Anda di halaman 1dari 9

IBADAH KAMIS PUTIH

GKJ PANGKALAN JATI


1 April 2020

KETERANGAN
 Kebaktian Kamis Putih ini dilaksanakan di rumah masing-masing.
 Diperlukan sebuah lilin.
 Untuk ritus pencucian tangan, diperlukan: 1 buah baskom/ember, air bersih,
sabun untuk cuci tangan, lap bersih, kendi/gayung/teko. Ritus pembasuhan
tangan menggantikan pembasuhan kaki.
 Perjamuan kasih dapat berupa makan malam bersama dengan makanan berat
(nasi, lauk-pauk dan sayur) atau berupa makanan kudapan yang disukai
(misalnya pisang goreng/rebus, jajanan pasar, dll). Minuman dapat berupa air
putih, teh, jus, kopi, dll.
 Sebelum ibadah dimulai, sebaiknya nyanyian-nyanyian jemaat yang akan
dilagukan dilatih terlebih dahulu. Jika perlu, carilah contohnya di Youtube.
 P dapat dibacakan oleh seseorang dan S dapat dibacakan oleh semua. Namun,
jika Anda melaksanakan ibadah ini seorang diri, bacalah bagian P dan S.
 Persembahan ibadah Kamis Putih di rumah dapat dimasukkan ke dalam kotak Aksi
Puasa atau ditransfer ke Bank Mandiri di nomor rekening 166-00-0318513-9 atas nama
Gereja Kristen Jawa Pangkalanjati.

VOTUM DAN SALAM


P : Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan
bumi.
S : AMIN.

P : Damai Kristus beserta kita


S : SEKARANG DAN SELAMANYA.

PENYALAAN LILIN
(Nyalakan satu lilin.)
P : Terpujilah Engkau, ya Allah Mahasuci, Pencipta semesta.
Nyala api lilin ini kiranya dapat mengingatkan kami akan rahmat-Mu
yang memancar dari pengorbanan Kristus,
yang menghangatkan hati kami, dan menyinari jalan hidup kami.
Kiranya penyelamatan Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat kami,
menyingkirkan kegelapan dalam dunia,
memulihkan dan memberi kehidupan baru.
S : KAMI MEMUJI DAN MENYEMBAH-MU, YA ALLAH. AMIN.

S : (menyanyikan KJ 3:1-2 “KAMI PUJI DENGAN RIANG”)


1. Kami puji dengan riang Dikau, Allah yang besar;
bagai bunga t’rima siang, hati kami pun mekar.
Kabut dosa dan derita, kebimbangan, t’lah lenyap.
Sumber suka yang abadi, b’ri sinarMu menyerap.
2. Kau memb’ri, Kau mengampuni, Kaulimpahkan rahmatMu.
Sumber air hidup ria, Lautan kasih dan restu.
Yang mau hidup dalam kasih Kaujadikan milikMu,
agar kami menyayangi, meneladan kasihMu.

https://www.youtube.com/watch?v=8OhVeUKGo1M

Doa
P : Ya Allah Mahakasih,
kami bersyukur atas penyertaan-Mu pada kami.
Kami berterima kasih karena pada malam ini
kami dapat merayakan Kamis Putih bersama dengan umat-Mu di dunia
dengan beribadah di rumah kami masing-masing.
Bukalah mata hati kami,
supaya kami dapat melihat kemuliaan kasih Tuhan Yesus,
yang telah memberikan diri-Nya untuk menyelamatkan kami.
Ampunilah kami, karena kami belum mampu mengasihi-Mu
dengan sepenuh hati, jiwa, dan akal budi kami,
serta kami belum mampu mengasihi orang lain seperti diri kami sendiri.
Kiranya Roh-Mu menanamkan dalam hati kami keinginan dan komitmen
untuk mengasihi dan melayani orang lain.
Kami berdoa dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
S : AMIN.

