MATEMATIKA WAJIB
KELAS XI
TURUNAN FUNGSI
Penyusun:
Daftar Isi
Contents
BAB I
Kompetensi Dasar
3.6 Menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan Aritmetika dan
Geometri
PETA KONSEP
Zeno lahir tahun 490 SM di Elea. Zeno adalah murid dari Parmenides. Dia
mempunyai empat argumen untuk kesimpulan bahwa tidak ada gerakan – hal ini
adalah sebagai dukungan untuk apa yang dinyatakan gurunya. Zeno dikenal banyak
orang karena namanya tercantum pada halaman pertama buku Parmenides
karangan Plato. Diperkirakan bahwa saat itu Zeno berumur 40 tahun, sedang
Socrates masih remaja, kisaran usia 20 tahun. Dengan mengetahui bahwa Socrates
lahir pada 469 SM, maka diperkirakan Zeno lahir pada tahun 490 SM. Disinyalir
bahwa Zeno mempunyai hubungan “khusus” dengan Parmenides. Catatan Plato
menyebutkan adanya gosip bahwa mereka saling jatuh cinta saat Zeno masih muda,
dan tulisan Zeno tentang paradox digunakan untuk melindungi filsafat Parmenides
dari para pengkritiknya. Semua catatan itu tidak pernah ada dan cerita itu dituturkan
oleh tangan kedua. Tulisan Aristoteles yang terdapat pada Simplicius – terbit
ribuan tahun setelah Zeno digunakan sebagai acuan.
Uraian di atas, pada dasarnya merupakan salah satu barisan dan deret yang kita
kenal dalam matematika. Konsep barisan dan deret akan selalu terkait dengan
bilangan-bilangan dan aturan-aturan tertentu yang menghubungkan bilangan-
bilangan tersebut.
2. Barisan Bilangan
Tentunya dalam kesempatan lain kita telah menjumpai sebarisan bilangan, dan
biasanya kita diminta untuk dapat menentukan suku-suku berikutnya. Persoalan
semacam ini kita jumpai ketika kita mengikuti tes psikologi, test intelegency question
(IQ), tes kemampuan umum (TKU), tes potensi akademik (TPA), atau tes-tes
psikologi untuk bidang-bidang keahlian tertentu, yaitu pada bagian tes seri (Tes
Barisan dan Deret).
Sebagai contoh dalam TKU, yaitu tes untuk para siswa SMA yang ingin meneruskan
ke perguruan tinggi diminta untuk menentukan dua suku berikutnya yang mungkin
dari setiap barisan di bawah ini, dan memberikan suatu aturan yang dapat dipakai
untuk menyusun barisan itu.
Perhatikan gambar dan urutan bilangan di bawah,
Banyak lingkaran pada pola di bawah.
n(n 1)
n barisan tersebut adalah Un dengan n { 1, 2, 3, 4, 5, … }.
2
Pendefinisian seperti ini dinamakan dengan definisi eksplisit.
Cara lain untuk mendefinisikan barisan bilangan adalah dengan definisi rekursif.
Contoh:
diberikan barisan bilangan dengan definisi rekursif sebagai berikut,
U1 = 3
Un = 2Un-1 + 1, n>1
Suku-suku berikutnya dapat dicari dengan cara :
U2 = 2.U1 + 1 = 2.3 + 1 = 7
U3 = 2.U2 + 1 = 2.7 + 1 = 15
U4 = 2.U3 + 1 = 2.15 + 1 = 31
dan seterusnya.
Sebuah definisi rekursif memuat dua bagian, pertama adalah kondisi awal untuk
memulai barisan dan yang kedua adalah sebuah persamaan rekursif (rumus rekursif)
untuk menentukan hubungan antara setiap suku barisan dengan suku berikutnya.
Definisi rekursif ini banyak dipakai dalam aplikasi-aplikasi komputer
Contoh :
1. 1, 3, 5, 7, …
2. 500, 400, 320, 256, …
3. 1, 2, 6, 24, 120, …
4. 2, 5, 10, 17, …
1 1 1
5. 1, , , , …
2 3 4
Dalam hal ini ada beberapa cara untuk menyatakan suatu barisan, yaitu :
(1) {𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 , … , 𝑢𝑛 } atau {𝑠1 , 𝑠2 , 𝑠3 , … , 𝑠𝑛 } dengan n bilangan asli.
(2) {𝑢𝑛 } dengan 𝑛 ∈ 𝐴 = {1, 2, 3, … }.
(3) 𝑓: 𝑛 → 𝑢𝑛 dengan 𝑛 ∈ 𝐴 = {1, 2, 3, … }.
Contoh :
Carilah rumus untuk suku ke-n dari barisan yang empat suku pertamanya adalah
(a) 1, 4, 7, 10, …
(b) 3, 9, 27, 81, …
(c) -2, 2, -2, 2, …
Penyelesaian :
(a) Selisih dua suku yang berurutan ialah 3, maka 𝑢𝑛 = 3𝑛 − 3
(b) Perpangkatan dari 3, sehingga 𝑢𝑛 = 3𝑛
(c) (−1)1 = −1, (−1)1 = 1, dan seterusnya, sehingga 𝑢𝑛 = 2 × (−1)𝑛
Tugas 1
1. Carilah 4 suku pertama dan suku ke sepuluh dari barisan bilangan dengan rumus umum
berikut.
Un 3n + 1 d. Un n
n 1
e. Un 21
(1) n n1
Un
n
Un (n – 1)(n – 2)(n – 3)
2. Untuk setiap barisan bilangan berikut tentukan rumus untuk suku ken.
2, 4, 6, 8, 10, …
1, 2, 3, 4, 5, …
2, 1, 4, 7, 10, …
x2 x3 x4
x, , , , ...
2 3 4
1, 2, 4, 8, 16, …
4, 2 2 , 2, 2 , 1, ...
2, 4, 8, 16, …
2, 6, 12, 20, …
3. Carilah lima suku pertama dari barisan dengan definisi rekursif berikut.
U1 2
U1 3
1, 3, 7, 15, 31, …
81, 27, 9, 3, …
3. Deret
Konsep tentang deret bilangan telah dikenal sejak abad ke-5 sebelum Masehi yang
dikenal dengan nama paradoks Zeno. Dalam paradoks tersebut dikisahkan Achilles
berpacu dengan kura-kura. Karena kecepatan Achilles 12 kali kecepatan kura-kura
maka waktu start kura-kura diletakkan di depan Achilles sejauh 1 stadion (suatu
ukuran jarak pada masa itu, kira-kira 200 yard). Untuk dapat melampaui kura-kura
maka Achilles harus menempuh jarak 1 stadion terlebih dahulu (tempat kura-kura
semula). Pada saat yang bersamaan kura-kura telah merangkak maju sejauh 1
12
stadion. Saat Achilles menempuh jarak 1 stadion, kura-kura telah bergerak maju
12
1 1
stadion. Berikutnya saat Achilles menempuh jarak stadion, kura-kura telah
12 2 12 2
1
bergerak maju sejauh stadion. Begitu seterusnya proses ini berulang-ulang
123
sampai tak hingga sehingga disimpulkan bahwa Achilles tidak mungkin melampaui
kura-kura.
Kalau dituliskan maka jarak yang ditempuh oleh Achilles adalah
1 1
1+ 1 + 2 + 3 +… …………………… (5)
12 12 12
Tanda titik-titik ini menunjukkan bahwa pola tersebut berulang untuk setiap bentuk
1 1
selalu diikuti oleh bentuk .
12 k
12k 1
Bentuk penjumlahan pada (5) dalam matematika dikenal sebagai deret bilangan
atau dengan kata lain deret bilangan adalah penjumlahan dari barisan bilangan.
Jika Sn melambangkan jumlah dari n suku pertama suatu barisan bilangan maka S n
dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu :
- Definisi eksplisit untuk Sn : Sn = U1 + U2 + U3 + … + Un
- Definisi rekursif untuk Sn S1 = U 1
Sn = Sn-1 + Un untuk n > 1
Dari sini diperoleh hubungan Un Sn Sn1 untuk n > 1
Contoh:
1. Jumlah n suku pertama suatu deret adalah S n 2n 1, tentukan U1, U2, U3, U4
dan U5.
Jawab:
U1 S1 21 1 211
U2 S2S1 (22 1) (21 1) 3 1 2
U3 S3 S2 (23 1) (22 1) 7 3 4
U4 S4 S3 (24 1) (23 1) 15 7 8
U5 S5 S4 (25 1) (24 1) 31 15 16
2. Hitung jumlah 5 suku pertama dari setiap deret bilangan jika diketahui rumus
suku ken berikut.
a. Un 2n + 3
b. Un n2 + 2
c. Un log 10n
Jawab:
a. S5 (2.1 + 3) + (2.2 + 3) + (2.3 + 3) + (2.4 + 3) + (2.5 + 3)
5 + 7 + 9 + 11 + 13 45
b. S5 (12 + 2) + (22 + 2) + (32 + 2) + (42 + 2) + (52 + 2)
3 + 6 + 11 + 18 + 27 65
c. S5 log 101 + log 102 + log 103 + log 104 + log 105
1 + 2 + 3 + 4 + 5 15
Cara lain untuk menentukan jumlah n suku pertama deret adalah dengan mencari
pola dari barisan S1, S2, S3, S4, …, Sn. Sebagai contoh pada contoh 2a di atas,
S1 5 5 1.5 1.(1 + 4)
S2 5 + 7 12 2.6 2.(2 + 4)
S3 5 + 7 + 9 21 3.7 3.(3 + 4)
S4 5 + 7 + 9 + 11 32 4.8 4.(4 + 4)
….
Sn n(n+4)
Tugas 2
1. Tentukan bentuk umum jumlah n suku pertama dari setiap deret bilangan berikut.
1 + 3 + 9 + 27 + 81 + …
4 + 8 + 16 + 32 + …
–5–3–1+1+3+…
2 + 6 + 18 + 54 + 162 + …
6 + 10 + 14 + 18 + 22 + …
2. Tulislah tiga suku pertama dan suku ke sepuluh dari setiap deret bilangan berikut.
Sn n2 + 2n
Sn n3 – 2
Definisi :
Suatu barisan dinamakan barisan aritmetika jika dan hanya jika selisih dua
suku yang berurutan selalu tetap.
Sekarang kita akan mencari rumus umum suku ke-n dari barisan aritmetika, yaitu
sebagai berikut :
Contoh :
Carilah suku ke-100 dari barisan aritmetika 2, 5, 8, 11, …
Penyelesaian :
Di sini 𝑎 = 2
𝑏 = 𝑢2 − 𝑢1 = 5 − 2 = 3
𝑛 = 100
𝑢𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 ⇔ 𝑢100 = 2 + (100 − 1)(3) = 2 + (99)(3) = 299
Contoh :
Diketahui barisan aritmetika 1, 3, 4, 7, …,𝑢𝑛 = 225. Tentukan banyaknya suku
(n).
Penyelesaian :
𝑎 = 1, 𝑏 = 2, 𝑢𝑛 = 225
𝑢𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 ⇔ 225 = 1 + (𝑛 − 1)(2) ⇔ 225 = 1 + 2𝑛 − 2 ⇔ 226 = 2𝑛
⇔ 𝑛 = 113
Jadi banyaknya suku ada 113.
Contoh :
Geo berhasil lulus ujian masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Sebagai
mahasiswa, mulai 1 Januari 2017 ia menerima uang saku sebesar Rp
700.000,00 untuk satu triwulan. Uang saku ini diberikan setiap permulaan
triwulan. Untuk setiap triwulan berikutnya uang saku yang diterimanya dinaikkan
sebesar Rp 50.000,00. Berapa besar uang saku yang akan diterima Geo pada
awal tahun 2020?
Penyelesaian :
Triwulan ke-1 : 𝑢1 = 𝑎 = 700.000
Dengan :
𝑏 ′ : beda barisan aritmetika baru
𝑏 ∶ beda barisan aritmetika
𝑘: banyak suku yang disisipkan
Contoh:
1) Diberikan barisan aritmetika : 2, 7, 12, …, 502
a) Tentukan suku tengahnya
b) Tentukan banyaknya suku dari barisan tersebut
Penyelesaian:
a) Diketahui 𝑎 = 2, 𝑢𝑛 = 502, 𝑏 = 7 − 2 = 5
1 1
𝑢𝑡 = (𝑎 + 𝑢𝑛 ) = (2 + 502) = 252
2 2
b) 𝑢𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
502 = 2 + (𝑛 − 1)5 → 𝑛 = 101
Jadi banyak suku adalah 101
2) Diketahui barisan aritmetika 1, 13, 25, 37, 49. Diantara dua suku
berurutan disisipkan 5 buah suku, sehingga membentuk barisan
aritmetika baru. Tentukan beda, banyak suku dan suku tengah, dan suku
ke-16 dari barisan aritmetika baru tersebut.
Penyelesaian:
𝑘 = 5, 𝑛 = 5, 𝑏 = 13 − 1 = 12
𝑏 12
Beda baru 𝑏 ′ = = =2
𝑘+1 5+1
2. Deret Aritmetika
Diceritakan tentang seorang matematikawan besar (Prince of Mathematics) Carl
Friedrich Gauss (1777-1855), bahwa dalam masa kecilnya di sekolah dasar guru
minta para peserta didiknya menjumlahkan seratus bilangan besar yang
merupakan suku-suku berurutan dalam barisan aritmetika, dan guru itu
mengharapkan supaya suasana kelas tenang. Gauss memberi jawaban hanya
dalam beberapa detik . di sini kita menggunakan cara yang sama untuk
mendapatkan jumlah 100 bilangan asli yang pertama, yaitu sbb :
𝐽100 = 𝑆100 = 1 + 2 + ⋯ + 99 + 100
𝐽100 = 𝑆100 = 100 + 99 + ⋯ + 2 + 1
2𝐽100 = 101 + 101 + ⋯ + 101 + 101 = 100 × 101
𝐽100 = 5050
Contoh :
Carilah jumlah semua bilangan asli antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3
Penyelesaian :
Di sini 𝑎 = 3, 𝑏 = 3 dan 𝑈𝑛 = 99
Terlebih dahulu dicari nilai n
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
⇔ 99 = 3 + (𝑛 − 1)3 ⇔ 𝑛 = 33
1 1
𝑆𝑛 = 𝑛(𝑎 + 𝑈𝑛 ) = (33)(3 + 99) = 1683
2 2
Contoh :
Dari contoh sebelumnya, berapa lamakah Geo menyelesaikan kuliahnya apabila
selama ia kuliah telah menerima uang saku sebesar Rp 23.500.000,00?
Penyelesaian :
Uang yang diterima Geo selama kuliah Rp 23.500.000,00 merupakan jumlah
deret uang masing-masing triwulan.
1
𝑆𝑛 = 𝑛(2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
2
1
⇔ 23.500.000 = 𝑛(2 × 700.000 + (𝑛 − 1)50.000)
2
1
⇔ 23.500.000 = 𝑛(2 × 700.000 + (𝑛 − 1)50.000)
2
Tugas 3
1
1. - , 3, -12, 48, .....
2
2 2 2
2. a, a + x , a + 2x , a + 3x , .....
4. 4, 8, 12,....; n = 50.
3. Hitunglah:
5. 30 + 25 + 20 +... + (- 40).
6. 2 + 10 + 18 +... + 72.
7. Suku ke 5 suatu deret aritmatika adalah 22, jumlah suku ke 7 dengan suku
8. U 6 = 5; U 12 = -13.
9. U 13 = 8; U 17 = 48.
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa suatu barisan dinamakan
barisan geometri jika dan hanya jika hasil bagi tiap suku dengan suku
sebelumnya selalu tetap (definisi). Hasil bagi yang tetap ini disebut rasio dan
disingkat dengan r.
Bagaimakah bentuk umum suku ke-n dari barisan geometri?
Misal suku pertama dari barisan geometri, yaitu 𝑈1 dinyatakan dengan a, maka
kita dapatkan :
𝑈2
= 𝑟 ⟺ 𝑈2 = 𝑈1 𝑟 = 𝑎𝑟 ,
𝑈1
𝑈3
= 𝑟 ⟺ 𝑈3 = 𝑈2 𝑟 = 𝑎𝑟. 𝑟 = 𝑎𝑟 2 ,
𝑈2
𝑈4
= 𝑟 ⟺ 𝑈4 = 𝑈3 𝑟 = 𝑎𝑟 2 . 𝑟 = 𝑎𝑟 3 ,
𝑈3
Contoh :
Diketahui barisan geometri dengan 𝑈1 = 64 dan 𝑈4 = 1. Carilah rasionya dan
tentukan lima suku pertama dari barisan tersebut.
Penyelesaian :
Di sini 𝑎 = 𝑈1 = 64,
Dan 𝑈𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1
⇔ 𝑈4 = 64𝑟 3
⇔ 1 = 64𝑟 3
1
⇔ 𝑟3 =
64
1
Jadi, 𝑟 =
4
1
Lima suku yang pertamanya adalah 64, 16, 4, 1, .
4
Contoh :
Banyaknya penduduk di sebuah kota W pada tahun 2015 ada 1.600.000
(menurut data BPS tahun 2015). Setiap 10 tahun penduduk kota tersebut
bertambah dua kali lipat dari jumlah semula. Berapakah banyaknya penduduk
kota tersebut pada tahun 1955?
