Anda di halaman 1dari 11

Fakultas : FKIP/Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan -S1


Kode/Nama MK : IDIK4013/TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
Tugas :2

1. a. Bacalah 5 buku teks: dari buku Anda/dari perpustakaan/dari internet.


b. Tuliskan sumber dari buku teks tersebut
c. tuliskan minimal 4 kutipan langsung dari buku teks yang Anda baca
d. tuliskan minimal 4 kutipan tidak langsung dari buku teks yang Anda baca

Jawaban :
a. Buku teks 1
 Sumber
Judul buku : Pengembangan Kurikulum dan pembelajaran matematika
Pengarang : Herman Hudojo
Penerbit : Universitas Negeri Malang (UM PRESS)
Tahun Terbit : cetakan I 2005
Kota Terbit : Malang
ISBN : 979 – 495 – 714 – 3

 4 Kutipan Langsung
1. Obyektif didefinisikan sebagai suatu pernyataan hasil yang dikehendaki yaitu suatu
pernyataan yang menunjukkan sebagai apa pelajar itu bila pelajara tersebut telah
menyelesaikan dengan sukses proses pengalaman belajarnya (Mager, 1962)
2. Menurut Bloom et. al (1956), pembagian utama obyektif pendidikan di dalam
taksonomi adalah tiga ranah tingkah laku, yaitu : koqnitif, afektif, dan psikomotor.
3. Adapun Bruner (1960) mengatakan bahwa banyak materi matematika yang dapat
diajarkan kepada siswa yang biasanya diajarkan di perguruan tinggi asalkan bahasa
dan metode yang dipergunakan dapat dimengerti oleh siswa.
4. Menurut Ausubel (1971), bahan pelajaran yang dipelajari haruslah “bermakna”
(meaningful), artinya bahan pelajaran itu cocok dengan kemampuan siswa yang harus
relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa.
 4 Kutipan tidak langsung
1. Obyektif kita itu bermakna apabila kita berhasil mengkomunikasikan obyektif itu
kepada pembaca apa yang kita maksudkan1.
( 1 Pengertian bermakna. – meaningful, istilah Mager(1962) hanya dipergunakan di
bab3 ini, selama berkaitan dengan rumus obyektif )
2. Misalnya silabus matematika Papua New Guinea yang mengambil alih silabus
Australia, hasilnya sangat mengecewakan bahkan gagal total1
1
Keadaan ini dapat dilihat sendiri oleh penulis pada waktu penulis ke Negara
tersebut pada bulan Juli 1976 atas biaya Colombo Plan dan The University of
Newcastle dalam rangka menyusun tesis.
3. Terdapat bukti bahwga siswa – siswa yang memperoleh pengetahuan melalui metode
penemuan adalah lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks
(Cooney, 1975:169)
4. Matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan – bilangan serta operasi –
operasinya, melainkan juga unsure ruang sebagai sasarannya. Namun penunjukkan
kuantitas seperti itu belum memenuhi sasaran matematika yang lain, yaitu yang
ditunjukkan kepada hubungan, pola, bentuk dan struktur (Tinggih, 1972)

b. Buku teks 2
 Sumber
Judul buku : Model – model Pembelajaran Inovatif
Pengarang : Hendy hermawan
Penerbit : CV Citra Praya
Tahun Terbit : Juni 2006
Kota Terbit : Bandung
ISBN : 978 – 979 – 035 – 027 – 4
 4 kutipan langsung
1. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan serta melaksanakan aktivitas pembelajaran
(Udin: 2001)
2. Sebagaimana ditegaskan oleh Joyce dan Weil (1986) bahwa hakikat mengajar atau
teaching adalah membantu siswa memperoleh ide, keterampilan, nilai, cara berpikir,
sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara – cara belajar bagaimana belajar.
3. Dengan kerjasama, manusia dapat membangkitkan dan menghimpun tenaga atau
energy secara bersama yang kemudian disebut sinergi (Joyce dan Weil : 1986)
4. Inti dari model Sinektis ialah aktivitas metafora yang meliputi analogi personal,
analogi langsung dan konflik yang dipadatkan (Joyce dan Weil, 1986 : 166 – 168)
 4 kutipan tidak langsung
1. Dalam rangka pemanfaatan model yang telah ada, Bruce Joyce dan Marsha Weil
(1986) telah menyajikan berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan dan
dites keterpakaiannya oleh pakar kependidikan.
2. Dalam kenyataannya, hasil akhir atau hasil jangka panjang dari proses pembelajaran
adalah – the student’s increased capabilities to learn more easly and effectively in the
future, yaitu siswa meningkatkan kemampuannya untuk dapat belajar lebih mudah
dan lebih efektif di masa yang akan dating (Joyce dan Weil, 1986:1)
3. David serta Robert Johnson dan kawan – kawan (1974,1981), begitu pula Robert
Shavin (1983) telah bekerjasama dengan para guru untuk mengkaji manfaat dari
penggunaan corporative rewards atau hadiah yang diberikan atas suatu kerjasama
atau cooperative task structure dalam suatu kegiatan kelompok.
4. Para ahli psikologi, seperti Skinner (1953) telah mempelajari bagaimana
mengorganisasikan struktur tugas dan umpan balik agar dapat memberikan
kemudahan terhadap hilangnya rasa takut pada diri seseorang.

