Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN PROMOSI KESEHATAN DI INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Promosi Kesehatan


Dosen: Dr. Untung Sujianto, S.Kp., M.Kes.
Oleh
Kelompok 8
1. Amalia Mastuty (NIM : 22020116410050)
2. Ilma Widiya Sari (NIM : 22020116410051)
3. Rita Oktaviani (NIM : 22020116410052)
4. Emy Kurniawati (NIM : 22020116410053)
5. Dewi Suryaningsih H (NIM : 22020116410054)
6. Nur Ayun R. Yusuf (NIM : 22020116410055)
7. Rahmad Yusuf (NIM : 22020116410056)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini merupakan tugas
mata kuliah Promosi Kesehatan yang berisi tentang Kebijakan Promosi Kesehatan di
Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih pada Bapak Dr. Untung Sujianto, S.Kp.,
M.Kes selaku dosen mata kuliah Promosi Kesehatan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Promosi Kesehatan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan yang jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan
makalah yang telah kami buat.
Semoga makalah Promosi Kesehatan ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.

Semarang, September 2016

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu unsur yang dipandang penting dalam
kesejahteraan umum. Kesehatan menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2009
merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang dapat
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Pembangunan kesehatan senantiasa diarahkan pada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Pembangunan kesehatan dalam penyelenggaraannya meliputi upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakut (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) yang harus dilaksanakan
menyeluruh, terpadu, tepat serta berkesinambungan untuk mencapai hasil yang lebih
optimal. Promosi kesehatan termasuk kedalam upaya peningkatan kesehatan yang
menurut WHO adalah proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan factor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya (Fitriani, 2011). Promosi
kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat mandiri
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan (Depkes RI, 2007). Salah satu tonggak promosi
kesehatan di Indonesia adalah Deklarasi Jakarta (1997) dalam Depkes RI 2008 yang
merumuskan prioritas promosi kesehatan abad 21 untuk meningkatkan tanggung jawab
social dalam kesehatan, meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan dan
perluasan kemitraan untuk kesehatan, meningkatkan kemampuan masyarakat dan
pemberdayaan individu serta menjamin tersedianya infrastruktur promosi kesehatan.
Kebijakan dan strategi pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan diarahkan
pada upaya meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana regulasi kebijakan promosi kesehatan di Indonesia?
2. Bagaimana regulasi peran perawat terhadap kebijakan promosi kesehatan di
Indonesia?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Administrasi Publik
Chandler dan Plano dalam Keban (2004) menjelaskan administrasi public
sebagai proses dimana sumber daya serta personil public di organisir dan
dikoordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasi, dan mengelola keputusan
– keputusan dalam organisasi public. Chandler dan Plano menjelaskan administrasi
public sebagai sebuah seni dan ilmu yang bertujuan untuk mengatur public affair dan
melaksanakan berbagai tugas yang ditentukan. Selanjutnya kencana dkk (1999)
memaparkan bahwa ada tujuh hal khusus dari public administrasi yaitu tidak dapat
dielakkan, senantiasi mengharapkan ketaatan, mempunyai prioritas, mempunyai
pengecualian, puncak pimpinan politik, sulit di-ukur, sehingga kita terlalau banyak
mengharap dari public administrasi ini.

B. Implementasi Kebijakan
Thomas R. Dye (1995) dikutip oleh Nugroho (2011) menguraikan proses
kebijakan public mempunyai beberapa tahapan :
1. Identifikasi masalah kebijakan
2. Penyusunan agenda
3. Perumusan kebijakan
4. Pengesahan kebijakan
5. Implementasi kebijakan
6. dan Evaluasi kebijakan
Secara prinsip terdapat dua pemilihan jenis teknik atau model implementasi
kebijakan. Pemilihan pertama adalah implementasi kebijakan yang berpola dari atas ke
bawah (top-down) dan kebalikannya adalah dari bawah ke atas (bottom-up) dan
pemilahan implementasi yang berpola paksa (command and control) dan mekanisme
pasar (economic incentive). Model implementasi kebijakan merupakan bentuk dari
kebijakan tersebut dan mempunyai karakteristik tersendiri, salah satu model
implementasi kebijakan public model George Edward.

