Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

KEPERAWATAN JIWA DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh:
NAMA : PUPUNG KRISTIKA
NIM : 18038

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN INSAN HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Masalah Utama
Defisit Perawatan Diri
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri (Depkes 2014). Defisit perawatan diri adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias,
makan, toileting) (Nurjannah, 2014). Menurut Poter. Perry (2010),
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya. Keadaan ketika individu mengalami
hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
sehari-hari. Kurang perawatan diri merupakan keadaan ketika individu
mengalami suatu kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang
menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing
dari kelima aktivitas perawatan diri antara lain:
a. Makan
b. Mandi/Higiene
c. Berpakaian dan berhias
d. Toileting
e. Instrumental (menggunakan telepon, menggunakan transporttasi,
menyetrika, mencuci pakaian, menyiapkan makanan, berbelanja,
mengelola keuangan, mengkomsumsi obat).
2. Faktor Predisposisi
Menurut Nurjannah (2009), Faktor predisposisi antara lain:
a. Biologis
1) Riwayat keluarga dengan gangguan jiwa, Diturunkan melalui
kromosom orangtua (kromosom keberapa masih dalam penelitian).
Diduga kromosom no.6 dengan kontribusi genetik tambahan
nomor 4, 8, 15 dan 22. Pada anak yang kedua orangtuanya tidak
menderita, kemungkinan terkena penyakit adalah satu persen.
Sementara pada anak yang salah satu orangtuanya menderita
kemungkinan terkena adalah 15%. Dan jika kedua orangtuanya
penderita maka resiko terkena adalah 35 persen.
2) Kembar indentik berisiko mengalami gangguan sebesar 50%,
sedangkan kembar fraterna berisiko mengalami gangguan 15%
3) Riwayat janin saat pranatal dan perinatal trauma, penurunan
komsumsi oksigen pada saat dilahirkan, prematur, preeklamsi,
malnutrisi, stres, ibu perokok, alkhohol, pemakaian obat-obatan,
infeksi, hipertensi dan agen teratogenik. Anak yang dilahirkan
dalam kondisi seperti ini pada saat dewasa (25 tahun) mengalami
pembesaran ventrikel otak dan atrofi kortek otak.
4) Nutrisi: Adanya riwayat gangguan nutrisi ditandai dengan
penurunan BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa.
5) Keadaan kesehatan secara umum: gangguan neuromuskuler,
gangguan muskuloskeletal, kelemahan dan kelelahan dan
kecacatan,
6) Sensitivitas biologi: riwayat peggunaan obat, riwayat terkena
infeksi dan trauma kepala serta radiasi dan riwayat pengobatannya.
Ketidakseimbangan dopamin dengan serotonin neurotransmitter
7) Paparan terhadap racun : paparan virus influenza pada trimester 3
kehamilan dan riwayat keracunan CO, asbestos karena
mengganggu fisiologi otak
b. Psikologis
1) Adanya riwayat kerusakan struktur dilobus frontal yang
menyebabkan suplay oksigen dan glukosa terganggu di mana lobus
tersebut berpengaruh kepada proses kognitif sehingga anak
mempunyai intelegensi dibawah rata-rata dan menyebabkan
kurangnya kemampuan menerima informasi dari luar.
2) Keterampilan komunikasi verbal yang kurang, misalnya tidak
mampu berkomunikasi, komunikasi tertutup (non verbal), gagap,
riwayat kerusakan yang mempunyai fungsi bicara, misalnya trauma
kepala dan berdampak kerusakan pada area broca dan area
wernich.
3) Moral: Riwayat tinggal di lingkungan yang dapat mempengaruhi
moral individu, misalnya keluarga broken home, ada konflik
keluarga ataupun di masayarakat
4) Kepribadian: orang yang mudah kecewa, mudah putus asa,
kecemasan yang tinggi dan menutup diri
5) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
a) Orang tua otoriter, selalu membandingkan, yang mengambil
jarak dengan anaknya, penilaian negatif yang terus menerus
b) Anak yang diasuh oleh orang tua yang suka cemas, terlalu
melindungi, dingin dan tidak berperasaan
c) Penolakan atau tindak kekerasan dalam rentang hidup klien
d) Konflik orang tua, disfungsi sistem keluarga
e) Kematian orang terdekat, adanya perceraian
