Di Jawa Tengah hal yang sama juga dilakukan. Jabatan gubernur berada
ditangan seorang Jepang, yaitu Letnan Kolonel Taga yang berkedudukan di
Semarang. Sedangkan tugas melaksanakan pemerintahan sehari-hari untuk
Yogyakarta, yang pada saat itu sebagai pusat organisasi pemerintahan militer di
Jawa Tengah, masih dipercayakan kepada pejabat Belanda Dr. L. Adam. Pegawai
tinggi bangsa Indonesia yang mendampingi Letnan Kolonel Taga diantaranya Rd.
Muhamad Chalil sebagai wakil gubernur dan Salaman sebagai residen. Mereka
bekerja di bawah pengawasan ketat pembesar-pembesar militer Jepang.
No Istilah Keterangan
2
Jendral Hitoshi Imamura Pimpinan tentara jepang
3
Rikugun Pemerintahan militer angkatan darat
4
Kaigun Pemerintahan militer angkatan laut
5 Undang-undang yang dikeluarkan oleh
Osamu Seirei Panglima Tentara Keenambelas
(panglima tentara), kemudian disebut
Saiko Shikikan (panglima tertinggi)
6
merupakan pucuk pimpinan
Gunshireikan
(kepala pemerintahan militer) yang
7 dirangkap oleh kepala staf tentara.
Gunseikan
Tidak
No Pernyataan Sesuai
Sesuai
1 Pada tanggal 8 Maret 1942 terjadi penyerahan tanpa
syarat, Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda
atas nama Angkatan Perang Sekutu di Indonesia
kepada pimpinan tentara Jepang. Pada penyerahan
tanpa syarat tersebut Panglima Angkatan Perang
Hindia Belanda dipimpin oleh Letnan Jendral H. Ter
Poorten, sedangkan pimpinan tentara Jepang
dipimpin oleh Letnan Jendral Hitoshi Imamura
2 Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia,
Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Tentara
Keduapuluhlima) memerintah di daerah Sulawesi,
Kalimantan dan Maluku dengan pusatnya di
Makasar
3 Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia,
Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Tentara
Keenambelas) untuk Jawa-Madura dengan pusatnya
di Jakarta
4 Angkatan Darat pada masa pendudukan Jepang di
Indonesia disebut Kaigun, sedangkan Angkatan Laut
disebut Rikugun
5 Pucuk pimpinan pemerintahan pendudukan Jepang
di Indonesia yang juga merupakan panglima
tertinggi militer Jepang di Indonesia disebut dengan
Gunseikan
6 Kepala staf Panglima Tentara Keenambelas di Pulau
Jawa pertama pemerintahan pendudukan Jepang di
Indonesia adalah Mayor Jenderal Seizaburo Okasaki
7 Departemen Urusan Umum pada pemerintahan
pendudukan Jepang di Indonesia disebut dengan
Sumobu
8 Dua daerah yang mendapatkan kedudukan sebagai
daerah istimewa (koci) di wilayah kekuasaan
Panglima Tentara Keenambelas adalah Jakarta dan
Yogyakarta
9 Salah satu sisi positif pemerintahan pendudukan Jepang
di Indonesia adalah memberikan kesempatan bagi
tokoh-tokoh Indonesia untuk ikut serta mengelola
pemerintahan, sehingga bangsa Indonesia
memperoleh pengalaman dalam bidang
pemerintahan
10 Di Jawa Barat, pemerintahan militer Jepang
mengangkat seorang gubernur, yaitu, Kolonel Matsui
yang didampingi oleh R. Pandu Suradiningrat
sebagai wakil gubernur
11 Di kota Batavia yang berikutnya berubah menjadi
Jakarta, pemerintah militer Jepang mengangkat
seorang kepala pemerintahan daerah kotapraja yang
berasal dari penduduk pribumi yaitu H. Dahlan
Abdullah
12 Pemerintah pendudukan Jepang mengangkat
gubernur Jawa Tengah seorang militer Jepang
bernama Letnan Kolonel Taga, sedangkan wakil
gubernurnya berasal dari seorang pribumi bernama
Salaman
13 Bendera kebangsaan Jepang disebut dengan
Hinomaru sedangkan lagu kebangsaan disebut
Kimigayo
14 Sejak tanggal 29 April 1942 ditetapkan bahwa
kalender yang dipakai di Indonesia pada masa
pendudukan Jepang adalah kalender Jepang yang
bernama Sumera. Pada saat itu, tahun 1942 kalender
Masehi sama dengan tahun 2602 Sumera
15 Hari raya untuk memperingati hari lahirnya Kaisar
Hirohito yang wajib diikuti oleh seluruh rakyat
Indonesia pada masa pendudukan Jepang disebut
Tencōsetsu
D. Soal Uraian :
Dampak Negatif Terkadang Para Tokoh Juga dalam pengawasan ketat jepang,sehingga sulit
untuk bergerak bebas.
2. Pemerintah pendudukan Jepang tetap menggunakan struktur pemerintahan lama
peniggalan Belanda di Indonesia dengan mengganti para pejabatnya mulai dari
pusat sampai dengan daerah. Apakah tujuan dari kebijakan tersebut ?
Untuk mematuhi dan mengikuti kepemimpinan, dan agar pejabat bekas belanda dulu tidak
memimpin di era penjajahan jepang.