Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA IBU MENYUSUI

Oleh:

SISKA RAHAYU
(NIM: 18043)

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN INSAN HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2020/2O21
KEPERAWATAN KELUARGA

A. Definis Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu memeiliki peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Harnilawati, 2013). Sedangkan menurut pakar
konseling keluarga, Sayekti (1994) dalam Harnilawati (2013), menulis bahwa keluarga
adalah suatu ikatan atau persekutuan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara
orang dewasayang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau
seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak baik baik anaknya
sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Menurut Departemen kesehatan RI (1998), keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta
tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Harnilawati, 2013).
B. Tipe Keluarga
Menurut Ali Zaidin (2010), pembagian tipe tergantung pada konteks keilmuwan
dan orang yang mengelompokan. Secara tradisional keluarga dikelompokan menjadi
dua yaitu :
1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu,
anak yang diperoleh dari keturunannya atau keduanya.
2. Keluarga Besar (Axtended Family) adalah keluarga inti yang ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, bibi, paman).
Namun dengan berkembanganya peran individu dan meningkatnya rasa
individualistik, pengelompokan tipe keluarga selain kedua diatas berkembang sebagai
berikut :

1. Keluarga bentukan kembali (Dyatic Family) adalah keluarga baru yang terbentuk
dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
2. Orangtua tunggal (Single Parent Family) adalah keluarga yang terdiri dari salah
satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The ummaried teenage mother)
4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang ditinggal sendiri tanpa pernah
menikah (The single adult living alone).
5. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (The nonmarital heterosexual
cohabitingfamily).
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (Gay and
Lesbian Family).
C. Peran dan Fungsi Keluarga
Menurut Ali. Z (2010), keluarga memiliki peran nromal dalam keluarga tersebut,
yaitu :
1. Peran sebagai Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman. Juga sebagai kepala keluarga,
anggota keluarga sosial, serta anggota masyarakat dan lingkungan.
2. Peran sebagai Ibu
Ibu sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya berperan untuk menguruh
rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan salah
satu anggota keluarga sosial, serta sebagai anggota kelompok masyarakat dan
lingkungan disamping dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.
3. Peran sebagai Anak
Anak melaksanakan peran psikososial sesuai tingkat perkembangannya, baik fisik,
mental, sosial dan spiritual.
Adapun fungsi keluarga menurut Harnilawati (2013), adalah sebagai berikut :
1. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan aggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
2. Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang
lain diluar rumah.
3. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan genarasi dan menjaga
kelangsungan keluarga
4. Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluaraga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan individu meningkatkan kemampuan
pengahasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk mempertahankan
kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktifitas yang tinggi.
6. Fungsi pendidikan adalah keluarga mempunyai peran dan tanggung jawab yang
besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan desanya.
7. Fungsi religius adalah keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan
mengamalkan ajaran keagamaan.
8. Fungsi rekseasi adalah keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang
dapat mengurangi ketegangan akibat berada diluar ruamah.
D. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga meliputi : perubahan pola interaksi dan hubungan antara anggotanya
sepanjang waktu. Adapun tahapan perkembangan keluarga menurut Mubarrak, dkk
(2011), yaitu :
1. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu yaitu suami dan istri
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing, dalam secara psikologis keluarga tersebut adalah memiliki keluarga
baru. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini :
a. Membina hubungan intim dan kepuasan bersama
b. Menetapkan tujuan bersama
c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman atau kelompok sosial.
d. Merencanakan anak KB.
e. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri menjadi orang
tua.
2. Tahap II keluarga kelahiran anak pertama
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dengan kelahiran sampai anak perta
ma dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun). Adapun tugas
perkembangan pada tahap ini adalah :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Membagi peran dan tanggung jawab
c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan
d. Mempersiapkan biaya untuk kelahiran anak pertama
e. Memfasilitasi rolelering anggota keluarga
f. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
3. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah
Tahap ini dimulai pada saat kelahiran anak usia 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun. Adapun tugas perkembangan pada saat ini :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tempat tinggal,
privasi, dan rasa aman.
b. Membentu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang juga
harus dipenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar keluarga.
e. Dapat membagi waktu anatara individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulais tumbuh dan kembang anak.
4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai pada saat anak tertua mulai memasuki sekolah pada usia 6 tahun
dan berakhir pada usia sampai 12 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini :
a. Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan, dan semangat
belajar.
b. Tetap mempertahankan keharmonisan keluarga.
c. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
d. Menyediakan aktivitas untuk anak.
e. Menyesuaikan dengan aktivitas komuniti dengan mengikutsertakan anak.
5. Tahap V keluarga dengan anak remaja
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir pada usia
19/20 tahun. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini:
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat
remaja yang sudah tumbuh dewasa.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka dengan anak dan orang tua.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbh kembang anak.
6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa pelepasan
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua suami dan istri yang sedang sakit dan memasuki usia tua.
d. Mempersiapkan anak untuk mandiri dan menerima kepergian anaknya.
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga. Berperan suami-
istri atau kakek -nenek.
f. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.
7. Tahap VII keluarga lanjut usia
Tahap ini dimulai pada saat salah satu pasangan pasien pensiun, berlanjut salah satu
pasangan yang meninggal sampai keduanya. Tugas perkembangan pada tahap ini :
a. Mempertahankan suatu rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasnga, teman, kekuatan fisik dan
pendapat.
c. Memprtahankan keakraban pasangan suami istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian.
E. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi
keluarga dimasyarakat, struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam (Hernilawati,
2013), yaitu :
1. Patrilineal
Merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari jalur garis keturunan ayah.
2. Matrilineal
Merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubunga itu disusun dari jalur garis keturunan ibu.
3. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga yang sedarah istri.
4. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga yang sedarah suami.
5. Keluarga kawin
Merupakan hubungan suami isteri sebagai dasar pembinaan keluarga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
atau isteri.
F. Tugas Kesehatan Keluarga
Adapun tugas kesehatan menurut Bailon dan Maglaya, 1998 dalam muhisin
(2012), yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana kesehatan habis. Orangtua perlu mengenal keadaan
kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil
apapun yang dilami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian
keluarga dan orangtua.
2. Membuat keputusan tindakan yang tepat
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah kesehatan
yang dialaminya. Perawat harus mampu mengkaji keadaan keluarga tesebut agar dapat
memfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan pada anggota keluarganya yang sakit, keluarga harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : keadaan penyakitnya, sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan dan sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
4. Memodifikasi lingkungan atau menciptaka rumah yangsehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat,
keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut : sumber-sumber keluarga yang
dimiliki, keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan, upaya pencegahan
penyakit, dan kekompakan antar anggota keluarga.
5. Merajuk pada fasilitas pelayanan kesehatan
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui
hal-hal sebagai berikut: keberadaan fasilitas keluarga, keuntungan-keuntungan yang
dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
LAPORAN PENDAHULUAN
IBU MENYUSUI
A. Definisi
Menyusui merupakan proses alamiah dan bukan hal baru yang akan di lalui oleh
seorang peremouan setelah melahirkan meliputi pemberian dalam bentuk ASI atau
makanan bayi, dimana proses menyusui dimuali saat ASI di produksi hingga saat bayi
menghisap dan menelan ASI (Prawiroharjo, 2009)
Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah dan makanaan utama yang semourna
untuk bayi. ASI mengandung hampir semua zat gizi dengan komposisi yang sesuai
dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh dan berkembang (Pollard, 2016). Keseimbangan
zat- zat yang terdapat di dallam ASI tersebut sangat baik bagi tubuh bayi. Asi juga
mengandung banyak sari makanan yang berfungsi dalam pertumbuhan bayi (Yahya,
2007). Banyak ibu menyusui kurang paham mengenai ASI, sehingga kita menyusui
bayinya menjadi tidak maksimal (Wiji, 2013).
B. Klasifikasi
Payudara merupakan kelenjar yang letaknya di bawah kulit dan di atas otot dada
yang berfungsi untuk memproduksi susu sebagai nutrisi bagi bayi. Seorang wanita
memiliki payudara dengan masing-masing payudara mempunyai berat sebesar 200 gram
dan akan bertambah besar ketika hamil dan menyusui (Mansyur, Nurlina & Dahlan,
2014). Menurut Sukarni, Icemi &Wahyu, (2013) bagian-bagian payudara terdiri dari :
1. Badan (korpus) merupakan bagian payudara yang dapat membesar dan berisi
a) Pabrik ASI yang terbentuk seperti anggur terdiri dari sel yang memproduksi
ASI
b) Saluran ASI yang berfungsi untuk menyalurkan ASI ke Alveolus
c) Gudang ASI sebagai ruang untuk menyimpan ASI yang berada di bawah aerola
2. Aerola merupakan bagian kehitaman di bagian tengah. Terletak mengelilingi puting
susu berwarna gelap
3. Papilla (puting susu) merupakan bagian yang menonjol pada payudara.
C. Etilogi
Ibu primipara yang menyusui pertama kali mengalami banyak masalah, beberapa
ibu yang belum mengetahui tekhnik menyusui yang benar, ketka pertama kali
menyusui emosional ibu meningkat (Sidi, 2010; Rhipiduri, 2014). Tekhnik menyusui
ini di pengaruhi oleh kemampuan ibu dalam memberikan posisi menyusui, pelekatan
mulut bayi pada payudara, sehingga bayi bisa dengan mudah menghisap puting susu
ibunya, dan cara memegang bayi pada saat menyusui (Yohmi, 2009).
Tekhnik menyusui yang benar seringkali tidak di perhatikan. Ibu belum memahami
tentang laktasi yang benar, seperti pentingnya ASI, proses pengeleluaran ASI
(fisiologis menyusui), perlekatan yang baik, dan posisi saat menyusui. Jika tidak di
lakukan akan mengakibatkan pertumbuhan bayi kurang menjadi terhambat
(Hegar,2008)
Kemampuan ibu dalam menyusui dengan benar khususnya bagi ibu primipara
sangat mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui dengan tekhnik yang benar, cara
menyusui berpengaruh dalam terhadap keberhasilan menyusui, sehingga seorang ibu
perlu meningkatkan pemahaman dan kemampuan selama proses menyusui (Laily &
Retno, 2011)