Penyelesaian :
Karena penduduk kota tersebut tiap 10 tahun bertambah dua kali lipat dari jumlah
semula, berarti r = 2. Dari tahun 1955 ke tahun 2015 = 60 tahun, ini sama artinya
60
𝑛= = 6.
10
Banyaknya suku barisan geometri baru adalah sama dengan banyaknya suku
barisan geometri 𝑛 lama ditambah dengan (𝑛 − 1) dikalikan banyaknya suku
yang disisipkan sehingga didapatkan rumus sebagai berikut:
𝑛′ = 𝑛 + (𝑛 − 1)𝑘
Dengan 𝑛′ = banyak suku barisan geometri baru
Contoh:
1) Diketahui barisan geometri dengan banyak suku adalah 9 buah, suku
terakhir 64 dan hasil kali semua sukunya adalah 218 . Tentukan suku
pertama dan suku tengahnya
Penyelesaian:
Diketahui 𝑛 = 9, 𝑢9 = 64, 𝑃 = 218 , 𝑃 = 𝑢𝑡 𝑛 , 𝑃 = hasil kali semua suku
𝑃 = 𝑢𝑡 𝑛 → 218 = 𝑢𝑡 9 → 𝑢𝑡 = 22 = 4
1 1
𝑡 = (𝑛 + 1) = (9 + 1) = 5
2 2
Jadi 𝑢5 = 4
𝑢𝑡 2 = 𝑎 x 𝑢𝑛
𝑢5 2 = 𝑎 x 𝑢9 = 𝑎 x 64
42 = 𝑎 x 64
1
𝑎=
4
1
Jadi suku pertama adalah = dan suku tengahnya adalah 4
4
𝑛′ = 𝑛 + (𝑛 − 1)𝑘 = 3 + (3 − 1)4 = 11
𝑘+1 4+1 5
𝑟′ = √𝑟 = √32 = √32 = 2
𝑢7 = 𝑎𝑟 6 = 3(2)6 = 192
2. Deret Geometri
Seperti halnya deret aritmetika, bahwa suatu deret geometri adalah jumlah suku-
suku dari suatu barisan geometri (definisi). Jika barisan geometrinya dinyatakan
dalam bentuk baku, yaitu
𝑎, 𝑎𝑟, 𝑎𝑟 2 , 𝑎𝑟 3 , … , 𝑎𝑟 𝑛−1
Maka deret geometrinya adalah
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + 𝑎𝑟 3 + … + 𝑎𝑟 𝑛−1
Misalkan 𝑆𝑛 adalah notasi yang kita pakai untuk menyatakan jumlah n suku
pertama suatu barisan geometri, maka
𝑆𝑛 = 𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + 𝑎𝑟 3 + … + 𝑎𝑟 𝑛−1
𝑟𝑆𝑛 = 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + 𝑎𝑟 3 + … + 𝑎𝑟 𝑛−1 + 𝑎𝑟 𝑛
(1 − 𝑟)𝑆𝑛 = 𝑎 − 𝑎𝑟 𝑛
𝒂 − 𝒂𝒓𝒏
𝑺𝒏 =
𝟏−𝒓
𝒂(𝟏 − 𝒓𝒏 )
𝑺𝒏 = , (𝒓 ≠ 𝟏)
𝟏−𝒓
𝒂(𝒓𝒏 − 𝟏)
𝑺𝒏 = , 𝐛𝐞𝐫𝐥𝐚𝐤𝐮 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝒓 > 𝟏
𝒓−𝟏
Bentuk terakhir ini sering pula disebut rumus untuk jumlah n suku pertama deret
geometri.
Contoh :
Carilah jumlah tujuh buah suku pertama dari deret geometri
4 + 2 + 1 + 0,5 + …
Penyelesaian :
2 1
Di sini 𝑎 = 4, 𝑟 = = dan n = 7
4 2
𝑎(1 − 𝑟 𝑛 )
𝑆𝑛 =
1−𝑟
1 7
4 (1 − ( ) )
2
𝑆7 =
1
1−
2
𝑆7 = 7,94 (dibulatkan sampai 3 angka signifikan)
Contoh :
Seutas tali dibagi mejadi 6 bagian dengan ukuran panjang membentuk deret
geometri, jika bagian yang paling pendek 3 cm dan yang terpanjang 96 cm,
tentukanlah ukuran panjang tali tersebut.
Penyelesaian :
Di sini 𝑈𝑛 = 96, 𝑎 = 3, dan n = 6
Sehingga kita dapatkan
𝑈𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1
⟺ 96 = 3𝑟 5
⟺ 𝑟 5 = 32
⟺𝑟=2
Karena r > 1, maka berlaku
𝑎(𝑟 𝑛 − 1)
𝑆𝑛 =
𝑟−1
3(2𝑛 − 1)
⇔ 𝑆6 =
2−1
3(64 − 1)
⇔ 𝑆6 = = 189
1
Jadi ukuran panjang tali tersebut adalah 189 cm.
Jadi, rumus umum jumlah n suku deret geometri tak hingga adalah
𝒂
𝑺~ = untuk |𝑟| < 1 atau −1 < 𝑟 < 1
𝟏−𝒓
Contoh :
Hitunglah jumlah sampai tak hingga dari deret geometri 4 – 2 + 1 – …
Penyelesaian :
sebelumnya. Tentukan panjang seluruh jalan yang dilalui bola sampai berhenti.
Penyelesaian :
3 3 2 3 3 1
𝑆1 = 1 + +( ) +( ) +⋯ = =4
4 4 4 3
1−
4
3 3 2 3 3 1
𝑆2 = +( ) +( ) +⋯= =3
4 4 4 3
1−
4
𝑆 = 𝑆1 + 𝑆2 = 4 + 3 = 7
Jadi panjang seluruh lintasan yang dilalui bola itu sampai berhenti adalah 7
meter.
Contoh:
Banyak Penduduk di kota X setiap tahun meningkat 2% secara
eksponensial dari tahun sebelumnya. Tahun 2013 penduduk di kota X
sebanyak 100.000 orang. Hitunglah banyak penduduk kota X pada tahun
2014 dan 2023.
Penyelesaian:
Diketahui 𝐴0 = 100.000, 𝑖 = 2% = 0,02
Jika ditanyakan banyak penduduk pada tahun 2014 artinya 1 tahun setelah
tahun 2013 sehingga 𝑛 = 1 maka
𝐴𝑛 = (1 + 𝑖)𝑛 . 𝐴0
𝐴1 = (1 + 0,02)1 . 100.000
𝐴1 = (1,02)1 . 100.000
𝐴1 = 102.000 jiwa
Jadi banyak penduduk pada tahun 2014 adalah 102.000 jiwa
2. Peluruhan
Peluruhan dalam Matematika adalah perubahan secara kuantitas (jumlah)
suatu objek (baik benda mati maupun benda hidup) yang semakin lama
semakin menurun jumlahnya (semakin sedikit) dari periode pertama, periode
kedua dan seterusnya dalam jangka waktu tertentu. Penurunan pada
peluruhan dalam Matematika biasanya mengikuti pola tertentu “barisan dan
deret Matematika atau barisan dan deret geometri “.
banyak objek awal adalah 𝐴0 dan banyak objek setelah 𝑛 tahun kita
misalkan 𝐴𝑛 , maka dapat disusun model perhitungan sebagai berikut:
Setelah tahun pertama (𝐴1 ):
𝐴1 = 𝐴0 − 𝑖 × 𝐴0 = 𝐴0 (1 − 𝑖)
setelah tahun kedua(𝐴2 ) :
𝐴2 = 𝐴1 − 𝑖 × 𝐴1 = 𝐴1 (1 − 𝑖) = 𝐴0 (1 − 𝑖)(1 − 𝑖) = 𝐴0 (1 − 𝑖)2
setelah tahun ketiga(𝐴3 ) :
𝐴3 = 𝐴2 − 𝑖 × 𝐴2 = 𝐴2 (1 − 𝑖) = 𝐴0 (1 − 𝑖)2 (1 − 𝑖) = 𝐴0 (1 − 𝑖)3
dan seterusnya sampai setelah tahun ke − n (𝐴𝑛 ):
Keterangan :
𝐴𝑛 ∶ jumlah objek setelah tahun ke- 𝑛 atau periode ke- 𝑛
𝐴0 : jumlah objek di awal periode
𝑛 ∶banyaknya periode peluruhan
𝑖: presentase peluruhan/penurunan
𝑟: kelipatan peluruhan/penurunan(rasio)
Contoh:
Suatu bahan radioaktif yang semula berukuran 125 gram mengalami reaksi
kimia sehingga menyusut 12 % dari ukuran sebelumnya setiap 12 jam
secara eksponensial. Tentukan ukuran bahan radioaktif tersebut setelah 3
hari.
Penyelesaian:
Diketahui : 𝐴0 = 125, 𝑖 = 12% = 0,12
Peluruhan terjadi setiap 12 jam, berarti setiap hari peluruhan terjadi 2 kali,
jika 3 hari maka terjadi 6 kali peluruhan sehingga 𝑛 = 6 maka
𝐴𝑛 = 𝐴0 (1 − 𝑖)𝑛
𝑝6 = 125. (1 − 0,12)6
𝑃6 = 125. (0,88)6
𝑃6 = 58,05 gram
Jadi ukuran radioaktif setelah 3 hari adalah 58,05 gram
3. Bunga
Sekarang ini pasti anda tidak asing dengan istilah bunga dari tabungan atau
bunga dari pinjaman. Contoh Pak Ali meminjam dana dari bank dengan bunga
1% per bulan. Tahukah anda arti dari istilah bunga? Bunga yaitu jasa dari
pinjaman atau simpanan yang dibayarkan pada akhir jangka waktu yang telah
disepakati bersama. terdapat 2 jenis bunga dalam bidang ekonomi yaitu:
1) Bunga tunggal
Bunga tunggal adalah bunga yang diperoleh pada setiap akhir jangka
waktu tertentu yang tidak mempengaruhi besarnya modal yang dipinjam.
Dengan kata lain, perhitungan bunga setiap periode selalu dihitung
berdasarkan besarnya modal yang tetap.
a) Bunga majemuk
Bunga majemuk adalah bunga yang timbul pada setiap akhir jangka
waktu tertentu (bulan/tahun) yang mempengaruhi besarnya modal dan
Bunga pada setiap jangka waktunya. Atau dengan kata lain jika
seseorang menyimpan uang di bank kemudian setiap akhir periode,
bunga yang diperoleh tersebut tidak diambil, maka bunga itu akan
bersama-sama dengan modal menjadi modal baru yang akan berbunga
pada periode berikutnya. Bunga yang diperoleh menjadi lebih besar dari
dari bunga pada periode sebelumnya. Ilustrasi di atas dinamakan bunga
majemuk.
Contoh 1:
Stephan menyimpan uang di bank sebesar Rp 1.000.000,00 dan bank
memberikan bunga 10% per tahun. Jika bunga tidak pernah diambil dan
dianggap tidak ada biaya administrasi bank. Tentukan besarnya bunga
pada akhir tahun pertama, akhir tahun kedua, dan akhir tahun ketiga.
Penyelesaian:
Diketahui :
Suku bunga majemuk : 𝑖 = 10% = 0,1
Pada contoh 1, jika kita hitung kembali besarnya bunga pada akhir
periode pertama, kedua dan ketiga dengan menggunakan rumus
bunga diperoleh sebagai berikut :
Pada contoh 1 diketahui 𝑖 = 10% = 0,1 dan modal awal Rp
1.000.000,00
Besarnya bunga pada akhir tahun pertama/periode pertama (𝑛 = 1)
𝐵𝑛 = 𝑖 × (1 + 𝑖)𝑛−1 × 𝑀
𝐵1 = 0,1 × (1 + 0,1)1−1 × 1.000.000
𝐵1 = 0,1 × (1,1)0 × 1.000.000 = 100.000
Keterangan :
𝑀𝑛 : Modal akhir setelah periode ke-𝑛
𝑀 : Modal
𝑖 : suku bunga per periode
𝑛 : jangka waktu
𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡𝑎𝑛:
𝑖 dan 𝑛 harus dalam satuan/periode yang sama
jika satuan 𝑖 dan 𝑛 tidak sama, maka satuan 𝑛 yang diubah
menjadi bentuk satuan 𝑖
Contoh 2 :
Suatu modal sebesar Rp 100.000,00 dibungakan selama 3 tahun atas dasar
bunga majemuk 4,5 % tiap triwulan. Tentukan modal akhir tersebut.
Penyelesaian:
1 triwulan = 3 bulan
1 tahun = 4 triwulan
3 tahun = 12 triwulan
≈ 𝑹𝒑 𝟏𝟔𝟗. 𝟓𝟖𝟖,14
Jadi besarnya modal akhir 𝐑𝐩 𝟏𝟔𝟗. 𝟓𝟖𝟖,14
4. Anuitas
Sebagai ilustrasi dari materi ini adalah Pak Ali membeli sebuah mobil dengan
cara kredit (mencicil/mengangsur) per bulan selama 5 tahun, melalui suatu
lembaga keuangan yaitu bank. Oleh karena itu, pak Ali akan diberikan daftar
besarnya cicilan yang harus dibayar per bulan, setelah mencicil 𝑛 kali,
berapakah sisa pinjamannya. Nah, semua itu akan dibahas pada materi
anuitas.
Anuitas adalah sejumlah pembayaran pinjaman yang sama besarnya yang
dibayarkan setiap jangka waktu tertentu, dan terdiri atas bagian bunga dan
bagian angsuran. Sehingga dapat dituliskan :
keterangan ∶
𝑎𝑛 : angsuran ke- 𝑛
𝑎1 : angsuran pertama
𝑎𝑘 : angsuran ke- 𝑘
𝑖: suku bunga setiap periodenya
Contoh 1:
Suatu pinjaman akan dilunasi dengan sistem anuitas bulanan. Jika besarnya
anuitas Rp 4.00.000,00, tentukan :
a. Besarnya angsuran pertama jika bunga pertama = Rp 250.000,00
b. Besarnya bunga ke-5 jika angsuran ke-5 adalah Rp 315.000,00
Penyelesaian :
Diketahui : anuitas 𝐴=400.000
𝐴 = 𝑎𝑛 + 𝑏𝑛
a. menentukan 𝑎1 , jika 𝑏1 = Rp 250.000,00
𝐴 = 𝑎𝑛 + 𝑏𝑛
𝐴 = 𝑎1 + 𝑏1 maka 𝑎1 = 𝐴 − 𝑏1 = 400.000 − 250.000 = 150.000
Contoh 2:
Suatu pinjaman Rp 10.000.000,00 akan dilunasi dengan anuitas bulanan Rp
500.000. Jika suku bunga 3% / bulan, tentukan :
a. besarnya bunga pertama dan angsuran pertama
𝑀.𝑖 𝑀.𝑖
𝐴 = 1−(1+𝑖 )−𝑛 dan 𝑎1 = (1+𝑖)𝑛 −1
Contoh 3:
Tentukan nilai anuitas suatu pinjaman sebesar Rp 5.000.000,00 selama 2
tahun dengan suku bunga 2 % per bulan.
Penyelesaian :
Diketahui 𝑀= 5.000.000, 𝑖 = 2% = 0,02, 𝑛 = 2 tahun = 24 bulan
Menentukan besarnya anuitas (𝐴)
𝑀. 𝑖
𝐴=
1 − (1 + 𝑖)−𝑛
5.000.000 × 0,02
𝐴=
1 − (1 + 0,02)−24
100.000 100.000
𝐴= −24
= = 264.355,49
1 − (1,02) 0,378278512
Jadi besarnya anuitas yaitu Rp 264.355,49 artinya adalah besarnya cicilan tiap
bulannya adalah
Rp 264.355,49
F. Uji Kompetensi
Uji Kompetensi 1A
6, 9, 13 1 , 20 1 , ...
d. 2 4
e. 1000, 100, 10, 1, …
2. Tentukan lima suku pertama dari setiap barisan geometri berikut jika diketahui:
a. a 4 dan r 2
b. U3 27 dan U7 2187
c. U2 512 dan U8 8
d. U6 4 dan U8 1
e. a 2 3 dan U4 18
3. Tentukan x jika 2, 8, 3x + 5 membentuk barisan geometri
4. Hitunglah jumlah setiap deret geometri berikut:
a. 1 + 2 + 4 + 8 + … (sampai 12 suku)
d. 2 2 2 2 ... 64
Uji Kompetensi 1B
3124
1. Untuk derat 1 3 5 3 5 2 2 5 3 ... , buktikan bahwa S15 1
53 1
1
( n1)
2. Rumus suku ken suatu deret geometri adalah Un 2.4 2 , hitunglah:
13. Modal sebesar Rp 10.000.000,00 dibungakan dengan bunga majemuk 10% per
tahun. Tentukan modal akhir dan bunga yang diperoleh setelah 10 tahun.
Uji Kompetensi 1C
membunuh sepertiga dari virus tersebut setiap 2 jam. Tentukan sisa virus setelah 8
jam.
