Anda di halaman 1dari 8

DESAIN SISTEM - LIA

1. Definisi Desain Sistem


Secara umum, analisis sistem dan desain sistem bergantung satu sama lain. Berdasarkan studi
yang dilakukan apa yang dikumpulkan, dianalisis, dan dimodelkan selama fase analisis
tersebut kemudian menjadi dasar bagi fase mendesain sistem. Dapat dikatakan fase analisis
merupakan fase investigasi dan berorientasi ke temuan.

Oleh karena itu, setelah menyelesaikan tahap analisis sistem, kita sudah mendapatkan
gambaran jelas terhadap apa yang akan dikerjakan, maka akan dilanjutkan ke dalam tahap
untuk merancang dan membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut sebagai desain sistem
atau perancangan sistem (system designs). Terdapat banyak pendapat mengenai pendefinisian
desain sistem, berikut ini yang tercatat pada buku (Hartono, 1989) :

1. Menurut Jhon Bruch & Gary Grudnitski, desain sistem dapat didefenisikan sebagai
penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
2. Menurut Robert J. Verzello/Jhon Reuter III, tahap setelah analisis dari siklus
pengembangan sistem adalah pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan
persiapan untuk rancang bangun implementasi; menggambarkan bagaimana suatu
sistem dibentuk.
3. Menurut George M. Scott, desain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan
menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan. Tahap ini menyangkut konfigurasi dari
komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga
setelah instalasi, sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah
ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa desain sistem berperan sebagai pendefenisian dari
kebutuhan-kebutuhan fungsional untuk mempersiapkan rancang bangun implementasi yang
berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Atau lebih singkat lagi,
Desain Sistem adalah menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

Desain sistem sendiri terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :


1. Desain Sistem secara Umum/Konseptual/Makro/Logika.
2. Desain Sistem secara Khusus/Terinci/Detail/Phisik/Internal.
2. Tujuan Desain Sistem
Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:
a) Memenuhi kebutuhan dari pemakai sistem.
b) Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada
programmer (pemrogram komputer) dan user (pemakai sistem) yang terlibat. (Lebih
mengarah pada Desain Sistem Secara Terinci)

3. Personil Yang Terlibat


Dibutuhkan beberapa personil yang harus terlibat dalam mendesain sistem, seperti:
1. Spesialis Pengendalian
2. Personil Penjamin Kualitas
3. Spesialis Komunikasi Data
4. Pemakai Sistem (user)

4. Kategori Desain Sistem


Desain Sistem dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:
 Global-based Systems (Sistem Berbasis Global)
Mendesain sistem secara meng-global, dibutuhkan pemeriksaan secara seksama dan
lengkap serta penggantian dari seluruh komponen desain umum. Beberapa tipe perubahan
yang umum yaitu:
1. Output yang lama : dari laporan berbentuk tabel setiap bulannya menjadi layar grafik
berwarna 2 atau 3 dimensi
2. Proses baru dibuat
3. Input diambil dari peralatan scan daripada dengan pensil dan kertas
4. Database hirarki lama diubah ke database relasional baru dengan standar bahasa query
5. Kontrol yang bervariasi diinstal, termasuk UPS (Uninterruptible Power Systems), DRP
(Disaster Recovery Plans), peralatan enkripsi dan peralatan kontrol akses biometri
6. Platform teknologi baru yang menggabungkan seluruh topologi jaringan organisasi
(komputer dan peralatannya) yang mendukung serta membutuhkan beberapa tim proyek yang
langsung ditunjuk dari CIO.
Lembar kerjanya berisi semua komponen desain umum berikut deskripsi masing-masing
secara umum. Beberapa alternatif diberikan ke user untuk di review dan diketahui. Setelah
direview, alternatif beberapa aspek dapat digabungkan untuk dibuat gabungannya. Beberapa
diantaranya dapat diterima atau dapat ditolak.
 Group-based Systems (Sistem Berbasis Kelompok)
Sistem ini diperuntukkan bagi cabang-cabang atau kelompok user khusus dalam
organisasi. Kelompok ini memiliki kebutuhan khusus untuk menyelesaikan pekerjaan dan
membuat keputusan yang tepat. Perancang sistem atau Pendesain sistem yang bekerja pada
kelompok ini perlu memiliki pengetahuan tentang bekerja pada sistem group-based.
Perancang tidak perlu memusatkan perhatian ke perancangan desain sistem tertentu, seperti
database dan platform teknologi tetapi pada output, input, proses, kontrol dan untuk platform
teknologi, khusus untuk group local (LAN).

 Local-based Systems (Sistem Berbasis Lokal)

Sistem ini khusus didesain untuk beberapa orang, biasanya satu atau dua saja, sebagai
aplikasi khusus tambahan. User memiliki PC atau komputer dan sistem tersebut direncanakan
untuknya. Professional System (Sistem Profesional) umumnya dipakai untuk bekerja sama
dengan user untuk menganalisis mendesain, mengevaluasi sistem yang berbeda, memilih satu
dan mengimplementasikan dengan menggunakan jaringan dan pendukungnya.

5. Elemen Untuk Mendesain Sistem


RAD atau Rapid Application Development, yang dipopulerkan oleh James Martin berfungsi
untuk menggabungkan elemen-elemen yang bekerja sama, sehingga dampak keseluruhannya
lebih besar dibandingkan dengan jumlah dampak per individu atau masing-masing. Adapun 4
kunci elemen RAD yaitu:

1. JAD atau Joint Application Development


Efektif untuk digunakan di Global-Based Systems (Sistem Berbasis Global). JAD
dapat juga dipakai di Group-Based Systems maupun Local-Based Systems. Kunci utamanya
adalah joint (user dan professional system bekerja sama untuk menganalisis dan mendesain
sistem).

2. Specialists With Advanced Tools (SWAT) teams


Terdiri dari 3 atau 4 professional system yang memiliki kemampuan dan motivasi.
Tim proyek yang kecil lebih produktif dibandingkan dengan tim proyek untuk sistem yang
lebih besar.

3. Computer-Aided System and Software Engineering (CASE) Tools


Digunakan oleh tim SWAT untuk menambah produktifitas dan kualitas kerja saat
membangun sistem.

- Menambah disiplin
- Mengurangi kesalahan dan kekosongan desain
- Mengurangi kerja sistem yang berulang
4. Prototyping
Bekerja dengan JAD dimana user ditunjukkan dengan apa yang akan mereka
dapatkan dan memberikan respon yang berkaitan. CASE tools akan memfasilitasi
prototyping untuk membuat desain layar, model-model yang bervariasi dan dialog yang cepat
serta untuk memodifikasinya saat berinteraksi dengan user.

Dengan RAD, penyusunan prototyping tidak perlu dibuang, tetapi menjadi bagian dari
desain sistem akhir. Pendekatannya mencapai aturan 80:20, dimana 80% permintaan user
dapat dipenuhi dengan 20% desain sistem. Tim SWAT bekerja di akhir dari sistem.
Pengalaman user membantu tim SWAT dalam mendefinisikan perubahan-perubahan yang
tidak terbayangkan. Macam dari aturan 80:20 ini untuk membangun sistem adalah teknik
kotak waktu DuPont (time box technique) dimana proyek sistem harus diselesaikan dalam 90
hari dan tidak boleh lewat. Pendekatan ini lebih mengarah ke teknik manajemen proyek. Jika
melebihi 90 hari berarti kesempatan bisnis akan hilang dan akan melebihi estimasi waktu
serta uang.

6. Tahapan Desain Sistem


Terdapat 7 tahapan dalam mendesain sistem, yaitu:
1. Desain Output
Perancangan output atau keluaran merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena
laporan atau keluaran yang dihasilkan harus memudahkan bagi setiap unsur manusia yang
membutuhkannya. Tipe Output dibedakan menjadi 2 yaitu eksternal (yang bertujuan untuk
informasi diluar organisasi pemakai, contohnya faktur, cek, tanda terima pembayaran, dan
lain-lain) dan internal (yang bertujuan untuk informasi dilingkungan organisasi pemakai,
contohnya laporan-laporan terinci, laporan-laporan ringkasan, dan lain-lain).

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam desain output adalah:


- Tipe output (Eksternal atau Internal)
- Isi output (Keterangan atau Informasi)
- Format output (berupa keterangan/narrative, tabel atau grafik)
- Frekuensi (banyaknya pencetakan dalam periode tertentu)
Langkah-langkah merancang output secara umum adalah:
- Menentukan kebutuhan Output dari sistem yang baru
- Output yang akan dirancang dapat ditentukan dari DFD (Data Flow Diagram) sistem
baru yang telah dibuat.
- Menentukan parameter dari Output (lihat yang harus diperhatikan dalam perancangan
Output)
2. Desain Input
Tujuan dari Desain Input adalah untuk mengefektifkan biaya pemasukan data,
mencapai keakuratan yang tinggi, dan menjamin pemasukan data dapat diterima &
dimengerti oleh pemakai. Tipe Input dibedakan menjadi 2 yaitu eksternal (pemasukan data
berasal dari luar organisasi, contohnya faktur pembelian, kuitansi-kuitansi dari luar
organisasi, dan lain-lain) dan internal (pemasukan data hasil komunikasi pemakai dengan
sistem, contohnya faktur penjualan, order penjualan, dan lain-lain).

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam desain input adalah:


- Tipe input
- Fleksibel format
- Kecepatan
- Akurat
- Metode verifikasi
- Mudah dikoreksi
- Keamanan
- Mudah digunakan
- Kompatibel dengan sistem yang lain
- Biaya yang ekonomis

Langkah-langkah merancang input secara umum adalah:

- Menentukan kebutuhan Input dari sistem yang baru


- Input yang akan dirancang dapat ditentukan dari DFD sistem baru yang telah dibuat
- Menentukan parameter dari Input

3. Desain Proses Sistem


Tujuan dari Perancangan Proses Sistem adalah untuk menjaga agar proses data lancar
dan teratur sehingga menghasilkan informasi yang benar serta untuk mengawasi proses dari
sistem. Desain Proses Sistem ini dapat digambarkan dengan Sistem Flowchart, DFD (Data
Flow Diagram), dan lain-lain. Proses yang terjadi dapat dibedakan menjadi beberapa bagian
yaitu, Real Time, Batch, Online, dan Offline.
4. Desain Database
Penerapan database dalam sistem informasi disebut dengan database system. Sistem
basis data (database system) ini adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan
kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
Adapun beberapa tipe dari File, yaitu:
1) File Master yang berisi data yang tetap dimana pemrosesan terhadap data hanya pada
waktu-waktu tertentu. Dibedakan menjadi File Referensi dan File Dinamik.
2) File Input/Transaksi yang berisi data masukan yang berupa data transaksi dimana data
data tersebut akan diolah oleh computer.

3) File Laporan yang berisi informasi yang akan ditampilkan.

4) File Sejarah/Arsip yang berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi, tetapi
disimpan untuk keperluan di masa yang akan mendatang.

5) File Backup/Pelindung yang berisi salinan data-data yang masih aktif di database pada
suatu waktu tertentu.

6) File Kerja/Temporary File yang berisi data-data hasil pemrosesan yang bersifat
sementara.

7) File Library yang berisi program-program aplikasi atau utility program.


Langkah-langkah Perancangan Database secara umum :
1. Menentukan kebutuhan file database untuk sistem baru
2. Menentukan parameter dari file database

5. Desain Kontrol
Tujuannya agar keberadaan sistem setelah diimplementasi dapat memiliki keandalan
dalam mencegah kesalahan, kerusakan serta kegagalan proses sistem. Adapun jenis-jenis
Kontrol adalah pencegahan, pendeteksian, dan pengkoreksian. Ancaman yang terdapat
terhadap Sistem, yaitu:
- Kesalahan manusia (lalai, kurang pelatihan)
- Perangkat lunak yang bersifat merusak/menipu (Salami Technique, Trojan Horse,
Logic Bomb, Worm, Virus)
- Penyadapan
- Pengaksesan yang tidak sah
- Perubahan / kehilangan database
- Kegagalan landasan teknologi

6. Desain Jaringan
Topologi yang ada pada desain jaringan adalah Bus, Star, dan Ring. Langkah-langkah
untuk mendesain jaringan adalah:
1. Membuat segmen bidang usaha (berdasarkan geografis, departemen, bangunan, lantai,
dan sebagainya)
2. Membuat sebuah model LAN
3. Mengevaluasi LAN untuk menentukan apakah mereka cocok untuk tiap segmen di
seluruh usaha
4. Interkoneksi segmen-segmen jaringan

7. Desain Komputer
Komputer dapat dikelompokkan menjadi Mainframe, Mini Komputer, dan Mikrokomputer.
Adapun device yang terdapat pada desain computer adalah Input, Output, Proses, dan
Penyimpanan.

7. Yang harus diperhatikan dalam Mendesain Sistem


Pada desain sistem, terdapat beberapa tekanan yang harus diperhatikan yaitu:
1. Integrasi (Integration)
2. Jalur Pemakai/Sistem (User/System Interface)
3. Tekanan Persaingan (Competitive Forces)
4. Kualitas dan kegunaan Informasi (Information Quality and Usability)
5. Kebutuhan-kebutuhan System (Systems Requirements)
6. Kebutuhan-kebutuhan Pengolahan Data (Data Processing Requirements)
7. Faktor-faktor Organisasi (Organizations Factors)
8. Kebutuhan-kebutuhan Biaya Efektifitas (Cost Effectiveness Requirements)
9. Faktor-faktor Manusia (Human Factors)
10. Kebutuhan-Kebutuhan Kelayakan (Feasibility Requirements)

Anda mungkin juga menyukai