Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN

SEHAT JIWA

“Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Praktik Profesi Ners Departemen Keperawatan
Jiwa”

Disusun Oleh :
Florentina Narus
2007.14901.297

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG
2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN
SEHAT JIWA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Keperawatan Jiwa di


Desa Sumber Bening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang

Oleh :
Florentina Narus
2007.14901.297

Telah diperiksa kelengkapannya Pada :


Hari :
Tanggal :

Dan dinyatakan memenuhi kompetensi.

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Miftahkul Ulfa, S.Keps.,Ners.,M.Kep Ns. Soebagijono, S.Kep,M.M.Kes


NIP . NIP.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah salah satu dari empat masalah kesehatan utama di
Negara maju, modern dan industry. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak
dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung
namun bertanya gangguan membuat arti ketidakmampuan serta identitas secara
individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka
tidak produktif dan tidak efisien (Hawari,2001; Lestari & Wardhani, 2014 ).
Menurut American psychiatric Association (2013), gangguan mental merupakan
gejala atau pola dari tingkah laku psikologi yang tampak secara klinis yang terjadi
pada seseorang dari berhubungan dengan keadaan distress (gejala yang
menyakitkan) atau ketidakmampuan (gangguan pada satu area atau lebih dari
fungsi-fungsi penting) yang meningkatkan risiko terhadap kematian, nyeri,
ketidakmampuan atau kehilangan kebebasaan yang penting dan tidak jarang
respon tersebut dapat diterima pada kondisi tersebut.

Menurut data dari WHO (World Health Organization) tahun 2011, penderita
gangguan jiwa berat telah menempati tingkat yang luar biasa. Lebih 24 juta
mengalami gangguan jiwa berat dan sepertiganya tinggal di Negara berkembang.
Penderita gangguan jiwa memang belum bisa disembuhkan 100%, tetapi
penderita gangguan jiwa memiliki hak untuk sembuh dan diperlakukan secara
manusiawi. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) Kementrian
Kesehatan (2013) disebutkan bahwa terdapat sekitar 1 juta jiwa pasien yang
mengalami gangguan jiwa berat dan 19 juta pasien yang mengalami gangguan
jiwa ringan di Indonesia. Prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukan
dengan gejala-gejala depresi dan kecemasaan adalah sebesar 6% untuk usia 15
tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang. Sedangkan, prevalensi gangguan jiwa
berat, seperti schizophrenia adalah 1,7 per 1000 penduduk atau sekitar 400.000
orang. Bersadarakan jumlah tersebut, ternayata 14,3 % di antaranya atau sekira
57.000 orang pernah atau sedang dipasung. Angka pemasungan di pedesaan
adalah sebesar 18,2%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka di
perkotaan, yaitu sebesar 10,7%. Dengan semakin tinggi angka penderita
gangguan jiwa maka perlu dilakukan suatu upaya pencegahaan untuk mengontrol
jumalah penderita gangguan jiwa agar tidak terus meningkat dari waktu ke waktu.

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit diharapkan
sasaran mampu mengetahui tentang kesehatan jiwa.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah mendapat penyuluhan tentang sehat jiwa:
a. Mengetahui pengertian gangguan jiwa
b. Mengetahui penyebab gangguan jiwa
c. Mengetahui ciri-ciri sehat jiwa
d. Mengetahui ciri-ciri gangguan jiwa
e. Mengetahui cara mencegah gangguan jiwa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kesehatan Jiwa

2.1.1 Pengertian Kesehatan Jiwa


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No.23
Tahun 1992 tentang kesehatan ). Sedangkan menurut WHO (2005) kesehatan adalah
suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas
dari penyakit atau kecacatan. Dari dua definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk dikatakan sehat, seseorang harus berada pada suatu kondisi fisik, mental dan
sosial yang bebas dari gangguan, seperti penyakit atau perasaan tertekan yang
memungkinkan seseorang tersebut untuk hidup produktif dan mengendalikan stress
yang terjadi sehari-hari serta berhubungan sosial secara nyaman dan berkualitas.

2.2 Konsep Gangguan Jiwa


2.2.1 Pengertian Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa adalah gangguan pikiran, perasaan dan/atau prilaku yang


dialami seseorang sehingga menimbulkan penderitaan serta terganggunya
pelaksanaan fungsi sehari-hari dari orang tersebut (Azwar, 2007).