8. Moda sebesar Rp 3.000.000,00 dibungakan dengan suku bunga majemuk 4% per
semester. Setelah beberapa tahun modal akhir menjadi Rp 4.440.732,87?
9. Suatu pinjaman akan dilunasi dengan sistem anuitas bulanan. Jika besarnya anuitas
Rp 500.000,00. Tentukan
a. Besar angsuran pertama jika bunga pertama Rp 250.000,00
b. Besarnya bunga ke-5 jika angsuran ke-5 Rp 370.000,00
10. Tentukan nilai anuitas dari suatu pinjaman sebesar Rp 5.000.000,00 selama 2 tahun
dengan suku bunga 3% perbulan
11. Pinjaman sebesar Rp 10.000.000,00 dilunasi dengan anuitas bulanan selama 3
tahun dengan suku bunga 2,5 % perbulan. Tentukan
Anuitas, Bunga dan angsuran pertama
(B) – 2
(C) 2
5
(D)
2
11
(E)
2
4
dengan ketinggian kali tinggi semula.
5
(C) 2 (√2+ 1 )
(D) 3 (√2+ 1 )
(E) 4 (√2+ 1 )
(C) 75
(D) 76
(E) 77
(C) 4
(D) 5
(E) 6
(B) 672
(C) 756
(D) 1.344
(E) 1.512
BAB II
Kompetensi Dasar
3.7 Menjelaskan limit fungsi aljabar (fungsi polinom dan fungsi rasional) secara
intuitif dan sifat-sifatnya, serta menentukan eksistensinya
PETA KONSEP
A. Tokoh Inspirasi
Definisi limit pertama kali diperkenalkan oleh Cauchy, nama lengkapnya adalah
AUGUSTIN LOUIS CAUCHY, lahir 21 Agustus 1789 di Paris, Prancis dan
meninggal dunia pada tanggal 23 Mei 1857 di Sceaux (dekat Paris), Prancis. Paris
adalah tempat yang sulit untuk ditinggali ketika Augustin-Louis Cauchy masih
kecil karena peristiwa politik seputar
Revolusi Prancis. Ketika dia berusia empat
tahun, ayahnya, yang mengkhawatirkan
nyawanya di Paris, memindahkan
keluarganya ke Arcueil. Ada hal-hal yang
sulit dan dia menulis dalam sebuah surat.
Mereka segera kembali ke Paris dan ayah
Cauchy aktif dalam pendidikan Augustin-
Louis muda. Laplace dan Lagrange adalah
pengunjung di rumah keluarga Cauchy dan
Lagrange khususnya tampaknya telah
tertarik pada pendidikan matematika
Cauchy muda. Lagrange menasehati ayah
Cauchy bahwa putranya harus
memperoleh landasan yang baik dalam
bahasa sebelum memulai studi matematika
yang serius. Pada 1802 Augustin-Louis
memasuki École Centrale du Panthéon di mana ia menghabiskan dua tahun
mempelajari bahasa klasik. Dari 1804 Cauchy mengikuti kelas dalam
matematika dan dia mengambil ujian masuk untuk École Polytechnique pada
1805. Dia diperiksa oleh Biot dan ditempatkan kedua. Di École Polytechnique
ia menghadiri kursus oleh Lacroix , de Prony dan Hachette sementara guru
analisisnya adalah Ampere . Pada 1807 ia lulus dari École Polytechnique dan
memasuki sekolah teknik École des Ponts et Chaussées. Dia adalah seorang
siswa yang luar biasa dan untuk pekerjaan praktisnya dia ditugaskan ke
proyek Kanal Ourcq tempat dia bekerja di bawah Pierre Girard .
Selain beban kerjanya yang berat, Cauchy melakukan penelitian matematika dan ia
membuktikan pada tahun 1811 bahwa sudut-sudut polyhedron cembung ditentukan
oleh wajahnya. Dia menyerahkan makalah pertamanya tentang topik ini kemudian,
didorong oleh Legendre dan Malus , dia menyerahkan makalah lebih lanjut tentang
poligon dan polyhedra pada tahun 1812. Cauchy merasa bahwa dia harus kembali
ke Paris jika dia ingin membuat kesan dengan penelitian matematika. Pada bulan
September 1812 ia kembali ke Paris setelah jatuh sakit. Tampaknya penyakit itu
bukan penyakit fisik dan mungkin bersifat psikologis yang mengakibatkan depresi
berat.
Karier akademik adalah yang diinginkan Cauchy dan dia melamar untuk jabatan di
Bureau des Longitudes. Dia gagal mendapatkan pos ini, Legendre ditunjuk. Dia juga
gagal diangkat ke bagian geometri Institut, posisi pergi ke Poinsot . Cauchy
memperoleh cuti sakit lebih lanjut, memiliki cuti yang tidak dibayar selama sembilan
bulan, kemudian peristiwa politik mencegah pekerjaan di Kanal Ourcq sehingga
Cauchy dapat mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk penelitian selama beberapa
tahun.
Posting lain menjadi kosong tetapi satu pada tahun 1814 pergi ke Ampere dan
lowongan mekanik di Institut, yang terjadi ketika Napoleon Bonaparte
mengundurkan diri, pergi ke Molard. Dalam pemilihan terakhir ini Cauchy tidak
menerima satu pun dari 53 suara yang diberikan. Keluaran matematikanya tetap
kuat dan pada tahun 1814 ia menerbitkan memoar tentang integral tertentu yang
kemudian menjadi dasar teorinya tentang fungsi kompleks.
Pada tahun 1817 ketika Biot meninggalkan Paris untuk ekspedisi ke Kepulauan
Shetland di Skotlandia, Cauchy mengisi jabatannya di Collège de France. Di sana
dia memberi kuliah tentang metode integrasi yang dia temukan, tetapi tidak
dipublikasikan, sebelumnya. Cauchy adalah orang pertama yang melakukan studi
ketat tentang kondisi untuk konvergensi deret tak hingga di samping definisi
ketatnya tentang integral. Teksnya Cours d'analyse Ⓣ pada tahun 1821 dirancang
untuk siswa di École Polytechnique dan prihatin dengan pengembangan teorema
dasar kalkulus sekeras mungkin. Dia memulai studi tentang kalkulus residu pada
tahun 1826 dalam genre Sur un nouveau de calcul analog au calcul infinitésimal Ⓣ
sedangkan pada 1829 di Leçons sur le Calcul Différentiel Ⓣ dia mendefinisikan
untuk pertama kalinya fungsi kompleks dari variabel kompleks.
http://www-history.mcs.st-and.ac.uk/Biographies/Cauchy.html
B. Konsep Limit
Konsep limit banyak digunakan di bidang Fisika, dan ilmu sosial. Pertanyaan
mendasar yang dapat dijawab dengan konsep limit dalam matematika adalah “Apa
yang terjadi pada fungsi f(x) apabila x mendekati suatu bilangan tertentu
(konstanta)? Dalam bidang fisika, misalkan apabila ada sebuah benda bergerak
secara teratur dan kita mengetahui posisi benda tersebut di sembarang waktu yang
diberikan. Dan kita nyatakan posisi benda pada saat t adalah s(t), seberapa cepat
benda bergerak pada saat t = 1? Kita dapat menggunakan rumus jarak = kecepatan
x waktu, maka untuk menentukan kecepatan pada sembarang interval waktu, dapat
menggunakan rumus :
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Kita sebut ini adalah kecepatan rata-rata pada interval waktu tersebut, karena
sekecil apapun jarak interval, kita tidak pernah mengetahui apakah kecepatannya
konstan pada interval ini.. Misalkan, pada interval [1, 2], kecepatan rata-ratanya
𝑠(2)−𝑠(1) 𝑠(1,1)−𝑠(1)
adalah , pada interval [1 ; 1,1], kecepatan rata-ratanya adalah . Jadi
2−1 1,1−1
pertanyaan “seberapa cepat benda bergerak pada t=1? Disebut kecepatan sesaat.
Untuk membicarakan kecepatan sesaat ini kita memerlukan limit dari kecepatan
rata-rata pada interval yang semakin sempit.
Istilah limit dalam matematika hampir sama artinya dengan istilah mendekati.
Akibatnya, nilai limit sering dikatakan sebagai nilai pendekatan.
Contoh 1
Diketahui fungsi f(x) = 2x + 1, untuk x bilangan real. Berapakah nilai f(x) jika x
mendekati 2?
Penyelesaian :
Untuk menentukan nilai f(x) jika x mendekati 2, kita pilih nilai-nilai x disekitar 2
(baik dari kiri maupn dari kanan). Kemudian, kita tentukan nilai f(x) seperti terlihat
pada tabel berikut:
X 1.8 1.9 1.95 1.96 1.97 1.98 1.99 2 2.01 2.02 2.03
f(x) 4.6 4.8 4.9 4.92 4.94 4.96 4.98 5 5.02 5.4 5.06
Dari tabel di atas, tampak bahwa jika x mendekati 2 dari kiri, f(x) mendekati 5
dari kiri, sedangkan jika x mendekati 2 dari kanan, f(x) mendekati 5 dari kanan.
Ternyata nilai f(x) terus menerus mendekati 5 jika x terus menerus mendekati 2.
Di dalam matematika, pernyataan tersebut dapat ditulis dengan
lim (2x + 1) = 5
x 1
Contoh 2
x2 x 3
Tentukan nilai lim
x 1 x 1
Penyelesaian
x2 x 3
Jika nilai x dari bentuk diganti dengan 1 maka akan menemukan
x 1
0 x2 x 3
bentuk yang tak terdefinisi, untuk itu untuk menemukan nilai lim
0 x 1 x 1
perlu cara lain, selain mensukstitusi langsung.
x2 x 3
Fungsi f(x) = terdefinisi untuk semua x bilangan real, kecuali x = 1.
x 1
x2 x 3
Kita tentukan fungsi f(x) untuk x mendekati 1 seperti pada tabel
x 1
berikut:
x 1 0
Dari tabel di atas tampak bahwa jika x mendekati 1 dari kini, nilai f(x) mendekati
5 dari arah kiri. Demikian pula x mendekati 1 dari arah kanan, nilai f(x) mendekati
0
5 dari arah kanan. Untuk x = 1, nilai f(x) = (tidak tentu, atau tidak terdefinisi).
0
x2 x 3
Oleh karena itu, dapat kita tulis lim = 5.
x 1 x 1
Dari kedua contoh di atas, dapat kita peroleh pengertian limit fungsi secara intuitif
yaitu sebagai berikut:
x2 x 3
Mengapa lim =5?
x 1 x 1
Karena kalau 2x2 + x – 3 kita faktorkan menjadi (2x + 3)(x – 1), sehingga :
x2 x 3 (2 x 3)( x 1)
lim = lim
x 1 x 1 x 1 x 1
Contoh 3
𝑥 3 −1
Perhatikan fungsi yang ditentukan oleh rumus 𝑓(𝑥) =
𝑥−1
0
Fungsi tersebut tidak terdefinisi untuk x = 1 karena di titik ini 𝑓(𝑥) = , yang tak
0
x 𝑥3 − 1
𝑥−1
1,25 3,813
1,1 3,310
1,01 3,030
1 ?
0,999 2,997
0,99 2,970
0,9 2,710
x3 1
Dengan notasi limit dapat ditulis lim 3
x 1 x 1
x3 1 ( x 1)( x 2 x 1)
lim lim lim ( x 2 x 1) 3
x 1 x 1 x 1 x 1 x 1
Selain pengertian secara intuitif, pengertian limit juga dapat dijelaskan secara
aljabar. Misalkan f adalah fungsi yang terdefinisi pada interval tertentu yang
memuat a, kecuali di a sendiri, sedangkan L adalah suatu bilangan real.
terdapat 𝛿 > 0 yang berpadanan sedemikian rupa sehingga |𝑓(𝑥) − 𝐿| < 𝜀fasakan
0 < |𝑥 − 𝑐 | < 𝛿, yakni
0 < |𝑥 − 𝑐 | < 𝛿 ⇒ |𝑓(𝑥) − 𝐿| < 𝜀
Nilai 7 diperoleh dari 2(3) + 1 atau 6 + 1. Kemudian kita mencari sebuah bilangan
δ sedemikian rupa sehingga |(2𝑥 + 1) − 7| < 0,01 ketika 0 < |𝑥 − 3| < 𝛿, secara
aljabar diperlihatkan bahwa : |(2𝑥 + 1) − 7| < 0,01 ⇔ 2|𝑥 − 3| < 0,01
0,01
⟺ |𝑥 − 3| <
2
0,01
Ini memastikan bahwa |(2𝑥 + 1) − 7| < 0,01 ketika 0 < |𝑥 − 3| <
2
0,01
Jadi nilai (2x + 1) berada antara 0,01 dan 7, dengan x berada di antara 𝑑𝑎𝑛 3.
2
Sekarang misalkan kita ambil nilai δ yang lebih kecil lagi, |(2𝑥 + 1) − 7| <
0,000001, maka secara aljabar dapat diperlihatkan sbb.
|(2𝑥 + 1) − 7| < 0,000001 ⇔ 2|𝑥 − 3| < 0,000001
0,000001
⟺ |𝑥 − 3| <
2
Penalaran semacam ini bukan untuk membuktikan bahwa nilai lim (2 x 1)
x 3
adalah 7. Definisi mengatakan bahwa kita harus mencari nilai δ untuk 𝜀 > 0.
Sehingga sebagai ganti bilangan 0,01 dan 0,000001 di atas adalah bilangan 𝜀,
diperoleh sebagai berikut :
|(2𝑥 + 1) − 7| < 𝜀 ⇔ 2|𝑥 − 3| < 𝜀
𝜀
⟺ |𝑥 − 3| <
2
𝜀
Implikasinya adalah |(2𝑥 + 1) − 7| < 𝜀 ketika |𝑥 − 3| < , dengan perkataan lain
2
𝜖
nilai lim (2 x 1) berada di antara 𝜀 𝑑𝑎𝑛 7, asalkan x berada di antara 𝑑𝑎𝑛 3.
x 3 2
Dari 2 pengertian limit di atas, dengan dua pendekatan yang berbeda diperoleh
definisi umum limit sebagai berikut:
Catatan :
1) lim f ( x) L dibaca limit f(x) untuk x mendekati c adalah L
x c
lim f ( x) L = lim f ( x)
x c x c
Contoh 4
Perhatikan fungsi yang didefinisikan sbb.
2
𝑓(𝑥) = { 𝑥 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 ≤ 1
𝑥 + 1 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 > 1
Jika y = f(x) maka nilai f(x) untuk x mendekati 1 dapat dilihat pada tabel berikut
X 0 0,5 0,7 0,9 0,99 0,999 1 1,001 1,01 1,1 1,5 1,7 2
y 0 0,25 0,49 0,81 0,98 0,998 ? 2,001 2,01 2,1 2,5 2,7 3
Berdasarkan tabel di atas, nilai f(x) akan mendekati 1 pada saat x mendekati 1
dari kiri, tetapi nilai f(x) akan mendekati 2 pada saat x mendekati 1 dari kanan.
Apabila kejadiannya seperti ini maka artinya fungsi f(x) tersebut tidak
mempunyai nilai limit pada saat x mendekati 1. Fungsi f(x) adalah fungsi
diskontinyu di x = 1 atau terputus pada saat x = 1.
y f(x)=x+1
f(x)= x2
2
x
1
Contoh 5
Selanjutnya perhatikan fungsi f sebagai berikut
−5𝑥 2 + 10𝑥 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 0 ≤ 𝑥 ≤ 1
𝑦 = 𝑓(𝑥) = { 5 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 1 ≤ 𝑥 ≤ 2
−5𝑥 + 15 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 2 ≤ 𝑥 ≤ 3
15
5 f(x)=5
x
1 2 3
f(x)=-5x+15
f(x)=-5x2+10x
Sehingga nilai limit fungsi pada saat mendekati x = 1 dan x = 2 dilihat pada tabel
berikut.
Nilai y = f(x) pada saat x mendekati 1
X 0,7 0,8 0,9 0,99 0,999 1 1,001 1,01 1,1 1,2 1,3
f(x) 4,55 4,80 4,95 4,9995 5 5 5 5 5 5 5
X 1,7 1,8 1,9 1,99 1,999 2 2,001 2,01 2,1 2,2 2,3
f(x) 5 5 5 5 5 5 4,995 4,95 4,5 4 3,5
Dari kedua tabel di atas, dapat dilihat bahwa y mendekati 5 pada saat x
mendekati 1 dan y mendekati 5 pada saat x mendekati 2. Dengan demikian
diperoleh kesimpulan sebagai berikut
1) Untuk x mendekati 1
lim (5 x 2 10 x) 5 (arti dari x 1– adalah nilai x yang mendekati 1 dari
x 1
kiri)
lim 5 5 (arti dari x 1+ adalah nilai x yang mendekati 1 dari kanan)
x 1
Karena nilai limit dari kiri dan dari kanan sama, maka pada saat x mendekati
1 nilai f(x) = 5.
2) Untuk x mendekati 2
lim 5 5 (arti dari x 2– adalah nilai x yang mendekati 2 dari kiri)
x2
lim (5 x 15) 5 (arti dari x 2+ adalah nilai x yang mendekati 2 dari
x 2
kanan)
Karena nilai limit dari kiri dan dari kanan sama, maka pada saat x mendekati
2 nilai f(x) = 5.