c. Buku teks 3
 Sumber
Judul buku : Psikologi Pembelajaran
Pengarang : Prof. Dr. H. Mohammad Asrori, M.Pd
Penerbit : CV Wahana Prima
Tahun Terbit : 2009
Kota Terbit : Bandung
ISBN : 978 – 979 – 18561 – 2 – 6
 4 Kutipan langsung
1. Plato (427 – 347 SM), misalnya, sebagai filosof yang amat tersohor membagi jiwa
menjadi tiga aspek kekuatan , yaitu : (1)piker atau kognisi berlokasi di kepala; (2)
Kehendak berlokasi di dada; (3) keinginan berlokasi di perut.
2. Intelek berasal dari Bahasa Inggris “intellect” yang menurut Chaplin(1981) diartikan
sebagai : (1) Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan
menilai, dan kemampuan mempertimbangkan; (2) Kemampuan mental atau
intelegensi.
3. Jean Piaget mendefinisikan “intellect” ialah akal budi berdasarkan aspek – aspek
kognitifnya, khususnya prose – proses berpikir yang lebih tinggi ( Bybee dan Sund,
1982)
4. Sedangkan Leis Hedison Terman berpendapat bahwa intelegensi adalah kesanggupan
untuk belajar secara abstrak (Patty F, 1982)
 4 Kutipan tidak langsung
1. Berasaskan pengkondisian operan, Skinner pada tahun 1951 mengembangkan teknik
“pembentukan respon” (shaping) untuk melatih hewan menguasai tingkah laku yang
komplek yang juga relevan dengan tingkah laku manusia.
2. Tulving dan Thompson (1993) meneliti dua kelompok siswa yang diberikan pasangan
kata – kata yang terdiri dari satu kata “kata sasaran” (target word) dan satu “kata
isyarat” (cue word)
3. Hasil eksperimen yang dilakukan oleh Baddeley, Grant, Wright, dan Thomas pada
tahun 1995 mendapati bahwa perkataan yang tinggi imagerinya akan lebih mudah dan
lebih sering diingat kembali dibandingkan dengan perkataan yang rendah imagerinya
atau yang terlalu konkrit.
4. Barlet 1992 dalam penelitiannya meminta mahasiswa mendengarkan cerita mengenai
adat istiadat perilaku orang suku asli pedalaman

