Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FILOSOFI KEPELATIHAN

DOSEN PENGAMPU:
RISTI NURFADHILA S.Pd.,M.Kes.

JHON MARK FIDEL TURNIP


16602244041
PKO A 2016
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
FILOSOFI SEPAKBOLA

FILOSOFI
Apa itu filosofi?

Filosofi adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu philosophy. Sedangkan kata philosophy itu
sendiri adalah kata serapan dari bahasa Yunani. Dalam bahasa Yunani gabungan antara kata
philo (φιλο) yang artinya “cinta” dan sophós (σοφός) yang artinya “kebijaksanaan” menjadikan
sebuah kata khusus yaitu philosophia (φιλοσοφία) yang artinya “cinta kebijaksanaan”. Itulah
asal muasal kata filosofi di Indonesia.

Lalu apa perbedaan antara filsafat dan filosofi? Sebenarnya tidak ada perbedaan mendasar antara
kedua kata tersebut, tetapi jika digunakan dalam konteks formal, contohnya untuk pendidikan,
kata filsafat lebih banyak digunakan daripada kata filosofi.

Lalu apakah filosofi dari sorang pelatih dapat mempengaruhi tingkat kesuksesan sebuah klub
yang dilatihnya?
Mari kita lihat
Contohnya Jose Mourinho ,
Jose Mourinho adalah seorang pelatih berkebangsaan Portugal yang saat ini sedang melatih di
salah satu klub elit yang bermarkas di Manchester , ya yaitu Manchester united.
Siapa yang tak kenal pelatih ini? Dia adalah salah satu pelatih tersukses yang berhasil
memenangi treble winner Bersama inter milan , dan sudah berhasil meraih gelar domestic di
berbagai negara di benua biru atau yang biasa kia sebut di eropa.
Apakah sebuah kemenangan dalam pertandingan sepakbola penting? Apakah prediket sebagai
juara penting? Jika pertanyaan seperti ini disampaikan kepada Jose Mourinho, sudah pasti
jawabannya adalah “ya”. Mourinho adalah pelatih “hebat” yang selalu mempersembahkan gelar
juara, di mana pun ia melatih.
Kalau ada pelatih yang luar biasa sibuk pada saat musim transfer, pasti Mourinho orangnya.
Kalau ada orang yang “menghalang-halangi” kemauannya untuk membeli pemain, Mourinho
tidak segan-segan untuk “bertengkar” dengan orang tersebut.
Itulah filosofi sepak bola Mourinho , dia tidak peduli dengan apapun yang terjadi , yang ada di
benaknya hanyalah menang menang dan menang agar berhasil meraih gelar juara dia bahkan
menghalalkan segala cara untuk menang baik dengan sepakbola negative yang bisa kita lihat
sebagai taktik parkir bus ataupun melakukan taktik killing time pada saat sedang dalam posisi
kemenangan atau yang biasa kita ketahui dengan taktik mengulur ulur waktu.
Dan Mourinho terkadang akan memaksakan pemainnya bermain sesuai dengan kehendaknya dan
keluar dari posisi nyamannya demi mencapai kemenangan.

Lalu mari kita berkaca terhadap pelatih lain , atau melakukan perbandingan dengan rival dari
jose Mourinho di liga spanyol maupun di liga inggris.
Dia adalah Josep Pep Guardiola,
Pelatih berkebangsaan spanyol yang sempat bermain di Barcelona dan menjadi rival dari
Mourinho selama melatih di madrid maupun di liga inggris.
Pep Guardiola sekarang menukangi tim sekota dari Manchester united yaitu Manchester city.
Filosofi dari pep Guardiola sendiri adalah bermain dengan kebebasan.
Menyoal kebebasan bermain sepakbola ini, ada satu kutipan menarik yang pernah dilontarkan
oleh Leroy Sane, pemain Manchester City. Jelang laga melawan Liverpool sekira awal Januari
2018 silam, Sane menyebut bahwa manajernya di City, Pep Guardiola, menyebut bahwa dia
harus bermain dengan kebebasan, layaknya Lionel Messi.
Tentang bermain sepak bola dengan bebas, dalam sebuah acara di Sky TV beberapa waktu lalu,
Thierry Henry menjabarkan bahwa Pep Guardiola memang ahlinya. Semasa Henry membela
Barcelona, di bawah arahan dari Pep, Barcelona dibikin menjadi sebuah tim yang benar-benar
terstruktur dan sistematis. Istilah orang ketiga dan juga mencari ruang lewat pergerakan tanpa
henti mengiringi “trademark” sepak bola Pep yang juga mengandalkan “umpan dan gerak”.
Dia bicara kebebasan, selayak bebasnya anak-anak kecil yang berlarian menendang bola di tanah
lapang sebuah desa kala senja menyapa. Dia bicara kebebasan, selayak bebasnya anak-anak kecil
yang berlarian menendang bola di gang-gang sempit di tengah padatnya sebuah kota. Dia tak
melulu bicara tentang sebuah filosofi dan sebuah paham, karena pada dasarnya taktik itu fana.
Lalu apakah pep berhasil dengan filosofi bebasnya?
Ya tentu saja dia berhasil , buktinya dia telah mecapai segalaanya dalam melatih klub , bahkan
supremasi gelar liga champion yang didapatnya dan penghargaan pelatih terbaik yang pernah ia
terima sudah cukup untuk membuktikan keberhasilan filosofinya.

Namun apakah filosofi betul betul berpengaruh terhadap keberhasilan suatu tim? Menurut apa
yang sudah saya bandingkan pep dan Mourinho sama sama berhasil walaupun filosofi mereka
berbada , satu pelatih melakukan filosofi kebebasan dan yang satu lagi terkesan mengekang.
Jadi menurut saya filosofi tidak terlalu terpengaruh terhadap keberhasilan suatu tim.

Lalu Apakah Filosofi Sepakbola Perlu?


Mari kita cari kebenarannya secara langsung dengan turun ke lepangan dan menjadi pelatih
sesungguhnya kelak.
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai