Anda di halaman 1dari 17

TUGAS 05

Disusun oleh:

Nama : M Rizky Sulistyawan


NBI : 1461900043
Mata Kuliah : Kecerdasa Buatan
Kelas :B
Dosen : Elvianto Dwi Hartono, ST.,MM.,M.Kom.,MT

FAKULTAS TEKNIK
PRODI INFORMATIKA
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

1
2021

Saya mengutip rangkuman ini dari jurnal “PEMANFAATAN METODE HEURISTIK


DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN
ALGORITMA GENETIKA” Karya Aprizal.

Metode Pencarian Heuristik

Untuk menggunakan atau memfungsikan sebuah komputer maka harus terdapat


program yang terdistribusi di dalamnya, tanpa program komputer hanyalah menjadi
sebuah kotak yang tak berguna. Perintah perintahnya dapat diterjemahkan secara
bertahap dari awal hingga akhir. Masalah tersebut dapat berupa apapun dengan catatan
untuk setiap masalah memiliki kriteria kondisi awal yang harus dipenuhi sebelum
menjalankan algoritma.
Hasil penentuan jalur terpendek akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan
keputusan untuk menununjukkan jalur yang akan ditempuh dan yang didapatkan juga
membutuhkan kecepatan dan keakuratan dengan bantuan komputer.
Secara umum, pencarian jalur terpendek dapat dibagi menjadi dua metode, yaitu metode
konvensional dan metode heuristik.

A. Pencarian jalur terpendek


Secara umum penyelesaian masalah pencarian jalur terpendek dapat dilakukan
menggunakan dengan dua buah metode, yaitu metode algoritma konvensional dan
metode heuristik. Metode algoritma konvensional diterapkan dengan cara perhitungan
matematis, sedangkan metode heuristik diterapkan dengan perhitungan kecerdasan
buatan, dengan menentukan basis pengetahuan dan perhitungannya.

1. Metode konvensional berupa algoritma yang menggunakan perhitungan


matematis biasa. Ada beberapa metode konvensional yang biasa digunakan
untuk melakukan pencarian jalur terpendek, diantaranya algoritma Djikstraa,
algoritma Floyd-Warshall, dan algoritma Bellman-Ford

2. Metode heuristic Adalah sub bidang dari kecerdasan buatan yang digunakan
untuk melakukan pencarian dan penentuan jalur terpendek. Ada beberapa
algoritma pada metode heuristik yang biasa digunakan dalam pencarian jalur
terpendek. Namun dalam penelitian dibatasi hanya membahas dua macam
algoritma yaitu algoritma semut dan algoritma genetika

B. Algoritma Semut

Algoritma Semut diadopsi dari perilaku koloni semut yang dikenal sebagai sistem
semut. Secara alamiah koloni semut mampu menemukan rute terpendek dalam
perjalanan dari sarang ke tempat-tempat sumber makanan. sederhana, dan mempelajari
lebih dalam tentang cabang dari ilmu kecerdasan buatan. Koloni semut dapat
menemukan rute terpendek antara sarang dan sumber makanan berdasarkan jejak kaki
pada lintasan yang telah dilalui. terdapat dua kelompok semut yang melakukan

2
perjalanan. Kelompok semut L berangkat dari arah kiri ke kanan dan kelompok semut R
berangkat dari kanan ke kiri. Kedua kelompok berangkat dari titik yang sama dan dalam
posisi pengambilan keputusan jalan sebelah mana yang akan diambil. Kelompok L
membagi dua kelompok lagi. Hal ini disebabkan jarak yang ditempuh lebih panjang
daripada jalan bawah. Sedangkan feromon yang berada di jalan bawah penguapannya
cenderung lebih lama. Karena semut yang melalui jalan bawah lebih banyak daripada
semut yang melalui jalan atas. Sedangkan feromon pada jalan atas sudah banyak
menguap sehingga semut-semut tidak memilih jalan atas tersebut.

Dalam algoritma semut, diperlukan beberapa variabel dan langkah-langkah untuk


menentukan jalur terpendek, yaitu:

1. Intensitas jejak semut antar kota dan perubahannya (τij)


2. (koordinat) atau dij (jarak antar kota)
3. Tetapan siklus-semut (Q)
4. Tetapan pengendali intensitas jejak semut (a)
5. Tetapan pengendali visibilitas (P)
6. Visibilitas antar kota = 1/dij (riij)
7. Banyak semut (m)
8. Tetapan penguapan jejak semut (p)
9. Jumlah siklus maksimum (NCmax) bersifat tetap selama algoritma dijalankan,
sedangkan xij akan selalu diperbaharui harganya pada setiap siklus algoritma mulai dari
siklus pertama (NC=1) sampai tercapai jumlah siklus maksimum (NC=NCmax) atau
sampai terjadi konvergensi.

Penyusunan rate kunjungan setiap semut ke setiap kota. Koloni semut yang sudah
terdistribusi ke sejumlah atau setiap kota, akan mulai melakukan perjalanan dari kota
pertama masing-masing sebagai kota asal dan salah satu kota-kota lainnya sebagai
kota tujuan. Kemudian dari kota kedua masingmasing, koloni semut akan melanjutkan
perjalanan dengan memilih salah satu dari kota-kota yang tidak terdapat pada tabuk
sebagai kota tujuan selanjutnya.

untak je{N-tabuk}
k'e{N-tabuk}
dan pj- =0, untuk j lainnya
dengan i sebagai indeks kota asal dan j sebagai indeks kota tujuan.

