Anda di halaman 1dari 7

ASPEK KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DALAM INDUSTRI

FARMASI ( OBAT )
Pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Badan POM dan kalangan industry farmasi sangat
memeper hatikan akan kualitas dan keamanan produk farmasi sebagai bentuk tanggung jawab
untuk melindungi kepentingan konsumen. Pemberlakuaan peraturan tentang CPOB adalah
sebagai bentuk nyata kepedulian pemerintah akan pentingnya mutu dan keamanan produk
farmasi, yang dengan penuh antusias disambut oleh di kalangan industri farmasi. Disisi lain
aspek keselamatan kerja personel yang bekerja di lingkungan industry farmasi juga tidak kalah
penting didalam pelaksanaan operasional perusahaan. Tidak dipungkiri bahwa aspek
keselamatan dan kesehatan kerja sangat berpengaruh dalam menentukan kualitas produk serta
tingkat efisiensi perusahaan. Kondisi lingkungan kerja yang baik adalah sumber motivasi bagi
personel sehingga bisa bekerja dengan lebih baik di satu sisi, di sisi lain dengan kondisi
keselamatan kerja dan kesehatan kerja juga yang baik perusahaan dapat terhindar dari kehilangan
jam kerja yang produktif serta membangun citra baik perusahaan.

POTENSI BAHAYA

Seperti halnya sector industry yang lain, kegiatan operasi industri farmasi juga
mengandung potensi bahaya yang apabila tidak dilakukan upaya pencegahan dapat menimbulkan
resiko terjadinya kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat hubungan kerja (PAHK). Proses
kegiatan manufacturing yang meliputi kegiatan riset, penyimpanan bahan awal, kegiatan
produksi, kegiatan laboratorium pengawasan mutu, sampai penanganan terhadap produk jadi
semua mengandung potensi bahaya.Potensi bahaya ini bahkan sangat luas mulai dari bahaya
mekanis misalnya selama matrial handling di gudang, bahaya kimia misalnya selama aktifitas
produksi, bahaya kebakaran atau ledakan misalnya pemakaian bahan pelarut organik dalam
proses produksi, bahaya pencemaran lingkungan misalnya dari limbah produksi atau limbah
laboratorium. Bahaya terhadap mikroba misalnya di fasilitas labooratorium mikrobilogi, bahaya
kebisingan misalnya di fasilitas utility dan masih banyak lagi potensi bahaya yang harus
diwaspadai.

Berdasarkan resiko yang ditimbulkan jika sampai terjadi kecelakaan juga bervariasi mulai
dari yang paling ringan misalnya lecet atau terkilir, yang biasanya cukup ditangani hanya dengan
obat P3K, ada resiko minor misalnya luka ringan yang perlu diobati oleh tenaga medis namun
masih tetap bisa bekerja, resiko moderat misalnya luka yang cukup serius sehingga personel
harus mendapat penanganan medis sehingga tidak bisa bekerja untuk beberap hari, ada yang
resiko major misalnya sampai kehilangan anggota badan bahkan ada yang fatal/catastrophic
misalnya sampai menimbulkan korban jiwa atau mengancam kelangsungan hidup perusahaan.

Secara garis besar potensi bahaya dikelompokan kedalam bahaya mekanis, bahaya
elektris, bahaya kimawi, bahaya radiasi, bahaya biologis, bahaya ergonomis serta bahaya
kebakaran atau ledakan.

Bahaya mekanis :

 Bahaya kejatuhan benda asing


Misalnya ditemukan di lingkungan pergudangan. Kegiatan material handling
digudang adalah contoh Aktifitas yang beresiko terhadap bahaya mekanis, untuk
itu personel gudang harus sudah memahami dan secara konsisten melaksanakan
safety prosedur material handling. Peralatan yang digunakan misalnya lifter, helm
pelindung, rak dan lain-lain harus dipastikan memenuhi standar keselamatan.
Personel yang bekerja sudah terlatih dan menggunakan APD yang memadai.
Operator lifter harus sudah menjalankan pelatihan dan bersertifikat dari
Departemen atau badan terkait.
 Bahaya terkena bagian mesin yang bergerak
Di bagian produksi atau bagian teknik ada mesin mesin yang dengan bagian
bergerak secara mekanis, misalnya vanbelt, roda gigi, piston, punch & Dies, tuas
dan lain-lain. Gerakan ini dapat menimbulkan resiko terhadap keselamatan
operator misalnya terjepit, terpotong, tersrempet dll. Untuk itu perlu diperhatikan
bahwa semua bagian mesin yang bergerak tersebut harus ditutup agar tidak
membahayakan operator, bila memungkinkan dipasang alat pengaman yang bisa
mematikan mesin secara otomatis bila cover dibuka. Juga diberikan papan
peringatan agar operator sadar akan potensi bahaya bagian mesin yang bergerak.
 Bahaya terkena uap atau cairan panas
Penyimpanan Purified Water dan Water for Injection menggunakan sirkulasi
dalam loop system yang dipanaskan pada suhu 70 – 90° C. Kesalahan prosedur
yang dilakukan oleh operator atau kebocoran pada valve dapat menimbulkan
resiko terkena cairan panas. Penempatan safety valve yang terlalu dekat dengan
work station dapat melukai operator yang bekerja.Pipa utility yang tidak diberi
insulasi dan penandaan yang memadai juga berpotensi menimbulkan luka yang
serius. Harus diberi peringatan yang jelas peralatan peralatan yang menimbulkan
bahaya panas misalnya hot plate diberi tulisan “AWAS PANAS”.
 Bahaya bekerja diruang tertutup
Harus ada prosedur ketat jika ada tangki yang cara pembersihannya personel
harus masuk kedalam. Pastikan bahwa bahan didalam tangki tidak ada bahan yang
bersifat toksis, dan personel bekerja dilengkapi dengan peralatan yang memadai
serta melaksanakan semua safety prosedur dengan benar, untuk memastikan hal
itu personel tersebut tidak boleh bekerja seorang diri, harus didampingi oleh
petugas lain serta dipastikan prosedur LOTO (loct out tag out) sudah dilaksanakan
dengan benar. Kondisi udara dengan kelembaban terlalu rendah. Harus diatur agar
personel yang bekerja di ruang produksi dengan kelembaban udara yang sangat
rendah agar secara periodik keluar dari ruangan dan minum air yang cukup agar
tidak mengalami dehidrasi.
 Bahaya kebisingan
Suara mesin yang tingkat kebisingannya lebih dari 85 db peronel yang bekerja
harus menggunakan pelindung telinga.

BAHAYA EROGAMIS :

Ergonomik berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Ergon dan Nomos. Ergon memiliki arti


kerja dan Nomos memiliki arti hukum; jadi pengertian Ergonomik itu sendiri secara garis besar
adalah “Studi tentang manusia untuk menciptakan system kerja yang lebih sehat, aman dan
nyaman”.Misalnya gerakan yang salah, harus diberi pengertian kepada operator tentang dasar
dasar ergonomis. Misalnya untuk mengangkat beban yang terlalu berat sebaiknya menggunakan
lifter. Mengangkat beban berat diatas 25 kg dengan punggung membungkuk dapat beresiko
menimbulkan cedera pada punggung. Operator yang duduk terus menerus dengan posisi meja
keja terlalu rendah dalam jangka panjang dapat menyebabkan perubahan bentuk tulang
punggung (jadi bungkuk) dan lain-lain.

BAHAYA LISTRIK

Dalam industri farmasi dibagi menjadi 2 bahaya berasal dari sumber listrik dan bahaya
elektro statik. Bahaya yang berasal dari sumber listrik umumnya disebabkan oleh :

 Instalasi yang tidak memenuhi standar


Pemakaian kabel yang kualitasnya tidak sesuai standar, pemakian kabel yang
tidak sesuai beban, tenaga instalatir yang tidak kompeten, dan system
penyambungan yang tidak baik.
 Kabel yang terkelupas
Terkelupasnya kabel dapat disebabkan karena factor usia kabel yang dipakai, atau
karena gerakan mekanis misalnya terjepit atau terlipat, atau bisa juga karena
digigit oleh binatang pengerat. Untuk dibagian produksi harus dibiasakan bagi
operator dalam melakukan prosedur pembersihan mesin harus sekaligus
melakukan pengecekkan mesin, jika melihat kabel yang lecet atau sambungan
yang kendor segra dilaporkan untuk dilakukan perbaikan.
 Kebocoran pipa steam atau utility
Yang merusak kabel atau panel listrik sehingga beresiko terhadap bahaya
hubungan pendek atau bahaya terkena sengatan listrik.

BAHAYA ELECTRO STATIS

Bahaya listrik yang jarang sekali disadari sehingga terkesan kurang diperhatikan, padahal
tingkat bahaya yang ditimbulkan sangat besar bahkan bisa fatal. Untuk tangki penyimpanan yang
berukuran besar harus dilengkapi dengan system grounding yang baik, karena proses
pengeluaran isi tangki dapat menimbulkan tegangan listrik statis.

