Anda di halaman 1dari 4

Cyber Crime,Jenis dan Cara

Menghindarinya

Cyber crime atau kejahatan siber semakin hari semakin marak terjadi. Hal ini tidak
lepas dari perkembangan teknologi digital yang memberikan kemudahan dalam
bertransaksi hingga berbelanja hanya dengan bermodalkan akses internet saja.

Namun, perkembangan teknologi tersebut juga dimanfaatkan oleh orang tidak


bertanggung jawab untuk melakukan berbagai modus kejahatan yang mengandalkan
sebuah jaringan internet atau biasa disebut cyber crime.

Cyber crime adalah kejahatan di dunia maya yang memanfaatkan teknologi komputer
dan jaringan internet untuk mencuri data pribadi seseorang demi kepentingan pribadi.
Aksi cyber crime dapat memberikan kerugian secara materil maupun non materil bagi
para korbannya.

Umumnya para pengguna internet masih kurang menyadari betapa pentingnya


keamanan data diri yang seharusnya bersifat rahasia. Informasi yang terlihat sepele
seperti nomor handphone, lokasi, media sosial, hingga tanda tangan bisa menjadi
incaran pelaku cyber crime untuk melancarkan aksinya.

Guna mengatasi cyber crime yang tidak mengenal ruang dan waktu, pemerintah
menerbitkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE). UU tersebut secara umum digunakan untuk mengatur transaksi
elektronik dan mengatur cyber crime.

Sebagai orang yang turut memanfaatkan kemajuan teknologi digital dalam sehari-hari,
penting bagi Anda untuk mengenali jenis-jenis cyber crime dan bagaimana cara
menghindarinya. Sebab, para pelaku cyber crime biasanya menargetkan informasi
pribadi yang bersifat rahasia untuk disebarluaskan ke publik.

Jenis-jenis Cyber Crime

Ada berbagai jenis cyber crime yang biasa dipakai oleh pelaku kejahatan ini. Anda
perlu memahaminya dengan baik agar tidak menjadi salah satu korban atau bahkan
secara tidak sadar menjadi pelakunya. Berikut jenis-jenis cyber crime yang sering
terjadi:

1. Pencurian data
Pelaku cyber crime sering kali melakukan penipuan untuk memperoleh data
pribadi korban yang sifatnya rahasia. Pencurian data atau phising biasanya
menargetkan data pribadi seperti nama atau alamat, data akun, serta data
finansial perbankan maupun dompet digital.

Sesuai namanya, phising merupakan tindakan untuk memancing korban


memberikan informasi pribadi mereka tanpa paksaan dan tanpa disadari.
Jenis cyber crime ini paling sering memakan korban karena pelaku biasanya
memperkenalkan diri sebagai pihak dari yang berwenang.

Anda perlu mewaspadai jika menerima e-mail atau pesan di media sosial yang
mengatasnamakan institusi tertentu. Selalu cari tahu terlebih dahulu apakah
alamat e-mail dan akun sosial media tersebut resmi atau tidak agar tidak menjadi
korban kejahatan siber jenis ini.

2. Pemalsuan data

Jenis cyber crime yang satu ini merupakan tindakan memalsukan data pada
dokumen-dokumen penting yang disimpan pengguna melalui
internet. Pemalsuan data biasanya menyasar dokumen-dokumen pada e-
commerce dengan cara membuat data di dalamnya seolah salah ketik yang bisa
menguntungkan sang pelaku.

3. Penipuan kode OTP

Cyber crime bukan hanya menargetkan pencurian data saja, melainkan juga
pencurian uang. Para pelaku bisa mencuri sejumlah uang yang Anda simpan di
bank maupun dompet digital dengan cara meminta kode OTP (One-Time
Password).

Menurut Kemkominfo, pelaku cyber crime yang berhasil mendapatkan kode OTP
akan membuat keamanan dompet digital yang Anda miliki tidak lagi terjamin.
Modus yang biasa mereka jalankan adalah dengan bertindak seolah-olah dari
pihak bank, kemudian menghubungi korban dan meminta kode OTP perbankan
miliknya.

4. Pencurian informasi kartu kredit

Pencurian informasi kartu kredit atau dikenal dengan istilah skimming bukan
hanya merugikan Anda, tetapi juga merugikan pihak bank terkait. Aksi ini
dilakukan secara ilegal dengan membuat informasi yang mirip seperti yang
tercantum pada kartu ATM.

Aksi skimming tidak hanya dilakukan melalui mesin ATM saja, tetapi juga bisa
melalui mesin Electronic Data Capture (EDC) yang biasa ditemukan di kasir-kasir
toko perbelanjaan. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk selalu memeriksa
apakah ada kejanggalan pada mesin ATM seperti kabel yang terlepas misalnya.

5. Kejahatan konten ilegal

Penyebarluasan konten ilegal juga merupakan salah satu bentuk cyber crime.
Konten ilegal dilakukan oleh pelakunya dengan memberikan informasi yang tidak
benar, bahkan melanggar hukum. Contohnya yaitu berita bohong atau hoax,
pornografi, informasi yang bersifat SARA, hingga informasi negara yang sifatnya
sangat rahasia.

Cara Menghindari Cyber Crime

Cyber crime bisa terjadi pada individu atau perusahaan tanpa terkecuali. Meski begitu,
Anda dapat melakukan beberapa hal untuk mencegah terjadinya cyber crime. Berikut
beberapa cara menghindari cyber crime yang perlu Anda pahami:

 Waspada saat menggunakan WiFi publik

WiFi publik merupakan fasilitas internet gratis yang kerap dimanfaatkan banyak
orang. Sayangnya jaringan WiFi publik rentan dimasuki oleh pelaku cyber
crime yang akan membuat data dan informasi pribadi penggunanya dapat
diambil.

Oleh karena itu, sebaiknya Anda melakukan beberapa tips berikut ini agar lebih
aman mengakses WiFi publik:

1. Akses jaringan WiFi yang legal secara manual dengan memasukkan kata
sandi
2. Hindari mengakses e-mail, melakukan transaksi perbankan secara online,
atau membuka akun dompet digital
3. Aktifkan enkripsi kata sandi untuk menjaga kerahasiaannya
4. Aktifkan fitur firewall dan antivirus
5. Nonaktifkan fitur berbagi data
6. Jangan lupa pilih forget network setelah selesai
menggunakan WiFi publik.

 Rajin mengganti kata sandi

Meski terdengar sepele, kata sandi yang diganti dengan rutin dapat menjadi
salah satu cara mencegah terjadinya cyber crime. Mengganti kata sandi dapat
menjaga informasi atau data pribadi Anda yang tersimpan dalam sebuah akun.
Pastikan Anda mengganti kata sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak untuk
menghindari peretasan. Dinas Komunikasi dan Informatika menyarankan Anda
untuk membuat kata sandi dengan kriteria sebagai berikut:

1. Mengandung setidaknya 10-14 karakter


2. Memuat huruf besar, huruf kecil, angka, dan karakter spesial
3. Membuat kombinasi tiga kata acak atau bahkan tidak berkaitan satu sama
lain
4. Tidak memuat informasi pribadi seperti nama atau tanggal lahir
5. Jangan menerapkan satu kata sandi untuk banyak akun.

 Aktifkan fitur autentikasi dua faktor

Saat ini sudah banyak sosial media yang menyediakan fitur autentikasi dua
faktor (2FA) sebagai salah bentuk pencegahan cyber crime. Autentikasi dua
faktor adalah metode keamanan yang membutuhkan dua bentuk identifikasi agar
dapat mengakses data.

Autentikasi dua faktor atau 2FA biasanya dilakukan melalui verifikasi SMS atau
WhatsApp. Perlu diingat bahwa kode OTP yang nantinya Anda dapatkan
sebaiknya tidak diberitahukan kepada orang lain. Dengan mengaktifkan fitur
2FA, Anda dapat melindungi informasi data pribadi dari tindak pencurian ilegal.

Itulah beberapa cara mencegah cyber crime yang dapat Anda lakukan saat kejahatan
ini semakin merajalela. Para pelaku cyber crime tidak tanggung-tanggung untuk
melancarkan penipuan lewat e-mail (phishing), penipuan lewat SMS (smishing),
penipuan lewat telepon (vishing), penipuan lewat akun palsu sosmed, dan penipuan
lewat domain website palsu.

Anda mungkin juga menyukai