Anda di halaman 1dari 5

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

- 48 -

1. NAMA JABATAN: Penata Usaha Senior/


Penata Usaha Junior/
Penata Usaha Pemula
(pada Subbagian Tata Laksana).

2. IKHTISAR JABATAN:

Melaksanakan kegiatan pengurusan surat masuk dan surat keluar,


penggandaan, pendistribusian, serta penyimpanan surat dan dokumen.

3. TUJUAN JABATAN:

Terlaksananya kegiatan pengurusan surat masuk dan surat keluar,


penggandaan, pendistribusian, serta penyimpanan surat dan dokumen yang
efektif dan efisien.

4. URAIAN TUGAS DAN KEGIATAN:

4.1. Menerima, mencatat, menggandakan, menyortir, dan mendistribusikan


naskah dinas atau dokumen lain yang masuk.
4.2. Mengelompokkan naskah dinas atau dokumen berdasarkan jenis dan
sifatnya.
4.3. Mencatat, menyortir, menggandakan, dan mendistribusikan naskah dinas
atau dokumen lain yang keluar.
4.4. Menyiapkan perlengkapan rapat.
4.5. Menyusun konsep surat penugasan pegawai dalam rangka dinas.
4.6. Melakukan penatausahaan dan pengarsipan bahan, data, dan produk
hukum baik dalam bentuk cetak atau elektronik.

5. BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENYELESAIKAN PEKERJAAN:

5.1. Naskah dinas dan dokumen lainnya yang masuk maupun keluar.
5.2. Undangan rapat, sosialisasi, dan nota dinas penugasan.
5.3. Dokumen/arsip yang akan dipelihara, disimpan, ditata, dan diamankan.
5.4. Data laporan kegiatan.
5.5. Produk hukum.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 49 -

6. ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENYELESAIKAN PEKERJAAN:

6.1. Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Perubahan
Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan
Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4999).
6.2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4893).
6.3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5069).
6.4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1994 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 50 -

Tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3569).
6.5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 69, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3313).
6.6. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor
42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997
Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129).
6.7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).
6.8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355).
6.9. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5268).
6.10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.01/2014 tentang Pedoman
Tata Naskah Dinas Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1217).
6.11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan. (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1926).
6.12. Aplikasi persuratan/buku register.
6.13. Sistem informasi di lingkungan DJP.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 51 -

7. HASIL KERJA:

7.1. Pengadministrasian naskah dinas atau dokumen lain yang masuk.


7.2. Pengelompokan naskah dinas atau dokumen berdasarkan jenis dan
sifatnya.
7.3. Pengadministrasian naskah dinas atau dokumen lain yang keluar.
7.4. Tersedianya perlengkapan rapat.
7.5. Konsep Surat Tugas pegawai.
7.6. Penatausahaan dan pengarsipan bahan, data dan produk hukum baik
dalam bentuk cetak maupun elektronik.

8. WEWENANG:

8.1. Meminta data dan informasi yang diperlukan untuk mengelola


administrasi umum.
8.2. Mengajukan usul, saran, dan pendapat kepada atasan.

9. TANGGUNG JAWAB:

9.1. Kesesuaian penggunaan data dan informasi yang diterima.


9.2. Kebenaran atas usul/saran/pendapat yang disampaikan kepada atasan.

10. DIMENSI JABATAN:

Penatausahaan naskah dinas dan dokumen lainnya pada Subbagian Tata


Laksana.

11. HUBUNGAN KERJA:

11.1. Kepala Subbagian Tata Laksana.


11.2. Para pegawai di lingkungan Subbagian Tata Laksana.

12. MASALAH DAN TANTANGAN JABATAN:

Keterlambatan waktu penatausahaan naskah dinas masuk atau keluar


mengakibatkan terjadinya keterlambatan dalam tindak lanjut permasalahan,
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 52 -

sehingga diperlukan kecepatan dan ketelitian dalam melakukan


penatausahaan naskah dinas masuk atau keluar.

13. RISIKO JABATAN:

Tidak ada.

14. SYARAT JABATAN:

14.1. Pangkat/Golongan:
14.1.1. Penata Usaha Senior: Pengatur Muda/IIa.
14.1.2. Penata Usaha Junior: Juru Tk.I/Id.
14.1.3. Penata Usaha Pemula: Juru/Ic.
14.2. Pendidikan formal: Diploma I/SMA.
14.3. Diklat/Kursus : Tidak ada.
14.4. Syarat lainnya:
14.4.1. Standar kompetensi manajerial:
14.4.1.1. Integritas (Integrity).
14.4.1.2. Pelayanan Pemangku Kepentingan (Stakeholder service).
14.4.1.3. Perbaikan Terus-Menerus (Continuous improvement).

Anda mungkin juga menyukai