Renungan
Ibadah Kamis Putih tahun ini, kita selenggarakan lagi di rumah. Pada malam ini, kita
mengingat perjamuan malam yang dilakukan Tuhan Yesus bersama para murid-Nya.
Perjamuan malam ini menjadi sangat berarti, karena saat itu para murid dan Guru
yang mereka hormati makan bersama untuk terakhir kalinya sebelum Yesus, Sang
Guru, ditangkap, dianiaya, disalibkan, sampai Ia wafat. Makan malam terakhir ini
kemudia dicatat oleh gereja mula-mula sebagai dasar penetapan sakramen
perjamuan kudus. Pada saat perjamuan malam itu, Tuhan Yesus juga memberi
perintah bagi para murid-Nya untuk saling mengasihi. Namun, bukan hanya
memberi perintah, Tuhan Yesus meragakan secara simbolis bagaimana saling
mengasihi, yaitu dengan mencuci kaki para murid-Nya.

Seperti tahun lalu, karena saat ini kita masih berada dalam masa pandemi, kita akan
melakukan pembasuhan tangan untuk mengingat arti perintah baru untuk saling
mengasihi yang diberikan oleh Tuhan Yesus. Kita akan mengenang peristiwa
perjamuan malam terakhir Tuhan Yesus bersama para murid-Nya dengan makan
bersama sebagai keluarga. Marilah, sekarang kita mendengar kembali kisah Tuhan
Yesus mengadakan perjamuan bersama para murid-Nya.

Pembacaan Yohanes 13:1-17, 31-35


(Bisa dibacakan oleh beberapa orang sesuai dengan tokoh yang ada di dalam
perikop tersebut.)

2
Renungan
Bagaimanakah cara mengasihi orang lain? Pada perjamuan malam terakhir bersama
dengan para murid-Nya, Yesus, Sang Guru dari Nazaret, mengajarkan cara
mengasihi dengan langsung mempraktikkannya. Ia membungkuk dan membasuh
kaki para murid. Apa yang diperbuat Yesus tidak biasa dilakukan oleh para guru
pada zaman itu, juga mungkin tidak biasa dilakukan oleh guru pada zaman kini.
Biasanya, kaki guru-lah yang dicuci, karena dalam masyarakat pada waktu itu,
seorang guru adalah sosok yang sangat dihormati. Membasuh kaki yang kotor adalah
pekerjaan seorang hamba atau pelayan. Bagi Tuhan Yesus, seseorang yang dihormati
dan mendapat kedudukan tinggi haruslah mau merunduk dan melayani orang-orang
yang dianggap tidak berharga. Orang tersebut adalah hamba atau pelayan bagi orang
lain. Dengan demikian, menurut Tuhan Yesus, cara mengasihi adalah kerelaan untuk
melayani atau berbuat baik kepada siapapun dengan menunjukkan kerendahan hati
dan tidak membeda-bedakan orang berdasarkan identitas dan status sosialnya.
Inilah tipe dan cara mengasihi yang harus diteladani oleh murid Kristus, juga oleh
kita sekarang ini yang mengaku sebagai murid Kristus. Tuhan bersabda: “Aku
memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama
seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku,
yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yoh. 13:34-35).

Ketika seorang yang dihormati membungkukkan diri di hadapan kita dan mencuci
kaki kita, mungkin kita akan merasa risih. Mungkin, demikianlah yang dirasakan
oleh Petrus ketika dia menolak Sang Guru membasuh kakinya. Namun, para murid
baru bisa mengasihi seperti yang diteladankan oleh Guru mereka, jika para murid
mau menerima dan mengalami kasih Tuhan Yesus seutuhnya. Biasanya, dalam
kehidupan sehari-hari, seseorang yang dapat memberi pertolongan dengan tulus
adalah mereka yang pernah mendapatkan pertolongan dari orang lain. Oleh karena
itulah Tuhan Yesus mendorong Petrus untuk menerima ekspresi kasih-Nya.

Malam ini kita mengingat kembali cara mengasihi yang dinyatakan dan diajarkan
oleh Tuhan Yesus. Tuhan yang Mahakuasa mau membungkuk untuk membasuh kaki
para murid-Nya dan bahkan rela menderita, disalibkan, dan wafat demi
menyelamatkan manusia dan dunia dari kuasa dosa. Karya penyelamatan Tuhan
bukanlah akhir dari kasih-Nya, tetapi apa yang diperbuat oleh Tuhan Yesus, Sang
Guru, merupakan contoh atau teladan tipe kasih yang tidak pernah berkesudahan –
kasih atau cinta yang seutuhnya dan tanpa batasan. Kasih yang seperti itulah yang
kita dan dunia ini butuhkan. Maukah kita menerima dan mengalami kasih Tuhan
yang mulia itu? Dengan kita membuka diri untuk menerima dan mengalaminya, kita
akan dimampukan untuk hidup sebagai para murid Tuhan Yesus di masa kini yang
diperintahkan untuk mencerminkan teladan Tuhan. Kita diperintahkan untuk saling
mengasihi. Kita diperintahkan untuk mempraktikkan kasih yang tulus dan kerelaan
untuk melayani kepada orang lain.
Mari, kita mengucap syukur atas kasih Tuhan kepada kita.

S : (menyanyikan KJ 178 “KAR’NA KASIHNYA PADAKU”)

3
do = bes 3 ketuk
1. Kar’na kasihNya padaku
Yesus datang ke dunia;
Ia t’lah memb’ri hidupNya
gantiku yang bercela.
Refrein:
O, betapa mulia dan ajaib kuasaNya!
Kasih Jurus’lamat dunia menebus manusia.
2. Dengan sabar dan hikmatNya
Yesus pimpin hidupku;
Firman dan kebenaranNya
itulah peganganku. Refrein
Syair dan lagu: Debora Samudera, +/- 1972
https://www.youtube.com/watch?v=9Xm8tgDRLiU

Renungan
Malam ini, kita akan melakukan pembasuhan tangan untuk mengenang kasih Tuhan
Yesus kepada kita dan menyatakan komitmen kita untuk mengasihi dan melayani
orang lain. Seperti kita telah ketahui bersama, mencuci tangan merupakan aksi nyata
sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran virus Covid-19. Mencuci tangan kita
sendiri menjadi sebuah perwujudan kasih kita pada orang lain, di samping
mengasihi diri sendiri. Dengan mencuci tangan, kita sedang merawat kehidupan
bersama. Air dan sabun yang digunakan membersihkan tangan kita, sehingga
jamahan tangan kita pasti bersih dan aman bagi diri kita sendiri dan orang lain.
Selama masa pandemi ini, mencuci tangan menjadi salah satu aksi saling mengasihi
dan melayani.

Melalui karya penyelamatan Tuhan Yesus Kristus, Allah menghapuskan dosa kita
dan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya. Hal ini disimbolkan dalam sakramen
baptisan. Saat kita mencuci tangan, marilah kita bersyukur atas aliran kasih dan
rahmat Allah dalam hidup kita. Air yang membersihkan tangan mengingatkan akan
air baptisan yang menyatakan kehidupan baru yang telah diberikan Allah bagi kita.
Ketika kita membasuh tangan, marilah kita mengingat bahwa Tuhan Yesus ingin kita
terus mengalami kasih-Nya dan Tuhan juga memerintahkan kita untuk mengasihi
dan melayani orang lain.

Doa
Ya Allah Maharahim,
Tuhan Yesus telah menunjukkan kasih-Mu bagi kami dan seluruh ciptaan.
Kami membuka hati kami untuk dikuasai oleh Roh Kudus,
agar kami dapat terus merasakan aliran kasih-Mu,
yang memampukan kami untuk mencintai-Mu,
serta mengasihi, menolong dan melayani orang lain.
Kiranya dengan perkataan dan perbuatan kami,
kami dapat memuliakan Engkau dan merawat kehidupan bersama di muka bumi ini,
melalui Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
4
Ritus Mencuci Tangan
(Setiap orang diminta untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun.
Seseorang dapat membantu mengucurkan air ke kedua tangan yang dicuci dengan
menggunakan gayung/kendi/teko, sambil berkata: “Tuhan Yesus mengasihimu.
Kasihilah, tolonglah, dan layanilah orang lain.” Orang yang mencuci tangan
menjawab: “Amin. Saya akan mengasihi dan melayani (menolong) orang lain.”
Setelah dicuci, tangan kemudian dilap sampai kering.)

S : (Setelah selesai melakukan ritus ini, semua menyanyikan “MENGASIHI,


MENGASIHI LEBIH SUNGGUH.”
1. Mengasihi, mengasihi lebih sungguh.
Mengasihi, mengasihi lebih sungguh.
Tuhan lebih dulu mengasihi kepadaku.
Mengasihi, mengasihi lebih sungguh.
2. Melayani, melayani lebih sungguh.
Melayani, melayani lebih sungguh.
Tuhan lebih dulu melayani kepadaku.
Melayani, melayani lebih sungguh.

https://www.youtube.com/watch?v=BqUZT_TI74c

DOA SYAFAAT
P: Ya Allah Mahabaik,
pada malam ketika Tuhan Yesus dikhianati,
Ia mengundang para murid-Nya
untuk makan perjamuan dan membasuh kaki mereka.
Malam ini, kami menyerahkan diri kami
untuk mengikuti teladan-Nya
dalam mencintai dan melayani.
Tuhan, dengarkanlah permohonan kami
S: DAN KARUNIAKANLAH KERENDAHAN HATI.

P: Pada malam Ia diserahkan kepada para penguasa negeri,


Tuhan Yesus berdoa bagi para murid-Nya
supaya mereka menjadi satu.
Malam ini, kami berdoa
bagi persatuan Gereja-Mu di seluruh dunia
dan bagi jemaat-Mu di tempat ini.
Tuhan, dengarkanlah permohonan kami
S; DAN SATUKANLAH KAMI.

P: Pada malam sebelum Ia ditangkap,


Tuhan Yesus berdoa bagi banyak orang yang percaya kepada-Nya
karena pelayanan para murid-Nya.
Malam ini, kami berdoa
bagi gereja-Mu di seluruh dunia
untuk dapat menjalankan pelayanan pemulihan bagi dunia
5
yang sedang dilanda pandemi Covid-19
dan supaya secara nyata gereja dapat menjadi pewujud kasih-Mu.
Tuhan, dengarkanlah permohonan kami
S: DAN PERBARUILAH SEMANGAT KAMI DALAM MELAYANI.

P: Pada malam terakhir bersama para murid-Nya,


Tuhan Yesus memerintahkan mereka untuk mengasihi,
tetapi ada murid justru mengkhianati dan menyangkal-Nya.
Malam ini, kami berdoa bagi orang-orang
yang ditolak dan dikucilkan oleh masyarakat
karena status sosialnya, pekerjaannya, disabilitas yang disandangnya,
warna kulitnya, atau agamanya yang berbeda.
Tuhan, dengarkanlah permohonan kami
S: DAN PULIHKANLAH KAMI!

P: Pada malam sebelum Ia menjalani derita,


Tuhan Yesus mengingatkan bahwa dunia
yang membenci para murid-Nya
telah lebih dulu membenci-Nya.
Malam ini, kami berdoa
bagi orang-orang yang dipersekusi
karena imannya kepada Kristus
dan karena memberlakukan keadilan dan kebenaran Allah.
Kami juga berdoa bagi negara dan komunitas yang sedang berkonflik,
khususnya Myanmar.
Tuhan, dengarkanlah permohonan kami
S: DAN BERIKANLAH DAMAI-MU.

P: Pada malam sebelum Ia berpisah dengan para murid-Nya,


Tuhan Yesus menjanjikan akan memberikan Sang Penghibur,
yaitu Roh Kebenaran,
yang mununtun kami dan menginsafkan dunia.
Tuhan Yesus pun meninggalkan damai sejahtera
yang tidak seperti dunia berikan.
Malam ini, kami memohon
kiranya Engkau berkenan mengaruniakan Roh Kebenaran
dan damai sejahtera bagi kami dan bagi dunia.
Tuhan, dengarkanlah permohonan kami
S: DAN CURAHKAN ROH KEBENARAN
SERTA DAMAI SEJAHTERA-MU.

P: Ya Allah yang Maharahim,


Mampukan kami dengan setia berjaga
dan berdoa bersama Tuhan Yesus di tengah pergumulan kami,
hingga tiba pada hari Paskah yang mulia.
Dalam nama-Nya kami berdoa.
S: AMIN.

6
PERSEMBAHAN
P : Umat yang terberkati, marilah kita ucapkan syukur kepada Allah atas
limpahan kasih-Nya. Malam ini kita merayakan kasih Allah dengan
menghaturkan persembahan. Firman yang mendasari persembahan adalah
Mazmur 52:11: “Aku hendak bersyukur kepada-Mu selama-lamanya, sebab
Engkaulah yang bertindak; karena nama-Mu baik, aku hendak
memasyhurkannya di depan orang-orang yang Kaukasihi!”

S : (menyanyikan KJ 302 “KUB’RI PERSEMBAHAN”)

https://www.youtube.com/watch?v=w9hxyHYA4rM

DOA PERSEMBAHAN
DOA BAPA KAMI

PERJAMUAN KASIH
P : Pada malam sebelum Tuhan Yesus menderita sengsara dan wafat, Ia makan
perjamuan malam bersama dengan murid-murid-Nya. Malam ini, kita
mengingat bersama peristiwa itu dengan makan dan minum bersama. Kita
percaya bahwa Tuhan yang telah bangkit dari kematian juga telah
mengundang kita untuk bersekutu bersama. Melalui Roh Kudus, Ia pun hadir
di tengah-tengah kita saat ini.

 DOA SYUKUR

P : Kami mengucap syukur, ya Allah, Sumber kehidupan,


atas berkat makanan yang menguatkan tubuh
dan menopang kehidupan kami,
juga atas minuman yang menyegarkan tubuh
dan memuaskan rasa dahaga kami.
Berkatilah makanan dan minuman ini
dan kami semua yang menyantapnya.
Ingatkan kami untuk menjadi berkat bagi sesama manusia
dan membagikan cinta kasih-Mu kepada seluruh ciptaan-Mu.
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Sang Air Hidup dan Roti Sorgawi, kami
berdoa.
S : AMIN

7
(Selama makan dan minum, anggota keluarga dapat mempercakapkan
perwujudan kasih dan pelayanan dalam keluarga, gereja (khususnya GKJ
Pangkalan Jati), bertetangga, dan masyarakat luas.)

 DOA SETELAH MAKAN


P: Kami bersyukur atas kasih setia-Mu, ya Allah,
dan karena perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
Engkau memberi makanan dan minuman
bagi tubuh yang letih dan lemah.
Engkau juga memuaskan jiwa yang haus dan lapar
dengan firman dan rahmat-Mu.
Kiranya persekutuan kami dengan Kristus
memulihkan dan menguatkan kami.
S : AMIN.

(Peralatan makan dan meja dapat dibereskan. Makanan dan minuman


disingkirkan sebelum ibadah dilanjutkan.)

MENGENANG PERISTIWA GETSEMANI


P: Setelah Tuhan Yesus dan para murid-Nya selesai dengan perjamuan malam,
mereka pergi ke Taman Getsemani, di mana Tuhan berdoa. Mari, kita
mengenang pergumulan Tuhan di taman itu dan peristiwa penangkapan-Nya
seperti dituturkan oleh Matius.

PEMBACAAN Markus 14:32-52.

S : (Selesai membaca Matius, menyanyikan “TINGGALLAH BERSAMA AKU”


beberapa kali.)

8
https://www.youtube.com/watch?v=2jLzeBp3Yak

PENGUTUSAN DAN BERKAT


P : Ingatlah sabda Tuhan: “Berjaga-jaga dan berdoalah, supaya kamu jangan
jatuh ke dalam pencobaan.” Sebagaimana Yesus Kristus, Tuhan kita, telah
mengasihi kita, kita diperintahkan untuk saling mengasihi dan melayani
orang lain.
Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya
telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan
pengharapan baik kepada kita, melalui Roh Kudus, kiranya menghibur dan
menguatkan hati kita dalam pekerjaan dan perkataan yang baik. (2 Tes. 2:16-17)
S : AMIN.

Anda mungkin juga menyukai