f) Takut penolakan sekunder akibat obesitas, penyakit terminal,
sangat miskin dan pengangguran, putus sekolah.
g) Riwayat ketidakpuasan yang berhubungan dengan
penyalahgunaan obat, perilaku yang tidak matang, pikiran
delusi, penyalahgunaan alkhohol
6) Konsep diri: Ideal diri yang tidak realistis, harga diri rendah,
identitas diri tidak jelas, krisis peran, gambaran diri negatif
7) Motivasi: adanya riwayat kegagalan dan kurangnya pernghargaan
8) Pertahanan psikologis, ambang toleransi terhadap stres yang
rendah, riwayat gangguan perkembangan sebelumnya
9) Self kontrol: tidak mampu melawan terhadap dorongan untuk
menyendiri
c. Sosial budaya
1) Usia: Ada riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai
2) Gender: Riwaya ketidakjelasan identitas dan kegagalan peran
gender
3) Pendidikan: pendidikan yang rendah dan riwayat putus sekolah
atau gagal sekolah
4) Pendapatan: penghasilan rendah
5) Pekerjaan: stressfull dan berisiko tinggi
6) Status sosial: Tuna wisma, kehidupan terisolasi (kehilangan
kontak sosial, misalnya pada lansia)
7) Latar belakang budaya: tuntutan sosial budaya tertentu adanya
stigma masyarakat, budaya yang berbeda (bahasa tidak dikenal)
8) Agama dan keyakinan: Riwayat tidak bisa menjalankan aktivitas
keagamaan secara rutin
9) Keikutsertaan dalam politik: Riwayat kegagalan berpolitik
10) Pengalaman sosial: perubahan dalam kehidupan, misalnya
bencana, kerusuhan. Kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan dan
ketidakutuhan keluarga
11) Peran sosial: isolasi sosial: khususnya usia lanjut, stigma negatif
dari masyarakat, praduga negatif dan stereotipi, perilaku sosial
tidak diterima oleh masyarakat.
3. Faktor Presipitasi
Menurut Keliat (2011) faktor presupitasi pada defisit perawatan diri
adalah:
a. Nature
1) Biologi:
a) Dalam enam bulan terakhir mengalami penyakit infeksi otak
(enchepalitis) atau trauma kepala yang mengakibatkan lesi
daerah frontal, temporal dan limbic sehingga terjadi
ketidakseimbangann dopamin dan serotonin neurotransmitter
b) Dalam enam bulan terakhir terjadi gangguan nutrisi ditandai
dengan penurunan BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia
nervosa yang berdampak pada pemenuhan glukosa di otak yang
dapat mempengaruhi fisiologi otak terutama bagian fungsi
kognitif
c) Sensitivitas biologi: putus obat atau mengalami obesitas,
kecacatan fisik, kanker dan pengobatannya yang dapat
menyebabkan perubahan penampilan fisik
d) Paparan terhadap racun, misalnya CO dan asbestosos yang
dapat mempengaruhi metabolisme di otak sehingga
mempengaruhi fisiologis otak
2) Psikologis
a) Dalam enam bulan terakhir terjadi trauma atau kerusakan
struktur di lobus frontal dan terjadi suplay oksigen dan glukosa
terganggu sehingga mempengaruhi kemampuan dalam
memahami informasi atau mengalami gangguan persepsi dan
kognitif
b) Keterampilan verbal, tidak mampu komunikasi, gagap,
mengalami kerusakan yang mempengaruhi fungsi bicara
c) Dalam enam bulan terakhir tinggal di lingkungan yang dapat
mempengaruhi moral: lingkungan keluarga yang broken home,
konflik atau tinggal dalam lingkungan dengan perilaku sosial
yang tidak diharapkan
d) Konsep diri: Harga diri rendah, perubahan penampilan fisik,
ideal diri tidak realistik, gangguan pelaksanaan peran (konflik
peran, peran ganda, ketidakmampuan menjalankan peran,
tuntutan peran tidak sesuai dengan usia)
e) Self kontrol: tidak mampu melawan dorongan untuk
menyendiri dan ketidakmampuan mempercayai orang lain
f) Motivasi: tidak mempunyai motivasi untuk melakukan aktivitas
g) Kepribadian: mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan
yang tinggi sampai panik, menutup diri
3) Sosial budaya
a) Usia: Dalam enam bulan terakhir alami ketidaksesuaian tugas
perkembangan dengan usia, atau terjadi perlambatan dalam
penyelesaian tugas perkembangan atau regresi ketahap
perkembangan sebelumnya
b) Gender: enam bulan terakhir alami ketidakjelasan identitas dan
kegagalan peran gender (model peran negatif)
c) Pendidikan: dalam enam bulan terakhir mengalami putus
sekolah dan gagal sekolah