Fungsi f(x) dikatakan kontinyu di x = 1 dan kontinyu di x = 2, lebih jelasnya
bisa dilihat pada gambar berikut ini.
3𝑥 − 𝑝, 𝑥 ≤ 2
Diketahui 𝑓(𝑥) {
2𝑥 + 1, 𝑥 > 2
Agar lim f ( x ) mempunyai nilai, maka p = ....
x 2
Pembahasan :
Agar lim f ( x ) mempunyai nilai maka nilai limit kiri (2–) dan limit kanan (2+) harus
x 2
sama.
lim f ( x) lim f ( x)
x2 x2
3(2) – p = 2(2) + 1
6–p=5
P=1
C. Teorema Limit
Untuk menyelesaian persoalan limit yang lebih kompleks, dapat menggunakan
teorema-teorema limit yang sudah teruji oleh para ahli matematika, khususnya
kalkulus. Misalnya menentukan nilai limit sebuah fungsi dimana fungsi tersbut
merupakan perkalian dari dua fungsi lainnya, atau merupakan pembagian suatu
fungsi oleh fungsi lainnya, penggunaan teorema ini sangat membantu.
Contoh : Diketahui f (x) = g(x). h(x), tentukan lim f ( x )
x c
𝑔(𝑥)
Diketahui f(x) = 𝑓(𝑥) = , tentukan lim f ( x )
ℎ(𝑥) x c
Teorema limit ini digunakan untuk mencari nilai limit suatu fungsi agar lebih mudah,
tidak sesulit penjelasan di atas.
2. lim x c
x c
3. lim k f ( x) k lim f ( x)
x c x c
f ( x) lim f ( x)
7. lim x c , syarat lim g ( x) 0
x c g ( x) lim g ( x) x c
x c
8. lim g ( x)
x c
n
lim g ( x)
x c
n
9. lim n f ( x) n lim f ( x)
x c
x c
©2021 SMA Taruna Nusantara Magelang 64
Matematika Wajib Kelas XI Semester 2
Contoh 1
Penyelesaian :
x3 x3
lim 2 x 4 2 lim x 4 2 lim x 2(3) 4 162
x3
4
Contoh 2
Penyelesaian :
= 3 lim x 2 2 lim x
x 4 x 4
= 3 (42) – 2 (4)
= 48 – 8
= 40
Contoh 3
x2 9
Tentukan nilai lim
x 4 x
Penyelesaian :
42 9 5
4 4
Contoh 4
Penyelesaian :
x 3 x 3
lim 2 f 2 ( x) lim 43 g ( x) 2 lim f ( x) 43 lim g ( x)
x 3
2
x 3
3
= 2 (52) = 4 27
= 50 – 4(3) = 38
lim f ( x) f (c)
x c
Dengan syarat f(c) terdefinisi, dan jika fungsi rasional penyebutnya tidak nol
Catatan :
𝒂𝒏 𝒙𝒏 + 𝒂𝒏−𝟏 𝒙𝒏−𝟏 + ⋯ + 𝒂𝟏 𝒙 + 𝒂𝟎
𝒇(𝒙) =
𝒂𝒎 𝒙𝒎 + 𝒂𝒎−𝟏 𝒙𝒎−𝟏 + ⋯ + 𝒂𝟏 𝒙 + 𝒂𝟎
Contoh 1 :
4
x 3
3
Tentukan nilai dari lim 3x 5 x 2 x 8 x 1
2
Penyelesaian (substitusi langsung)
lim 3x 4 5 x 3 2 x 2 8 x 1 3(34 ) 5(33 ) 2(32 ) 8(3) 1
x 3
= 243 – 135 + 18 – 25
= 101
Contoh 2 :
2 x 4 x 3 5x 2 2 x 7
Tentukan nilai dari lim
x 2 x 3 2 x 2 8x 5
2(16) 8 5(4) 4 7 32 8 20 4 7 33
8 2(4) 8(2) 5 8 8 16 5 5
Teorema 3
Jika f(x)=g(x) untuk semua x di dalam interval terbuka yang mengandung bilangan c,
terkecuali mungkin pada bilangan c itu sendiri, dan jika lim g ( x) ada maka lim f ( x )
x c x c
Contoh 1 :
3x 2 6 x
Tentukan nilai dari lim
x 2 x2 x 2
Penyelesaian :
0
Apabila disubstitusi langsung akan diperoleh , merupakan bilangan yang tak
0
3x 2 6 x 3x( x 2) 3x
x x 2 ( x 1)( x 2) x 1
2
Maka agar limit tersebut mempunyai nilai, pembilang dan penyebutnya difaktorkan
:
3x 2 6 x 3x( x 2)
lim lim
x 2 x x 2 x2 ( x 1)( x 2)
2
3x 3(2)
lim 2
x 2 x 1 2 1
Contoh 2 :
x4
Tentukan nilai dari lim
x 4
x 2
Penyelesaian :
0
Apabila disubstitusikan langsung akan menemukan bentuk , tetapi kita tahu
0
x4 x 2 ( x 4)( x 2)
x x 2
x 2 x 2 x4
sehingga untuk mendapatkan nilai limit dengan cara dikalikan dengan bilangan
sekawan penyebutnya.
x4 x4 x 2
lim lim x
x 4
x 2 x1 x 2 x 2
( x 4)( x 2)
lim lim ( x 2) 2 2 4
x4 x4 x 4
Misalkan f terdefinisi pada interval [c, ∞) untuk suatu bilangan c. Kita katakan
bahwa lim f ( x) L jika untuk masing-masing 𝜺 > 0 terdapat bilangan M yang
x
Contoh 1
x
Tentukan nilai lim
x 1 x2
Penyelesaian :
x
Perhatikan grafik fungsi f ( x) menggunakan geogebra
1 x2
Perhatikan grafik di atas, apa yang terjadi pada grafik f(x) pada saat x semakin
x
besar? Pertanyaan ini dapat ditulis dengan notasi limit : lim
x 1 x 2
Begitu pula kalau ada pertanyaan, apa yang terjadi pada grafik f(x) pada saat x
x
semakin kecil? Pertanyaan ini dapat ditulis dengan notasi limit lim .
x 1 x 2
x
1 x2 0,099 0,010 0,001 0,0001 ... ?
x
Ternyata jika x makin besar maka nilai mendekati 0, analog untuk x semakin
1 x2
kecil.
Artinya pada saat nilai x semakin besar tak terbatas, dan x semakin kecil tak
terbatas, nilai f(x) mendekati nol (0), atau ditulis :
x x
lim 0 dan lim 0
x 1 x 2 x 1 x 2
x 1
x x2 x
lim lim lim `
x 1 x 2 x 1 x2 x 1
1
x2 x2 x2
1
=
0
0
1 0 1
1
Contoh 2:
5x 3
Tentukan nilai lim
x 2 3 x 2 x 3
Penyelesaian :
5x 3
3
5x x3
lim lim
x 2 3 x 2 x 3 x 2 3x 2 x 3
3
x3 x3 x
5 5
= lim 5
x 2 3 0 0 1
1
x3 x
Contoh 3
3x 2 2 x 1
Tentukan nilai lim
x x3
Penyelesaian :
3x 2 2 x 1
2 2
3x 2 2 x 1 x 2
x x
lim lim
x x3 x x 3
x2 x2
2 1
3
= lim x x2 3 0 0
x 1 3 00
2
x x
Contoh 4
x2 1
Tentukan nilai lim
x x3
Penyelesaian :
x2 1
x2 1 x2
lim lim
x x 3 x x 3
1
1
x2 1 0
= lim 1
x 3 1 0
1
x
untuk a c
lim
x
ax b cx d 0 untuk a c
untuk a c
lim
x
ax 2
bx c px 2 qx r
bq
untuk a p
untuk a p
Bila salah satu suku belum berbentuk 2 a
tanda akar, maka dibentuk terlebih untuk a p
dulu dengan cara mengkuadratkan (Rumusan ini diperoleh dengan
kemudian menarik tanda akar mengalikan bentuk sekawan)
Tunjukkan dan simpulkan ketentuan di atas berlaku untuk soal-soal di bawah ini
1. lim
x
2x 3 x 2
2. lim 2 x 3 2 x 5
x
3. lim x 3 3x 2
x
4. lim
x
2x 2
x 3 x2 x 2
5. lim 4x x 3
x
2
4x 2 7 x 2
6. lim x 2 x 1
2
2x 2 x 2
x
(ii) Jika derajat f(x) > derajat g(x) dan koefisien pangkat tertinggi f(x) bernilai
negatif,
maka
𝑓(𝑥)
lim = −~
𝑥→~ 𝑔(𝑥)
1
Tentukan lim
x 3 x3
Penyelesaian:
Misalkan nilai-nilai x yang mendekati 3 (x3) adalah 2,85, 2,89, 2,95, 2,99……atau
3,001, 3,01, 3,1……
1
Dengan demikian, makin besar nilai x, nilai makin besar. Makin kecil nilai x,
x3
1
nilai makin kecil. Perhatikan grafik yang dibuat menggunakan media
x3
geogebra
Pada saat mendekati 3 dari kanan nilainya menjadi semakin besar tak terbatas, dan
pada saat mendekati 3 dari kiri, nilai menjadi semakin kecil tak terbatas.
1
Jadi lim =∞
x 3 x3
E. Uji Kompetensi
Uji Kompetensi 2A
2. lim ( x 2)( x 3)
x2
3. lim ( x 2 2)( x 2 3)
x 2
2x 1
4. lim
x3 x 2
x2 3
5. lim 2
x 3 x 3
x2 4
6. lim
x 2 x2 4
7. lim ( x 2 2 x 3)
x 4
8. lim ( x 2 2 x 3)
x 3
𝑥 + 2 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≤ 1
9. lim f ( x) untuk 𝑓(𝑥) = {
x 1 4 − 𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 > 1
𝑥 + 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 < 1
10. lim f ( x) untuk 𝑓(𝑥) = {
x 1 𝑥 2 + 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 1
Uji Kompetensi 2B
x 2 3x 10
1. Tentukan nilai lim
x 2 x2
3x
2. Tentukan nilai lim
x 0 5 x 10 x
2
x2 x 6
3. Tentukan nilai lim
x 2 x 2 5 x 6
x9
4. Tentukan nilai lim
x 9
x 3
x
5. Tentukan nilai lim
x 0
1 x 1 x
4 x 4 x
6. Tentukan nilai lim
x 0 x
x 2 3x
7. Tentukan nilai lim
x 0
2 4 x
6x 1
8. Tentukan nilai lim
x
4 x 2 5x
9. Tentukan limit fungsi-fungsi di bawah ini untuk x mendekati – 1 dan x mendekati
1
𝑥+1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 1
a. 𝑓(𝑥) = { 3 − 𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 − 1<𝑥<1
−4𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≤ −1
𝑥+2 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 1
b. 𝑓(𝑥) = { 3𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 − 1 ≤ 𝑥 < 1
𝑥2 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 < −1
𝑥2 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 1
c. 𝑓(𝑥) = { 2 𝑗𝑖𝑘𝑎 − 1 ≤ 𝑥 < 1
2−𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 < −1
f ( x).2h( x)
b. lim
x c
g ( x)
c. lim [ f 3 ( x) 3g 2 ( x) h( x)]
x c
Uji Kompetensi 2C
f ( x h) f ( x)
1. Tentukan lim untuk fungsi f(x) di bawah ini
x 0 h
a. f(x) = 5x + 1
b. f(x) = 3 – 2x
c. f(x) = x2 + 3x
d. f(x) = x2 – 5x + 1
e. f(x) = 2√x
x 1
2. Tentukan lim
x 1 3
x 1
(2 x 3)( x 1)
3. Tentukan lim
x 1 2x 2 x 3
x 2 ax
4. Tentukan lim
x a x 3 a 3
x 3 ax 2 a 2 x a 3
5. Tentukan lim
x a x2 a2
1 + 𝑚𝑥, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≤ 1
6. Diberikan fungsi f yang ditentukan oleh 𝑓(𝑥) = {
4 − 𝑚𝑥, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 > 1
Tentukan nilai m agar mempunyai nilai limit untuk x mendekati 1
SOAL PEMBAHASAN
2 x2 8 x2 2 x
1. lim
x 2
x2 2x 4
(A) 5
(B) 6
(C) 8
(D) 9
(E) ∞
3x 2x
2. lim
x
x 1 x 1
(A) 1
(B) 2
(C) 3
(D) 4
(E) 5
64 1 2
3. lim
x 1 x 1 x 3 3x 5
(A) 5
(B) 4
(C) 3
(D) 2
(E) 1
4. lim
2x 3 x 1
x 1
x 1
x 1 2
1
(A) 2
1
(B) 4
(C) 1
(D) 2
(E) 4
2x 2 2
5. lim
x 3
3x 3
(A) 0
2
(B) 3
(C) 2
3
(D) 1
3
(E) 2
x 27
6. lim
x 27 3
x 3
(A) 9
(B) 18
(C) 27
(D) 36
(E) 45
3x3 5 x 12
7. lim
x 3 x2 9
(A) -3
(B) 3
6
(C) 13
13
(D) 6
(E) 136
t3 8
8. lim
t 2 t t 6
2
4
(A) 3
5
(B) 12
(C) 12
5
(D) 3
4
(E) 5
4
6 x 1
9. lim
x2
x2 x2
(A) 12
(B) 14
(C) 0
(D) 1
2
(E) 1
4
6x2 4x
10. lim
x 0 2x2 x
(A) -4
(B) -2
(C) 0
(D) 2
(E) 4
x 2 16
11. lim
x 4
x4
(A) 0
(B) 1
(C) 4
(D) 8
(E) ∞
3 2x 9
12. lim
x 0 x
(A) 13
(B) 16
(C) 19
(D) 1
4
(E) 0
x2 9
13. lim
x 3
x 2 16 5
(A) -3
(B) -5
(C) 5
(D) 8
(E) 10
6 x 2 3x 7
14. lim
x 3 x 3
(A) 0
(B) 1
(C) 1
8
(D) 3
8
(E) 9
8
2 x2 5x
15. lim
x 0
3 9 x
(A) -30
(B) -1
(C) 0
(D) 1
(E) 30
x2 3 x 1
16. lim
x 1 1 x2
(A) 12
(B) 14
(C) 0
(D) 1
2
(E) 1
4
x3 8
17. lim
x2 x2 2x
(A) 0
(B) 2
(C) 4
(D) 6
(E) 8
4 5x 2 x
18. lim
x 2 x 1 x
(A) -∞
(B) 1
5
(C) 2
(D) 5
(E) ∞
19. lim 3x 2 9 x 2 2 x 5
x
(A) 56
(B) 2 13
(C) 1 13
(D) 2 13
(E) 5
6
20. lim
x
2 x2 5x 6 2 x2 2 x 1
3
(A) 4
2
1
(B) 3
2
1
(C) 2
2
(D) 2
(E) 2
2 x3 3x 2
21. lim =
x 0 3x 4 5 x 3 6 x 2
(A) 12
(B) 52
(C) 0
2
(D) 3
(E)
3x 4 5 x3 2 x 2 x
22. lim =
x 0 2 x 4 3x3 x 2
(A) -1
(B) 0
3
(C) 2
2
(D) 3
(E)
(1 2 x)3
23. lim =
x ( x 1)(2 x 2 x 1)
(A) -8
(B) -4
1
(C) 2
(D) 4
(E) 8
x3 2 x 2 3x 4
24. lim =
x 2 x 4 3 x 2 2 x 5
(A) 0
(B) 1
1
(C) 2
4
(D) 5
(E)
( x 1)( x 1)
25. lim =
x 1 x 1
(A) 0
(B) 1
(C) 2
(D) 4
(E) 8
x 16
2
26. lim =
x 4
5 x2 9
(A) -20
(B) -10
(C) 0
(D) 8
(E) 20
4x
27. lim
x 0 1 2x 1 2x
(A) 0
(B) 1
(C) 2
(D) 4
(E)
4t 4 4t 72
28. lim =
t 2 (t 2)(t 2 3t 2)
11
(A) 4
11
(B) 3
(C) 11
(D) 22
(E) 33
px q 2
29. Jika lim 1
x 0 x
Maka p + q =
(A) 4
(B) 5
(C) 6
(D) 7
(E) 8
30. lim 2 x 1 3x 1
x
(A) -1
(B) 0
(C) 1
(D)
(E)
31. lim x 1 x ) x 1
x
(A) 0
1
(B) 2
1
(C) 3 3
(D) 1
(E) 3
32. lim( x 3 x 2 4 x )
x
(A) -5
(B) -1
(C) 0
1
(D) 2
(E) 1
33. lim( x 2x x )
x
(A) 0
1
(B) 2 2
(C) 2
(D) 2
(E) 2 2
34. lim( x 5x 4 2 x 2 5x 4)
x
(A) 52 2
(B) 0
5
(C) 2
(D) 5
(E)
x 5 2 x 2 3x 2 2
35. Nilai lim ....
x 3x 5 2 x 1
(A) – 3
(B) – 2
1
(C)
3
2
(D)
3
(E) 3
6 x 1
36. Nilai lim ....
x 4 x 2
x2 2
1
(A)
2
1
(B)
4
(C) 0
1
(D)
4
1
(E)
2
1 1
37. Nilai lim 2 ....
x 1 2 x 2 x 1
1
(A)
2
1
(B)
4
(C) 0
1
(D)
4
1
(E)
2
x4
38. Nilai lim ....
x 4
1 x 3
(A) 2
1
(B)
2
(C) 0
(D) – 1
(E) – 2
4x
39. Nilai lim ....
x 0
1 2x 1 2x
(A) – 2
(B) 0
(C) 1
(D) 2
(E) 4
3 x2 7
40. Nilai lim ....
x 4 x 2 2x 8
2
(A)
9
1
(B)
8
2
(C)
3
(D) 1
(E) 2
BAB III
Kompetensi Dasar
3.8 Menjelaskan sifat-sifat turunan fungsi aljabar dan menentukan turunan
fungsi aljabar menggunakan definisi atau sifat- sifat turunan fungsi
PETA KONSEP
A. Tokoh Inspirasi
Konsep Limit dikembangkan menjadi diferensial oleh berbagai peneliti, salah satu
penelitinya yaitu bernama Gottfried Willhelm Leibniz (1646 - 1716). Friedrich
Leibniz yang jenius adalah warganegara Jerman,
anak seorang profesor filsafat moral. Pada Tahun
1661, saat berumur 15 tahun, Leipzig masuk
universitas mengambil jurusan hukum. Ia baru
menyadari bahwa minatnya merupakan di bidang
filsafat, namun ia tetap meneyelesaikan kuliahnya
di bidang hukum pada tahun 1663, sebelum ia
pindah ke Jena. Di sana, ia baru memahami
pentingnya pembuktian matematika terhadap
logika dan filsafat. Filsafat menjadi alasan dasar
mengapa Leibniz mempelajari Matematika karena
keduanya memiliki hubungan.