d. Buku teks 4
 Sumber
Judul buku : Membuat PR yang menyenangkan
Pengarang : Asep Dadang
Penerbit : Globalindo Universal Multi Kreasi
Tahun Terbit : Juli 2007
Kota Terbit : Bandung
ISBN : 978 – 979 – 749 – 100 – 0
 Kutipan langsung
1. Pengenalan guru akan keunikan setiap siswanya akan berperan sangat besar dalam
memperoleh manfaat dari PR. Di samping itu, perlu adanya dukungan orangtua dalam
menyertai dan menciptakan lingkungan yang mendukung selama anak mengerjakan
PR di rumah.(Ratri Sunar Astuti, S.Psi.,M.Si)
2. Menurut David Baker dan Gerald Letendre, Negara – Negara yang terkenal dengan
pendidik yang memberikan PR yang banyak, seperti Yunani, Thailand, dan Iran
ternyata prestasi akademik murid mereka justru sangat buruk.
3. Profesor Baker menyimpulkan bahwa semakin banyak PR yang diberikan kepada
murid maka semakin buruk prestasi akademik yang dicapai
 Kutipan tidak langsung
1. Namun, bagaimanapun juga guru perlu terus mengupayakannya karena apa yang
belum dapat diserap sekarang mungkin akan dapat diserap di kemudian hari ( M.
Kurniawati)
2. Hal ini sangat dibutuhkan anak saat tumbuh kembang ( Adi W Gunawan)
3. Survei tahun 2006 oleh American Psychological Association (APA) terhadap 1.300
siswa pelajar sekolah menengah mendapatkan data bahwa lebih dari 42% pelajar
menyatakan PR mengakibatkan sangat banyak stress dalam diri mereka

e. Buku teks 5
 Sumber
Judul buku : Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif
Pengarang : Trianto, M.Pd
Penerbit : Kencana
Tahun Terbit : cetakan I 2009
Kota Terbit : Jakarta
ISBN : 978 – 979 – 1486 – 68 – 2
 Kutipan langsung
1. Menurut Buchori (2001) dalam Khabibah (2006:1), bahwa pendidikan yang baik
adalah pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan
siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah –
masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari – hari.
2. Menurut Arends (1997):”it is strange that we expect students to learn yet seldom
teach then about learning, we expect student to solve problems yet seldom teach then
about problem solving”.
3. Guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu berusaha agar anak
didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran dengan presentasi waktu
belajar akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa menggunakan teknik yang
memaksa, negative atau hukuman (Soemosasmito,1998:119)
4. Menurut Piaget (dalam Slavin, 1994 :145), perkembangan kognitif sebagian besar
bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi
dengan lingkungannya.

 Kutipan tidak langsung


1. System pembelajaran dalam pandangan konstruktivis menurut Hudojo (1998)
mempunyai cirri – cirri sebagai berikut : (a) siswa terlibat aktif dalam belajarnya.
Siswa belajar materi (pengetahuan) secara bermakna dengan bekerja dan berpikir, dan
(b) informasi baru harus dikaitkan dengan informasi sebelumnya sehingga menyatu
dengan schemata yang dimiliki siswa.
2. Piaget menemukan bahwa penggunaan operasi formal bergantung pada keakraban
dengan daerah subjek tertentu. Apabila siswa akrab dengan objek tertentu, lebih besar
kemungkinannya menggunakan operasi formal (Nur,2001)
3. Mosenthal et al.(1985) dalam Nur (2000:12) menggambarkan keberartian
pengetahuan awal dalam suatu studi menarik yang secara khusus menghubungkan
kemampuan siswa memproduksi teks naratif
4. Skinner , salah seorang tokoh yang sangat berperan dalam teori pembelajaran perilaku
yang telah mempelajari hubungan antara tingkah laku dan konsekuensinya
mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku ( Gredler,1994:117)
2. Bayangkan pada suatu hari Anda mengajar peserta didik Anda siswa kelas 3 SMP. Jam
menunjukkan pukul 09.00. Pada saat itu, para siswa baru selesai mengikuti pelajaran
Olahraga. Anda masuk untuk mengajar pada mata pelajaran Bahasa Inggris sampai pukul
10.30.
Perhatikan suasana kelas Anda. Ada siswa yang sedang berulangtahun pada hari itu. Ia baru
saja selesai membagikan snack untuk teman-temannya. Andapun mendapat 1 kotak snack.
Pada saat Anda masuk kelas, kondisi kelas cukup kotor. Ada Sebagian siswa yang belum
ganti pakaian setelah berolahraga. Sebagian siswa lain sedang menikmati snack nya. Ada
pula siswa yang sedang mengantuk. Pada saat itu Anda akan membahas topik Future Tense,
dan Anda meminta setiap siswa membuat karangan dalam bentuk Future Tense. Dari 40
siswa di kelas, Anda mendapatkan karangan dari 19 siswa, sisanya tidak mengumpulkan
karangan.