d) Pekerjaan : pekerjaan stressfull dan beresiko atau tidak bekerja
(PHK)
e) Pendapatan: penghasilan rendah atau dalam enam bulan
terakhir tidak mempunyai pendapatan atau terjadi perubahan
status kesejahteraan
f) Status sosial: Tuna wisma dan kehidupan isolasi, tidak
mempunyai sistem pendukung dan menarik diri
g) Agama dan keyakinan: tidak bisa menjalankan aktivitas
keagamaan secara rutin. Terdapat nilai-nilai sosial di
masyarakat yang tidak diharapkan
h) Kegagalan dalam berpolitik: kegagalan dalam berpolitik
i) Kejadian sosial saat ini: perubahan dalam kehidupan: perang,
bencana, kerusuhan, tekanan dalam pekerjaan, kesulitan me
j) Mendapatkan pekerjaan, sumber-sumber personal yang tidak
adekuat akibat perang, bencana
k) Peran sosial: Dalam enam bulan terakhir isolasi sosial,
diskriminasi dan praduga negatif, ketidakmampuan untuk
mempercayai orang lain
b. Origin
1) Internal: Persepsi klien yang buruk tentang personal higiene,
toileting, berdandan dan berhias
2) Eksternal: Kurangnya dukungan sosial keluarga dan ketersediaan
alat/fasilitas
c. Time
1) Waktu terjadinya stressor pada waktu yang tidak tepat
2) Stressor terjadi secara tiba-tiba atau bisa juga secara bertahap
3) Stressor terjadi berulang kali dan antara satu stressor dengan
stressor yang lain saling berdekatan
d. Number
1) Sumber stress lebih dari satu (banyak)
2) Stress dirasakan sebagai masalah yang berat
4. Tanda Dan Gejala
Menurut Depkes (2014) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan
diri adalah:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor.
2) Rambut dan kulit kotor.
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif.
2) Menarik diri, isolasi diri.
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
1) Interaksi kurang.
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
4) Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat,
gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
5. Karakteristik Defisit Perawatan Diri
Menurut Keliat (2011) karakteristik defisit perawatan diri yang dapat
ditemukan antara lain:
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki dan bau serta kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berhia/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-
acakkan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaan tidak sesuai pada klien
laki-laki tidak bercukur, pada klien perempuan tidak berdandan
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan:
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya
d. Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan buang air
besar atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak dibersihkan
diri dengan baik setelah BAB dan BAK
6. Akibat
Menurut Nurjannah (2014), dampak yang sering timbul pada masalah
personal hygiene:
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik
yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan
fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
7. Penilaian Terhadap Stressor
Menurut Keliat (2011) penilaian terhadap stressor antara lain:
a. Kognitif
1) Mengatakan penolakan atau tidak mampu untuk membersihkan
tubuh atau bagian tubuh
2) Mengatakan malas melakukan perawatan diri
3) Kurang konsentrasi saat melakukan aktivitas
4) Bingung
5) Kerusakan / gangguan perhatian
6) Kesadaran menurun
7) Tidak bersedia melakukan defekasi dan urinasi tanpa bantuan
b. Afektif
1) Merasa malu, marah dan perasaan bersalah
2) Merasa tidak punya harapan
3) Merasa frustasi
c. Fisiologis
1) Ketidakseimbangan neurotransmitter dopamin dan serotonin
2) Peningkatan efinefrin dan non efinefrin
3) Peningkaan denyut nadi, TD, pernafasan jika terjadi kecemasan
4) Gangguan tidur
5) Kelemahan otot, kekakuan sendi
6) Adanya kecacatan
7) Badan kotor, bau, tidak rapi
d. Perilaku
1) Menggaruk badan
2) Banyak diam
3) Kadang gelisah
4) Hambatan kemampuan atau kurang minat dalam memilih pakaian
yang tepat untuk dikenakan
5) Tidak mampu melakukan defekasi atau urinasi pada tempat yang
tepat
e. Sosial
1) Menarik diri dari hubungan sosial
2) Kadang menghindari kontak/aktivitas sosial
8. Pohon Masalah

