Anda di halaman 1dari 12

LAYANAN INFORMASI DAN KONFIRMASI KEPADA WAJIB

PAJAK SESUAI ND-448/PJ/2020 dan ND-393/LIP/2020

1. Konfirmasi Kewajiban Wajib Pajak


Definisi Layanan:
Layanan diberikan terhadap Wajib Pajak yang menanyakan informasi terkait Surat Ketetapan Pajak
(SKP) dan/atau Surat Tagihan Pajak (STP) untuk memastikan bahwa kewajiban pajak tersebut
benar diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Hal yang perlu diperhatikan:


a. Proof of Record Ownership (PORO) dilakukan Agent sesuai dengan ND-448/PJ/2020 yang
terdiri dari:
1) NPWP;
2) Nama Wajib Pajak;
3) EFIN; (silakan cek melalui Monitoring DJP Online)
4) Jenis Pajak;
5) Masa Pajak;
6) Tahun Pajak;
7) Tanggal Jatuh Tempo SKP dan/atau STP; dan
8) Nomor SKP/Nomor STP
b. Laman yang digunakan untuk melakukan PORO adalah SIDJP (http://sidjp:7777), silakan Agent
masuk ke menu Profile Wajib Pajak. Data yang diperlukan untuk konfirmasi berada di menu
Kewajiban – Tunggakan.
c. Agent disarankan untuk melakukan PORO untuk poin nomor 1 sampai dengan 3 terlebih dahulu.
Apabila dari ketiga poin tersebut berhasil terkonfirmasi seluruhnya, PORO dapat dilanjutkan ke
poin nomor 4 sampai dengan 8 begitu sudah berada di dalam menu Tunggakan.
d. Di dalam menu Tunggakan, untuk status tagih silakan dipilih dengan “Semua Status”.
e. Konfirmasi Kewajiban Wajib Pajak tidak dapat dilayani pada Layanan Non-NPWP.
f. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi (OP), layanan tersebut hanya dapat diberikan kepada Wajib
Pajak bersangkutan yang melakukan permintaan.
g. Pastikan yang berbicara langsung dengan Agent adalah Orang Pribadi yang bersangkutan.
h. Pastikan CRM yang pop-up di layar monitor juga menampilkan NPWP dan Nama dari Orang
Pribadi yang bersangkutan.
i. Untuk Wajib Pajak Badan, layanan tersebut hanya dapat diberikan kepada wakil Wajib Pajak
Badan sesuai peraturan di bidang perpajakan.
j. Pastikan yang berbicara langsung dengan Agent adalah wakil Wajib Pajak Badan yang
bersangkutan (tidak harus pengurus sesuai Pasal 32 UU KUP yang berbicara dengan Agent).
k. Pastikan CRM yang pop-up di layar monitor juga menampilkan NPWP dan Nama dari Badan
yang bersangkutan.
l. Wajib Pajak baik Orang Pribadi ataupun Badan tidak dapat melakukan konfirmasi SKP dan/atau
STP atas NPWP lain.
m. Satu telepon/chat/mention hanya dapat melayani maksimal 3 (tiga) konfirmasi nomor SKP
dan/atau STP.

Petunjuk pengisian CRM adalah sebagai berikut:


a. Kategori: KUP
b. Sub-Kategori: Sanksi, Penetapan, dan Ketetapan Pajak
c. Subjek: Surat Ketetapan Pajak (SKP) atau Surat Tagihan Pajak (STP), pilih salah satu!
Untuk Subjek silakan disesuaikan pengisiannya berdasarkan nomor ketetapan dari Wajib Pajak,
apakah yang dilakukan konfirmasi adalah SKP atau STP.

Jawaban yang diberikan Agent apabila PORO berhasil dilakukan:


Informasi yang dapat disampaikan kepada Wajib Pajak saat berinteraksi langsung adalah
kebenaran mengenai SKP dan/atau STP yang telah diterbitkan.
a. Apabila SKP dan/atau STP yang disebutkan terdapat dalam SIDJP
“SKP dan/atau STP yang Bapak/Ibu sebutkan, ditemukan di dalam sistem kami dan benar
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak”
b. Apabila SKP dan/atau STP yang disebutkan tidak terdapat dalam SIDJP
“Mohon maaf Nomor SKP dan/atau STP yang Bapak/Ibu sebutkan tidak ditemukan dalam
sistem kami”
Jawaban di atas merupakan contoh skrip yang disarankan untuk mempermudah Agent dalam
melakukan interaksi dengan Wajib Pajak. Selain itu, Agent tidak diperkenankan menyebutkan
rincian pokok ataupun sanksi administrasi yang tercantum di dalam SKP atau STP serta disarankan
untuk mengarahkan Wajib Pajak menghubungi KPP terdaftar untuk mengetahui rincian tersebut.
2. Konfirmasi Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dan/atau Tahunan
Definisi Layanan:
Layanan diberikan terhadap Wajib Pajak yang menanyakan informasi terkait pelaporan SPT Masa
dan/atau Tahunan untuk memastikan bahwa SPT yang dilaporkan baik secara elektronik maupun
manual telah masuk ke dalam sistem Direktorat Jenderal Pajak.

Hal yang perlu diperhatikan:


a. Proof of Record Ownership (PORO) dilakukan Agent sesuai dengan ND-448/PJ/2020 yang
terdiri dari:
1) NPWP;
2) Nama Wajib Pajak;
3) EFIN; dan
4) Masa Pajak dan/atau Tahun Pajak
b. Laman yang digunakan untuk melakukan PORO adalah SIDJP (http://sidjp:7777), silakan Agent
masuk ke menu Profile Wajib Pajak. Data yang diperlukan untuk konfirmasi berada di menu
SPT – Detil Pelaporan.
c. Agent disarankan untuk melakukan PORO untuk poin nomor 1 sampai dengan 3 terlebih dahulu.
Apabila dari ketiga poin tersebut berhasil terkonfirmasi seluruhnya, PORO bisa dilanjutkan ke
poin nomor 4 begitu sudah berada di dalam menu Detil Pelaporan.
d. Pada menu Detil Pelaporan, Agent dapat memilih Jenis SPT dan Tahun Pajak sesuai yang
disebutkan oleh Wajib Pajak.
e. Konfirmasi Pelaporan SPT tidak dapat dilayani pada Layanan Non-NPWP.
f. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi (OP), layanan tersebut hanya dapat diberikan kepada Wajib
Pajak bersangkutan yang melakukan permintaan.
g. Pastikan yang berbicara langsung dengan Agent adalah Orang Pribadi yang bersangkutan.
h. Pastikan CRM yang pop-up di layar monitor juga menampilkan NPWP dan Nama dari Orang
Pribadi yang bersangkutan.
i. Untuk Wajib Pajak Badan, layanan tersebut hanya dapat diberikan kepada wakil Wajib Pajak
Badan sesuai peraturan di bidang perpajakan.
j. Pastikan yang berbicara langsung dengan Agent adalah wakil Wajib Pajak Badan yang
bersangkutan (tidak harus pengurus sesuai Pasal 32 UU KUP yang berbicara dengan Agent).
k. Pastikan CRM yang pop-up di layar monitor juga menampilkan NPWP dan Nama dari Badan
yang bersangkutan.
l. Wajib Pajak baik Orang Pribadi ataupun Badan tidak dapat melakukan konfirmasi pelaporan
SPT Masa dan/atau Tahunan atas NPWP lain.
m. Satu telepon/chat/mention dapat melayani total 5 (lima) konfirmasi pelaporan SPT yang terdiri
dari 3 (tiga) konfirmasi pelaporan SPT Masa dan 2 (dua) konfirmasi pelaporan SPT Tahunan.

Petunjuk pengisian CRM adalah sebagai berikut:


a. Kategori: KUP
b. Sub-Kategori: SPT
c. Subjek: Penyampaian SPT Elektronik atau Penyampaian SPT Tahunan, pilih salah satu!
Untuk Subjek silakan disesuaikan pengisiannya, apabila konfirmasi pelaporan SPT Masa silakan
memilih Penyampaian SPT Elektronik, sedangkan apabila konfirmasi pelaporan SPT Tahunan
silakan memilih Penyampaian SPT Tahunan. Untuk sementara waktu silakan melakukan pengisian
CRM sesuai petunjuk di atas sampai dengan adanya penambahan Subjek khusus untuk layanan
konfirmasi ini.

Jawaban yang diberikan Agent apabila PORO berhasil dilakukan:


Informasi yang dapat disampaikan kepada Wajib Pajak saat berinteraksi langsung adalah sebagai
berikut:
a. Apabila SPT Masa dan/atau Tahunan terdapat dalam SIDJP
“SPT Masa dan/atau Tahunan yang Bapak/Ibu sebutkan, telah masuk ke dalam sistem kami”
b. Apabila SPT Masa dan/atau Tahunan tidak terdapat dalam SIDJP
“SPT Masa dan/atau Tahunan yang Bapak/Ibu sebutkan, tidak ditemukan dalam sistem kami”
Jawaban di atas merupakan contoh skrip yang disarankan untuk mempermudah Agent dalam
melakukan interaksi dengan Wajib Pajak. Selain itu, Agent tidak diperkenankan untuk menyebutkan
data atau informasi lain yang tercantum di dalam SPT karena informasi tersebut bersifat rahasia.
3. Pemberitahuan Informasi Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Definisi Layanan:
Layanan diberikan terhadap Wajib Pajak yang menanyakan tanggal dikukuhkan dan status PKP
lawan transaksi untuk memastikan bahwa memang benar lawan transaksi tersebut berhak dan
memiliki kewajiban untuk menerbitkan faktur pajak.

Hal yang perlu diperhatikan:


a. Proof of Record Ownership (PORO) dilakukan Agent sesuai dengan ND-448/PJ/2020 yang
terdiri dari:
1) NPWP;
2) Nama Wajib Pajak; dan
3) Alamat
b. Laman yang digunakan untuk melakukan PORO adalah Aplikasi Admin e-Nofa dan e-Faktur
(https://e-nofa/admin)
a. Apabila NPWP pada ketentuan PORO poin nomor 1 tidak ditemukan, PORO poin nomor 2 dan
3 tidak wajib dilakukan. Agent dapat langsung menginformasikan bahwa NPWP yang telah
disebutkan oleh Wajib Pajak tidak ditemukan dalam sistem.
c. Pemberitahuan Informasi PKP dapat dilayani pada Layanan Non-NPWP.
d. Layanan ini diberikan sama seperti dengan Layanan Validasi NPWP, sehingga tidak ada
pembatasan siapa yang harus berbicara dengan Agent.
e. CRM yang pop-up di layar monitor tidak harus NPWP yang akan dikonfirmasi status PKP-nya.
f. Sepanjang PORO berhasil dilakukan, Agent dapat menginformasikan tanggal pengukuhan PKP
dan status PKP sesuai dengan ketentuan.
g. Satu telepon/chat/mention hanya dapat melayani maksimal 3 (tiga) NPWP untuk konfirmasi
pemberitahuan informasi PKP.

Petunjuk pengisian CRM adalah sebagai berikut:


a. Kategori: KUP
b. Sub-Kategori: NPWP dan PKP
c. Subjek: Pengukuhan PKP
Untuk sementara waktu silakan melakukan pengisian CRM sesuai petunjuk di atas sampai dengan
adanya penambahan Subjek khusus untuk layanan konfirmasi ini.

Jawaban yang diberikan Agent apabila PORO berhasil dilakukan:


Informasi yang dapat disampaikan kepada Wajib Pajak saat berinteraksi langsung adalah sebagai
berikut:
a. Status PKP dari Wajib Pajak tersebut, atau
b. Tanggal Wajib Pajak dikukuhkan sebagai PKP
Contoh Skrip:
“Sesuai dengan data-data yang telah saya konfirmasi sebelumnya, Wajib Pajak dengan NPWP
tersebut berstatus PKP sehingga memiliki kewajiban untuk memungut PPN dan menerbitkan faktur
pajak”
Jawaban di atas merupakan contoh skrip yang disarankan untuk mempermudah Agent dalam
melakukan interaksi dengan Wajib Pajak.
Apabila Wajib Pajak hanya menanyakan Status PKP, Tanggal Wajib Pajak dikukuhkan sebagai PKP
tidak perlu untuk diinformasikan.
Agent tidak diperkenankan untuk menyebutkan data atau informasi lain selain ketentuan di atas,
kecuali yang telah diatur di dalam ND-9/LIP/2020 dengan melakukan PORO terlebih dahulu.
4. Konfirmasi Surat Keterangan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018
(SKET PP 23)
Definisi Layanan:
Layanan diberikan terhadap Wajib Pajak yang menanyakan informasi terkait SKET PP 23 lawan
transaksi untuk memastikan bahwa memang benar lawan transaksi tersebut telah memiliki SKET
PP 23 yang valid sehingga berhak mendapatkan fasilitas PPh sesuai dengan PP Nomor 23 Tahun
2018.

Hal yang perlu diperhatikan:


a. Proof of Record Ownership (PORO) dilakukan Agent sesuai dengan ND-448/PJ/2020 yang
terdiri dari:
1) NPWP;
2) Kode Verifikasi SKET PP 23;
3) Nama Wajib Pajak;
4) Alamat; dan
5) Nomor SKET PP 23
b. Laman yang digunakan untuk melakukan PORO adalah Rumah Konfirmasi Dokumen
Direktorat Jenderal Pajak (https://rumahkonfirmasi.pajak.go.id) melalui Akun DJP Online
masing-masing Agent pada menu Layanan.
c. Agent diminta untuk menginputkan Kode Verifikasi dan NPWP dari Wajib Pajak untuk dapat
melakukan verifikasi data yaitu Nama, Alamat, dan Nomor SKET PP 23.
b. Apabila NPWP dan Kode Verifikasi pada ketentuan PORO poin nomor 1 dan 2 tidak sesuai,
maka secara sistem akan memunculkan notifikasi “Dokumen tidak ditemukan” sehingga
untuk PORO poin nomor 3 sampai dengan 6 tidak wajib dilakukan. Agent dapat langsung
menginformasikan bahwa NPWP dan Kode Verifikasi yang telah disebutkan oleh Wajib Pajak
tidak ditemukan dalam sistem.
d. Konfirmasi SKET PP 23 tidak dapat dilayani pada Layanan Non-NPWP.
e. Layanan ini diberikan sama seperti dengan Layanan Validasi NPWP, sehingga tidak ada
pembatasan siapa yang harus berbicara dengan Agent.
f. CRM yang pop-up di layar monitor tidak harus NPWP yang akan dikonfirmasi SKET PP 23 nya.
g. Sepanjang PORO berhasil dilakukan, Agent dapat menginformasikan valid atau tidaknya SKET
PP 23 tersebut.
h. Satu telepon/chat/mention hanya dapat melayani maksimal 3 (tiga) NPWP dan kode verifikasi
untuk konfirmasi SKET PP 23 dan selanjutnya Agent mengarahkan Wajib Pajak untuk
melakukan konfirmasi dokumen secara mandiri melalui Rumah Konfirmasi Direktorat Jenderal
Pajak di laman DJP Online pada menu Layanan.

Petunjuk pengisian CRM adalah sebagai berikut:


a. Kategori: PPh
b. Sub-Kategori: PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
c. Subjek: PPh Final atas PP 23 Tahun 2018
Untuk sementara waktu silakan melakukan pengisian CRM sesuai petunjuk di atas sampai dengan
adanya penambahan Subjek khusus untuk layanan konfirmasi ini.

Jawaban yang diberikan Agent apabila PORO berhasil dilakukan:


Informasi yang dapat disampaikan kepada Wajib Pajak saat berinteraksi langsung adalah valid atau
tidaknya SKET PP 23 yang dikonfirmasi berdasarkan data yang ditampilkan Rumah Konfirmasi
Dokumen Direktorat Jenderal Pajak. Agent tidak diperkenankan untuk menyebutkan data atau
informasi lain selain ketentuan di atas, kecuali yang telah diatur di dalam ND-9/LIP/2020 dengan
melakukan PORO terlebih dahulu.
5. Konfirmasi Surat Keterangan Fiskal (SKF)
Definisi Layanan:
Layanan diberikan terhadap Wajib Pajak yang menanyakan informasi mengenai status dari Surat
Keterangan Fiskal yang diterima oleh Wajib Pajak, apakah valid dan masih berlaku atau tidak
dengan melakukan PORO terlebih dahulu.

Hal yang perlu diperhatikan:


a. Proof of Record Ownership (PORO) dilakukan Agent sesuai dengan ND-393/LIP/2020 yang
terdiri darit:
1) Kode Verifikasi;
2) NPWP yang tertera di dalam Surat Keterangan Fiskal;
3) Tujuan/keperluan yang tertera di dalam Surat Keterangan Fiskal; dan
4) Tanggal valid berlakunya Surat Keterangan Fiskal
b. Laman yang digunakan untuk melakukan PORO adalah Monitoring SIDJP NINE – TPT pada
menu Status SKF – Konfirmasi SKF (https://10.245.7.112)
c. Agent diminta untuk menginputkan Kode Verifikasi dan NPWP dari Wajib Pajak untuk dapat
melakukan verifikasi data yaitu tujuan/keperluan dan tanggal valid dari Surat Keterangan Fiskal
tersebut.
d. Apabila NPWP dan Kode Verifikasi pada ketentuan PORO poin nomor 1 dan 2 tidak sesuai,
maka secara sistem akan memunculkan notifikasi “Dokumen tidak ditemukan” sehingga
untuk PORO poin nomor 3 dan 4 tidak wajib dilakukan. Agent dapat langsung
menginformasikan bahwa Kode Verifikasi dan NPWP yang telah disebutkan oleh Wajib Pajak
tidak ditemukan dalam sistem.
e. Konfirmasi SKF tidak dapat dilayani pada Layanan Non-NPWP.
f. Agent tidak diperkenankan menginformasikan detail utang pajak kepada Wajib Pajak
meskipun secara sistem menyediakan menu tersebut dan mengarahkan Wajib Pajak
menghubungi KPP terdaftar untuk melakukan konfirmasi utang pajaknya.
g. Layanan ini diberikan tanpa ada pembatasan siapa yang harus berbicara dengan Agent.
h. Apabila Wajib Pajak sudah memberikan SKF-nya kepada pihak lain, maka Wajib Pajak
dianggap sudah memberikan kuasa kepada pihak lain untuk mencari tahu kebenaran atas SKF
tersebut.
i. CRM yang pop-up di layar monitor tidak harus NPWP yang akan dikonfirmasi Surat Keterangan
Fiskalnya.
j. Satu telepon/chat/mention hanya dapat melayani maksimal 3 (tiga) NPWP dan kode
verifikasi untuk konfirmasi Surat Keterangan Fiskal.

Petunjuk pengisian CRM adalah sebagai berikut:


a. Kategori: KUP
b. Sub-Kategori: Umum KUP
c. Subjek: SKF
Untuk sementara waktu silakan melakukan pengisian CRM sesuai petunjuk di atas sampai dengan
adanya penambahan Subjek khusus untuk layanan konfirmasi ini.

Jawaban yang diberikan Agent apabila PORO berhasil dilakukan:


Apabila kode verifikasi dan NPWP ditemukan di dalam monitoring, Agent dapat menginformasikan
kepada Wajib Pajak dengan ketentuan sebagai berikut:
a. SKF Valid dan masih aktif/berlaku
Apabila tujuan/keperluan dan tanggal valid SKF sama antara yang disebutkan Wajib Pajak
dengan yang tertera pada monitoring.
b. SKF Valid namun sudah tidak aktif/tidak berlaku
Apabila tujuan/keperluan sama antara yang disebutkan Wajib Pajak dengan yang tertera pada
monitoring, tetapi tanggal validnya tidak sama karena telah melebihi tanggal yang tertera
sehingga monitoring akan menampilkan status “Tidak Aktif”.
c. SKF Valid namun tujuan tidak sama
Apabila tanggal valid SKF sama antara yang disebutkan Wajib Pajak dengan yang tertera pada
monitoring, tetapi tujuan/keperluannya berbeda.
d. SKF Valid namun tanggal valid tidak sama
Apabila tujuan/keperluan sama antara yang disebutkan Wajib Pajak dengan yang tertera pada
monitoring, tanggal valid yang disebutkan tidak sama namun masih berlaku berdasarkan sistem
sehingga monitoring masih menampilkan status “Aktif”.
e. SKF Tidak Valid
Apabila Kode Verifikasi dan NPWP dari Wajib Pajak tidak ditemukan di monitoring.

Contoh Penerapan Jawaban Agent Huruf b dan d:


Huruf b
a. Tujuan atau keperluan yang tertera di monitoring sudah sama dengan yang disebutkan oleh
Wajib Pajak.
b. Tanggal valid yang disebutkan oleh Wajib Pajak adalah 31 Agustus 2020, sedangkan di
monitoring tercantum tanggal valid sampai dengan 15 Agustus 2020.
c. Monitoring akan secara otomatis menampilkan status “Tidak Aktif” untuk SKF tersebut.
d. Jawaban yang diberikan Agent adalah “SKF Valid namun sudah tidak aktif/tidak berlaku”.

Huruf d
a. Tujuan atau keperluan yang tertera di monitoring sudah sama dengan yang disebutkan oleh
Wajib Pajak.
b. Tanggal valid yang disebutkan oleh Wajib Pajak adalah 1 September 2020, sedangkan di
monitoring tercantum tanggal valid sampai dengan 30 September 2020.
c. Monitoring akan secara otomatis menampilkan status “Aktif” untuk SKF tersebut.
d. Jawaban yang diberikan Agent adalah “SKF Valid namun tanggal valid tidak sama”
6. Informasi Mengenai Referensi Data Wajib Pajak
Definisi Layanan:
Layanan diberikan terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang menanyakan informasi mengenai
status pendaftaran NPWP secara online yang gagal dengan notifikasi “Validasi NIK gagal, NIK
sudah pernah didaftarkan NPWP”

Hal yang perlu diperhatikan:


a. Proof of Record Ownership (PORO) dilakukan Agent sesuai dengan ND-393/LIP/2020 yang
terdiri dari:
1) Nomor Induk Kependudukan (NIK);
2) Nama sesuai dengan Kartu Identitas Penduduk (KTP);
3) Alamat sesuai dengan Kartu Identitas Penduduk (KTP); dan
4) Tanggal Lahir sesuai dengan Kartu Identitas Penduduk (KTP)
b. Laman yang digunakan untuk melakukan PORO adalah Monitoring SIDJP – Administrasi
Khusus pada menu Cek Data, Cek Data WP, dan ubah kriteria dari NPWP menjadi NIK
(https://administrasi-sidjpnine.intranet.pajak.go.id)
c. Agent diminta menginputkan NIK dan Captcha sehingga dapat melihat data dan profil dari
Wajib Pajak untuk keperluan verifikasi data.
d. Apabila NIK pada ketentuan PORO poin nomor 1 tidak sesuai, maka secara sistem akan
memunculkan notifikasi “NIK (16 digit) tidak ditemukan” sehingga untuk PORO poin nomor 2
sampai dengan 4 tidak wajib dilakukan. Agent dapat langsung menginformasikan bahwa NIK
yang telah disebutkan oleh Wajib Pajak tidak ditemukan dalam sistem.
e. Informasi mengenai Referensi Data Wajib Pajak dapat dilayani pada Layanan Non-NPWP.
f. Layanan ini diberikan khusus untuk Wajib Pajak Orang Pribadi (OP).
g. Layanan tersebut hanya dapat diberikan kepada Wajib Pajak bersangkutan yang melakukan
permintaan sehingga pastikan yang berbicara langsung dengan Agent adalah Orang Pribadi
yang bersangkutan.
h. CRM yang pop-up di layar monitor kemungkinan besar adalah layanan Non-NPWP atau
tercantum atas nama NPWP lain.
i. Satu telepon/chat/mention hanya dapat melayani maksimal 1 (satu) konfirmasi NPWP
berdasarkan NIK.

Petunjuk pengisian CRM adalah sebagai berikut:


d. Kategori: Lainnya
e. Sub-Kategori: Validasi NPWP
f. Subjek: Validasi NPWP
Untuk sementara waktu silakan melakukan pengisian CRM sesuai petunjuk di atas sampai dengan
adanya penambahan Subjek khusus untuk layanan konfirmasi ini.
Jawaban yang diberikan Agent apabila PORO berhasil dilakukan:
Terdapat tiga kemungkinan kondisi untuk layanan ini:
1) NIK sesuai, NPWP benar terdaftar sesuai dengan nama yang tercantum pada NIK; atau
2) NIK sesuai, namun NPWP terdaftar atas nama orang lain
Informasi yang dapat disampaikan kepada Wajib Pajak saat berinteraksi langsung adalah status
terdaftar atau tidaknya NPWP berdasarkan hasil pencarian pada Monitoring SIDJP serta
menginformasikan KPP Terdaftar dari NPWP tersebut hanya jika Wajib Pajak bertanya
Agent tidak diperkenankan menyebutkan NPWP Wajib Pajak tersebut dengan alasan kerahasiaan
data. Agent dapat mengarahkan Wajib Pajak untuk melakukan konfirmasi terlebih dahulu ke KPP
Terdaftar dan apabila diperlukan Agent juga dapat menyampaikan informasi mengenai permintaan
kembali NPWP sesuai PER-04/PJ/2020.

Anda mungkin juga menyukai