100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
15 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang ancaman keamanan jaringan yaitu penipuan belanja online. Penipuan ini dilakukan dengan cara membuat toko online palsu yang menawarkan produk namun tidak benar-benar ada, atau melalui email penipuan yang berpura-pura mewakili layanan pembayaran online untuk mencuri identitas korban.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Tugas WFH Debora Patresia Br Manurung (PKN STAN) 15-03-2021
Dokumen tersebut membahas tentang ancaman keamanan jaringan yaitu penipuan belanja online. Penipuan ini dilakukan dengan cara membuat toko online palsu yang menawarkan produk namun tidak benar-benar ada, atau melalui email penipuan yang berpura-pura mewakili layanan pembayaran online untuk mencuri identitas korban.
Dokumen tersebut membahas tentang ancaman keamanan jaringan yaitu penipuan belanja online. Penipuan ini dilakukan dengan cara membuat toko online palsu yang menawarkan produk namun tidak benar-benar ada, atau melalui email penipuan yang berpura-pura mewakili layanan pembayaran online untuk mencuri identitas korban.
Pada era globalisasi ini, semua orang termasuk saya sudah
dimanjakan dan terkadang terlena dengan layanan serba “internet”. Bagaimana mungkin, kegiatan-kegiatan semula membutuhkan tenaga, waktu, serta kesabaran kini dapat dilakukan hanya dengan sentuhan.
Seperti berbelanja baju. Kini bermunculannya toko online, para
shopaholic bisa menemukan juga membeli pakaian idaman hanya dengan mencarinya di website toko itu, melakukan order atau pemesanan, melakukan pembayaran melalui ATM atau bahkan internet banking, lalu selesai. Pesanan akan datang ke depan pintu rumah, tanpa bergerak satu meter pun dari luar pagar rumah.
Tetapi perlu diketahui bahwa dibalik kenyamanan, internet bisa
menjadi ancaman. Bagaimana jika si toko online itu hanyalah toko palsu, menawarkan gambar-gambar pakaian bagus tetapi sebenarnya tidak eksis? Beberapa orang terlalu terlena akan tersangkut di jaring si penipu serta menjadi sasaran empuk untuk dimangsa.
Salah satu penipuan yang terjadi adalah media pembayaran online
yang bernama ‘paypal’. Oktober tahun lalu, ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers) mengesahkan penggunaan huruf non-Latin sebagai huruf resmi untuk nama teregistrasi dalam jaringan, seperti untuk nama domain suatu website.
Hal tersebut sungguh menjadi kesenangan tersendiri di dunia
internet, terutama pengguna internet di negara-negara di mana tidak menggunakan huruf Latin sebagai huruf sehari-hari mereka. Namun pihak Times Online mengkritik, bahwa dilegalkannya penggunaan huruf-huruf non-Latin sebagai huruf untuk nama nama teregistrasi, hal tersebut dapat menumbuhkan penipuan.
Hal tersebut disebabkan karena huruf dengan pembacaan berbeda
atau kumpulan huruf membentuk suatu kata dengan arti berbeda dengan suatu kumpula huruf lain, akan ditampilkan sama pada script berbeda. Sebagai contohnya adalah paypal. Ternyata penipuan ini telah dilakukan pada kehidupan nyata, bukan melalui website paypal.com palsu, melainkan melalui email palsu mengatasnamakan diri sebagai pihak resmi. Pada email penipuan, pihak berkedok paypal ini mengatakan bahwa dia “iirregular activity” dari akun si empunya surat elektronik, oleh karenannya, pihak penipu meminta identitas untuk mengecek kebenaran.
Bahkan ia menyertakan attach file yang berisi irregular activity apa
saja yang terjadi dari akun. Tetapi saat menyerahkan identitas, tertangkaplah pada jebakan si penipu.
Setelah mengetahui bahaya yang menghadang di tengah
kenyamanan internet berdasarkan contoh essay ini, bukan berarti saya bermaksud mensugesti untuk berhenti menggunakan layanan internet dalam melakukan transaksi ataupun semacamnya.
Kita boleh atau bahkan disarankan untuk menggunakannya,
mengingat layanan-layanan menggunakan internet ini dapat mempermudah juga menguntungkan kita terutama di saat kita tidak dapat melakukan sesuatu yang harus kita lakukan juga diburu waktu.
Langkah-langkah di bawah ini kiranya dapat dilakukan sebagai salah
satu upaya pengidentifikasian apakah suatu email benar berasal dari pihak resmi atau bukan:
1. Salam Umum. Banyak email tipuan menggunakan salam umum seperti
“Dear Paypal member”. Jika salah tersebut tidak tercantum nama awal dan nama akhir, berhati-hatilah dan jangan membuka link di surat elektronik tersebut.
2. Alamat pengirim palsu. Umumnya email tipuan memiliki alamat pengirim
buatan di bagian “Form”. Bagian ini mudah diubah.
3. Memberikan rasa terancam. Banyak surat elektronik tipuan berusaha
menipu dengan memberikan ancaman bahwa anda akan mengalami masalah jika tidak memberikan balasan secepat mungkin. Mereka juga mungkin akan menyatakan bahwa terjadi transaksi illegal menggunakan akun anda, atau mengatakan bahwa pihak resmi tersebut sedang memperbaharui serta melakukan informasi baru secepatnya. Berhati- hatilah, ini adalah ciri utama surat elektronik penipuan. Waktu: 14 menit 30 detik