Anda di halaman 1dari 7

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi : PGSD


Kode/Nama MK : PDGK4403/ Pendidikan Anak di SD
Tugas :1
Penulis Soal/Institusi : Monika Handayani

Soal :

1. Salah satu prinsip pendidikan di SD adalah kurikulum dan pembelajaran di SD harus bersifat
terpadu.
a. Bagaimanakah implikasi prinsip tersebut dalam pembelajaran di SD?
b. Strategi apa yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan pembelajaran terpadu untuk
meningkatkan pemahaman komprehensif pada siswa?
Jawaban :
a. Implikasi prinsip Kurikulum dan pembelajaran di SD harus bersifat terpadu bahwasanya
kurikulum atau proses pembelajaran harus menyajikan bahan ajaran yang sepadan
dengan perkembangan anak yang memungkinkan mereka melakukan eksplorasi,
berpikir, dan memperoleh kesempatan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan
anak lain dan orang dewasa. Ini berarti bahwa kurikulum dan proses pembelajaran harus
relevan, ajeg, dan bermakna bagi anak itu sendiri.
b. Strategi yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan pembelajaran terpadu untuk
meningkatkan pemahaman komprehensif pada siswa yaitu sebagai berikut :
1. Team Teaching
Pembelajaran terpadu diajarkan dengan cara team; satu topic pembelajaran
dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Team teaching memiliki model
bermacam-macam, mulai dari model kolaboratif, kooperatif, maupun parsial.
Kelebihan strategi ini ialah:
 Pencapaian KD pada setiap topik efektif karena dalam tim terdiri atas
beberapa yang ahli di dalam ilmu-ilmu di bidangnya,
 Pengalaman dan pemahaman peserta didik lebih kaya daripada dilakukan
oleh seorang guru karena dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai
konsep dan pengalaman, dan
   Peserta didik akan lebih cepat memahami karena diskusi akan berjalan
dengan narasumber dari berbagai disiplin ilmu.
Kelemahan sistem ini antara lain adalah jika tidak ada koordinasi, maka setiap
guru dalam tindakan akan saling mengandalkan sehingga pencapaian KD tidak
akan terpenuhi, jika kurang persiapan guru juga akan tersendat-sendat karena
skenario tidak berjalan semestinya sehingga para guru tidak tahu apa yang akan
dilakukan di kelas.
Yang terpenting adalah kerjasama antar guru serumpun di sekolah dalam
membuat perencanaan pembelajaran, mulai dari silabus, RPP, hingga
kesepakatan dalam penilaian.
2.   Guru Tunggal
Pembelajaran dengan seorang guru merupakan hal yang ideal dilakukan,
karena: (1) satu bidang ilmu merupakan satu mata pelajaran; (2) guru dapat
merancang skenario pembelajaran sesuai dengan topik yang ia kembangkan
tanpa ada konsolidasi terlebih dahulu dengan guru lain; serta (3) tidak ada
potensi saling mengandalkan.

2. Salah satu tugas guru adalah memahami keunikan peserta didik dan kecerdasan
intelektualnya. Jelaskan dengan contoh analisis yang dapat dilakukan oleh guru dalam
mengidentifikasi kecerdasan intelektual siswa?
Jawaban :

Analisis yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengidentifikasi kecerdasan intelektual
siswa diantaranya sebagai berikut ;
a. Tes untuk mengetahui kemampuan konservasi
Contoh untuk mengetahui kemampuan konservasi (untuk peserta didik kelas
awal): berikan dua bola dari tanah liat atau lilin yang memiliki jumlah yang sama.
Salah satu bola itu dipipihkan menjadi bentuk yang panjang, lalu berikan
pertanyaan mana yang paling banyak tanah liatnya atau lilinnya. Anak yang
berusia 7 atau 8 delapan tahun , kemungkinan besar akn menjawab bahwa jumlah
lempung dalam kedua bentuk itu sama.
b. Tes untuk mengetahui kemampuan klasifikasi
Untuk mengetahui kemampuan klasifikasi, contohnya berikan tes pohon keluarga
dari empat generasi, A mempunyai anak dua orang yaitu B dan C, B dan C
mempunyai anak masing-masing dua orang (D-E, F-G, I-J), J mempunyai anak dua
orang yaitu K-L. Untuk anak yang sudah berada pada tahap operasional konkret
akan mampu menjawab bahwa J adalah cucu A dan sekaligus ayah dari K-L.
Gambar Kemampuan klasifikasi dengan tes pohon keluarga