BAHAYA RADIASI

 Sistem pencahayaan yang kurang atau yang terlalu terang


 Bahaya sinar ultra violet pada pass box atau clean room
 Radiasi sinar X
Beberapa industry farmasi memiliki alat pendeteksi logam atau memonitor isi
kemasan dengan peralatan yang menggunakan sinar X. Harus dipastikan bahwa
intensitas yang digunakan masih dalam batas aman.

BAHAYA AKIBAT BERINTERAKSI DENGAN BAHAN KIMIA DI


INDUSTRI FARMASI ANTARA LAIN :

1. Bahaya terkena bahan iritasi atau korosif


Misalnya di laboratorium QC( quality control ) atau personel produksi, sering
menggunakan asam kuat seperti HCL, H2SO4, HNO3 dan sebagainya, yang jika
terpercik bisa menimbulkan luka iritasi atau korosif. Untuk itu perlu langkah pengamanan
yang meliputi training operator agar mengetahuai cara bekerja yang aman serta APD
yang memadai mulai dari pakaian, sarung tangan, serta kaca mata khusus. Serta
dilengkapi shower pembasuh mata untuk mengantisipasi jika ada percikan yang
mengenai mata.
2. Bahaya zat-zat oksidator kuat
Bahan-bahan oksidator kuat sangat berbahaya, karena selain bahan ini bersifat korosif
juga bisa berpotensi menimbulan ledakan atau kebakaran. Asam kuat seperti peroksida
pekat jika menetes di meja kayu palet atau tissue bisa menumbulkan terjadinya
kebakaran. Penempatan bahan bahan ini harus dipastikan aman dan tidak terjadi
kebocoran. Semua personel yang terlibat harus diberitahukan cara bekerja yang aman
dengan bahan ini.
3. Bahaya terpapar bahan berbahaya
Personel produksi atau QC dapat beresiko terpapar bahan bahan yang berbahaya. Bahan-
bahan yang digunakan dalam industry farmasi jika terpapar bisa menimbulkan gangguan
mulai dari yang paling ringan misalnya alergi dan gatal-gatal, sampai bahan yang paling
berbahaya misalnya bersifat karsinogenik. Untuk itu ketersediaan MSDS (material saftey
data sheet) dari bahan-bahan yang digunakan dalam industry farmasi baik bahan baku,
reagen, bahan penolong, pelarut maupun desinfektan wajib hukumnya, karena ini akan
menjadi dasar dalam menyusunan prosedur kerja serta tindakan penanganan jika terjadi
kondisi darurat.
4. Bahaya menghirup atau menelan bahan berbahaya
Selama melakukan kegiatannya baik personel produksi maupun laboratorium mempunyai
resiko menelan atau menghirup bahan berbahaya. System di produksi harus
dikembangkan agar meminimalkan terjadinya debu misalnya dengan cara menerapkan
produksi closed system, tata udara juga harus dirancang agar jika dihasilkan debu bisa
segera dihilangkan misalnya dilengkapi dust collector pada area berdebu atau system
udara laminar sehingga debu yang dihasilkan tidak mengarah ke operator.

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN KERJA DILINGKUNGAN


INDUSTRI FARMASI DAPAT DILAKUKAN MELALUI :

 Melakukan improvement prose.


Proses yang sudah berjalan dilakukan evaluasi untuk meihat potensi bahayanya,
kemudian dilakukan perbaikan sehingga resiko bisa diminimalkan. Upaya ini dilakukan
dengan beberapa cara misalnya :
– Melakukan penggantian bahan. Misalnya proses coating tablet menggunakan pelarut
organic yang sangat beresiko terhadap bahaya kebakaran digantikan dengan pelarut
air.
– Melakukan penggantian mesin. Misalnya proses coding dengan mengunakan tinta
beresiko mengkotaminasi produk dan berbahaya terhadap personel, digantikan
dengan system emboss.
– Memodifikasi mesin. Misalnya mesin mesin dipasang cover dan jika cover dibuka
secara otomatis mesin berhenti.
– Merubah flow process. Misalnya proses granulasi basah dengan pelarut organic
digantikan dengan proses tenik slugging atau cetak langsung.
 Pembuatan SOP
SOP yang dibuat selain dapat menjelaskan secara rinci prosedur kerja yang harus
dilakukan juga harus dapat mengakomodir aspek safety.
 Karyawan yang terlatih
Safety lebih banyak tercipta karena kebiasaan/habit, sehingga personel harus dibentuk
secara terus menerus agar mempunyai safety habit.
 PPE (personal protection equipment) atau APD (alat pelindung diri)

Anda mungkin juga menyukai