Menurut Thea (2007) ,gangguan jiwa adalah perubahaan fungsi jiwa yang
menyebabkan gangguan pada fungsi jiwa, sehingga menimbulkan penderitaan pada
individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial baik peran di
keluarga maupun masyarakat. Fungsi jiwa yang terganggu meliputi fungsi biologis,
psikologis, sosial, spiritual. Secara umum gangguan fungsi jiwa yang dialami
seseorang dapat terlihat dari penampilan, komunikasi, proses berpikir, interkasi dan
aktivitas sehari-hari.

Gangguan jiwa dapat mengenal setiap orang, tanpa mengenal umur, ras,
agama, maupun status sosial-ekonomi. Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh
kelemahan pribadi. Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang
salah mengenai gangguan jiwa, ada yang percaya bahwa gangguan jiwa
disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-
guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini
hanya akan merugikan penderita dan keluarga karena pengidap gangguan jiwa
tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat (Notosoedirjo,2005).

2.2.2 Penyebab Gangguan Jiwa


Suryani (2005) menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi karena tiga
factor yang bekerja sama yaitu factor biologic, psikologik, dan sosial budaya. Dalam
factor biologic gangguan mental sebagian besar dihubungkan dengan keadaan
neurotransmitter di otak. Bila salah satu orangtua mengalami skizofernia
kemungkinan 15 persen anaknya-anaknya menderita skizofernia, kemungkinan
skizofernia meningkat apabila orangtua, anak dan saudara kandung menderita
skizofernia (Benyamin, 1976 dalam suryani, 2005). Prevalensi skizofernia lebih
tinggi pada anggota keluarga yang individunya sakit dibandingkan dengan angka
prevalensi penduduk umumnya.
Pada factor psikologik, hubungan antara peristiwa hidup yang mengancam
dan gangguan mental sangat kompleks teragntung dari situasi, individu dan
konstitusi orang itu. Hal ini sangat tergantung pada bantuan teman, dan tetangga
selama periode stress. Setiap penderita yang mengalami gangguan jiwa gungsional
memperlihatkan kegagalan yang mencolok dalam satu atau beberapa fase
perkembangan akibat tidak kuatanya hubungan personal dengan keluarga,
lingkungan sekolah atau dengan masyarakat sekitarnya.
Dalam factor sosio budaya, maretzki dan Nelson (196. Dalam suryani, 2005)
menyatakan bahwa alkulturasi dapat menyebabkan pola kepribadian berubah dan
terlihat pada psikopatologinya pendapat ini di dukung pernyataan (1980, dalam
Suryani, 2005) yang menyatakan perubahaan budaya yang cepat sperti identifikasi,
kompetisi, alkulturasi dan penyesuaian dapat menimbulkan gangguan jiwa. Selain
itu, status sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa
Goodman (1983, dalam Suryani, 2005) yang meneliti status ekonomi menyatakan
bahwa penderita menyatakan bahwa penderita yang dengan status ekonomi rendah
erat hubungannya dengan prevalensi gangguan afektif dan alkoholisme. Penyebab
gangguan jiwa adalah ketidakmampuan seseorang beradaptasi dengan masalah.

2.2.3 Ciri-ciri Sehat Jiwa Dan Gangguan Jiwa

A. Ciri-ciri Sehat Jiwa


Sehat jiwa adalah perilaku, pikiran, dan perasaan sehat dan bahagia serta
mampu menghadapi tantangan hidup. Ciri-ciri sehat jiwa menurut KEMENKES
RI (2011) adalah SENYUMAN, yaitu:
1. Santun dalam bersikap
2. Empati terhadap penderitaan orang lain
3. Nyaman saat bersama orang lain
4. Yakin akan kemampuan diri
5. Utamakan keseimbangan dalam semua askep kehidupan
6. Mampu beradaptasi terhadap perubahan dan tekanan hidup
7. Aktif dan produktif dalam kehidupan sosial
8. Nyaman dengan apa yang ada pada dirinya.

B. Ciri-ciri Gangguan Jiwa


Ciri-ciri gangguan jiwa adalah sebagai berikut:
1. Mengamuk
2. Marah-marah tanpa sebab
3. Mengurung diri
4. Tidak mengenali orang
5. Bicara atau tertawa sendiri
6. Tidak mampu merawat diri
7. Bicara kacau