5
Menurut Edward dalam Nugroho (2011) untuk mewujudkan implementasi
kebijakan public yang efektif maka perlu aspek diantaranya komunikasi, ketersediaan
sumber daya, disposition, dan struktur birokrasi.

C. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan pada hakikatnya merupakan kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat kelompok atau individu
(Notoatmodjo, 2001). Pelaksanaan promosi kesehatan menurut ginting dkk dalam
Panduan Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan RI (2011) dikenal adanya 3 jenis
sasaran, yaitu sasaran primer, sasaran sekunder, dan sasaran tersier. Salah satu tonggak
promosi kesehatan dalam Departemen Kesehatan RI (2008) adalah Deklarasi Jakarta
1997 yang lahir dari Konferensi International Promosi Kesehatan ke-4. Deklarasi ini
merumuskan :
1. Promosi Kesehatan adalah investasi utama yang memberikan dampak pada
determinan kesehatan, memberikan manfaat kesehatan terbesar pada masyarakat.
2. Promosi Kesehatan memberiakan hasil positif yang berbeda dibadingkan upaya lain
dalam meningkatkan kesetaraan bagi masyarakat dalam kesehatan.
3. Deklarasi Jakarta juga merumuskan prioritas promosi kesehatan abad 21 :
meningkatkan tanggung jawab social dalam kesehatan, meningkatkan investasi
untuk pembangunan kesehatan, konsolidasi dan perluasan kemitraan untuk
kesehatan, meningkatkan kemampuan masyarakat dan pemberdayaan individu-
individu serta menjamin tersedianya infrastruktur promosi kesehatan. Pendidikan
kesehatan merupakan komponen penting dalam promosi kesehatan.
Upaya promosi kesehatan dalam Fitriani (2011) terdapat strategi yang dilakukan
diantaranya advokasi kesehatan, bina suasana. Strategi promosi kesehatan juga terdapat
dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 tentang
pedoman pelaksanaan Promosi Kesehatan di puskesmas dengan strategi dasar utama
yaitu, pemberdayaan, bina suasana, advokasi, serta dijiwai semangat kemitraan. misi
promosi kesehatan yaitu; 1) Memberdayakan individu, keluarga, kelompok-kelompok
dalam masyarakat, baik melalui pendekatan individu dan keluarga maupun melalui
pengorganisasian dan penggerakan masyarakat. 2) Membina suasana atau lingkungan
yg kondusif bagi terciptanya pola hidup bersih dan sehat masyarakat. 3) Mengadvokasi

6
para pengambil keputusan, penentu kebijakan dan stakeholders lain, untuk kebijakan
berwawasan kesehatan, integrasi promosi kesehatan, kemitraan sinergis antara pusat,
daerah, swasta dan LSM, investasi di bidang promosi kesehatan dan kesehatan.
Mengingat pentingnya upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan dalam
mendukung  tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional tersebut maka petugas
promosi kesehatan atau pejabat fungsional harus memahami tentang kebijakan dan
strategi  pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan. Selain itu juga harus
memahami peran serta kewajiban pemerintah daerah dalam upaya pemberdayaan
masyarakat dan promosi kesehatan di era otonomi daerah atau desentralisasi.

D. Puskesmas
Sebagaimana Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
585/MENKES/SK/V/2007 Puskesmas mempunyai tugas sebagai pelaksana promosi
kesehatan di dalam gedung puskesmas dan diluar gedung puskesmas. Promosi
kesehatan di dalam gedung puskesmas meliputi loket pendaftaran, poliklinik serta
pelayanan KIA dan KB, ruang perawatan rawat inap, laboratorium, apotek, klinik
khusus, halaman puskesmas, dan pemanfaatan ruang tunggu. Promosi kesehatan diluar
gedung puskesmas meliputi kunjungan rumah, pos-pos kesehatan dan penyuluhan di
wilayah kerja puskesmas. Strategi promosi kesehatan juga terdapat dalam Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 tentang pedoman
pelaksanaan Promosi Kesehatan di puskesmas dengan strategi dasar utama yaitu,
pemberdayaan, bina suasana, advokasi, serta dijiwai semangat kemitraan. Berdasarkan
strategi dasar di atas maka strategi promosi kesehatan Puskesmas juga dapat mengacu
strategi dasar tersebut dan dapat dikembangkan sesuai sasaran, kondisi Puskesmas, dan
tujuan dari promosi tersebut.
1. Advokasi (Advocacy)
Upaya pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan supaya dapat
memberikan dukungan, kemudahan dan semabcamnya dalam upaya pembangunan
kesehatan.
2. Dukungan sosial (Social Support) / Bina Suasana
Upaya membuat suasana yang kondusif atau menunjang pembangunan kesehatan
sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.

7
3. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Upaya memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat agar berkembang
kesadaran, kemauan dan kemampuan di bidang kesehatan atau agar secara proaktif,
masyarakat mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat.
4. Kemitraan
Dalam pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi prinsip – prinsip kemitraan harus
ditegakkan. Ada tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan dan
dipraktikkan yakni :
a. Kesetaraan, Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang
bersifat hierarki (atas – bawah) yang dilandasi kebersamaan atau kepentingan
bersama.
b. Keterbukaan, Dalam setiap langkah menjalin kerja sama, diperlukan adanya
kejujuran dari masing – masing pihak.
c. Saling Menguntungkan, Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung
keuntungan disemua pihak (win – win solution). Demikian juga dalam hubungan
antara Puskesmas dengan pihak donator.

Tabel 1 Strategi Promosi Kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 585/MENKES/SK/V/2007
Strategi Sasaran Utama Hasil Tatanan

ADVOKASI Sasaran tertier Kebijakan • Rumah Tangga


(Advocacy) DPRD, Ka Daerah, Berwawasan • Institusi
Ka Pusesmas Kesehatan Pendidikan
• Tempat Kerja
• Tempat Umum
BINA SUASANA Sasaran sekunder: Kemitraan dan
• Sarana
(Social Support) Toma, PKK, Kader Opini
Kesehatan

PEMBERDAYAA Sasaran primer Gerakan


N - Individu Masyarakat
(Empowerment) - Unit kerja Mandiri
E. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

8
Promosi Kesehatan diselenggarakan dalam rangka desentralisasi ke arah
otonomi daerah bidang Kesehatan untuk menuju Indonesia sehat. Promosi Kesehatan
tidak berdiri sendiri namun terpadu dengan program kesehatan sejak dari garis depan,
kabupaten/kota, provinsi hingga nasional sehingga tecermin dalam koordinasi
penyusunan anggaran. Puskesmas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kebupaten/kota yeng bertanggung jawab di dalam penyelenggaraan
pembangunan bidang kesehatan disuatu wilayah kerja. Dalam menyelesaikan
permasalahan kesehatan Pemerintah daerah mengajukan Rencana Tindakan, Strategi
Pelaksanaan beserta Rancangan Anggaran kepada Pemerintah Pusat yang selanjutnya
dana tersebut digunakan untuk merealisasikan program yang telah tersusun dalam
bidang kesehatan terutama upaya pengikatan kesehatan dengan promosi kesehatan.
Promosi Kesehatan harus didukung oleh kebijakan dan perundang-undangan,
keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, JPKM, subsidi, dll.
a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di Puskesmas
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 4 tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Kepmenkes No.128/MENKES/SK/II/2004 menyatakan bahwa Puskesmas
adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Sebagai UPT dari dinas kesehatan kabupaten/kota (UPTD), Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota
dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia, untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan ke dalam dua
kategori, yaitu (1) upaya kesehatan wajib dan (2) upaya kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global, serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh

9
setiap Puskesmas. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah: (1) Promosi Kesehatan, (2)
Kesehatan Lingkungan, (3) Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, (4)
Perbaikan Gizi Masyarakat, (5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
(6) Pengobatan. Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.

