Anda di halaman 1dari 11

BUPATI SUMENEP

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SUMENEP


NOMOR : 5 TAHUN 2016
TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KABUPATEN SUMENEP

BUPATI SUMENEP,

Menimbang : a. bahwa untuk tetap menjamin terciptanya


pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Sumenep agar tetap optimal dan
berdayaguna, perlu adanya Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
b. bahwa Peraturan Bupati Sumenep Nomor 54 Tahun
2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah sudah tidak sesuai
lagi dengan kondisi saat ini sehingga perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kabupaten Sumenep yang
ditetapkan dalam suatu Peraturan Bupati Sumenep.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggaraan Negara yang bersih dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 No. 75, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang 01 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4416) sebagaimana telah diubah Ketiga kali
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler
dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5340);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang
Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4576) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26
tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5155);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5165);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5533);
14. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
15. Peraturan Presiden Nomer 73 Tahun 2012 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Sebagaimana telah diubah Kedua kali dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
2036);
19. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 113/PMK.05/2012 Tentang Perjalanan Dinas
Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri,
dan Pegawai Tidak Tetap;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep Nomor 03
Tahun 2008 tentang Pokok–Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Sumenep Tahun 2008 Nomor 15).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI SUMENEP TENTANG PEDOMAN


PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Sumenep;
2. Bupati adalah Bupati Sumenep;
3. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah
Kabupaten Sumenep;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disebut DPRD, adalah DPRD Kabupaten Sumenep;
5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disebut APBD, adalah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Sumenep;
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada
pemerintah daerah selaku Pengguna Anggaran,
meliputi Sekretariat Daerah/Badan/ Dinas/
Inspektorat/Sekretariat DPRD/Kantor/Rumah
Sakit Umum Daerah/Satuan Polisi Pamong Praja/
Sekretariat Korpri/Kecamatan/Kelurahan;
7. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan
Daerah adalah Bupati Sumenep yang karena
jabatannya mempunyai kewenangan
menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan
keuangan daerah;
8. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah adalah
Sekretaris Daerah;
9. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang
selanjutnya disebut SKPKD, adalah Perangkat
Daerah pada Pemerintah Daerah selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang, yang juga
melaksanakan Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang
selanjutnya disingkat PPKD adalah Kepala Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Kabupaten Sumenep yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dan bertindak sebagai
Bendahara Umum Daerah;
11. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya
disingkat BUD adalah Kepala Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten
Sumenep yang bertindak dalam kapasitas sebagai
Bendahara Umum Daerah;
12. Kuasa BUD adalah Pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan tugas Bendahara Umum Daerah;
13. Unit Kerja adalah bagian SKPD yang melaksanakan
satu atau beberapa program;
14. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat
UPT adalah Unit Pelaksana Tugas Teknis pada
dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Sumenep;
15. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA,
adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan
fungsi SKPD yang dipimpinnya;
16. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut KPA, adalah pejabat yang diberikan kuasa
untuk melaksanakan sebagian kewenangan PA
dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
SKPD;
17. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disebut PPKo, adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
18. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PPK
adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata
usaha keuangan pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah atau unit kerja pada Sekretariat Daerah;
19. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang
selanjutnya disebut PPTK adalah adalah pejabat
yang ditunjuk oleh Kuasa Pengguna Anggaran pada
Sekretariat Daerah atau Pengguna Anggaran pada
SKPD dengan surat perintah, yang melaksanakan
satu atau beberapa kegiatan dari suatu program
sesuai dengan bidang tugasnya;
20. Penyimpan Barang adalah pegawai negeri sipil yang
diserahi tugas untuk menerima, menyimpan, dan
mengeluarkan barang;
21. Pengurus Barang adalah pegawai negeri sipil yang
diserahi tugas untuk mengurus barang daerah
dalam proses pemakaian yang ada di setiap satuan
kerja perangkat daerah/unit kerja;
22. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional
yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang pendapatan
Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
SKPD;
23. Bendahara Penerimaan Pembantu adalah pejabat
fungsional yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang pendapatan
Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada Unit
Kerja/UPT;
24. Pembantu Bendahara Penerimaan adalah Pegawai
Negeri Sipil yang membantu pelaksanaan tugas
Bendahara Penerimaan;
25. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional
yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD
pada SKPD;
26. Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah pejabat
fungsional yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD
pada Unit Kerja/UPT;
27. Pembantu Bendahara Pengeluaran adalah Pegawai
Negeri Sipil yang membantu pelaksanaan tugas
Bendahara Pengeluaran;
28. Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk
untuk melaksanakan pengadaan langsung;
29. Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) adalah
unit organisasi Pemerintah Daerah yang dibentuk
oleh Bupati dan berfungsi melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Sumenep;
30. Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan yang
selanjutnya disingkat Pokja ULP adalah perangkat
organisasi Unit Layanan Pengadaan (Procurement
Unit) yang melaksanakan pemilihan penyedia
barang/jasa;
31. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah
Panitia/Pejabat yang ditetapkan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan;
32. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas
intern yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat
yang melakukan pengawasan melalui audit, review,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan
lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi;
33. Program adalah penjabaran kebijakan Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Unit Kerja dalam bentuk upaya
yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan
menggunakan sumber daya yang disediakan untuk
mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi
Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja;
34. Kegiatan adalah bagian dari program yang
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Unit Kerja sebagai bagian dari pencapaian
sasaran terukur pada program tersebut dan terdiri
dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber
daya berupa personil, barang modal termasuk
peralatan dan tekhnologi, dana, atau kombinasi
dari beberapa atau ke semua jenis sumber daya
tersebut sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk
barang/jasa pada jangka waktu tertentu dalam
batas anggaran yang tersedia;
35. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan
dari suatu program atau keluaran yang diharapkan
dari suatu kegiatan;
36. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang
dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk
mendukung pencapaian sasaran dan tujuan
program dan kebijakan;
37. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang
mencerminkan berfungsinya keluaran dari
kegiatan-kegiatan dalam satu program;
38. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan
uang daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk
menampung seluruh penerimaan daerah dan
digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran
daerah;
39. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening
tempat penyimpanan uang daerah yang
ditentukan oleh Bupati untuk menampung
seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk
membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank
yang ditetapkan;
40. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat
pendapatan, belanja dan pembiayaan yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran
oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna
Anggaran pada Sekretariat Daerah;
41. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPPA-SKPD adalah dokumen yang
memuat perubahan pendapatan, belanja dan
pembiayaan yang digunakan sebagai dasar
pelaksanaan perubahan anggaran oleh Pengguna
Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran pada
Sekretariat Daerah;
42. Kinerja adalah keluaran/hasil dari
kegiatan/program yang akan atau telah dicapai
sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan
kuantitas dan kualitas yang terukur;
43. Pengadaan barang/jasa pemerintah daerah adalah
kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh
Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan
sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh Barang/Jasa;
44. Rencana Umum Pengadaan Barang Jasa yang
selanjutnya disingkat RUP adalah kegiatan yang
terdiri dari identifikasi kebutuhan barang jasa yang
diperlukan, penyusunan dan penetapan rencana
penganggaran sampai dengan penyusunan
kerangka acuan kerja (KAK);
45. Kerangka Acuan Kerja yang selanjutnya disingkat
KAK adalah Petunjuk teknis yang akan
dilaksanakan oleh Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan dan penyedia barang/jasa dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai beban kerja
yang menjadi tanggungjawabnya;
46. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya
disebut SPP, adalah dokumen yang diterbitkan oleh
pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan
kegiatan/Bendahara Pengeluaran untuk
mengajukan permintaan pembayaran;
47. SPP Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat
SPP-UP adalah dokumen yang diajukan oleh
bendahara pengeluaran untuk permintaan uang
muka kerja yang bersifat pengisian kembali
(revolving) yang tidak dapat dilakukan dengan
pembayaran langsung;
48. SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya
disingkat SPP-GU adalah dokumen yang
diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk
permintaan pengganti uang persediaan yang tidak
dapat dilakukan dengan pembayaran Iangsung;
49. SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya
disingkat SPP-TU adalah dokumen yang diajukan
oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan
tambahan uang persediaan guna melaksanakan
kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit
Kerja yang bersifat mendesak dan tidak dapat
digunakan untuk pembayaran Iangsung dan uang
persediaan;
50. SPP Langsung yang selanjutnya disingkat SPP-LS
adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara
pengeluaran untuk permintaan pembayaran
Iangsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian
kontrak kerja atau surat perintah kerja Iainnya dan
pembayaran gaji dengan jumlah, penerima,
peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang
dokumennya disiapkan oleh Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan;
51. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut
SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh
PA/KPA untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan
Dana atas beban pengeluaran Dokumen
Pelaksanaan Anggaran SKPD;
52. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang
selanjutnya disingkat SPM-UP adalah dokumen
yang diterbitkan oleh PA/KPA untuk penerbitan
SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD yang
dipergunakan sebagai UP untuk mendanai kegiatan
operasional kantor sehari-hari;
53. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan
yang selanjutnya disingkat SPM-GU adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PA/KPA untuk
penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-
SKPD yang dananya dipergunakan untuk
mengganti UP yang telah dibelanjakan;
54. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang
Persediaan yang selanjutnya disingkat SPM-TU
adalah dokumen yang diterbitkan oleh PA/KPA
untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran
DPA-SKPD karenakebutuhan dananya melebihi
dari jumlah pagu UP yang telah ditetapkan dengan
Keputusan Bupati;
55. Surat Perintah Membayar Langsung yang
selanjutnya disingkat SPM-LS adalah dokumen
yang diterbitkan oleh PA/KPA untuk penerbitan
SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD kepada
pihak ketiga;
56. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya
disebut SP2D, adalah dokumen yang digunakan
sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh
BUD berdasarkan SPM;
57. Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP,
adalah sejumlah uang tunai yang disediakan untuk
satuan kerja dalam melaksanakan kegiatan
operasional sehari-hari;
58. Lumpsum adalah suatu jumlah uang yang telah
dihitung terlebih dahulu (pre-calculated amount)
dan dibayarkan sekaligus;
59. Biaya Riil (At Cost) adalah biaya yang dikeluarkan
sesuai dengan bukti pengeluaran yang sah;
60. Surat Perjalanan Dinas yang selanjutnya disingkat
SPD adalah dokumen yang diterbitkan oleh PA/KPA
dalam rangka pelaksanaan Perjalanan Dinas bagi
Pejabat Negara, Pegawai Negeri, Pegawai Tidak
Tetap, dan Pihak Lain.
BAB II
PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA DAERAH

Pasal 2

(1) PedomanPelaksanaan APBD terdiri atas :


a. Kebijakan Umum;
b. Organisasi Pengelola Kegiatan dan Keuangan;
c. Pengelolaan Keuangan Daerah;
d. Standar Biaya;
e. Bentuk-bentuk Dokumen.
(2) Pedoman Pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
Peraturan Bupati ini.

Pasal 3

(1) Setiap SKPD/Unit Kerja di lingkungan Pemerintah


Kabupaten Sumenep dalam pelaksanaan program
kerja dan kegiatan, wajib berpedoman pada
Pedoman Pelaksanaan APBD.
(2) Penggunaan dana Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS), Bantuan Operasioal Sekolah (BOS)
dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dapat
mengacu pada pedoman pelaksanaan APBD atau
diatur dengan peraturan tersendiri atau sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

BAB III
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 4

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka


Peraturan Bupati Sumenep Nomor 54 Tahun 2015
tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Sumenep (Berita Daerah
Kabupaten Sumenep Tahun 2015 Nomor 57) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal


1 April 2016.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Sumenep.

Ditetapkan di : Sumenep
pada tanggal :

BUPATI SUMENEP

Dr. KH. A. BUSYRO KARIM, M.Si

Anda mungkin juga menyukai