C. Algoritma Genetika
Algoritma genetika adalah algoritma pencarian yang didasarkan atas mekanisme seleksi
alami dan evolusi biologis. Algoritma genetika mengkombinasikan antara deretan
struktur dengan pertukaran informasi acak ke bentuk algoritma pencarian dengan
beberapa perubahan bakat pada manusia.

 Proses Pengkodean (Encoding)


Adalah salah suatu proses yang sulit dalam algoritma genetika. Proses
pengkodean ini menghasilkan suatu deretan yang kemudian disebut
kromosom. Ada beberapa macam teknik pengkodean yang dapat dilakukan
dalam algoritmafk genetika, diantaranya pengkodean biner, pengkodean
permutasi, pengkodean nilai dan pengkodean pohon .

3
 Proses Seleksi
Langkah pertama yang dilakukan dalam seleksi adalah pencarian nilai
fitness. Masing-masing individu dalam suatu wadah seleksi akan menerima
probabilitas reproduksi yang tergantung pada nilai obyektif dirinya sendiri
terhadap nilai obyektif dari semua individu dalam wadah seleksi tersebut.

 Proses Rekombinasi
Adalah proses untuk menyilangkan dua kromosom sehingga membentuk
kromosom baru yang harapannya lebih baik dari pada induknya.
Tidak semua kromosom pada suatu populasi akan mengalami proses
rekombinasi. Probabilitas crossover menyatakan peluang suatu kromosom akan
mengalami crossover.
 Proses Mutasi
Adalah proses penambahan nilai acak yang sangat kecil dengan probabilitas
rendah pada variabel keturunan. Peluang mutasi mengendalikan banyaknya gen
baru yang akan dimunculkan untuk dievaluasi.

Penyelesaian Jalur Terpendek


 Algoritma Semut
Menginisialisasi parameter-parameter yang diperlukan, yaitu: a. ij dan
perubahannya, parameter ini berfungsi menentukan jumlah intensitas jejak semut
antar kota sehingga diketahui jalur terpendek yang dihasilkan.
d. m , jumlah semut yang akan digunakan untuk menyelusuri jalur bisa bernilai
sembarang tergantong oleh pengguna. NCmax, adalah jumlah maksimum siklus
yang ingin di jalankan, hingga menemukan hasil yang terbaik.

 Algoritma Genetik
Menginisialisasi parameter-parameter yang
diperlukan, yaitu:
a. Popsize (ukuran populasi): ukuran populasi
yang akan digunakan untuk perhitungan.
Contoh pada kasus diatas ditentukan ukuran
populasi sebanyak 10.
b. pc (peluang crossover): peluang terjadinya
rekombinasi atau persilangan pada suatu
kromosom. Contoh pada kasus diatas
ditentukan peluang crossover sebesar 0.500
c. pm (peluang mutasi): persentasi dari jumlah
total gen pada populasi yang mengalami
mutasi. Contoh pada kasus diatas ditentukan
peluang mutasi sebesar 0.100

4
PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR
TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA
GENETIKA

Aprizal
Program Studi Sistem Informasi
Email : aphrydpn@yahoo.com

ABSTRAK
Tanpa program komputer hanyalah menjadi sebuah kotak yang tak berguna.
Secara umum, pencarian jalur terpendek dapat dibagi menjadi dua metode yaitu
metode konvensional dan heuristik.
Pemanfaatan metode heuristik yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah
pencarian jalur terpendek dengan hasil yang lebih variatif dan dengan waktu
perhitungan yang lebih singkat. Pada metode konvensional logika yang dipakai hanya
dengan membandingkan jarak masing-masing node dan kemudian mencari jarak yang
terpendek. Namun, kelemahan metode konvesional pada keakuratan hasil yang
didapatkan serta tingkat kesalahan yang dihasilkan pada perhitungan. Hal tersebut
tidak akan menjadi masalah jika data yang dibutuhkan hanya sedikit, sebaliknya maka
akan menyebabkan peningkatan tingkat kesalahan perhitungan dan penurunan
keakuratan.
Pemanfaatan teknologi informasi pada pencarian jalur terpendek menghasilkan
suatu hasil atau keluaran yang akurat dan tepat, untuk pilihan perjalanan seseorang
dengan mempertimbangkan beberapa parameter yang lain. Untuk kasus yang berbeda
algoritma akan memberikan hasil yang berbeda, tidak dapat dipastikan bahwa
algoritma semut atau genetik yang terbaik. Secara konsep algoritma, metode
konvesional lebih mudah untuk dipahami tetapi, hasil yang diperoleh dari metode
heuristik lebih variatif. Dengan metode heuristik, waktu perhitungan yang diperlukan
lebih cepat 30% dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional.

