KELELAHAN OTOT
SPEKTRUM ABSORPSI KLOROFIL
Asisten Praktikum :
Ahmad Rizky G74180045
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2021
Tujuan
Praktikum ini bertujuan dapat mengestrak klorofil dan menentukan konsentrasi
klorofil dengan metode absorbsi UV-VIS.
Dasar Teori
Otot merupakan sesuatu jaringan dalam tubuh manusia ataupun hewan yang
berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan rangka badan manusia dan
pergerakan dari organ dalam tubuh. Otot ialah salah satu dari empat kelompok jaringan
pokok.
Otot mempunyai berbagai ragam fungsi, ialah sebagai penghasil gerakan pada
rangka, mempertahankan bentuk tubuh serta posisi tubuh, mengendalikan pintu masuk
dan keluar saluran dalam sistem tubuh, menyokong jaringan lunak, menggerakan organ-
organ dalam tubuh serupa usus, jantung, serta sistem tubuh yang ada. Otot pula berperan
mempertahankan suhu tubuh, kontraksi rangka membutuhkan energi serta menciptakan
panas untuk mempertahankan suhu wajar untuk tubuh.
Otot manusia dibedakan jadi 3 kategori, yakni otot polos, otot lurik, serta otot
jantung. Otot polos ada di dinding usus, bilik lambung, kandung kemih, peranakan, bilik
pembuluh darah serta organ dalam yang lain. Otot polos bekerja diluar kesadaran, oleh
sebab itu otot polos disebut sebagai otot tidak sadar. Otot lurik ialah otot yang gampang
lelah yang diakibatkan oleh penimbunan asam laktat pada sel- selnya. Pergerakan otot
lurik berasal dari sinyal motorik yang berasal dari otak serta bersifat sadar. Otot lurik
ada pada hampir keseluruhan tubuh bagian luar. Otot lurik dikenal sebagai 2 jenis otot,
ialah jenis otot merah, serta jenis otot pucat. Otot jantung bekerja eksklusif untuk
memompa darah pada jantung. Otot jantung ialah jaringan otot yang mampu
berkontraksi secara nonstop tanpa henti. Pergerakan otot jantung tidak dipengaruhi
sinyal saraf pusat. Otot jantung bisa dipengaruhi oleh interaksi syaraf simpatetik
maupun parasimpatetik yang memperlambat atau memacu laju denyut jantung, tetapi
tidak sanggup mengontrolnya secara sadar.
20
15
10
5
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu
F Sebelum F sesudah
60
50
40
Gaya
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu
F sebelum F sesudah
Pembahasan
Kelelahan otot merupakan suatu kondisi yang diakibatkan oleh kontraksi otot
yang kuat dan lama dimana otot tidak mampu lagi berkontraksi karena neuromuscular
junction tidak mampu meneruskan rangsang. (Sarifin 2010) Kegagalan neuromuscular
junction dalam meneruskan rangsangan syaraf pada serabut otot disebabkan
penumpukan asam laktat. Hal ini dikuatkan oleh beberapa studi yang mengatakan
bahwa penumpukan asam laktat menghambat potensial aksi di neuromuscular junction.
Akibatnya kontraksi otot menjadi lemah. (Fox 1998)
Dalam praktikum ini diambil data selama 60 detik, diperoleh menjadi hasil
gambar tersebut. Pada probandus data pria ada gaya sebelum dicelup es mengalami
gaya yang sangat siginifikan turun di detik ke-sepuluh, mungkin praktikan tidak
menahan dengan stabil. pada perbandingan antara probandus pria dan probandus wanita
menujukan keabnormalan yang dimana rata-rata probandus wanita lebih besar
ketimbang probandus pria entah karena mungkin tidak akurat atau human error.
Seharusnya gaya rata-rata pada probandus pria lebih besar dibanding dengan
probandus wanita. Perihal ini diakibatkan karena pada biasanya massa otot pada pria
lebih besar ketimbang dengan wanita, sehingga pria bisa menyimpan glikogen pada otot
lebih banyak dibanding dengan wanita.
Simpulan
Hasil percobaan menampilkan jika pada saat tangan dimasukkan ke dalam
wadah berisikan es selama satu menit akan mengurangi kinerja serta performansi otot,
sehingga bisa disimpulkan jika temperatur mempengaruhi kinerja dan performansi otot.
DAFTAR PUSTAKA
Fox LE, Bower R, Foss M. 1988. The Physiology Basis of Physical Education and
Athletics New York: Sunders College Publishing.
Sarifin G. 2010. Kontraksi Otot dan Kelelahan. Jurnal ILARA. 1(2):58-60.Fanny
Septiani F, Ermita I. Ilyas, Mohamad Sadikin. 2010. Peran H+ dalam
Menimbulkan Kelelahan Otot: Pengaruhnya pada Sediaan Otot Rangka Rana
Sp. Jurnal Kedokteran. 60(4):178-180.