D. Patofisiologis
Menyusui yaitu produksi dan pengeluaran ASI merupakan rangsangan mekanik,
syaraf, dan macam-macam hormon. Menurut Mansyur, Nurlin & Dahlan (2014)
hormon di bedakan menjadi tiga yaitu :
1. Pembentukan kelenjar payudara
a) Masa kehamilan
Pada awal kehamilan duktus yang baru meningkat dan lobus di pengaruhi oleh
hormon plasenta dan korpus luteum (Sukarni, Icemi, & Wahyu, 2013)
b) Tiga bulan kehamilan
Pada bulan kehamilan ketiga, tubuh seorang perempuan akan menghasilkan
hormon untuk merangsang keluarnya ASI di payudara antara lain progesteron
untuk merangsang alveoli, estrogen untuk menstimulasi saluran ASI untuk
mengembang, prolaktin untuk mengembangkan alveoli
c) Trimester dua kehamilan
Laktogen plasenta berfungsi untuk menghasilkan kolostrum
2. Pembentukan Air Susu
Menurut penelitian (Astutik, 2014) terdapat dua refleks untuk membentuk dan
mengeluarkan air susu yaitu:
a) Refleks prolaktin
b) Refleks Letdown
3. Mekanisme menyusui
a) Refleks mencari atau menangkap (rotting refleks)
Refleks ini muncul ketika payudara ibu menempel pada pipi atau di
sekelilingi mulut bayi. Hal ini menyebabkan kepala bayi memutar menuju ke
puting susu yang menyentuh pipi bayi secara spontan bayi akan membuka
mulut dan menghisap puting susu (sukarni, Icemi & Wahyu, 2013)
b) Refleks menghisap
Ketika langit-langit mulut bayi tersentuh puting susu ibu maka refleks ini
akan muncul, puting susu yang secara langsung masuk dalam mulut bayi maka
akan menarik lebih jauh dan menekan aerola sehingga dengan tekanan tersebut
bibir dan gerakan rahang akan berirama sampai ke sinus lakteferius kemudian
air susu akan mengalir ke puting (Astutik, Reni & Yuli, 2014)
c) Reflek Menelan (Swallowing Refleks)
Ketika mulut bayi sudah terisi dengan ASI maka reflek ini akan muncul,
dan bayi akan menelan dengan spontan otot-otot di pipi akan melakukan
gerakan menghisap secara terus bertahap dan ASI akan keluar banyak
(Sukarni, Icemi & Wahyu, 2013)
E. Tekhnik Menyusui
Tekhnik menyusui merupakan cara memberi ASI pada bayi dengan pelekatan posisi
ibu bayi dengan tepat (Arini, 2012). Tekhnik menyusui akan di butuhkan agar ibu dan
bayi merasa nyaman dan bayi bisa merasakan manfaat dari menyusui (Mansyur,
Nurlina & Dahlan, 2014)
Adapun manfaat menyusui menurut Natia (2013) yaitu:
1. Menyusui bagi ibu
Selain manfaat bagi bayi adapula manfaat bagi ibu menyusui yaitu seperti
bayi yang menghisap puting dapat membuat rahim ibu mengecil dan
mendekatkan kondisi ibu kembali pada fase pra kehamilan, serta menurunkan
ibu terjadi pendarahan, resiko kanker payudara dan kanker rahim lebih rendah.
Menyusui bayi dapatmenyingkat waktu, dan ASI tidak akan basi sebab di
produksi secara alami di dalam payudara. (Dwi, 2012)
2. Manfaat menyusui bagi bayi
Bayi yang di susui oleh ibunya akan merasakan rasa nyaman, aman dan
terlindungi, sebagai penghilang dahaga dan mengenyangkan dengan suhu yang
cocok dalam kehangatan ibunya, memberikan kekebalan bagi bayi sebagai
perlindugan dari berbagai penyakit,mengurangi risiko terjadinya kanker payuda
bagi bayi perempuan dan meningkatkan kecerdasan otak (Kristiyansari, 2011)
3. Manfaat bagi keluarga
Manfaat memberkan ASI dari segi ekonomi, yaitu untuk mengurangi
pengeluaran keluarga. Sedangkan dari pandangan psikologi mampu
meningkatkan keharmonisan keluarga sehingga mental ibu baik dan mampu
mempererat ikatan batin bayi dengan keluarga sekaligus memberikan
kemudahan untuk menyusui lebih mudah karena bisa diberikan setiap waktu
(Rizki, 2013)
Faktor yang mempengaruhi tidak tepatnya cara menyusui yaitu kurangnya
informasi, pengetahuan tentang menyusui, dan masih ada rumah sakit yang
memberikan pada bayi yang baru lahir dengan susu formula. Kurangnya
pendidikan dan pengalaman seorang ibu mempengaruhi kemampuan dalam
menyusui (Goyal, Banginwar & Toweir 2011)
Pengetahuan tentang teknik menyusui harus di kuasai dengan benar,
alngkah-langkah menyusui, cara pengamatan tekhnik menyusui dan lama
frekuensi menyusui (Creasoft, 2008).

Anda mungkin juga menyukai