Kata kunci: Pencarian jalur terpendek, Heuristik, Algoritma Semut, Algoritma


Genetika
I. PENDAHULUAN Algoritma merupakan kumpulan perintah
Untuk menggunakan atau untuk menyelesaikan suatu masalah.
memfungsikan sebuah komputer maka Perintahperintahnya dapat diterjemahkan
harus terdapat program yang terdistribusi di secara bertahap dari awal hingga akhir.
dalamnya, tanpa program komputer Masalah tersebut dapat berupa apapun
hanyalah menjadi sebuah kotak yang tak dengan catatan untuk setiap masalah
berguna. Program yang terdapat pada memiliki kriteria kondisi awal yang harus
komputer sangat bervariasi dan setiap dipenuhi sebelum menjalankan algoritma.
program pasti menggunakan algoritma. Dalam kehidupan, sering dilakukan

5
perjalanan dari satu tempat atau kota ke Pemanfaatan metode heuristik masih
tempat yang lain dengan sangat jarang digunakan, Sehingga dapat
mempertimbangkan efisiensi, waktu dan dirumuskan sebuah masalah yaitu dengan
biaya sehingga diperlukan ketepatan dalam pemanfaatan metode heuristik yang
menentukan jalur terpendek antar suatu diharapkan nantinya dapat menyelesaikan
kota. Hasil penentuan jalur terpendek akan masalah pencarian jalur terpendek dengan
menjadi pertimbangan dalam pengambilan hasil yang lebih variatif dan dengan waktu
keputusan untuk menununjukkan jalur yang perhitungan yang lebih singkat.
akan ditempuh dan yang didapatkan juga
b. Batasan Masalah
membutuhkan kecepatan dan keakuratan
dengan bantuan komputer. Dari latar belakang dan rumusan
Secara umum, pencarian jalur masalah yang telah dijelaskan, penelitian
terpendek dapat dibagi menjadi dua dibatasi pada dua jenis algoritma yang
metode, yaitu metode konvensional dan digunakan dalam metode heuristik, yaitu
metode heuristik. Metode konvensional algoritma genetika (Genetic Algorithm, GA)
cenderung lebih mudah dipahami daripada dan algoritma semut (Ant Colony Algorithm,
metode heuristik, tetapi jika dibandingkan, Antco).
hasil yang diperoleh dari metode heuristik c. Tujuan Penelitian
lebih variatif dan waktu perhitungan yang Penelitian bertujuan menyelesaikan
diperlukan lebih singkat. masalah rute menggunakan metode
a. Rumusan Masalah heuristik, khususnya algoritma genetika dan
Seringkali penyelesaian algoritma semut, mencoba
masalah jalur terpendek mengimplementasikan dengan sebuah
masih menggunakan metode konvensional kasus sederhana, dan mempelajari lebih
bahkan menggunakan perhitungan dalam tentang cabang dari ilmu kecerdasan
manual. buatan.
sedangkan metode heuristik diterapkan
dengan perhitungan kecerdasan buatan,
d. Manfaat Penelitian
dengan menentukan basis pengetahuan dan
Manfaat yang dapat diambil dari perhitungannya.
penelitian adalah:
1. Menawarkan penyelesaian yang lebih a. Metode konvensional
mudah dalam perhitungan (sesuai
dengan tujuan algoritma heuristik) untuk Metode konvensional berupa algoritma
pencarian jalur terpendek yang menggunakan perhitungan
2. Dapat diaplikasikan menjadi sebuah matematis biasa. Ada beberapa metode
perangkat lunak konvensional yang biasa digunakan
untuk melakukan pencarian jalur
2. LANDASAN TEORI terpendek, diantaranya algoritma
a. Pencarian jalur terpendek Djikstraa, algoritma Floyd-Warshall, dan
Secara umum penyelesaian masalah algoritma
pencarian jalur terpendek dapat dilakukan Bellman-Ford
menggunakan dengan dua buah metode, b. Metode heuristic
yaitu metode algoritma konvensional dan Adalah sub bidang dari kecerdasan buatan
metode heuristik. Metode algoritma yang digunakan untuk melakukan
konvensional diterapkan dengan cara pencarian dan penentuan jalur
perhitungan matematis seperti biasa, terpendek. Ada beberapa algoritma pada

