SEHAT JIWA
“Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Praktik Profesi Ners Departemen Keperawatan
Jiwa”
Disusun Oleh :
Florentina Narus
2007.14901.297
Oleh :
Florentina Narus
2007.14901.297
Mengetahui,
Menurut data dari WHO (World Health Organization) tahun 2011, penderita
gangguan jiwa berat telah menempati tingkat yang luar biasa. Lebih 24 juta
mengalami gangguan jiwa berat dan sepertiganya tinggal di Negara berkembang.
Penderita gangguan jiwa memang belum bisa disembuhkan 100%, tetapi
penderita gangguan jiwa memiliki hak untuk sembuh dan diperlakukan secara
manusiawi. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) Kementrian
Kesehatan (2013) disebutkan bahwa terdapat sekitar 1 juta jiwa pasien yang
mengalami gangguan jiwa berat dan 19 juta pasien yang mengalami gangguan
jiwa ringan di Indonesia. Prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukan
dengan gejala-gejala depresi dan kecemasaan adalah sebesar 6% untuk usia 15
tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang. Sedangkan, prevalensi gangguan jiwa
berat, seperti schizophrenia adalah 1,7 per 1000 penduduk atau sekitar 400.000
orang. Bersadarakan jumlah tersebut, ternayata 14,3 % di antaranya atau sekira
57.000 orang pernah atau sedang dipasung. Angka pemasungan di pedesaan
adalah sebesar 18,2%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka di
perkotaan, yaitu sebesar 10,7%. Dengan semakin tinggi angka penderita
gangguan jiwa maka perlu dilakukan suatu upaya pencegahaan untuk mengontrol
jumalah penderita gangguan jiwa agar tidak terus meningkat dari waktu ke waktu.
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit diharapkan
sasaran mampu mengetahui tentang kesehatan jiwa.
Menurut Thea (2007) ,gangguan jiwa adalah perubahaan fungsi jiwa yang
menyebabkan gangguan pada fungsi jiwa, sehingga menimbulkan penderitaan pada
individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial baik peran di
keluarga maupun masyarakat. Fungsi jiwa yang terganggu meliputi fungsi biologis,
psikologis, sosial, spiritual. Secara umum gangguan fungsi jiwa yang dialami
seseorang dapat terlihat dari penampilan, komunikasi, proses berpikir, interkasi dan
aktivitas sehari-hari.
Gangguan jiwa dapat mengenal setiap orang, tanpa mengenal umur, ras,
agama, maupun status sosial-ekonomi. Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh
kelemahan pribadi. Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang
salah mengenai gangguan jiwa, ada yang percaya bahwa gangguan jiwa
disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-
guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini
hanya akan merugikan penderita dan keluarga karena pengidap gangguan jiwa
tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat (Notosoedirjo,2005).
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah salah satu dari empat masalah kesehatan utama di
Negara maju, modern dan industrimeskipun gangguan jiwa tersebut tidak
dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung naun
beratnya gangguan membuat arti ketidakmampuan serta identitas secara individu
maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak
produktif dan tidak efisien (Hawari, 2001: Lestari & Wardhani, 2014). Begitu
besarnya dampak dari gangguan jiwa terhadap kehidupan seseorang bahkan
kehidupan masyarakat sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan untuk
menjaga kondisi kejiwaan agar tetap baik.
Semakin jumlah penderita gangguan semakin meningkat. Peningkatan
tersebut dipengaruhi oleh factor-faktor eksternal dari lingkungan sekitar,
sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan dapat menjadi stressor
terhadap kondisi kejiwaan seseorang. Melihat pentingnya upaya pencegahan
terhadap masalah kejiwaan maka perlu dilakukan penyuluhan kesehatan jiwa
yang berjudul “Sehat jiwa” sebagai bentuk promosi kesehatan.
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penuluhan selama 1x30 menit diharapkan sasaran mampu
mengetahui tentang kesehatan jiwa.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan tentang Sehat Jiwa, diharapkan peserta
mampu:
1. Mengetahui pengertian gangguan jiwa
2. Mengetahui penyebab gangguan jiwa
3. Mengetahui ciri-ciri sehat jiwa
4. Ciri-ciri gangguan jiwa
5. Mengetahui car mencegah gangguan jiwa
C. Materi penyuluhan
1. Pengertian gangguan jiwa
2. Penyebab gangguan jiwa
3. Ciri-ciri sehat jiwa
4. Ciri-ciri ganguan jiwa
5. Cara mencegah gangguan jiwa
D. Sasaran
Sasaran penyuluhan ibu-ibu di desa sumber bening
E. Metode
Metpde yang digunakan adalah ceramah dan Tanya jawab
F. Media
Media yang digunakan adalah leaflet
G. Pengorganisasian
Moderator dan penyluh : Florentina Narus
Fasilitator dan dokumentasi kegiatan : Florentina Narus
H. Kegiatan Penyuluhan
memberikan
kesempatan
kepada
peserta
untuk
bertanya
Penutup 10 - Menggali - Menjawab ceramah Leaflet
menit pengetahuan pertanyaan , Tanya
peserta - Memberikan jawab
setelah tanggapan
dilakukan balik
penyuluhan
- Menyimpulka
n hasil
kegiatan
penyuluhan
- Menutup
dengan
salam
I. Evaluasi
1. Struktur :
Adanya koordinasi dengan ketua kader/ketua posyandu/ketua paud
untuk menentukan waktu dan temapt penyuluhan
Adanya persiapan yang baik terkait materi dan sarana yang
digunakan
Media yang digunakan adalah leaflet
2. Proses :
a. Jumlah peserta penyuluhan sebanyak 10 peserta
b. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
c. Tidak ada peserta yang meningalkan ruangan saat kegiatan
penyuluhan berlangsung
d. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
3. Hasil :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kegiatan peserta diharapkan
mengerti dan memahami materi yang diberikan dengan kriteria hasil peserta
mampu menjawab 80% soal post test dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Davison, G.C., Neale, J.M. & Kring, A.M. 2010. Psikologi abnormal (ED.
Kesembilan). Jakarta : Badan Penerbit FKUI.
Nevid, J.S., Rathus, S.A. & Greene, B. 2005. Psikologi Abnormal (Ed. Kelima
Jilid 2). Jakarta : Erlangga.