DEFISIT PERAWATAN DIRI

MENURUNNYA MOTIVASI
PERAWATAN DIRI

ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI

9. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


Masalah Data yang perlu dikaji
Keperawatan
Defisit Subjektif :
Perawatan 1. Klien mengantakan dirinya malas berdandan
Diri f. Klien mengatakan ingin disuapi makan
g. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya
setelah BAB /BAK
Objektif :
a. Ketidakmampuan mandi / membersihkan diri ditandai dengan
rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau, kuku panjang
dan kotor
b. Ketidakmampuan berpakaian / berhias ditandai dengan rambut acak
– acak, pakaian kotor, tidak rapi, pakaian tdk sesuai, tidak bercukur.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makanan berceceran
h. Ketidakmampuan BAB / BAK mandiri ditandai dengan BAB /
BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik
setelah BAB / BAK.
C. Diagnosa Keperawatan
Menurut Depkes (2000) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
defisit perawatan diri yaitu :
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
2. Defisit perawatan diri
3. Isolasi social
D. Rencana Tindakan
1. Tindakan keperawatan untuk klien.
a. Tujuan:
1) Klien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2) Klien mampu melakukan berhias secara baik
3) Klien mampu melakukan makan dengan baik
4) Klien mampu melakukan eliminasi secara mandiri
b. Tindakan:
1) Melatih klien cara perawatan kebersihan diri dengan cara:
a) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.
c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d) Melatih klien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
2) Membantu klien latihan berhias:
Latihan berhias bagi pria harus dibedakan dengan wanita.
Pada klien laki-laki, latihan meliputi latihan berpakaian, menyisir
rambut, dan bercukur, sedangkan pada klien perempuan larihan
meliputi latihan berpakaian. Menyisir rambut dan
berhias/berdandan
3) Melatih klien makan secara mandiri dengan cara
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjealsakan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
d) Mempraktikkan cara makan yang baik
4) Mengajarkan klien melakukan BAB/BAK secara mandiri dengan
cara:
a) Menjelaskan tempat BAK/BAB yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAK dan BAB
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAK dan BAB
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga.
a. Tujuan:
Keluarga mampu merawat klien yang mengalami masalah defisit
perawatan diri
b. Tindakan:
Untuk memantau kemampuan klien dalam melakjukan cara
perawatan diri yang baik, perawat harus melakukan tindakan agar
keluarga dapat meneruskan melatih dan mendukung klien sehingga
kemampuan klien dalam perawatan diri meningkat. Tindakan yang
dapat perawat lakukan adalah sebagai berikut:
1) Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi
keluarga dalam merawat klien
2) Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
3) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh klien untuk menjaga perawatan diri klien
4) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri klien dan
membantu mengingatkan klien dalam merawat diri sesuai jadwal
yang disepakati
5) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan
klien dalam perawatan diri
6) Bantu keluarga melatih cara merawat klien dengan defisit
perawatan diri
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budiana. 2011. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:


EGC.

Nurjannah, Intansari S.Kep. 2014. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.


Yogyakarta : Momedia.