Bayangkan Apa yang terjadi di kelas ketika Anda mengajar. Tuliskan permasalahan -
permasalahan yang Anda hadapi dari hasil “pengamatan” Anda di kelas.

Tulisan minimal 4 paragraf, dengan menunjukkan data suasana kelas (misalnya 2 siswa
tertidur, dll)

Jawaban :

Pada pembelajaran materi Future Tense di kelas IX SMP X, hasilnya masih belum
memuaskan. Dari 40 siswa yang hadir, hanya 19 siswa yang mengumpulkan tugas mengarang
dalam bentuk Future Tense, siswa yang tidak mengumpulkan memberikan alas an yang
bermacam – macam.
Berdasarkan hasil pengamatan saya sebagai guru Bahasa Inggris di kelas IX SMP X,
pada saat pembelajaran materi Future Tense, siswa tidak focus siap mengikuti pembelajaran. Hal
ini tampak dari sebagian siswa masih mengenakan seragam olah raga, ada dua siswa yang
tertidur di kelas, siswa asyik mengobrol dengan teman sebangkunya, dan ada sebagian lagi
sedang menikmati makanannya. Kebetulan pada saat itu, salah satu siswa kelas tersebut
berulangtahun, yang membuat kondisi kelas agak ricuh dan kotor.
Keadaan tersebut membuat siswa tidak konsentrasi dalam belajar. Pada kondisi tersebut,
guru memberikan tugas mengarang dalam bahasa inggris dalam bentuk future tense. Karena
tujuan pembelajaran materi tersebut adalah siswa dapat membuat karangan dalam bentuk Future
Tense. Guru hanya menggunakan media spidol dan papan tulis dengan metode ceramah.
Masalah lain yang di jumpai guru adalah kurangnya kesadaran siswa dan rasa hormat
terhadap guru bidang studi yang mengisi kelas mereka. Mereka tanpa segan memberikan kue
kepada guru dan membiarkan kelas kotor akibat kegiatan ulang tahun yang mereka adakan pada
jam sebelumnya.

3. Berdasarkan permasalahan yang ada, buatlah artikel yang berisi:


a. minimal 500 kata yang berisi solusi yang Anda anggap sesuai untuk mengatasi
masalah.
b. kesimpulan dari penerapan solusi tersebut
c. tuliskan sumber referensi yang mendukung jawaban Anda

Jawaban :
a. Solusi dari permasalahan no 2
Dari permasalahan tersebut di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa siswa kelas tersebut
tidak konsentrasi dalam belajar. Konsentrasi belajar adalah terpusatnya perhatian siswa pada
proses pembelajaran yang berlangsung tanpa melakukan hal-hal lain. Menurut Dimyati dan
Mudjiono, (2009: 239), “Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian
pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses
memperolehnya.” Jika seorang siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, bisa jadi ia tidak
dapat menikmati proses belajar yang dilakukannya. Hal ini bisa saja dikarenakan mata pelajaran
yang dipelajari dianggap sulit sehingga tidak dapat menyukai pelajaran tersebut, guru yang
menyampaikan tidak disukai karena beberapa alasan, suasana dan tempat tidak menyenangkan,
atau bahkan cara penyampaiannya membosankan (Thursan Hakim, 2003:5). Gangguan
konsentrasi pada saat belajar banyak dialami oleh para siswa terutama dalam mempelajari mata
pelajaran yang mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi misalnya pelajaran yang berkaitan
dengan ilmu pasti dan mata pelajaran yang termasuk kelompok ilmu social.
Ada dua faktor penyebab gangguan konsentrasi yakni faktor internal dan eksternal, adapun
penjelasan lebih lanjut sebagai berikut :
1. Faktor internal
a. Faktor jasmaniah, yang bersumber dari kondisi jasmani seseorang yang tidak berada
di dalam kondisi normal atau mengalami gangguan kesehatan, misalnya mengantuk,
lapar, haus, gangguan panca indra, gangguan pencernaan, gangguan jantung,
gangguan pernapasan, dan sejenisnya.
b. Faktor rohaniah, berasal dari mental seseorang yang dapat menimbulkan gangguan
konsentrasi seseorang, misalnya tidak tenang, mudah gugup, emosional, tidak sabar,
mudah cemas, stres, depresi, dan sejenisnya.
2. Faktor eksternal
Gangguan yang sering dialami adalah adanya rasa tidak nyaman dalam melakukan
berbagai kegiatan yang memerlukan konsentrasi penuh, misalnya ruang belajar yang
sempit, kotor, udara yang berpolusi, dan suhu udara yang panas.

Adapun Indikator konsentrasi belajar siswa yakni dapat diamati dari beberapa tingkah
lakunya saat proses belajar mengajar berlangsung, antara lain:
a. Memperhatikan secara aktif setiap materi yang disampaikan guru dengan cara mencatat
hal-hal yang perlu, menyimak dengan seksama, bertanya saat ada yang tidak dipahami
dll.
b. Dapat merespon dan memahami setiap materi pelajaran yang diberikan seperti
menerapkan pembelajaran yang disampaikan.
c. Selalu bersikap aktif dengan bertanya dan memberikan argumentasi mengenai materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru.
d. Menjawab dengan baik dan benar setiap pertanyaan yang diberikan guru
e. Kondisi kelas tenang dan tidak gaduh saat menerima materi pelajaran, tidak mudah
terganggu oleh rangsangan dari luar dan minat belajar siswa.

Adapun cara meningkatkan konsentrasi belajar siswa,antara lain :


a. Memberikan kerangka waktu yang jelas.
b. Mencegah siswa agar tidak terlalu cepat berganti dari satu tugas ke tugas lain.
c. Mengurangi jumlah gangguan dalam ruangan kelas.
d. Memberikan umpan balik dengan segera.
e. Merencanakan tugas yang lebih sedikit daripada memberikan satu sesi yang banyak
f. Menetapkan tujuan dengan menawarkan hadiah untuk memotivasinya agar terus bekerja.
g. Merancang pembelajaran yang efektif disertai media yang mendukung pada materi
pembelajaran

b. Kesimpulan
Konsentrasi belajar adalah terpusatnya perhatian siswa pada proses pembelajaran yang
berlangsung tanpa melakukan hal-hal lain Konsentrasi siswa dalam belajar sangat diperlukan
pada proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Ada dua faktor penyebab gangguan
konsentrasi yakni faktor internal dan eksternal, adapun penjelasan lebih lanjut sebagai berikut :
1. Faktor internal
a. Faktor jasmaniah, yang bersumber dari kondisi jasmani seseorang yang tidak
berada di dalam kondisi normal atau mengalami gangguan kesehatan, misalnya
mengantuk, lapar, haus, gangguan panca indra, gangguan pencernaan, gangguan
jantung, gangguan pernapasan, dan sejenisnya.
b. Faktor rohaniah, berasal dari mental seseorang yang dapat menimbulkan
gangguan konsentrasi seseorang, misalnya tidak tenang, mudah gugup, emosional,
tidak sabar, mudah cemas, stres, depresi, dan sejenisnya.
2. Faktor eksternal
Gangguan yang sering dialami adalah adanya rasa tidak nyaman dalam melakukan
berbagai kegiatan yang memerlukan konsentrasi penuh, misalnya ruang belajar yang
sempit, kotor, udara yang berpolusi, dan suhu udara yang panas.

Untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa,ada beberapa cara yang dapat dilakukan
guru, antara lain :
a. Memberikan kerangka waktu yang jelas.
b. Mencegah siswa agar tidak terlalu cepat berganti dari satu tugas ke tugas lain.
c. Mengurangi jumlah gangguan dalam ruangan kelas.
d. Memberikan umpan balik dengan segera.
e. Merencanakan tugas yang lebih sedikit daripada memberikan satu sesi yang banyak
f. Menetapkan tujuan dengan menawarkan hadiah untuk memotivasinya agar terus bekerja.
g. Merancang pembelajaran yang efektif disertai media yang mendukung pada materi
pembelajaran

c. Sumber Referensi
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit :Rineka Cipta. Jakarta

Setiyo Purwanto dan Aryati Nuryani, Efektivitas Brain Gym dalam Meningkatkan
Konsentrasi Belajar pada Anak , E-Journal. Penerbit : Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah. Surakarta

Thursan Hakim.2003. Mengatasi Gangguan Konsentrasi. Penerbit :Puspa Swara. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai