrogen dan karbondioksida. Tetapi sebenarnya tidak ada
pengaruh langsung dari perubahan konsentrasi hydrogen dan karbondioksida
dalam darah, karena saraf-saraf ini hanya terangsang oleh ion hidrogen secara
langsung, sementara ion hidrogen tidak mudah melewati sawar darah otak atau
sawar darah cairan cerebrospinalis, sehingga kenaikan konsentrasi hydrogen
dalam darah kurang memberikan pengaruh terhadap pusat pernafasan

- Difusi
Transfer oksigen dan karbondioksida melintasi membran alveolus- kapiler yang tipis.
Kekuatan pendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara
darah dan fase gas. Tekanan parsial oksigendalam atmosfer pada permukaan laut
besarnya sekitar 149 mmHg (21% dari 760 mmHg). Pada waktu oksigen di inspirasi
dan sampai di alveolus maka tekanan parsial ini akan mengalami penurunan sampai
sekitar 103 mmHg. Perbedaan tekanan CO2 antara darah dan alveolus yang jauh
lebih rendah (6 mmHg) menyebabkan CO2 berdifusi ke dalam alveolus. CO2 ini
kemudian dikeluarkan ke atmosfer, dimana konsentrasinya pada hakikatnya nol.
1 |U n i v e r s i t a s f a l e t e h a n
Kendatipun selisih CO2 antara darah dan alveolus amat kecil namun tetap memadai,
karena dapat berdifusi melintasi membran alveolus kapiler kira-kira 20 kali lebih
cepat dibandingkan oksigen karena daya larutnya yang lebih besar. Dalam keadaan
beristirahat normal, difusi dan keseimbangan oksigen di kapiler darah paru-paru dan
alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik dari total waktu kontak selama 0,75 detik.
- Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung (kardiak output), kondisi pembuluh
darah, latihan (exercise), perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan (hematokrit), serta eritrosit dan kadar Hb.

Pada kondisi normal, hampir seluruh oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb)
yang berada di dalam eritrosit (RBC) untuk dihantarkan keseluruh tubuh.
Eritrosit bersama cairan plasma dipompa oleh jantung keseluruh sel di tubuh.
Sebagian kecil O2 (3%) langsung larut dalam plasma dalam bentuk oksigen
bebas. Setelah sampai di kapiler organ, O2 lepas dari Hb dan berdifusi ke
jaringan interstisial dan selanjutnya masuk ke dalam sel. Dengan berikatan
dengan Hb, tra sportasi O2 ditingkatkan sampai 60 x lipat.

b. Pengukuran ‘Compliance’ Paru-paru.


‘Compliance’ paru-paru diukur dengan cara sebagai berikut : Pertama-tama,
glotis orang tersebut harus terbuka sama sekali dan tetap demikian.
Kemudian udara dihirup secara bertahap, kira-kira 50 sampai 100 ml untuk
sekali penghirupan, dan pengukuran tekanan dilakukan dari suatu balon
intra-esofagus (yang mengukur tekanan intrapleura dengan hampir tepat)
pada akhir setiap tahap, sampai volume total udara di dalam paru-paru sama
dengan volume tidak normal orang tersebut. Kemudian udara dikeluarkan
secara bertahap juga, sampai volume paru kembali ke tingkat ekspirasi
istirahat.
c. Jumlah udara dalam paru-paru
Ventilasi paru-paru dapat digambarkan dengan sejumlah udara dalam paru-
paru ke dalam 4 volume dan 4 kapasitas. Alat pengukuran yang digunakan
adalah respirometer. Residual volume adalah volume udara dalamparu-paru
setelah ekspirasi paling kuat, sekitar 1,1 L pada wanita dan laki-laki adalah
1 |U n i v e r s i t a s f a l e t e h a n
1,2 L. Selama istirahat, antara laki-laki dan wanita saat inspirasi dan
ekspirasi sekitar 0,5 L pada sebagian napas disebut tidal volume. Ketika
napas dalam, diluar batas yang biasa digunakan saat tidal volume, sekitar
1.9 L pada wanita dan 3.3 L pada laki-laki disebut inspiratory reserve
volume. Terakhir adalah ekspirasi biasa, jika memungkinkan semua udara
dikeluarkan, kuantitas diluar tidal volume disebut expiratory reserve
volume, biasanya sekitar 0,7 L pada wanita dan laki-laki 1,0 L.
d. Volume Paru
 Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi
setiap kali bernapas normal, besarnya kira-kira 500 ml pada rata-rata
orang dewasa muda.
 Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat
diinspirasi setelah dan di atas volume alur napas normal dan biasanya
mencapai 3000 ml.
 Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah udara ekstra yang dapat
diekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi alun napas
normal, jumlah normalnya adalah sekitar 1100 ml.
 Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada pada atau
dalam paru setelah ekspirasi paling kuat. Volume ini besarnya kira-
kira 1200 ml.

e. Kapasitas paru
 Kapasitas inspirasi sama dengan volume alun napas ditambah
volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara kira-kira 3500
ml yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkatan
ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum.
 Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi
ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam
paru pada akhir ekspirasi normal kira-kira 2300 ml.
 Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah
volume alun napas dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah
udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah
terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian
mengeluarkan sebanyak-banyaknya kira-kira 4600 ml.
 Kapasitas paru total adalah volume maksimum dimana paru dapat
dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa kira-kira
5800 ml, jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume
residu

1 |U n i v e r s i t a s f a l e t e h a n
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, Barbara., Erb, Glenora., Berman, Audrey., Snyder J, Shirlee. (2010).


Fundamental Keperawatan. Edisi 7 Volume 2. Jakarta: EGC.
Haryani, Ani., Halimatussadiah, Irma & Sanusi, Santi. (2009). Anatomi Fisiologi
Manusia. Bandung: CV. Cakra.
Maryunani, A. (2017) Kebutuhan Dasar Manusia. Bogor : In Medi

1 |U n i v e r s i t a s f a l e t e h a n
13 | U n i v e r s i t a s F a l e t e h a n
1|Universitas Faletehan

Anda mungkin juga menyukai