F. Peran Perawat dalam Melaksanakan Promosi Kesehatan


1. Peran perawat dalam promosi kesehatan kepada individu dan
keluarga antara lain :
 Edukator, Perawat memberikan pendidikan kesehatan melalui
penyuluhan kesehatan.
 Role Model, Perawat akan memberikan contoh tentang cara
mempertahankan kesehatan. Peran ini sejalan dengan peran sebagai
edukator.
 Fasilitator, Perawat akan membantu memberikan jalan keluar dalam
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi individu atau keluarga.
Peran perawat dalam promosi kesehatan pada individu atau keluarga
pada dasarnya bertujuan untuk meingkatkan kemampuan, kemauan, dan
pengetahuan individu atau keluarga dalam upaya peningkatan kesehatan. Hal ini
sejalan dengan Keputusan Mentri Kesehatan No. 128/Menkes/SK/II/2004
tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat yang menjelaskan salah satu
upaya peningkatan kesehatan dengan cara pemberdayaan keluarga dan
masyarakat. Pemberdayaan terhadap individu dilakukan oleh setiap petugas
kesehatan puskesmas terhadap individu melalui Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) dimana tujuan dari upaya ini untuk memperkenalkan perilaku baru
kepada individu, sehingga memungkinkan individu dapat merubah perilaku
menjadi lebih baik.
2. Peran perawat dalam tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja
dan tempat umum.
Program pelaksanaan promosi kesehatan sesuai dengan PERMENKES
RI No.4 Tahun 2012 tentang petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit

10
yang mana, menjelaskan bahwa promosi kesehatan bertujuan untuk memberikan
panduan yang rinci mengenai pelaksanaan promosi kesehatan di Rumah Sakit.
Hal tersebut menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
khususnya dalam upaya promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien dan kelompok-kelompok masyarakat agar pasien
dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasi, mencegah
masalah-masalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh untuk dan bersama mereka
sesuai sosial budaya mereka serta didukung kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.
Berkenaan dengan pentingnya peran promosi kesehatan dalam pelayanan
kesehatan, telah ditetapkan kebijakan nasional promosi kesehatan sesuai dengan
surat keputusan Menteri Kesehatan No. 1193/MENKES/SK/X/2004. Kebijakan
dimaksud didukung juga dengan surat keputusan Mentri Kesehatan No.
1114/MENKES/SK/VII/2005 Tentang pedoman pelaksanaan promosi kesehatan
di daerah. Salah satu upaya kesehatan yang dapat dilaksanakan didaerah yang
dipusatkan di Puskesmas yaitu setiap Puskesmas diperlukan tenaga fungsional
penyuluh kesehatan untuk mengelola promosi kesehatan tersebut secara
profesional dan mampu untuk mengelola serta menyelenggarakan pelayanan
yang bersifat promotif dan preventif yang merupakan salah satu bagian dari
peran perawat dalam promosi kesehatan ditatanan sarana kesehatan dan tempat
umum. Dua peran perawat kesehatan komunitas yaitu sebagai pendidik dan
penyuluh kesehatan serta pelaksana konseling keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat merupakan bagian dari ruang lingkup
promosi kesehatan (Efendi, Feri dan Makhfudi, 2009).
Di lingkungan Puskesmas upaya promosi kesehatan lebih ditekankan
daripada di rumah sakit. Sebagai contoh perawat di komunitas menyikapi dan
menindaklanjuti perilaku masayarakat bantaran sungai yang selalu melakukan
BAB di sungai sehingga mengotori dan mencemari sungai yang menjadi sumber
air bersih keperluan masyarakat setempat. Secara operasional upaya promosi
kesehatan di puskesmas dilakukan agar masyarakat mampu berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan masalah-maslah kesehatan

11
yang dihadapi. Di lingkup istitusi pendidikan, peran perawat pendidik dalam
upaya promosi kesehatan tidak kalah besarnya. Dalam kurikulum bahkan silabus
yang disusun selalu ada dimasukkan pengajaran tentang simulasi pendidikan
baik setting individu, kelompok bahkan komunitas pada tahap pendidikan
akademik. Di keadaan nyata mahasiswa serta dosen keperawatan sering kali
melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang umumnya juga
menggambarkan upaya promosi kesehatan seperti pendidikan kesehatan pada
kelompok tertentu dan penyuluhan pada masayarakat umum.
3. Peran perawat dalam tatanan program/petugas kesehatan
Kegiatan yang dilakukan terintegrasi sesuai fungsi manajemen meliputi
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan pengendalian dan
penilaian, yang dilakukan diberbagai tingkat administrasi baik dipusat, propinsi
maupun kabupaten/ kota. Kegiatan tersebut memuat stategi promosi kesehatan
yaitu pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan advokasi.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dimaksud untuk mendapatkan informasi tentang
besaran masalah dan penyebabnya, potensi yang dapat didayagunakan
dalam pemecahan masalah.
2. Menggalang komitmen dan dukungan dari lintas program dan sektor
dalam pelaksanaan integrasi melalui pertemuan lintas program dan sektor
terkait dalam promosi kesehatan.
3. Menyusun perencanaan integrasi promosi kesehatan dan program
kesehatan
b. Penggerakan pelaksanaan
1. Melaksanakan integrasi promosi kesehatan dalam program kesehatan di
kabupaten/kota sesuai rencana yang telah disepakati bersama.
2. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan sektor secara
berkala untuk menyelaraskan kegiatan.

c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian

12
Pengawasan, pengendalian dan penilaian dilakukan disetiap tahap fungsi
manajemen.
1. Pengawasan untuk melihat apakah kegiatan dilaksanakan sesuai rencana
yang telah ditetapkan.
2. Pengendalian dilakukan agar kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai
dengan arah dan tujuan, mengantisipasi masalah/ hambatan yang
mungkin terjadi.
3. Penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilan pelaksanaan integrasi
`pada akhir kegiatan.
4. Mendokumentasikan kegiatan integrasi, untuk bahan pembelajaran
perbaikan program integrasi mendatang.
5. Memberikan umpan balik kepada lintas program dan sektor terkait untuk
perbaika kegiatan integrasi selanjutnya.

BAB III

13
PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan penjelasan pada bab di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Regulasi kebijakan promosi kesehatan di Indonesia di atur
dalam :
a. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 585/MENKES/SK/V/2007
tentang pedoman pelaksanaan Promosi Kesehatan di puskesmas
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 4 tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
c. surat keputusan Mentri Kesehatan No. 1114/MENKES/SK/VII/2005
Tentang pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di daerah
2. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri,
peran perawat sangat diperlukan dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan
promosi kesehatan yang merupakan pilar utama yang mempengaruhi
keberhasilan jenis layanan kesehatan lainnya. Tindakan promosi kesehatan
trsebut yaitu preventif, kuratif dan rehabilitative yang dilaksanakan dalam
bebagai sektor (pemerintah swasta, masyarakat, dan LSM) sesuai dengan
kebijakan yang ada.

B. SARAN
Bagi perawat di harapkan dapat mengoptimalkan perannya dalam upaya
promosi kesehatan sesuia dengan kebijakan pemerintha Indonesia dalang rangka
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta : Depkes RI

Efendi, Feri dan Makhfudi. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Keputusan Mentri Kesehatan No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat


kesehatan masyarakat PERMENKES RI No.4 Tahun 2012 tentang petunjuk
Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit

Surat keputusan Menteri Kesehatan No. 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang kebijakan


nasional promosi kesehatan

Surat keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 1114/MENKES/SK/VII/2005 Tentang


pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di daerah

Surat keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor: 585/MENKES/SK/V/2007 Tentang


Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas.

Undang-Undang No.36 Tahun 2009

15

Anda mungkin juga menyukai