Anda di halaman 1dari 2

F 19.

4 Keadaan Putus Zat dengan Delirium


Pedoman diagnostik

 Suatu keadaan putus zat (F19.3) disertai komplikasi delirium (lihat kriteria
umum delirium pada F05)
 Termasuk: delirium Tremens, yang merupakan akibat dari putus alkohol
secara absolut atau relatif pada pengguna yang ketergantungan berat
dengan riwayat penggunaan yang lama. Onset biasanya terjadi sesudah
putus alkohol. Keadaan gaduh gelisah toksik ( toxic confusional state)
yang berlangsung singkat tetapi adakalanya dapat membahayakan jiwa,
yang disertai gangguan somatik.
 Gejala prodromal khas berupa: insomnia, gemetar dan ketakutan. Onset
dapat didahului oleh kejang setelah putus zat.
Trias yang klasik dari gejalanya adalah:
- Kesadaran berkabut dan kebingungan
- Halusinasi dan ilusi yang hidup (vivid) yang mengenai salah satu
pancaindera (sensory modality) dan
- Tremor berat
Biasanya ditemukan juga waham, agitasi, insomnia atau siklus tidur yang
terbalik, dan aktivitas otonomik yang berlebihan.

Diagnosis keadaan putus zat dengan delirium dapat ditentukan dengan


penggunaan kode lima karakter berikut:
F19.40 Tanpa Konvulsi
F19.41 Dengan Konvulsi
Data yang mendukung:
- Pasien menggunakan ganja merokok dan minum bir sejak kelas 3
SMP, shabu sejak kelas 2 SLTA. Sejak 1 tahun yang lalu pasien
pernah beberapa kali mengalami kejang.
Pertayaan:
1. Apakah pasien mengalami insomnia, gemetar dan ketakutan setelah kejang
pasca putus zat?
2. Apakah pasien tampak kebingungan, terdapat halusinasi ilusi waham dan
tremor berat?
3. Apakah pasien tampak gaduh gelisah yang berlangsung singkat tetapi
adakalanya dapat membahayakan jiwa, yang disertai gangguan somatik?

F 19.5 Gangguan Psikotik


Pedoman Diagnostik

 Gangguan psikotik yang terjadi selama atau segera sesudah penggunaan


zat psikoaktif (biasanya dalam waktu 48 jam), bukan merupakan
manifestasi dari keadaan putus zat dengan delirium (lihat F19.4) atau suatu
onset lambat. Gangguan psikotik onset lambat ( dengan onset lebih dari 2
minggu setelah penggunaan zat) dimasukkan dalam F19.75
 Gangguan psikotik yang disebabkan oleh zat psikoaktif dapat tampil
dengan pola gejala yang bervariasi. Variasi ini akan dipengaruhi oleh jenis
zat yang digunakan dan kepribadian pengguna zat.
Pada penggunaan obat stimulan, seperti kokain dan amfetamin, gangguan
psikotik yang diinduksi oleh obat umunya berhubungan erat dengan
tingginya dosis dan/atau penggunaan zat yang berkepanjangan.
Diagnosis gangguan psikotik jangan hanya ditegakkan berdasarkan
distorsi persepsi atau pengalaman halusinasi, bila zat yang digunakan ialah
halusinogenika primer (misalnya lisergide [ LSD ], meskalin, kanabis dosis
tinggi). Perlu dipertimbangkan kemungkinan diagnosis intoksikasi akut
(F19.0).
Pertanyaan:
1. Apakah pada pasien terdapat waham, halusinasi dan ilusi yang terjadi
dalam 48 jam setelah penggunaan zat?
2. Apakah gejala teersebut muncul setelah menggunakan zat halusinogen
dosis tinggi?

Anda mungkin juga menyukai