Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MATEMATIKA
“APLIKASI INTEGRAL & FUNGSI TRANSENDEN”

DISUSUN OLEH
JUNIOR JOSEPH NAJOAN
20 507 017

DOSEN :
KINZIE PINONTOAN,S.pd.,M.sc

KELAS B
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................................... 3
APLIKASI INTEGRAL ............................................................................................................ 3
1. Luas Daerah Bidang Datar ................................................................................................. 3
➢ Luas Daerah dibatasi 1 Kurva ................................................................................ 3
➢ Luas Daerah di antara 2 Kurva ............................................................................... 5
2. Volume Benda Putar .......................................................................................................... 8
➢ Volume Benda Putar dibatasi 1 kurva. ................................................................... 9
➢ Volume Benda Putar dibatasi 2 Kurva ................................................................. 11
3. Panjang Kurva .................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 16
BAB II...................................................................................................................................... 17
FUNGSI TRANSENDEN ....................................................................................................... 17
1. LOGARITMA ALAMI .................................................................................................... 17
A. Latar Belakang ................................................................................................. 17
B. Definisi ............................................................................................................. 17
C. Sifat-Sifat Logaritma Alami ............................................................................ 18
D. Grafik Fungsi Logaritma Asli .......................................................................... 19
E. Turunan Fungsi Logaritma Alami .................................................................... 19
F. Integral Logaritma Alami ................................................................................. 20
G. Soal Cerita !! .................................................................................................... 21
2. FUNGSI EKSPONENSIAL ALAMI............................................................................... 23
A.Latar Belakang .................................................................................................. 23
B. Definisi ............................................................................................................. 23
C. Sifat-Sifat Fungsi Eksponen ............................................................................ 23
D. Grafik Fungsi Eksponen Alami ....................................................................... 24
E. Turunan Fungsi Eksponensial Alami ............................................................... 24
F. Integral Fungsi Eksponen Alami ...................................................................... 25
G. Soal Cerita ! ..................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 28
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ 29
BAB I
APLIKASI INTEGRAL
Penerapan integral dalam kehidupan sehari-hari sangat luas. Dari yang sederhana, hingga
aplikasi perhitungan yang sangat kompleks. Aplikasi integral banyak digunakan di berbagai
disiplin ilmu. Beberapa contoh penggunaan integral dalam disiplin ilmu alam adalah
digunakan dalam bidang biologi untuk menghitung laju pertumbuhan organisme, dalam
bidang fisika untuk menghitung massa, pusat massa, usaha dan tekanan zat cair. Sedangkan
aplikasi integral untuk hal-hal yang lain, misalnya digunakan untuk mencari luas suatu area,
menghitung volume benda dan lain sebagainya. Berikut merupakan aplikasi-aplikasi integral
yang telah dikelompokkan dalam beberapa kelompok perhitungan. Penjelasan lebih lanjut
dapat dilihat pada keterangan yang diberikan. Sebagai ilustrasi dengan runtuhnya Jembatan
Tacoma, Washington yang panjangnya 1,8 km di buka pada 1 Juli 1940. Empat bulan kemudian
jembatan tersebut runtuh karena badai yang berkekuatan 68 km/jam. Sedangkan di Indonesia
runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara pada 26 Nopember 2011, yang disebabkan kesalahan
konstruksi dasar.

1. Luas Daerah Bidang Datar


➢ Luas Daerah dibatasi 1 Kurva
a. Daerah diatas Sumbu X
Misalkan 𝑦 = 𝑓(𝑥) menentukan persamaan sebuah kurva di bidang 𝑥𝑦 dan misalkan
𝑓 kontinu dan taknegatif pada interval 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏. Tinjau daerah R yang dibatasi oleh grafik-
grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥), 𝑥 = 𝑎, 𝑥 = 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 0. Lihat R sebagai daerah dibawah 𝑦 = 𝑓(𝑥),
diantara 𝑥 = 𝑎 dan 𝑥 = 𝑏. Luasnya 𝐴(𝑅), diberikan oleh :

𝑏
𝐴(𝑅) = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑎

b. Daerah dibawah Sumbu X


Luas adalah bilangan taknegatif. Jika grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) terletak dibawah sumbu 𝑥 maka
𝑏
∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 adalah bilangan negatif, sehingga tak dapat menyatakan suatu luas. Namun
demikian, bilangan itu tidak lain adalah negative dari luas daerah yang dibatasi oleh 𝑦 =
𝑓(𝑥), 𝑥 = 𝑎, 𝑥 = 𝑏, 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 0.
Contoh Soal !!!
1. Carilah luas daerah R dibawah 𝑦 = 𝑥 4 − 2𝑥 3 + 2 diantara 𝑥 = −1 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 2
Jawaban !
Estimasi wajar untuk luas R adalah alas kali rata-rata tinggi, katakanlah (3)(2)=6. Nilai eksak
adalah

2 2
4 3
𝑥5 𝑥4
𝐴(𝑅) = ∫ (𝑥 − 2𝑥 + 2)𝑑𝑥 = [ − + 2𝑥]
−1 5 2 −1

32 16 1 1 51
=( − + 4) − (− − − 2) = = 5,1
5 2 5 2 10
2
2. Carilah luas daerah R yang dibatasi oleh 𝑦 = 𝑥 ⁄3 − 4. 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑥, 𝑥 = −2 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 3

