2020.
KEPALA DPMD
KABUPATEN BANDUNG BARAT,
WANDIANA, SH, MM
Pembina Utama Muda
NIP. 19630628 199203 1 005
Tembusan:
1. Yth. Bupati Bandung Barat;
2. Yth. Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Barat.
Lampiran Surat Kepala DPMD Kab. Bandung Barat
Nomor : 900/ 1949 /PPKAD
Tanggal : 31 Desember 2019
Camat membentuk Tim Evaluasi APBDesa, yang memiliki tugas dan fungsi berbeda
dengan Tim Monitoring dan Evaluasi Keuangan Desa Tetapi kedua tugas dan fungsi tim
tersebut dapat dilaksanakan oleh Tim yang sama dengan susunan :
1. Ketua : Camat
2. Wakil Ketua : Sekretaris Kecamatan
3. Sekretaris : Kasi PMD atau pejabat kecamatan lainnya yang
memiliki tugas dibidang keuangan desa.
4. Anggota unsur pemerintah kecamatan dan/atau UPT Kecamatan
5. Tata Cara dan Berita Acara Hasil Evaluasi APBDesa tahun anggaran 2020,
sebagaimana tertuang dalam Lampiran Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 46
Tahun 2018 tentang Pengelolaaan Keuangan Desa.
6. Dalam evaluasi APBDesa Tim dapat mengikutsertakan dan meminta pendapat
pendamping desa.
BPJS
BPJS KESEHATAN KETENAGAKERJAAN
NO KEDUDUKAN SILTAP
(dari APBDEsa)
APBDesa Pribadi Kecelakaan Kematian
1 Kepala Desa 3.750.000 150.000 37.500 9.000 11.250
2 Sekretaris Desa 2.700.000 108.000 27.000 6.480 8.100
3 Kepala Urusan 2.500.000 100.000 25.000 6.000 7.500
4 Kepala Seksi 2.500.000 100.000 25.000 6.000 7.500
5 Kepala Dusun 2.300.000 92.000 23.000 5.520 6.900
6 Staf 2.050.000 82.000 20.500 4.920 6.150
F. DANA DESA
Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 diprioritaskan untuk kegiatan dalam bidang
pembangunan dan bidang pemberdayaan masyarakat yang memberi manfaat bagi
masyarakat desa dengan pemilihan kegiatan dibahas dalam Musyawarah Desa dan
harus mengacu pada daftar kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan lokal berskala desa. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan
prioritas Dana Desa Tahun 2020 mengacu pada Permendes Nomor 11 Tahun 2019
adalah sebagai berikut:
1. Dana Desa harus memberi manfaat sebesar-besarnya untuk:
a. peningkatan kualitas hidup dalam bentuk kegiatan Pelayanan Sosial Dasar
yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat;
b. peningkatan kesejahteraan masyarakat, dimana kegiatan yang dilaksanakan
dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan ekonomi
keluarga miskin, dan meningkatkan Pendapatan Asli Desa;
c. penanggulangan kemiskinan, dengan bentuk kegiatan antara lain padat karya
tunai untuk menyediakan lapangan kerja bagi penganggur, keluarga yang
memiliki balita stunting, dan keluarga miskin dan kegiatan yang berdampak
dalam pencegahan kekurangan gizi kronis (stunting);
d. peningkatan pelayanan publik yaitu untuk membiayai pelaksanaan program
bidang kesehatan, pendidikan dan sosial.
2. Desa yang mendapatkan alokasi afirmasi wajib mempergunakan alokasi afirmasi
untuk kegiatan penanggulangan kemiskinan dengan daftar nama desa sebagai
berikut :
Klasifikasi Desa
No Kecamatan Desa IDM
1. Batujajar Cangkorah Tertinggal
2. Cililin Karanganyar Tertinggal
3. Cililin Karyamukti Tertinggal
3. menyertakan partisipasi masyarakat mulai dari penentuan prioritas, pelaksanaan
kegiatan, dan pemantauan pelaksanaan kegiatan sebagai wujud transparansi
pembangunan desa, daftar Prioritas Dana Desa dan Realisasi Dana Desa wajib
dipublikasikan dalam media informasi yang dapat diakses oleh masyarakat luas;
4. Dalam upaya peningkatan kualitas Dana Desa, prioritas Dana Desa Tahun 2020
harus mendukung realisasi kegiatan Komitmen Inovasi Desa yang telah menjadi
komitmen desa dalam Bursa Inovasi Desa Tahun 2019, dan hal ini dapat menjadi
pertimbangan dalam evaluasi APBDES Tahun 2020.
I. PENYUSUNAN RPJMDESA BAGI KEPALA DESA PERIODE TAHUN 2019 S.D 2025.
Bagi kepala Desa periode Masa Jabatan tahun 2019 sd 2020 diwajibkan untuk
menganggarkan penyusunan RPJMDEsa 2019 sd 2025 sehingga anggaran dalam
APBDesa harus mencerminkan langkah-langkah penyusunan APBDesa, yaitu :
1. Perencanaan Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan
melibatkan masyarakat desa dan disusun sesuai dengan Kewenangan Desa
berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan berskala lokal Desa dengan mengacu
pada perencanaan pembangunan kabupaten;
2. Proses pelaksanaan tahapan perencanaan pembangunan desa agar didampingi
oleh pemerintah kecamatan, tenaga pendamping profesional, dan Kader
Pemberdayaan Masyarakat Desa;
3. RPJMDES bagi pemerintah desa periode 2019-2025 ditetapkan dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikan kepala Desa, dan
dijabarkan dalam RKPDEs setiap tahunnya;
4. RPJMDES memuat kondisi umum desa, visi misi Kepala Desa, arah kebijakan
perencanaan pembangunan desa, dan matriks rencana program dan/atau kegiatan
Desa meliputi bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa;
5. Tahapan penyusunan RPJMDes adalah :
a. penyelenggaraan Musyawarah Desa tentang perencanaan Desa yang
difasilitasi BPD untuk membahas visi misi Kepala Desa, pokok-pokok pikiran
BPD dan prakarsa unsur masyarakat;
b. pembentukan tim penyusun RPJM Desa terdiri atas pembina yang dijabat oleh
kepala Desa, Ketua dijabat oleh Sekretaris Desa dengan, sekretaris yang
ditunjuk oleh ketua tim dan anggota yang berasal dari perangkat desa, Kader
Pemberdayaan Masyarakat Desa, dan unsur masyarakat Desa lainnya;
c. penyelarasan arah kebijakan Perencanaan Pembangunan Desa dengan arah
kebijakan pembangunan pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten;
d. Pengkajian Keadaan Desa untuk melakukan pemetaan potensi desa dan
penggalian gagasan dusun atau kelompok;
e. penyusunan rancangan RPJM Desa;
f. penyelenggaraan Musrenbang Desa yang membahas rancangan RPJM Desa;
g. penyelenggaraan Musyawarah Desa untuk membahas dan menyepakati RPJM
Desa;
h. penyelenggaraan musyawarah BPD untuk membahas dan menyepakati
rancangan Peraturan Desa tentang RPJM Desa; dan
i. penyelenggaraan sosialisasi RPJM Desa kepada masyarakat oleh Pemerintah
Desa melalui media dan forum-forum pertemuan Desa.
6. Langkah-langkah penyusun dan format dan dokumen RPJMDesa sebagaimana
tercantum dalam lampiran Peraturan Bupati Bandung Barat nomor 28 Tahun 2015
tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan Perencanaan dan Pembanguna
Desa
J. KEGIATAN SILPA
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) adalah selisih lebih realisasi
penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran yang
besarannya dilakukan dengan memperhatikan rekening koran tahun sebelumnya;
2. SiLPA yang digunakan untuk mendanai kegiatan yang belum selesai atau
lanjutan merupakan perhitungan riil dari anggaran dan kegiatan yang harus
diselesaikan pada tahun anggaran berikutnya sehingga kegiatan tesebut
dimasukkan dalam APBDesa TA 2020;
3. Kegiatan sebagaimana dimaksud angka 2 menjadi prioritas utama untuk
dilaksanakan pada tahun berkenaan.
M. BIAYA UMUM
Besaran mengenai Biaya Umum mengacu kepada lampiran Peraturan Bupati Bandung
Barat Nomor 46 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.
O. MUSYAWARAH DESA
1. Desa menganggarkan kegiatan musyawarah desa terkait dengan kegiatan
perencanaan desa (RPJMDesa, RKPDesa, APBDesa), Pemilihan Kepala Desa
Antar Waktu, Penataan Desa (pemekaran desa), Pembentukan BUMDes,
Kerjasama Desa, Investasi, dan Pelepasan Aset Desa;
2. Desa menganggarkan pula kegiatan-kegiatan pendukung/penysunan dokumen
yang dipergunakan dalam musyawarah desa, seperti penyusunan Rancangan
Perdes terkait perencanaan desa, RPJMDesa, BUMDesa, dll.
P. KURANG SALUR
1. Kurang salur ADD dan BHPRD Tahun Anggaran 2019 akan diusulkan untuk
diakomodir dalam APBD Perubahan Tahun Anggaran 2020.
2. Rincian Kurang Salur Bagian Hasil Pajak dan Retribusi Daerah tahun Anggaran
2018 harus diakomodir langsung dalam perencanaan dan ditetapkan dalam
APBDesa Tahun Anggaran 2020 dengan rincian sebagai berikut :
KEPALA DPMD
KABUPATEN BANDUNG BARAT,
WANDIANA, SH, MM
Pembina Utama Muda
NIP. 19630628 199203 1 005