C. Cara menjadi sehat jiwa


Untuk menjaga agar jiwa kita selalu sehat terdapat beberapa langkah-langkah
yang dapat diterapakan untuk menjaganya, yakni :
1. Berolahraga secara teratur
Olahraga terbukti efektif mencegah dan mengobati depresi daripada
obat-obatan.
2. Ekspresikan cinta dan kasih saying
Memberi dan mendapatkan cinta serta kasih saying akan mebuat hidup
bahagia. Mencurahkan cinta dan kasih sayanng kepada kerabat,
keluarga dan orang lain adalah kunci kebahagian rohani.
3. Kurangi menonton televise, film dan video/game online
Film atau permainan game berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan
mental kita. Kekerasan dalam tayangan berita, film laga, dan game dapat
mengurangi keseimbangan emosional, membuat depresi dan
mempengaruhi respon emosi. Setelah melihat begitu banyak
kekerasaan, kita bisa tidak lagi mengenalinya sebagai kekerasaan.
Kilasaan iklan televise juga dapat menyebabkan indera dan otak kita
overload dan kelelahan.
4. Mengapresiasi dan membuat karya seni
Mencoba menikmati berbagai karya seni dapat menjadi pensabil mod
alamai dan bermanfaat menyegarkan pikiran.
5. Beribadah
Melaksanakan ibadah dan berdoa secara rutin akan membuat jiwa
menjadi tenang. Mengabaikan kebutuhan spriritual membuat jiwa merasa
gelisah dan tidak tenang. Berdoa merupakan sarana yang efektif dalam
mencegah dan menerangi masalah-masalah kesehatan mental.
6. Rekreasi di luar rumah
Rekreasi di luar rumah akan membuat pikiran semakin segar serta akan
menemukan pencerahan dan membebaskan pikiran dari pikiran
negative.
7. Hindari mengisolasi diri
Menjadi bagian dari komunitas yang saling meberikan dukungan dan
bertemu secara teratur dapat sagat membantu kita melewati krisis dan
tetap positif.
8. Konsumsi nutrisi yang tepat
Makanan yang dibutuhkan untuk kesehatan mental yang baik dalah buah
dan sayuran dan makanan yang mengandung asam lemak esensial,
seperti ikan belida, tongkol, labu dan kacang-kacangan. Susu dan coklat
juga dipercaya menimbulkan efek menenangkan pikiran.
9. Hindari pornografi
Rangsangan seksual pornografi dapat menimbulkan kekosongan
emosional yang dapat menyebabkan depresi, gangguan bipolar serta
kesehatan mental lainnya. Hanya hubungan seksual dengan pasangan
yang sah dan saling mengasihilah yang dapat mengisi kebutuhan fisik
dan emosional kita.
10. Lakukan kegiatan yang membangun kepercayaan diri
Belajar memainkan alat music seperti piano atau biola, menguasai
keteralmpilan bela diri, mendapatkan hadiah lomba dan lain-lain sangat
membantu anak-anak mebangun rasa percaya diri.
11. Jaga pikiran selalu aktif
Membaca bisa menjadi kegiatan yang dapat menguatkan mental,
terutama jika focus pada bacaan yang positif. Berlangganan bebrapa
majalah atau membeli buku-buku biografi yang mendidik bermanfaat
bagi kesehatan mental.
12. Jadilah pribadi yang teratur
Hindari menunda-nunda pekrjaan, dan bersihkan dan tatalah harta
benda pribadi singkirkan kekacuan. Buang barang-barang yang tidak
terpakai, selesaikan atau delegasikan pekerjaan yang belum dikerjakan,
dan bila perlu, mintalah bantuan orang lain untuk menyelesaikan tugas
yang belum selesai.
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Sehat Jiwa


Sasaran :
Tempat : Desa Sumber Bening
Hari/Tanggal :
Waktu :
Penyuluh : Florentina Narus

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah salah satu dari empat masalah kesehatan utama di
Negara maju, modern dan industrimeskipun gangguan jiwa tersebut tidak
dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung naun
beratnya gangguan membuat arti ketidakmampuan serta identitas secara individu
maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak
produktif dan tidak efisien (Hawari, 2001: Lestari & Wardhani, 2014). Begitu
besarnya dampak dari gangguan jiwa terhadap kehidupan seseorang bahkan
kehidupan masyarakat sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan untuk
menjaga kondisi kejiwaan agar tetap baik.
Semakin jumlah penderita gangguan semakin meningkat. Peningkatan
tersebut dipengaruhi oleh factor-faktor eksternal dari lingkungan sekitar,
sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan dapat menjadi stressor
terhadap kondisi kejiwaan seseorang. Melihat pentingnya upaya pencegahan
terhadap masalah kejiwaan maka perlu dilakukan penyuluhan kesehatan jiwa
yang berjudul “Sehat jiwa” sebagai bentuk promosi kesehatan.