6
metode heuristik yang biasa digunakan R berangkat dari kanan ke kiri. Kedua
dalam pencarian jalur terpendek. Namun kelompok berangkat dari titik yang sama
dalam penelitian dibatasi hanya dan dalam posisi pengambilan keputusan
membahas dua macam algoritma yaitu jalan sebelah mana yang akan diambil.
algoritma semut dan algoritma genetika. Kelompok L membagi dua kelompok lagi.
Sebagian melalui jalan atas dan sebagian
b. Algoritma semut
melalui jalan bawah. Hal ini juga berlaku
Algoritma Semut diadopsi dari pada kelompok R. Gambar 1.b dan Gambar
perilaku koloni semut yang dikenal sebagai 1.c menunjukkan bahwa kelompok semut
sistem semut (Dorigo, 1996). Secara berjalan pada kecepatan yang sama dengan
alamiah koloni semut mampu menemukan meninggalkan feromon atau jejak kaki di
rute terpendek dalam perjalanan dari jalan yang telah dilalui. Feromon yang
sarang ke tempat-tempat sumber makanan. ditinggalkan oleh kumpulan semut yang
Koloni semut dapat menemukan rute melalui jalan atas telah mengalami banyak
terpendek antara sarang dan sumber penguapan karena semut yang melalui jalan
makanan berdasarkan jejak kaki pada atas berjumlah lebih sedikit dari pada jalan
lintasan yang telah dilalui. Semakin banyak yang di bawah. Hal ini disebabkan jarak
semut yang melalui suatu lintasan, maka yang ditempuh lebih panjang daripada jalan
semakin jelas bekas jejak kakinya. Hal ini bawah. Sedangkan feromon yang berada di
menyebabkan lintasan yang dilalui semut jalan bawah penguapannya cenderung lebih
dalam jumlah sedikit, semakin lama lama. Karena semut yang melalui jalan
semakin berkurang kepadatan semut yang bawah lebih banyak daripada semut yang
melewatinya, atau bahkan akan tidak melalui jalan atas. Gambar 1.d
dilewati sama sekali. Sebaliknya lintasan menunjukkan bahwa semut-semut yang lain
yang dilalui semut dalam jumlah banyak, pada akhirnya memutuskan untuk melewati
semakin lama akan semakin bertambah jalan bawah karena feromon yang
kepadatan semut yang melewatinya, atau ditinggalkan masih banyak. Sedangkan
bahkan semua semut melalui lintasan feromon pada jalan atas sudah banyak
tersebut. menguap sehingga semut-semut tidak
Gambar 1.a menujukkan perjalanan memilih jalan atas tersebut. Semakin
semut dalam menemukan jalur terpendek banyak semut yang melalui jalan maka
dari sarang ke sumber makanan, terdapat semakin banyak semut yang mengikutinya,
dua kelompok semut yang melakukan semakin sedikit semut yang melalui jalan,
perjalanan. Kelompok semut L berangkat maka feromon y a ng di t i n g g al kan sem a
dari arah kiri ke kanan dan kelompok semut ki n b e rk ura n g ba hk an hi l a n g .
2. Banyak kota (n) termasuk x dan y
Dari sinilah kemudian terpilihlah jalur
terpendek antara sarang dan sumber
makanan.
Dalam algoritma semut, diperlukan
beberapa variabel dan langkah-langkah
untuk menentukan j a lur terp endek, yaitu:
Langkah 1:
(c) %
a. In isialisasi harga parameter-
Gambar 1. Perjalanan semut
parameter algoritma.
menemukan sumber makanan.
Parameter-parameter yang di
inisialisasikan adalah:

7
1. Intensitas jejak semut antar melanjutkan perjalanan dengan memilih
kota dan perubahannya (τij) salah satu dari kota-kota yang tidak
terdapat pada tabuk sebagai kota tujuan
(koordinat) atau dij (jarak antar kota) selanjutnya. Perjalanan koloni semut
3. Tetapan siklus-semut (Q) berlangsung teras menerus sampai semua
4. Tetapan pengendali intensitas jejak kota satu persatu dikunjungi atau telah
semut menempati tabuk. Jika s menyatakan indeks
(a) uratan kunjungan, kota asal dinyatakan
5. Tetapan pengendali visibilitas (P) sebagai tabuk{s) dan kota-kota lainnya
6. Visibilitas antar kota = 1/dij (riij) dinyatakan sebagai {N-tabuk}, maka untuk
7. Banyak semut (m) menentukan kota tujuan digunakan
8. Tetapan penguapan jejak semut (p) persamaan probabilitas kota untuk
9. Jumlah siklus maksimum (NCmax) dikunjungi sebagai berikut:
bersifat tetap selama algoritma
dijalankan, sedangkan xij akan untak je{N-tabuk}
selalu diperbaharui harganya pada
setiap siklus algoritma mulai dari k'e{N-tabuk} dan pj- =0, untuk j lainnya
siklus pertama (NC=1) sampai dengan i sebagai indeks kota asal dan
tercapai jumlah siklus maksimum
j sebagai indeks kota tujuan.
(NC=NCmax) atau sampai terjadi
konvergensi.
b. Inisialisasi kota pertama setiap semut. Langkah 4:
Setelah inisialisasi x,j dilakukan, a. Perhitungan panjang rute setiap semut.
kemudian m semut ditempatkan pada Perhitungan panjang rute tertutup
kota pertama tertentu secara acak. (length closed tour) atau Lk setiap semut
dilakukan setelah satu siklus
Langkah 2: diselesaikan oleh semua
Pengisian kota pertama ke dalam d semut. Perhitungan dilakukan 2
tabu list. Hasil inisialisasi kota pertama
berdasarkan tabuk masing-masing
setiap semut dalam langkah 1 haras diisikan
sebagai elemen pertama tabu list. Hasil dari dengan
langkah ini adalah terisinya elemen pertama persamaan berikut:
tabu list setiap semut dengan indeks kota
tertentu, yang berarti bahwa setiap tabuk(l) Lk =dtaH(n),taH(l) 1
s=l
bisa berisi indeks kota antara 1 sampai n
sebagaimana hasil inisialisasi pada langkah dengan dij adalah jarak antara kota i
1. ke kota j yang dihitung berdasarkan
persamaan: y ^(x, -XjY +(>•, -yt)
Langkah 3: b. Pencarian rute terpendek.
Penyusunan rate kunjungan setiap Setelah Lk setiap semut dihitung, akan
semut ke setiap kota. Koloni semut yang didapat harga minimal panjang rute
sudah terdistribusi ke sejumlah atau setiap tertutup setiap siklus atau LminNC dan
kota, akan mulai melakukan perjalanan dari harga minimal panjang rute tertutup
kota pertama masing-masing sebagai kota secara keseluruhan adalah atau
asal dan salah satu kota-kota lainnya Lmin.

sebagai kota tujuan. Kemudian dari kota c. Perhitungan perubahan harga intensitas
kedua masingmasing, koloni semut akan jejak kaki semut antar kota.
Koloni semut akan meninggalkan jejak-

8
jejak kaki pada lintasan antar kota yang Untuk siklus selanjutnya perubahan harga
dilaluinya. Adanya penguapan dan intensitas jejak semut antar kota perlu
perbedaan jumlah semut yang lewat, diatur kembali agar memiliki nilai sama
menyebabkan kemungkinan terjadinya dengan nol.
perubahan harga intensitas jejak kaki
semut antar kota. Persamaan Langkah 6:
perubahan ini adalah: Pengosongan tabu list, dan ulangi
langkah 2 jika diperlukan. Tabu list perlu
dikosongkan untuk diisi lagi dengan
*
urutan kota yang baru pada siklus
, selanjutnya, jika jumlah siklus
= maksimum belum tercapai atau belum
I terjadi konvergensi. Algoritma diulang
A lagi dari langkah 2 dengan harga
T parameter intensitas jejak kaki semut
antar kota yang sudah diperbaharui.
S
c. Algoritma genetika
k=l Algoritma genetika adalah algoritma
dengan AT]- adalah perabahan harga pencarian yang didasarkan atas mekanisme
intensitas jejak kaki semut antar kota seleksi alami dan evolusi biologis. Algoritma
setiap semut yang dihitung genetika mengkombinasikan antara deretan
berdasarkan persamaan Q struktur dengan pertukaran informasi acak
AT ■■ =
ke bentuk algoritma pencarian dengan
tabx^s^tabi^s+l) beberapa perubahan bakat pada manusia.
untuk (i,j) e kota asal Pada setiap generasi, himpunan baru dari
dan kota tujuan deretan individu dibuat berdasarkan
dalam tabuk kecocokan pada generasi sebelumnya
Axy = 0, untuk (i,j) lainnya (Goldberg,1989).
Dalam algoritma genetika,
diperlukan beberapa proses untuk
Langkah 5: menentukan jalur terpendek, yaitu:
a. Perhitungan harga intensitas jejak kaki a. Proses Pengkodean (Encoding)
semut antar kota untuk siklus Adalah salah suatu proses yang sulit
selanjutnya. dalam algoritma genetika. Hal ini
Harga intensitas jejak kaki semut antar disebabkan Karena proses pengkodean
kota pada semua lintasan antar kota ada untuk setiap permasalahan berbeda-beda
kemungkinan berabah karena adanya karena tidak semua teknik pengkodean
penguapan dan perbedaan jumlah cocok untuk setiap permasalahan. Proses
semut yang melewati. Untuk siklus pengkodean ini menghasilkan suatu deretan
selanjutnya, semut yang akan melewati yang kemudian disebut kromosom.
lintasan tersebut harga intensitasnya Kromosom terdiri dari sekumpulan bit yang
telah berabah. Harga intensitas jejak dikenal sebagai gen.
kaki semut antar kota untuk siklus Ada beberapa macam teknik
selanjutnya dihitung dengan persamaan: pengkodean yang dapat dilakukan dalam
T
ii = P ' T ii + At ij algoritma genetika (Lukas, 2005),
b. Atur ulang harga perabahan intensitas diantaranya pengkodean biner (binary
jejak kaki semut antar kota. encoding), pengkodean permutasi

9
(permutation encoding), pengkodean nilai digunakan oleh polulasi yang jumlahnya
(value encoding) dan pengkodean pohon sangat besar.
(tree encoding). 6. Seleksi dengan Turnamen (Tournament
Selection), menetapkan suatu nilai
b. Proses Seleksi
turnamen untuk individu-individu yang
Adalah proses untuk menentukan
dipilih secara acak dari suatu populasi.
individu mana saja yang akan dipilih untuk
dilakukan rekombinasi dan bagaimana c. Proses Rekombinasi
keturunan terbentuk dari individu-individu Adalah proses untuk menyilangkan
terpilih tersebut. Langkah pertama yang dua kromosom sehingga membentuk
dilakukan dalam seleksi adalah pencarian kromosom baru yang harapannya lebih baik
nilai fitness. Masing-masing individu dalam dari pada induknya. Rekombinasi dikenal
suatu wadah seleksi akan menerima juga dengan nama crossover. Tidak semua
probabilitas reproduksi yang tergantung kromosom pada suatu populasi akan
pada nilai obyektif dirinya sendiri terhadap mengalami proses rekombinasi.
nilai obyektif dari semua individu dalam Kemungkinan suatu kromosom mengalami
wadah seleksi tersebut. Nilai fitness proses rekombinasi didasarkan pada
kemudian akan digunakan pada tahap probabilitas crossover yang telah
seleksi berikutnya. ditentukan terlebih dahulu. Probabilitas
Ada beberapa macam proses seleksi crossover menyatakan peluang suatu
yang ada pada algoritma genetika, kromosom akan mengalami crossover.
diantaranya (Kusumadewi, 2005): Ada beberapa macam proses
rekombinasi yang ada pada algoritma
genetika, diantaranya (Kusumadewi, 2005):
1. Seleksi dengan Roda Roulette (Roulette 1. Rekombinasi diskret, dengan menukar
Wheel Selection), dengan memetakan nilai variabel antar kromosom induk
individu-individu dalam suatu segmen 2. Rekombinasi menengah, merupakan
garis secara berurutan sedemikian metode rekombinasi yang hanya
hingga tiap-tiap segmen individu digunakan untuk variabel real dan
memiliki ukuran yang sama dengan variabel yang bukan biner.
ukuran fitness-nya. 3. Rekombinasi garis, memiliki prinsip yang
2. Seleksi berdasarkan Ranking Fitness sama dengan rekombinasi menengah,
(Rankbased Fitness), yaitu dengan cara dengan nilai alpha sama untuk semua
mengurutkan populasi menurut nilai variabel.
obyektifnya. 4. Penyilangan satu titik, dengan menukar
3. Seleksi Pengambilan Sampling Stocastic variabelvariabel antar kromosom pada
(Stocastic Universal Sampling), dengan satu titik untuk menghasilkan anak.
memetakan individu-individu seperti 5. Penyilangan banyak titik, dengan
halnya roda roulette, kemudian menukar variabel-variabel antar
memberikan sejumlah pointer sebanyak kromosom pada banyak titik untuk
individu yang ingin diseleksi pada garis menghasilkan anak.
tersebut. 6. Penyilangan seragam, dengan membuat
4. Seleksi Lokal (Local Selection), seleksi sebuah mask penyilangan sepanjang
yang dilakukan hanya pada konstrain panjang kromosom secara acak.
tertentu. 7. Penyilangan dengan permutasi, dengan
5. Seleksi dengan Pemotongan (Truncation cara memilih sub-barisan suatu
Selection), seleksi buatan yang biasanya turnamen dari satu

10
induk dengan tetap menjaga urutan dan Langkah 4
posisi sejumlah kota yang mungkin a. Menambahkan generasi baru dengan
terhadap induk lainnya. persamaan: generasi = generasi+1
b. Seleksi populasi tersebut untuk
d. Proses Mutasi mendapatkan kandidat induk P’
Adalah proses penambahan nilai acak (generasi)
yang sangat kecil dengan probabilitas c. Lakukan crossover pada P’ (generasi).
rendah pada variabel keturunan. Peluang d. Lakukan mutasi pada P’ (generasi).
mutasi didefinisikan sebagai persentasi dari e. Lakukan evaluasi fitness setiap individu
jumlah total gen pada populasi yang pada P’ (generasi).
mengalami mutasi. Peluang mutasi
f. Bentuk populasi baru, P (generasi)
mengendalikan banyaknya gen baru yang
= {P(generasi1) yang bertahan, P’
akan dimunculkan untuk dievaluasi. Jika
(generasi)}.
peluang mutasi terlalu kecil, banyak gen
yang mungkin berguna tidak dievaluasi, 3. METODE PENELITIAN
tetapi bila peluang mutasi ini terlalu besar Pada penelitian ini, terdapat
maka akan terlalu banyak gangguan acak, beberapa metode pengumpulan data yang
sehingga anak akan kehilangan kemiripan digunakan, yaitu: 1. Metode kepustakaan
dari induknya dan algoritma juga akan Metode pengumpulan data
kehilangan kemampuan untuk belajar dari kepustakaan dilakukan dengan
history pencarian (Kusumadewi, 2005). Ada mengumpulkan data-data dari sumber
beberapa macam proses mutasi yang ada atau buku yang relevan terhadap
pada algritma genetika, diantaranya: penelitian. 2. Metode wawancara
1. Mutasi bilangan real, dengan Metode wawancara dilakukan dengan
mendefinisikan ukuran langkah mutasi, cara tatap muka dan menanyakan
kecil atau besar. langsung kepada objek yang pernah
2. Mutasi biner, dengan mengganti melakukan penelitian sebelumnya.
satu atau beberapa nilai gen dari
kromosom. 4. PEMBAHASAN
4.1 Pencarian jalur terpendek
Berikut adalah langkah algoritma
genetika sederhana untuk pencarian jalur
terpendek:
Langkah 1
Inisialisasi generasi awal. Generasi awal
harus diinisialisasi kosong, sehingga belum
ada generasi. Generasi = 0.
Langkah 2
Gambar 2. Ilustrasi Jalur Terpendek
Inisialisasi populasi awal, P (generasi) secara
dengan Jarak
acak. Populasi yang ditentukan di inisialisasi
secara acak. Pada dasarnya permasalahan
Langkah 3 pencarian jalur terpendek antar kota
Evaluasi nilai fitness pada setiap individu merupakan pencarian jalur terpendek antar
dalam P (generasi). Nilai fitness adalah nilai titik yang telah diketahui koordinatnya.
yang menunjukkan kualitas suatu Dengan mengetahui konsep pencarian jalur
kromosom dalam populasi. terpendek antar titik, untuk selanjutnya
dapat diterapkan pada pencarian jalur

11
terpendek pada berbagai kota yang ingin A 20 50
diketahui. Contoh kasus yang akan diambil B 10 25
adalah pencarian jalur terpendek antara C 18 10

titik A dan titik E. D 50 40

Terdapat dua jenis kasus yang bisa E 55 15

diturunkan dari gambar di atas. Kasus Karena belum diketahui jarak antar
pertama adalah mengetahui jarak antar titiknya dan hanya diketahui titik koordinat
node yang ditunjukkan dengan garis saja, Maka perhitungan dimulai dari
penghubung antar titik.. Kasus yang kedua penentuan jarak antar simpul titik dengan
adalah dengan dengan mengetahui dengan menggunakan titik yang diketahui.
koordinat titik saja. Gambar 2 merupakan Titik yang diketahui menggunakan
jenis kasus yang pertama yaitu dengan koordinat sumbu X dan Y. Langkah di atas
mengetahui jarak antar titik. Sedangkan merupakan langkah yang harus dilakukan
gambar 3 merupakan jenis kasus yang untuk semua metode.
kedua, yaitu dengan mengetahui titik Penyelesaian kasus diatas dapat
koordinatnya saja. Untuk kasus pertama, dilakukan dengan dua metode seperti yang
penyelesaian cenderung lebih mudah telah dijelaskan pada bab II, yaitu metode
karena jarak antar titik telah diketahui konvensional dan metode heuristik. Pada
sebagai berikut: metode konvensional, logika yang dipakai
sangat sederhana. Yaitu hanya dengan
Tabel 1. Tabel Jarak antar Titik membandingkan jarak masing-masing node
A B C D E dan kemudian mencari jarak yang
A 0 5 7 3 - terpendek. Namun, kelemahan metode
B 5 0 4 - -
konvesional ini adalah pada keakuratan
C 7 4 0 - 5
D 3 - - 0 4 hasil yang didapatkan serta tingkat
E - - 5 4 0 kesalahan yang dihasilkan pada
Sedangkan untuk kasus kedua yang perhitungan. Hal tersebut tidak akan
telah ditunjukkan pada Gambar 3. menjadi masalah jika data yang dibutuhkan
Dari gambar 3 di atas, misalnya titik– hanya sedikit, sebaliknya maka akan
titik yang telah ditentukan menyebabkan peningkatan tingkat
mempunyai koordinat kesalahan perhitungan dan penurunan
sebagaimana tabel 2. keakuratan. Penelitian ini akan membahas
mengenai penyelesaian jalur terpendek
menggunakan metode heuristik dengan
algortima semut dan algoritma genetika.

4.2 Penyelesaian pencarian jalur


terpendek
a. Algoritma semut
Berdasarkan contoh kasus yang ada,
maka langkah yang harus dilakukan
adalah: 1. Menginisialisasi
Gambar 3. Ilustrasi Jalur Terpendek parameter-parameter yang
tanpa Jarak diperlukan, yaitu:
a. τij (intensitas jejak semut antar kota)
Tabel 2. Koordinat titik antar kota dan perubahannya, parameter ini
berfungsi menentukan jumlah
X Y
intensitas jejak semut antar kota

12
sehingga diketahui jalur terpendek 5. Langkah 1 sampai langkah 4 akan
yang dihasilkan. diulang sebanyak Ncmax atau jika telah
b. n (banyak kota) termasuk x dan y mengalami konvergen. Setiap
(koordinat) atau dij (jarak antar kota), dimulainya siklus bara ,maka harga Tij
pada contoh kasus di-reset ulang bernilai sama dengan nol.
di atas, jumlah n = 5 dan
mempunyai koordinat atau jarak b. Algoritma genetika
yang telah ditentukan. Berdasarkan contoh kasus di atas,
c. Q (tetapan siklus-semut), a (tetapan maka langkah yang haras dilakukan
pengendali intensitas jejak semut), p adalah: 1. Menginisialisasi
(tetapan pengendali visibilitas), r^ parameter-parameter yang
(visibilitas antar kota=l/dij), dan p diperlukan, yaitu:
(tetapan penguapan jejak semut), a. Popsize (ukuran populasi): ukuran
nilai dari parameter hams populasi yang akan digunakan untuk
didefinisikan dahulu karena bersifat perhitungan. Contoh pada kasus
sebagai konstanta. diatas ditentukan ukuran populasi
d. m (banyak semut), jumlah semut sebanyak 10.
yang akan digunakan untuk b. pc (peluang crossover): peluang
menyelusuri jalur bisa bernilai terjadinya rekombinasi atau
sembarang tergantong oleh persilangan pada suatu kromosom.
pengguna. Contoh kasus diatas Contoh pada kasus diatas ditentukan
menggunakan 100 semut. peluang crossover sebesar 0.500
e. NCmax(jumlah siklus maksimum), c. pm (peluang mutasi): persentasi dari
adalah jumlah maksimum siklus yang jumlah total gen pada populasi yang
ingin di jalankan, hingga menemukan mengalami mutasi. Contoh pada
hasil yang terbaik. Misal maksimum kasus diatas ditentukan peluang
siklus 10 kali, maka perhitungan akan mutasi sebesar 0.100
dilakukan maksimal 10 kali hingga
menemukan hasil yang terpendek.
2. Menempatkan kelompok semut
tersebut pada kota pertama. Pemilihan
kota pertama dilakukan secara acak.
3. Setelah menempatkan kota pertama
dalam tabu list, dimulailah perjalanan
semut-semut tersebut dari kota
pertama menuju kota tujuan yang telah
ditentukan berdasarkan persamaan
probabilitas pada bagian dua. Jarak
yang dicari adalah jarak dari kota A ke
kota E, dengan mencari jalur terpendek
dan hasil jalur yang didapatkan tidak
haras melewati semua kota.
4. Menghitung panjang perjalanan dari
masingmasing semut dan kemudian
ditentukan jalur terpendek berdasarkan
Tij (harga intensitas jejak kaki semut ).

13
d.. kb (peluang pelestarian): peluang a. Membangkitkan bilangan acak antara
pelestarian dari populasi yang ada. 0-1 sebanyak ukuran populasi, yaitu 10
Contoh pada kasus diatas buah untuk memilih kromosom mana
ditentukan peluang pelestarian saja yang akan dilakukan persilangan.
sebesar 0.100 b. Memilih bilangan acak yang kurang
e. MaxGen (maksimum generasi): dari peluang crossover, sehingga
maksimum generasi yang akan ada kromosomnya dapat disilangkan.
pada perhitungan. Contoh pada .
kasus diatas ditentukan maksimum 4. Melakukan mutasi sesuai dengan metode
jumlah generasi sebanyak yang dibutuhkan.
50 a. Menghitung jumlah bit yang ada pada
f. (panjang kromosom): panjang populasi, dengan rumus Popsize*L =
kromosom yang diinginkan. Contoh 10*6=60.
pada kasus diatas ditentukan panjang b. Membangkitkan bilangan acak antara
kromosom adalah 0-1 sebanyak jumlah bit (360 buah).
5 c. Kromosom yang terkecil daripada
peluang mutasi, akan terkena mutasi.
2. Melakukan seleksi sesuai dengan metode d. Populasi akhir setelah dilakukan mutasi
yang dibutuhkan. akan dijadikan sebagai populasi awal
Misalkan pada kasus, dilakukan seleksi untuk generasi berikutnya.
menggunakan metode Roda Roulette, e. Ulangi langkah a sampai d sebanyak
maka langkah-langkah yang harus
dikerjakan: ukuran maksimum gen = 50.
a. Mencari nilai fitness relatif dan fitness f. Temukan nilai fitness terbaik
kumulatif. Misalkan Total Fitness =
12,5720.
5. KESIMPULAN
Maka dapat dicari fitness relatif (pk)
dari tiap-tiap kromosom:
1. p1=F1/Total a. Pemanfaatan teknologi informasi pada
Fitness=0,902/12,5720=0,071. pencarian jalur terpendek
2. p2=F1/Total menghasilkan suatu hasil atau keluaran
Fitness=0,823/12,5720=0,065.
yang akurat dan tepat, untuk pilihan
3. p3=F1/Total
perjalanan seseorang dengan
Fitness=0,627/12,5720=0,049. mempertimbangkan beberapa
dan seterusnya sampai sebanyak parameter yang lain.
ukuran populasi. Fitness kumulatif b. Untuk kasus yang berbeda algoritma
(qk) dapat dicari sebagai berikut: akan memberikan hasil yang berbeda,
1.q1 = p1 = 0,071. tidak dapat dipastikan bahwa algoritma
2.q2 = q1 + p2 = 0,071 + 0,065 = 0.136. semut atau genetic yang terbaik.
3.q3 = q2 + p3 = 0,136 + 0,049 dan c. Secara konsep algoritma, metode
seterusnya sampai sebanyak konvesional lebih mudah untuk
ukuran populasi. dipahami. Namun, hasil yang diperoleh
b. Membangkitkan bilangan acak dari metode heuristik lebih variatif.
sebanyak ukuran populasi = 10. d. Dengan metode heuristik, waktu
Bilangan acak berukuran 0-1. perhitungan yang diperlukan lebih
3. Melakukan persilangan sesuai dengan cepat 30% dibandingkan dengan
metode yang dibutuhkan. menggunakan metode konvensional.
6. SARAN

a. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut


untuk mengetahui efisiensi dari
pencarian jalur terpendek
menggunakan Metode heuristik.
b. Diharapkan adanya penelitian yang
dapat membandingkan antar metode
heuristik yang lain.
19

DAFTAR PUSTAKA

Wesley, 1989
1)2) Intelligence in Search, Optimization &Goldberg, D.E., Kusumadewi,
Learning, New
dan -4) Genetika untuk Travelling Salesman Informasi, hlm: 1Lukas, dkk., Metode
Insertion Nasional Problem Order dengan MutationAplikasi “Penerapan Algoritma s/d
5, 2005Crossover ”, Menggunakan Teknologi Seminar dan

Aplikasinya), Yogyakarta: Graha


Ilmu, 2003 5) Efendi, R., “Penerapan algoritma semut untuk pemecahan
masalah
3) Kusumadewi, S., dan H., Purnomo, spanning tree pada
kasus

Penyelesaian dengan Yogyakarta: TeknikGraha Ilmu, 2005Masalah -teknik Optimasi


Heuristi, pemasangan jaringan kabel telepon”. Tugas Informatika, Indonesia,
2003.Akhir, Universitas Jurusan Teknik Islam
20

Anda mungkin juga menyukai