Perry, Potter. 2010 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC


Depkes. 2014. Standar Pedoman Perawatan jiwa.

NANDA, (2012). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Cetakan 2012. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
DEFISIT PERAWATAN DIRI

Stategi pelaksanaan (sp) 1 : pengkajian dan melatih cara menjaga


kebersihan diri : mandi, mencuci rambut, sikat gigi, potong kuku.

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
Klien mngatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju.
Data objektif :
Klien terlihat kotor, rambut tidak disisr, baju agak kotor, bau dan menolak
diajak mandi.
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Keperawatan Diri
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
c. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat.
e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Menjelaskan kebersihan yang baik. 
c. Membantu klien mempraktekkan cara kebersihan yang baik.
d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Strategi komunikasi
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum..!!! selamat pagi bu… perkenalkan nama
saya karlina. Senang dipanggil lina. Saya mahasiswa praktek dari
Akademi Keperawatan Insan Husada Surakarta yang akan dinas di
ruangan flamboyan ini selama 2 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari
jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat ibu selama
di rumah sakit ini. Nama ibu siapa? Senangnya ibu di panggil apa?
b. Evaluasi / Validasi.
Bagaimana perasaan Bu hari ini? apakah ibu sudah mandi?.
c. Kontrak.
1) Topik :
Baiklah Bu, bagaimana kalau kita mendiskusikan tentang
kebersihan diri?
2) Waktu :
Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit?
3) Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang
tamu?.
2. Fase kerja.
Masalah kebersihan diri
Berapa kali ibu mandi dalam sehari? Menurut ibu apa kegunaan
mandi?
Apa alasan ibu sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut ibu apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda
orang yang merawat diri dengan baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur
menjaga kebersihan diri masalah apa menurut ibu yang bisa muncul?
Sekarang apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita
mandi, cuci rambut, gosok gigi apa saja yang disiapkan? Benar sekali, ibu
perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun sikat gigi, odol, shampo
serta sisir. Wah bagus sekali, ibu bisa menyebutkan dengan benar.
Masalah berdandan
Apa yang ibu lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan
saja tina menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa tujuan kita
sisiran dan bedandan? Jadi bisakah ibu sebutkan alat yang digunakan
untuk berdandan? Betul, bagus sekali sisir, bedak dan lipstik.
Masalah makan dan minum
Berapa kali ibu makan sehari? Iya bagus ibu makan 3 kali sehari.
Kalau minum sehari berapa gelas bu? Betul, minum 10 gelas perhari.
Apa saja yang disiapkan untuk makan? Dimana ibu makan? Bagaimana
cara makan yang baik menurut ibu? Apa yang dilakukan sebelum
makan? Apa pula yang dilakukan setelah makan?
Masalah BAB dan BAK
Berapa kali ibu BAB sehari? Kalau BAK berapa kali? Dimana
biasanya ibu BAB/BAK? Bagaimana membersihkannya?
Kita sudah bicara tentang kebersihan diri, berdandan, berpakaian,
makan dan minum serta BAB dan BAK. sekarang bisakah ibu cerita
bagaimana cara melakuakn mandi, keramas dan gosok gigi. Ya benar
Pertama ibu bisa siram seluruh tubuh ibu termasuk rambut lalu
ambil shampo gosokkan pada kepala ibu sampai berbusa lalu bilas sampai
bersih.selanjutnya mabil sabun, gosokkan diseluruh tubuh secara merata
lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi ibu
mulai dari depan ke belakang. Bagus lalu kumur-kumur sampai bersih.
Terakhir siram lagi seluruh tubuh ibu sampai bersih lalu keringkan dengan
handuk. Ibu bagus sekali melakukannya. Selanjutnya ibu bisa pasang baju
dan sisir rambutnya dengan baik
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita mendiskusikan tentang
pentingnya kebersihan diri, manfaat dan alat serta cara melakuakan
kebersihan diri? Sekarang coba ibu ulangi lagi tanda-tanda bersih dan
rapi? Apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri, bagaimana cara
menjaga kebersihan diri? Bagus sekali ibu sudah menjawabnya dengan
benar. Bagaimana perasaan ibu setelah mandi? Coba lihat dicermin,
lebih bersih dan segar ya.
b. RTL
Baiklah ibu. Kalau mandi yang paling baik sehari berappa kali
bu? Ya bagus mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 2
kali seminggu. Nanti ibu kemasukan ke jadwal ya bu. Jika ibu
melakukanya secara mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu
melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka
ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu
mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu.
c. Kontrak yang akan datang :
1) Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang cara berdandan. apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
3) Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu?? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai
jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.
Stategi pelaksanaan (sp) 2 : melatih cara berdandan setelah kebersihan diri :
sisiran, rias muka untuk perempuan.

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
a. Klien mengatakan sudah mandi
b. Klien mengatakan malas menyisir rambut
Data objektif :
a. Klien terlihat lebih segar
b. Klien rambut terlihat tidak disisir
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit perawatan diri.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Pasien dapat mengetahui pentingnya perawatan diri (Berdandan)
b. Pasien dapat mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri
(Berdandan).
c. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri (Berdandani) dengan
bantuan perawat.
d. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri (Berdandan) secara mandiri.
e. Pasien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan
perawatan diri (Berdandan)
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b.   Menjelaskan cara berdandan yang benar.
c. Membantu pasien mempraktikkan cara berdandan yang benar dan
memasukkan dalam jadwal.
d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah
mandi?. Tampak bersih sekali, rambut juga sudah disisir, kukunya
sudah digunting yah? Bagus sekali. Kalau gosok giginya bagaimana?
Bagus sekali ternyata sudah ibu lakukan. Coba saya lihat jadwalnya?
Bagus sekali ibu sudah melakukannya. Mandi 2 x sehari sudah
dilakukan dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah, keramas 2
minggu sekali juga sudah mandiri, gunting kuku juga sudah 1 x
seminggu, kalau ini masih dibantu kemaren ya bu. Yang masih dibantu
sama suster nanti ibu melakukannya sendiri.
c. Kontrak :
1) Topik :
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan
latihan berdandan. Apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit?
3) Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang
tamu?
2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, sebelum berdandan alat apa saja yang harus
disiapkan? Ya benar sekali sisir, bedak dan lipstik. Bagaimana cara ibu
berdandan? Apakah menyisir rmabut dulu? Bagaimana cara ibu menyisir?
Sekarang sisir rambut dulu ya. Bagus sekali coba lihat dikaca, sudah rapi?
Apa kebiasaan ibu berdandan apakah ibu memakai bedak? Lanjutka
dengan merias muka, bagus . ibu tampak cantik. Apakah ibu mau pakai
lipstik? Iya pakainya tipis saja. Coba lihat dikaca cantik ya.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara berdandan?
Lebih cantik dan rapi ya? Bisa tina sebutkan lagi apa saja alat yang
diperlukan untuk berdandan? Yah bagus sekali. Sekarang coba
sebutkan caranya bagaimana? Wah tina memang hebat.
b. RTL :
Baiklah ibu kita sudah melakukan berdandan kita masukan
kedalam jadwal ya. Berapa kali akan ibu lakukan? Dua kali sehari?
Sehabis mandi yaa? Jadi tina bisa tulis dijadwal harian setiap habis
mandi, tina bisa langsung berdandan. Selanjutnya jangan lupa untuk
melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali
sehari juga, keramas 2 kali seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu,
ganti baju dan berdandan habis mandi
c. Kontrak yang akan datang :
1) Topik :
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang
kebutuhan dan latihan cara makan dan minum yang benar, apakah
ibu bersedia?
2) Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
3) Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? ? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai
jumpa besok bu. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.
Stategi pelaksanaan (sp) 3 : melatih cara makan dan minum yang baik.