c. Identifikasi kemampuan logis


Anak diberikan tiga batang lidi yang berbeda panjangnya (A, B, C, ) Lidi A paling
panjang, lidi B panjangnya menengah, dan lidi C paling pendek. Peserta didik
yang berada pada tahap perkembangan operasional konkret dapat memahami
A>B, dan B>C, maka A>C

3. Tidak menutup kemungkinan materi ajar yang diberikan untuk anak SD mengalami
bias gender. Bagaimana cara guru memperkecil kemungkinan bias gender pada
pembelajaran di kelas?
Jawaban :
Cara guru memperkecil kemungkinan bias gender pada pembelajaran di kelas,
diantaranya adalah :
 Pada contoh soal atau bacaan namanya tidak selalu mengatasnamakan laki –
laki/perempuan
 Jangan terlalu menaruh harapan dan perhatian yang lebih besar terhadap murid
laki- laki disbanding perempuan. Ataupun sebaliknya.

4. Perkembangan kognitif anak pada tahap operasional konkret dan operasional formal
memiliki berbagai macam perbedaan sehingga guru perlu menerapkan strategi
pembelajaran yang berbeda untuk membelajarkan anak pada tahap ini. Jelaskan
perbedaan kedua tahap perkembangan kognitif tersebut dan contoh strategi
pembelajaran yang dapat dilakukan guru!
Jawaban :
Perbedaan perkembangan koginitif anak antara tahap operasional konkret dan
operasional format adalah sebagai berikut :
Pada tahap operasional konkret ( usia 7-11 tahun), anak secara mental bisa
melakukan sesuatu yang sebelumnya hanya bisa mereka lakukan secara fisik, dan
mereka dapat membalikkan operasi konkret ini. Misalnya, ada dua lempung berbentuk
bola dengan ukuran sama. Kemudian bola lempung tersebut duabh menjadi bentuk
panjang dan ramping. Anak itu ditanya lempung mana yang lebih banyak, yang
berbentuk bola atau yang panjang. Jika anak itu berusia 7 atau 8 tahun, besar
kemungkinan mereka akan menjawab bahwa jumlah lempung dlaam kedua bentuk
tersebut adalah sama. Sedangkan pada tahap operasional formal (7-15 tahun),
individu sudah mulai memikirkan pengalaman di luar pengalaman konkret, dan
memikirkannya secara lebih abstrak, idealis, dan logis. Pemikir operasional konkret
perlu melihat elemen konkret A, B, dan C untuk menarik kesimpulan logis bahwa jika A
= B dan B = C, maka A = C. Sebaliknya, pemikir operasional formal dapat memecahkan
persoalan ini walau problem ini hanya disajikan secara verbal. Selain memiliki
kemampuan abstraksi, pemikir operasional formal juga punya kemampuan untuk
melakukan idealisasi dan membayangkan kemungkinan-kemungkinan. Pemikir idealis
ini bisa menjadi fantasi atau khayalan. Banyak remaja tak sabar terhadap cita-cita
mereka sendiri. Mereka juga tidak sabar menghadapi problem untuk mewujudkan cita-
citanya itu.
Strategi yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran adalah :
1. Identifikasi kemampuan intelektual peserta didik, sehingga memahami perbedaan
individual peserta didik dalam kemampuan intelektual.
2. Pahami tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Sangat mungkin ditemukan
peserta didik kelas awal yang tingkat perkembangan kognitifnya masih berada
pada tahap preoperasional.
3. Ciptakan iklim pembelajaran yang kondusif atau sesuai bagi perkembangan
kemampuan intelektual dan kognitif peserta didik secara optimal, yaitu iklim yang
demokratis, hangat, ada rasa aman dan bebas dari ketegangan, menyenangkan ,
serta yang mendorong untuk bersaing dengan dirinya sendiri dan membantu
peserta didik.
4. Rancang pembelajaran yang sesuai dengan keragaman kecerdasan dan tingkat
perkembangan berpikir peserta didik.
Menurut Santrock (2010:61) strategi pembelajaran untuk mengembangkan
kemampuan berpikir (teori Piaget) antara lain: 1) gunakan pendekatan
konstruktivisme, anak-anak akan belajar lebih baik, mereka aktif dan mencari
solusi. 2) rancang situasi yang membuat anak belajar dan dengan bertindak
(learning by doing) 3) jadikan ruang kelas menjadi ruang eksplorasi dan
penemuan sehingga dapat membuat kesimpulan sendiri. 4) belajarkan anak
dengan memperhatikan pengetahuan dan pemikiran anak.
5. Libatkan anak dalam tugas operasional yang meliputi penambahan, pengurangan,
pembagian, pengurutan, pembalikan dengan menggunakan benda-benda konkret
dan disesuaikan dengan pengalaman kehidupannya.
6. Buat aktivitas untuk : 1) berlatih konsep pengurutan hierarki, misal dengan
mengurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar dan kebalikannya. 2) kerja
kelompok dan berdiskusi. 3) memancing rasa ingin tahu atau bertanya. 4) beri
semua peserta didik pengalaman keberhasilan dalam pembelajaran konsep diri
yang positif dan memiliki sikap positif terhadap pelajaran. Peserta didik harus
dibimbing dan dibantu agar menguasai kompetensi yang diharapkan dan
berprestasi sesuai dengan potensinya. 5) peserta didik mendapat pertanyaan
sesuai dengan kemampuan intelektualnya. Misalnya berikan pertanyaan yang
mudah pada peserta didik yang kemampuannya kurang.
7. Untuk pembelajaran materi yang agak kompleks gunakan alat bantu visual dan alat
peraga.
8. Terima peserta didik apa adanya (unconditional positive regard acceptance) dan
berempati kepada peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual kurang
memadai

5. Bullying merupakan salah satu masalah yang selalu menjadi PR bagi setiap pendidik
karena perilaku ini terjadi di seluruh jenjang pendidikan. Bagaimana cara kita sebagai
guru mencegah perilaku bullying terjadi di lingkungan sekolah? Dan jika sudah
terdapat korban bullying apa yang dapat dilakukan oleh guru?
Jawaban :

 Cara guru untuk mencegah perilaku bullying terjadi di lingkungan sekolah antara
lain :
a. Bertindak dengan tegas
Banyak guru di sekolah dasar yang bersikap cuek dan terlalu santai dalam
menanggapi perilaku bullying. Hal ini menyebabkan si pelaku semakin bebas
dan merasa diizinkan dalam melakukan tindakan bullying
b. Buat kampanye atau pamflet anti bullying
Ada baiknya mengadakan acara anti bullying yang mengajak para murid-
murid di sekolah dasar untuk membuat poster atau pamflet anti bullying atau
stop bullying
c. Mengadakan seminar anti bullying
Supaya pemikiran murid-murid menjadi luas dan terbuka tentang buruknya
perilaku bullying
d. Mengadakan mentoring anti bullying
Meskipun kesannya membuang-buang waktu, tetapi ini sangat penting bagi
murid-murid dan sangat dibutuhkan anak disekolah. Karena guru adalah
orang tua kedua selain orang tua dirumah 
e. Menyediakan waktu untuk saling share atau sharing pengelaman- pengalaman
disekolah

 cara guru untuk mengatasi khasus bullying di sekolah dasar:


a. Memberikan sanksi atau hukuman kepada murid agar hal tersebut tidak
terulang kembali
b. Segera tangani dengan disiplin
c. Ciptakan kesempatan untuk berbuat baik
d. Tumbuhkan rasa empati 
e. Ajari keterampilan berteman 
f. Libatkan siswa dalam konstruktif
g. Menghiburnya

Anda mungkin juga menyukai