Ada dua tokoh yang berpengaruh terhadap Leibniz dalam bidang matematika, yaitu
seorang matematikawan bernama Erhard Wiegel dan juga seorang fisikawan
bernama Christian Huygen, mereka bertemu pada saat Leibniz berumur 26 tahun
di Paris. Huygens memang seorang fisikawan, tapi karya-karya terbaiknya justru
terkait dengan horologi (lmu tentang pengukuran waktu), sebagai peneliti tentang
gerakan cahaya, juga dalam bidang matematika.
Huygens memberi Leibniz makalahnya tentang dasar
matematika pada pendulum buatannya kepada
Leibniz. Melihat bagaimana matematika bekerja
dengan hebat, Leibniz memohon agar Huygens
bersedia mengajarinya matematika, dengan senang
hati Huygens bersedia.
Untuk memberi impresi kepada Huygens, LeibnIz
memamerkan hasil-hasil penemuannya. Salah satu
yang disebutkan adalah mesin penghitung yang
dikatakannya jauh lebih hebat dibanding buatan
Pascal, yang hanya dapat menangani tambah dan kurang; sedangkan mesin buatan
Leibniz dapat menangani perkalian, pembagian dan menghitung akar bilangan. Di
bawah bimbingan Huygens, dengan cepat Leibniz menemukan jati dirinya, yaitu
sebagai seorang matematikawan. Proses
pembelajaran dari Huygens sempat tertunda
beberapa bulan saat Leibniz harus bertugas di
London sebagai Atase. Ketika di
London, Leibniz menghadiri pertemuan
dengan Royal Society, dimana dia
menunjukkan kerja mesin hitung
penemuannya. Penemuan dan hasil karyanya
itu membuat Leibniz diangkat sebagai anggota
Royal Society berwarganegara asing (bukan
orang Inggris) sebelum dia pulang ke Paris
pada tahun 1673.
Sumber : allaboutlimit.blogspot.com/2014/05/sejarah-limit.html
B. Konsep Turunan
Ada dua masalah yang mendasari munculnya Turunan (Diferensial), masalah
pertama adalah kemiringan garis singgung atau disebut gradien garis singgung
suatu kurva, masalah ini dimunculkan pertama kali oleh ilmuwan Yunani,
Archimedes (287 – 212 SM). Sedangkan masalah kedua adalah masalah untuk
mendeskripsikan kecepatan sebuah benda yang bergerak, yaitu kecepatan sesaat
(instantaneous velocity), masalah ini dimunculkan oleh percobaan tiga ilmuwan,
yaitu Kepler (1571 – 1630), Galileo (1564 – 1642), dan Newton (1642 – 1727).
Gagasan bahwa garis singgung suatu kurva di titik P dimulai dari garis yang melalui
titik P dan Q yang kedua titik tersebut pada kurva, kemudian titik Q bergerak
mendekati P, seperti yang tergambar di bawah ini. Garis PQ pada posisi pertama
adalah tali busur kurva, sampai Q bergerak mendekati P pada jarak yang hampir
mendekati 0, garis PQ menjadi garis singgung (garis tangen).
c x
c+h
Gradien garis sekan (tali busur) PQ dapat dihitung menggunakan selisih ordinat
dibagi selisih absis, yaitu :
𝑓(𝑐 + ℎ) − 𝑓(𝑐)
𝑚𝑃𝑄 =
ℎ
Jika titik Q bergerak mendekati titik P, dengan menggunakan konsep limit, gradien
garis singgung PQ diperoleh sbb.
f (c h) f (c)
mPQ lim
h0 h
Konsep yang kedua adalah tentang kecepatan rata-rata atau kecepatan sesaat.
Apabila kita mengendarai mobil dari sebuah kota ke kota lainnya yang bejarak 60
km selama 90 menit atau 1,5 jam, maka kecepatan rata-rata mobil bergerak adalah
40 km/jam, yang diperoleh dari jarak yang ditempuh (60 km) dibagi waktu tempuh
keseluruhan (1,5 jam). Tetapi apakah setiap saat kalau kita melihat speedometer
kecepatannya 40 km/jam? Tentu saja jawabannya adalah tidak pada detik=detik
awal mungkin kurang dari 40 km/jam tetapi pada saat sudah bergerak dan bergerak
di jalan yang lurus mungkin kecepatannya lebih dari 40 km/jam. Analog dengan cara
menentukan garis singgung di atas, apabila benda bergerak pada posisi t
dinyatakan oleh s = f(t), dan pada saat c berada di f(c), sedangkan c = t + h artinya
Inilah awal munculnya konsep Diferensial atau turunan. Turunan fungsi f(x)
diperoleh dengan mencari limit sbb.
f ( x h) f ( x)
lim
h0 h
Bentuk limit di atas dipakai untuk menentukan turunan pertama fungsi f atau ditulis
f ’(x), dibaca f aksen. Apabila diketahui ada fungsi f(x), maka turunan pertama
fungsi f adalah
f ( x h) f ( x)
f ' ( x) lim
h0 h
Hutuf h pada rumus di atas tidak baku, boleh diganti dengan variabel apa saja,
msalnya :
f ( x c) f ( x)
f ' ( x) lim
c 0 c
f ( x d ) f ( x)
atau f ' ( x) lim
d 0 d
f ( x) f (c)
bahkan bisa juga bentuknya menjadi f ' ( x) lim
x c xc
Contoh 1 :
Tentukan turunan pertama dari f(x) = 2x + 1
Penyelesaian :
f(x) = 2x + 1 f(x+h) = 2(x + h) + 1 = 2x + 2h + 1
sehingga :
f ( x h) f ( x) 2 x 2h 1 (2 x 1)
f ' ( x) lim lim
h0 h h0 h
2h
= lim lim 2 2
h0 h h0
Contoh 2 :
Tentukan turunan pertama fungsi f(x) = 3x2 – 4x
Penyelesaian :
f(x) = 3x2 – 4x f(x + h) = 3(x + h)2 – 4(x + h)
= 3x2 + 6xh + 3h2 – 4x – 4h
f ( x h) f ( x) 3x 2 6 xh 3h 2 4 x 4h (3x 2 4 x)
f ' ( x) lim lim
h0 h h0 h
6 xh 3h 2 4h
= lim
h 0 h
= lim (6 x 3h 4)
h 0
= 6x – 4
𝑑𝑓(𝑥)
Untuk menuliskan turunan pertama dari fungsi f menggunakan notasi f ‘(x) atau
𝑑𝑥
, apabila fungsi tersebut ditulis menggunakan persamaan kurva y = f(x) maka bisa
𝑑𝑦
juga menggunakan notasi , yaitu turunan/diferensial fungsi f(x) atau fungsi y pada
𝑑𝑥
variable x. Notasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Gottfried Willhelm Leibniz,
𝑑𝑦
sehingga notasi tersebut disebut pula notasi Leibniz. Notasi selaras dengan
𝑑𝑥
masalah pertama menemukan turunan, yaitu menentukan gradien suatu garis yang
∆𝑦
memotong kurva di titik P dan Q yaitu selisih ordinat dibagi selisih absis atau ,
∆𝑥
yang kemudian titik Q mendekat atau ∆ x mendekati nol, sehingga menjadi garis
singgung kurva di titik P.
Untuk menemukan cara lain menentukan turunan pertama fungsi y = f(x), kerjakan
soal-soal di bawah ini, kemudian himpun hasilnya pada tabel di bawah ini, setelah
itu amati dengan cermat dan bandingkan antara fungsi dan turunan pertamanya.
1. f(x) = 4x
2. f(x) = 4x – 3
3. f(x) = x2
4. f(x) = x2 + 2
5. f(x) = 5x2
6. f(x) = 5x2 – 4
7. f(x) = 5x2 + 4x
8. f(x) = x3
9. f(x) = 2x3
10. f(x) = 2x3 + 1
f ‘(x) = an xn – 1
dy f ( x h) f ( x)
f ' ( x) lim an x n1
dx h0 h
Contoh 1
Tentukan turunan pertama fungsi f(x) = 3x5
Pembahasan :
f ‘ (x) = 3(5) x5 – 1 = 15 x4
Contoh 2
1 1
1 1 3
f ' ( x) 6( ) x 2 3 x 2
2 x
Contoh 3
Tentukan turunan pertama fungsi y = 3x
Pembahasan
y = 3x
dy
3(1) x11 3 x 0 3
dx
Contoh 4
Tentukan turunan pertama fungsi y = 6
Pembahasan :
y = 6 = 6 x0
dy
6(0) x 01 0 x 1 0
dx
D. Teorema Turunan
Teorema 1
Contoh 1
Turunan dari f(x) = 3 adalah f ‘(x) = 0
Contoh 2
1
Turunan dari f(x) = adalah f ' ( x) 0
2
Contoh 3
Teorema 2
Contoh 1
Turunan dari f(x) = 3x adalah f ‘(x) = 3
Contoh 2
1 1
Turunan dari f(x) = x adalah f ' ( x)
2 2
Contoh 3
Teorema 3
Contoh 1
Contoh 2
Contoh 3
Teorema 4
Contoh :
Pembahasan :
Teorema 5
Contoh 1
Contoh 2
Contoh 3
5
Turunan fungsi f ( x) 6 x 3x 5 x adalah f ( x) 12 x 3
2
2 x
Teorema 6
Contoh 1
Pembahasan :
Cara II
Contoh 2
Pembahasan :
= 24x2 + 4x – 15
Contoh 3
Pembahasan :
Teorema 7
Contoh
2x 3
Tentukan turunan pertama fungsi f ( x)
x2
Pembahasan :
2( x 2) (2 x 3)(1)
f ' ( x)
x 2 2
2x 4 2x 3 7
x 2 2
x 22
Tugas 1
H ( x h) H ( x)
Buktikan teorema 6 menggunakan pendekatan limit lim ,
h0 h
Tugas 2
f (a h) f (a)
lim , kalau menggunakan notasi turunan sama dengan menentukan
h0 h
nilai f ‘(a).
Contoh 1
Pembahasan :
f(x) = x2 – 4x f ‘(x) = 2x – 4
Turunan pertama f(x) pada x = 3, adalah
f ‘(2) = 2(3) – 4 = 2
Contoh 2
Pembahasan :
f ‘(x) = 12x2 – 4x – 5
f ‘(2) = 12(4) – 4(2) – 5 = 48 – 13 = 35
Contoh 3
4x 1
Tentukan f ‘(3) jika f ( x)
2x 3
Pembahasan :
4(2 x 3) (4 x 1)( 2)
f ' ( x)
2 x 32
4(6 3) (12 1)(2) 36 22 14
f ' (3)
6 32 81 81
Tugas 3
3x 5
1. Tentukan f ' (2) jika f ( x)
x2
2. Tentukan f ' (2)
jika f ( x) 3x 2 5 x x 2 3x
3. Tentukan gradien garis singgung kurva y = x2 – x – 6 di titik yang berabsis 2
4. Tentukan gradien garis singgung kurva y = x3 di titik yang berabsis x = 1
5. Tentukan persamaan garis singgung kurva y = 3x 2 – 6x di titik yang berabsis 2
6. Gerak sebuah benda di presentasikan oleh persamaan s(t)= 3t2 + 2t + 5.
Tentukan kecepatan benda pada saat t = 10
Teorema 8
atau
Apabila U adalah fungsi dalam variabel x, maka turunan f(x) = aUn adalah
f ‘(x) = an Un – 1 . U’
Contoh 1
Tentukan turunan pertama dari f(x) = 3(x2 – 3 x)10
Pembahasan :
f ‘(x) = 3(10)(x2 – 3x)10 – 1 (2x – 3)
= 30(x2 – 3x)9 (2x – 3)
Contoh 2
Tentukan turunan pertama fungsi 𝑓(𝑥) = √𝑥 2 + 6𝑥 − 1
Pembahasan :
1
𝑓(𝑥) = √𝑥 2 + 6𝑥 − 1 = (𝑥 2 + 6𝑥 − 1)2
1 1
𝑓 ′(𝑥) = (𝑥 2 + 6𝑥 − 1)2−1 (2𝑥 + 6)
2
1
𝑓 ′(𝑥) = (𝑥 2 + 6𝑥 − 1)−2 (𝑥 + 3)
𝑥+3
𝑓 ′(𝑥) =
√𝑥 2 + 6𝑥 − 1
Contoh 3
2
Tentukan turunan pertama fungsi 𝑓(𝑥) = (4𝑥 2
−𝑥+3)4
Pembahasan :
2
𝑓(𝑥) = = 2(4𝑥 2 − 𝑥 + 3)−4
(4𝑥 2 − 𝑥 + 3)4
𝑓 ′(𝑥) = 2(−4)(4𝑥 2 − 𝑥 + 3)−4−1 (8𝑥 − 1)
𝑓 ′(𝑥) = −8(4𝑥 2 − 𝑥 + 3)−5 (8𝑥 − 1)
8 − 64𝑥
𝑓 ′(𝑥) =
(4𝑥 2 − 𝑥 + 3)5
G. Teorema L’Hopital
Sekarang akan dibahas penggunaan turunan untuk menghitung bentuk tak tentu
limit fungsi. Mekanisme perhitungan bentuk tak-tentu limit fungsi dengan
menggunakan turunan dikenal dengan teorema L’Hopital. Teorema ini dikenalkan
pertama oleh seorang ahli Matematika bangsa Perancis bernama Guillaume
francois L’Hopital (1661-1707). Beliau juga menulis buku kalkulus pertama yang
diterbitkan tahun 1696.
Teorema: L’Hopital
Misalkan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) adalah fungsi-fungsi yang diferensial pada setiap titik
dalam interval terbuka I
𝑓(𝑥)
Jika 𝑔′ (𝑥) ≠ 0 untuk setiap 𝑥 ≠ 𝑎 pada I dan jika lim mempunya bentuk tak
𝑥→𝑎 𝑔(𝑥)
0 ∞
tentu atau pada 𝑥 = 𝑎 maka
0 ∞
𝑓(𝑥) 𝑓 ′ (𝑥)
lim = lim ′
𝑥→𝑎 𝑔(𝑥) 𝑥→𝑎 𝑔 (𝑥)
𝑓′ (𝑥)
Catatan : lim ada
𝑥→𝑎 ′ (𝑥)
𝑔
𝑓′ (𝑥)
Jika lim masih memiliki bentuk tak tentu, maka perhitungan diteruskan
𝑥→𝑎 𝑔′ (𝑥)
𝑓(𝑥) 𝑓′′ (𝑥)
dengan menggunakan turunan kedua lim = lim ,… demikian
𝑥→𝑎 𝑔(𝑥) 𝑥→𝑎 𝑔′′ (𝑥)
seterusnya sehingga diperoleh nilai limitnya.
Contoh :
𝑥 2 −1
a. lim
𝑥→1 𝑥−1
𝑥 8 −1
b. lim
𝑥→1 𝑥−1
3𝑥+1
c. lim
𝑥→∞ 2𝑥−4
Penyelesaian:
𝑥 2 −1 0
a. lim merupakan bentuk tak tentu pada 𝑥 = 1, sehingga limit tersebut dapat
𝑥→1 𝑥−1 0
𝑥 8 −1 0
b. lim merupakan bentuk tak tentu pada 𝑥 = 1, sehingga limit tersebut dapat
𝑥→1 𝑥−1 0
5𝑥+1 ∞
c. lim merupakan bentuk tak tentu pada 𝑥 mendekati ∞, sehingga limit
𝑥→∞ 2𝑥−4 ∞
Bahan diskusi
𝑥 3 −6𝑥 2 +10𝑥−4
1. lim
𝑥→2 𝑥 3 −3𝑥 2 +3𝑥−2
𝑥 2 −2𝑥+1
2. lim
𝑥→1 𝑥 3 −3𝑥+2
3𝑥 2 −4𝑥+5
3. lim
𝑥→∞ 4𝑥 2 +2𝑥+2
H. Materi Pengayaan
Diferensial Fungsi Implisit
dy
Apabila kita akan mencari turunan pertama atau dari 4x2y – 3y = x3 – 1 dapat
dx
ditempuh dengan 2 cara.
Cara pertama
Kita dapat menyelesaikan persamaan di atas dengan memisahkan y, menjadi
y (4 x 2 3) x 3 1
x3 1
y
4x 2 3
dy 3 x 2 4 x 2 3 x 3 1 8 x
dx
4x 2 3
2
12 x 4 9 x 2 8 x 4 8 x 4 x 9 x 8x
4 2
4 x 2
3
2
4 x 3
2 2
d
dx
4x 2 y 3 y
d 3
dx
x 1
dy dy
8x. y 4 x 2 3 3x 2
dx dx
dy
dx
4 x 2 3 3x 2 8 xy
dy 3x 2 8 xy
dx 4x 2 3
Sekilas bentuk ini tidak sama dengan bentuk akhir dari penyelesaian cara
x3 1
pertama, tetapi kalau kita ingat bahwa y , bentuknya akan menjadi
4x 2 3
x3 1
3x 2 8 x 2
dy 4 x 3
dx 4x 2 3
dy 3 x 2 (4 x 2 3) 8 x x 3 1
dx
4x 2 3
2
dy 12 x 4 9 x 3 8 x 4 8 x 4 x 4 9 x 3 8 x
dx (4 x 2 3) 2 4x 2 3
2
I. Uji Kompetensi
Uji Kompetensi 3A
f ( x h) f ( x)
1. Tentukan lim dari fungsi yang diketahui di bawah ini
h0 h
a. f(x) = 5x – 1
b. f(x) = 4x2 + 3x
c. f(x) = x2 – x + 2
d. f(x) = x3 – x2
f (2 h) f (2)
2. Tentukan lim dari fungsi yang diketahui di bawah ini
h0 h
a. f(x) = 3x + 5
b. f(x) = x2 – 3x
c. f(x) = x2 + 2x – 1
d. f(x) = x3 – 3x2
3. Tentukan turunan pertama fungsi :
a. f(x) = 5x2 – 4x
b. f(x) = 2x3 + 3x2
3
c. f(x) = 5x +
x
d. f(x) = x2 + 5 x
4. Tentukan rumus kecepatan benda yang bergerak setiap detik menempuh jarak
s(t) = 5t2 – 2t
5. Tentukan ukuran kemiringan garis yang menyinggung kurva y = x2 – 10x + 25 +
di titik x = 2
Uji Kompetensi 3B
d.
f ( x) x 3 3 x 2 1
4
d.
4
f ( x) x 3 3x 2 1 pada x = 1
x 2 5x
3. Tentukan turunan pertama fungsi f ( x) pada x = 1
2x 3
4. Tentukan laju perubahan dari s(t) = (2t + 3)2 pada saat t = 2
Uji Kompetensi 3C
a. f ( x) 2x 2 x
3
b. g ( x)
5x 2
4x
c. h( x )
5 x 14
d. K ( x)
3x 2
4
x 2 4x
dy
2. Tentukan dari persamaan kurva di bawah ini
dx
a.
y 3x 2 4 x 2 x 3 5 x
b. y 5x x 2 6 x
c. y 2 x 6 3x 1
d. y 3 x x 2 4 x
dy d2y
3. Tentukan dan dari persamaan kurva di bawah ini
dx dx 2
a. y x 2 4x
4
b. y
2x 3
x
c. y
3x 54
d. y
x 35
x2 x
4. Tentukan gradien garis singgung di sembarang titik pada fungsi f(x) = x3(2x + 1)5
5. Tentukan kecepatan benda yang bergera menurut fungsi s(t) = (4t)(t 2 + 3t) pada
saat t = 5
SOAL PEMBAHASAN
2. Jika f x x2 1 , maka
f x p f x
lim ....
p 0 p
(A) 2x + 1
(B) 2x - 1
(C) X - 1
(D) x
(E) 2x
adalah ....
(A) 4 x3 4 x
(B) 4 x3 4 x
(C) 4x3 4 x 8
(D) 4 x3 4 x 8
(E) 4 x3 4 x2
adalah ....
(A) f ( x) 5 x 4 x
3
4
f ( x) 53x 4
2 4
(B)
(C) f ( x) 5(3x 4 x) x 4 x
2
3
4
(D) f ( x) 5(3x 4) x 4 x
2
3
4
5
7. Turunan pertama dari fungsi f x
x2
adalah ....
5
(A)
2x
10
(B)
x
10
(C)
x3
5
(D)
x3
(E) 15x3
y 3x 2 3x 2 adalah ....
2
(D) y ' 3 3x 2 3x
9. Diketahui y 2 x3 3x 2 x 10 , maka
y ' ....
(A) 2 x2 3x 1
(B) 6 x2 6 x x
(C) 6 x2 6 x 10
(D) 6 x2 6 x 1
(E) 6 x3 6 x2 x
1 1n
(A) x
n
1 1nn
(B) x
n
n 1
(C) x
(D) n 1 n1 x
1 n 1
(E) x
n 1
2
11.Jika f x , maka f x 2x f ' x
x
....
(A) 0
(B) 1
(C) x
(D) x
(E) x x
4 d h(2)
14. Diberikan h( x) . Nilai ....
5x dx
(A) – 10
(B) – 5
1
(C)
10
1
(D)
5
(E) 5
(A) 7
(B) 10
(C) 15
(D) 18
(E) 20
g x x2 3x 3 . Jika
(A) 4 x 8
(B) 4 x 2
(C) 10 x 11
(D) 2x 11
(E) 2x 1
24x 2
17. Turunan pertama dari f x 3
x
adalah ....
(A) 24 3 x2
(B) 28 3 x2
(C) 32 3 x2
(D) 36 3 x2
(E) 40 3 x2
f x h f x
lim ....
h 0 h
(A) 2 x 3
(B) 2x 3
2x 3
(C)
2x 3
2 2x 3
(D)
2x 3
2x 3
(E)
2 x 3
2
dinyatakan dengan f x 3x 2 5
3x
(A)
3x 2 5
3
(B)
3x 2 5
6
(C)
3x 2 5
x
(D)
3x 2 5
6x
(E)
3x 2 5
f x 3x 2 4 2 x 1
5 4
20. Turunan dari
(B) 3x2 4 2 x 1 30 x 8
4 3
(C) 3x 2 4 2 x 1 18x 2 6 x 8
4 3
(D) 3x 2 4 2 x 1 36 x 2 30 x 32
4 3
(E) 3x 2 4 2 x 1 36 x 2 30 x 32
4 3
f x 2 x 1 x 2 , maka
2
21. Diketahui
f ' x ....
(A) 4 2x 1 x 3
(B) 2 2x 15x 6
(C) 2x 1 6 x 5
(D) 2x 1 6x 7
(E) 2x 15x 7
f x 2 x 3 x 2 8 , nilai
4
22. Diketahui
f ' 2 ....
(A) 6 12
(B) 9 12
(C) 16 12
(D) 30 12
(E) 33 12
2x 4
23. Diketahui f x , nilai f ' 4 ....
1 x
(A) 1
3
(B) 3
7
(C) 3
5
(D) 1
(E) 4
x 2
3
x 3 adalah ....
(A) 0,000024
(B) 0,00024
(C) 0,0024
(D) 0,024
(E) 0,24
3x 1
25. Diketahui f x , nilai dari f ' 2
1 2x
....
(A) 1
(B) 19
25
(C) 23
25
(D) 1
5
(E) 19
25
2 x 3 dy
26. Diketahui y , ....
3x 2 1 dx
6 x 2 18 x 2
(A)
3x 1
2 2
6 x 2 18 x 2
(B)
3x 1
2 2
18 x 2 18 x 2
(C)
3x 1
2 2
6 x 2 18 x 2
(D)
3x 1
2 2
18 x 2 18 x 2
(E)
3x 1
2 2
2x 1
27. Diketahui f x , f ' x ....
x2
(A) 4 x 52
x 2
(B) 4 x 32
x 2
(C) 3
x 2
2
(D) 4
x 2
2
(E) 5
x 2
2
6 x2
28. Diketahui f x , x2. Nilai
x2
(A) -5
(B) -3
(C) 2
(D) 3
(E) 7
x2 6
29. Turunan pertama dari f x ,
x
6
(A) x x
x2
3
(B) x x
x2
1
(C) x x
3x 2
3 1
(D) x 2 x
2 3x
3 3
(E) x 2 x
2 x
x 5
30. Turunan pertama fungsi f x ,
x5
adalah f ' x ....
(A) 10
x 5
2
(B) 5
x 5
2
(C) 10
x 5
2
(D) 5
x 5
2
(E) 10
x 5
2
x 5
31. Turunan pertama fungsi f x ,
x5
adalah f 1 x ....
(A) 8 x 102
x 3
(B) 10
x 3
2
(C) 8x
x 3
2
(D) 14 8 x2
x 3
(E) 14
x 3
2
E. 8
E. 16
BAB IV
A. Pendahuluan
Turunan atau diferensial berguna untuk mencari nilai maksimum atau nilai
minimum dari suatu permasalahan, seperti seorang petani ingin memperoleh
kombinasi tanaman yang menghasilkan keuntungan maksimum, seorang dokter
berharap dapat memberikan dosis terkecil suatu obt untuk menyembuhkan suatu
penyakit, seorang kepala pabrik ingin menekan sekecil mungkin biaya
pendistribusian produknya, seseorang mau memagari pekarangan seluas
mungkin dengan kawat yang tersedia. Persoalan-persoalan di atas dapat
dipecahkan dengan menggunakan turunan, asalkan persoal-persoalan itu daat
dimisalkan sebuah fungsi. Seperti persoalan pada grafik fungsi y = f(x) pada
gambar di bawah ini.
y=f(x)
x
S
Teorema
(Teorema Keberadaan Maksimum dan Minimum)
Jika f kontinu pada interval tertutup [a, b], maka f mencapai nilai
maksimum dan nilai minimum di sana.
y
C
a b
Persyaratan teorem 1 adalah fungsi f harus kontinu dan himpunan S berupa interval
tertutup.
Interval daerah asal fungsi f ada beberapa tipe, yaitu
(i) [a, b] disebut interval tertutup, dimana interval tersebut memuat kedua titik
ujung, a dan titik b.
(ii) [a, b) disebut interval tertutup kiri dan terbuka kanan, hanya memuat titik ujung
kiri, yaitu titik a.
(iii) (a, b] disebut interval tertutup kanan dan terbuka kiri, hanya memuat titik ujung
kanan, yaitu titik b.
(iv) (a, b) disebut interval terbuka, tidak memuat kedua titik ujung.
Teorema Kemotononan
Misalkan f kontinu pada interval I dan terdiferensial pada setiap titik dari I.
(i) Jika f ‘(x) > 0 untuk semua titik dalam I, maka f naik pada I
(ii) Jika f ‘(x) < 0 untuk semua titik dalam I, maka f turun pada I
y
B
C
C
D E
A
a b
Perhatikan garis singgung melalui titik A, titik B, titik C, titik D, dan titik E pada kurva
y = f(x).
1. Garis singgung yang melalui titik A adalah garis yang naik, sehingga gradien
garis singgung di titik A positif, dan keadaan kurva y = f(x) pada daerah asal
sebelum titik A sampai titik B selalu naik atau monoton naik, artinya f ‘(x) di
titik A > 0.
2. Garis singgung melalui titik B adalah garis yang mendatar sejajar sumbu X,
sehingga gradien garis singgung di titik B adalah nol atau f ’(x) di titik B = 0.
Titik B disebut titik stasioner.
3. Garis singgung melalui titik C adalah garis yang turun, sehingga gradien garis
singgung di titik C negatif, dan keadaan kurva y = f(x) juga dalam keadaan
turun.
4. Garis singgung melalui titik D adalah garis yang mendatar sejajar sumbu X,
sehingga gradien garis singgung di titik D adalah nol atau f ’(x) di titik D = 0.
Titik D disebut titik stasioner.
5. Garis singgung yang melalui titik E adalah garis yang naik, sehingga gradien
garis singgung di titik E positif, dan keadaan kurva y = f(x) pada daerah asal
setelah titik D selalu naik atau monoton naik, artinya f ‘(x) di titik E > 0.
Jadi pada titik stasioner fungsi tidak naik dan tidak turun, dan diperoleh apabila
turunan pertamanya sama dengan nol atau f ‘(x) = 0. Apabila sebelum titik stasioner
kurva sedang naik
Definisi
(i) Grafik fungsi f naik pada I jika untuk setiap pasang bilangan x1 dan x2 dalam I, x1
< x2 f(x1) < f(x2)
(ii) Grafik fungsi f turun pada I jika untuk setiap pasang bilangan x1 dan x2 dalam I,
x1 < x2 f(x1) > f(x2)
(iii) Grafik fungsi f monoton murni pada I, jika f naik pada I atau turun pada I
Teorema Kemonotonan
Misalkan f kontinu pada interval I dan terdiferensial pada setiap titik dalam interval I
(i) Jika f ‘(x) > 0 untuk semua titik dalam I, maka f naik pada I
(ii) Jika f ‘(x) < 0 untuk semua titik dalam I,maka f turun pada I
Contoh 1
Diberikan f(x) = x2 – 4x, cari interval dimana f naik dan dimana f turun .
Pembahasan :
Cara 1
Secara geometri, perhatikan grafik fungsi f(x) = x2 – 4x
Cara 2
Menggunakan turunan pertama.
Interval grafik fungsi (kurva) naik apabila f ‘(x) > 0
2x – 4 > 0
2x > 4
x>2
Interval grafik sungsi (kurva) turun apabila f ‘(x) < 0
2x – 4 < 0
2x < 4
x<2
Contoh 2
Tentukan interval kurva fungsi f(x) = 2x3 – 3x2 – 12x + 7 turun.
Pembahasan :
6(x2 – x – 2) < 0
6 (x – 2)(x + 1) < 0
-1 2
Jadi kurva f(x) = 2x3 – 3x2 – 12x + 7 akan turun pada interval – 1 < x < 2 atau
turun pada interval (–1, 2).
Teorema Kecekungan
(i) Jika f “(x) > 0 untuk semua x dalam I, maka f cekung ke atas pada I
(ii) Jika f “< 0 untuk semua x dalam I, maka f cekung ke bawah pada I
Contoh 3
1 3
Di mana kurva f ( x) x x 2 3x 4 naik, turun, cekung ke atas, dan
3
cekung ke bawah.
Pembahasan :
Turunan pertama fungsi f adalah f ‘(x) = x2 – 2x – 3
f ‘(x) = (x – 3)(x + 1)
-1 3
Jadi kurva akan naik pada x > – 1 dan x > 3 atau pada interval (∞, – 1) dan (3,
∞). Kurva akan turun pada interval –1 < x < 3 atau (– 1, 3).
Untuk melihat kecekungan ke bawah atau ke atas kita lihat dari turunan kedua.
f ‘(x) = x2 – 2x – 3 f ”(x) = 2x – 2 > 0
x>1
Maka kurva akan cekung ke atas pada interval (1, ∞)
F ‘(x) = x2 – 2x – 3 f “(x) = 2x – 2 < 0
x<1
Maka kurva akan cekung ke bawah pada interval (– ∞, 1)
Contoh 4
1 3
Tentukan titik stasioner dan jenisnya fungsi f ( x) x 3x 2 5 x 1
3
Pembahasan :
f ' ( x) x 2 6 x 5 0
(x – 5) (x – 1) = 0
1 5
Misalkan f kontinu pada interval terbuka (a, b) yang memuat sebuah titik kritis c
(i) Jika f ‘(x) > 0 untuk semua x dalam (a, c) dan f ‘(x) < 0 untuk semua x dalam
(c, b), maka f(c) adalah nilai maksimum relatif atau maksimum lokal f.
(ii) Jika f ‘(x) < 0 untuk semua x dalam (a, c) dan f ‘(x) > 0 untuk semua x dalam
(c, b), maka f(c) adalah minimum relatif atau minimum lokal f
(iii) Jika f ‘(x) bertanda sama pada kedua pihak c, maka f(c) bukan nilai ekstrim
lokal f atau titik belok.
.
(iv) Jika f ‘’(a) > 0 maka f(a) adalah nilai minimum relatif (minimum lokal) atau
a adalah absis titik balik minimum
(v) Jika f “(b) < 0 maka f(b) adalah nilai maksimum relatif (maksimum lokal)
atau b adalah absis titik balik maksimum
(vi) Jika f “(c) = 0 maka c adalah absis titik belok, sebelum c dan sesudah c
kurva naik atau sebelum c dan sesudah c kurva turun.
dy
Catatan : Turunan pertama y = f(x) ditulis f ‘(x) atau , dan turunan kedua dari
dx
d2y
y = f(x) adalah f “(x) atau
dx2
Contoh 5
Tentukan titik stasioner dan jenisnya dari grafik fungsi
1
f ( x) x 3 2 x 2 3 x 7
3
Pembahasan :
f ' ( x) x 2 4 x 3 0
(x – 1)(x – 3) = 0
x = 1 dan x = 3
f ' ' ( x) 2 x 4
f ' ' (1) 2(1) 4 2 x = 1 adalah absis titik balik maksimum
f ' ' (3) 2(3) 4 2 x = 3 adalah absis titik balik minimum
Menentukan ordinat titik stasioner (titik balik)
1
f (1) (13 ) 2(12 ) 3(1) 7
3
1 1
2378
3 3
1
f (3) (33 ) 2(3 2 ) 3(3) 7
3
= 9 – 18 + 9 + 7= 7
Titik stasionernya
1
(1, 8 ) adalah titik maksimum relatif (maksimum lokal ) dan (3, 7) adalah titik
3
minimum relatif (minimum lokal)
Tugas 1
y g
h y=f(x)
(a, f(a))
Contoh 1
Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal kurva f(x) = x2 – 4x + 3 di titik
yang berabsis 1
Pembahasan :
Gradien garis singgung ditentukan oleh turunan pertama fungsi f pada saat x = 1.
f ‘(x) = 2x – 4
m = 2(1) – 4 = – 2
f(1) = 12 – 4 + 3 = 0
Persamaan garis singgung melalui titik (1, 0) bergradien – 2 adalah
y – 0 = –2 ( x – 1)
y = – 2x + 2 atau 2x + y – 2 = 0
Garis normal tegak lurus garis singgungnya, maka gradien garis normal adalah ½
, sehingga persamaan garis normal di titik (a, f(a)) adalah
y – 0 = ½ ( x – 1)
y = ½ x – ½ atau x – 2y – 1 = 0
Contoh 2
y=–¼x+½+3
4y = – x + 2 + 12
x + 4y – 14 = 0
Tugas 2
1. Tentukan gradien garis singgung kurva y = x3 + 3x2 + 2x pada titik yang berabsis,
1, 2, dan 3
2. Tentukan persamaan garis tangen (garis singgung) kurva y = 5x 2 – 7x + 2 di titik
yang berabsis 1
3. Tentukan persamaan garis normal parabola y = x2 – 6x + 5 di titik yang berabsis
3
4. Tentukan persamaan garis normal kurva y = x3 – 4x2 + 2x – 3 pada titik yang
berabsis 2.
5. Tentukan persamaan garis tangen dan garis normal grafik fungsi f(x) = 2x3 – 3x2
– 6x pada titik yang berabsis 2
Cara yang kedua bisa menggunakan uji turunan kedua, setelah menemukan x = c
yang diperoleh dari titik stasioner dengan f ‘(x) = 0, maka apabila f “(c) < 0 maka
f(c) adalah nilai maksimum, dan apabila f “(c) > 0 maka f(c) adalah nilai minimum.
Contoh 1
Kotak segiempat akan dibuat dari selembar papan, panjang 24 cm dan lebar 9 cm,
dengan memotong segiempat identik pada keempat pojok dan melipat ke atas sisi-
sisinya, seperti dalam gambar 1. Tentukan ukuran kotak agar volumnya maksimum,
dan hitunglah volum maksimumnya.
Pembahasan :
x
x
9 cm
24 cm
9 – 2x
24 – 2x
Misalkan x adalah sisi segiempat yang dipotong, maka volum kotak segiempat
ditentukan oleh
𝑑𝑉
= 216 − 132𝑥 + 12𝑥 2 = 12(18 − 11𝑥 + 𝑥 2 ) = 0
𝑑𝑥
12(9 − 𝑥)(2 − 𝑥) = 9
X1 = 9 atau x2 = 2
= 432 – 264 + 32
= 200
Contoh 2
Seorang petani mempunyai 100 meter kawat yang akan dipergunakan membuat
dua kandang identik yang berdampingan seperti pada gambar di bawah ini. Berapak
ukuran kandang agar luas maksimum?
Pembahasan :
2x + 3y = 100
3y = 100 – 2x
100 2 x
y
3
Luas = x . y
100 2 x 100 x 2 2
Luas L( x) x x
3 3 3
100 4
L' ( x ) x0
3 3
X = 25 meter
100 2(25) 50
y meter
3 3
25 50
Jadi ukuran masing-masing kandang adalah : x meter
2 3
A. 360 m2
B. 400 m2
C. 420 m2
D. 450 m2
E. 480 m2
Pembahasan :
80−𝑥
X + 4y = 80 meter 𝑦 =
4
Luas kandang = x . y
80 x 80 x x
2
Luas L( x) x.
4 4 4
x
L' ( x) 20 0
2
X = 40
80−40
𝑦= = 10
4
E. Uji Kompetensi
Uji Kompetensi 4A
Uji Kompetensi 4B
1 4
1. Tentukan titik balik maksimum kurva f ( x) x 2x 2
4
1 4
2. Koordinat titik belok fungsi f ( x) x 2x 2
4
3. Tentukan penyebab nilai maksimum dan minimum fungsi f(x) = x3 + 7x2 – 5x
4. Diketahui gradien kurva y = x 2 + 1 di titik (a, a2+1) sejajar dengan garis lurus y
= 2x + 1, tentukan nilai a.
Uji Kompetensi 4C
1. Tentukan nilai maksimum fungsi f(x) = x3 – 3x2 + 3 pada selang – 1 ≤ x ≤ 2.
2. Jumlah bilangan p dan q adalah 6. Tentukan nilai minimum dari 2p 2 + q2
3. Dua bilangan m dan n memenuhi hubungan 2m – n = 40. Tentukan nilai
minimum bentuk (m2 + n2)
4. Diketahui nilai maksimum dan minimum fungsi f(x) = x(12 – 2x)2 berturut-turut
adalah a dan b . Tentukan nilai a + b.
5. Sebuah pekerjaan dapat diselesaikan dalam x hari dengan biaya
2000
(4 x 160 ) ribu rupiah per-hari. Tentukan biaya minimum pekerjaan itu.
x
6. Sebuah partikel bergerak sepanjang garis lurus. Panjang lintasan s sebagai
fungsi dalam waktu t ditentukan oleh persamaan s(t) = t3 – 6t2 + 9t + 4, dengan
sdalam meter dan t dalam detik. Tentu saja kecepatan partikel positif, tentukan
interval waktu yang memenuhi.
7. Sbuah peluru ditembakkkan ke atas.dengan rumus lintasan setelah bergerak t
detik adalah h(t) = 120t – 5t2 . Tentukan tinggi maksimum peluru tersebut.
8. Suatu perusahaan memproduksi x unit barang dengan biaya (5x 2 – 10x + 30)
dalam ribuan rupiah tiap unit. Jika barang tersebut terjual habis dengan harga
Rp50.000,00 per-unit. Tentukan keuntungan maksimum yang diperoleh
perusahaan tersebut.
9. Suatu perusahaan menghasilkan x unit barang dengan biaya sebesar (9000 +
1000x + 10x2) rupiah. Jika semua barang hasil produk perusahaan itu terjual
x2
10. Biaya untuk memproduksi x unti barang adalah 35 x 25 dalam ribuan
4
x
rupiah. Jika setiap unti barang dijual dengan harga 50 ribu rupiah,
2
tentukan banyak barang yang harus diproduksi untuk memperoleh keuntungan
maksimum.
(A) 3
(B) 9
(C) 18
(D) 27
(E) 32
2
6. Kurva y x 2 2 memotong sumbu y di
(A) y 8 x 4
(B) y 8x 4
(C) y 4
(D) y 12 x 4
(E) y 12 x 4
(A) 2
(B) 1
2
(C) 12
(D) -2
(E) -8
(A) x 2 atau x 1
(B) 2 x 1
(C) 1 x 2
(D) 1 x 2
(E) x 1 atau x 2
9. Fungsi f x x 2 x 2 4 x 1 , naik
pada interval
(A) 1 x 3
(B) 1 x 4
(C) x 1 atau x 3
(D) x 3 atau x 1
(E) x 1 atau x 4
interval
....
(A) 2 x 3
(B) 3 x 4
(C) 2 x 4
(D) x 4
(E) x 2
nilai-nilai ....
(A) x 2 atau x 0
(B) 0 x 2
(C) 2 x 0
(D) x 0
x2 3
12. Fungsi f x turun pada interval
x 1
....
(A) 3 x 1
(B) 3 x 1 atau x 1
(C) 1 x 1 atau 1 x 3
(D) x 3 atau x 1
(E) x 1 atau x 4
(A) -5 dan 27
(B) -37 dan 5
(C) 0 dan 27
(D) -5 dan 37
(E) -27 dan 5
2x 1
14. Garis singgug pada kurva y di
2 3x
titik (1, 3) mempunyai persamaan ...
(A) y 7 x 10 0
(B) y 7 x 10 0
(C) 7 y x 20 0
(D) 7 y x 20 0
(E) 7 y x 20 0
parabola y ax 2 bx 4 memiliki
(A) -4 dan 2
(B) -2 dan 0
(C) 2 dan -10
(D) 2 dan -4
(E) 4 dan -6
1
(A) 4
1
(B) 2
(C) 1
(D) 2
(E) 4
x2 2 x 4
18. Grafik fungsi f ( x) turun
x2
pada interval ....
(A) 4 x 0
(B) 2 x 2
(C) 0 x4
(D) 4 x8
(E) 0 x 2 dan 2 x 4
x2
19. Fungsi f ( x) merupakan fungsi
x2 4
naik pada selang ....
(A) x 0
(B) x 2 atau 2 x 0
(C) 2 x 2
(D) 0 x
(E) 0 x 2 atau 2 x
f ( x) 4 x (3 x 1) 3 (3x 1) adalah
....
(A) ( 13 , 43 )
(B) ( 23 , 53 )
(C) ( 53 , 34 )
(D) ( 103 , 413 )
(E) ( 173 , 124
3 )
y x 4 6 x 2 3 adalah ....
(A) -14
(B) -13
(C) -12
(D) -11
(E) -10
22. Fungsi f ( x) x3 9 x 2 15 x 2
memiliki ....
(A) 5
(B) 7
(C) 9
(D) 11
(E) 13
y x3 3x 2 3 mempunyai nilai
(A) -6
(B) -1
(C) 3
(D) 6
(E) 8
f ( x) x 4 4 x 3 3 pada interval
y x3 6 x 2 9 x 7
Adalah ....
(A) (2,3)
(B) (2,5)
(C) (2, 7)
(D) (2,5)
(E) (2,10)
(A) 12
(B) 18
(C) 20
(D) 24
(E) 32
(A) 750
(B) 940
(C) 1.170
(D) 1.400
(E) 1.750
y x adalah ....
11
(A) 4
1
(B) 4 11
1
(C) 2 11
1
(D) 4 26
1
(E) 2 26
(A) 2 cm
(B) 3 cm
(C) 4 cm
(D) 5 cm
(E) 6 cm
(A) 6 cm
(B) 8 cm
(C) 10 cm
(D) 12 cm
(E) 16 cm
(A) 2 x 12
(B) 4 x6
(C) 4 x6
(D) x 4 atau x 6
(E) x 2 atau x 12
(A) y 2 x 2
(B) y 2 x 1
(C) y 2x 1
(D) y 2x 2
(E) y 2x 2
27
(A) 3
4
26
(B) 3
4
25
(C) 3
4
25
(D) 3
2
27
(E) 3
2
y 2 x 4 0 adalah ....
3
(A)
5
4
(B)
5
(C) 5
6
(D)
5
7
(E)
5
(A) 5 2
(B) 3 2
(C) 2 2
(D) 2
1
(E) 2
2
....
(A) 0,5
(B) 0, 4
(C) 0,3
(D) 0, 2
(E) 0,1
2
(A) 3,8
3
2
(B) 3, 4
3
2 8
(C) 3,
3 3
8 2
(D) 3,
3 3
4 2
(E) 3,
3 3
(A) 3,00 m2
(B) 6,00 m2
(C) 6,25 m2
(D) 6,75 m2
(E) 7,00 m2
(B) 6
(C) 7
(D) 8
(E) 9
(A) 2 3 500cm
(B) 3 500cm
3
500
(C) cm
500
(D) 3 cm
500
(E) 2 3 cm
Tembok
Pagar kawat
(A) 80.000 m2
(B) 40.000 m2
(C) 20.000 m2
(D) 5.000 m2
(E) 2.500 m2
43
(B) 2
16 3
(C) 2
83
(D) 2
83
(E) 3 2
BAB V
Kompetensi Dasar
3.10 Mendeskripsikan integral tak tentu (anti turunan) fungsi aljabar
dan menganalisis sifat- sifatnya berdasarkan sifat-sifat turunan
fungsi
4.10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan integral tak tentu
(anti turunan) fungsi aljabar
PETA KONSEP
Perkembangan Integral
Pada zaman pertengahan, matematikawan India, Aryabhata, menggunakan konsep
kecil tak terhingga pada tahun 499 dan mengekspresikan masalah astronomi dalam
bentuk persamaan diferensial dasar. Persamaan ini kemudian mengantar Bhāskara
II pada abad ke-12 untuk mengembangkan bentuk awal turunan yang mewakili
perubahan yang sangat kecil takterhingga dan menjelaskan bentuk awal dari
"Teorema Rolle". Sekitar tahun 1000, matematikawan Irak Ibn al-Haytham (Al
hazen) menjadi orang pertama yang menurunkan rumus perhitungan hasil jumlah
pangkat empat, dan dengan menggunakan induksi matematika, dia
mengembangkan suatu metode untuk menurunkan rumus umum dari hasil pangkat
integral yang sangat penting terhadap perkembangan kalkulus integral. Pada abad
ke-12, seorang Persia Sharaf al-Din al-Tusi menemukan turunan dari fungsi kubik,
sebuah hasil yang penting dalam kalkulus diferensial. Pada abad ke-14, Madhava,
bersama dengan matematikawan-astronom dari mazhab astronomi dan matematika
Kerala, menjelaskan kasus khusus dari deret Taylor, yang dituliskan dalam teks
Yuktibhasa.
Pada zaman modern, penemuan independen terjadi pada awal abad ke-17 di
Jepang oleh matematikawan seperti Seki Kowa. Di Eropa, beberapa
matematikawan seperti John Wallis dan Isaac Barrow memberikan terobosan dalam
kalkulus. James Gregory membuktikan sebuah kasus khusus dari teorema dasar
kalkulus pada tahun 1668.
(http://sejarahmatematika1.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-penemuan-
integral.html)
notasi “ ..." . Notasi ini disebut notasi integral tak tentu, berbeda dengan notasi
integral tentu yang ada batas integralnya “ ... ” , batas bawah integralnya a dan b
a
adalah batas atas integral. Pembahasan tentang integral tentu akan diterima di
kelas XII, saat ini di kelas XI hanya akan dibahas tentang integral tak tentu untuk
fungsi aljabar.
1
(4) Apabila f ( x) 3x 2 maka turunannya adalah f ( x) 6 x
2
(5) Apabila f ( x) 3x 2 100 maka turunannya adalah f ( x) 6 x
6x dx 3x 2 C
Definisi
Kita sebut F suatu anti turunan atau integral fungsi f pada interval I
Contoh 1
Carilah anti turunan fungsi f(x) = 4x3 pada interval (– ∞, ∞)
Pembahasan :
Kita mencari suatu fungsi yang turunan pertamanya adalah f(x) = 4x 3, misalkan
fungsinya F(x)
Jawabannya adalah F(x) = x4 + C
Contoh 2
Carilah anti turunan fungsi f(x) = x2 pada interval (– ∞, ∞)
Pembahasan :
Kita mencari suatu fungsi yang turunan pertamanya adalah f(x) = x2, misalkan
fungsinya F(x)
1 3
Jawabannya adalah F ( x) x C
3
Dengan menggunakan notasi integral, contoh 1 di atas dapat ditulis sbb.
4x dx x 4 C
3
C. Aturan Pengintegralan
Berdasarkan contoh-contoh pada subbab B, diperoleh suatu teorema tentang cara
menentukan fungsi sebagai hasil dari proses pengintegralan.
Teorema 1
n 1
Contoh 1
2
2x dx 3 1 x
31
3
C
1 4
x C
2
Contoh 2
5
5 dx 0 1 x
0 1
C
5x C
Contoh 3
1
x dx x 2 dx
1 3
1 1 2 2
x2 C x C
1 3
1
2
2
x x C
3
Contoh 4
2
x 3
dx 2 x 3 dx
2
x 31 C
3 1
x 2 C
1
C
x2
Teorema 2
Misalkan f dan g adalah fungsi-fungsi dalam x yang mempunyai anti turunan dan k
adalah konstanta
(i) k dx kx C
(ii ) k. f ( x) dx k f ( x) dx
(iii) f ( x) g ( x) dx f ( x) dx g ( x) dx
(iv) f ( x) g ( x) dx f ( x) dx g ( x) dx
Contoh 1
Contoh 2
3 3 31 3 2 11
3x 2 x dx x x 21 x C
3
x 2
3 1 2 1 11
3 4
x 3x 1 x 2 C
4
3 4 3
x x2 C
4 x
Contoh 3
3 2 4 3
23
x
x 3
x
dx x 4 x 3 x3 dx
2
1 1 4 1 31
x3 x 31 x C
2
1 3 1 3 1
3
5
1 3 1
x 2 x 2 x 4 C
5 4
3
Tugas 1
1. 5 x x x dx
6
3x 4 x dx
5
2.