Estimasi awal untuk luasnya adalah 5(3)=5. Nilai eksaknya adalah


3
𝑥2 3
𝑥2
𝐴(𝑅) = ∫ ( − 4) 𝑑𝑥 = ∫ (− + 4) 𝑑𝑥
−2 3 −2 3
3
𝑥3 27 8 145
= [− + 4𝑥] = (− + 12) − ( − 8) = = 16,11
9 −1
9 9 9

➢ Luas Daerah di antara 2 Kurva


Luas daerah yang dibatasi kurva 𝑦 = 𝑓 (𝑥), 𝑦 = 𝑔(𝑥), 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑥 = 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑥 =
𝑏 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑓 (𝑥) ≥ 𝑔(𝑥)𝑝𝑎𝑑𝑎[𝑎, 𝑏]:

𝑏
𝐿 = ∫ (𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥))𝑑𝑥
𝑎
Contoh Soal !!
1. Tentukan luas daerah antara kurva 𝑦 = 𝑥 4 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 2𝑥 − 𝑥 2 ?

Jawab !!
Titik potong sumbu x → y = 0
−𝑥 2 + 2𝑥 = 0
𝑥 2 − 2𝑥 = 0
𝑥(𝑥 − 2) = 0
𝑥 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = 2 −→ (0,0)(2,0)
Titik potong sumbu y→ x = 0
−𝑥 2 + 2𝑥 = 0
−02 + 2(0) = 0
0 = 0 −→ (0,0)
Titik Puncak
• Sumbu simetri (Xp)
−𝑏 −2
= =1
2𝑎 −2
• Sumbu simetri (Yp)
−𝑏2 − 4𝑎𝑐 (−2)2 − 4.1.0
= =1
4𝑎 4.1
1
𝐴(𝑅) = ∫ (2𝑥 − 𝑥 2 − 𝑥 4 )𝑑𝑥
0
1
𝑥3
= [𝑥 − − 𝑥 5 ]
2
3 0
1 1 7
=1− − =
3 5 15
2. Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑦 = 𝑥 2 − 2𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 6𝑥 − 𝑥 2 ?
Jawab!!
Titik potong
𝑥 2 − 2𝑥 = 6𝑥 − 𝑥 2
2𝑥 2 − 8𝑥 = 0
2𝑥(𝑥 − 4) = 0
𝑥 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = 4

Daerah arsiran dibatasi oleh 2 kurva yaitu 𝑦 = 𝑥 2 − 2𝑥 (𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠) 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 6𝑥 −


𝑥 2 (𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ)
4
𝐿(𝐴) = ∫ [(𝑥 2 − 2𝑥) − (6𝑥 − 𝑥 2 )]𝑑𝑥
0
4
= ∫ (2𝑥 2 − 8𝑥)𝑑𝑥
0
4
2
= [ 𝑥 3 − 4𝑥 2 ]
3 0

1
= 21
3
2. Volume Benda Putar
Penerapan integral dalam kehidupan sehari-hari sangat luas. Salah satunya digunakan untuk
menghitung volume benda putar. Volume benda putar adalah volume benda ruang yang
terbentuk dari hasil pemutaran suatu daerah di bidang datar terhadap garis tertentu (sumbu
rotasi). Sebagai ilustrasi, botol dapat dipandang sebagai benda putar jika kurva di atasnya
diputar menurut garis horisontal. Sehingga volume botol dapat ditentukan dengan
menggunakan aplikasi integral. Pada pokok bahasan ini akan dipelajari penggunaan integral
untuk menghitung volume benda putar dengan metode cakaran dan metode cincin.

Sebelum menurunkan rumus untuk volume benda putar, kita perlu mendefinisikan apa
yang dimaksud dengan suatu benda putar. Diambil 𝑦 = 𝑓(𝑥) adalah suatu fungsi kontinu tak
negatif pada suatu interval [𝑎, 𝑏]. Ketika daerah antara sumbu x dan kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥), 𝑎 ≤ 𝑥 ≤
𝑏, diputar terhadap sumbu x, maka diperoleh daerah tiga dimensi yang selanjutnya dinamakan
benda putar (solid of revolution). Dalam kasus ini sumbu x dinamakan sumbu putar.
➢ Volume Benda Putar dibatasi 1 kurva.

Luasan di bawah kurva y=f(x) jika diputar dengan sumbu putar dengan titik batas a dan
b akan menghasilkan sebuah silinder dengan tinggi selisih b dan a. Volume benda putar
menurut sumbu x tersebut dapat dicari dengan rumus
𝑏
𝑉 = 𝜋 ∫ 𝑓(𝑥)2 𝑑𝑥
𝑎

Contoh Soal !
1. Cari volume benda putar yang dihasilkan ketika bidang datar yang dibatasi oleh

𝑦 = √𝑥, 𝑥 = 0, 𝑥 = 4 dan sumbu x diputar terhadap sumbu x?


Jawab!
Berikut merupakan gambar dari bidang datar yang diberikan dan benda putar yang
dihasilkan.
Volume benda putar :
4
𝑉 = 𝜋 ∫ 𝑓(𝑥)2 𝑑𝑥
0
4
2
= 𝜋 ∫ (√𝑥) 𝑑𝑥
0
4
𝑥2
= 𝜋[ ]
2 0

= 8𝜋
2. Cari Volume benda putar yang dihasilkan ketika daerah antara sumbu y dan kurva
2
𝑥 = 𝑦 , 1 ≤ 𝑦 ≤ 4 diputar terhadap sumbu y?

Jawab!!

Volume benda putar :


4
𝑉 = 𝜋 ∫ 𝑓(𝑥)2 𝑑𝑦
1

4
2 2
= 𝜋 ∫ ( ) 𝑑𝑦
1 𝑦
4
4
= 𝜋∫ 𝑑𝑦
1 𝑦2

1 4
= 4𝜋 [− ]
𝑦1

= 3𝜋
➢ Volume Benda Putar dibatasi 2 Kurva
Jika kita memutar bidang datar yang tidak berbatas pada atau memotong sumbu putar,
maka benda putar yang dihasilkan mempunyai suatu lubang di dalamnya. Dalam kasus ini,
bidang potong-bidang potong yang tegak lurus terhadap sumbu putar adalah cincin, Ukuran
cincin yaitu: jari-jari luar: f(x) dan jari-jari dalam: g(x)
Volume benda putar dirumuskan :
𝑏
𝑉 = 𝜋 ∫ ([𝑓(𝑥)]2 − [𝑔(𝑥)]2 ) 𝑑𝑥
𝑎

Metode untuk menghitung volume benda putar tersebut dinamakan metode cincin
(washer method) karena bidang potongnya adalah suatu cincin bundar berjari-jari luar f(x) dan
berjari-jari dalam g(x).
Contoh soal!!
1. Daerah yang dibatasi oleh parabola 𝑦 = 𝑥 2 + 1 𝑑𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑦 = −𝑥 + 3 diputar terhadap
sumbu x untuk menghasilkan suatu benda putar. Carilah volume benda putar itu?
Jawab !!

Volume benda putar


1
𝑉 = 𝜋 ∫ ((−𝑥 + 3) − (𝑥 2 + 1)2 )𝑑𝑥
−2
1
= 𝜋 ∫ (8 − 6𝑥 − 𝑥 2 − 𝑥 4 ) 𝑑𝑥
−2

1 3 1 5 1
2
= 𝜋 [8𝑥 − 3𝑥 − 𝑥 − 𝑥 ]
3 5 −2

117
= 𝜋
5
2. Hitunglah volume benda putar yang terjadi jika daereah yang dibatasi oleh kurva
y = √x , garis x = 2, garis y = 4, dan garis y = 3.
Jawab!!

Volume benda putar.


4
2
𝑉 = 𝜋 ∫ 32 − (√𝑥) 𝑑𝑥
2
4
𝑉 = 𝜋 ∫ 9 − 𝑥 𝑑𝑥
2

1 2 4
= 𝜋 [9𝑥 − 𝑥 ]
2 2

= 𝜋(36 − 8) − (18 − 2)
= 12𝜋

3. Panjang Kurva
Pada bahasan kali ini akan dibahas bagaimana rumus untuk menghitung panjang kurva
atau keliling dari suatu bangun. Bila dalam kehidupan sehari-hari Anda diminta untuk
menghitung berapa panjang kawat. Caranya cukup menyediakan meteran, kemudian luruskan
kawat tersebut kemudian ukurlah dengan meteran, maka akan diketahui berapa panjang kawat
tersebut. Namun bila diminta untuk menghitung berapa panjang baja yang diperlukan untuk
membuat lengkungan. Maka Anda tidak akan dapat membetangkan baja tersebut untuk diukur
panjangnya. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan lain agar dapat mengukur panjang baja
tanpa harus meluruskan baja tersebut. Pendekatan yang dapat digunakan adalah menggunakan
pendekatan limit jumlah Reimann atau integral Reimann Pada bahasan ini akan dibahas
bagaimana menemukan rumus panjang suatu kurva mulus (smooth curve). Suatu kurva mulus
adalah grafik dari suatu fungsi kontinu yang derivatifnya juga kontinu (grafik tidak mempunyai
titik-titik sudut).
Definisi
Sebuah kurva rata disebut mulus apabila kurva itu ditentukan oleh persamaan-
persamaan 𝑥 = 𝑓(𝑡), 𝑦 = 𝑔(𝑡), 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎 ≤ 𝑡 ≤ 𝑏 dengan ketentuan bahwa turunan-turunan
𝑓′ dan 𝑔′adalah kontinu pada [a,b] sedangkan 𝑓 ′ (𝑡) dan 𝑔′(𝑡) tidak bersama-sama nol di
selang (a,b).

Rumus

Panjang busur kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝐴(𝑎, 𝑐)𝑘𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝐵(𝑏, 𝑑) dapat dihitung
dengan rumus :
• Berdasarkan batasan sumbu X
𝑏
𝑑𝑦 2
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵 = ∫ √1 + ( ) 𝑑𝑥
𝑎 𝑑𝑥
• Berdasarkan batasan sumbu Y
𝑑𝑥 2
𝑏
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵 = ∫ √1 + ( ) 𝑑𝑦
𝑎 𝑑𝑦
Contoh soal !
1. Tentukan panjang busur kurva 9𝑦 2 = 4𝑥 3 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝐴(0,0)𝑘𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝐵(3,2√3)?
Jawab!
Ubah fungsinya
4𝑥 3 2 3
9𝑦 2 = 4𝑥 3 − −> 𝑦 = √ = 𝑥2
9 3
Menentukan turunan
𝑑𝑦 2 3 3−1 1
= . 𝑋2 = 𝑋2
𝑑𝑥 3 2

Menentukan panjang busur


𝑏
𝑑𝑦 2
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 = ∫ √1 + ( ) 𝑑𝑥
𝑎 𝑑𝑥
3 1 2
= ∫ √1 + (𝑥 2 ) 𝑑𝑥
0
3
= ∫ √1 + 𝑥 𝑑𝑥
0
3 1
= ∫ (1 + 𝑥)2 𝑑𝑥
0
2 1 3
= [ (1 + 𝑥)2 ]
3 0
2
= .7
3
14
=
3
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Sunismi, M.Pd.,dkk. 2018. KalkulusIIinteractivedigitalbook. Malang; Fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan Universitas Islam Malang
Valberg,Purcell,Ringdon 2007, KALKULUS EDISI KESEMBILAN JILID 1 Penerbit Erlangga
Hendra Cipta M.Si. Kalkulus Integral
https://www.sheetmath.com/2020/01/integral-luas-daerah-yang-dibatasi-kurva-contoh-soal-
dan-pembahasan.html
https://idschool.net/sma/matematika-sma/aplikasi-integral-mencari-luas-daerah-yang-
dibatasi-kurva/
https://smatika.blogspot.com/2016/09/aplikasi-integral-menentukan-luas-daerah.html
https://www.konsep-matematika.com/2016/03/menghitung-luas-daerah-menggunakan-
integral.html
https://www.konsep-matematika.com/2016/03/menentukan-panjang-busur-dengan-
integral.html
BAB II
FUNGSI TRANSENDEN

Fungsi transenden adalah fungsi yang tidak dapat dinyatakan sebagai jumlah berhingga operasi
aljabar atas fungsi konstan y=k dan fungsi kesatuan y=x. sampai saat ini fungsi transenden
yang dikenal adalah fungsi trigonometri, yang terdiri dari fungsi sinus, kosinus, tangen,
kotangen, secan, dan kosekan. Tetapi ada juga fungsi transenden lain yaitu, fungsi logaritma
dan eksponen (inversnya), invers fungsi trigonometri, fungsi hiperbolik, dan inver fungsi
hiprbolik. Fungsi yang pertama kali diperkenalkan adalah logaritma natural yang dinyatakan
dalam bentuk integral. Dengan cara pendekatan seperti ini, sifat kediferensial-nya dapat
dibuktikan secara langsung berdasarkan teorema dasar kalkulus.

1. LOGARITMA ALAMI
A. Latar Belakang
Turunan dan integral jika dikaitkan dengan cara mengurutkannya sesuai dengan
besarnya pangkat maka diperoleh suatu keanehan yang belum dipelajari.
𝑥2 1 𝑥 −2
𝐷𝑥 ( ) = 𝑥1 , 𝐷𝑥 (𝑥) = 𝑥 0 , 𝐷𝑥 (? ? ) = 𝑥 −1 , 𝐷𝑥 (− ) = 𝑥 −2 , 𝐷𝑥 (− ) == 𝑥 −3
2 𝑥 2

Teorema dasar kalkulus pertama menyatakan bahwa fungsi akumulasi


𝑥
𝐹(𝑥) = ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡
𝑎
Adalah fungsi turunannya adalah 𝑓(𝑥), asalkan bahwa 𝑓 kontinu pada interval I yang memuat a dan
b. dalam pengertian ini, kita dapat mencari anti turunan sebarang fungsi kontinu. Keberadaan anti-
turunan tidak bermakna bahwa anti-turunan dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi yang sedemikian
jauh telah dikaji.
Fungsi baru pertama dipilih untuk mengisi kesenjangan diatas. Fungsi tersebut disebut FUNGSI
LOGARITMA ALAMI, dan memang ada hubungannya dengan logaritma yang dikaji dalam aljabar.

B. Definisi
Fungsi logaritma alami, dinyatakan oleh 𝐼𝑛, 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ ∶

𝑥
1
𝐼𝑛 𝑥 = ∫ 𝑑𝑡, 𝑥>0
1 𝑡

Daerah asal fungsi logaritma alami adalah himpunan bilangan real positif..
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 > 1, 𝐼𝑛 𝑥 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑅 𝐽𝑖𝑘𝑎 0 < 𝑥 < 1, 𝐼𝑛 𝑥 = −𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑅

C. Sifat-Sifat Logaritma Alami


Jika a dan b bilangan-bilangan positif dan r sebuah bilangan rasional, maka :

(𝑖) 𝐼𝑛 1 = 0 (𝑖𝑖) 𝐼𝑛 𝑎𝑏 = 𝐼𝑛 𝑎 + 𝐼𝑛 𝑏
𝑎
(𝑖𝑖𝑖) 𝐼𝑛 = 𝐼𝑛 𝑎 − 𝐼𝑛 𝑏 (𝑖𝑣) 𝐼𝑛 𝑎𝑟 = 𝑟 𝐼𝑛 𝑎
𝑏
Bukti
11
(i) 𝐼𝑛 1 = ∫1 𝑡 𝑑𝑡 = 0
(ii) 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 > 0
1 1
𝐷𝑥 𝐼𝑛 𝑎𝑥 = ,𝑎 =
𝑎𝑥 𝑥
Dan
1
𝐷𝑥 𝐼𝑛 𝑥 =
𝑥
Menurut teorema tentang 2 fungsi dengan turunan sama bahwa
𝐼𝑛 𝑥 = 𝐼𝑛 𝑥 + 𝐶
Untuk menghitung C, misalkan x=1, maka In a=C. sehingga
𝐼𝑛 𝑎𝑥 = 𝐼𝑛 𝑥 + 𝐼𝑛 𝑎
Akhirnya 𝑚𝑖𝑠𝑎𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑥 = 𝑏

(iii) gantikan a dengan 1/b dalam (ii) untuk memperoleh


1 1
𝐼𝑛 + 𝐼𝑛 𝑏 = 𝐼𝑛 ( . 𝑏) = 𝐼𝑛 1 = 0
𝑏 𝑏
Jadi
1
𝐼𝑛 = −𝐼𝑛 𝑏
𝑏
Dengan menerapkan (ii) sekali lagi, diperoleh
𝑎 1 1
𝐼𝑛 = 𝐼𝑛 (𝑎. ) = 𝐼𝑛 𝑎 + 𝐼𝑛 = 𝐼𝑛 𝑎 − 𝐼𝑛 𝑏
𝑏 𝑏 𝑏
(iv) karena,untuk x>0
1 𝑟
𝐷𝑥(𝐼𝑛 𝑥 𝑟 ) = 𝑟 . 𝑟𝑥 𝑟−1 =
𝑥 𝑥
Dan
1 𝑟
𝐷𝑥(𝑟 𝐼𝑛 𝑥) = 𝑟. =
𝑥 𝑥
Maka berdasarkan teorema , yang kita gunakan dalam (ii), bahwa
𝐼𝑛 𝑥 𝑟 = 𝑟 𝐼𝑛 𝑥 + 𝐶
Misalkan x = 1, yang memberikan C = 0, jadi
𝐼𝑛 𝑥 𝑟 = 𝑟 𝐼𝑛 𝑥
Akhirnya, misalkan x=a

D. Grafik Fungsi Logaritma Asli


Misalkan 𝑓(𝑥) = 𝐼𝑛 𝑥, 𝑥 > 0. 𝐺𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 − 𝑥 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑥 = 1
1
𝑓 ′ (𝑥) = > 0, 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑚𝑜𝑛𝑜𝑡𝑜𝑛 𝑛𝑎𝑖𝑘
𝑥
−1
𝑓 ′′ (𝑥) = 2 < 0, 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑐𝑒𝑘𝑢𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝑥
lim+ 𝑓 (𝑥 ) = −∞
𝑥→0
lim 𝑓(𝑥) = ∞
𝑥→∞

E. Turunan Fungsi Logaritma Alami


1
1 1
𝐷𝑥 ∫ 𝑑𝑡 = 𝐷𝑥 𝐼𝑛 𝑥 = , 𝑥>0
𝑥 𝑡 𝑥
Ini dapat dikombinasikan dengan aturan rantai. Jika 𝑢 = 𝑓(𝑥) >
0 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑓 terdiferensiasikan, maka
1
𝐷𝑥 𝐼𝑛 𝑢 = 𝐷𝑥 𝑢
𝑢
Contoh
1. carilah 𝐷𝑥 𝐼𝑛 √𝑥
Jawab
1
Misalkan 𝑢 = √𝑥 = 𝑥 2 . 𝑚𝑎𝑘𝑎
1 1 1 1 −1 1
𝐷𝑥 𝐼𝑛√𝑥 = 1 . 𝐷𝑥 (𝑥 ) =
2 .
1 2 𝑥 2 =
2𝑥
𝑥2 𝑥2
2. carilah 𝐷𝑥 𝐼𝑛 (𝑥 2 − 𝑥 − 2)
Jawab
Soal ini akan masuk akal, asalkan 𝑥 2 − 𝑥 − 2 > 0. Sekarang 𝑥 2 − 𝑥 − 2 = (𝑥 − 2)(𝑥 + 1),
yang adalah posistif asalkan 𝑥 < −1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 > 2. Jadi daerah asal In (𝑥 2 − 𝑥 − 2)adalah
(−∞, −1) ∪ (2, ∞). 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑖
1 2𝑥 − 1
𝐷𝑥 𝐼𝑛 (𝑥 2 − 𝑥 − 2) = 2 𝐷𝑥(𝑥 2 − 𝑥 − 2) = 2
𝑥 −𝑥−2 𝑥 −𝑥−2

F. Integral Logaritma Alami


Setiap rumus differensiasi, terdapat juga rumus integrase yang berpadanan.
1
∫ 𝑑𝑥 = 𝐼𝑛 |𝑥| + 𝐶, 𝑥≠0
𝑥
Atau dengan u menggantikan x,
1
∫ 𝑑𝑢 = 𝐼𝑛 |𝑢| + 𝐶, 𝑥≠0
𝑢
Untuk mengisi kesenjanganyang sudah berlangsung lama dalam aturan pangkat :
∫ 𝑢 𝑟 𝑑𝑢 = 𝑢 𝑟+1 /(𝑟 + 1), dari aturan itu harus mengecualikan pangkat 𝑟 = −1.

