Anda di halaman 1dari 15

DASAR-DASAR FARMASI RUMAH SAKIT

“FORMULARIUM RUMAH SAKIT”

Disusun Oleh :

1.Danty Nur Alvionitasari (17010010) 8.Zessica Zendra Zulia (17010076)


2.Nia Maryana (17010042) 9.Lidya Kristin Marbun (18010122)
3.Rapi firmansyah (17010051) 10.M Hadiyat Aziz Permana (18010123)
4.Regina Haudil Mawadhi (17010052) 11.May Ryan Gigs Silaban (18010124)
5.Rizka Fitriyaman (17010056) 12.Nur Ikhsandi (18010130)
6.Siti Nur Aisyah (17010062) 13.Ade Irma Nuryani (18010146)
7.Welius (17010070)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala Rahmat
dan KaruniaNya kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah dasar-dasar
farmasi rumah sakit tentang ”Formularium Rumah Sakit”. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada dosen kami dan teman-teman yang telah memberi dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai bentuk proses
belajar mengembangkan kemampuan mahasiswa. Kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kami mengharap
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar bisa menjadi bekal dalam
pembuatan makalah kami di kemudian hari dengan lebih baik lagi. Kami berharap
semoga dengan selesainya makalah ini, dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-
teman, khususnya dalam memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang ”
Formularium Rumah Sakit”. Atas perhatian dan kerja sama kami ucapkan terimakasih.

Bogor, 27 Januari 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Formularium rumah sakit merupakan penerapan konsep obat esensial di rumah
sakit yang berisi daftar obat dan informasi penggunaannya. Obat yang termasuk dalam
daftar formularium merupakan obat pilihan utama (drug of choice) dan obat-obat
alternatifnya. Dasar-dasar pemilihan obat-obat alternative tetap harus mengindahkan
prinsip manajemen dan criteria mayor yaitu berdasarkan pada : pola penyakit yang
berkembang didaerah tersebut, efficacy, efektivitas, keamanan, kualitas, biaya, dan
dapat dikelola oleh sumber daya dan keuangan rumah sakit (Anonim 2002a)
Seleksi obat yang tepat melalui system formularium rumah sakit, banyak keuntungan
yang didapat antara lain meningkatkan mutu terapi obat, dan menurunkan kejadian efek
samping obat. Formularium juga meningkatkan efisiensi pengadaan, pengelolaan obat
serta meningkatkan efisiensi pengadaan, pengelolaan obat serta meningkatkan efisiensi
dalam manajemen persediaan, sehingga pada akhirnya akan menurunkan biaya
pelayanan kesehatan secara keseluruhan (Anonim, 2002a).

Formularium harus direvisi secara periodic sehingga dapat merefleksikan


penilaian terkini para staf medic. Penerapan formularim harus mengikuti prinsip-
prinsip sebagai berikut (Anonim, 2002a):

1. Obat harus diseleksi atas dasar kebutuhan komunitas dan obat-obatan tersebut harus
dapat mengatasi pola penyakit dan kondisi daerah tersebut.

2. Obat yang dipilih adalah drug of choice

3. Daftar formularium harus memiliki jumlah oabat yang terbatas. Hanya obat-obatan
yang diperlukan yang dapat disediakan di rumah sakit. Duplikasi obat dengan khasiat
terapetik sama tidak boleh terjadi.
4. Penggunaan produk obat kombinasi hanya untuk kasus tertentu, misalnya TB.

5. Obat-obat yang tidak cukup bukti tentang khasiat, keamanan dan kualitas, serta
tidak cost effective perlu dievaluasi dan dihapus bila telah ada alternative obat yang
lebih dapat diterima.

Formularium merupakan sarana yang digunakan oleh dokter dalam pola


pengobatan, oleh karena itu formularium harus lengkap, ringkas dan mudah digunakan.
Formularium sangat diperlukan di rumah sakit karena dapat digunakan sebagai dasar
pedoman perencanaan obat bagi manajemen dan sebagai sebagai pedoman
perencanaan obat bagi dokter dalam melakukan peresepan di rumah sakit (Anonim,
2002b).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyusunan dan kriteria pemilihan obat formularium rumah sakit

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 tahun 2016, dijelaskan


bahwa tahapan proses penyusunan formularium rumah sakit, meliputi:

a. Membuat rekapitulasi usulan obat dari masing-masing Staf Medik


Fungsional (SMF) berdasarkan standar terapi atau standar pelayanan medik
b. Mengelompokkan usulan obat berdasarkan kelas terapi
c. Mendiskusikan usulan tersebut pada rapat komite farmasi dan terapi, jika
diperlukan dapat meminta masukan dari pakar
d. Rancangan hasil pembahasan komite farmasi dan terapi, dikembalikan ke
masing-masing SMF untuk mendapatkan umpan balik
e. Membahas hasil umpan balik dari masing-masing SMF
f. Membuat daftar obat yang masuk ke dalam formularium rumah sakit
g. Menyusun kebijakan dan pedoman untuk implementasi
h. Melaksanakan edukasi mengenai formularium rumah sakit kepada staf
dan melakukan monitoring komite farmasi dan terapi (KFT) bertanggung
jawab dalam menyusun atau merevisi formularium yang dibantu secara aktif
oleh IFRS.
Kriteria pemilihan obat untuk formularium rumah sakit:

a. Mengutamakan penggunaan obat generik


b. Mempunyai rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling
menguntungkan penderita
c. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas
d. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
e. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan
f. Bermanfaat dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
g. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan
biaya langsung dan tidak lansung
h. Obat lain yang paling efektif terbukti secara ilmiah dan aman (evidence
based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga
yang terjangkau (Menkes RI, 2016).
B. Format dan Isi Formularium

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 tahun 2016, dijelaskan


bahwa tahapan proses penyusunan formularium rumah sakit, meliputi:

i. Membuat rekapitulasi usulan obat dari masing-masing Staf Medik


Fungsional (SMF) berdasarkan standar terapi atau standar pelayanan medik
j. Mengelompokkan usulan obat berdasarkan kelas terapi
k. Mendiskusikan usulan tersebut pada rapat komite farmasi dan terapi, jika
diperlukan dapat meminta masukan dari pakar
l. Rancangan hasil pembahasan komite farmasi dan terapi, dikembalikan ke
masing-masing SMF untuk mendapatkan umpan balik
m. Membahas hasil umpan balik dari masing-masing SMF
n. Membuat daftar obat yang masuk ke dalam formularium rumah sakit
o. Menyusun kebijakan dan pedoman untuk implementasi
p. Melaksanakan edukasi mengenai formularium rumah sakit kepada staf
dan melakukan monitoring komite farmasi dan terapi (KFT) bertanggung
jawab dalam menyusun atau merevisi formularium yang dibantu secara aktif
oleh IFRS.
q. Kriteria pemilihan obat untuk formularium rumah sakit:
i. Mengutamakan penggunaan obat generik
j. Mempunyai rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling
menguntungkan penderita
k. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas
l. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
m. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan
n. Bermanfaat dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
o. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan
biaya langsung dan tidak lansung
p. Obat lain yang paling efektif terbukti secara ilmiah dan aman (evidence
based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga
yang terjangkau (Menkes RI, 2016).
C. Prinsip Penerapan Formularium

Formularium harus direvisi secara periodic sehingga dapat merefleksikan


penilaian terkini para staf medic. Penerapan formularim harus mengikuti prinsip-
prinsip sebagai berikut (Anonim,2002a):

1. Obat harus diseleksi atas dasar kebutuhan komunitas dan obat-obatan


tersebut harus dapat mengatasi pola penyakit dan kondisi daerah tersebut.
2. Obat yang dipilih adalah drug of choice
3. Daftar formularium harus memiliki jumlah oabat yang terbatas. Hanya
obat-obatan yang diperlukan yang dapat disediakan di rumah sakit.
Duplikasi obat dengan khasiat terapetik sama tidak boleh terjadi.
4. Penggunaan produk obat kombinasi hanya untuk kasus tertentu, misalnya
TB.
5. Obat-obat yang tidak cukup bukti tentang khasiat, keamanan dan kualitas,
serta tidak costeffective perlu dievaluasi dan dihapus bila telah ada
alternative obat yang lebih dapat diterima.

Formularium merupakan sarana yang digunakan oleh dokter dalam pola


pengobatan, oleh karena itu formularium harus lengkap, ringkas dan mudah digunakan.
Formularium sangat diperlukan di rumah sakit karena dapat digunakan sebagai dasar
pedoman perencanaan obat bagi manajemen dan sebagai sebagai pedoman
perencanaan obat bagi dokter dalam melakukan peresepan di rumah sakit (Anonim,
2002b). Prinsip pengelolaan sistem formularium terdiri atas tiga bagian yaitu :
a. Evaluasi Penggunaan Obat, adalah suatu proses yang dilaksanakan terus-
menerus dan terstruktur yang diakui oleh rumah sakit dan ditujukan untuk menjamin
bahwa obat digunakan secara tepat, aman dan efektif.

b. Pemeliharaan Formularium

 Pengkajian golongan terapi obat. Pengkajian ulang dilakukan setiap


tahun oleh Tim Farmasi dan Terapi, bertujuan agar formularium dapat
memberikan informasi yang selalumutakhir. Kriteria pengkajian
meliputi kemanfaatan, toksisitas, perbedaan harga dari antara golongan
obat yang sama, laporan reaksi obat yang merugikan, informasi baru
tentang suatu obat dari penelitian atau pustaka medik mutakhir, dan
penghapusan golongan obat. Hasil pengkajian golongan terapi obat
dapat menjadi masukan bagi pengembangan kriteria penggunaan obat
baru, dan perubahan formularium.
 Penambahan atau penghapusan monografi obat formularium, yang
disampaikan oleh apoteker atau dokter dalam bentuk formulir
permohonan perubahan formularium, disertailaporan evaluasi obat, dan
data mengenai pengaruh obat yang diusulkan terhadap mutu dan biaya
perawatan penderita.
 Penggunaan obat nonformularium untuk penderita khusus. Kebijakan
dan prosedur penggunaan obat-obat nonformularium perlu ditetapkan
oleh Tim Farmasi dan Terapi danperlu pengkajian tentang
kecenderungan penggunaan obat nonformularium di rumah sakit, yang
akan mempengaruhi keputusan penambahan atau penghapusan obat
formularium.

c.Seleksi sediaan obat, mencakup konsep kesetaraan terapi yang terdiri dari
subsitusi generik dan pertukaran terapi. Subsitusi generik adalah obat yang
mengandung zat aktif sama dan mempunyai bentuk, konsentrasi, kekuatan
dan rute pemberian yang sama, tetapi dapat menghasilkan respon
farmakologi yang berbeda, sedangkan pertukaran terapi adalah obat-obat
dengan kandungan zat aktif berbeda tetapi dapat menghasilkan respon
farmakologi yang sama.

D. Keuntungan Sistem Formularium

Sistem formularium yang dikelola dengan baik memberikan tiga keuntungan bagi
rumah
sakit, antara lain :

1. Merupakan pendidikan terapi obat yang tepat bagi staf medic. Dokter dan staf
professional lainnya dengan keahlian bidang pokok utama untuk tiap kategori
secara rutin dapat mengetahui ketersediaan obat bagi perawatan penderita

2. Memberikan manfaat dalam pengurangan biaya dengan sistem pembelian dan


pengendalian persediaan yang efisien.Keuntungan ekonomi pada rumah sakit
tumbuh dalam berbagai cara, dengan formularium yang dibatasi, IFRS dapat
mempertahankan suatu pembelian dan system pengendalianperbekalan yang
lebih efisien.

3. Pembatasan jumlah obat dan produk obat yang secara teratur tersedia di apotek
akan memberikan keuntungan bagi pelayanan penderita dan keuntungan secara
ekonomi. Bahan edukasi tentang obat, foomularium harus memuat sejumlah
pilihan terapi obat yang wajar, yang jenisnya dibatasi agar anggota staf dapat
mengetahui dan mengigat obat formularium yang mereka gunakan secara rutin.
4. Membantu menyakinkan mutu dan ketepatan penggunaan obat dalam rumah
sakit.
E. Evaluasi Obat Untuk Formularium

Evaluasi Dapat dilakukan seraca menyeluruh atau sebagian tergantung pada sumber
daya yang tersedia. Indikator untuk menilai kepatuhan penggunaanformularium terdiri
dari :
Kepatuhan Penulisan Resep Sesuai Formularium

Nama Kepatuhan Penulisan Resep Sesuai Formularium


Indikator
Dasar Pemikiran Formularium Merupakan acuan dalam penulisan resep
oleh tenaga medis di rumah sakit
Definisi Merupakan indikasi komitmen tenaga medis untuk
mematuhi kesepakatan menuliskan resep sesuai dengan
formularium yang telah ditetapkan di rumah sakit
Pengumpulan Data dikumpulkan dari rekam medik di unit pelayanan
Data atau resep yang terkumpul di IFRS untuk periode tertentu
misal bulanan, triwulan, setengah tahun atau tahunan.
Kriteria :
a. Inklusi Obat-obat yang sudah ada di dalam formularium dan
obat-obat non formularium yang telah disetujui.
b. ekslusi -
Rumus x
Pehitungan Dan
100%
Contoh

Contoh :
Jumlah item obat yang diresepkan sesuai formularium di
IFRS pada bulan juni = 170
Jumlah seluruh item obat dalam formularium = 350
% kepatuhan Penulisan Resep sesuai formularium pada
bulan juni
= x 100% = 48,57%

Penyampaian Tingkat kepatuhan penulisan resep pada bulan juni dari


Hasil resep yang terpantau di IFRS adalah adalah sebesar
48,57%. Standar yang ditetapkan untuk tingkat kepatuhan
misalkan 55%, artinya ada kesenjangan antara standar
yang ditetapkan dalam kenyataan.
Catatan Diperlukan analisis penyebab ketidakpatuhan dan
selanjutnya dilakukan upaya untuk meningkatkan tingkat
kepatuhan penulisan resep melalui sosialisasi
formularium maupun supervisi di masing-masing bagian.
Standar Ditetapkan oleh masing-masing rumah sakit dalam
Kepatuhan bentuk %

1. Kepatuhan Pengadaan Sesuai Formularium

Nama Indikator Kepatuhan Penulisan Resep Sesuai Formularium


Dasar Pemikiran Formularium Merupakan acuan dalam pengadaan obat
Definisi Merupakan bukti komitmen stake holder yang terlibat dalam proses
pengadaan produk obat untuk mematuhi pengadaan obat sesuai dengan
formularium yang telah ditetapkan
Pengumpulan Data Data berasal dari dokumen pengadaan pada periode tertentu. Dokumen
dapat diperoleh dari tim pengadaan perbekalan farmasi rumah sakit.
Kriteria :
a. Inklusi Obat-obat yang sudah ada di dalam formularium dan obat-obat non
formularium yang telah disetujui.
b. ekslusi -
Rumus Pehitungan x 100%
Dan Contoh

Contoh :
Jumlah item obat sesuai formularium yang diadakan oleh tim pada tahun
2008 = 220
Jumlah seluruh item produk obat dalam formularium = 350

% kepatuhan Penulisan Resep sesuai formularium pada bulan juni


= x 100% = 62,85%

Penyampaian Hasil Tingkat kepatuhan pengadaan terhadap formularium pada tahun 2008
adalah 62,85%. Standar yang ditetapkan untuk tingkat kepatuhan misal
90%. Artinya standar yang ditetapkan masih belum tercapai .
Catatan Diperlukan analisis penyebab ketidakpatuhan dan selanjutnya dilakukan
upaya untuk meningkatkan tingkat kepatuhan pengadaan. Arahan dari
direksi sangat penting karena pengadaan merupakan kunci keberhasilan
penulisan resep.
Standar Kepatuhan Ditetapkan oleh masing-masing rumah sakit dalam bentuk %
Penyebab ketidakpatuhan penulisan resep obat formularium maupun
pengadaan antara lain:

1. sistem formularium tidak berjalan dengan baik di rumah sakit


2. tidak adanya surat keputusan pimpinan rumah sakit untuk menggunakan
formularium
3. tidak ada sosialisasi formularium oleh KFT kepala staf medik, sehingga staf
medik tidsk mengenal formularium
4. tidak adanya supervisi secara reguler guna mengingatkan staf untuk
menggunakan obat yang ada dalam formularium
5. KFT tidak berfungsi dengan baik
6. Formularium tidak pernah direvisi sesuai dengan kebutuhan penderita dan
staf medik
7. Apoteker di IFRS tidak berperan sebagaimana seharusnya.
8. Tidak adanya mekanisme penghargaan dan hukuman (reward and
punishment)
9. Adanya konflik kepentingan dari pihak yangterlibat dalam pengadaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Formularium rumah sakit merupakan penerapan konsep obat esensial di rumah


sakit yang berisi daftar obat dan informasi penggunaannya. Obat yang termasuk dalam
daftar formularium merupakan obat pilihan utama (drug of choice) dan obat-obat
alternatifnya.

Formularium harus direvisi secara periodic sehingga dapat merefleksikan penilaian


terkini para staf medic.
Formularium merupakan sarana yang digunakan oleh dokter dalam pola
pengobatan, oleh karena itu formularium harus lengkap, ringkas dan mudah digunakan.
Formularium sangat diperlukan di rumah sakit karena dapat digunakan sebagai dasar
pedoman perencanaan obat bagi manajemen dan sebagai sebagai pedoman
perencanaan obat bagi dokter dalam melakukan peresepan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

 Anonim, 2002a, Drug and Therapeutics Committee Training Course, 60-69,


Management Sciences for Health, Arlington.
 Anonim, 2002b, Principles of a Sound Drug Formulary
System, http//www.ASHP.com, 29 Agustus 2008)
 https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.scrib
d.com/document/353186893/FORMULARIUM-RUMAH-SAKIT-
docx&ved=2ahUKEwip1P-
Eg47uAhUOgtgFHc66DDIQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw1obfvNNXJq
Uh1REGU45b7P&cshid=1610167252729
 https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.scrib
d.com/document/353186893/FORMULARIUM-RUMAH-SAKIT-
docx&ved=2ahUKEwip1P-
Eg47uAhUOgtgFHc66DDIQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw1obfvNNXJq
Uh1REGU45b7P&cshid=1610167252729
 https://dokumen.tips/documents/makalah-formularium-rumah-sakit-dan-
komite-farmasi-terapidoc.html
 http://frskami.blogspot.com/2015/10/sistem-formularium.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai