Contoh Kti Analis Kesehatan Banda Aceh
Contoh Kti Analis Kesehatan Banda Aceh
Oleh :
T.HAMDANI
713401D09091
PEMERINTAH ACEH
AKADEMI ANALIS KESEHATAN
BANDA ACEH
2012
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Uji Sensitivitas Perasan Daun Ceremai (Phyllanthus acidus
(L) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli Metode Invitro” yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh perasan daun ceremai terhadap pertumbuhan Escherichia
coli. Penelitian ini di lakukan di laboratorium Mikrobiologi Akademi Analis Kesehatan
Banda Aceh mulai tanggal 21 sampai dengan 25 Mei 2012, sampel penelitian ini
adalah daun ceremai yang masih muda dengan konsentrasi 100%, 80%, 60%, 40% dan
20% dengan rancangan secara eksperimen dengan melakukan perlakuan percobaan
terhadap pengaruh pertumbuhan Escherichia coli dengan tiga kali pengulangan. Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa air perasan daun ceremai pada konsentrasi 100%
bersifat bakterisida sedangkan pada konsentrasi 80%, dan 60%, bersifat bakteriostatik
dan pada konsentrasi 40% dan 20% resisten terhadap Escherichia coli.
Kesimpulannya air perasan daun ceremai pada konsentrasi yang lebih pekat dapat
dijadikan obat untuk infeksi yang disebabkan oleh Escherichia coli.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Penguasa alam dimana berkat rahmat dan
karunia NYA akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “UJI SENSITIVITAS
Muhammad SAW yang telah mereformasikan dunia menjadi dunia yang penuh
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat guna dapat memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan. Dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, hal ini disebabkan
kesulitan dan hambatan, namun dengan adanya dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak maka Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Dalam kesempatan ini saya
1. Bapak Badlisyah, S.Ag, S.Pd, M.Pd, selaku Direktur Akademi Analis Kesehatan
Pemerintah Aceh.
2. Ibu Fitriana, M.Si, sebagai Pembimbing I dan Bapak Drs. H Syamsudin, M.Kes,
ii
4. Semua teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dalam
ini.
bantuan moril ataupun materil, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.
ini jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis
miliki, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya
dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga segala amal budi baik
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
C. Hipotesis .......................................................................................... 3
1. Toksonomi ................................................................................ 4
3. Morfologi .................................................................................. 5
4. Kandungan kimia...................................................................... 5
5. Kegunaan .................................................................................. 5
B. Bakteri ............................................................................................ 5
iv
D. Klasifikasi ....................................................................................... 7
I. Pengobatan ..................................................................................... 9
J. Pencegahan ..................................................................................... 9
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 17
B. Pembahasan ..................................................................................... 18
A. KESIMPULAN ............................................................................... 20
B. SARAN............................................................................................ 20
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan yang
dari waktu ke waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang dapat di
tularkan dari satu orang ke orang lain atau dari hewan ke manusia. Infeksi
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, riketsia, jamur dan
Escherichia coli merupakan flora normal di dalam intestin. Bakteri ini dapat
gastroenteritis dan meningitis pada bayi, peritonitis, infeksi luka, kolesistitis, syok
bakterimia karena masuknya organisme ke dalam darah dari uretra, kateterisasi atau
sitoskopi atau dari daerah sepsis pada abdomen atau pelvis (Gibson, 1996).
Di dunia ini banyak terdapat tanaman yang berguna sebagai obat-obatan dan
tanaman sebagai obat sebenarnya jauh lebih besar dari pada yang kita ketahui
1
2
Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah tanaman
(Phyllanthus acidus L) lebih dikenal sebagai ceremai. Tumbuhan ini merupakan suku
berasal dari india, dapat tumbuh pada tanah kekurangan sampai kelebihan air,
ceremai banyak ditanam orang dihalaman rumah, daun ceremai yang masih muda
bisa dimakan sebagai sayuran, buah muda bisa dimasak bersama sayuran untuk
menyedapkan masakan karena memberi rasa asam, buah yang sudah tua dapat
dimakan setelah diremas dengan garam untuk mengurangi rasa asam, dan dapat juga
dimakan setelah dibuat manisan atau selai. Tanaman ceremai diduga mempunyai
yang terdapat dalam tanaman ini adalah polifenol, saponin, flavonoid dan tanin
aktivitas antimikroba salah satunya adalah fenol dan turunan persenyawaan dari
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dari uraian diatas, bahwa air perasan
aktivitas antibakteri. Maka peneliti ingin mengetahui apakah pengaruh perasan daun
secara invitro.
3
C. Hipotesis
Hipotesis nihil (Ho) : Perasan daun ceremai (Phyllanthus acidus (L) bukan
Hipotesis kerja (Hi) : Perasan daun ceremai (Phyllanthus acidus (L) bersifat
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
100%,80%,60%,40%,dan20%.
E. Manfaat penelitian
ceremai.
1. Toksonomi
berikut:
Kingdom : Spermathophyta
Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
(Makasar), tili (Gorontalo), cara mele (Bugis) Maluku : ceremin (Ternate) (Utami,
2008).
4
5
3. Morfologi
patah, kasar, percabangan monopodial, dan berwarna coklat tua. Daun berupa daun
majemuk, lonjong, berseling, panjang 5-6 cm, lebar 2-3 cm, tepi rata, ujung runcing,
pangkal tumpul, pertulangan menyirip, halus, tangkai silindris, panjang ± 2 cm, dan
berwarna hijau tua. Buah berbentuk bulat, permukaannya berlekuk, dan berwarna
kuning keputih-putihan. Biji berbentuk bulat pipih dan berwarna coklat muda.
Akarnya berupa akar tunggang dan berwarna coklat muda (Utami, 2008).
4. Kandungan kimia
Daun, kulit, batang dan kayu( Phyllanthus acidus (L) mengandung polifenol,
saponin, flavonoid, dan tanin, di samping itu kayunya juga mengandung alkaloid
(Hutapea, 1991).
5. Kegunaan
B. Bakteri
1. Pengertian bakteri
bersel satu, mempunyai dinding yang kuat dan bentuk yang tetap, inti prokariot
(primitif yang terbuka dan tidak terbungkus dalam suatu selaput atau membran dan
6
terdiri dari DNA), berkembang biak dengan cara memperbanyak diri dengan
pembelahan biner, dapat bergerak dengan menggunakan flagel, ada juga dengan
serabut poros, dan dapat hidup sendiri atau dalam bentuk koloni (Sutio, 2009).
C. Escherichia coli
manusia dan hewan. Sejak 1940 di Amerika Serikat telah ditemukan strain-strain
Escherichia coli yang tidak merupakan flora normal saluran pencernaan. Strain
didalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat
menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak-anak dan juga
kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain diluar usus (Karsinah,
dkk 1994).
Escherichia coli umumnya berasal dari kotoran manusia, oleh karena itu terdapatnya
Escherichia coli pada air dianggap sebagai indikator adanya pencemaran kotoran
dengan pembentukan asam dan gas pada suhu 37oC dan 44oC dalam waktu kurang
dari 48 jam. Escherichia coli dapat menghasilkan indol didalam air pepton yang
7
berisi troptofan dan tidak dapat menggunakan natrium sitrat saja sebagai satu-
D. Klasifikasi
berikut:
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Tribe : Escherichia
Genus : Escherichia
mikron tidak berkapsul ada yang berkapsul, tersusun tunggal, tidak berspora dan
bergerak aktif dan ada yang tidak bergerak, memiliki flagella yaitu peritrik sehingga
E. Sifat Pertumbuhan
7,5.Escherichia coli tumbuh baik pada hampir semua media yang di pakai di
enterik, sebagian besar strain Escherichia coli tumbuh sebagai koloni yang meragi
laktosa. Beberapa strain bila di tanam pada media darah menunjukkan hemolisis tipe
Satu sel kuman yang hidup akan segera membagi diri (multifikasi) menjadi
suatu kelompok massa sel (koloni). Pada permukaan medium padat akan membentuk
suatu koloni. Ciri-ciri Escherichia coli pada media MCA (Mac Conkey Agar) besar
merah menyebar keruh. Koloni warna merah pada MCA terjadi peragian laktosa (+)
(abu-abu krem) pada MCA tidak terjadi peragian laktosa, umumnya golongan
jaringan di luar intestinal normal atau tempat flora normal yang kurang umum.
Escherichia coli ini selalu terdapat di dalam saluran cerna manusia sebagai flora
normal tetap menyebabkan peritonitis jika isi usus memasuki rongga peritoneum.
Kuman ini juga dapat menginfeksi kandung kencing dan pyelonefritis. Genus tertentu
dapat menyebabkan gastroenteritis pada anak. Akhir-akhir ini juga ditemukan bahwa
kuman ini biasa mengakibatkan shock bakterimia karena infasinya yang mendadak
H. Diagnosis laboratorium
Untuk isolasi dan identifikasi kuman Eschericia coli dari pemeriksaan klinik
di pakai motode dan media yang sesuai dengan metode untuk kuman enterik lain.
Diagnosis laboratorium penyakit diare yang di sebabkan Eschericia coli masih sulit
dilakukan secara rutin. Karena pemeriksaan secara tradisional dan serologi sering
kali tidak mampu menditeksi kuman penyebabnya. Deteksi sebagian besar strain
I. Pengobatan
biasanya sensitif terhadap obat-obatan anti mikroba yang digunakan untuk organisme
gram negatif. Pada khasus diare, pasien perlu menjaga keseimbangan cairan elektolit
dalam tubuhnya.
J. Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya diare, maka cara yang paling efektif untuk
lingkungan, pendidikan hygiene pribadi dan penyediaan air bersih yang memadai
(Supardi, 2001).
10
K. Variabel-Variabel Penelitian
konsentrasi 100%, 80%, 60%, 40% dan 20% sebagai zat bakteriostatik.
L. Kerangka Konsep
Independent Dependent
2001).
(Hinchhliff, 1999).
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
percobaan terhadap konsentrasi air perasan daun ceremai (Phyllanthus acidus (L)
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini digunakan daun ceremai yang masih muda.
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah air perasan daun ceremai (Phyllantus acidus (L)
yang masih muda lebih kurang 300 gram dengan konsentrasi 100%, 80%,
12
13
Data diperoleh dari pemeriksaan perasan daun ceremai (Phyllantus acidus (L)
pada konsentrasi 100%, 80%, 60%, 40%, dan 20% terhadap pertumbuhan
E. Prosedur Kerja
Tabung reaksi, Beaker glass, Kapas lidi steril, mortal, Lampu Bunsen, Hole, Masker,
e. Aquadest
f. NaCl
3. Sampel
Daun ceremai yang masih muda, dengan ciri-cirinya warna daun hijau muda,
4. Cara Kerja
1). Daun segar, sehat, serta tidak berlubang berwarna hijau muda.
4). Tabung reaksi III di isi 3 ml perasan daun ceremai, ditambah 2 ml NaCl
370C 1 × 24 jam.
15
100%.
80%.
60%.
40%.
20%.
Cloramfenicol.
12) Pada lubang VII masukkan 100µl kontrol negatif (-) NaCl.
terbentuk.
16
(Soemarno, 2000).
F. Pengolahan Data
daya aktif pertumbuhan Escherichia coli terhadap air perasan daun ceremai
dibandingkan dengan zona hambatan diameter standar zona sensitif (S) anti mikroba
G. Analisa Data
Data yang telah diolah dianalisa dengan mengukur rata-rata zona diameter
hambatan anti mikroba terhadap pertumbuhan Escherichia coli yaitu, mengukur zona
hambatan resisten (tahan), zona intermediate (kurang peka) dan zona sensitif (peka).
H. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabulasi untuk melihat tingkat kemampuan air
perasan daun ceremai pada konsentrasi 100%, 80%, 60%, 40% dan 20%, dalam
A. Hasi Penelitian
Tabel 2. Rata-rata zona hambat pemberian konsentrasi air perasan daun ceremai
terhadap Escherichia coli
Rata-rata
No Konsentrasi P1 P2 P3 Keterangan
zona hambat (mm)
1 100% 19 20 20 20 S
2 80% 13 15 14 14 I
3 60% 9 9 9 9 R
4 40% 0 0 0 0 R
5 20% 0 0 0 0 R
6 Cloramfenicol 40 40 40 40 S
7 NaCl 0 0 0 0 R
(Sumber : Hasil penelitian 2012)
Keterangan :
17
18
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa air perasan daun ceremai pada
hambat (20 mm), hal ini sama dengan diameter zona hambat kontrol positif
B. Pembahasan
pertumbuhan bakteri di sekitar perasan daun ceremai. Kemampuan dari air perasan
daun ceremai tersebut membuktikan bahwa air perasan daun ceremai mengandung
Zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi 100% (20 mm) dinyatakan
sensitif, sedangkan konsentrasi 80% (14 mm), 60% (9 mm), 40% dan 20% (negatif)
Menurut Pelczar dan Chan (1988) zat anti bakteri adalah zat yang dapat
anti bakteri dapat bersifat bakterisida yaitu yang memiliki aktifitas dalam membunuh
dan aktifitas yang bersifat menghambat yaitu bakteriostatik. Dalam hal ini perasan
daun ceremai bersifat bakteriostatik, akan tetapi zat anti bakteri dapat bersifat
bakteriostatik pada konsentrasi 80%, dan 60%, namun yang bersifat bakterisida pada
yang telah dibiakkan pada media MCA ( Mac Conkey Agar), kemudian dibuat
suspensi yang sebanding dengan BSS ( Barium Sulfat Standar ) dan dilanjutkan
penanaman ke media MHA ( Mueller Hilton Agar ) dengan menggunakan kapas lidi
sepotongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek menekan
atau menghentikan proses biokimia pada organisme khusus dalam proses infeksi oleh
bakteri, antibiotik bekerja dengan menekan satu mata rantai metabolisme bakteri
A. Kesimpulan
B. Saran
obat-obatan.
mikroorganise lain.
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, J.M. Mikrobiologi Dan Patologi Modern Untuk Perawat, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta, 1996.
Hinchhliff Sue. Kamus Keperawatan. Jakarta: EGC, 1999.
http://www.google.co.id/imgres?q=pewarnaan+gram+Escherichia coli.
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://upload.wikimedia.org/wikipedia/com
mons/f/f 8/Escherichia coli,_Mac Conkey Agar.
Jawetz, Melnick, Adelberg`s, Geo.F.Brooks, Janet S.Butel, Stephen A.Morse.
Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: Selemba Medika, 2005.
Karsinah, Syahrurachman, Agus, Lina Isjah, Sujudi, Suharto, Robert Utji. Staf
pengajar Fakultas Kedokteran Universitas indonesia. Buku Ajar
Mikrobiologi kedokteran. Jakarta: PT Bina Rupa Aksara, 1994.
Pelczar, Michael J. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jakarta: Universitas Indonesia,
1988.
Pratiknya, Ahmat Watik. Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Kedokteran, Edisi 1
PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2003.
Purnomo, Basuki. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2003.
Shulman, Stanford T, John P phair , Herbert M ,Sommers. Dasar Biologis Dan
Klinis Penyakit Infeksi, yogyakarta :Univercity Gajah mada 1994.
Sutio. Buku Penuntun Kuliah Mikrobiologi Dasar, Banda Aceh: Akademi Analis
Kesehatan, 2009.
Staf FKUI. Mikrobiologi kedokteran, Binarupa Aksara, Jakarta1994.
Utami, Prapti .Buku Pinter Tanaman Obat, Jakarta :Agromedia pustaka, 2008.
LAMPIRAN 1
Sumber : http://arvianhidayat.blogspot.com/2011/12/di-indonesia-banyak-
sekali-tumbuhan.html.
Sumber : http://www.google.co.id/imgres?q=pewarnaan+gram+
Escherichia coli.
24
Sumber : http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://upload.wikimedia.org/
wikipedia/commons/f/f8/Escherichia coli,_MCA
25
LAMPIRAN II
SKEMA KERJA
PEMBUATAN
PERLAKUAN KUMAN KONSENTRASI AIR
PAERASAN DAUN
CEREMAI
Stam kuman Escherichia
coli
DAUN
CEREMAI
LB
Suspensi Kekeruhan
kuman Standar BSS Air perasan ceremai
0,5 konsentrasi 100%
Sebanding
MHA
+ Diencerkan
Kontol (+), Kontol (-), dengan NaCl
konsentrasi ceremai 100%,
80%, 60%, 40%, 20%
Daun Ceremai
Cons 100%
Ctrl ( - ) NaCL
27
Keterangan :
LAMPIRAN III
HASIL PENELITIAN
LAMPIRAN IV
A. Perhitungan Media
13 gr
𝑥10 ml = 0,13 gr
1000ml
3. Media NaCl
85 gr
𝑥100 ml = 8,5 gr
1000ml
B. Pembuatan Media
A. Media MCA
Komposisi:
Lactose : 10,0 gr
Agar-agar : 13,5 gr
Cara membuat :
Erlenmeyer.
dalam Autoklave selama 15 menit, pada suhu 121˚ C atau tekanan 0,5 atm,
Komposisi :
Amidon 1,5
Agar-agar 13,0
diangkat dan lalu disterilkan ke dalam autoclave selama 15 menit pada suhu
Komposisi :
Laktosa : 5,0 gr
Pepton : 5,0 gr
kedalam erlenmeyer.
sampai mendidih.
LAMPIRAN V
1. Autoclave
Cara Kerja :
pengatur airnya.
sudah disterilkan.
34
2. Oven
steril
Cara Kerja :
sudah disterilkan.
3. Inkubator
Cara kerja :
f. Matikan incubator.
LAMPIRAN VI
A. Rumus Pengenceran
1. Konsentrasi 80%
K1.V1 = K2.V2
100%.V1 =80%.5 ml
V1 =400 ml : 100
= 4 ml
2. Konsentrasi 60%
K1.V1 =K2.V2
100%.V1 =60%.5 ml
V1 =300 ml : 100
=3 ml
3. Konsetrasi 40%
K1.V1 =K2.V2
100%.V1 =40%.5 ml
V1 =200 ml : 100
=2 ml
4. Konsentrasi 20%
K1.V1 =K2.V2
100%.V1 =20%.5 ml
V1 =100 ml : 100
=1 ml.
37
LAMPIRAN VII
2. Diteteskan perhidrol 1 tetes pada objek glasss dan ditambahkan 1 ose koloni
bakteri, aduk
Lampiran VIII
1. CATALASE (+)
2. OKSIDASE (-)
3. GLUKOSA F (+)
4. GLUKOSA O (+)
5. GAS GF (+)
6. LAKTOSA (+)
7. MOTILITY (+)
8. H2S (-)
9. INDOL (+)
10. VP (-)
LAMPIRAN IX
Pemakaian Harga
No Bahan/Reagensia Harga/gram
gram/ml Kebutuhan
1 Media LB Rp.2.000 /gram 0,13gr/20 ml Rp. 260
2 Media MCA Rp.1.400 /gram 0,91gr/20ml Rp. 1.820
3 Media MHA Rp.4.400 /gram 4,08gr/120 ml Rp. 8.976
4 Kloramfenikol Rp.500 4 kapsul Rp. 2,000
5 Aquadest Rp.5.000/L 1 Liter Rp. 5.000
6 Daun ceremai - - -
7 NaCl Rp. 650/ gram 8,5gram Rp. 5.525
8 Tes katalase Rp.1.000 1 test Rp. 1.000
9 Test oksidase Rp.1.000 1 test Rp. 1.000
10 DP Gram Rp.20.000/gr 1 test Rp. 20.000
Adm Laboratorium Rp. 40.000
Total Rp. 85.581
40
LAMPIRAN X
Nama : T.hamdani
Pekerjaan
Ayah : Petani
Kec.Geumpang Kab.Pidie