A. Proses Keperawatan.

1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
a. Klien mengatakan sudah mandi dan menyisir rambut
b. Klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan
benar
Data objektif :
a. Klien terlihat lebih segar dan rambut terlihat rapi
b. Klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan
benar.
c. Klien terlihat berserakan ketika makan dan minum
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Pasien dapat mengetahui peralatan yang digunakan untuk makan.
b. Pasien dapat mengetahui cara-cara makan dan minum yang baik dan
benar.
c. Pasien dapat melaksanakan makan dan minum yang baik dan benar
dengan bantuan perawat.
d. Pasien dapat melaksanakan cara makan dan minum yang baik secara
mandiri.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Menjelaskan cara makan dan minum yang baik dan benar.
c. Membantu pasien mempraktikkan cara makan dan minum yang benar
dan memasukkan dalam jadwal.
d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Hari ini saya lihat ibu
sudah bersih ya, rambut juga sudah disisir rapi, pakai bedak, kukunya
sudah digunting, bajunya juga cantik. Bagus sekali. Kalau gosok
giginya bagaimana? Bagus sekali ternyata sudah ibu lakukan. Coba
saya lihat jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah melakukannya. Mandi 2
x sehari sudah dilakukan dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah,
keramas 2 minggu sekali juga sudah mandiri, gunting kuku juga sudah
1 x seminggu, sudah dilakukan secara mandiri. Jadi tina sudah bagus
tentang kebersihan dirinya. Kalau berdandan dilakukan sama siapa bu?
Oh sudah sendiri bagus sekali. Kalau berpakaiannya bagaimana?
Dilakukan sendiri, bagus sekali.
c. Kontrak :
1) Topik :
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan
bicara tentang kebutuhan makan dan minum, cara makan dan
minum. Apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30
menit?
3) Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang
tamu?
2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, sekarang kita akan diskusikan tentang kebutuhan
makan pada orang dewasa sepertin ibu dalam satu hari. Kebutuhan makan
perhari dewasa untuk perempuan antara 2000-2200 kalori dan untuk laku-
laki antara 2400-2800 kalori setiap hari. Biasanya pada orang dewasa
membutuhkan semua itu didapat dari makanan seperti makanan pokok
untuk memberi rasa kenyang : nasi, jagung, ubi jalar, singkong, dll selain
itu perlu juga lauk seperti : lauk hewani berupa daging ayam, ikan dll serta
lauk nabati seperti kacang-kacangan, hasil olahan tahu, dan tempe. Sayur
diberikan untuk memberikan rasa segar dan melancarkan proses menelan
makanan, karena biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah : sayur dan
umbian, kacang-kacangan, buah dan susu sebagai pelengkap, akan lengkap
ditinjau dari kecukupan gizi serta minum 8-10 gelas (2500ml) sehari.
Bagaimana tina apakah sudah mengerti?
Kalau kita mau makan alatnya apa saja tina? Jadi harus ada gelas
piring dan sendok yah, sekarang piring gunanya untuk apa? Ya benar
sekali untuk menaruh makanan, selanjutnya sendok untuk apa? Kalau
gelas disiapkan untuk apa? Bagus sekali tina sudah bisa menjawab dengan
benar, bagaimana kebiasaan sebelum , saat maupun sudah makan? Makan
dimeja makan ya? Sebelum makan kita harus cuci tangan pakai sabun. Ya
mari kita praktekkan.setelah itu duduk dan ambil makanan. Sebelum
disantap kita berdoa dulu. Silakan tina yang pimpn. Bagus. Mari kita
makan. Saat makan kita harus mnyupakan makan satu-satu dengan pelan-
pelan. Ya mari kita makan. Setelah kita mkan kita bereskan piring dan
gelas yang kotor. Ya betul dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita belajar makan dan minum? Alat
apa saja yang kita gunakan untuk makan? Setelah makan pa saja yang
kita lakuakan?.
b. RTL :
Baiklah ibu kita sudah melakukan latihan cara makan dan
minum kita masukan kedalam jadwal ya. Berapa kali akan ibu mau
makan? tiga kali sehari? Kalau pagi jam berapa? Sianbg? Malam? Jadi
tina bisa tulis dijadwal harian. Selanjutnya jangan lupa untuk
melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali
sehari juga, keramas 2 kali seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu,
ganti baju dan berdandan habis mandi pagi dan sore.
c. Kontrak yang akan datang :
1) Topik :
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang
BAB dan BAK, apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
3) Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? ? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai
jumpa besok bu. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.
Stategi pelaksanaan (sp) 4 : melatih bab dan bak yang baik.

A. Proses Keperawatan.

1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
a. Klien mengatakan sudah mandi dan menyisir rambur
b. Klien mengatakan sudah makan pagi dengan baik
c. Klien mengatakan tidak tahu cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
Data objektif :
a. Klien terlihat bersih dan segar. Rambut tersisir dengan rapi
b. Klien terlihat BAK sembarangan.
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Pasien dapat mengetahui cara-cara BAB dan BAK yang baik dan
benar.
b. Pasien dapat melaksanakan cara BAB dan BAK yang baik secara
mandiri.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Menjelaskan cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Hari ini saya lihat ibu
sudah bersih ya, rambut juga sudah disisir rapi, pakai bedak, kukunya
sudah digunting, bajunya juga cantik. Bagus sekali. Kalau gosok
giginya bagaimana? Bagus sekali ternyata sudah ibu lakukan.
Bagaimana makan dan minum hari ini? Jam berapa? Jam 8 ya. Coba
saya lihat jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah melakukannya. Mandi 2
x sehari sudah dilakukan dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah,
keramas 2 minggu sekali juga sudah mandiri, gunting kuku juga sudah
1 x seminggu, sudah dilakukan secara mandiri. Jadi tina sudah bagus
tentang kebersihan dirinya. Kalau berdandan dilakukan sama siapa bu?
Oh sudah sendiri bagus sekali. Kalau berpakaiannya bagaimana?
Dilakukan sendiri, bagus sekali. Kalau makan dan minum masih
dibantu yah. Besok harus sudah melakukannya sendiri yah. Ibu bisa
kan ibu pasti bisa karea ibu hebat.
c. Kontrak :
1) Topik :
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan
bicara tentang cara BAB dan BAK. Apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30
menit?
3) Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang
tamu?
2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, ibu BAB dan BAK dikamar mandi yah? Hati-hati
pakaian jangan sampai kena ya. Lalu jongkok diwc? Bagaimana cara ibu
cebok? Bagus sebaiknya ibu cebok yang bersih setelah BAB dan BAK.
yaitu dengan menyiram air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik
ya. Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya kotoran /tinja yang
ada dianus kebagian kemaluan kita. Setelah tina selesei cebok, jangan lupa
tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja / air krncing
itu tidak tersisa dikaskus/ WC. Jika tina membersihkan membersihkan
tinja/ air krncing seperti ini, berarti tina ikut mencegah penyebaran kuman
berbahaya yang ada pada kotoran / air kencing. Setelah selesei
membersihkan tinja/air kencing, tina perlu merapikan pakaian sebelum
keluar dari wc. Pastikan resleting sudah tertutup dengan rapi. Dan setelah
itu jangan lupa cuci tangan pakai sabun ya bu.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan cara BAB
dan BAK? Apa saja yang dilakukan saat BAB Dan BAK? Bagus sekali
bu. Nahsekarang coba ibu sebutkan cara perawatan diri yang telah kita
pelajari dan latih? Bagus sekali.
b. RTL :
Baiklah ibu kita sudah melakukan latihan cara BAB dan BAK.
masukan kedalam jadwal ya. Selanjutnya jangan lupa untuk
melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali
sehari juga, keramas 2 kali seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu,
ganti baju dan berdandan 2 kali sehari habis mandi pagi dan sore,
makan 3 kali sehari dan minum 8-10 gelas sehari. BAB dan BAK
ditempatnya. Bagaimana bu bisa dilakukan sesuai jadwal. Bagus sekali
ibu mau mencoba melakukannya
c. Kontrak yang akan datang :
1) Topik :
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang
halusinasi, apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
3) Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? ? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai
jumpa besok bu. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

Anda mungkin juga menyukai