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penuluhan selama 1x30 menit diharapkan sasaran mampu
mengetahui tentang kesehatan jiwa.

2. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan tentang Sehat Jiwa, diharapkan peserta
mampu:
1. Mengetahui pengertian gangguan jiwa
2. Mengetahui penyebab gangguan jiwa
3. Mengetahui ciri-ciri sehat jiwa
4. Ciri-ciri gangguan jiwa
5. Mengetahui car mencegah gangguan jiwa

C. Materi penyuluhan
1. Pengertian gangguan jiwa
2. Penyebab gangguan jiwa
3. Ciri-ciri sehat jiwa
4. Ciri-ciri ganguan jiwa
5. Cara mencegah gangguan jiwa

D. Sasaran
Sasaran penyuluhan ibu-ibu di desa sumber bening

E. Metode
Metpde yang digunakan adalah ceramah dan Tanya jawab

F. Media
Media yang digunakan adalah leaflet

G. Pengorganisasian
Moderator dan penyluh : Florentina Narus
Fasilitator dan dokumentasi kegiatan : Florentina Narus

H. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta Metode Media


Penyuluhan
Pembuka 5 menit - Membuka  Menjawab Ceramah -
an kegiatan salam , Tanya
dengan  Mendengark jawab
mengucapka an
n salam  Memperhatik
- Memperkena an
lkan diri  Menjawab
- Menjelaskan pertanyaan
maksud dan pre test
tujuan dari
penyuluhan
- Kontrak
waktu
- Menggali
pengetahuan
peserta
sebelum
diberi
kegiatan
penyuluhan
Penyajia 15 Menjelaskan  Mendengark ceramah Leaflet
n menitt tentang: an dan , Tanya
1. Pengertian memperhatik jawab
gangguan an
jiwa  Memberikan
2. Penyebab tanggapan
gangguan dan
jiwa pertanyaan
3. Ciri-ciri sehat mengenai hal
jiwa yang kurang
4. Ciri-ciri dimenegerti
ganguan jiwa
5. Cara
mencegah
ganguan jiwa

memberikan
kesempatan
kepada
peserta
untuk
bertanya
Penutup 10 - Menggali - Menjawab ceramah Leaflet
menit pengetahuan pertanyaan , Tanya
peserta - Memberikan jawab
setelah tanggapan
dilakukan balik
penyuluhan
- Menyimpulka
n hasil
kegiatan
penyuluhan
- Menutup
dengan
salam

I. Evaluasi
1. Struktur :
 Adanya koordinasi dengan ketua kader/ketua posyandu/ketua paud
untuk menentukan waktu dan temapt penyuluhan
 Adanya persiapan yang baik terkait materi dan sarana yang
digunakan
 Media yang digunakan adalah leaflet
2. Proses :
a. Jumlah peserta penyuluhan sebanyak 10 peserta
b. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
c. Tidak ada peserta yang meningalkan ruangan saat kegiatan
penyuluhan berlangsung
d. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan

3. Hasil :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kegiatan peserta diharapkan
mengerti dan memahami materi yang diberikan dengan kriteria hasil peserta
mampu menjawab 80% soal post test dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Davison, G.C., Neale, J.M. & Kring, A.M. 2010. Psikologi abnormal (ED.
Kesembilan). Jakarta : Badan Penerbit FKUI.

Hawari, Dadang 2012. Skizofrenia (Pendekatan Holistik Bio-Psiko-Sosial-


Spiritual). Jakarta : Badan Penerbit FKUI.

Liftiah . 2008. Psikologi Abnormal. Semarang : Penerbit Widya Karya.

Nevid, J.S., Rathus, S.A. & Greene, B. 2005. Psikologi Abnormal (Ed. Kelima
Jilid 2). Jakarta : Erlangga.

Suryani, L.K. (2005). Faktor-faktor penyebab gangguan jiwa. Diunduh dari


http://www.balipost.co.id pada tanggal 18 November 2012.
SOAL PRE TEST DAN POST TEST

1. Apa yang dimaksud dengan orang sehat jiwa ?


2. Sebutkan ciri-ciri sehat jiwa ?
3. Sebutkan cara agar selalu sehat jiwa ?
DAFTAR HADIR KEGIATAN PENYULUHAN

Nama Kegaitan : Penyuluhan Sehat Jiwa


Tanggal Kegiatan :
Tempat : Desa Sumber Bening
Waktu :

NO Nama Alamat Tanda Tangan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
DOKUMENTASI KEGIATAN
BERITA ACARA KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai