Anda di halaman 1dari 2

Asal Mula Pulau Si Kantan

Penduduk setempat berbondong-bondong menyaksikan sebuah kapal megah yang


merapat di Labuan Bilik. Mereka ingin sekali mengetahui siapa pemilik kapal itu.

“Bukankah itu si Kantan? la sudah menjadi saudagar kaya raya sekarang!” kata salah
seorang penduduk ketika melihat sosok yang berdiri di atas kapal tersebut.

Berita kedatangan si Kantan sampai ke telinga ibunya yang sudah mulai sakit-sakitan.
Sang ibu bersusah-payah mendayung tongkang menuju muara Sungai Barumun.
Hatinya gembira ketika mendengar bahwa anaknya telah datang.

Ketika melihat kapal besar itu, ibu si Kantan berusaha mendekati kapal tersebut dengan
perahunya.

“Kantan! Ini Ibu, Nak!” teriak sang ibu ketika melihat si Kantan dan istrinya di atas kapal.

Melihat seorang perempuan tua dengan pakaian compang-camping memanggil


namanya, si Kantan berpura pura tidak mengenalnya.

“Kanda, siapa ibu itu? la memanggil namamu,” ujar istri si Kantan, “Apakah ia ibumu?”

“Mana mungkin perempuan kumal itu ibuku, Dinda. Ibuku cantik dan muda!” ujar si
Kantan dengan angkuhnya, “Itu mungkin hanya orang saja mengaku-aku sebagai
ibuku!”

Ibu rindu kepadamu, Nak,” teriak ibunya sambil menangis menahan haru dan rindu
kepada putranya.

“Pengawal! Usir perempuan tua itu dari sana! Jangan biarkan ia naik dan mengotori
kapal ini!” perintah si Kantan kepada para pengawalnya. Padahal, di dalam hatinya ia
tahu bahwa perempuan tua itu adalah ibunya. Namun, ia merasa malu mengakuinya di
depan istrinya.

Pengawal si Kantan mengusir perempuan tua itu. Sang ibu kembali ke rumah dengan
hati terluka dan berurai air mata. In berdoa pada Yang Maha Kuasa.

“Ya Tuhan. Anak hamba telah datang, tetapi ia tidak mengakui hamba sebagai ibunya.
Tolong berikanlah pelajaran kepadanya agar ia tahu bahwa seharusnya ia berbakti
kepada orangtuanya,” pinta ibu si Kantan.

Setelah selesai berdoa, tiba-tiba terdengar petir menggelegar dan hujan badai
menyambar. Air Sungai Barumun meluap dan menggulung kapal si Kantan yang
sedang beriayar kembali ke Malaka. Tidak ada yang selamat, termasuk si Kantan dan
istrinya. Setelah kapal si Kantan menghilang ditelan ombak, cuaca kembali cerah
seperti tidak terjadi apa pun.
Beberapa hari sejak kejadian itu, muncullah pulau kecil di tengah Sungai Barumun,
persis di lokasi tenggelamnya kapal si Kantan. Penduduk setempat menamai pulau
tersebut dengan Pulau Si Kantan.

Anda mungkin juga menyukai