2
x
3
6 x x x dx
3
3.
2
x
5
5 x x 2 x dx
4
4.
3
2x
2
3x x3 x dx
5
5.
2
6x
f ( x)
n
f ' ( x)dx , maka penyelesaiannya harus memisalkan fungsi f sebagai
Contoh 1
x 4x
12
Selesaikan 4
3x 3
3 dx
Pembahasan :
Misal : U = x4 + 3x
dU
4 x3 3
dx
dU = (4x3 + 3) dx
x 4x 1
3 dx U 12dU
12
4
3x 3
U 121 C
12 1
1 13
U C
13
1 4
13
13
x 3x C
Contoh 2
4x 2
Tentukan hasil dari x 2
x 10
dx
Pembahasan :
Misal : U = x2 – x
dU dU
(2 x 1) dx
dx 2x 1
4x 2
x
dx x 2 x 4x 2 dx
10
2
x
10
U 10 4 x 2
dU
(2 x 1)
2U 10 dU
2
U 101 C
10 1
2
U 9 C
9
2
C
9U 9
2
C
9 x2 x
Contoh 3
Pembahasan :
Misal : U = 2x2 – 2x + 3
dU dU
4 x 2 dx
dx 4x 2
2 x 1
dU
= 2 x 2 x 3 dx U (2 x 1)
2 2
4x 2
1
1 1
1 1
U dU 2
2
U 2 C
2 1
1
2
1
3
1
2 U2 C U U C
3 3
2
3
1 2
2x 2x 3 2x2 2x 3 C
x 4 3 x d ( x 4 3 x)
12
1 4
13
13
x 3x C
Tugas 2
1. ∫ 𝑥(4 − 𝑥 2 )5 𝑑𝑥
3. ∫(6𝑥 + 9)√𝑥 2 + 3𝑥 − 1 𝑑𝑥
4𝑥 − 10
4. ∫ 𝑑𝑥
(𝑥 2 − 5𝑥 + 2)5
4𝑥 − 2
5. ∫ 𝑑𝑥
√𝑥 2 − 4𝑥 + 3
d . f ( x) V .du U .dV
f ( x) V .dU U .dV
U .V V .dU U .dV
Contoh 1
xx 3 dx
5
Selesaikan
Pembahasan :
xx 3 dx U .dV
5
Maka :
U=x dan dV = (x – 3)5 dx
V x 3 dx ( x 3)6
5 1
dU = dx
6
1 1
x( x 3)6 ( x 3)6 dx
6 6
1
x( x 3)6 6 x 3 C
1 7
6 6 1
x( x 3)6 x 3 C
1 1
7
6 42
Kalau bentuk yang terakhir disederhanakan lagi menggunakan hukum distributif,
akan menjadi
1 1
( x 3)6 (7 x ( x 3)) C ( x 3)6 (6 x 3) C
42 42
1
( x 3)6 (2 x 1) C
14
Contoh 2
Selesaikan x 5 x 1 dx
Pembahasan :
x 5 x 1 dx U .dV
V 5 x 12 dx 5 x 12
1 1 1 1
1
dU = dx .
5 1 1
2
2
5x 12
3
15
x 5 x 1 dx U .dV UV V .dU
2x
5x 1 5x 1 4 5x 12 5x 1 C
15 375
Contoh 3
x
Selesaikan 2 x 3 5
dx
Pembahasan :
x
2 x 3 5
dx x(2 x 3) 5 dx U .dV
dU = dx V (2 x 3) 5 dx
1 1
V 2 x 351
2 5 1
1
V 2 x 3
4
8
x
2 x 34 1 2 x 34 dx
8 8
1
1 8
2 x 3 2 x 33 C
x 4
8 2 4 1
x 1
C
82 x 3 482 x 3
4 3
Contoh 4
Tentukan ∫ 𝑥(3𝑥 − 1)4 𝑑𝑥
Kita selesaikan soal di atas dengan teknik Tanzalin
Kita bagi menjadi dua fungsi, yaitu x dan (3x – 1)4
diferensial integral
X (3x – 1)4 dx
kalikan
1 kalikan 1
3x 15
15 +
0 1 1 1
3x 1 3x 16
6 1
_
3 15 6 270
15 270
Tugas 3
x4 3x dx
7
1.
x 4 x 3 dx
2 6
2.
x4 3x dx
7
3.
3x 5 x 1 dx
2
4.
5x
5. 7x 1
dx
Contoh 1
dy
Diketahui turunan sebuah kurva adalah 3x 2 4 x 5
dx
Apabila kurva melalui titik (2, 7) tentukan persamaan kurva itu.
Pembahasan :
y 3 x 2 4 x 5 dx x 3 2 x 2 5 x C
Contoh 2
Diketahui nilai fungsi f untuk x = 2 adalah 7, dan turunan pertamanya adalah
f ' ( x) 6 x 2 10 x 4 . Tentukan f(x).
Pembahasan :
f ( x) 6 x 2 10 x 4 dx 2 x 3 5 x 2 4 x C
Penggunaan lainnya pada mata pelajaran Fisika, seperti pada rumus gerak, rumus
kecepatan, rumus percepatan. Jika gerak benda dituliskan dengan fungsi s(t),
kecepatan v(t), dan percepatan a(t), maka hubungannya adalah s ‘(t) = v(t), dan v
‘(t) = a(t), sehingga dengan operasi balikan
Contoh
Kecepatan suatu benda bergerak dinyatakan oleh v(t ) 6t 5 . Setelah benda itu
bergerak 1 detik, jarak yang ditempuh 20 m. Tentukan persamaan gerak dari benda
itu !
Pembahasan
s (t ) v(t ) dt (6t 5) dt
3t 2 5t C
s(1) 3 5 C 10 C = 2
s(t ) 3t 2 5t 2
Pada ilmu Ekonomi, beberapa fungsi ekonomi, seperti fungsi biaya, fungsi
pendapatan, fungsi tabungan, kerap menggunakan integral.
Contoh :
Biaya marjinal suatu perusahaan ditunjukkan oleh MC = 3Q2 – 6Q + 4 . Carilah
persamaan biaya total apabila biaya tetap 10.
Biaya Total : C =∫ MC d Q
= ∫ (3Q2 – 6Q + 4) d Q
= Q3 - 3Q2 + 4Q + k
k = kontanta sembarang dalam hal ini biaya tetap
C = Q3 – 3 Q2 + 4Q + 10
Tugas 4
1. Diketahui turunan pertama fungsi f(x) adalah 𝑓 ′ (𝑥) = √1 + 3𝑥. Jika nilai 𝑓(5) =
20, maka nilai 𝑓(8) adalah ….
2. Diketahui titik (3,2) terletak pada kurva dan gradien garis singgung di titik (x,y)
pada kurva tersebut didefinisikan 2x – 3. Tentukan persamaan kurva tersebut !
dy
3. Gradien suatu kurva pada setiap titik (x,y) ditentukan oleh 3x 2 2 x dan
dx
kurva itu melalui titik (-3,2). Tentukan persamaan kurva itu !
benda itu bergerak 1 detik, jarak yang ditempuh 4 m. Tentukan persamaan gerak
dari benda itu !
G. Materi Pengayaan
a n 1
ax dx x C berlaku untuk
n
Rumus pengintegralan n ≠ –1, terus
n 1
1
bagaimana cara mengintegralkan fungsi 𝑓(𝑥) = .
𝑥
1
∫ 𝑑𝑥 = 𝑙𝑛|𝑥 | + 𝐶
𝑥
ln disebut fungsi logaritma alami atau logaritma dengan bilangan pokok e (elog x
= ln x) , sehingga sifa- sifat ln sama dengan sifat-sifat logaritma.
Integral substitusi dapat dipergunakan apabila menemukan pengintegralan bentuk
x berpangkat –1, contoh :
dx
Tentukan hasil dari 2x 1
Pembahasan
1
2x 1 dx
Misal : U = 2x – 1
dU
dU = 2 dx dx
2
1 1 dU 1 1
2x 1 dx U 2
dU
2 U
1
ln U C ln U C ln 2x 1 C
2
H. Uji Kompetensi
Uji Kompetensi 5A
x x x dx
2
1.
3x
6 x 2 x dx
2
2.
x2
3 3x x dx
3
3.
5 x
x 3 x x dx
3
4.
(5x 1)(5 x 3 3x 8) 6 dx
2
5.
(5x 1) 5x3 3x 2 dx
2
6.
x x3 4 dx
2
7.
(5 x ) 2 x 1 dx
2
8.
dx
9. 4x 5 4
2x 1
10. x2 x 5
dx
Uji Kompetensi 5B
2
x dx
3
1.
x x
3
3x 1 dx
2
2.
3
2x
3. 4 x 2 x 3 dx
2
1
4. x x dx
(2x 4) x 2 4 x 5 dx
3
5.
5x 2
6. 5x2 4 x 1
dx
2x 3
7. 3
x 2 3x 5
dx
1
8. Turunan pertama fungsi f adalah f ' ( x) 3x 2 . Tentukan f(x) jika grafik
2 x
fungsi y = f(x) melalui titik (1, 6)
9. Turunan pertama fungsi g adalah g ' ( x) 12(4 x 5) . Tentukan g(x) jika nilai
2
Uji Kompetensi 5C
1. Carilah persamaan kurva yang melalui titik (1, 2) dengan kemiringan pada
sembarang titik adalah empat kali absisnya.
2. Carilah persamaan kurva yang melalui titik (1, 2) dengan kemiringan pada
sembarang titik adalah setengah kuadrat ordinatnya.
3. Diketahui titik (3, 2) terletak pada suatu kurva dan gradien garis singgung di titik
(x ,y) pada kurva itu sama dengan (2x – 3). Tentukan persamaan kurva itu.
4. Diketahui gradien garis singgung di titik (x, y) pada sebuah kurva yang melalui
dy
titik pangkal ditentukan oleh persamaan ( x 2 x)2 . Tentukan persamaan
dx
kurva itu.
5. Biaya marginal untuk memproduksi Q unit barang diberikan oleh formula C = 2 +
60Q – 6Q2. Carilah fungsi biaya total dan rata-rata biayanya.
Soal Pembahasan
6 x
2 x 1 dx ....
2
1.
(A) 2x3 + x2 + x + C
(B) 2x3 – x2 + x + C
(C) 2x3 + x2 – x + C
(D) 2x3 + x2 + C
(E) 2x3 + x + C
z
3z 2 z 3 dz ....
3
2.
1 4 3 1 2
(A) z z z 3z C
4 2
1 4 3 1 2
(B) z z z 3z C
4 2
1 2
(C) z 4 z 3 z 3z C
2
(D) z 4 z 3 z 2 3z C
1 4 1 3 2
(E) z z z 3z C
4 3
2 1
3.
2 x x 2
dx
3
2 2
(A) x 2 C
x 3
3
1 2 2
(B) x C
x 3
2
2 3 3
(C) x C
x 2
3
2 2 4
(D) x C
x 3
1
2 2
(E) x 2 C
x 3
dy
4. Jika ( x3 3) x 2 , maka y = ....
dx
1 6 3
(A) x x C
6
1 6 1 3
(B) x x C
6 3
1 6
(C) x x3 C
6
1 6 1 3
(D) x x C
6 3
1 6
(E) x x3 C
3
(D) x3 2 x C
(E) x3 x C
1
5
6. 3 x 3 dx ....
1
1 23
(A) 5 x C
4
1
5 13
(B) x C
4
1
10 13
(C) x C
4
1
20 13
(D) x C
3
1
1
(E) 10 x 3 C
x x3 dx ....
2 5
7.
5 35 3
(A) x x C
18
5 35 3
(B) x x C
13
3 35 3
(C) x x C
13
3 35 3
(D) x x C
18
13 3 5 3
(E) x x C
18
t 2 1
8. t 4 dt ....
1 1
(A) 3 C
t 3t
1 1
(B) 3 C
t 3t
1 1
(C) C
t 3t 3
1 1
(D) C
t 3t 3
1 1
(E) C
3t t 3
(2𝑥 − 3)𝑑𝑥
∫ = ⋯.
√𝑥 2 − 6𝑥 + 5
1
(A) √2𝑥 2 − 6𝑥 + 5 + 𝐶
2
(B) √2𝑥 2 − 6𝑥 + 5 + 𝐶
2
(C) √2𝑥 2 − 6𝑥 + 5 + 𝐶
3
(D) 2√2𝑥 2 − 6𝑥 + 5 + 𝐶
1
(E) + 𝐶
√2𝑥 2 −6𝑥+5
5𝑥−1
11. Hasil ∫ 2 𝑑𝑥 =....
(5𝑥 −2𝑥+6)7
1
(A) +𝐶
6(5𝑥 2 −2𝑥+6)7
1
(B) +𝐶
6(5𝑥 2 −2𝑥+6)6
1
(C) − +𝐶
6(5𝑥 2 −2𝑥+6)6
1
(D) − +𝐶
8(5𝑥 2 −2𝑥+6)6
1
(E) − +𝐶
12(5𝑥 2 −2𝑥+6)6
(6𝑥 2 +2)
14. Hasil dari ∫ 𝑑𝑥 adalah ....
√𝑥 3 +𝑥
(A) 4√𝑥 3 + 𝑥 + 𝐶
(B) 4𝑥√𝑥 3 + 𝑥 + 𝐶
(C) 4(𝑥 3 + 𝑥)√𝑥 3 + 𝑥 + 𝐶
6𝑥 2 +2
(D) +𝐶
4√𝑥 3 +𝑥
(E) 4𝑥√𝑥 3 + 𝑥 + 𝐶
3
(A) 2x 2 1 C
2
3 1
(B) C
2 2x 2 1
2 1
(C) C
3 2x 2 1
2
(D) (2 x 2 1) 2 x 2 1 C
3
1
(E) (2 x 2 1) 2 x 2 1 C
6
1
16. Hasil dari 3 x
x
6 dx ...
(A) 3x x 2 x 6 x c
(B) 3x x x 6 x c
(C) 2x x 2 x 6x c
2
x x 2 x 6x c
(D) 3
3 1
x x x 6x c
(E) 4 2
(8x 6) 2x 2 3x 5 dx ....
3
1
(A) (2x 2 3x 5) 3 2x 2 3x 5 c
3
1
(B) (2x 2 3x 5) 3 2x 2 3x 5 c
2
2
(C) (2x 2 3x 5) 3 2x 2 3x 5 c
3
3
(D) (2x 2 3x 5) 3 2x 2 3x 5 c
2
3
(E) (2x 2 3x 5) 3 2x 2 3x 5 c
2
2𝑥
18. Hasil dari ∫ 6 𝑑𝑥 = … .
√(2𝑥 2 +4)5
16
(A)
3
√2𝑥 2 +4+ 𝐶
16
(B) √2𝑥 2 −5+ 𝐶
2
16
(C) √(2𝑥 2 − 5)4 + 𝐶
2
6
(D) 3 √(2𝑥 2 − 5)4 + 𝐶
6
(E) 3 √2𝑥 2 + 4 + 𝐶
2 2
(B) 15 (3x x 2) x 1 c
2 2
(C) 15 (3x x 4) x 1 c
2 2
(D) 15 (3x x 2) x 1 c
2 2
(E) 5 ( x x 2) x 1 c
df ( x)
22. Diketahui 3 x . Jika f(4) = 19,
dx
maka f(1) = ....
(A) 2
(B) 3
(C) 4
(D) 5
(E) 6
d2y
kedua 12 x 2 2 . Diketahui f(0) =
dx
– 5 dan f(2) = 7, maka y = ....
(F) x4 – x2 – 5
(G) x4 – x2 + 5
(H) x4 + x2 – 5
(I) x3 – x – 5
(J) x3 – x + 5
d2y
turunan kedua 2 dan kurva itu
dx2
hanya mempunyai sebuat titik stasioner
pada x = 1. Jika kurva itu melalui titik
pusat (0, 0), persamaan kurva tersebut
adalah ....
(A) y = x2 + 2x – 6
(B) y = x2 – 2x + 6
(C) y = x2 – 2x
(D) y = x2 + 2x
(E) y = x2 + 2
DAFTAR PUSTAKA
BTA Grup (Bimbingan Tes Alumni), 2017. Modul Bimbingan Belajar Sukses UN dan
SBMPTN. Jakarta
James Stewart, 2002. Kalkulus Edisi Keempat, Jilid I. PT Gelora Eksara Pratama.
Penerbit Erlangga Jakarta
Khoe Yao Tung, 2012. Pintar Matematika SMA Kelas XII IPA. Penerbit ANDI
Yogyakarta
Varberg, Purcell, Rigdon, 2010. Kalkulu Edisi Kesembilan Jilid I, Penerbit Erlangga
Jakarta
allaboutlimit.blogspot.com/2014/05/sejarah-limit.html
http://www-history.mcs.st-and.ac.uk/Biographies/Cauchy.html