Anda di halaman 1dari 41

Jawab : Salah satu cara untuk menentukan kalor reaksi adalah dengan Hukum Hess.

Hukum
Hess juga disebut hukum penjumlahan kalor.
Jawab : Lelehan berarti tidak ada air di dalamnya (pada katoda yang tereduksi Mg bukan air)

Diket : I = 1,5 A
t = 9,65 jam = 34740 detik
Ditanya : massa Mg?
Jawab :
Jawab : Dalam polimerisasi ini terbentuk ikatan amida (---CO-NH---). Jawaban yang paling
memungkinkan adalah opsi D.
Jawab :

11Na : 2 8 1
12Mg : 2 8 2
13 Al : 2 8 3
+
11Na : 2 8
2+
12Mg : 2 8
3+
13Al : 2 8

Pada bentuk kation ketiganya memiliki jumlah elektron yang sama, tetapi jumlah proton
berbeda. Pada atom netral nomor atom menunjukkan jumlah proton dan elektron, sedangkan
pada ion nomor atom hanya menunjukkan jumlah proton saja.
Al mempuyai jumlah proton paling banyak (13) sehingga tarikan inti atom ke elektron terluar
paling kuat akibatnya jari-jari atom paling kecil. Jadi, jari-jari ion Na+ > Mg2+ > Al3+.
Jawab : Kepolaran umumnya dicirikan dengan adanya pasangan elektron bebas (PEB) pada
atom pusat. Selain itu kepolaran juga ditentukan oleh bentuk molekul dan resultan momen
dipol. Bentuk molekul yang simetris biasanya bersifat nonpolar. Bentuk molekul yang tidak
simetri biasanya bersifat polar.
Jawab : Konsep yang dipakai di soal ini adalah pereaksi pembatas, pereaksi pembatas adalah
pereaksi (reaktan) yang akan habis di akhir reaksi.

Untuk menentukan pereaksi pembatas, masing-masing mol dari pereaksi dibagi dengan
koefisiennya, nilai terkecil adalah pereaksi pembatas dan akan habis.

“Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang ditambahkan tidak
selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini menyebabkan ada zat pereaksi
yang akan habis bereaksi lebih dahulu.”
Jawab :
Jawab :

V gas = 2,5 L

T=TK

R = R L.atm.mol-1 K-1
Jawab :
Soal tersebut tentang mekanisme penyangga, yaitu jika suatu larutan peyangga ditambahkan
ke dalamnya suatu asam kuat atau basa kuat.
Dalam sistem penyangga asam tersusun atas asam lemah dan basa konjugasinya :
- jika ditambah asam kuat, maka basa (konjugasinya) bereaksi dengan asam kuat tsb.
- jika ditambah basa kuat, maka asam lemah akan bereaksi dengan basa kuat tsb

Dalam sistem penyangga basa tersusun atas basa lemah dan asam konjugasinya :
- jika ditambah asam kuat, maka basa lemah bereaksi dengan asam kuat tsb.
- jika ditambah basa kuat, maka asam (konjugasinya) akan bereaksi dengan basa kuat tsb
Jawab :
Jawab : Jika pada senyawa organik bersifat asam terdapat gugus penarik elektron maka akan
menyebabkan sifat asamnya lebih tinggi dibanding dengan yang tidak ada gugus penarik
elektron. Jadi suatu asam dengan gugus penarik elektron akan memperbesar sifat
keasamannya. Contoh gugus penarik elektron adalah halida (F, Cl, Br dan I).

Kekuatan menarik elektron : -F > -Cl > -Br > -I.


Jawab :

Reaksi akan spontan jika nilai potensial reduksinya adalah lebih besar dari 0.

Eo sel = Eo reduksi – Eo oksidasi


Jawab :

Pada isomer posisi, senyawa memiliki rumus molekul dan gugus fungsi yang sama, yang
berbeda adalah posisi gugus fungsinya
Jawab :

Kation dan anion dari garam yang akan mengalami hidrolisis adalah kation dan anion yang
berasal dari asam lemah dan basa lemah.
KCN(aq) → K+(aq) + CN-(aq)
KCN terurai sempurna menjadi ion-ionnya. Ion-ion garam tersebut bereaksi dengan air
(terhidrolisis).

K+(aq) + H2O(l) tidak bereaksi karena K+ termasuk asam konjugat lemah.


CN (aq) + H2O(l) ⇄ HCN(aq) + OH-(aq)
-

Sehingga, spesi yang masih ada yaitu, K+, CN-, dan HCN.

Anda mungkin juga menyukai