Contoh!!
5
1. Carilah ∫ 2𝑥+7 𝑑𝑥
Jawab !!
Misalkan 𝑢 = 2𝑥 + 7, sehingga 𝑑𝑢 = 2𝑑𝑥, maka:
5 5 1 5 1
∫ 𝑑𝑥 = ∫ 2 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑢
2𝑥 + 7 2 2𝑥 + 7 2 𝑢
5 5
= 𝐼𝑛 |𝑢| + 𝐶 = 𝐼𝑛 |2𝑥 + 7| + 𝐶
2 2

𝑥 2 −𝑥
2. Carilah ∫ 𝑑𝑥
𝑥+1
Jawab !!
Dengan pembagian panjang
𝑥−2

𝑥 + 1 𝑥2 − 𝑥

𝑥2 + 𝑥

−2𝑥
−2𝑥 − 2

𝑥2 + 𝑥 2
= 𝑥−2+
𝑥+1 𝑥+1
Karenanya :

𝑥2 − 𝑥 1
∫ 𝑑𝑥 = ∫(𝑥 − 2)𝑑𝑥 + 2 ∫ 𝑑𝑥
𝑥 +1 𝑥+1
𝑥2 1
= − 2𝑥 + 2 ∫ 𝑑𝑥
2 𝑥+1
𝑥2
= − 2𝑥 + 2 𝐼𝑛|𝑥 + 1| + 𝐶
2

G. Soal Cerita !!
1. Karbon 14, salah satu dari tiga isotop karbon adalah zat yang radioaktif. Zat ini
meluluh dengan laju yang sebanding dengan banyaknya zat itu pada suatu saat. Jika setengah,
umurnya adalah 5730 tahun, artinya zat tersebut memerlukan waktu 5730 tahun untuk
menyusut menjadi setengahnya. Apabila pada saat awal ada 10 gram, berapakah sisanya
setelah 2000 tahun?
Penyelesaian :
Setengah, umur 5730 memungkinkan kita menentukan k. Sebab,
𝑦 = 𝑦0 𝑒 𝑘𝑡
1
= 1𝑒 𝑘(5730)
2
− ln 2 = 5730𝑘
− ln 2
𝑘= ≈ −0,000121
5730
Jadi,
𝑦 = 10𝑒 −0,000121(2000) ≈ 7,80 𝑔𝑟𝑎𝑚
2. Sebuah benda diambil dari alat pemanas pada 350℉ dan dibiarkan mendingin dalam
ruangan pada 70℉. Jika suhu jatuh ke 250℉ dalam satu jam, akan berapakah suhu tiga jam
setelah diambil dari alat pemanas?
Penyelesaian :
Persamaan diferensial dapat dituliskan sebagai :
𝑑𝑇
= 𝑘(𝑇 − 70)
𝑑𝑡
𝑑𝑇
= 𝑘 𝑑𝑡
𝑇 − 70
𝑑𝑇
∫ = ∫ 𝑘 𝑑𝑡
𝑇 − 70
𝐼𝑛 |𝑇 − 70| = 𝑘𝑡 + 𝐶
Karena suhu awal lebih besar daripada 70, nampaknya masuk akal bahwa suhu benda
akan menurun kearah 70, sehingga T-70 akan positif dan tidak diperlukan nilai mutlak. Ini
menuju ke
𝑇 − 70 = 𝑒 𝑘𝑡+𝐶
𝑇 = 70 + 𝐶1 𝑒 𝑘𝑡
Dimana, 𝐶1 = 𝑒 𝑐 . Sekarang kita terapkan syarat awal, T(0)=350 untuk mencari 𝐶1 :
350 = 𝑇(0) = 70 + 𝐶1 𝑒 𝑘𝑡
280 = 𝐶1
Jadi, penyelesaian persamaan differensial adalah
𝑇 (𝑡) = 70 + 280𝑒 𝑘𝑡
Untuk mencari k kita terapkan syarat bahwa pada waktu 𝑡 = 1 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑇(1) =
250
250 = 𝑇(1) = 70 + 280𝑒 𝑘𝑡
280𝑒 𝑘 = 180
180
𝑒𝑘 =
280
180
𝑘 = 𝐼𝑛 = −0,44183
280
Ini memberikan
𝑇(𝑡) = 7 + 280𝑒 −0,44183𝑡
Setelah 3 jam, suhu adalah
𝑇(3) = 70 + 280𝑒 −0,44183 . 3 ≈ 144,4℉
2. FUNGSI EKSPONENSIAL ALAMI
A.Latar Belakang
Fungsi logaritma alami dapat di differensiasikan (karenanya kotinu) dan naik pada daerah
asalnya 𝐷 = (0, ∞); daerah hasilnya 𝑅 = (−∞, ∞). Sesungguhnya fungsi tersebut adalah
fungsi jenis yang dikaji pada pembahasan sebelumnya, dank arena itu memiliki invers 𝐼𝑛 −1
dengan daerah asal (−∞, ∞) dan daerah hasil (0. ∞). fungsi ini sedemikian pentingnya
sehingga diberi nama dan lambing yang khusus.

B. Definisi
Invers In disebut fungsi eksponen alami dan dinyatakan oleh exp. Jadi
𝑥 = 𝑒𝑥𝑝. 𝑦 ⇔ 𝑦 = 𝐼𝑛 𝑥
Berdasarkan definisi diatas diperoleh bahwa :
1. exp(𝐼𝑛 𝑥) = 𝑥, 𝑥 > 0
2. exp(𝐼𝑛 𝑦) = 𝑦, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑦
Oleh karena exp dan In adalah fungsi saling invers , grafik 𝑦 = exp 𝑥 adalah grafik 𝑦 = 𝐼𝑛 𝑥
dicerminkan terhadap garis 𝑦 = 𝑥

C. Sifat-Sifat Fungsi Eksponen


Sifat fungsi eksponensial alami sejalan dengan sifat fungsi logaritma alami yang berikatan
(i) 𝑒 0 = 1
(ii) 𝑒 𝑎 . 𝑒 𝑏 = 𝑒 𝑎+𝑏 ; 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅
𝑒𝑎
(iii) 𝑒 𝑏 = 𝑒 𝑎−𝑏 ; 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅

(iv) (𝑒 𝑎 )𝑏 = 𝑒 𝑎𝑏 ; 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅
Bukti
(i) karena In 1= 0, maka 𝑒 0 = 1
(ii) misalkan 𝑠 = 𝑒 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑡 = 𝑒 𝑏 , maka 𝐼𝑛 𝑠 = 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝐼𝑛 𝑡 = 𝑏, sehingga 𝐼𝑛 𝑠 + 𝐼𝑛 𝑡 =
𝑎 + 𝑏. Akibatnya, 𝐼𝑛 𝑠𝑡 = 𝑎 + 𝑏, 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑖𝑡𝑢 𝑒 𝑎+𝑏 = 𝑠𝑡 = 𝑒 𝑎 . 𝑒 𝑏
𝑠 𝑠 𝑒𝑎
(iii) dari permisalan (ii), 𝐼𝑛 𝑠 − 𝐼𝑛 𝑡 = 𝐼𝑛 𝑡 = 𝑎 − 𝑏, 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑒 𝑎−𝑏 = 𝑡 = 𝑒 𝑏

(iv) misalkan 𝑥 = 𝑒 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 𝑒 𝑎𝑏 , maka 𝐼𝑛 𝑥 = 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝐼𝑛 𝑦 = 𝑎𝑏 = 𝑏 𝐼𝑛 𝑥 = 𝐼𝑛 𝑥 𝑏


Karena fungsi logaritma alami satu-satu, maka 𝑦 = 𝑥 𝑏 , 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑒 𝑎𝑏 = (𝑒 𝑎 )𝑏
D. Grafik Fungsi Eksponen Alami
Grafik fungsi eksponen alami 𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥 secara langsung diperoleh dari inversnya,
hasilnya sebagai berikut
• Kontinu pada R
• Monoton naik pada R
• Cekung keatas pada R
• lim 𝑒 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 lim 𝑒 𝑥 = ∞
𝑥→−∞ 𝑥→∞
Berdasarkan ini diperoleh grafik fungsi eksponen alami

E. Turunan Fungsi Eksponensial Alami


Oleh karena exp dan In adalah fungsi-fungsi yang saling invers maka menurut
teorema, fungsi 𝑒𝑥𝑝𝑥 = 𝑒 𝑥 terdifferensiasikan. Untuk menemukan rumus untuk 𝐷𝑥 𝑒 𝑥 dapat
menggunakan teorema itu. Cara lain, misalkan 𝑦 = 𝑒 𝑥 , maka
𝑥 = 𝐼𝑛 𝑦
Sekarang didiferensiasikan kedua ruas terhadap x. dengan menggunakan aturan rantai diproleh
1
1= 𝐷 𝑦
𝑦 𝑥
𝐷𝑥 𝑦 = 𝑦 = 𝑒 𝑥
Setelah membuktikan fakta bahwa 𝑒 𝑥 adalah turunannya sendiri yakni :
𝐷𝑥 𝑒 𝑥 = 𝑒 𝑥
Jadi, 𝑦 = 𝑒 𝑥 adalah penyelesaian dari persamaan differensial 𝑦 ′ = 𝑦
Jika, 𝑢 = 𝑓(𝑥) terdifferensiasikan, maka aturan rantai menghasilkan
𝐷𝑥 𝑒 𝑢 = 𝑒 𝑢 𝐷𝑥 𝑢
Contoh !!

1, Carilah 𝐷𝑥 𝑒 √𝑥
Jawab

Dengan mengguanakan 𝑢 = √𝑥 diperoleh

1 1 𝑒 √𝑥
𝐷𝑥 𝑒 √𝑥 = 𝑒 √𝑥 𝐷𝑥 √𝑥 = 𝑒 √𝑥 . 𝑥 −2 =
2 2√𝑥
2𝐼𝑛 𝑥
2. Carilah 𝐷𝑥 𝑒 𝑥
Jawab
2 𝐼𝑛 𝑥 2 𝐼𝑛 𝑥
𝐷𝑥 𝑒 𝑥 = 𝑒𝑥 𝐷𝑥 (𝑥 2 𝐼𝑛 𝑥)
2 𝐼𝑛 𝑥 1
= 𝑥𝑥 (𝑥 2 . + 2𝑥 𝐼𝑛 𝑥)
𝑥
2 𝐼𝑛 𝑥
= 𝑥𝑒 𝑥 (1 + 𝐼𝑛 𝑥 2 )

F. Integral Fungsi Eksponen Alami


Rumus 𝐷𝑥 𝑒 𝑥 = 𝑒 𝑥 secara otomatis menghasilkan rumus integral ∫ 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑒 𝑥 + 𝐶 atau
dengan menggantikan u dengan x,

∫ 𝑒 𝑢 𝑑𝑢 = 𝑒 𝑢 + 𝐶

Contoh
1. Hitunglah ∫ 𝑒 −4𝑥 𝑑𝑥
Jawab!
Misalkan 𝑢 = −4𝑥, 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑑𝑢 = −4𝑑𝑥. 𝑚𝑎𝑘𝑎
1 1 1 1
∫ 𝑒 −4𝑥 𝑑𝑥 = − ∫ 𝑒 −4𝑥 (−4 𝑑𝑥) = − ∫ 𝑒 𝑢 𝑑𝑢 = − 𝑒 𝑢 + 𝐶 = − 𝑒 −4𝑥 + 𝐶
4 4 4 4
3
2. Hitunglah ∫ 𝑥 2 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥
Jawab !
Misalkan 𝑢 = −𝑥 3 , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑢 = −3𝑥 2 𝑑𝑥. 𝑚𝑎𝑘𝑎
3 1 3
∫ 𝑥 2 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 = − ∫ 𝑒 −𝑥 (−3𝑥 2 𝑑𝑥)
3
1 1
= − ∫ 𝑒 𝑢 𝑑𝑢 = − 𝑒 𝑢 + 𝐶
3 3
1 3
= − ∫ 𝑒 −𝑥 + 𝐶
3
G. Soal Cerita !
1. Banyaknya bakteri dalam sebuah pembiakan pada tengah hari ada 10.000. Setelah dua jam,
banyaknya ini menjadi 40.000. Berapa banyak bakteri terdapat pada pukul 17.00?
Penyelesaian :
Ada dua persyaratan: (𝑦0 = 10.000 dan 𝑦 = 40.000 pada saat t = 2). Sehingga
𝑦 = 𝑦0 𝑒 𝑘𝑡

40.000 = 10.000𝑒 𝑘(2)


atau

4 = 𝑒 2𝑘
ln 4 = 2𝑘
1
𝑘= ln 4
2
atau
1
𝑘= ln 4
2
1
𝑘 = ln 42

𝑘 = ln √4
𝑘 = ln 2 ≈ 0,693
Jadi,
𝑦 = 10.000𝑒 0,693𝑡
Dan, untuk t = 5 kita peroleh

𝑦 = 10.000𝑒 0,693(5) ≈ 320.000


2. Misalkan intensitas suatu cahaya untuk setiap meternya di bawah permukaan air laut
berkurang 3,5%. Jadi persentase cahaya di permukaan yang menembus ke dalam laut dapat
kita tulis sebagai fungsi dari kedalaman k dengan satuan meter dalam bentuk persamaan :

Jawab

𝑝 = 100(1 − 0,035)𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 100(0,965)𝑘

DAFTAR PUSTAKA
Valberg,Purcell,Ringdon 2007, KALKULUS EDISI KESEMBILAN JILID 1 Penerbit Erlangga
Drs. Warsoma Djohan M.si,; Dr. Wono Setya Budi. 2007, Diktat Kalkulus 1
Kalkulus Fungsi Transenden, Intan Puparini 1
Modul Kalkulus Integral dan Fungsi Transenden

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama lengkap Junior Joseph Najoan lahir di Rumengkor,
Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara pada tanggal 06 Juni 2003.
Penyusun lahir dari pasangan Vinsensius Najoan dan Trivonia
Lenak. Penyusun memiliki seorang kakak perempuan yakni
Pricillia Najoan.
Pada tahun 2008 penyusun masuk sekolah dasar swasta SD
Katolik Sta. Theresia Rumengkor dan lulus pada tahun 2014.
Kemudian melanjutkan sekolah tingkat pertama pada tahun
yang sama di SMP Katolik Gonzaga Tomohon dan lulus tiga tahun kemudian
pada tahun 2017. Selanjutnya masuk sekolah menengah atas di SMA Negeri 2
Manado dan lulus pada tahun 2020.
Pada tahun yang sama penyusun diterima menjadi mahasiswa jurusan Biologi di
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetauan Alam Universitas Negeri Manado
melalui jalur SNMPTN, dan sampai sekarang masih terdaftar sebagai mahasiswa
aktif di jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Manado..

Anda mungkin juga menyukai